Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Nafas pengganti Bapak

Perangkap Asmara
Seorang wanita terlihat gelisah di dalam kamarnya,"kok bisa Fahri tertangkap warga di rumah Bu sumaiyah,aku harus berhati hati berhubungan dengan pria untung bukan aku yang ketangkap"pikir nyai Sumarni sambil membolak balikkan bantal,janda cantik almarhum Pak Modin itu bersyukur karena bukan dia yang kepergok warga,nama baiknya yang terkenal alim dan selalu menjaga kehormatannya pasti tercoreng apabila ia ketahuan berzina dengan pria yang bukan suaminya.
Sumarni sedih saat tahu Fahri di usir warga karena ketahuan selingkuh dengan Bu sumaiyah, apalagi Fahri adalah pemuda yang memberikan kenikmatan saat ia kesepian, sebenarnya ada pak Suryo tapi Sumarni mulai menjaga jarak ia takut warga curiga padanya karena ia dekat dengan pria yang merawat kebun dan sawahnya,ia takut akan resiko yang ia terima bila ia meneruskan hubungannya dengan pak Suryo.
Janda beranak dua itu memendam hasrat biologisnya, bagaimanapun ia tak ingin nama baik almarhum suaminya juga ikut tercoreng karena kecerobohannya.
Diam diam Sumarni memikirkan cara agar ia bisa mendapatkan kehangatan dari seorang pria,"dulu almarhum suamiku kan ingin membuat panti asuhan, kenapa ide itu tak ku teruskan,aku yakin pasti ada anak cowok yang ganteng, gagah yang bisa ku pelihara,ya ide itu bagus sekali aku yakin warga desa tak akan curiga kalau ada keinginan lain dariku"janda cantik semok itu tersenyum saat idenya akan ia laksanakan.

Sebulan kemudian,sebuah rumah sudah berdiri di samping rumah Sumarni,walau bangunan itu menelan biaya yang besar Sumarni mampu membiayai panti asuhan yang untuk pertama kalinya di bangun di desanya.
Selain sumbangan dari warga sekitar, pembangunan panti itu juga di bantu pemerintah desa, bahkan kecamatan juga memberi dana yang cukup besar, hingga Sumarni tak menyangka uang yang ia terima hampir 1 milyar,wanita yang usianya genap 38 tahun itu tak menduga apalagi biaya yang ia habiskan hanya sekitar 300 juta,diam diam uang itu ia tabungkan,dan entah kenapa Sumarni malah membeli perhiasan dan beberapa pakaian bagus sisa dari uang yang ia tabungkan.
Dalam benak Sumarni"toh aku juga bekerja,karena kalau bukan ideku gak mungkin ada panti di desa ini,apa salahnya aku menggunakan uang itu"pikir Sumarni sambil tersenyum.
Panti itu perlahan di isi beberapa anak, karena di desa panti itu isinya hanya ada 6 orang,4 cewek dan 2 cowok.
Rata rata usia mereka di bawah 10 tahun,hanya ada satu anak yang usianya 16 tahun,untuk cewek rumahnya sendiri yang ia buat tempat tinggal Mereka,sedang yang cowok tinggal di sebelah di bangunan yang baru.
Kedua putrinya juga terlihat senang karena rumahnya sekarang ramai,Nyai Sumarni perlahan mengajari mereka untuk mandiri,selain masak,anak yatim itu juga mencuci pakaiannya sendiri hingga janda cantik semok itu tak kewalahan.
Sumarni makin di hormati dan di segani warga,karena selain terkenal alim ia juga dermawan,hingga banyak orang mulai memberikan donasi pada panti yang ia bangun.
Anak panti itu terlihat bahagia, selain baju baru,sekolah gratis mereka juga sangat terawat, apalagi nyai Sumarni sangat sabar membuat anak anak panti itu makin betah dan perlahan anak anak itu mengidolakan nyai Sumarni.
Hal itu juga di rasakan Sulton,Sebagai anak panti yang paling besar karena usianya 16 tahun dan duduk di kelas 2 Aliyah ia sangat menghormati nyai Sumarni,sulton selalu membantu teman pantinya yang usianya di bawahnya, apalagi tatkala Bu nyai Sumarni yang menyuruh pasti dengan cepat ia laksanakan perintahnya.
Sulton juga merasa di istimewa kan karena ia sering di ajak belanja oleh Bu nyai sumarni,dan uang sakunya sering ia rasakan terlalu banyak buat anak seusianya.
Sumarni memang selalu memperhatikan Sulton,wajah Sulton memang tampan,mirip orang Pakistan.
Walau usianya baru 16 tahun Sulton tubuhnya bongsor,dengan tinggi 175 cm dan berat badan 78 kg ia terlihat tinggi tegap.
Menurut warga sekitar almarhum ibunya dulu pernah bekerja di Kuwait,dan saat pulang dalam keadaan hamil,alm. Ibu Sulton bilang kalau sudah menikah di Kuwait dan Bapaknya meninggal, setelah melahirkan Sulton ibunya juga sakit sakitan dan akhirnya meninggal juga,iapun di rawat sang paman.
Karena keadaan ekonomi sang paman yang serba kekurangan Sultonpun di daftarkan di panti yang baru di buat Nyai Sumarni sama sang Paman.
Sumarni sering mengajak Sulton belanja kebutuhan panti,selain Sulton bisa naik sepeda motor,pemuda itu juga anak panti paling besar jadi ia merasa aman kalau di temani Sulton.
Sumarni sangat menjaga pandangan warga,jadi saat di bonceng sama Sulton ia pasti menjaga jarak.
Beda halnya saat ke kota atau saat jalan sepi,Sumarni terkadang menempel pada tubuh Sulton, Desiran dan debaran aneh terasa saat benda hangat itu tanpa sengaja menempel di di bahu sang pemuda yang perjaka tulen.
Sumarni sebenarnya ingin memberi signal ke Sulton yang masih lugu,tapi janda setengah baya itu tak ingin ia di anggap wanita murahan jadi ia tak seagresif saat berhubungan dengan Fahri dan pak Suryo.

Malam itu hujan deras mengguyur di desanya, Sumarni terbangun dari ranjangnya semula ia ingin tidur tapi entah kenapa ia merasakan dingin yang teramat dalam menusuk kulitnya,hingga ia merasakan gairah birahinya muncul apalagi 2 bulan ini ia tak pernah melakukannya.
Sumarni memperhatikan keadaan rumah,dua putrinya dan 4 anak perempuan pantinya terlihat tidur pulas, Sumarni yang hanya memakai daster perlahan ke dapur ia buka pintu dan perlahan menuju ke rumah sampingnya lewat belakang rumah,ia tahu letak jendela kamar Sulton"ton ton"panggil Sumarni yang kehujanan, Sulton yang belum tidur terbangun,ia sangat kenal suara itu,
"Ya Bu nyai"jawabnya dari dekat jendela,
"Buka pintu belakang ton"perintah Sumarni,Sulton langsung bergegas ia belakang membuka pintu untuk pemilik panti yang sangat ia hormati.
Sumarni langsung masuk,"Bu nyai hujannya deras kok gak pakai payung"tanya Sulton yang menunduk menjaga pandangannya saat melihat nyai Sumarni.
Pemilik panti itu hanya memakai daster panjang dan tak memakai jilbab,rambut Sumarni yang panjang hitam legam hanya ia kuncir dengan tali rambut,dan melihat itu membuat Sulton gugup apalagi semerbak harum tubuhnya terhirup kuat oleh hidungnya"wangi sekali,pasti parfum bu nyai mahal"pikir Sulton yang gugup.
"Maafin ibu ton malam malam bangunin kamu"ucap Sumarni yang dasternya agak basah karena hujan,
"Gak apa apa nyai,ada yang bisa saya bantu hingga Bu nyai malam malam datang kesini?"tanya Sulton pelan,
"Tubuh ibu sakit semua ton,mungkin ibu kecapekan kalau kamu bisa ibu minta tolong kamu pijitin"pinta nyai Sumarni ke Sulton yang langsung kaget,
"Bi bi bisa nyai,tapi saya gak pernah mijit"jawab polos Sulton.
"Gak apa apa ton,ibu yakin lama lama asal kamu belajar pasti kamu bisa,yang penting jangan kuat kuat,ibu takut sakit"jawab Sumarni,"ya nyai aku akan belajar"jawab Sulton gemetar.
",ayo di kamar ibu saja "ajak Sumarni,
"ia nyai"Sulton langsung setuju dan mengikuti langkah orang yang paling ia segani,tak lupa ia tutup pintu dan melangkah menuju rumah sebelah.
"Ayo masuk jangan berdiri di situ saja"ucap lembut Sumarni ke Sulton yang terlihat gelisah.
Kamar itu terlihat mewah,selain ranjang berkasur bak hotel,kamar beraroma harum itu ada juga lemari baju dan meja rias yang terbuat dari kayu jati juga,Sulton tak pernah melihat ruanga seperti itu hingga Ia takjub,
"Kamar Bu nyai bagus sekali"ujar Sulton,
"Kamu suka kamarku?,asal kamu merahasiakan ke siapapun kamu boleh sering di sini"ucap Sumarni tersenyum melihat tingkah Sulton,
"Bu nyai bisa saja,ini kan kamar pribadi Bu nyai,yang bolehkan cuma yang muhrim sama Bu nyai"jawab Sulton gugup,
",wah pinter kamu,tapi ibu juga boleh mengajak seseorang yang special buat ibu untuk kesini"ucap Sumarni yang perlahan duduk di ranjang empuknya,
"Maksud ibu aku aku special buat ibu nyai"
Jawab Sulton makin gelisah,
"Ya kami special ton,maafin ibu semenjak kamu datang ke panti,ibu selalu mikirin kamu"ucap Sumarni memandang Sulton,
Sulton perlahan menatap wanita yang sangat ia hormati itu,"kamu ganteng,gagah dan baik ton"puji Sumarni, entah kenapa Sumarni tak malu mengatakannya,apa karena Sulton masih muda dan polos, perlahan Sumarni menatap Sulton yang berdiri di depan nya,mata janda cantik itu tertuju pada sarung yang malam itu di pakai Sulton,sarung Sulton bergerak makin maju,Sumarni tahu itu kemaluan Sulton yang meronta karena terangsang.
,"makasih nyai" jawab Sulton yang tak bingung harus berbuat apa,
Sumarni tak ingin ia di cap wanita nakal,ia tahan getaran birahinya.
Ia penasaran apa yang akan di perbuat Sulton,"akankan ia mengerti signal gairahku"bisik hati Sumarni makin bergairah,
Sumarni perlahan rebah di ranjang,"pijit bahuku ya ton"ucap Sumarni lembut,
Sang pemuda perlahan duduk pinggir ranjang,""nyai Sumarni cantik sekali,selain hatimu baik bak malaikat,aku juga kagum sama ibu,rambut ibu panjang hitam,duh kulit ibu mulus sekali,belum lagi tonjolan pantatnya Duh besar banget,apa ini yang kata teman teman di kelas pinggul semok"desir hari Sulton makin bergemuruh,pemuda itu perlahan menjamah bahu nyai Sumarni yang memakai daster panjang,terasa tangan kekarnya merasakan daging padat tubuh wanita yang sangat ia segani.
Sulton gemetar memijat nyai sumarni,pemuda itu tak menyangka akan merasakan kehangatan dari bahu sang pemilik panti.
Wajah Sumarni tenggelam di bantal empuknya,entah kenapa ia penasaran akan apa yang di perbuat Sulton,ia ingin Sulton yang lebih berani dan lebih nakal pada tubuhnya, perasaan itu makin membuatnya bergairah.
Sulton dengan hati hati memijit,ia llirik pantat Bu nyai Sumarni yang besar,dalam hatinya ia ingin memegang dan meremasnya tapi keberanian itu perlahan sirna,ia takut dan rasa hormatnya pada nyai sumarni begitu besar"duhhh aku tak boleh berbuat nakal, apalagi Bu nyai sumarni wanita yang alim,tapi ohhhh aku pengen sekali memegangnya apa aku pamit saja siapa tahu Bu nyai Sumarni mau"bisik hati nakal Sulton,
"Nyai mijitnya di bahu saja atau semuanya "tanya Sulton gemetar,
Sumarni tersenyum mendengarnya,"kamu bilang apa Sulton"goda Sumarni,
"Bu nyai pijit di bahu atau seluruh tubuh"ucap Sulton yang takut kalau menyinggung perasaan Sumarni,
"Di bahu saja ton,kalau seluruh tubuh jangan,kecuali ia suamiku"jawab Sumarni yang menggoda Sulton,
",ia ia nyai"pemuda itu gemetar, tangannya terus memijit bahunya, matanya tak bisa berkedip melihat gundukan montok pantat nyai Sumarni,
"Apa nyai sumarni sudah punya ca calon suami?",tanya Sulton nekat,
"Ada,tapi ibu takut cinta ibu di tolak,Sebab ia masih muda,tampan ibu kan janda punya anak dua lagi"jawab Sumarni lembut,
"Si si sapa di A dia Bu nyai"tanya sulton gugup tak karuan,dalam hati kecilnya entah kenapa Sulton berharap ialah calon suaminya.
Jantung Sulton berdebar tak karuan,ia belum pernah merasakan hal seperti ini,berdua bersama lain jenis.
"Kontolku kok ngaceng dan keras"Sulton makin gelisah..
🥳🥳
 
Terima kasih sudah diapdet huu:beer:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd