Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Nafas pengganti Bapak

POV = Sumaiyah
Mentari pagi menyeruak masuk di sela sela jendela rumahku, tubuhku terasa lemas saat kucoba untuk bangun dari tidur"oh tuhan apa yang kulakukan semalam"pikiran wanita setengah baya itu kembali mengingat kejadian tak lazim bersama Doni,si duda ganteng yang tak lain tetangganya.
Sumaiyah sebenarnya hanya ingin tahu seberapa cemburu suaminya,di saat pasangan lain ingin setia malah suaminya menginginkan ia bercinta dengan pria lain.
Perlahan sumaiyah mengingat kembali awal mula suaminya Sutikno menginginkan hal aneh ini.
Sejak diagnosa kena diabetes,mas Sutikno mulai beda, selain sering sakit dan mengharuskannya opname di rumah sakit,suamiku juga jarang menjamahku.
semula aku biasa saja,tapi lama kelamaan aku mulai uring uringan apalagi suamiku sering nongkrong di tetangga,hal itulah yang membuat kami sering cekcok.
tak terasa dua tahun lebih kami bak kucing dan anjing selalu cekcok,hingga kemaren tiba-tiba ia punya ide gila,ia aku istrinya di suruh bercinta dengan pria lain.
Aku marah sekali, bagaimanapun aku istrinya,aku bukan pelacur.
sejak gadis sampai sekarang aku belum pernah berpikir untuk selingkuh,dan tiba tiba suamiku membujukku untuk bercinta dengan orang lain,"ayolah ma,mas gak apa apa, Mas ikhlas apalagi mas tak bisa memberimu nafkah batin padamu"
bujuk mas Sutikno padaku.
"Nggak mas,nggak"jawabku ketus.
"Sekali saja ma,kamu tau kan Doni dia orang pilihanku ma,aku yakin mama gak uring-uringan lagi"rayu suamiku lagi.
"Deg"jantungku berdebar mendengar nama pria itu, Doni.
Doni kan tetanggaku,duda ganteng pemilik bengkel yang ku tau pria itu sangat sopan dan "ehm"otakku mulai nakal"Doni pria yang gagah,duh kenapa aku berdebar dan denyutan birahiku yang lama terpendam mulai bangkit.
kulirik suamiku,kulihat wajahnya sangat berharap aku mau dengan ide gilanya
"Baiklah mas sekali saja"jawabku datar,walau di dalam benakku aku mulai membayangkan apa yang akan terjadi malam nanti.
Dan pagi ini aku baru tahu kalau aku salah,harusnya aku bukan mau sekali,harusnya aku mau berkali kali"Doni,aku di buat terkencing kencing olehmu, pantesan almarhum istrinya sampai kurus la wong kontolnya bak monster,besar dan panjang,aku yang sudah beranak saja nyeri saat kontolnya baru masuk ke memekku"pikiranku makin melayang mengingat Doni pria yang mampu memberiku orgasme berkali-kali hingga memekku basah kuyup .
Hayalanku buyar saat suamiku Masuk ke kamar"dah bangun ma, gimana semalam, enakkan?"cerocos suamiku.
"biasa saja mas,aku melakukannya karena mas yang mau"jawabku munafik,dalam hatiku aku sebenarnya menginginkan lagi.
"Ku kira kamu puas ma,apa mungkin Doni bukan seleramu,ia ma mungkin kamu senang dengan pria yang masih muda"tanya suamiku polos.
"Gila mas,aku bukan perempuan nakal,aku istrimu"kujawab singkat.
"Ya ma kamu istriku,aku hanya ingin kamu bahagia dan kulakukan ini karena aku gak bisa memberikan kepuasan batin padamu ma,"suamiku menunduk sedih.
"Terserah kamu mas,aku heran sama mas, kenapa mas gak marah malah mencarikan jodoh buatku,mas sudah edan"kataku sambil bangkit dari ranjang.
"Sudahlah ma,aku hanya ingin kamu bahagia itu saja titik"suamiku menjawab sambil berlalu dari kamar.
Akhirnya aku beraktivitas kembali, setelah mandi seperti ibu ibu di desaku aku masak dan membersihkan rumah dan halaman.
Saat menyapu halaman itulah aku merasakan ada orang yang memperhatikan gerak gerikku,benar dugaanku saat ku lihat kanan kiri samping rumah, ada seseorang yang memberiku senyuman.
"siapa pemuda ganteng iitu,aku belum pernah melihatnya"pikirku penasaran.
"Rajin sekali Bu sumaiyah,pantesan rumahnya terlihat bersih dan rapi"sapa pemuda itu dari halaman sebelah.
"biasa saja dik,ini pekerjaan wajib"balasku sambil tersenyum lembut.
"memang Bu sumaiyah wanita idaman"jawab pemuda ganteng itu tenang,aku makin penasaran dan entah kenapa ada perasaan bangga saat sanjungan itu keluar dari seorang pemuda yang notabene usianya seumuran anakku.
"Oh ia dik,kamu siapa ya,ibu kok gak pernah lihat kamu di rumah Bu asih?"tanyaku penasaran.
"Waduh masa ibu lupa,aku Fahri"jawabnya.
aku kaget sekaligus malu,Fahri memang sejak lulus SMP di pondok pesantren, Fahri tak lain anak Bu asih, tetanggaku.
Sekilas anak itu berwajah tampan khas orang timur tengah,rambutnya ikal, hidungnya mancung kulitnya sawo matang,dan menurut gosip ,Fahri adalah anak Bu asih hasil pulang dari Arab Saudi.
Jujur semua warga kecewa karena saat nikah dengan suaminya,Bu asih baru 6 bulan pernikahan sudah melahirkan seorang putra.
warga mulai curiga apalagi wajah Fahri berbeda jauh dengan wajah pak Yanto suami Bu asih sekarang.
Karena sering di bully sejak keci,Fahri akhirnya di masukkan ke pesantren.
"Ya Tuhan,kamu Fahri ,duh sudah besar kamu ya"aku takjub dengan Fahri,anak kecil yang dulu sering main ke rumahku itu sekarang sudah besar dan wajah Fahri yang handsome banget,buatku deg degan saat obrolan kami makin cair.
"Ganteng dan penuh kharisma kamu Fahri"
pikirku yang mulai nakal.
 
POV = Sumaiyah
Mentari pagi menyeruak masuk di sela sela jendela rumahku, tubuhku terasa lemas saat kucoba untuk bangun dari tidur"oh tuhan apa yang kulakukan semalam"pikiran wanita setengah baya itu kembali mengingat kejadian tak lazim bersama Doni,si duda ganteng yang tak lain tetangganya.
Sumaiyah sebenarnya hanya ingin tahu seberapa cemburu suaminya,di saat pasangan lain ingin setia malah suaminya menginginkan ia bercinta dengan pria lain.
Perlahan sumaiyah mengingat kembali awal mula suaminya Sutikno menginginkan hal aneh ini.
Sejak diagnosa kena diabetes,mas Sutikno mulai beda, selain sering sakit dan mengharuskannya opname di rumah sakit,suamiku juga jarang menjamahku.
semula aku biasa saja,tapi lama kelamaan aku mulai uring uringan apalagi suamiku sering nongkrong di tetangga,hal itulah yang membuat kami sering cekcok.
tak terasa dua tahun lebih kami bak kucing dan anjing selalu cekcok,hingga kemaren tiba-tiba ia punya ide gila,ia aku istrinya di suruh bercinta dengan pria lain.
Aku marah sekali, bagaimanapun aku istrinya,aku bukan pelacur.
sejak gadis sampai sekarang aku belum pernah berpikir untuk selingkuh,dan tiba tiba suamiku membujukku untuk bercinta dengan orang lain,"ayolah ma,mas gak apa apa, Mas ikhlas apalagi mas tak bisa memberimu nafkah batin padamu"
bujuk mas Sutikno padaku.
"Nggak mas,nggak"jawabku ketus.
"Sekali saja ma,kamu tau kan Doni dia orang pilihanku ma,aku yakin mama gak uring-uringan lagi"rayu suamiku lagi.
"Deg"jantungku berdebar mendengar nama pria itu, Doni.
Doni kan tetanggaku,duda ganteng pemilik bengkel yang ku tau pria itu sangat sopan dan "ehm"otakku mulai nakal"Doni pria yang gagah,duh kenapa aku berdebar dan denyutan birahiku yang lama terpendam mulai bangkit.
kulirik suamiku,kulihat wajahnya sangat berharap aku mau dengan ide gilanya
"Baiklah mas sekali saja"jawabku datar,walau di dalam benakku aku mulai membayangkan apa yang akan terjadi malam nanti.
Dan pagi ini aku baru tahu kalau aku salah,harusnya aku bukan mau sekali,harusnya aku mau berkali kali"Doni,aku di buat terkencing kencing olehmu, pantesan almarhum istrinya sampai kurus la wong kontolnya bak monster,besar dan panjang,aku yang sudah beranak saja nyeri saat kontolnya baru masuk ke memekku"pikiranku makin melayang mengingat Doni pria yang mampu memberiku orgasme berkali-kali hingga memekku basah kuyup .
Hayalanku buyar saat suamiku Masuk ke kamar"dah bangun ma, gimana semalam, enakkan?"cerocos suamiku.
"biasa saja mas,aku melakukannya karena mas yang mau"jawabku munafik,dalam hatiku aku sebenarnya menginginkan lagi.
"Ku kira kamu puas ma,apa mungkin Doni bukan seleramu,ia ma mungkin kamu senang dengan pria yang masih muda"tanya suamiku polos.
"Gila mas,aku bukan perempuan nakal,aku istrimu"kujawab singkat.
"Ya ma kamu istriku,aku hanya ingin kamu bahagia dan kulakukan ini karena aku gak bisa memberikan kepuasan batin padamu ma,"suamiku menunduk sedih.
"Terserah kamu mas,aku heran sama mas, kenapa mas gak marah malah mencarikan jodoh buatku,mas sudah edan"kataku sambil bangkit dari ranjang.
"Sudahlah ma,aku hanya ingin kamu bahagia itu saja titik"suamiku menjawab sambil berlalu dari kamar.
Akhirnya aku beraktivitas kembali, setelah mandi seperti ibu ibu di desaku aku masak dan membersihkan rumah dan halaman.
Saat menyapu halaman itulah aku merasakan ada orang yang memperhatikan gerak gerikku,benar dugaanku saat ku lihat kanan kiri samping rumah, ada seseorang yang memberiku senyuman.
"siapa pemuda ganteng iitu,aku belum pernah melihatnya"pikirku penasaran.
"Rajin sekali Bu sumaiyah,pantesan rumahnya terlihat bersih dan rapi"sapa pemuda itu dari halaman sebelah.
"biasa saja dik,ini pekerjaan wajib"balasku sambil tersenyum lembut.
"memang Bu sumaiyah wanita idaman"jawab pemuda ganteng itu tenang,aku makin penasaran dan entah kenapa ada perasaan bangga saat sanjungan itu keluar dari seorang pemuda yang notabene usianya seumuran anakku.
"Oh ia dik,kamu siapa ya,ibu kok gak pernah lihat kamu di rumah Bu asih?"tanyaku penasaran.
"Waduh masa ibu lupa,aku Fahri"jawabnya.
aku kaget sekaligus malu,Fahri memang sejak lulus SMP di pondok pesantren, Fahri tak lain anak Bu asih, tetanggaku.
Sekilas anak itu berwajah tampan khas orang timur tengah,rambutnya ikal, hidungnya mancung kulitnya sawo matang,dan menurut gosip ,Fahri adalah anak Bu asih hasil pulang dari Arab Saudi.
Jujur semua warga kecewa karena saat nikah dengan suaminya,Bu asih baru 6 bulan pernikahan sudah melahirkan seorang putra.
warga mulai curiga apalagi wajah Fahri berbeda jauh dengan wajah pak Yanto suami Bu asih sekarang.
Karena sering di bully sejak keci,Fahri akhirnya di masukkan ke pesantren.
"Ya Tuhan,kamu Fahri ,duh sudah besar kamu ya"aku takjub dengan Fahri,anak kecil yang dulu sering main ke rumahku itu sekarang sudah besar dan wajah Fahri yang handsome banget,buatku deg degan saat obrolan kami makin cair.
"Ganteng dan penuh kharisma kamu Fahri"
pikirku yang mulai nakal.
Getaran aneh itu perlahan Muncul,
"Getaran apa ini,duh sumaiyah kamu ini kayak masih gadis saja,Fahri pantasnya jadi anakmu,bukan jadi kekasihmu"
pikiranku makin nakal, seiring obrolanku dengan Fahri,aku seakan punya hayalan gila, membuatku sering gak nyambung saat Fahri mengulangi kata atau pertanyaan yang membuat obrolan kami kadang gak jelas.
Dalam pikiran sumaiyah,hanya satu" ia aku hanya ingin pemuda ini jadi kekasihku"
maafkan aku mas,istrimu mulai nakal.
 
POV = Sumaiyah
Tak terasa obrolan kami sudah sejam lebih,akupun pamit karena pekerjaan di dapur harus ku bereskan.
Saat masuk ke rumah,aku kaget karena suamiku sudah duduk di ruang tamu,dan sepertinya mas Sutikno tau kalau aku dan Fahri ngobrol lama di halaman rumah
"Ma kok senyum senyum tadi ngobrolnya"tanya suamiku,"mas ini,aku gak nyangka Fahri sudah gede ya mas"jawabku sambil duduk di samping suamiku.
"Ya sudah gede, ganteng lagi, kayaknya mama suka model berondong kayak Fahri?"tanya suamiku penasaran,"mas ini,dia itu seumuran anak kita"jawabku singkat,"ma malah itu yang jos,aku yakin Fahri masih perjaka ma,perjaka ma bisa mama awet muda Lo"seloroh suamiku,"mas ini gila ya,masak anak pesantren kayak Fahri mas suruh aku rayu"tatapku tajam ke mas Sutikno,"ma sudahlah,ajak Fahri ke kebun kita,rayu dia,mama cantik dan menarik,aku yakin perjakanya bisa mama ambil"jawaban suamiku membuatku panas dingin,bagaimana tidak aku seorang istri yang terkenal baik dan sopan di kampungku harus menggoda Fahri.
"Ma biar aku yang suruh Fahri nemenin mama ke kebun,alasan ambil kelapa atau apa kek?aku yakin ia takkan menolak",bujuk suamiku,"mas aneh,mas sepertinya menginginkan aku jadi wanita gak bener mas,"tatapku tajam,aku meyakinkan hatiku apakah benar ada suami yang sudah lama menjadi imamku di rumah tanggaku menghendaki istrinya jadi wanita penuh dosa
"Ma ,aku ingin kamu bahagia itu saja,toh ini rahasia aku dan kamu, apalagi rasa sayang dan cintaku takkan berubah sama mama,mama masih bergairah sudahlah ma aku sekarang mau ke Fahri"suamiku menjawab dan langsung pergi dan kuyakin ia ke rumah Fahri.
Aku hanya terdiam,dalam benakku apa sebenarnya yang di harapkan suamiku padaku,kenapa ia menginginkan istrinya di nikmati orang lain,semua pertanyaan itu tak bisa kujawab.
Aku kaget saat suamiku memanggilku",ma,Fahri sudah siap"jelas kudengar kata Kata itu terdengar dari bibir suamiku,ku lihat Fahri dengan memakai celana pendek warna biru dan kaos oblong ketat berwarna putih berdiri di samping suamiku,Fahri tersenyum.
Senyuman manis dari pemuda ganteng yang usianya baru 17 tahun itu membuatku bergetar,"mari Bu sumaiyah Fahri antar"kata kata sopan itu terlontar dari pemuda polos yang ku akui tubuhnya tinggi dan atletis, gemuruh dadaku terasa berdesir,aku bingung,apa yang harus kulakukan.
"Ma,keburu siang Lo"pinta suamiku.
"i i a mas"jawabku linglung,
"Fahri lewat jalan setapak di belakang saja ya,kamu tahu kan kebunku?"perintah suamiku pada Fahri,
"Tau pak,dulu semasa kecil aku sering kesana, apalagi di kebun itu ada sumber airnya aku sering mandi di sana sama teman sd"jawab Fahri yang tak tau maksud nakal suamiku.
"Sebelumnya bapak makasih sama kamu,bapak sudah gak kuat kalo ke kebun jadinya bapak minta tolong sama kamu buat nganterin ibu"kembali suamiku berkata meyakinkan pemuda ganteng yang di suruh rayu ke istrinya ini,"oh mas gila Kamu,apa aku bisa mengambil perjakanya,duh aku kok ikut gila"pikirku sambil tersenyum sendiri, memikirkan kegilaan ini.
"Mari Bu"ajak Fahri padaku.
"Ya Fahri,ibu ambil kerudung dulu"jawabku gelagapan,"ibu ini masa ke kebun pake kerudung kan bukan ke pengajian,toh bareng Fahri"kembali suamiku berkata,
"Ya Bu betul kata pak tik,tenang saja bareng Fahri"Fahri menimpali kata kata suamiku,"ya udah kalau begitu kita berangkat Fahri "ajakku.
Aku berdebar,entah kenapa aku mengiyakan kemauan suamiku.
Hanya berdaster panjang khas ibu ibu,aku dan Fahri akhirnya berangkat juga ke kebun.
Kami Berjalan kaki lewat jalan setapak di belakang rumah,jarak rumah dan kebunku hampir 1 km membuatku harus berjalan di depan Fahri karena kondisi jalan setapak itu sempit.
Entah kenapa aku merasa Fahri memperhatikan ku,aku yakin mata Fahri bisa melihat' pantat semok ku dari belakang,untung aku tadi pakai parfum dan Kuyakin wangi tubuhku jadi pengharum hidung mancungnya,entah kenapa aku makin berdebar, apalagi jalan itu sepi membuat aku ingin nakal pada Fahri.
"Mas maafin aku ya,aku jadi wanita nakal,wanita penggoda,mas gila dan aku ikut gila"pikirku makin gelisah.
"Jauh ya"kataku memecah kesunyian,"dekat kok Bu,itu kan kebun ibu sudah kelihatan"Fahri menjawab sambil tersenyum,"duh senyuman pemuda ganteng ini manis sekali,senyuman fahri seakan membuat ku bergairah,aku berpikir dan bisikan setan birahi mulai datang mengisi batinku.
"Fahri memang di kebun ibu ada sumber airnya"tanyaku sambil melihatnya di belakang,
"Ada Bu, di tengah kebun sana di bawah pohon rindang itu Bu"Fahri menunjuk ke pepohonan.
"Kita kesana ya,ibu malah gak tau klo ada sumber airnya"pintaku pada Fahri.
"Ha ha ha ibu di rumah saja sih"jawab Fahri renyah,gigi putihnya terlihat rapi dan bersih, gerahamnya terlihat kokoh,desiran kagum kembali merasuk di dadaku.
Tak terasa kami saling tatap, senyumanku di balasnya penuh arti,dan tiba tiba aku punya keberanian yang di luar nalar.
Ku genggam tangannya,"ayo Fahri cepet,ibu pengen tau sumber itu"ajakku lembut,"ayo Bu"Fahri meraih tanganku,kamipun berjalan saling genggam hingga tak terasa kami sudah sampai di sumber air yang jernih,di bawah pepohonan terasa sejuk.
"Fahri dulu kamu mandi di sini?"tanyaku pada Fahri yang tubuhnya berkeringat,entah kenapa aku makin berdebar melihat butiran keringatnya yang membasahi kaos ketat itu dan "ser" aku rasakan cairan kemaluanku menetes ,tak kusangka aku merasakan nikmat,nikmat hanya bersama pemuda tampan,bertubuh atletis ini.
Bisikan dan rayuan birahi semakin menjalar di tubuh montok ku,
"Ya Bu,mandi di sini segar,aku Jadi ingin mandi"jawaban itu sungguh membuatku tersenyum "ibu juga pengen,melihat sumber bersih begini siapa yang gak mau mandi Fahri,tapi ibu takut ada orang yang melihat"aku menoleh ke kanan ke kiri memastikan di tempat ini tak ada orang lain selain. Aku dan Fahri.
"Di sini sepi sih Bu,kalau ibu mandi biar Fahri yang jaga"jawab Fahri polos padaku,
"Mandi bareng saja,kalau sendirian ibu takut"celetukku ke Fahri,pemuda itupun tersipu malu,
"Tapi Bu"Fahri memandangku ,tatapan takut bercampur penasaran dari pemuda yang baru menginjak dewasa itu ku balas dengan senyuman penuh arti"tenang saja Fahri,aku gak akan cerita ke siapapun,toh pak Sutikno mu tadi kan nitipi ibu sama kamu,jadi kamu ya wajib menjaga ibu"jawabku ngaco, sambil berbisik pada Fahri,
"Ayo mumpung sepi"tanganku menarik tangannya menuju sumber mata air.
Aku makin berdebar,"mas maafkan aku,rasanya sungguh menggoda,gila aku rasakan sensasi yang belum pernah kurasakan mas,duh basah memekku mas, duhh"pikiranku makin kacau,dan bisikan birahi itu semakin menerjang kuat,"mas aku wanita nakal mas, perjaka Fahri akan kurenggut,dan pastinya kata mas benar aku akan awet muda,mas aku wanita nakal"
Ku hirup udara sejuk ini,aku pandang Fahri "Fahri ayo mandi"ajakku sambil menarik daster berwarna merah bergambar bunga 🌹🌹 mawar milikku ke atas,ku biarkan tubuh montokkku yang kuning Langsat ini terlihat Fahri,bh berenda berwarna merah maroon dan CD yang juga warnanya sama dengan bhku ,ku pertontonkan padanya.
"Fahri Kitakan gak bawa baju ganti,jadi ya harus telanjang bulat,kalau baju di pakai mandi,bisa kedinginan Lo"sambil berbicara aku lepas bh ku, mata Fahri tak berkedip melihat payudara besarku yang menggantung di dadaku,ku biarkan Fahri melihat payudara mulusku,kembali kurasakan kemaluanku berkedut"ehhh"desahku menahan geli dan nikmat.
Fahri Belum sadar dari lamunannya, nafasnya naik turun,aku makin berani ku tarik CD ku hingga terlepas "mas,tubuh istrimu yang mulus ini sekarang bukan punyamu saja,ada Fahri mas yang menginginkan istrimu" bisikan nakal birahi makin menggelora,
Aku berjalan turun ke sumber mata air yang dalamnya hanya 1 meter ini,"Fahri lepas bajumu,ayo katanya mandi"ku lambaikan tanganku padanya.

"Ya Bu sumaiyah, sebentar tak lepas pakaianku"jawab Fahri singkat,aku tertegun melihat Fahri"tubuhnya bidang dan atletis,dan mataku makin binal saat benda di selangkangan Fahri terlihat jelas,
Kaos dan celana pendeknya di buang di samping dasterku,
Aku berdebar tak karuan saat ia menghampiriku,aku mendekat kami saling pandang,"Fahri kamu ganteng sekali"bisikku padanya, tanganku meraih kontol Fahri"duh mas,punya Doni kalah sama punya Fahri, apalagi punyamu yang kecil itu"aku remas kontol big size milik Fahri,"Bu ohhh "Fahri menciumku,""Fahri kamu ganteng sekali",ku balas ciuman Fahri lebih ganas,""Bu sumaiyah cantik, sejak kecil aku suka sama ibu,ibu idolaku"Fahri berbisik sambil meremas pinggul semokku,"kenapa gak ngomong dari dulu kekasihku"aku menjawab sambil ku pijat kontol Fahri yang makin keras,dan makin panjang "aku takut Bu, apalagi ibu masih bersuami.

"Jangan perduli kan pak Sutikno mu,aku milikmu Fahri"bisikku manja,aku berbalik arah,sambil nungging ku dekatkan pantat semok Ku padanya,
"Kuraih kontol panjang Fahri,ku posisi kan pas di lubang memekku yang gatal tak karuan. Aku Ingin cepat cepat di masukin kontol milik Fahri "tekan Fahri"
"Bretttt breett breett""
",,Duhhhh enak kontol besarmu Fahri,,duhhh mentok di ulu hatiku Sayang"
"Tarik,tusuk lagi sayang"
Terus tarik

Tusuk lagi
Tusuk yang kuattt"
"Ohhhh Bu enak ,gatel,geli achhhhh"
 
POV = Sumaiyah
Tubuh mulusku di peluk dari belakang sama Fahri,kontolnya keluar masuk di memekku yang tak hentinya meneteskan cairan kenikmatan,"cup cup cup"bibir kami menyatu,tangan kekar Fahri meremasi kedua payudaraku sungguh permainan yang eksotis.
"Fahri ehhhh ehhh, dalam banget aduhhh, mentok sayang"desahku pada pemuda yang tak hentinya mempermainkan tubuh montokku ini.
"Bu sumaiyah enak sekali, achhhh achhhh hhhhhhh"desah Fahri sambil menciumku,"kalau enak teruskan Fahri, eh ehhhh ehhh "aku tak kuasa lagi menahan cucuran orgasmeku"peluk erat aku Fahri ehhhh ehhh uhhh aku keluar Fahri achhhh achhhh achhhh"tubuhku bergetar hebat,dan memekku tak kuasa menahan aliran deras orgasmeku"serrrrrrrrrr creet serrrrrrrrrr creet serrrrrrrrrr creet "kupandangi wajah tampannya,wajah Fahri penuh kepuasan.
Aku kaget saat kurasakan kontol Fahri makin membesar di dalam memekku,rasanya makin nikmat terasa mau lepas memekku saat kontol besarnya ia tarik,aku makin bergairah saat ia sodokkan lagi ke memek tembemku rasanya seperti mau amblas daging berbulu yang sudah merasakan dua kontol pria lain selain suamiku.
"Bu sumaiyah oh enak sekali Bu,achhh achhh" Fahri makin kuat mengocok memekku,"terus sayang,uhhhh terus enak sayang"desisku manja.
Fahri makin buas menusukkan kontolnya ke memekku,"Bu enak aku mau achhhhh achhhh achhhh achhhh achhhh hhhhhhh".
kontol berjamur milik fahri kurasakan memuntahkan cairan kental banyak sekali,hingga meluber di selangkang kita berdua.
Pemuda itu tersengal sengal merasakan kehangatan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya dari seorang wanita
"Bu enak sekali ohhhhh ohhhhh"perlahan kontol itu menyusut dan keluar dari dalam memekku.
Pipiku memerah saat melihat luapan cairan kenikmatan di sele sela pahaku,aku langsung merunduk mandi,Fahri mengikutiku,kami berendam di sumber air yang dalamnya hanya satu meter itu.
"Jangan ceritakan ke siapapun Fahri"kataku
Sambil bersandar di dada bidangnya yang di penuhi bulu.
"Ya Bu sumaiyah,tapi gimana kalau aku ketagihan"jawabnya sambil memeluk tubuh sekalku"emmmm rumah kita kan dekat,asal ada kesempatan ibu akan memberikan kenikmatan yang baru kamu rasakan"jawabku.
"Enak banget Bu,jadi pengen lagi"bisik Fahri sambil mencium leherku yang Mulus,
"Dasar berondong baru saja crot sudah ngaceng lagi"pikirku,apalagi kurasakan kontol itu bergerak di punggungku.
"Bu lagi yuk" bisik Fahri.
"Ayo Fahri,tapi jangan di sini dingin"pintaku,
"Bu sumaiyah di sana kayaknya ada pondok"Fahri menunjuk tempat yang jaraknya hanya 10 meter dari sumber tempat kami mandi,
"Ayo Bu di sana saja"ajak Fahri.
Aku menuruti kemauannya apalagi aku merasakan getaran birahi yang makin membara.
Kita berdua berjalan dalam keadaan bugil ke pondok itu,entah kenapa aku merasakan sensasi yang luar biasa.
"Fahri kamu luar biasa,buat aku merasakan nikmat,Fahri kamu kekasihku"
Pikirku memuji pemuda yang akan ku bawa ke nikmat hubungan percintaan yang terlarang ini.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd