Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Nani --> Pembantuku yang menggairahkan

Salam damai para pembaca..gw menulis cerita ini berdasarkan pengalaman pribadi gw sendiri, nama dalam cerita ini gw samarkan demi keamanan bersama..hehe..
Sebelumnya gw sudah pernah menulis cerita ini dengan judul yang berbeda, dan ada beberapa bagian yang gw potong memang, jadi kalo pembaca yg sdh pernah baca sebelumnya, ya memang itu tulisan gw juga..tapi ada tambahannya dalam cerita ini, dan ada sedikit-sedikit perbaikan.. Buat suhu-suhu yang udah pernah baca, anggep aja nostalgia membacanya, karena cerita gw yang lama udah ada di belakang-belakang sana..hehe..
Bagi suhu-suhu yang belum pernah baca, selamat menikmati..hehe..


----------------------------------------------------------

NANI, PEMBANTUKU YANG MENGGAIRAHKAN

Doni, begitu semua orang memanggilku, aku adalah seorang pria berumur 30 tahun, memiliki tinggi badan 174 cm dan badan yang cukup tegap, wajah yang kata orang cukup ganteng karena dianugerahi hidung yang cukup mancung. Meskipun aku tidak memiliki kulit yang putih seperti kebanyakan bintang film, tapi aku tak memungkiri kalau dulu aku sempat gampang sekali mendapatkan wanita selama masaku SMA dan kuliah. Semua wanita yang aku inginkan pasti bisa kudapatkan. Cap “Playboy” dan “Don Juan” pun menancap padaku karena terlalu sering berganti pacar, belum lagi terhitung teman mesra atau apalah istilahnya. Dan aku tidak memungkiri kalau semasa mudaku dulu, aku sering menikmati tubuh wanita, karena memang tubuh wanita diciptakan untuk dinikmati pria, setidaknya itu menurutku (gw yakin para pembaca juga banyak yang berpendapat sama dengan gw kan? Hehe..).
Tapi sekarang masa mudaku sudah lewat, sekarang aku sudah berkeluarga, dengan satu Istri cantik yang bekerja di sebuah perusahaan swasta, Viona namanya. Dan aku juga dikaruniai seorang anak perempuan yang sangat lucu, bernama Diana, yang sekarang masih berumur 2 tahun. Aku adalah seorang pegawai untuk sebuah instansi, dinasku di sebuah kota kecil diujung Indonesia, jauh dari kampung halamanku dan Viona. Aku dan keluargaku tinggal di rumah yang disediakan oleh instansiku, karena memang kedudukanku di instansi tersebut sudah lumayan tinggi, sehingga instansiku menyediakan fasilitas rumah, mobil, beserta sopirnya.
Rumah kami hanya memiliki empat kamar, dan rumahku terletak sangat dekat dengan kantorku, dirumah aku tinggal bersama keluarga kecilku, sopirku, dan satu orang pembantu yang merangkap sebagai babysitter Diana.
Kali ini aku akan menceritakan pengalamanku yang cukup menarik, dan aku akan membagi cerita ini dengan para pembaca. Yaitu cerita tentang ke”nakalan”ku dengan Nani, pembantuku yang merangkap menjadi babysitter Diana. Nani adalah seorang wanita muda yang sangat menarik. Wajahnya manis sekali (hampir mirip Michelle Ziudith, tapi ini versi kampungnya dan bibirnya agak lebih tebal sedikit), berumur 19 tahun. Badannya tidak terlalu tinggi, mungkin hanya sekitar 155 cm, badannya semok, kulitnya putih, dan yang paling menyorot perhatian, kedua toketnya yang cukup besar, mungkin berukuran 34D (bisa kebayang kan gimana perawakannya..?).
Sudah setahun Nani ikut dengan keluargaku, pada awalnya aku tidak pernah memperhatikannya, karena selama ini dia tidak terlihat menarik dimataku. Meskipun kulitnya putih, tapi pada awal bergabung dengan keluargaku kulitnya masih agak kotor, rambutnya agak ikal hampir sepunggung dan tak terurus. Setahun bersama dengan kami, kulit putihnya menjadi semakin bersih, karena Istriku membelikan semua kebutuhannya, termasuk lotion dan lainnya.
Pada suatu saat, Istriku menyuruh Nani untuk memotong rambutnya dan merebondingnya. Pertama kali aku melihat Nani dengan rambut pendek sebahu dan lurus, wajah Nani seakan berubah. Nani menjadi sangat menarik untuk dilihat, baru hari itu aku melihat pembantuku ini dari atas kebawah. Sungguh menarik sekali, wajahnya terlihat putih bersih, tidak seperti setahun yang lalu sewaktu pertama kali datang. Akupun jadi mulai berpikir macam2, tetapi belum meniati untuk mendekatinya.
--------------------

Kejadian yang akan kuceritakan ini bermula pada saat suatu malam, aku terbangun dari tidurku, sekitar pukul 1.30. Rasa mulas diperutku memaksaku untuk bangun dan beranjak ke toilet.
Aku keluar kamar dengan perlahan agar istriku tidak terbangun. Pandanganku menyapu kondisi diluar kamarku setelah menutup pintunya dengan perlahan.
Pandanganku menangkap Nani yang sedang terlelap di sofa depan TV. Sejenak aku perhatikan Nani dari depan pintu kamarku, tapi rasa mulas memaksaku untuk segera masuk ke kamar mandi, mengalahkan rasa penasaran atas apa yang telah dilihat oleh mataku. Setelah aku membuang semua rasa mulasku, aku segera beranjak dari kamar mandi. Dengan rasa penasaran aku melangkahkan kaki untuk mendekatinya, tertarik untuk melihatnya lebih dekat lagi.
Pemandangan yang kulihat saat didekatnya sungguh membuat jantungku berdegup, Nani menggunakan kaos tipis berwarna coklat, dan celana boxer agak ketat berwarna putih. Kedua tangannya berada diatas kepalanya yang terletak pada bantal sofa yang tidak terlalu tinggi, sehingga membuat kedua toket besarnya terlihat mencuat keatas. Wajahnya menoleh kekiri, dengan mulut yang agak terbuka sedikit, membuat bibir yang agak tebal itu terlihat sangat menggairahkan.
Secara otomatis kelelakianku bangkit, keinginan untuk menikmati tubuh Nani seakan langsung mengontrol otakku.
Kulihat sekilas ke arah kamar Pak Ata, sopirku yang juga tidur dirumahku setiap hari, untuk meyakinkan kondisi aman. Kamarnya tertutup rapat dan tidak ada suara apapun dari dalamnya.
Setelah kuyakini kondisi aman, pandanganku kuarahkan kembali kepada Nani yang sedang tidur terlelap. Paha sampai tumitnya putih mulus, toketnya besar membusung, membuatku ingin menggerayangi tubuhnya.
Akhirnya aku memberanikan diri. Aku berlutut didepannya dan mengarahkan kedua tanganku ke kedua toket besarnya. Dan kedua tangankupun mendarat di kedua toket besarnya itu.
‘Aahhh..sungguh besar toketmu nani..’ dalam hatiku, kuremas sedikit toketnya.
‘Hhhhhhhhh..kenyal dan besar sekali..’ gumamku.
Sungguh membuat nafsuku bangkit. Kuremas sekali lagi, dia tetap tertidur pulas. Akupun semakin berani mengerjainya. Kuarahkan tangan kiriku ke selangkangannya, kuusap memeknya dari luar celana boxer tipisnya. Memang Nani menggunakan celana boxer, tapi celana itu tipis, sehingga pada saat kuberi tekanan sedikit, terasa belahan memeknya ditanganku. Kuusap-usap sebentar memeknya, sambil kulihat wajahnya yang masih terlelap.
Kuusap kontolku yang sudah berdiri keras dari luar celanaku karena aku merasa sangat bernafsu sekali.
Dengan perlahan kudekatkan bibirku ke bibirnya, lalu menciumnya. Kukulum bibirnya pelan, sambil dengan perlahan kumasukkan lidahku kedalam mulutnya.
“Hhhmmhhh..” gumamku pelan.
Tidak ada reaksi apapun dari Nani membuatku semakin menggila. Kuputuskan untuk mengangkat kaosnya, untuk melihat kedua toketnya.
Kuangkat pelan kaosnya, dan terlihatlah BH warna merahnya, menutupi kedua toket besarnya.
‘Aaaahhh..nani..sungguh luar biasa..’ gumamku dalam hati.
Putih dan mulus sekali dada bagian atasnya. Kedua bongkahan toket besarnya telihat begitu padat memenuhi BH merahnya. Sungguh toket yang sangat mempesona. Kaosnya kuangkat sampai dibawah lehernya, kemudian kain BH nya kuangkat sedikit sambil kutarik sedikit kebawah, sehingga kedua pentilnya tersembul keluar.
‘Aaahhh..mantab sekali..nann..’ pikirku.
Pentilnya tidak terlalu besar, mungkin hanya seujung jari kelingking saja. Lingkar pentilnya berukuran sedang, berwarna coklat muda.
‘Come to papa..’ gumamku dalam hati sambil kemudian kukulum kecil pentilnya, kanan dan kiri secara bergantian dan perlahan.
‘Mmmhhh..sungguh luar biasa..’batinku.
Kemudian kuturunkan celanaku, sehingga kontolku yang sudah sangat tegang mencuat keluar. Kontolku tidak terlalu besar, mungkin hanya sekitar 16 cm, dihiasi jembut tebal yang sengaja kubiarkan tumbuh lebat.
Kupegang pangkal kontolku dengan tangan kananku, kemudian kuarahkan kepala kontolku ke arah mulut Nani yang sedikit terbuka. Kemudian sedikit demi sedikit kudorong kontolku masuk kedalam mulutnya.
‘Aaahhh..isep kontolku naaannhh..’ batinku.
Agak sedikit linu kontolku terkena giginya, tapi kurasakan nikmat sekali.
Kutarik sedikit, dan kumasukkan lg, kutarik sedikit lagi, dan kali ini kupaksa untuk masuk agak lebih dalam lagi, sampai hampir setengah kontolku masuk kedalam mulut Nani.
Pada saat itu, kulihat Nani menggerakkan tangannya, sehingga mengharuskanku untuk mencabut kontolku dari mulutnya lalu kemudian mematung.
Setelah Nani kembali tenang dan kembali tidak begerak, aku mencoba manuver lain. Aku berlutut didepan sofa dan mengarahkan tangan kiriku ke memeknya. Tanganku kuselipkan masuk kedalam boxernya, sekalian kedalam cd nya. Perlahan tanganku merasakan jembut memeknya, lalu mendaratlah tangan ku di memek Nani. Kelembutan memeknya membuat batang kontolku semakin tegang tak karuan. Karena hanya dengan menyentuhnya saja aku bisa membayangkan bagaimana bentuknya.
Jari tengahku mulai mencari celah memeknya, dan masuk kedalamnya pelan. Sambil kuusap-usap lembut, jariku menemukan itilnya.
‘Mantab sekali..’ gumamku.
Kukeluarkan tangan kiriku dari memeknya setelah beberapa saat memainkannya. Lalu dengan perlahan kukangkangkan kedua kakinya, kemudian aku naik diatas sofa itu. Aku memposisikan badanku didepan selangkangan Nani, dan dengan perlahan menindihinya. Kepala kontolku kutempelkan di memek Nani yang masih tertutup. Selanjutnya dengan perlahan kubuat gerakan penetrasi. Kumajukan pantatku menekan kontolku di memek Nani, dan kumundurkan lagi, pelan-pelan sekali.
‘Aaaahhh..nikmat sekali..’ dalam hatiku.
Kuarahkan mulutku mengulum pentilnya yang sebelah kanan, sambil dengan pelan kupetting Nani (ngerti petting kan pembaca?). Kontolku menekan-nekan memeknya pelan sambil bergantian kukulum pentilnya, kanan dan kiri. Kuremas-remas kedua bongkahan toketnya, sampai kemudian aku merasakan pentil Nani mulai mengeras.
‘Jelas dia tidak tidur lagi..’ pikirku.
Aku semakin menggila. Mulai kuciumi dan menjilati leher dan dagunya. Aku sudah tidak berpikiran lagi Nani akan bangun atau tidak. Semakin bernafsu kurasakan, semakin kencang tekanan kontolku ke memeknya, meskipun masih terhalang boxernya, tapi sungguh nikmat kurasakan. Setelah menciumi lehernya, aku lalu menjilati telinganya, sambil terus kutekan-tekan kontolku dimemeknya. Setelah sekitar 20 menit kupetting Nani sambil mengulum dan menjilati kedua toket dan pentilnya, menciumi dan menyapu lehernya dengan bibirku, akupun merasakan kontolku hampir memuncak. Dan benar saja, setelah sekali lagi menekan memeknya, aku tak tahan lagi, sehingga kutekan agak dalam kontolku kali itu.
‘Creett..creettt..creetttt..creeettttt...creettt..!’ keluar semua maniku diboxernya Nani.
‘Aaaaaahhhhhh..sungguh luar biasa nikmat sekali..serasa benar-benar ngentot nani..’ dalam hatiku.
Kulihat Nani tidak bergerak sama sekali. Aku yakin dia sudah tidak tidur lagi dan dia tau apa yang kulakukan. Tapi bagiku dia tidur, dan kuanggap tidur.
Kemudian aku menaikkan celana pendekku lagi, dan setelah itu beranjak dari posisiku. Sambil memperbaiki celanaku, mataku melihat kearah boxer Nani yang sudah basah oleh maniku.
‘Biar saja..biar besok kamu tau kalo kamu baru saja dipetting majikanmu..’ dalam hatiku (ini salah satu trik maut Don Juan..dan yakinlah, pasti membekas di memori korban..hahaha..).
Kemudian akupun menaikkan BH Nani kembali, dan menarik bajunya turun, kemudian kucium pipi Nani pelan. Kututup kembali BH nya, dan kuturunkan dengan pelan kaosnya. Nani sama sekali tidak bergerak dari posisinya.
Selanjutnya aku kembali ke kamar untuk beristirahat sambil membayangkan kejadian yang baru saja kulakukan.
--------------------

Keesokan harinya aku menjalani kegiatanku seperti biasa. Demikian hal nya dengan Nani, tidak ada perbedaan cara kami bersikap. Hanya mulai saat, itu aku jadi lebih sering memperhatikannya. Setiap ada kesempatan, aku meliriknya dari atas ke bawah, dan otakku selalu membayangkan bagaimana nikmatnya bersetubuh dengannya.
Nani memang benar-benar hebat dalam bersikap, atau setidaknya dia memang pintar menyembuyikan rasa penasaran soal basahnya boxer yang dipakainya tadi malam. Hal ini membuat perasaan dan pikiranku semakin tidak menentu, mencoba menganalisa dan membuat kesimpulan-kesimpulan yang tak pasti. Namun keraguan dan perasaan itu segera sirna dari pikiranku, setelah bayangan kenikmatan menyetubuhi Nani menghampiriku. Sehingga aku memutuskan, apabila ada kesempatan lagi pasti akan kulakukan lagi, dan yang akan datang, aku akan lebih berani.
Dua hari berlalu dengan tanpa aku menyentuh Nani, aku hanya bisa mencuri pandang ke arah Nani setiap aku melihatnya, sambil menunggu kesempatan untuk bisa mengerjainya lagi..jujur saja, aku ketagihan dengan tubuh sexy nya. Ingin segera aku nikmati tubuhnya itu sepenuhnya, apalagi saat aku melihat Nani dan berpapasan dengan nya, otakku langsung menggambarkan keindahan tubuhnya dengan toket besarnya itu..ingin rasanya aku terkam dia dan kugumuli dengan nafsu..kukentot dia terus menerus..
’Ahh..tunggu waktunya sayang..’ batinku setiap aku melihatnya..
Malam harinya aku bercinta dengan istriku Viona, sesi bercinta yang sudah terasa biasa saja, meskipun aku melakukannya dengan semangat, bahkan saat aku menggenjot istriku dari belakang dengan gaya doggy style, aku membayangkan menggenjot Nani..’oohh..naniku sayang..’ batinku..sambil aku menggenjot istriku dengan kondisi lampu kamar yang kumatikan..
Setelah sesi ngentotku dengan istriku selesai, istriku tertidur dengan pulasnya, sedangkan aku masih saja memikirkan bagaimana jika yang tadi aku kentot adalah Nani..’enaknyaaa..’ batinku dalam hati..tak terasa mataku terpejam dan aku tertidur..
Entah kenapa aku tiba-tiba terbangun, aku melihat jam dinding menunjukkan pukul 01.45, hanya kali ini tidak ada perasaan mulas di menyerang perutku, aku hanya terbangun tanpa alasan, mungkin karena aku selalu berpikir mencari kesempatan untuk bisa mengerjai Nani lagi, jadi otakku tidak bisa beristirahat dengan tenang. Aku melihat istriku tidur dengan lelapnya membelakangiku, mungkin karena lelah bekerja dan lelah melayaniku tadi. Aku kemudian memutuskan untuk keluar dari kamar, siapa tau aku beruntung lagi mendapati Nani tidur di sofa malam ini. Dan akupun beranjak dari tempat tidurku dengan perlahan, agar istriku tidak terbangun. Aku membuka kamar dengan perlahan dan menutupnya dengan perlahan juga. Setelah aku menutup pintu kamar aku melihat sofa diruang tv, ternyata kosong, tapi aku melihat kearah kamar Nani, pintunya terbuka sedikit dengan kondisi gelap didalamnya, mungkin dia tidur dengan mematikan lampu kamarnya dan membiarkan sedikit cahaya dari luar kamarnya masuk kedalam. Muncul ideku untuk membuka pintu kamar mandi, yang letaknya disebelah kamarku, dan menutupnya kembali, berusaha memberikan kesan aku memasuki kamar mandi untuk buang air apabila istriku menyadari aku keluar kamar, sehingga ketika dia mendengar pintu kamar mandi terbuka dan tertutup kembali, dia akan berpikir aku berada dalam kamar mandi untuk buang air dan dia tidak akan mencariku. (cerdas kan gw pembaca..? hehehe..). setelah itu aku melangkahkan kakiku perlahan menuju kamar Nani, jantungku berdegup kencang sambil membuka pintunya dengan sangat perlahan..secara bersamaan cahaya dari luar secara perlahan menyeruak masuk kedalam kamarnya yang gelap..dan aku melihat Nani tertidur terlentang.. ‘anjiiirrrrr…..!’ kataku dalam hati ketika melihat Nani tidur terlentang menggunakan tanktop berwarna putih dan hanya menggunakan cd berwarna hitam saja! ‘busettt…rejeki nomplok…’ batinku dalam hati. Selimutnya berserakan di lantai terjatuh dari kasur spring bed nya yang terletak di bawah tanpa dipan. ‘Mungkin kepanasan dia..sehingga menyingkirkan selimutnya..’ dalam hatiku.
Jantungku berdegup kencang, dan perasaanku ragu, tapi semua itu kalah oleh nafsuku yang sudah memuncak, melihat tubuh sexy Nani yang begitu menggairahkan. Dan akhirnya aku memutuskan untuk masuk kedalam kamarnya dengan perlahan. Setelah masuk kedalam kamarnya, aku menutup pintunya pelan namun tidak rapat, membiarkan cahaya dari luar untuk memberikan sedikit sinarnya kedalam kamar Nani. Lalu aku mendekati Nani dengan perlahan dan mengambil posisi bersimpuh di samping spring bed nya, dan menghadap ke arah Nani yang terlelap dengan posisi terlentang, kedua tangannya diangkat keatas, dan wajahnya menoleh ke kanan, menghadap kepadaku dengan mulut yang sedikit terbuka..
Sejenak aku menikmati pemandangan ini, pemandangan yang sangat membakar nafsuku, sangat terlihat kedua pentil toket besarnya tercetak di baju tank top nya, Nani tidak menggunakan BH! Ketiaknya terpapar, begitu terlihat mulus tanpa ada bulu sedikitpun. ‘ohh..nan..kamu pasti pake baju gini pengen aku kerjain lagi ya..?’ gumamku dalam hati.. ‘ok lah kalau begitu..’ batinku lagi.
Dengan perlahan aku daratkan kedua tanganku di kedua toket besarnya, yang masih tertutup tank top nya, dan dengan perlahan aku remas dengan lembut, besar sekali toketnya kurasakan di tanganku. ‘ahhh..nanhh…gede banget toketmu..’ dalam hatiku. Kedua toketnya terasa begitu besar, kenyal, dengan puting yang menonjol, sangat terasa kedua puting nya meskipun masih tertutup kain tank top nya. Kuremas remas dengan gemas namun dengan sangat perlahan. Aku sangat tidak sabaran, sudah kepalang tanggung, bangunpun dia aku akan tetap melanjutkan aksiku. Akupun membuka tank topnya ke atas, dan kedua toket besarnya itu terlihat dengan jelasnya. ‘oohhh…indahnya toketmu sayanghhh…’ dalam hatiku. Dan aku tak mau menunggu lama, langsung aku daratkan bibirku di putingnya yang sebelah kanan, dengan perlahan aku mulai mengecupnya, dan mengulumnya. Tidak puas dengan puting yang sebelah kanan, bibirku aku pindahkan ke putingnya yang sebelah kiri. Sambal aku remas-remas pelan kedua toketnya. ‘mmhhh…mmmmm..mmhhh..hhhmmm…’ gumamku pelan. Aku merasakan kedua puting Nani mulai mengeras, meskipun badan Nani sama sekali tidak bergerak.
‘Enak ya nan..?’ batinku sambil terus aku kulum-kulum kecil putingnya kanan dan kiri dan menciumi semua bagian toketnya. Kontolku terasa sangat tegang, sekeras batu, dan ingin segera rasanya aku keluarkan kontolku dari cd ku. Setelah puas mengulumi dan menciumi kedua toket Nani, akupun berdiri, sambal melihat tubuh Nani yang menggairahkan itu, aku menurunkan celana pendek, sekaligus cd ku, dan batang kontolku terasa terbebas dari sangkarnya. Aku berdiri sejenak di samping nani yang terbaring di spring bed yang terletak di lantai, Nani terkulai pasrah. Kupuaskan pandangan mataku melihat Nani yang tergeletak dengan tank topnya terbuka keatas, menunjukkan kedua toket besarnya dengan pentil yang mengeras dan bagian bawahnya hanya menggunakan cd berwarna hitam, dan aku pun mengocok batang kontolku pelan.. ‘Ooh…nann…kamu sexy banget..’ batinku.
Setelah sejenak mataku menikmati tubuh Nani, dengan perlahan aku naik ke spring bed nya, pada bagian kaki Nani. Dengan perlahan aku buka kedua kakinya sehingga Nani sedikit terkangkang. Dan akupun bersimpuh didepan selangkangannya, lalu dengan perlahan aku arahkan wajahku ke memeknya yang masih tertutup cd hitamnya, dan dengan perlahan aku menempelkan bibirku di memeknya dan menciumnya lembut, ku hirup aroma memeknya, sungguh menggairahkan..lalu aku singkap cd nya, dan terlihatlah memek tembebnya itu, lalu dengan lebut aku meciumi memeknya, menjilatinya dengan lidahku pelan, kuhisap dan kukulum memeknya.. “mmmmhhhh…slllrrpppmmhh….mmmhhh…” gumamku sembari menjilati memek Nani. Memeknya begitu menggairahkan, tembem dan rapat..ciri khas memek perawan. Tubuh Nani tidak bergerak, tapi refleksnya tidak bisa dikendalikan, memeknya berkedut saat aku menjilati dan mengulumnya. Aku yakin Nani tidak tidur lagi, namun dia membiarkan aku mengerjai dirinya, seperti waktu di sofa malam itu. Aku yakin Nani juga ingin merasakan kenikmatan bercinta ini denganku.
Kemudian aku menyudahi kuluman dan jilatanku di memek Nani lalu melepaskan cdnya sehingga cd nya kembali menutupi belahan memeknya, dan akupun memposisikan diriku didepan selangkangan Nani, dan dengan perlahan aku buka agak lebih lebar kedua kakinya. Aku merapatkan kontolku yang sudah sangat keras ke memeknya, dan mulai mengusap-usapkan kepala kontolku dengan perlahan. Meskipun memeknya tertutup cd nya, namun rasa nikmat itu tetap menjalar ke seluruh tubuhku. Kemudian aku merebahkan diriku dengan perlahan sambal mengarahkan bibirku ke toketnya yang sebelah kanan dan mulai mengulum pentilnya lembut. Sambal dengan perlahan aku maju mundurkan pinggulku, menekan kontolku ke memeknya Nani. “hhmmmm…mmmmhh….mmmm….” gumamku pelan sambal mengulum pentil toketnya, bergantian kanan dan kiri. Sambal kuremas-remas pelan kedua toketnya dengan kedua tanganku, tanpa menghentikan gesekan dan tekanan kontolku di memeknya yang masih tertutup cd. “aahhh,,sungguh nikmat tubuhmu nan…” batinku. Lalu kemudian aku mengarahkan bibirku naik ke atas, menciumi lehernya, lalu menciumi dan menjilati ketiak mulusnya kanan dan kiri. Nani bereaksi sedikit, namun tidak bergerak dengan lepas. “pasti dia geli tapi nahan..” pikirku, sambil terus mempettignya dengan perlahan dan pasti. Semakin lama tekanan-tekanan dan gesekan-gesekan kontolku di memek Nani semakin cepat dan dalam, meskipun masih tertutup cd, namun kenikmatan itu tetap aku rasakan. Sambil aku meremas lembut kedua toket besarnya, bibirku mengulum kedua pentilnya kanan dan kiri, sambal terus menggenjotnya, dan sudah hampir 20 menit aku mempetting Nani, akhirnya aku merasakan kontolku hampir mengeluarkan maninya. Tanpa aku tahan lagi, kumuncratkan maniku di memek Nani sambil kukenyot pentilnya yang sebelah kanan dengan ganasnya.. “creettt..creeett…crreeeett..creeet..”
“hhhmmmhhhhh….!! hhhhh…..!! hhhhh….!!” erangku tertahan tanpa melepaskan kenyotan bibirku dari pentilnya. Dan manikupun memenuhi cd hitamnya dan selangkangannya. Setelah aku puas, aku menurunkan kembali tank top nya menutupi kedua toket besarnya, dan tidak lupa aku mengecup bibirnya pelan sebelum aku meninggalkannya. Aku sengaja membiarkan maniku membasahi cd dan selangkangannya, agar lebih lagi menancapkan rasa nafsu padanya untuk aku setubuhi, akupun semakin yakin bahwa Nani juga ingin merasakan kenikmatan aku setubuhi dengan nyata. Lalu dengan perlahan aku keluar dari kamarnya, menuju ke arah kamar mandi, membuka pintunya sebentar, dan menutupnya kembali, kemudian aku memasuki kamarku, dan merebahkan diri di kasurku.
--------------------

Pagi harinya, alarm di hp ku membangunkan aku pukul 6 pagi, istriku sudah tidak ada disampingku, pasti dia sudah bangun dan mengerjakan pekerjaan rumah seperti biasanya, badanku terasa lelah, mungkin karena malamnya aku sudah bercinta dengan istriku, dan setelahnya dilanjutkan dengan mempetting Nani sampai maniku muncrat di selangkangannya. Dengan malas aku bengun dari tempat tidurku, dan harus bersiap diri untuk berangkat ke kantor. Tapi begitu aku hendak masuk kedalam kamar mandi, aku melihat kamar mandiku tertutup, dan ada istriku didalamnya sedang melaksanakan mandi pagi, jadi aku terpaksa menunggunya dana duduk di sofa. Tidak lama aku duduk di sofa, Nani terlihat keluar dari kamarnya, dan pandangan kami pun beradu, Nani melihatku sambil terseyuman kecil padaku, dan akupun membalasnya dengan senyuman genit. Nani menyukai tindakanku padanya tadi malam, karena sudah sangat jelas tadi malam, tidak mungkin Nani masih tidur saat menerima semua perlakuanku. Mulai saat itu, kami semakin sering beradu pandang, saling memberikan isyarat bahwa kami sama-sama saling mendambakan untuk dapat kembali bergumul dan melepaskan gejolak nafsu dalam diri kami. Pandangannya begitu nakal padaku, seakan meminta untuk segera kucumbui kembali. Dan akupun selalu mencari kesempatan untuk mengulanginya kembali, bahkan, bukan hanya mengulangi untuk mempettingnya, tapi benar-benar mengentoti nya.

Benar saja, kesempatan emas itu datang. Tiga hari setelah malam itu, Istriku mendapatkan tugas ke luar negeri, hatiku sangat senang mendengar berita itu.
Singkat cerita, pada hari selanjutnya, kami semua mengantarkan Istriku ke bandara, dan dari sana Istriku akan berangkat ke tujuannya. Istriku menitipkan banyak pesan kepada Nani untuk menjaga Diana. Dan setelah Istriku berangkat, aku, Pak Ata sopirku, Diana dan Nani, kembali kerumah.
Sepanjang perjalanan aku berpikir bagaimana rencanaku untuk mengerjai Nani malam ini. ‘Akan kudapatkan keperawananmu sebentar lagi nan..’ dalam hatiku.

Siang berganti malam, waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, dan kami semua berkumpul diruang TV. Aku sama sekali tidak konsentrasi dengan siaran di TV, yang ada dipikiranku hanya bagaimana caranya menggiring Nani untuk bisa kusetubuhi malam ini (gw yakin pembaca juga akan berbuat hal yang sama kan? Hehe..). Setelah melihat jam dinding, terbesitlah ide untuk menyuruh Nani menemani Diana tidur, dikamarku tentu saja.
“Nan..bawa diana tidur dikamar bapak ya..kamu sekalian tidur aja..nanti bapak bangunin kalo bapak mau tidur..” kataku kepada Nani supaya Pak Ata tidak curiga.
“Iya paak..” jawab Nani lembut.
Nanipun segera mengajak Diana kekamarku untuk membawanya tidur.
Sambil menunggu Pak Ata masuk ke kamarnya untuk beristirahat, aku mengambil minuman keras kesukaanku, Jack Daniels. Aku memang selalu sedia minuman keras dirumahku. Jack Daniels dan rokok Marlboro merah menemaniku menunggu waktu yang tepat untuk beraksi.
Waktu menunjukkan pukul 23.45, Pak Ata meminta pamit padaku untuk mendahului beristirahat dikamarnya, tanpa basa basi akupun mengijinkannya.
“Akhirnyaaaa..” gumamku.
Kulanjutkan lamunanku bersama rokok dan minumanku, menunggu sampai Pak Ata benar2 pulas tidur. Tak terasa, empat kali takaran double Jack Daniels tanpa es batu melewati tenggorokanku. Kesadaranku mulai sedikit terganggu, tapi aku masih bisa mengendalikan diri, hanya perasaan nyaman yang mulai menyelimuti.
Bayangan aku akan segera menyetubuhi Nani, membuat kontolku perlahan-lahan mulai bangun dan mengeras.
Waktu menunjukkan pukul 00.30, akupun segera bersiap untuk menjalankan aksiku. Kuletakkan botol minumanku ditempatnya, kumatikan TV yang ada diruang keluarga berikut lampu ruang tamu. Kulangkahkan kakiku menuju kamar Nani, mematikan lampunya dan menutupnya rapat. Kemudian setelah aku mengamati situasi dan meyakinkan aman, aku memasuki kamarku…

Cahaya TV di dalam kamarku yang menyala menerangi seisi kamarku, AC yang menghembuskan udara dingin membuat Nani tidur meringkuk tanpa selimut, membelakangi Diana.
“Kedinginan pasti ya..? Tahan bentar lagi ya nan..bentar lagi aku akan menghangatkanmu..hehe..” dalam hatiku.
Kemudian aku menutup pintu kamarku, kukunci dari dalam, lalu ku setel AC kamarku agar menjadi lebih hangat. Kulihat Diana sudah pulas dikasurnya. Tanpa mematikan TV, akupun menaiki ranjangku.
“Saatnya aku memainkan nani..” dalam hatiku.
Rasa raguku seolah sirna dari pikiranku, apalagi pengaruh Mr. Jack Daniels sangat kuat menyelimutiku. Teman baikku yang membuatku menjadi sangat bernafsu saat memikirkan Nani, membuat batang kontolku tegang tak karuan.
Kudekati tubuh Nani yang meringkuk, dan kupegang lengan kanannya. Perlahan kutarik lengannya, mencoba untuk menelentangkannya. Tanpa kesulitan Nani terlentang tanpa terbangun.
Kali ini Nani kembali menggunakan kaos coklat tipisnya, dengan celana pendek biasa berwarna biru, baju rumahan biasa.
Kemudian aku mengangkat kedua tangannya keatas. Nani tidak bergerak, seperti waktu itu, tidur pulas. Kuangkat kaos coklatnya keatas, sehingga terlihat kedua toketnya yang masih tertutupi BH berwarna cream. Lalu dengan sangat perlahan aku lepaskan kaos tipisnya dari badan Nani, bahkan saat aku angkat sedikit kepalanya untuk meloloskan bajunya pun, dia tidak bergerak..
ketiaknya mulusnya dan kedua toket besarnya yang masih tertutup BH nya terpapar dengan sempurna.
Gampang saja kaosnya terbuka, kemudian kucampakkan ke sampingnya.
Merasa tidak sabaran, akupun langsung menciumi dan menjilati ketiaknya kanan dan kiri, tidak tercium bau apapun, sangat terawatt sekali ketiak Nani ini, mulus dan tidak mengeluarkan bau apapun, begitu terawatt dan menggemaskan, lalu dengan perlahan ciuman dan jilatan bibirku menuju ke bagian dada Nani yang tidak tertutup BH.
Aku tidak mau buru-buru membuka BH nya, lalu aku lanjut menciumi leher Nani, perut Nani, kadang kujilati sedikit, dan kujilati lubang pusarnya. Nani diam saja, tidak bergerak sama sekali. Sampai akhirnya kuraih celana pendeknya dan menariknya kebawah. Kuloloskan celananya perlahan dari kedua kaki mulusnya, dan kucampakkan kelantai. Lalu kuciumi kaki Nani dari tulang keringnya, naik kepaha mulusnya, kanan dan kiri. Mulus dan licin sekali kurasakan, sampai pada pangkal pahanya kuberikan sekali kecupan di memeknya yang masih tertutup cd creamnya.
Nani sekarang hanya menggunakan BH dan cd saja didepanku, terlentang pasrah dengan keduantangannya diangkat diatas kepalanya dan siap untuk kukerjai.
Aku lalu membuka bajuku, dan celana pendekku, sehingga tinggal tersisa cd ku saja, dengan kontol yang sudah sangat tegang didalamnya.
Kembali kuciumi perut Nani, naik ke toketnya lalu kuciumi meskipun masih ditutupi BH nya. Ciumanku naik terus keatas, sampai ke lehernya, kusapu leher dan dadanya dengan ciuman lembutku dan jilatan kecilku. Aku kemudian menurunkan kedua tangannya dan berpindah kesebelah tubuhnya, kuselipkan tangan kananku ke punggung Nani, dan meraih kait BH nya, dan membukanya pelan. Selanjutnya kuloloskan BH nya dari kedua tangannya, dan kucampakkan ke lantai. Sekarang toketnya yang besar, kencang dan putih mulus itu, terpampang jelas dimataku. Tanpa menunggu lagi langsung kukulum dan kuremas pelan kedua toketnya, kukulum pentilnya, kanan dan kiri. Kuremas-remas lembut kedua toket besarnya, kupilin-pilin pentilnya, kujilat-jilati sampai aku puas.
Kurasakan pentil Nani mulai mengeras, menandakan Nani juga sudah mulai horny.
Nani tetap tidur, atau berpura-pura tidur, aku tak peduli. Sekarang tinggal cd nya saja yang tersisa, dan akupun berniat untuk meloloskan cd nya dari tubuh polosnya. Badanku kuarahkan mendekat kebagian bawah tubuh Nani, kemudian tanganku kuarahkan ke cd nya, dan dengan pelan kutarik cd nya kebawah, meloloskan dari kedua kakinya dengan perlahan dan kucampakan ke lantai. Sekarang Nani sudah benar2 bugil didepanku.
Tubuh Nani terlihat semok, putih mulus dengan kedua toket yang besar dan kencang mendongak keatas dengan pentil yang mengeras.
“Luar biasa indah tubuhmu nan..” dalam hatiku.
Sejenak aku menikmati pemandangan indah ini, dalam suasana gelap yang disinari cahaya TV. Kemudian aku membuka kedua kaki Nani, sehingga posisi Nani sekarang terlentang mengangkang.
Memeknya yang dihiasi bulu jembut yang tidak terlalu tebal itu terlihat masih sangat rapat dan tembem, sangat menggoda sekali. Akhirnya aku bisa melihat Nani bugil sepenuhnya.
Tak mau menunggu waktu lagi, aku melepaskan cd ku, sehingga kontolku yang sudah keras dari tadi sekarang terbebas..
Kami berdua sudah telanjang bulat..
Aku mengambil posisi didepan memek Nani yang mengangkang, badanku kubungkukkan dan kuarahkan wajahku ke memek Nani. Keindahan bentuk memeknya membuatku terdiam sejenak dan mengaguminya. Lalu dengan perlahan dan penuh perasaan aku mencium memeknya. Wangi memeknya sungguh mempesona, membuat bibirku secara otomatis tidak hanya menciumnya, namun mengulumnya. Lidahku menyibak belahan memek Nani, kubantu dengan telunjuk dan jempol tangan kananku untuk membuka bibir memek Nani.
“Aaaaaahhh.. luar biasa memek pembantuku ini..” dalam hatiku.
Terlihat biji itilnya yang memerah, dan lobang memeknya terlihat sempit.
“Mmmhhhh..mmmhhhh..ssllrrpphhhmmhhhhh..” gumamku pelan.
Kurasakan pantat Nani agak naik sedikit, karena dia pasti tidak kuat untuk menahan kenikmatan ini. Kukerjai memek Nani dengan jilatan dan kuluman mulutku selama sekitar 15 menit. Lendir kewanitaan Nani mulai mengalir keluar dari memeknya bercampur dengan air liurku. Sampai pada akhirnya kurasakan bibir memek Nani menegang, otot pahanya juga mulai menegang.
Meskipun Nani mencoba semaksimal mungkin untuk berpura-pura tidur, refleks tubuhnya terhadap perlakuanku di memeknya tetap tidak akan bisa dia kontrol.
Semakin kutambah intensitas kuluman dan jilatanku di memeknya ketika aku menyadari bahwa Nani sudah hampir mencapai orgasme. Akhirnya, akibat dari serangan bibirku tersebut, tubuh Nani mengejang tertahan, memeknya kurasakan berkedut-kedut di mulutku.
“Hhhhggghh..hhhhhh..hhhh..!” kudengarkan suara Nani menggumam pelan sekali. Nani telah mencapai klimaksnya.
Kurasakan cairan asin mulai mengalir dari lobang memeknya. Kuhisap dan kutelan semua carian tersebut sebelum sempat keluar dari bibir memeknya.
“Enak kan naaannhh..?” bisikku pelan, sambil aku memposisikan diri berlutut didepan memek Nani. Sama sekali tidak ada respon yang berarti dari Nani sampai saat itu. Aku kemudian memegang kontolku dengan tangan kananku, kuarahkan dan kutempelkan kepala kontolku ke bibir memek Nani. Lalu kugesekkan kepala kontolku di bibir memeknya, keatas dan kebawah, kadang kuputar-putar kepala kontolku di bibir memeknya.
Aku benar-benar menginginkan Nani bangun tanpa paksaan pada saat itu, sehingga kami bisa menikmati sesi bersetubuh kami yang sesungguhnya, tapi hal itu tidak terjadi.
“Mungkin malam ini belum waktunya kuambil perawanmu nan.. tapi besok.. tidak ada alasan..” dalam hatiku.
Aku ingin mengambil keperawanannya kalau kami berdua sama-sama sadar, bukan seperti ini, sangat tidak adil menurutku.
Kulanjutkan aksi nakalku ditubuh Nani, kutancapkan sedikit kepala kontolku ke memek Nani, dan mengatur tubuhku diatas tubuhnya. Kuciumi dan kukulum kedua toketnya sambil kuremas-remas, sambil kumaju mundurkan kontolku pelan, kepala kontolku membelah bibir memeknya dan menusuk-nusuk dangkal, sesekali kugesek-gesekkan batang kontolku di belahan bibir memeknya.
Kuarahkan kedua tangannya keatas hingga ketiaknya terpapar..lalu bibirku kembali mengarah ke ketiak mulusnya, meciumi dan menjilatinya. Kemudian bibirku naik menyapu lehernya. Telinganyapun tak luput dari ciuman dan jilatanku.
“Nani sayaaaannggghhh..hhhhh..” desahku pelan ditelinganya. Tak ada reaksi apapun darinya.
Kucium bibir sexynya, kukulum dan kumasukkan lidahku kedalam mulutnya.
“Mmmmppfffhhhh.. mmmmmhhh..mmmhhhhh..” sambil terus ku maju mundurkan kontolku dangkal..
Nani masih diam meskipun lidahku sudah bermain-main didalam mulutnya, meskipun terkadang aku hisap bibir atas dan bawahnya. Nani benar-benar memegang teguh prinsip ke”pura-puraan”nya.
Hampir 20 menit kontolku menekan-nekan dan menggesek memek Nani sambil bibirku menciumi bibir, leher, ketiak dan toketnya. Tempo goyangan pinggulku untuk menekan dan menggesek kontolku di memek Nani semakin lama semakin cepat, sampai aku merasakan kontolku sudah hampir muncrat.
Akupun menarik kontolku dari memeknya dan memegang kontolku dengan tangan kananku dan mengocoknya kasar.
“Sssshhiiiitttttttt..” Gumamku pelan. Akhirnya aku ejakulasi.
“Creeetttttt..crreettttttt..creeeettt..crreetttttt..!” tumpah semua maniku diperut dan memek Nani.
“Aaaaaaaahhhhh..hhhhmmmmhhhhhh..hhhmmmmhhh..” gumamku panjang.
Aku terdiam, mencoba menikmati sejenak momen kenikmatan itu.
Kemudian aku mengambil cd Nani lalu mengelap maniku yang tumpah di perut dan memeknya, dan setelah itu melemparkannya ke lantai.
Kulihat jam sudah menunjukkan pukul 2 pagi. Aku meraih selimut lalu menyelimuti tubuh bugil kami berdua. Kurebahkan diriku disamping kanan Nani, kuputar tubuh bugilnya untuk memeluk badan bugilku, kucium pipinya, dan tak lama kemudian akupun terlelap.
------------------------

(to be continued)
Episode awal yg sangat menjanjikan. Tak sabar menanti Nani dipake saat "sadar"
 
Esoknya aku terbangun dari tidurku dengan perasaan kaget, seakan tidak sadar dengan kondisi sebelumnya. Aku merasa kaget karena terbangun sendirian dan mendapati tubuhku telanjang, tapi menggunakan selimut. Aku mencoba mengingat-ingat apa yang telah terjadi. Perlahan aku mulai ingat, bahwa tadi malam aku minum Jack Daniels dan mengerjai Nani.
Aku melihat sekeliling, tak ada orang dikamarku selain diriku. Kulihat jam sudah pukul 8 pagi, hari itu hari sabtu, sehingga aku tidak bekerja.
Kemudian aku melihat baju dan celana pendekku beserta cd ku sudah terlipat rapi dipinggir tempat tidurku.
'Pasti nani yang melipatnya..' dalam hatiku.
Aku berpikir sejenak, menghilangkan keraguanku untuk bangun dari ranjangku.
Beberapa saat setelah itu, aku mengangkat badanku, memakai cd, celana pendek, baju, dan melangkah keluar dari kamarku.
Aku melihat sekeliling rumah, tetapi tak kulihat satu orangpun. Kulihat di meja makan, ada satu gelas teh dan roti bakar yang sudah disiapkan.
'Pasti ini disiapkan oleh nani..' dalam hatiku.
Akupun meneguk teh yang sudah agak dingin itu dan menghabiskan dan roti bakarnya. Sambil berpikir dan memandang sekeliling rumahku, aku menghabiskan sisa tehnya.
Rumahku benar2 sepi, aku beranjak dari dudukku dan melongok keluar rumah melalui jendela, dihalaman pun tidak ada orang. Aku juga tidak melihat mobilku di garasi rumahku.
'Semua sedang pergi kemana ini..?' dalam hatiku.
Kemudian aku memutuskan untuk menyegarkan badanku. Kulangkahkan kakiku ke kamar mandi dan selanjutnya menyiram badanku dengan air hangat yang mengucur dari shower.
Kaos rumahan bergambar VW kodok dan celana pendek selutut kupakai setelah aku menyegarkan badanku.
Sambil berjalan keluar rumah, kunyalakan rokokku dan menghempaskan badanku di kursi teras. Mencoba mengingat kembali apa saja yang tadi malam terjadi.
Perlahan-lahan ingatan itu kembali, dan akhirnya setiap detail ke'nakalan'ku kepada Nani muncul dalam ingatanku.
'Aku akan dapat perawanmu hari ini nan..' pikirku dalam hati.
Aku meyakini kalau aku pasti bisa mendapatkan keperawanannya hari ini. Karena buktinya, sudah tiga kali Nani aku petting, di sofa, di dalam kamarnya dan terakhir tadi malam di kamarku, petting maksimal, alias “ngentot ringan” (hehehe…) meskipun Nani terlihat tidur sepanjang kenakalanku, tapi aku bukan orang bodoh. Terlihat jelas bahwa Nani hanya berpura-pura tidur, bahkan justru reaksi tubuhnya menunjukkan bahwa dia menikmatinya.
Bukti lainnya, tidak ada tanda keberatan ataupun protes kepada siapapun tentang hal itu, bahkan tadi pagi Nani sempat melipatkan semua bajuku. Kalau memang Nani tidak setuju terhadap kenakalanku, kenapa tadi pagi dia tidak terkejut saat terbangun dari tidurnya, melihat tubuhnya bugil satu selimut denganku? Semua pikiran itu bercampur aduk menjadi satu di kepalaku.
Akhirnya aku mendapatkan suatu kesimpulan bahwa Nani juga menginginkan persetubuhan terlarang ini. Persetubuhan dengan majikannya sendiri, yang kemungkinan selama ini dia idolakan juga, sehingga Nani rela menyerahkan keperawanannya pada majikannya itu (betul ga para pembaca? Mana ada cewe yang rela memberikan keperawanannya buat pria yang tidak disukainya..? kecuali masalah duit..hehe..). Satu jam lamanya aku berpikir dan menganalisa, tiba-tiba rasa kantuk menghampiriku, dan aku memutuskan untuk kembali ke kamar dan tidur, untuk merebahkan diriku di kamar dan menonton TV, tak terasa kesadarankupun hilang.
Terbangun pukul 11.00 siang, rasa penasaranku timbul, apakah sudah ada orang dirumah. Aku bangkit dari kasurku dan keluar kamarku, masih terlihat sepi rumahku. Akan tetapi, sewaktu pandanganku melewati kamar Pak Ata, aku melihat Nani sedang duduk melantai sambil menyetrika baju disitu.
'Aaahhh...nanii..' dalam hatiku.
Kamar Pak Ata juga digunakan sebagai tempat menyetrika pakaian keluargaku.
Lalu kudatangi kamar Pak Ata, dan berdiri dipintunya. Nani melihatku sayu sambil tersenyum kecil. Akupun membalas senyumannya.
"Pada kemana semua orang nan..?" tanyaku pelan.
"Pak ata nganter diana kerumah tante Dea.." jawab Nani, maksudnya kerumah adik sepupu istriku yang memang tidak jauh rumahnya dari rumah kami.
"Lho..kamu ngga ikut..?" tanyaku.
"Engga pak.." jawabnya singkat sambil terus menyetrika baju.
"Trus, tadi pagi kok ngga ada semua..? kamu kemana..?"
"Tadi pagi nani belanja sebentar kedepan pak..." jawabnya lagi.
Terjawab sudah rasa penasaranku.
"Trus, pak ata sama diana tadi berangkat jam berapa..?"
"Jam 8 pak.." jawabnya.
'Sebelum aku bangun tadi berarti..' dalam hatiku.
Berarti sekarang hanya aku berdua dengan Nani dirumah. Biasanya Diana kalau kerumah Dea memang agak lama, karena biasanya bermain dengan anaknya Riska.
'Ini adalah waktu yang tepat....' dalam hatiku.
Tanpa membuang waktu lagi, aku langsung melancarkan niatku, aku tau Nani sudah sadar dengan kondisi kami saat itu, hanya berdua dirumahku, tanpa ada gangguan dan waktu yang Panjang. Aku juga yakin dia sudah siap untuk menyerahkan semua yang dimilikinya padaku.
"Naan..." kataku pelan.
"Iya paak.." katanya sambil menatapku sayu.
"Tolong pijetin bapak nan..kepala bapak pusing.." kataku padanya sambil menjulurkan tanganku (modus standard para pemburu wanita, minta dipijetin untuk bisa meniduri korban..haha..).
"Yuuk...." ajakku lagi padanya.
Nani melihatku sayu tanpa berkata-kata dan kemudian perlahan pandangannya turun ke setrikaan, mematikannya dan mencabut listriknya. Dengan perlahan Nani kemudian beranjak dari duduknya dan dengan ragu meraih tanganku. Aku langsung menyambutnya lalu kamipun bergandengan tangan, kutarik pelan tangan Nani, sambil duduk di sofa.
"Kamu dibelakangku sini nan.." kataku sambil mengarahkan Nani untuk mengambil posisi dibelakangku. Nani menurutiku dan kemudian mengambil posisi dibelakangku.
"Pijetin kepala bapak ya.." kataku lembut.
Tanganku mengarahkan tangannya ke kepalaku. Nanipun menurutiku dan mulai memijat kepalaku pelan.
Nani tidak bekata-kata, diam seribu bahasa, sambil terus memijatku pelan. Pijatannya di kepalaku cukup nyaman kurasakan, tapi bukan itu tujuanku.
Tak berapa lama kupegang kedua tangannya dan kuturunkan ke pundakku.
"Pundak bapak ya nan.." kataku padanya.
Nanipun menurutiku, dan mulai memijat pundakku.
Badanku agak sedikit kutegakkan tetapi tetap besandar ke sofa. Karena sandaran sofaku pendek, leherku tidak tersandar sofa. Kedua tanganku tetap memegang kedua tangan Nani yang sudah mulai memijat.
Kuelus-elus pelan kedua tangan Nani, kulitnya terasa lembut dijari-jariku. Karena aku tau badan Nani agak merapat ke badanku, dengan pelan aku menyandarkan kepalaku kebelakang. Pas sekali, kepalaku tersandar di toket besarnya Nani.
'Hhhmmhhhh...empuk banget' dalam hatiku.
Nani tidak bergerak dan tidak berbicara, dia mengikuti semua permainanku. Tangannya terus memijat pundakku pelan, meskipun dia tidak benar-benar serius memijatku.
Aku yakin Nani sudah faham dengan kejadian yang akan terjadi berikutnya.
Tanganku masih mengelus-elus kedua tangannya sampai ke lengannya, kadang jari-jariku menggaruk lembut tangannya, kurasakan deru nafas Nani di rambutku semakin memburu. Kontolku spontan menjadi tegang dibalik celanaku. Aku menyadari bahwa ini adalah saat yang tepat untuk memulai semuanya.
Kupegang tangan kiri Nani dan kutarik pelan kearah samping.
"Sini nan..dari depan aja.." kataku pelan sambil menengok kearahnya.
Nanipun menurutiku, dia beranjak dari posisinya dan berjalan melingkari sofa dan berdiri dihadapanku. Kupegang pinggulnya dengan kedua tanganku sambil menariknya ke arahku.
"Sini nanhh...naikk.." kataku lirih, sambil menarik pinggul Nani untuk naik diatasku.
Dengan ragu, Nani menaikiku, melangkahkan kedua kakinya, dan kemudian duduk di pangkuanku. Selangkangannya berhimpitan dengan selangkanganku, memeknya yang masih tertutup celana pendeknya menekan kontolku yang juga masih tertutup celana.
Karena tubuhnya tidak terlalu tinggi, meskipun dengan posisi seperti ini, wajah kami berdua hampir sejajar, hanya lebih tinggi wajah Nani sedikit saja.
Nani tidak berbicara, dia hanya memandangku layu, seakan sudah siap untuk kuberi perintah apa saja. Kuraih pipinya dengan tangan kananku, dan menarik wajahnya pelan, sambil wajahku kudekatkan kewajahnya.
“paaaak….mau ngapain..?” kata Nani lembut sambil kedua tangannya menahan dadaku pelan.
“mau cium kamu sayaang...” jawabku sambil terus mengarahkan bibirku ke bibirnya..Nanipun mengendurkan dorongan kedua tangannya dari dadaku sampai akhirnya bibirku bertemu dengan bibirnya, lalu kamipun berciuman.
'Cuuuppmmhh... mmmmhhhhhh... mmmhhhh... mmhhhhhh....' Suara ciumanku di bibir Nani.
Kumainkan bibirku di bibirnya, lidahku kumasukkan kedalam mulutnya. Tak berapa lama, Nani mulai menikmatinya, dan lidahnyapun mulai mengimbangi lidahku. Tangannya mulai berani merangkul leherku, kedua tanganku mengelus-elus punggung Nani. Dan kamipun berciuman dengan penuh hasrat.
'Mmmmmhhhhhhh... mmmmmmhhhh... sllrpphhhmmmhhhhhh....'
Nani sudah mulai menikmatinya, aku tau ini adalah ciuman pertamanya, tapi dia cepat belajar. Kadang kuhisap bibir atasnya, bibir bawahnya. Lidahnyapun tak luput dari sedotan bibirku. Kulihat Nani begitu menikmatinya, kedua matanya terpejam saat aku membuka mataku. Cukup lama kami berciuman, sampai akhirnya kulepaskan ciuman kami, sambil sekali lagi kucium lagi bibir merekah sexy nya.
'Ccupppmmhhhaahhh...' suara ciumanku di bibir Nani.
kemudian kamipun saling memandang sayu.
"Buka bajunya ya.." kataku pelan sambil mencoba mengangkat kaos Nani keatas.
Nani menahan tanganku, “jangan pak..” katanya lirih, “nani takut pak..”
“ngga usah takut sayaang..ngga apa apa kok..ya..? buka ya bajunya..?” desakku.
Aku sudah tidak tahan, bagiku ini adalah ‘no turning back moment’..
Tanpa menjawab lagi, Nani melepaskan tanganku dan membiarkan aku mengangkat kaosnya, dan melepaskannya dari tubuhnya.
Kedua toket besarnya yang tertutup BH berwarna merah terpampang didepan mataku. BH nya seakan tidak mampu menampung kedua toket besarnya. Lalu Nani dengan cepat menutupi toketnya dengan kedua tangannya. “paaak..nani malu…” katanya lagi.
“ngga apa apa sayang..” kataku sambil menarik tangannya lembut untuk melepaskannya dari toket besarnya, dan diapun menurutiku.
Lalu dengan lembut langsung kuciumi bagian dadanya yang tidak tertutup BH.
'Cccupppmmm... cupppmmhh... cupphh..mmmmhh….' gumamku.
aku tidak mau menunggu lagi, tangan kiriku lalu kuarahkan ke punggung Nani dan meraih kait BH nya, dengan sekali gerakan jempol dan jariku, kait BH nya terlepas, dan akupun menarik BH nya lolos dari kedua tangannya, lalu mencampakkannya di lantai. Lalu aku menghentikan ciumanku di toketnya, dan mengarahkan pandangan mataku ke kedua toket besarnya. Sekali lagi dengan cepat Nani menutupi kedua toketnya dengan kedua tangannya. “bapaaaak..jangan..nani malu paaak…” katanya lagi.
“ngga usah malu sayaaang..jangan ditutup ya..” sambil tanganku meraih kedua tangannya untuk melepaskan kedua toketnya. Dengan ragu Nani menurunkan tangannya, dan terlihatlah dengan jelas kedua toket Nani yang indah itu. Kedua toket Nani sekarang tergantung bebas didepan wajahku, sungguh membuat dadaku berdesir. Bulat, besar, putih bersih, kencang, dengan pentil yang tidak terlalu besar dan lingkar pentil yang sedang berwarna coklat muda. “seksinya kamu sayaaang…” kataku padanya. Sambil kedua tanganku mengelus-elus kedua toket besarnya dari atas sampai kebagian bawah toketnya. Kemudian kedua tanganku mendorong kedua toketnya ke tengah dan akuk mengarahkan bibirku ke pentilnya.
'Mmmhhh...mmmhhhhh...slllrpppmmhhhhh..mmmmhhh...' Gumamku geram ketika mulutku langsung menyerbu kedua pentilnya, kanan dan kiri bergantian.
Kedua tanganku meremas-remas gemas dadanya, saat aku mengulum pentil yang kanan, tangan kiriku memilin-milin pentil yang kiri, kemudian bergantian. Kedua tangan Nani mulai merangkul kepalaku dan mengusap-usap rambutku. Sesekali kepalanya ditengadahkan keatas memperlihatkan rasa nikmat yang mulai merasukinya.
"Hhhhhhh....bapaaaaaaakkhhh...hhmmhhh...." desahnya pelan.
Setelah lama kumainkan toketnya, aku menarik wajahku, dan kuarahakan pandanganku ke wajahnya, kutatap wajahnya yang sudah sayu dan mulai terbakar nafsu, “nikmatin aja ya sayaang..ngga usah malu..” kataku padanya, sambil tangan kananku mengelus pipi kirinya, Nani menjawab dengan mengangguk pelan dan tersenyum padaku, lalu kamipun berciuman kembali.
'Mmmmmhhh.. mmmmmhhh...mmmhhhhh..' gumam kami berdua. Pada titik itu, akhirnya aku merasakan bahwa Nani sudah tidak akan melarangku melakukan apa saja terhadapnya, Nani sudah benar-benar pasrah padaku.
Ciuman kami terus berlanjut, Nani sudah mulai mahir dalam berciuman, lidahnya sudah mulai bermain di rongga mulutku Terkadang kusedot dalam-dalam lidah Nani, diapun terkadang berbuat hal yang sama. Ciuman kami begitu bergelora dan penuh hasrat.
Kemudian kulepaskan pagutan bibirku dari bibirnya.
"Sini nanh...duduk sini.." kataku padanya sambil menepuk bagian sofa yang kosong di sampingku.
Nani menurutiku, beranjak dari pangkuanku, dan merebahkan dirinya di sofa.
Sofaku cukup besar dan sangat empuk, memang model sofa yang bisa digunakan untuk tidur apabila dipanjangkan bagian bawahnya. Dan saat ini, sofaku akan menjadi saksi bisu kegiatan pergumulanku dengan Nani.
Setelah Nani merebahkan diri, aku segera melepaskan kaosku dan menindihnya, dan kamipun kembali berciuman.
'Mmmhhh.. mmmmhhhh... sllrppmmhhhh... ccppmmhhhh...' suara gumaman ciuman kami.
Kami berdua sudah terbakar nafsu, permainan kami semakin memanas, ciuman bibirku dan jilatan lidahku menyapu lehernya.
"Hhhhhhhhggghhh... mmmhhh...." Nani mendesah pelan.
Kemudian kuangkat kedua tangannya dan kusapu kedua ketiak mulusnya dengan ciuman dan jilatan bibirku, lalu selanjutnya ciumanku turun ke arah kedua toketnya lagi, kukulum pentilnya lagi, kanan dan kiri. Kupilin-pilin kedua pentilnya itu, sambil kuremas-remas pelan kedua toketnya. Sungguh gemas rasanya aku dengan toketnya itu.
Setelah puas mengulumi kedua toketnya, ciumanku turun ke perutnya, sambil kedua tanganku meraih celana pendeknya, dan mulai menariknya kebawah, sekaligus dengan cd nya. Nani tidak menolak sama sekali, bahkan Nani mengangkat pinggulnya untuk memudahkanku meloloskan celana pendeknya.
Hingga akhirnya loloslah celana pendek beserta cd nya dari tubuh Nani dan kucampakkan saja ke lantai.
'Aaahhhh..sungguh mempesona tubuh pembantuku ini..' dalam hatiku.
Semok, bersih dan putih, sangat menggairahkan sekali.
Seluruh tubuh sexy nya sangat jelas sekali terlihat karena suasana terang disiang hari. Wajah manisnya terlihat sayu, sangat menggemaskan dan membuat bulu kudukku berdiri.
Kubuka kedua kakinya, sehingga tersuguh pemandangan yang tiada duanya. Memek Nani yang agak tembem, masih terlihat rapat sekali, diatasnya dihiasi bulu-bulu yang tidak terlalu lebat. Bibir memeknya bersih sekali dan berwarna merah muda merona. Sungguh pemandangan yang menggairahkan.
Akupun tak menunggu lama, segera kubungkukkan badanku dan ku arahkan mulutku ke bibir memeknya. Kemudian langsung kukulumi dan kujilati dengan lembut dan penuh gairah.
'Mmmmmhhh.....sslllrrrpppmmhhh...mmmhhhh....' gumamku sambil mengenyoti dan menjilati memek Nani.
"Aaaahhh...hhhmmhhhh....paaaaakkhhh..." desah Nani pelan.
Mendengar desahannya aku semakin menggila dan semakin ganas mengerjai memek perawannya itu.
Kedua tangannya memegang kepalaku, seakan mengatakan jangan lepaskan.
Memeknya sudah basah sekali, basah dengan air liurku bercampur dengan cairan memeknya. Nani sudah sangat bernafsu. Aku tak mau berhenti, aku ingin Nani merasakan kenikmatan klimaks pada jimekanku ini. Intensitas kuluman dan jilatanku tidak mengendor.
'Sssllrrppmmhhh..mmmmmhhhhh..mmmmhhhhh....mmmmmhhhhh.....' suara mulutku di memeknya.
"Aaaaahhhh..bapaaaakkhhhhh...hhhssshhhhh....aaahhhh..." desahnya lagi.
Tangannya meremas kepalaku, mendorong-dorong ke memeknya, nafsunya sudah mulai memuncak. Kutekan-tekan bibirku, kusapu belahan memeknya dengan lidahku, itilnya kuemut dan kusedot. Kadang kumainkan batang hidungku yang cukup mancung ini dibelahan memeknya, naik dan turun searah dengan belahan memeknya. Dan akhirnya, kurasakan badan Nani menegang, tangannya mencengkram kuat kepalaku seakan mau menanam mukaku di memeknya.
"Hhhhgghhh... hhhgggghhhh...mmmhhhhhh..aaaaahhh...paaakkhhhhhh......." desahnya, badannya mulai kelojotan.
"Hhhggggghh..! hhggggghhh...! Hhggggghhh..!hhhggghh...!" desahnya tertahan sambil badannya mengejang berkali kali.
Nani mengeluarkan cairan kewanitaanya.
Kuhisap memek Nani dalam-dalam, kuhisap semua cairan yang keluar dari memeknya, sungguh nikmat sekali meskipun agak asin kurasakan.
Kemudian perlahan badan Nani mulai melemas.
"Bapaaaaakkkhhh....." desahnya lirih sambil melihatku sayu.
Cengkraman tangannya mengendor, wajahnya terlihat lemas sekali.
"Enak naaanhh...?" tanyaku sambil melihatnya dan senyum menggodanya.
"Hhhmmhhhh...bapaaakkhh..." katanya sambil tersenyum kecil kepadaku dan mencubit tanganku pelan.
'Aku sudah memberikan kepuasan padanya..sekarang giliranku..' dalam hatiku.
Akupun bangkit dari sofa, lalu berdiri dilantai menghadap kearah Nani dan membuka celanaku. Kontolku yang sudah tegang dari tadi akhirnya terbebas. Nani kaget melihat kontolku yang sudah berdiri tegak dan secara spontan menutup matanya dengan kedua tangannya, sambil berteriak kecil, “hiii..bapaak..!”, aku tgersenyum kecil, kepolosannya membuatku merasa semakin gemas padanya, mungkin karena baru ini dia melihat kontol laki-laki dewasa.
"Duduk nanhh..." kataku lirih sambil menarik tangannya. Nanipun melepaskan tangannya dari kedua matanya, mengambil posisi duduk didepan kontolku. dan melihat kontolku dengan seksama, seakan tertegun dengan apa yang ada di hadapannya. Lalu kemudian aku mengarahkan tangannya untuk memegang kontolku.
"Pegang nanh..." kataku.
Nani dengan pelan memegang kontolku dengan tangan kanannya dan menggenggamnya. Tangan kananku memegang kepala Nani dan mengusapnya pelan.
"dicium ya sayanghhh.." kataku lirih.
"Ngga mau ah paak...." katanya pelan sambil melihatku lirih.
"Kok ngga mau..? bapak aja tadi udah nyiumin punya kamu kan...? Sekarang gantian dong...?" kataku padanya.
Keragu-raguan sangat nampak pada muka polosnya.
"Ayo sayanghh...ciummhh.." ujarku lagi sambil memajukan pinggulku kearah wajahnya, dan tanganku menarik pelan kepalanya menuju kearah kontolku.
Nani tidak memberikan perlawanan berarti, dia tau dia harus melakukannya karena aku juga telah berbuat hal yang sama kepadanya.
'Cuuppp...' Nani mencium kepala kontolku yang sudah agak basah.
"Hhhmmmhhh..." gumamku.
"Buka mulutmu nanhh..." kataku lagi.
dengan ragu Nani membuka mulutnya, lalu setelah melihat mulutnya terbuka segera kudorong kontolku masuk kedalam mulutnya.
"hhmmppfhh..." gumamnya.
Kumajukan pinggulku perlahan, mendorong batang kontolku untuk masuk kedalam mulut sexy nya. Perasaan nikmat mengalir didalam tubuhku, meskipun kontolku terasa linu karena terkena giginya.
"Jangan kena gigi nanh..." kataku lirih.
Nanipun mengatur mulutnya sehingga giginya tidak mengenai kontolku.
Kupegangi kepalanya dengan kedua tanganku, dan kumaju mundurkan kepalanya berulang kali. Tak berapa lama Nani memahami keinginanku, selanjutnya kepalanya mulai maju mundur dengan sendirinya.
"Aaaaaahhhh...hhmmmhhhh...iyahhh..gitu sayangghh..aahh..." gumamku sambil melepaskan tanganku dari kepalanya.
Nani memaju mundurkan kepalanya terus, sehingga batang kontolku keluar masuk dimulutnya. Kuarahkan tangan kirinya untuk memegang telorku dari bawah, lalu Nani dengan sendirinya mengusap dan mengelus-elus telorku. Tangan kanannya dirapatkan ke pangkal kontolku untuk menahan jembutku, sambil mulutnya mengocok batang kontolku dengan pelan dan teratur.
"Iyaaaahhh..gitu sayaangghhh...aaaaahhhh...enak bangeetthhhh..." desahku.
Kedua tanganku kuarahkan untuk meremas kedua toketnya yang menggantung bebas, dan jari-jariku memilin-milin pentilnya. Beberapa saat setelah Nani mulai mengerti cara mengoral, kutarik pelan kontolku dari mulutnya.
"Sini nanh...jongkok didepan bapak.." kupegang tangannya, sambil aku duduk di sofa dan memberikan instruksi pada Nani untuk turun dari sofa dan berlutut di lantai, didepanku.
"Ayo..isep lagi nanh..." kataku lirih, setelah Nani berlutut didepanku.
Nanipun meraih batang kontolku dan langsung mengulum kontolku dari depan.
"Mmmmmhhh....mmmmhhhh...ssslllrrppmmmhh..." gumamnya sambil menaik turunkan kepalanya.
"Aaahhhh..nnaaannhh...sshhiiitttt..." racauku menerima kulumannya.
"Kocok pake tanganmu sayanghh.." kataku lagi sambil mengarahkan tangan kanannya yang memegang batang kontolku.
Nanipun menghentikan kulumannya dan mulai mengocok kontolku pelan.
"Aaaahhhh...he-eehhhh...gituhhhh...enak bangeett naaanhhh..." desahku.
"Isep lagi nanhhh..."
Nani kembali mengisap kontolku, kepalanya naik turun dikontolku, kedua tanganku meraih kedua toketnya dan meremas-remasnya. Sesekali Nani menghentikan kulumannya dikontolku dan mengocoknya, kemudian mengulumnya lagi.
'Aaaaahhhh..sudah mulai mahir kamu ya nanhh...' pikirku.
Permainan mulut dan tangan Nani selama hampir setengah jam. Membuat kontolku merasa ingin segera mengeluarkan cairan kenikmatannya.
"Naaannnhh...aku mau keluarrrhhhh...!" desahku tertahan.
"Isep nanti yahhhh..!" desahku lagi.
Nani melirikku sambil terus kepalanya naik turun.
"Hhhhhgggghhhhhh........" desahku yang sudah hampir sampai dipuncak kenikmatan.
"Hhgggghhhh...!hhhgggghhh...!" gumamku sambil kedua tanganku mencengkram kepalanya.
'creeet.... ccrreeettt... crreeetttt... crreeettt.... crreett..!' keluar semua maniku dalam mulut Nani.
Mata Nani terbelalak, mencoba untuk menarik mulutnya, tapi tidak berhasil karena kedua tanganku mencengkram kepalanya.
"Telen sayangh..telen ajahhh..." ujarku pelan sambil melihatnya.
Kemudian kulihat Nani menelan semua air maniku.
"Hhhhggmmhhh.." desahnya sambil menghisap lagi habis maniku, kemudian menelannya, dan melepaskan kontolku dari mulutnya.
"Aaaaaaahh..bapaakhh.....pait tau..." katanya manja padaku sambil mencubit pahaku.
"Maap sayaaaang..habisnya enak bangeth sih isepanmu nanhhh...hhhh...." kataku.
"Sini...duduk sini nanh.." kataku lagi sambil menarik tangannya untuk bersama-sama duduk ke sofa.
Nani naik ke sofa, duduk disampingku, merangkulku dan kamipun berciuman kembali.
'mmmmmhh...mmmmmmhhh....' suara ciuman kami mesra.
'Selesai ronde pertama.. sebentar lagi akan kulanjutkan ronde kedua..' dalam hatiku.
Kami menyudahi ciuman kami dan mengatur posisi di sofa.
Nani merebahkan diri disebelah kananku, merebahkan badannya miring dan bersandar padaku, kepalanya diletakkan didada kananku. Karena posisi dudukku memang agak merebah ke sofa, sehingga tangan kananku merangkul perutnya.
"Hhhhmmhhhhh.....enak nanhh...?" godanku.
Nani menoleh padaku sambil tersenyum genit dan mencubit perutku.
"Iiihh..bapakhh...nakal banget sih..." katanya manja.
"Itu belum seberapa enaknya nan.. nanti bapak kasih kamu yang lebih enak lagi..." godaku lagi sambil tangan kananku meremas toketnya.
"Mmmmhhh.. bapaakkhhh..." desahnya pelan.
Kemudian tangan Nani meraih kontolku yang sudah mengecil.
"Kok jadi kecil lagi pak ininya bapakh..?" tanyanya polos.
Nani sudah mulai genit dan manja padaku.
"Iya nan..istirahat dulu dia..nanti bentar lagi dia bangun lagi..siap tempur lagi.." candaku.
"Hihi..emang mau perang pak..?" katanya manja sambil meremas gemas kontolku.
Aku mengambil rokokku yang ada dimeja makan yang posisinya hampir menempel dibelakang sofa, sehingga bisa kuraih tanpa harus beranjak dari sofa. Kuyalakan rokokku dan menghisapnya dalam sambil menunggu kontolku siap lagi beraksi untuk ronde kedua (ronde perenggutan keperawanan. Hehe..).
"Paaak..." kata Nani manja.
"Iya nanhh.." jawabku.
"Nani takut hamil..tadi nelen punya bapakh..." katanya polos.
Akupun tertawa kecil.
"Nann..kamu ngga akan hamil kalo cuman nelen air mani bapak....tapiii......kalo bapak muncratin mani bapak didalem ini kamuuu..." sambil tanganku meraih memeknya dan menekannya lembut.
"Aaauu..." jeritnya kecil.
"Baru kamu bisa hamil..." kulanjutkan kalimatku.
"Jadi kamu ngga usah takut hamil nan...ngga akan hamil kamu.." kataku lagi padanya.
Nani hanya mengangguk kecil sambil tangannya diputar-putarkan diperutku.
Untuk sesaat kami diam sejenak. Kuhisap rokokku sambil menikmati suasana ini. Kuusap-usap rambut Nani, kuleus-elus lengan dan pinggulnya. Nani terlihat sangat menikmati perlakuanku itu.
Beberapa saat kemudian rokokku habis, dan aku mematikannya di asbak yang ada dimeja makanku.
"Naannhh..." kataku lembut.
Nani menoleh padaku, kutarik dagunya kearahku. Nani menyesuaikan posisinya, dan kamipun berciuman kembali.
'Mmmmmhhhhh..mmmmmhhh..mmmmmmhhhh..' suara ciuman kami berdua.
Kuremas remas kedua toketnya, kupilin-pilin kedua pentilnya dengan kedua tanganku. Kontolku sudah mulai bereaksi dan bangun kembali.
lalu kulepaskan ciuman kami, "Nan..isep lagi ya punya bapak nih.." kataku padanya.
Tangan kiriku memegang kontolku yang belum sepenuhnya tegang.
Nanipun menurutiku, kali ini tanpa argumen lagi. Nani membungkukkan badannya, memegang kontolku, dan langsung mengulumnya.
'Mmmmmhhhh...mmmmhhhh..mmmmhhhh...' suaranya sambil kepalanya naik turun.
Tangan kanannya mengelus-elus telorku, posisi tubuhnya menungging disampingku.
"Aaahhh...iya Naaanhhh...enak bangeetthhhh..." desahku.
Sungguh nikmat kurasakan dikontolku oleh isapan-isapan lembut Nani, meskipun Nani mengulum kontolku dari samping kananku.
Tanganku kananku meremas-remas toketnya yang menggantung bebas, sesekali kuelus punggung mulusnya, sampai ke pantatnya. Lalu kuarahkan jemariku ke arah memeknya, lalu kuusap-usap memeknya.
Kontolku sudah mulai menegang kembali, meskipun agak linu sedikit kurasakan, tapi sudah siap bertempur kembali.
Aku menarik Nani, memberi isyarat untuk menyudahi kulumannya dikontolku. Kutarik Nani ke pelukanku, dan kamipun kembali berciuman.
'mmmmhhh...mmmmhhhh...mmmhhhhh...' gumam kami berdua.
Kurebahkan tubuhnya di sofa, dan kuposisikan tubuhku diatasnya.
Ciumanku turun ke lehernya, kusapu lehernya dengan ciuman dan jilatan lidahku, lalu turun ke toketnya. Kuremas pelan kedua toketnya, sambil kukulum pentilnya, kanan dan kiri. Aku sangat bernafsu memainkan kedua toketnya, dan aku yakin Nanipun merasakan hal yang sama, karena kedua pentilnya kurasakan sudah mulai mengeras.
"Hhhhmhhhhhhh...." desahnya pelan.
Bibirku semakin menurun kebawah, ke perutnya, dan sampailah bibirku di memeknya. Langsung kujilati dan kukulum memeknya.
"hhhgggghhhhh...paaakhhhh...." desah Nani sambil kedua tangannya mulai memegang kepalaku.
Kuhisap, kukulum dan kujilati memeknya, Nani mulai kelojotan. Memeknya mulai basah oleh cairan pelumas kewanitaannya. Saat yang sangat tepat untuk menancapkan kontolku di memeknya.
Tanpa menunggu lagi aku menyudahi kulumanku dan mengambil posisi berlutut didepan memeknya.
Kuatur posisiku dan memegang kontolku dengan tangan kananku, kemudian kutempelkan kepala kontolku di bibir memek Nani dan kuusap-usap pelan memeknya dengan kepala kontolku, dari atas kebawah, kadang kuputar-putar di bibir memeknya.
"Hhhgggggghhhhhh...bapaaaaaakkkkhhhhh..." desahnya sambil melihatku sayu.
Kedua tangannya memegangi lututnya, karena posisinya ngangkang, dan kedua kakinya ditekuk. Arah matanya kemudian dialihkan ke selangkangannya, dan melihat apa yang kulakukan dengan kontolku di memeknya.
Lalu kutanamkan kepala kontolku didalam memeknya.
"Aaaakkkhhh..." katanya pelan.
Aku merebahkan diriku diatasnya sambil mencium bibirnya, dan kamipun kembali berciuman.
'Mmmmhhhh...mmmhhhh...mmmmhhhh...' gumam kami berdua.
Kubiarkan posisi kontolku seperti itu dulu. Lalu aku menghentikan ciumanku dan kemudian menatap mata sayunya.
Kami saling berpandangan sejenak, lalu dengan perlahan kudorong masuk batang kontolku ke dalam memek Nani.
Sleeeepp....
"Aaaaaahhhh.....paaaaaakkhhh...sakiiitttthhhhhh....." katanya lirih.
Kedua tangannya mencengkram pinggangku.
"Tahan dikit ya sayangghhhh..." jawabku.
Kutarik dulu batang kontolku, dan kudorong lagi pelan, kali ini masuk agak lebih dalam lagi.
Sleeeeepppppp.......
"Aaaaakkkhhhhhh.....bapaaaakkhhh....!" katanya lirih lagi.
Kutarik lagi kontolku, dan kutekan lebih dalam lagi. Terasa sempit sekali memek Nani ini. Memang benar-benar masih perawan.
"Aaaaakkhhhhhhh..........paaakkhhh...sakiiitttthhhhhh....!" sambil wajahnya dipalingkan ke kiri dan kanan.
Aku tak peduli lagi dengan lirihannya, kutarik sekali lagi, dan akhirnya kuhunjamkan kontolku dengan maksimal dan sedikit keras.
'Ssleeeeeppppp.....!' kurasakan kontolku merobek selaput dara dalam memeknya.
"Aaaaauuuuukkhhhh.......!bapaaaaakkk....!" Pekik Nani tertahan, sambil kedua tangannya mencengkram erat punggungku.
Masuk semua batang kontolku kedalam memek Nani.
'aaaaaahhhhhh...nikmat sekali...akhirnya kuperawani Nani, pembantuku yang sexy ini...' dalam hatiku.
Aku membiarkan posisi ini sejenak, melihat wajahnya. Dengan perlahan matanya mulai membuka dan Nanipun menatapku sayu. Pandangan sayu kami saling beradu.
"Sakit banget tau paaakkkhhh...." katanya lirih.
"Iya Naanhh...tahan dikit yaahh...sebentar lagi sakitnya ilang kok.." kataku menenangkannya, sambil mengusap rambutnya yang sedikit menutupi wajahnya.
Akupun kembali mencium bibirnya. Nani tidak segera membalas ciumanku, dia hanya diam saja, serasa ingin menunjukkan rasa sebelnya padaku.
Tapi tak berapa lama setelah bibir dan lidahku bermain di bibirnya, Nani mulai terhanyut dan membalas ciumanku, lidah kami saling berpagut, bibir kami saling hisap, tangannya mulai merangkul leherku, dan matanya memejam. Nani sudah mulai melupakan rasa sakitnya.
Kemudian dengan pelan kutarik pinggangku sedikit, dan kutanam lagi dengan perlahan hingga mentok.
"Hhhmmppfffhhhh..." gumamnya sambil kami terus berciuman.
Tangannya mencengkram leherku, kemudian melemas. Sekali lagi kutarik kontolku, dan kutanam lagi.
"Hhhmmmppppfffhhh...." gumamnya lagi.
Kulakukan berulang dengan intensitas yang pelan dan lembut, sampai kurasakan tangannya tidak lagi mencengkram leherku dengan keras. Menandakan bahwa Nani sudah tidak kesakitan lagi.
Kulepaskan pagutan bibirku dari bibirnya dan sapuan bibirku turun ke lehernya, sambil terus menggenjotnya pelan.
"Hhhhgghhhh..hhggghhh...aaahhh...hhhgghhhh...bapaakkhh...mmmgghh.." desahnya.
"Enak sayanghhhh....?" bisikku sambil menciumi dan menjilati telinganya.
"Hhhgghhhh...bapaaaakkhhh...aahhh.." hanya desahan yang terdengar dari bibir sexy nya.
Kakinya sudah mulai melingkar di pantatku yang bergerak naik turun dengan perlahan tapi pasti. Memeknya terasa licin namun terasa begitu mencengkram kontolku. Dinding-dinding memek lembutnya mencengkram kontolku dengan padat, lembut dan erat.
Sungguh sensasi yang sangat luar biasa sekali bersetubuh dengan pembantuku ini.
Kuhentikan genjotanku dan kuangkat tubuhku hingga tegak didepannya. Kulihat batang kontolku penuh dengan darah perawan Nani.
"Bentar ya nan.." kataku.
Kulepaskan kontolku dari memeknya dan aku mengambil tissu yang ada dimeja makan, untuk mengelap kontolku. Tissu itu penuh dengan darah.
"Bapaaakhhh..." kata Nani lirih ketika melihatnya.
"Ngga papa sayang.." kataku sambil mengambil tissu lagi dan kali ini aku mengelap memek Nani yang juga penuh dengan darah perawannya.
Untung saja tidak ada darah yang mengalir ke sofa.
Kubersihkan memeknya dengan tissu sampai bersih, dan kemudian kucampakkan ke saja kelantai.
Kemudian aku meludah kecil ditanganku, dan mengoleskan dan meratakannya dikontolku. Lalu kupegang batang kontolku, dan kutempelkan lagi kepala kontolku di bibir memek Nani. Kembali lagi kuusap-usap bibir memeknya dari bawah ke atas, kuputar-putar sebentar, lalu kutancapkan kepala kontolku di memeknya.
Kemudian aku dorong kontolku kedalam memeknya, dan kali ini langsung amblas kontolku kedalam memeknya.
Sleeeeeepppp.....
"Aaaaakkkhhhhh....bapaaaaakkkhhh.......!" desahnya tertahan.
"Hhhggggghhhh....." gumamku.
Kontolku sudah amblas dalam memek Nani.
Kuatur posisi untuk menggenjotnya. Badanku tegak didepan selangkangan Nani dan bertumpu pada kedua lututku. Kedua tanganku memegang kedua lutut Nani bagian dalam dan menahannya ke arah ketiaknya, sehingga kedua kakinya menekuk dalam.
Posisi Nani sekarang sudah mengangkang dengan sempurna. Memeknya menyembul dan semakin terlihat tembem dengan adanya kontolku di dalamya.
Lalu dengan perlahan mulai kugenjot memeknya.
Sleeeeppp... sleeeeeeppp... sleeeeepppp...sleeeeeppppp..
"Aaaahhhh...aaaahhh..mhhhh...paaaakkkhhhh...hhhggghhhhhh...ssssssshhhhh...aaaaaahhh...." Nani meracau sambil kepalanya menoleh kekanan dan ke kiri.
Matanya terpejam, kedua tangannya memegang perutku, seakan menahan gerakan genjotanku.
Kulepaskan pegangan tanganku dari kaki Nani dan kuarahkan kedua tanganku ke kedua toket besarnya yang menganggur. Kuremas-remas kedua toketnya, sambil terus menggenjotnya.
Sleeeppp... sleeeeeeppp.. sleeeeeepp...
Sudah tidak ada darah lagi yang kulihat dari memeknya. Selain itu, kulihat Nani juga sudah mulai menikmati permainanku ini. Rasa sakitnya berangsur-angsur menghilang, berubah menjadi perasaan nikmat tiada tara.
"Hhggghhh...hhgggghhh...hhhggghhh..uuuhhh...yeah babyyhhhh....aaahhhh..." racauku pelan sambil menggenjotnya terus.
Sleep.. seleepp.. sleepp.. semakin lama genjotanku semakin cepat.
"Aaahhhh... bapaaakhhh... aaahhh... hhgghhhh... paaaakkhh.. bapaaaakkkhhh..." desah Nani.
"Enak sayanghhhh....?" Tanyaku sambil tetap menggenjotnya.
"Iya paaakkkhh...aaahhhh...bapak sayangghhhh....." desahnya lagi.
Nani sudah mulai keenakan dengan kentotanku.
Kutindih kembali tubuh Nani, dan kupagut lagi bibirnya, kuciumi lehernya, kujilati lagi telinganya sambil menambah kecepatan gejotanku.
"Enak bangeth memekmu sayaangghhhh...aaaaahhhh..." bisikku ditelinganya.
Akupun sudah mulai memancingnya untuk bicara jorok, karena hal ini menurutku menambah sensasi berbeda dalam berhubungan sex.
Nani diam saja sambil tangannya memelukku erat, kedua kakinya melingkar dipantatku.
"Paaaaaaakkkhhhhhh.......aaaaaaahhhhh....." Nani mengerang keenakan.
15 menit lamanya kugenjot Nani dengan gaya misionaris ini, keringatku bercucuran bercampur dengan keringat Nani yang juga tidak sedikit keluar. Badan kami saling bergesekan, pentil dan toketnya tertekan dadaku, sungguh nikmat sekali.
Semakin lama genjotanku dimemeknya semakin cepat dan pasti. Nani semakin kelojotan, pelukannya semakin erat. Aku tau Nani sudah mau mencapai klimaksnya. Semakin cepat kugenjot, semakin erat Nani memelukku.
"Pppaaaaaakkkhhhhhh...aaakkkhhhhh......." desahnya tertahan.
Sleeeeeeppp....!
Kutanam dalam-dalam kontolku, kuhentikan genjotanku dan kupeluk erat tubuh Nani. Bersamaan dengan itu badan Nani mengejang berulang-ulang.
"Hhggggghhhh...!hhggggghhh..!mmmmgghhh...!" gumam Nani saat mengeluarkan cairan kenikmatannya.
"Hhhhhhhhhh.......mmhhhhhh..aaaaahhh...." desahnya lagi sambil melemaskan pelukannya ditubuhku.
"Enak nanh...?" tanyaku sambil menatap mata sayunya.
"Hee eh paakhhh...enak banget bapak sayanghh...hhh..." jawabnya sambil tersenyum kecil.
"Sekarang gantian bapak yaa..bapak belum keluar.." kataku padanya.
Aku menggenjotnya lagi, sambil kupeluk erat tubuhnya, berkonsentrasi untuk segera mengeluarkan cairan maniku. Semakin cepat genjotanku, semakin terasa memuncak nafsuku untuk menggoyang tubuh Nani.
"Aaaaahhhh...bapaaaakhhhh...aakhhhh...hhhmmhh.." suara Nani terdengar ditelingaku.
"Aaahhhh...enak bangeth nannhhhh....shiiitttt....." akupun terus menggenjotnya.
"Enak bangeth memekmu naanhh...." bisikku lagi ditelinganya.
Aku merasakan kontolku sudah hampir muncrat. Kupercepat lagi kentotanku, genjotan-genjotan yang cepat dan dalam, sampai akhirnya aku tak mampu menahannya lagi.
"Aaaaaaaakkhhhh...naaaaannnhhhh...bapak mau keluaarrrhhh..aaaahhhh...." racauku sambil mencabut kontolku.
"Aaaakkhhhhhh.........!" desahku tertahan dan dengan cepat dan kuarahkan kontolku di depan toketnya sambil mengocoknya dengan tangan kananku.
Creeettt...creettttt...creeetttt..creetttt....! keluar semua maniku di toket Nani.
Semua cairan dalam tubuhku serasa keluar pada saat itu. Badanku basah, penuh dengan keringat kenikmatan.
"Aaaaaaaahhhhhhhh....hhhhmmmmhhhhhhh......" gumamku lagi.
"Hhhhhgghhh..bapakhhh...panas iiiihhhh...." katanya sambil melihat air maniku berceceran di toketnya.
"Hhhh..bentar ya sayanghhh..." jawabku seraya mengambil tissu yang ada di meja makan.
"Sini..bapak lap.." kataku lagi sambil mengelap air maniku ditoketnya, dan membuangnya kelantai.
Aku mencium bibir Nani sebentar kemudian merebahkan badanku duduk di sofa kembali.
Lemas sekali badanku kurasakan. Sungguh luar biasa.
Nanipun mengikutiku merebahkan dirinya disofa dan bersandar di dadaku kembali.
Kulihat jam sudah pukul 3 sore. Belum sempat kami mengobrol, aku mendengar suara mobil ku datang.
"Pak ata..!" kataku kepada Nani.
Tanpa menjawab Nani langsung loncat dari pelukanku dan kamipun bergegas memunguti baju kami. Aku memungut tissu-tissu yang tercecer dilantai, memungut bajuku dan masuk kedalam kamar mandiku.
Nanipun memunguti bajunya dan masuk kedalam kamarnya.
Kubuang semua tissu bekas darah perawan Nani dan bekas maniku kedalam toilet, lalu kusiram hingga hilang. Sambil tak lama kudengarkan dari kamar mandi, suara Nani menyambut Diana dan Pak Ata yang datang berdua.
Sore itu kami berdua berlaku sangat wajar didepan Pak Ata dan Diana. Tidak ada pembicaraan atau tindakan yang mencurigakan dari kami berdua didepan orang lain. Meskipun baru saja aku merenggut keperawanannya, dan selanjutnya kedua tubuh bugil kami bersatu, saling memuaskan satu sama lain, saling meraih peluh-peluh kenikmatan duniawi, disofa ruang keluargaku yang akan tetap menjadi saksi bisu dari sebuah pergumulan terlarang.
Beberapa saat bercengkrama dengan Diana, rasa kantuk mulai menyerangku, akupun memutuskan untuk masuk kedalam kamarku untuk mengistirahatkan badanku yang kelelahan.
---------------------


(to be continued)
Ditunggu episiode2 selanjutnya dalam rangka training Nani hingga binal
 
Bimabet
Paginya aku terbangun sendirian dikamarku, aku melihat jam di dinding sudah menunjukkan pukul 9.15, hari ini hari minggu, jadi aku masih belum bekerja.
‘gile, aku tidur 8 jam’ pikirku.
Tubuhku masih telanjang bulat, ditutupi oleh selimutku.
‘pasti nani yang menyelimutiku’ dalam hatiku.
Seperti sebelumnya, aku melihat bajuku sudah terlipat rapi di pinggir kasurku, Nani jugalah yang melipatnya.
Lalu aku beranjak dari tidurku, mengenakan pakaian dan celanaku, lalu melangkahkan kaki menuju pintu kamarku.
Setelah aku keluar dari kamarku, lagi-lagi aku tidak melihat siapapun di rumahku, aku lalu mengambil rokok ku dan menyulutnya, lalu melangkahkan kaki ke jendela depan dan mengintip keluar, sama sekali tidak ada orang diluar. Tapi, tiba-tiba aku mendengar suara guyuran air di kamar mandi belakang, kamar mandinya Nani.
‘pasti nani yang sedang mandi..siapa lagi..?’ pikirku.
Terbesitlah ideku untuk bergabung dengan Nani, mandi bersamanya. Baru memikirkannya saja sudah langsung membuat kontolku ngaceng seketika.
‘ini hari terakhir istriku tidak ada dirumah, jadi aku harus memanfaatkan kesempatan sebaik mungkin,,’ pikirku dalam hati.
Akupun mendekati kamar mandi Nani, lalu mengetuknya.
“Tok tok tok..”
Suara guyuran airpun berhenti.
“iya…” suara Nani menjawab ketukan pintu.
“nan..ini bapak..buka pintunya..” kataku sambil menempelkan kepalaku di pintu kamar mandinya.
Dan terdengar Nani membukakan kunci pintu kamar mandinya, lalu dengan membuka sedikit pintunya dan wajah imut Nani yang basah mengintip dari celah pintu.
“bapak…kenapa..? tanya Nani sambil memperlihatkan wajah keheranan.
“diana sama pak ata kemana nan..? selidikku.
“ke indomaret sebentar pak, beli camilan buat diana..” jawab Nani.
“hehe..kalo gitu buka pintunya..bapak ikut mandi sama kamu ya..?” pintaku sambil nyengir.
“iiiihh..bapak..jangan aaah..nanti pak ata sama diana dateng, bisa berabe kita paaakhh…” jawabnya manja. “lagian ini nani sudah selesei pak mandinya..” jawabnya lagi.
“lho..udah selesei mandinya..?” tanyaku lagi.
“iya pak..udah selesei..bapak tunggu aja diluar ya paak..” jawabnya manja.
“oo..ya udah..bapak tunggu deh kalo gitu..” jawabku padanya.
Pupus sudah bayanganku mandi bersama Nani.
Kemudian akupun berjalan menuju ke sofa ruang keluargaku, lalu menghempaskan badanku duduk disitu, sambil menghisap rokokku yang belum habis. Belum lama aku duduk, terdengar suara pintu kamar mandi Nani dibuka, dan tak lama setelahnya aku melihat Nani berjalan disampingku hanya berlilitkan handuk yang menutupi tubuhnya dari bagian dada sampai dengan setengah paha nya.
“udah ni paaakk..” godanya.
Aku tak tahan lagi, langsung ku matikan rokokku di asbak yang ada di meja makan, lalu kupegang lengannya, dan kutarik dia ke arahku.
“sini…” kataku.
“aaaww…bapaaakkhh…” pekiknya pelan sambil merebahkan badannya ke pangkuanku.
Aku tidak menunggu lama, langsung aku serbu bibirnya dengan ciumanku, dan kamipun langsung berciuman.
‘mmmmmm…mmmmhhh…mmmmm…sslllppmmmmhh…’ gumam kami berdua berciuman dengan penuh nafsu.
Tiba-tiba Nani mendorongku pelan sambil melepaskan ciumannya dari bibirku.
“paaak..nanti pak ata dateng lho…” katanya.
“engga..kan kedengeran nanti kalo dateng..” jawabku seenaknya sambil kembali menciumi bibirnya. Tapi kembali lagi Nani mendorongku.
“jangan disini paaak…” katanya.
“di kamarmu aja ya..?” sahutku.
“hhm-emmh..” jawabnya dengan anggukan.
Lalu aku melingkarkan tangan kiriku dibawah kakinya, dan tangan kananku memegang punggungnya, lalu aku beranjak dari sofaku, dan membopong Nani.
“hhmmhhh…bapaaakk..kuat bangeeeett…” puji Nani manja sambil melingkarkan kedua tangannya di leherku.
“iya dong..masa ngga kuat..kan kamu sudah tau gimana kekuatan bapak..” sambil tersenyum nakal padanya dan membopongnya masuk kedalam kamarnya.
“hihihi…bapaaakhh…” jawabnya manja.

Setelah masuk kedalam kamarnya, aku menaiki kasurnya, dan dengan perlahan merebahkan Nani diatas kasurnya, lalu dengan bernafsu langsung kuciumi lagi bibirnya, sambil tanganku membuka handuk yang melilit di tubuhnya.
Aku lalu menghentikan ciumanku di bibirnya, dan menegakkan badanku disamping tubuh Nani yang telanjang, ingin melihat kemolekan tubuh bugilnya, tapi dengan cepat Nani menutupi kedua toketnya dengan tangan kirinya dan menutupi memeknya dengan tangan kanannya.
“iiiihh..bapaaak…maluuuu…” katanya manja.
“jangan malu sayaaang..jangan ditutupin ya..” kataku sambil menarik tangannya keatas.
Nani tidak menolakku, kedua tangannya lalu diangkat di atas kepalanya.
‘ooohhh…sungguh pemandangan pagi hari yang mempesona..’ bathinku. Tubuh indah Nani terpapar jelas didepanku, putih, mulus sekali, dengan kedua toket yang besar dan puting yang imut berwarna coklat muda, perutnya rata, bulu jembutnya tipis menghiasi memek rapatnya. Ketiaknya yang terbuka lebar terlihat begitu mulus, tidak ada bulu sedikitpun.
“seksi banget kamu sayaang…” pujiku sambil mataku menikmati tiap lekuk tubuh bugilnya, dan tangan kananku mulai merabai dari toket besarnya, pentilnya, perutnya, pahanya dan memeknya.
“hhmmmmhhh…bapaaakkhh…hhh…” desah Nani manja. “semua buat bapak….” Jawabnya lagi.
Mendengar hal itu aku menggila, langsung aku serbu toketnya, kuremas toket kirinya, dan aku jilati dan kulumi pentil toket kanan nya, lalu bergantian ku jilati dan aku emut pentil toket kirinya.
“mmmmmmhhhh…mmmmmmhhhh…mmmm…” gumamku.
“hhhhh…aaahhhh…hhhmmmhhh…” desah Nani tertahan sambil kedua tangannya mulai mengelus-elus kepalaku.
Tangan kananku lalu aku arahkan ke selangkangannya, kemudian membuka kedua pahanya, sehingga Nani mengangkang, lalu aku usap-usap memeknya, dan jari-jariku mulai memainkan bibir memeknya, berusaha mencari-cari itilnya yang masih tersembunyi. Memekntya masih kering, cairan kewanitaanya belum keluar, sehingga jari-jariku harus agak lebih intens memainkan bibir memek dan itilnya. Desahan-desahan Nani semakin terdengar jelas, membuatku semakin terangsang. Pembantuku yang satu ini sungguh membuat nafsuku terbakar, ingin rasanya menjilati setiap inchi tubuh seksinya dan mengentoti memeknya terus menerus.
Beberapa saat setelah jari-jariku bermain di memeknya, aku merasakan cairan kewanitaanya sudah mulai membasahi bibir memeknya, segera kuratakan di seluruh permukaan memeknya, lalu mulai aku masukkan jari tengahku pelan ke dalam liang memeknya.
“hhhhgghhh…..” desah Nani pelan.
Jari tengahku sudah amblas ke dalam memek Nani, kemudian dengan perlahan mulai aku kobel memek Nani dengan jari tengahku. Aku putar-putar jariku didalam memek Nani, dan selanjutnya aku mulai mengocok memeknya pelan.
“hhh…hhhhhhggghhh….hhhh…mmmhhh….hhh..” desah Nani.
Aku menghentikan kulumanku di toketnya dan megarahkan pandanganku ke wajahnya.
Matanya terbuka redup sambil menatapku, bibirnya terbuka, mengeluarkan desahan-desahan yang lembut. Semakin lama kocokan jariku di memeknya semakin cepat, bersamaan dengan itu desahan Nani juga semakin cepat dan kuat, aku tau Nani sudah hampir mencapai puncak kenikmatannya. Tangannya yang memegang leherku mulai mencengkram erat leherku.
Tapi sebelum momen itu datang, tiba-tiba terdengar suara mobilku masuk kedalam garasi.
“pak ata..!” pekik Nani sambil membelalakkan kedua matanya.
Akupun terkaget dengan situasi itu, lalu langsung menghentikan kocokan jariku di memeknya dan menariknya.
‘anjrittt…!’ dalam hatiku mengumpat.
“bangun paaaakkk…!” pekik Nani.
Kamipun segera bangun dari kasur Nani, dan Nani segera mendorongku keluar kamarnya dan segera menutupnya.
“siaaaaaaalllll….!” Bathinku.
Akupun lalu menuju ke sofaku kembali. Kontolku yang sudah ngaceng berat berangsur kembali mengkerut.
‘anjrit…’ umpatku lagi dalam hati.
Bersamaan dengan itu pintu rumahku terbuka dan Diana menyeruak masuk kedalam rumah disusul oleh pak Ata. Lalu Diana berlari ke arahku, dan akupun meggendongnya. Diana bercerita tentang apa yang sudah dibelinya di Indomaret bersama pak ata dan segala cerita lucunya. Aku belum bisa terlalu berkonsentrasi menanggapi cerita anakku ini, masih diselimuti dengan perasaan yang kecewa dengan situasi. Dimana nafsuku yang sudah sangat membara menyelimuti diriku, dengan pelampiasan yang sempurna yang sudah tersedia didepan mataku.
‘aahh..sudahlah..’ bathinku lagi berusaha menerima kondisi ini.
Siang hari itu kembali lagi aku dan Nani bersandiwara didepan pak Ata dan Diana seolah-olah tidak ada yang terjadi diantara kami. Dan siang itu setelah kami makan siang, akupun menemani Diana tidur siang di kamarku. Sambil menahan perasaan dongkol dalam hati, aku mencoba untuk mengistirahatkan mataku sambil menemani Diana tidur siang.
‘kalau gitu nanti malam ya nan..kita lanjutkan apa yang tadi ketahan..’ pikirku dalam hati menghibur diri, dan tak terasa kesadarankupun hilang.

Sorenya aku bangun pukul 5.30 sore, suasana rumahku terdengar ramai, aku penasaran, ada siapa diluar. Lalu akupun beranjak keluar kamar dan melihat Diana sedang bermain dihalaman depan rumahku dengan sepupu istriku Dea, suaminya Fandy dan anaknya Riska yang sedang berkunjung kerumahku.
"Udah bangun mas?" tanya Dea begitu melihatku.
"Belum.." jawabku seenaknya sambil menyalaminya.
"Iya nih mas, kami dateng mau jemput diana, mau kami ajak nginep dirumah kami aja ya malem ini..boleh ga..?" tanya Dea.
"Riska pengen main sama Diana terus dari kemarin..makanya kami kesini mau ajak Diana nginep dirumah..aku udah bilang sama viona kok mas..katanya suruh minta ijin mas....ehh..pas sampe sini mas masih tidur..ya sudah, kami tunggu mas bangun dulu.." katanya lagi tanpa memberikan aku kesempatan untuk menjawab.
Memang cerewet sekali sepupu istriku yang satu ini, meskipun cantik dan sexy juga sih menurutku (parah banget gw ya?hahaha...).
Tapi aku terkadang memang kurang terlalu setuju kalau Diana tidur dirumah orang lain, Dea sudah paham dengan keberatanku ini.
"Ayolah mas..sekali iniiiii aja...." Katanya lagi memaksaku memberikan ijin begitu Dea melihatku mengerenyitkan dahiku.
Ada atau tidaknya Diana dirumah tidak menghalangiku untuk bercinta dengan Nani malam nanti. Tapi, mungkin bisa sedikit memberikan kebebasan bagi kami, untuk berpacu mencapai klimaks berkali-kali di seluruh sudut rumahku tanpa adanya rasa was-was terhadap Diana.
'Hhhmmmm...boleh juga..' pikirku.
"Ya sudah de, gapapa.." jawabku kepada Dea.
"Yess! diana, kamu bobo dirumah tante ya malem ini..main sama riska..." katanya ke arah Diana.
Diana dan Riska yang sedang bermain terlihat senang dengan berita ini. Dea segera memanggil Nani dan menyuruh Nani menyiapkan baju-baju Diana. Dengan sigap Nani menyiapkan semua perlengkapan Diana dalam satu tas kecil.
"Kamu ngga usah ikut ya Nan, nanti biar diana yang ngurus si bibi aja.." kata Dea kepada Nani.
Maksudnya merujuk pada babysitter Riska yang sudah cukup tua umurnya (Fandy tidak akan pernah mengerti bagaimana nikmatnya punya babysitter..haha..).
"Iya bu.." jawab Nani datar, meyatakan persetujuannya kepada Dea.
Pukul 6 malam waktu di jam tanganku, Dea, Fandy dan Riska berpamit pulang sambil membawa Diana. Kulepas kepergian mereka didepan pagar rumahku sambil melambaikan tangan kepada Diana.
Akupun kembali masuk kedalam rumahku dan duduk disofa, menyalakan TV, lalu menyulut rokokku dan menikmati setiap hisapannya.
'Ini pas banget kalo pak ata juga cabut nih malem ini...tinggal gw berdua sama nani aja dirumah..bisa puas banget kami..'. Pikiran itu terngiang dalam otakku, aku berpikir bagaimana caranya menyingkirkan Pak Ata dari rumah malam ini.
Nani sudah sejak tadi berada didalam kamarnya.
Samar-samar aku dengar suara Pak Ata yang sedang berada diteras berbicara di telepon, tak jelas apa yang dibicarakannya.
Pucuk Dicinta Ulam Pun Tiba. Belum selesai aku berpikir untuk menemukan solusi, Pak Ata keluar masuk kedalam rumah dan menghampiriku.
"Permisi pak.." katanya.
"Kenapa pak ata..?" tanyaku.
"Ini pak, adek saya sakit dikampung pak, mau kerumah sakit pas kebetulan ngga ada uang..saya juga kebetulan pas ngga ada uang pak.." katanya lagi dengan nada memelas.
Aku sudah tau maksudnya dari situ.
"Trus..?" tanyaku lagi.
"Saya boleh pinjam uang bapak ga pak..?" katanya lagi.
"Berapa pak ata..?" tanyaku dengan nada datar, karena aku memang sudah paham dengan maksudnya.
"Satu juta aja pak.." katanya lagi.
"Bentar ya pak.." jawabku sambil melangkahkan kakiku ke kamarku.
Aku lalu mengambil uang satu juta dalam lemariku, dan memberikannya ke Pak Ata.
"Ini pak.." kataku sambil menyerahkan uang itu.
Pak Ata agak sedikit kaget, kenapa gampang sekali aku meminjamkan uang sejumlah itu.
"Wah..makasih banyak ya pak doni..nanti pasti saya kembalikan pak..." katanya lagi.
"Udah pak ata, ngga usah dipikirin.***mpang itu.."
"Sekarang pak ata berangkat ke kampung sana pak..kasihkan uangnya ke adik pak ata.." kataku lagi.
Pak Ata keheranan melihatku berkata seperti itu.
"Wah..terimakasih banyak ya pak doni..saya pulang besok tidak apa pak?" tanyanya.
Karena memang kampungnya hanya 3 jam perjalanan dari rumahku.
Inilah maksudku dengan 'Pucuk Dicinta Ulam Pun Tiba'. Dengan sendirinya waktuku berdua saja dirumah bersama Nani semalaman, tiba-tiba terjamu dengan sempurna tanpa harus berpikir keras lagi.
"Ya silahkan pak ata..tapi besok kembali sebelum jam 11 siang ya..karena pak ata harus jemput diana dan ibu.." kataku sambil kembali duduk di sofa.
Aku berbicara dengan santai sambil menahan perasaan girang yang menyerangku.
"Baik pak doni..terimakasih banyak sekali lagi ya pak.." katanya lagi.
"Iya pak ata..sama-sama.." jawabku datar.
Tak lama kemudian Pak Ata pun berbenah dan berpamitan untuk berangkat ke kampungnya dengan menggunakan motornya.
Sepuluh menit berselang semenjak berpamitannya Pak Ata, waktu di jam dindingku menunjukkan pukul 6.30 malam. Aku sengaja menunggu sebentar untuk tidak memberi tahu Nani tentang kepergian Pak Ata. Nani pun masih berada dalam kamarnya, aku tak tahu apa yang dia lakukan disana.
Setelah aku yakin Pak Ata sudah jauh dari rumahku, aku berjalan menuju arah pintu rumahku, dan menguncinya.
Tanpa menunggu lagi aku melangkahkan kakiku kamar Nani. Kubuka pintu kamarnya yang tertutup rapat. Kulihat Nani sedang berdiri membelakangiku, dia menghadap lemari pakaiannya sambil merapikan baju-bajunya.
Menyadari kehadiranku, Nani menoleh ke arahku, dan memberikan senyuman kecilnya. Kemudian Nani mengembalikan pandangannya ke arah lemarinya dan melanjutkan pekerjaanya. Aku lalu mendekatinya dan memeluknya dari belakang.
"Naann...." Bisikku ditelinganya.
Nani terkaget sambil melepaskan badannya dari pelukanku, berbalik menghadapku dan menghardikku berbisik.
"Paakk..!ada pak ataaaa...gimana sih bapakk...!" matanya memelototiku lalu melihat pintu kamarnya.
"Hehe..tenang aja sayaang...pak ata udah cabut..." kataku lagi sambil meraih pinggulnya dan menarik ke arah pelukanku.
Aku berusaha mencium bibirnya, belum sempat bibirku sampai ke bibirnya, kedua tangan Nani menahan dadaku sambil melihatku.
"Yang bener pak..? kemana pak ata..?" tanya Nani padaku.
Akupun kemudian melepaskan pelukanku di tubuhnya.
"Kekampungnya..adiknya sakit katanya.." jawabku sambil berjalan ke arah kasur Nani, lalu duduk, dan menyandarkan punggungku di tembok dan meluruskan kedua kakiku di kasurnya.
"Serius pak..?kapan pulangnya..?" selidik Nani sambil menutup lemarinya tapi matanya tetap ke arahku.
"Iyalah..mana mungkin bapak masuk kamarmu kalo masih ada pak ata naaannn...besok dia pulangnya.." kataku padanya.
"Jadi, kita dirumah berdua aja ini pak..?" tanya Nani lagi sambil mendekatiku.
"Iya dong sayang..." sambil tangan kananku meraih tangan kirinya dan menariknya.
"Naik sini.." kataku lagi.
Nani langsung menaiki tubuhku, melangkahiku dan duduk diatas selangkanganku, sambil tangannya melingkar dileherku.
"Jadi..malem ini kita bebas dong pak...?" tanyanya sambil memberiku senyum genitnya.
"Iya dong sayang..." kataku sambil mendekatkan bibirku ke bibirnya, dan kamipun langsung berciuman dengan penuh hasrat.
“hihihihi…” Nani ketawa genit padaku.
'mmmmmmmmhhhhh....hhhhmmmmmmhhhhh...hhhhh...mmmmhh...' bibir kami saling memagut, lidah kami saling memainkan, sesekali kusedot lidahnya, dan Nanipun sesekali melakukan hal yang sama. Membuat kontolku mengeras dan terasa sedikit sakit karena terhimpit selangkangannya.
Kulepaskan ciuman kami, dan kamipun saling bertatapan layu.
"Kita mandi yuk Nan..? bapak dari tadi pagi belum mandi..hehe.." gurauku padanya.
“habiiis…bapak tadi siang nakal sih…” jawabnya sambil mencubit dadaku pelan.
"mandi dimana..?" tanyanya lagi padaku.
"Dikamar mandi bapaklah...yuk..? ambil handukmu sana..bapak tunggu dikamar mandi bapak ya....yuk..?" kataku lagi meyakinkannya.
Nani memberikan senyum genitnya padaku.
"Bapak nakal iihhh...tunggu ya..." katanya lagi sambil mengangkat tubuhnya dari tubuhku dan berjalan keluar kamarnya.
Aku segera menuju kamar mandiku. Tanpa menutup pintunya aku langsung membuka seluruh pakaianku. Kontolku yang sudah dari tadi tegang terbebas dari belenggunya, mengacung tegak dengan gagahnya.
Sambil menunggu Nani, aku menyiapkan shower air hangat.
Tak lama, dari kejauhan kulihat Nani berjalan kearah kamar mandiku dengan hanya menggunakan lilitan handuk, Nani telah melepaskan pakaiannya. Nani tersenyum malu ketika melihatku sudah telanjang bulat di dalam kamar mandi yang tidak tertutup.
"Bapak iihhhh...udah telanjang aja..." katanya sambil memasuki kamar mandiku dan menutupnya.
"Yaa..kan sama aja..kamu juga telanjang nih..." kataku sambil membuka lilitan handuknya dan meloloskannya dari tubuh bugilnya.
"Aawww...bapaakk..." jeritnya kecil, sambil menutupi kedua toket besarnya.
"Kenapa ditutupin sih..?" sambil tanganku meraih tangannya.
"Malu tau nani paaakk..." katanya manja.
"Ngapain lagi malu sayang.." kutarik tangannya dan mendekatkan badanku ke badannya.
Dan akhirnya kamipun berciuman kembali dengan ganasnya, sambil berpelukan.
"Mandi yuk.." kataku setelah aku sudahi pagutan bibir kami.
Aku lalu menarik Nani ke arah siraman shower.
Dengan telaten Nani menyabuni seluruh tubuhku, mengocok kontol tegangku, dan akupun melakukan hal yang sama. Kusabuni seluruh badan Nani, sambil meremasi kedua toket besarnya, mengusap-usap memeknya. Kami berdua saling memberikan rangsangan sexual yang menggelora sambil membersihkan diri.
Ketawa-ketawa kecil kadang menghiasi pergumulan kami dibawah siraman hangat shower. Ciuman-ciuman mesra dan nafsu menjadi satu, sehingga tak dapat dibedakan.
Aku memang tidak berniat untuk memasukkan kontolku ke memek Nani di kamar mandi pada saat itu. Aku hanya ingin memberikan kenikmatan sex dengan sensasi lain, dari hanya sekedar menyatukan dua alat kelamin yang berlainan jenis.
Aku memeluknya dari belakang, menciumi pundaknya, sambil menekukkan kedua lututku sehingga tinggiku bisa agak sedikit sejajar dengan tinggi tubuhnya. Lalu kumasukkan kontolku ke himpitan selangkangannya, memaju mundurkan pantatku, menggesek-gesekkan kepala kontolku di bibir memeknya. Kedua tanganku meremas kedua toket besarnya, dan memilin kedua pentilnya. Desahan-desahan kecil kami berdua memenuhi kamar mandiku pada malam itu.
Setelah selama kurang lebih setengah jam kami bergumul dan saling memberikan rangsangan, akupun mematikan shower kamar mandi dan mulai mengeringkan tubuh Nani dengan handuknya, Nanipun melakukan hal yang sama terhadapku, kami melakukan semua kegiatan dengan selingan canda, godaan nakal, remasan-remasan pada anggota tubuh dan ciuman mesra. Kami berdua sungguh menikmati setiap momen yang kami lewati, seperti dua insan yang benar-benar sedang dimabuk cinta (dimabuk cinta ato dimabuk sex? Hehe..).
"Kita pake baju dulu yuk.." kataku pada Nani setelah keluar dari kamar mandi dengan hanya berbalutkan handuk.
"Iya bapak sayaaaang.." kata Nani pelan sambil mencium bibirku dan segera masuk kedalam kamarnya dan menutupnya.
'Kenapa harus ditutup..? tapi sudahlah..biar saja..' pikirku.
Akupun juga langsung masuk dalam kamarku, memakai celana pendek boxer tanpa cd dan memakai kimonoku. Setelah itu aku keluar kamar dan duduk di sofa TV, dimana kami mereguk kenikmatan sebelumnya.
Sambil menunggu Nani keluar dari kamarnya, aku menyulut rokokku, dan mengambil sahabat terbaikku, Mr. Jack Daniels, lalu meminumnya.
Tak berapa lama menunggu, Nani keluar dari kamarnya dengan menggunakan kemeja tipis lengan pendek berwana kuning. Kemeja itu tampak kebesaran di tubuh Nani, tapi justru itu yang membuatku tertegun melihatnya, karena Nani tidak menggunakan apapun dibagian bawahnya, kemejanya menutupi bagian tubuh Nani sampai setengah paha putihnya. Sungguh sexy sekali, rambutnya yang masih agak basah dibiarkan tergerai, kemeja tipisnya memberikan gambaran jelas bahwa Nani hanya menggunakan cd berwarna gelap, dan tidak memakai BH untuk menutupi kedua toket besarnya, sehingga kedua pentilnya tampak jelas mengecap di kemeja tipis tersebut.
Nani tersenyum genit padaku saat berjalan menghampiriku, dan kemudian duduk di sebelah kananku dan langsung bergelayut manja dalam pelukan tangan kananku.
"Kamu sexy banget sih Nan.." kataku menggodanya sambil tangan kananku meremas lembut toketnya yang sebelah kanan.
"Hhhh...bapak jugaahh.." jawabnya sambil tangan kanannya meremas pelan batang kontolku dalam boxer.
"Pake baju kaya gini..bikin nani panas dingin aja.." katanya manja.
"Emang kamu dispenser..bisa panas dingin.." kataku, disambut ketawa renyahnya.
Kamipun saling bergurau, sambil sesekali berciuman, saling meremas satu sama lain. Aku begitu terhanyut dengan suasana ini, sampai tidak merasakan lapar sedikitpun di perutku, mengingat waktu sudah pukul 9 malam.
"Kamu laper nan..?" tanyaku.
"Engga pak..bapak laper..? mau nani siapin makan..?" jawabnya bertubi.
"Engga Nan..bapak makan kamu aja deh..hehe.." jawabku sambil mencium keningnya.
"Hihi..emang Nani kue...?" jawabnya sambil mencubit pahaku pelan.
"Kita nonton film yuk nan..?" ajakku.
"Film apa pak..?" tanya Nani.
"Film bokep..hehe.." jawabku sambil mencoba mengangkat badanku dari sofa.
"Iiihh..bapaaaak..." katanya sambil memukul lenganku pelan dan tersenyum genit padaku, tapi Nani tetap melepaskan rangkulanku dan membiarkanku beranjak dari sofa.
"Bentar ya..bapak ambil filmya dulu.." kataku ambil berjalan ke kamarku.
Kuambil DVD film bokep di lemari kamarku yang berjudul "Tonight's Girl Friend", salah satu film bokep favoritku. Semua adegan sex nya sangat dahsyat menurutku (silahkan pembaca cari filmnya). Dan juga, aku memilih film ini agar bisa mempengaruhi Nani untuk bisa menjadi My tonight's girl friend yg baik malam ini (modus detected.hehe..).
Setelah mengambil DVD tersebut, aku memutarnya pada DVD Player yang ada dibawah TV, dan mematikan lampu, sehingga suasana ruang keluargaku menjadi remang-remang. Nani menunggu dengan antusias, dan aku kembali menuju ke sofa bersamanya, lalu merangkulnya kembali.
Pandangan kami berdua tertuju ke layar kaca, dan tak berapa lama film pun dimulai.
Adegan percintaan pertama membuat Nani salah tingkah, banyak pertanyaan yang muncul dari bibir sexy nya.
"itu apa pak..?", "kok bisa begitu ya pak..?", "emang enak ya pak kalo gitu..?", "bapak pernah begitu..?".
Aku menjawab semua pertanyaannya dengan santai sambil sesekali mencium bibirnya, lehernya, pipinya, memberikan bisikan ditelinganya, dan Nanipun membalas dengan cubitan-cubitan manja serta senyum-senyum genitnya.
Adegan percintaan kedua, Nani mulai serius memperhatikan setiap gerakan dan detail para bintang bokep itu beraksi. Nafasnya sudah mulai memburu, meresapi setiap adegan yang tersaji dilayar kaca. Terkadang tangannya secara tidak sadar meremas pahaku, terkadang melihatku sayu sambil tersenyum malu padaku.
Aku tidak mau segera memulai pergumulan kami, aku ingin Nani menghabiskan seluruh adegan percintaan yang ada di film itu.
Setelah adegan kedua selesai, aku berniat membuat sofaku menjadi panjang, untuk bisa ditiduri.
"Berdiri sebentar nan.." kataku sambil melepaskan rangkulanku ditubuhnya.
"Biar bapak buka dulu sofanya..biar enak nontonnya.." kataku lagi.
Nani tidak menjawab tapi langsung beranjak dari sofa.
Aku segera menyetel sofaku menjadi tempat tidur. Setelah sofa tergelar, aku menarik tangan Nani, mengajaknya untuk duduk bersamaku. Kusandarkan punggungku di sandaran sofa dan mengangkangkan kedua kakiku lalu menarik Nani untuk duduk didepanku.
"Sini nan.." kataku.
Nanipun duduk membelakangiku, punggungnya menempel didadaku, pinggulnya menghimpit selangkanganku dan menekan kontolku yang berdiri tegak dibalik boxer.
"Hhmmmmhhh...paakhh...dedeknya udah keras banget nihh.." godanya manja padaku sambil mendorongkan pinggulnya kebelakang menekan kontolku.
"Iya..biar aja nan..biar panas dulu.." balasku sambil menciumi lehernya dan tanganku meremas kedua toket besarnya yang masih tertutup kemeja itu.
"Hhhh....paakkhh..." desahnya lagi sambil matanya menutup dan mendongakkan kepalanya keatas memberikan keleluasaan bagi bibirku untuk menyapu semua bagian lehernya.
Kedua tangannya memegangi kedua tanganku yang sedang meremas kedua toketnya, kedua kakinya maju mundur bergantian saling menggesek satu sama lain. Nani sudah horny berat.
"Nani sayanghh..kita lanjut nontonnya yukk..?" kataku sambil melepaskan ciumanku dilehernya dan mengendurkan remasan tanganku di toketnya.
"Ihhh..bapaaakkhh..." katanya manja, Nani protes akibat aku menghentikan gerakanku.
Aku ingin Nani menyelesaikan semua adegan percintaan dalam film itu. Masih ada dua adegan percintaan lagi yang harus dipelajari oleh Nani.
Beberapa saat kemudian adegan ketiga dimulai, Nani memperhatikannya dengan serius, seiring dengusan nafsu para bintang bokep yang sedang beraksi, kurasakan nafas Nani kembali memburu, duduknya mulai tidak tenang, sehingga pinggulnya semakin menggesek-gesek kontolku.
Aku yang tadinya berencana menghabiskan semua adegan film itu, akhirnya menyerah dengan situasi. Deru nafas Nani dan gerakan tubuh sexy nya yang berada dalam pelukanku, ditambah lagi tontonan di layar kaca yang begitu menghanyutkan, membuatku tak bisa mengontrol nafsuku.
'What the hell lah...sekarang aja..' dalam hatiku.
Mulai kubuka kancing kemejanya satu persatu, sambil kuciumi telinga Nani.
"Bagus filmnya sayangh...?" bisikku.
"He eh....iya paakkhh..." jawabnya sambil menolehkan kepalanya padaku dan kamipun berciuman.
'Mmmmhhhhh...mmmhhhh...mmmmmm....'
Tangan kiriku meremas toketnya yang sebelah kiri, dan tangan kananku kuarahkan ke memeknya yang masih tertutup cd nya yang telah sangat basah. Tangan kananku masuk kedalam cd nya, memainkan bibir memeknya dan memasukkan jari tengahku kedalam lobang memeknya, lalu mulai mengocoknya pelan.
Kulepas ciuman kami lalu kupandang matanya yang terbuka layu, sambil tanganku terus mengocok memek Nani.
"Enak sayangh..?" bisikku.
"Hhh...hhh...aahhh....hhhmmmhhh...." Nani hanya mendesah sambil melihatku sayu, menikmati kocokan tanganku di memeknya.
Semakin lama kocokan tanganku semakin dalam dan cepat.
"Aahhh..hhhh..hhh..paakkhh...aaahhh.." desahnya.
Kedua tangannya mencengkram pahaku, matanya menutup, kepalanya menoleh kekanan dan kiri, Nani betul-betul menikmati kocokanku, kurasakan badan Nani semakin menegang, cengkraman tangannya dipahaku kurasakan semakin erat.
"Paaaaakkkhhhhh....!" Desahnya tertahan. Akhirnya Nanipun mengejang.
"Hhhgggg.....hhgggg...hhhh....!hhhggg....!" Nani mendesah tertahan berkali-kali.
Akhirnya Nani mengeluarkan carian kenikmatan yang sedari tadi ditahannya.
"Hhhhhh....mmmmhhhhh.......paaakkhhhh....aahhh..." bisiknya lemas dan mengendurkan cengkraman tangannya.
"Enak sayang...?" tanyaku padanya sambil mengusap-usap memeknya yang terasa basah sekali.
"Aahhh..bapak nakal bangethhhhh..." jawabnya lirih.
Tanganku terus mengusap-usap dan menekan-nekan memeknya yang sudah terasa sangat basah.
"Aaaahhh...geli paaakk..." katanya lagi.
"Apanya yang geli nan...?" godaku.
"Ini..." sambil tangannya memegang tanganku.
"Apa namanya ini...?" tanyaku lagi memancingnya.
"Hhhhh...bapakkhh..." desahnya.
"Apa namanya...?" tanyaku sedikit memaksa, karena aku tau Nani masih malu untuk berkata jorok.
"Hhhh...memek pakk...." Jawabnya sambil pandangannya menoleh ke mataku sayu.
Pandangan sayu kami saling beradu sambil tanganku tetap mengusap-usap memeknya.
"Memek siapa ini..?" tanyaku lagi.
"Aahhh..memek nani paakkhh..aahhh..." jawabnya lemas.
"Mau ngga dimasukin kontolnya bapak sayangh..?"godaku lagi.
"Hhhh...paakk...mau paakhhh..." jawabnya.
"Ngomong dong kalo gitu nani sayangghh..." kataku.
"Bapak sayaaaanghh..nani pengen memek nani dimasukin kontol bapakhhh...aahhhhh..." jawabnya.
"Iya sayaaaangghhh...hhh...isep dulu kontol bapak tapi ya nanhh.." kataku sambil mendorong tubuhnya dan melepaskan kemejanya yang masih menempel di badannya.
Nani yang tinggal menggunakan cd, membungkuk didepan kontolku, menyibakkan kimonoku dan menarik boxerku turun, melepaskan kontolku yang sudah dari tadi tegang tak karuan. Nani meloloskan boxerku dari kakiku, dan tangan kanannya langsung meraih batang kontolku, lalu langsung memasukkan kepala kontolku ke mulutnya.
"Hhhmmmmmmhhhh....." gumamnya, sambil langsung menaik turunkan kepalanya pelan.
"Aaahhh..enak banget sayangghh..." desahku keenakan merasakan kuluman mulut Nani di kontolku.
Nani mempraktekkan apa yang dilihatnya di film tadi, Nani melepaskan kulumannya di kontolku, meludah lembut di kepala kontolku, meratakan ludahnya dengan tangannya dan mengocoknya lembut. Tangan kanannya mengocok dengan sedikit memutar di batang kontolku yang sudah licin oleh ludahnya, sedangkan tangan kirinya meremas-remas telorku.
"Aaaaahhhh...iya nannhhh...gitu...enak bangeeethhh" desahku keenakan.
Nani menjadi My best tonight's girl friend malam ini. Kocokannya terkadang pelan, terkadang kencang. Lalu kembali lagi dia mengulum batang kontolku, sampai sesekali melakukan deepthroat.
"Aaaahhhh...sssshiiiiiitttttt..." gumamku merasakan sensasi deepthroat nya.
Matanya sesekali menatapku layu, melihatku menikmati setiap perlakuannya di kontolku.
"Aaahhh..enak banget sayaaaanghh.." kataku.
"Pindah ke kamar yuk nanh..." kataku sambil memegang kedua lengannya.
Nani menghentikan aktivitasnya dikontolku.
"Gendong nani lagi dong paakkhh..." katanya manja.
Akupun langsung melepas kimonoku, berlutut dan mengambil posisi membopongnya.
Sekali angkat, badan Nani sudah berada di kedua tanganku, lalu aku melangkah menuju kamarku.
Kurebahkan badan Nani di kasurku sesampainya dikamar. Sengaja aku tidak mematikan lampu kamar, karena aku ingin menikmati semua kegiatan pergumulan terlarang kami ini. Mataku ingin menikmati setiap lekuk tubuh Nani yang sexy itu.
Tanpa menutup pintu kamar, aku langsung melepaskan cd Nani yang masih menutupi memeknya dan berdiri dipinggir kasur.
Tanpa perintah, Nani langsung membungkuk didepan kontolku dan langsung meraih kontolku kembali. Nani langsung menggenggam kontolku dengan tangan kanannya, dan langsung menjilati kepala kontolku, sambil langsung mengulumnya.
"Aaaaahhhhhhh........" desahku pelan.
Nani sudah paham dengan keinginanku.
'mmmmm....mmmmmhh....ssllrrppmhhh.....mmmmmmhhhh...' gumam Nani pelan sambil kepalanya maju mundur mengulum kontolku.
Tangan kirinya diarahkannya ke telorku dan mulai mengelus-elusnya.
"Aaahhhhhhh...shhiiitttt...enak banget naaanhhh..." gumamku.
Tanganku mulai menggerayangi kedua toketnya, memilin-milin putingnya yang sudah mengeras, dan meremas-remas lembut toketnya.
Kadang tanganku memegang rambutnya, memberikan sedikit perintah melalui tarikan tanganku di rambutnya untuk bergerak agak sedikit lebih cepat dan lebih dalam memasukkan kontolku kedalam mulutnya. Kadang kudorong pelan agar kontolku masuk lebih dalam lagi.
Sesekali Nani melepaskan kontolku dari mulutnya, dan mengocok kontolku pelan dengan tangannya. Air liur Nani yang sudah membasahi seluruh kontolku, membuat licin setiap kocokannya, sehingga memberikan sensasi yang luar biasa. Kembali lagi mulutnya mengulum kontolku dengan penuh nafsu setelah puas mengocoknya.
'Mmmmmm...mmmmmmhhh...ssllrrppmmmhhh....' gumamnya.
Kemudian Nani bergerak memposisikan toketnya di kontolku, meraih kontolku dan menjepit kontolku dengan kedua toketnya, kedua tanganya menekan kedua toket besarnya dari samping, sehingga kontolku terhimpit dalam belahan toketnya.
'Ssshhiiiiittt...nani jadi binal sekali..' dalam hatiku.
Nani mempraktekkan apa yang dilihatnya pada film tadi. Akupun langsung memegangi kedua bahunya dan mulai memaju mundurkan kontolku dalam jepitan toket besarnya.
Tits Fuck, begitulah gaya sex ini disebut. Nani sesekali meludah pelan di kepala kontolku, sehingga membuat kontolku licin mengentot kedua toketnya.
"Aaaaahhhh...manteb banget sih toketmu naanhhh..." desahku padanya.
Sepuluh menit lamanya kontolku maju mundur di belahan toket Nani, kemudian aku melepaskannya.
"Sini nanh..." kataku padanya sambil merebahkan diriku di kasur, kutarik tangan Nani.
"Isep lagi kontol bapak..dari atas sini.." sambil mengarahkannya naik diatas badanku, dan kemudian menarik pinggulnya ke arah mukaku.
"Sini..memek kamu biar bapak jilatin..." kataku lagi.
Nani langsung mengerti dengan perintahku dan segera melangkahkan kakinya di atas dadaku, mukanya diarahkan ke kontolku, dan memeknya diarahkan ke mukaku.
"Hhhhhmmmmhhhh..." gumamku ketika mulutku menyerbu bibir memeknya.
Kami melakukan gaya 69 kali ini.
Dengan penuh nafsu kami saling memberikan kepuasan, Nani mengulum dan mengocok kontolku, akupun melakukan hal yang sama pada memeknya. Kulumat memeknya dengan bibirku dan sesekali kukocok memeknya dengan jariku. Lidahku menggeliat didalam lobang memeknya dan kedua tanganku memeluk pinggulnya.
"Paaaaaaaakkk...aaahhh....." desah Nani sambil melepaskan mulutnya dari kontolku.
Aku tau Nani akan ejakulasi lagi, kutekan kuat-kuat pinggul Nani, kuhisap kuat memeknya sambil lidahku terus bermain dalam rongga memeknya. Dan akhirnya kurasakan badan Nani mengejang.
Kutekan erat-erat pinggul Nani sehingga memeknya menekan bibirku, lalu kusedot memeknya dalam-dalam.
"hhhhgggghhhhh...!hhhggg...!hhhggg...!" desahnya sambil tangannya meremas batang kontolku kuat.
Nani kembali lagi mengeluarkan cairan kenikmatannya, kuhisap carian itu, dan kutelan sampai habis, kujilati lagi memeknya, seakan tak mau menyisakan sedikitpun. Kurasakan remasan tangan Nani di batang kontolku mulai meregang, badannya melemas.
Kemudian aku mendorong pelan badan Nani untuk beranjak dari atas tubuhku.
"Awas dulu bentar nanhh.." kataku padanya.
Nanipun beranjak dari atas tubuhku dan merebahkan dirinya di kasur.
Aku lalu turun dari kasur dan menuju ke lemari untuk mengambil kondomku, dan memasangkannya dikontolku. Nani melihatku dengan teliti, melihat bagaimana caraku memasangnya.
Setelah kondomku terpasang, aku menuju kearahnya dan berdiri disamping kasur, kutarik tangannya, dan dengan perlahan kutarik tubuh Nani merapat ke tubuhku. Nani berlutut dipinggir kasur dan tubuh kami menempel. Nani memelukku dan akupun memeluknya, kemudian kami berciuman kembali.
'Mmmmmmmhhhhh....mmmmmmmhhhhhh...mmmmmmmmmhhhh....' gumam kami berdua.
Kontolku terhimpit diantara perut Nani dan perutku, kedua toket besarnya menekan dadaku.
Kami berciuman dengan penuh hasrat. Sambil kuremas kedua bongkahan pantatnya dengan penuh nafsu. Kedua tangan Nani melingkari leherku dan tangannya memegang kepalaku.
"Balik nanh.." bisikku setelah menyudahi ciumanku di bibirnya.
Nani membalikkan badannya dengan tetap berlutut, kemudian aku merapatkan tubuhku ke tubuhnya, dan langsung meremas kedua toket besarnya dengan kedua tanganku, sambil kuciumi leher sebelah kanannya. Nani menengadah agak kekiri dan menikmati sapuan bibir dan lidahku di lehernya, sehingga dengan leluasa bisa kujilati leher dan telinganya. Tangan Nani yang sebelah kanan memegangi dan mengusap kepalaku. Kumainkan kedua pentil Nani, kupilin dan kuputar-putar lembut sambil kuremas-remas lembut toketnya.
"hhhhmmmhhhhhhh... aaahhhhh......" desahnya berbisik.
Ciumanku mengarah lagi ke telinganya.
"Nungging sayanghhh...." bisikku padanya.
Nani menungging dengan pelan. Memeknya terlihat jelas, sudah basah dan merekah. Kutekan pinggangnya agar posisi memeknya sejajar dengan kontolku.
"Turun dikit..." bisikku lagi.
Nanipun menurutiku, diturunkan lagi pantatnya sehingga posisi memek Nani sejajar dengan kontolku.
Kuusap-usap memek Nani dengan tangan kananku, dari bawah keatas, kurasakan memeknya sudah sangat basah.
Kemudian kupegang batang kontolku dan kuarahkan ke memek Nani dan kudorong pelan kontolku.
Sleeeeeeeeeeeppppp...
Amblas semua batang kontolku kedalam memek Nani.
"Hhhhggggghhhhh........." desah Nani pelan.
"Shhhhhhhhhh......" akupun juga mendesah pelan.
Kemudian aku memegang pinggul Nani, dan mulai menggenjotnya dari belakang.
Sleeeeppp..sleeeeeppp...sleeeeeeppp...
"Aaahhhh...enak bangeth nannhhhh.... shiiitttt....." desahku.
"Aaaaahhhh...bapaaaakhhhh...aakhhhh...hhhmmhh.." Nani membalas desahanku.
Genjotanku semakin lama semakin cepat.
Sleeppp.. sleeepp.. sleeepp..
Aku membungkukan badanku, meraih kedua toketnya, sambil menciumi punggungnya dan terus menggenjotnya.
"Enak bangeth memekmu naanhh...aaahhh..." Bisikku sambil menciumi dan menjilati punggungnya.
Sleeppp.. sleeepp.. sleeepp...
"Enak ngga sayanghh...?" bisikku lagi ketika sapuan bibirku sampai di telinga sebelah kanannya.
"Hhh..iya paakkkhh...aahhh..enak bangethhh..." jawabnya.
"Ngomong dong sayanghh...hhhhhh...ngomong kalo enak rasanya bapak entotin..." kataku padanya sambil terus menggenjotnya.
"aahhh...bapak sayaangghh...iyahhh..hhh...enak banget dientotin bapakhh...aaaahhh...entotin nani terus paaakkhhh..aaahhh" racaunya keenakan.
Nani sudah mau bericara jorok, hal ini sangat membuatku bernafsu sekali. Kutegakkan lagi badanku, dan semakin kupercepat kentotanku.
Sleeep..sleeepp..slepp..!
Diikuti dengan hujaman-hujaman yang cukup keras dan dalam.
"Aakhhh...aaakkhhh..aaakhhhh....hhhhgghh...hhgggghhh..." desah Nani tertahan.
Sleeep..sleeepp..sleepp..slepp..!
Sekitar 15 menit Nani kukentot dengan gaya doggiestyle ini. Kemudian aku mencabut kontolku dan duduk di pinggiran kasur, kemudian kutarik tangan Nani.
"Sini nanh..turun.." kataku, sambil menyuruhnya turun dari kasur, dan Nanipun turun dari kasur.
"Balikin badanmu.." aku mengarahkan Nani untuk membelakangiku kembali.
Nani membalikkan badannya didepanku. Kubuka selangkanganku dan Nani tepat berada didepan selangkanganku. Tangan kananku memegangi kontolku dan tangan kiriku menarik pinggul Nani untuk turun.
"Masukin sayangghhh..." kataku lirih.
Nanipun langsung mengerti maksudku. Nani menurunkan pinggulnya sehingga memeknya menempel lagi dikepala kontolku, lalu menekannya.
Sleeeeeeeeeeeppppppp....
Masuk lagi kontolku kedalam memek Nani.
"Aaaaaahhhhhhh......enak sayanghhh...memekmu enak bangeetthh.." desahku.
"Iya bapak sayanghh...aahhh...kontol bapak juga enak bangeetthhh..gede bangethh..memek nani rasanya penuh sayanghh..." racaunya.
Kontolku terasa semakin terjepit, karena kedua kaki Nani merapat. Kedua tangannya kuarahkan untuk bertopang dipahaku, tanganku memegang pinggul Nani.
"Genjot sayangghh..." erangku pelan.
Nanipun melakukan gerakan naik turun di selangkanganku.
Sleeeeeepppp...sleeeeeeeppp...sleeeeeeppp..
"Hhhhmmmmmhhhhh....hhhhhhhhh.....hhhhhhhh....." desah Nani berbisik.
"Puter nannhhhh....hhh...sshiiittt..." desahku.
Nanipun memutar pinggulnya, kontolku serasa diuleg oleh dinding-dinding memekya yang lembut dan ketat.
"Hhhhhhhhhh...yyeaahhh nanhhh.." ujarku lagi.
Akupun meraih bantal dan merebahkan badanku dikasur, kepalaku kuletakkan dibantal yang kuatur agak tinggi, sambil menikmati goyangan Nani di kontolku. Tubuhnya hanya bertumpu pada kedua tangannya yang bertumpu di pahaku.
Dari belakang, kulihat Nani sangat menikmatinya. Setelah memutarkan pinggulnya, kembali lagi dia membuat gerakan naik turun di kontolku. Kepalanya kadang berputar, kadang menengadah, kadang menunduk. Sesekali dia memaju mundurkan pantatnya pada saat kontolku berada dalam memeknya. Nani mencari puncak kenikmatannya kembali.
Kurapatkan tubuhku ke tubuh Nani, dan memeluknya dari belakang. Kuremasi kedua toketnya, kupilin pentilnya lagi, sambil kuciumi punggungnya. Posisi man chair ini sangat membuat kontolku terasa linu, namun memberikan sensasi kenikmatan yang sungguh tiada taranya.
Pada saat aku menciumi punggung, pundak serta lehernya, aku merasakan cengkraman tangan Nani dipahaku mulai mengencang.
'Nani mau keluar lagi......dahsyat banget sih kamu nan..' pikirku.
Kepalanya menoleh kekanan sambil pinggulnya berputar.
"Paaakkhhhhhhh.......ooooohhhhh...hhhmmhhhhhh..." desahnya.
Sebelum Nani mengeluarkan cairan kenikmatannya, kutarik badan Nani merebah ke kasur, dan kumiringkan badan kami berdua ke arah kiri, tanpa mencabut kontolku yang masih berada dalam memeknya.
Aku merasakan kontolku lebih terjepit lagi dengan posisi spoonstyle ini. Kuatur tangan kiriku melingkar melewati bawah lehernya dan menggapai toket sebelah kirinya. Tangan kananku mengarahkan tangan kanan Nani untuk memegang kepalaku, mulutku berada tepat di telinga kanannya, sehingga ketiaknya mulusnya terbuka. Kuelus ketiaknya sebentar dan kemudian tangan kananku meremas toket kanannya, lalu aku mulai menggenjotnya.
Sleeeppppp...sleeepp...sleeeeeepppp...
Semakin lama semakin cepat genjotanku.
'Plek..!plek..!plek..!' suara selangkanganku menabrak keras bongkahan pantat Nani berkali-kali.
"Enak banget ngentotin kamu naaahhh...aahh..hhh.." desahku ditelinganya.
"Iya paaakkhh...aaahhh..."
"bapaaakkhhh...hhhh...nani maauuhhh..aaahhh..." desahnya tak karuan.
Badan Nani kembali menegang, tangannya mencengkram erat kepalaku, matanya tertutup menikmati setiap genjotanku.
"Ayo nannhhh...keluarin ajaaaahhh...hhh..hhh..." kataku padanya.
"Iyah pakkk..ooohhhh...." desahnya kemudian badan Nani mengejang, memundurkan pantatnya ke selangkanganku seakan minta kontolku dimasukkan ke dalam memeknya dalam-dalam.
Sleeeeeepppp....!
Kutekan kontolku dalam-dalam di memeknya, kemudian tubuhnya mengejang berulang-ulang.
"Hhhhgggghhhh...hhhgggg....hhhhgggghhh...gggghhhh..hhgggghh..!" Nani orgasme untuk ketiga kalinya malam ini.
Badan Nani langsung terasa lemas dipelukanku.
Aku juga ingin segera merasakan kenikmatan itu.
Kulepaskan pelukanku dari tubuh Nani, kucabut kontolku yang masih berdiri tegak, dan kemudian aku menelentangkan tubuh Nani, dan memposisikan tubuhku diatasnya. Kubuka selangkangan Nani dan kuarahkan kepala kontolku ke bibir memek Nani kembali, dan kumasukkan lagi kontolku kedalam memek Nani.
Sleeeeeeepppp...
"Aaaaaaaahhhhhhhh......." Desah Nani berbisik.
Aku merebahkan badanku diatas Nani, merangkulnya dan mulai menggenjotnya. Kali ini langsung kugenjot dengan cepat, karena aku juga ingin segera mengeluarkan maniku.
Sleeep..sleeepp..sleepp..slepp..! pinggulku bergoyang dengan cepatnya.
"Aaahhh...aaahhhh...hhhhh...yeeeaaahh...enak sayanghhh...aaaaahhh...aaahhh..." gumamku ditelinganya.
"memekmu enak banget...naaannn...aahhh..." bisikku lagi.
Kuangkat sedikit badanku dan kuarahkan pandanganku ke wajahnya. Nani menatapku sayu sambil mulutnya sedikit terbuka. Toketnya bergoyang-goyang tak tentu arah karena genjotanku yang semakin cepat.
"Enak kontol bapak nanhh..? hhh..hhh..." kataku padanya.
"Iya bapak sayangghhh...aaahhh..hhhh..enak banget kontol bapakhh..aahhh...kentot nani terus paakk...aahhhh..." katanya padaku dengan wajah sayunya.
Aku melumat bibirnya dan kamipun berciuman dengan penuh nafsu, sambil terus menggenjotnya. Semakin lama semakin cepat genjotanku. Genjotan cepat ini kurasakan semakin nikmat, sehingga kurasakan kontolku sudah hampir muncrat. Tambah kupercepat kentotanku.
Sleeep..sleeepp..sleepp..slepp..! dan akhirnya kulepaskan ciumanku dari bibirnya dan kupeluk erat Nani.
"naaaaanhhhhhhh....gghhhhh.....!" desahku tertahan. Nani juga memelukku erat.
Sleeeeeeeppp....! Kutekan kontolku dalam-dalam di memek Nani.
"Aaaaakkkkhhhhh.....!" pekik Nani tertahan menerima hunjaman kontolku yang begitu dalam.
Akhirnya aku tak kuat menahan gejolak mani yang akan keluar dari kontolku.
Creett..creeettt...creeetttt..creeeetttt...! keluar semua maniku dalam memek Nani (untungnya aku memakai kondom, kalau tidak, bisa jadi doni junior..haha..).
"Aaaaaaaaaahhhhh...hhhhhhmmmhhhhhhh......" desahku ditelinganya sambil pelukanku ditubuh Nani semakin melemas.
"Bapaaaaaakkhhhhh....." desah Nani pelan ditelingaku.
'aaaaaahhh...sungguh luar biasa...nikmat sekali bercinta denganmu nan..' dalam hatiku.
Kemudian aku melepaskan kontolku dari memek Nani, dan merebahkan diriku disamping kanan Nani.
"Hhhhhhh......" desahku sambil mengatur deru nafasku yang masih memburu.
Nani langsung memelukku, kepalanya diletakannya di lengan kiriku.
"Paaakkhhhh....." bisiknya sambil menatapku sayu.
"Iya nanhh...?" jawabku.
"Nani sayang sama bapak..." katanya lagi.
"Iya nanhh...bapak juga sayang sama kamu..." jawabku sambil melihatnya.
Dan kamipun berciuman lagi.
Beberapa saat setelah berciuman, aku melepaskan kondomku yang penuh berisikan air maniku, lalu membuangnya ke lantai. Kemudian aku menarik selimut ke tubuh bugil kami.
Kami saling memandang layu dan tersenyum puas.
"Enak kan nan..?" tanyaku padanya sambil tersenyum kecil.
"Iiiihh..bapak..godain nani terus...hihihi..." katanya manja sambil mencubit putingku.
Senyum manisnya mendinginkan suasana panas birahi dari kami berdua. Obrolan ranjangpun tanpa terasa mengalir dari bibir kami berdua.
Rasa penasaranku tentang kesadaran Nani pada saat ku petting di sofa terjawab, setelah aku bertanya padanya. Nani menjawab dengan senyum genitnya, bahwa pada saat itu, dia hanya berpura-pura tidur. Nani juga mengakui, bahwa pada malam saat aku menelanjangi tubuhnya dikamarku dia merasa sangat menikmati semua perlakuanku, tapi Nani ragu untuk membuka matanya karena takut membangunkan Diana yang masih tidur dikasurnya. Pengakuan Nani lainnya juga membuatku kaget, bahwa dia memang sudah memendam perasaannya padaku sejak pertama bergabung dengan keluargaku, tapi dia tidak berani untuk menunjukkannya. Sampai Nani menyatakan bahwa dia rela kalau suatu saat aku mau mengambil keperawanannya.
Kekhawatiranku, tentang hubungan seksual kami berdua bisa diketahui oleh orang lain, apalagi oleh Istriku, juga dijawab olehnya. Nani mengatakan bahwa dia menyadari posisinya, dan tidak akan pernah mau mengganggu kehidupan rumah tanggaku dengan keluargaku. Bahkan Nani sempat mengingatkanku untuk kami selalu berhati-hati dalam bersikap dan bertindak, dan harus pintar mencari kesempatan untuk bisa melampiaskan hasrat nafsu kami berdua. Nani mengatakan bahwa dia sudah sangat merasa beruntung bisa mendapatkan rasa sayang dan cinta dariku, seseorang yang sangat dia idolakan, katanya (hellooww..? sangat beruntung? WTF? Bukannya gw yg beruntung..?haha..).
Sungguh malam itu perasaanku menjadi sangat lega dan senang. Kami mengobrol panjang lebar malam itu, melupakan segala kedudukan dan status yang melekat pada diri kami berdua. Ketawa-ketawa kecil dan canda jorok kami terngiang dikamar tidurku, membius kami berdua hingga terlelap.

Pagi harinya pukul 5 pagi kami berdua terbangun, dan kami melanjutkan aktivitas persetubuhan kami. Tempat tidurku sekali lagi menjadi saksi bisu perselingkuhanku dengan pembantuku Nani. Meskipun pergumulan kami pagi itu tidak sehebat malam harinya, dimana aku dan Nani sempat mereguk kenikmatan berkali-kali. Dikamar mandiku kami mengulanginya kembali, mereguk kenikmatan untuk kesekian kalinya dibawah siraman air hangat yang disemburkan oleh shower. Bahkan kami sempat bergumul kembali di dapur rumahku. Sebelum aku bersiap diri untuk berangkat ke kantorku. Desahan-desahan kenikmatan kami berdua menggaung hampir di seluruh penjuru rumahku pada pagi itu.
Waktu yang kuhabiskan bersama Nani dua hari itu, sungguh waktu-waktu yang sangat dahsyat dan menggelora. Sampai pada saatnya aku harus berangkat ke kantor, aku berpamitan pada Nani seperti aku berpamitan kepada istriku, bahkan aku rasa cara berpamitanku pada Nani lebih mesra daripada berpamitan dengan istriku, atau lebih tepatnya lebih mesum karena cara berpamitanku dengan Nani sambil berciuman bibir, tanganku meremas bongkahan pantatnya dan kemudian meremas kedua toket besarnya (hehehe…).

Selanjutnya, hari itu pak Ata, Diana dan Nani menjemput istriku di bandara, aku tidak bisa ikut menjemput istriku karena pekerjaanku di kantor.
Dengan berkumpulnya kembali keluargaku dirumah, aku sudah tidak bisa lagi sebebas hari sebelumnya menyetubuhi Nani, tapi aku dan Nani selalu mencari kesempatan untuk mereguk kenikmatan seks, meskipun itu didalam kesempitan.
Sesekali ketika kenekatan dan nafsuku memuncak, aku mendatangi kamar Nani dimalam hari pada saat istriku dan Diana sudah terlelap. Ternyata setiap malam Nani selalu menunggu kedatanganku, Nani selalu tidur hanya dengan menggunakan dasternya tanpa menggunakan BH dan CD, sehingga memudahkanku untuk menyetubuhinnya apabila sewaktu-waktu aku mendatanginya. Ketika momen itu datang, Nani menyambutku dengan penuh kehangatan, dia mengatakan padaku kalau dia akan selalu menunggu kedatanganku dimalam hari ke kamarnya, dia mengatakan padaku kalau tubuhnya adalah milikku. Membuat nafsuku semakin memuncak, dan langsung menyerang tubuhnya bertubi-tubi dengan ciuman-ciuman dan jilatan-jilatanku. lalu selanjutnya kamipun mereguk kenikmatan seks, saling memberikan kepuasan satu sama lain dalam desahan yang tertahan. Dalam satu minggu aku pasti mendatangi kamarnya di malam hari minimal satu kali, bahkan bisa sampai 2 kali. Setiap hari aku selalu mencari kesempatan untuk menikmati tubuhnya, ketika aku di kantor, aku sering menelponnya, hanya untuk sekedar menanyakan hal tidak penting, dan jika aku mengetahui Nani sedang dirumah sendirian, aku meninggalkan pak ata di kantor dan memacu mobilku kerumah, menemui Nani dan kamipun saling melepaskan kerinduan kami, kerinduan untuk saling memuaskan nafsu kami. Tidak jarang aku mengeluarkan air maniku didalam memek Nani, hal itu aku lakukan ketika Nani sudah memasuki masa tidak suburnya. Selebihnya, aku mengecrotkan maniku di toketnya, diperutnya dan di wajahnya, kadang aku memintanya untuk mengulum kontolku ketika aku sudah hampir muncrat dan akhirnya aku mengecrotkan maniku didalam mulutnya dan menyuruhnya untuk menelannya. Sungguh binal hubunganku dengan pembantuku ini. Pernah beberapa kali, ketika aku mendapatkan tugas keluar kota, aku membawa istri dan anakku ikut, tidak lupa juga mengikut sertakan Nani untuk membantu istriku mengurus Diana. Di kota itu aku menyewa kamar hotel yang terhubung, aku satu kamar dengan istriku, dan Nani tidur dengan Diana di kamar sebelah. Tapi aku tau juga kebiasaan istriku, selalu mengajak Diana untuk mandi bersama-sama dengan istriku. Pada kesempatan itulah aku langsung masuk ke kamar sebelah lalu merengkuh Nani dan menciumi bibirnya, lehernya sambil tanganku melucuti bajunya, kemudian akupun menjilati tubuhnya. Nani agak ragu dan takut pada awalnya, tapi keraguan Nani segera berubah menjadi birahi setelah mendapatkan ciuman-ciuman dan jilatan lidahku di tubuhnya, lalu kemudian aku menyuruhnya untuk nungging dipinggir kasur dan selanjutnya aku mengentoti memeknya dengan gaya doggie, kemudian setelahnya aku membalik badannya dengan ganas dan kembali mengentotinya dengan cepat, Nani tampak sangat menikmati perlakuanku itu, dengan terburu-buru kami saling memuaskan satu sama lain, erangan kami tertahan sampai pada akhirnya aku mencabut kontolku, dan mengocoknya kasar di atas toket besarnya dan keluarlah maniku berceceran di kedua toketnya. Lalu setelahnya kami merapikan diri kami masing-masing dan berlaku wajar didepan istriku dan Diana.
Hal seperti itu selalu kami lakukan setiap ada kesempatan, istriku sama sekali tidak mencurigai hubungan perselingkuhan kami. Kami dapat menutupinya dengan sangat baik.
Aku tidak bisa menyebutkan, hal ini adalah suatu anugerah atau kutukan? Paling tidak itu adalah salah satu diantaranya. Yang jelas aku merasa hidupku sangat beruntung, seperti memiliki dua istri di dalam satu rumah. Puas rasanya bisa bervariasi dan berexplorasi sex terhadap dua tubuh wanita kapanpun aku mau, meskipun secara bergantian. Tetapi, seperti orang-orang tua bilang, sampai kapanpun, manusia tidak akan pernah merasa puas.


(THE END)


note: saya akan coba buat versi pov nya Nani dalam hubungan perselingkuhan ini, akan tetapi bila tampak kurang relistis wajar ya suhu-suhu sekalian, karena sekarang saya sudah tidak tau Nani berada dimana, sudah kawin apa belum, sudah punya anak apa belum, kalau sudah punya anak itu anaknya siapa juga tidak tau, jadi tidak bisa diambil kesaksiannya terkait hal itu. (hehehe..). Cerita diatas bisa agak sedikit realistis karena memang terjadi dalam kehidupan saya yang sebenarnya, hanya nama-nama tokohnya saya samarkan. Termasuk ada beberapa cerita perselingkuhan saya juga yang belum tertuang di dalam tulisan, nanti perlahan akan saya share bila sudah tertuang dalam tulisan.
Terimakasih atas perhatiannya suhu-suhu semproters sekalian…sampai ketemu di thread yang berbeda…salam semprot!
(donjuantriplex)
Jiah...sayang naninya ga smp hamil..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd