Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Nasib Anak Kost

Nasib Anak Kost Bag 12 : Penipu I (Pengedar Nikmat Palsu)

Di sebuah warung kopi yang masih sekitaran pinggiran kota hujan terlihat bapak-bapak tua sedang membaca koran.

Bapak tua : Wah njul...coba kamu lihat lihat ini, di koran ini...5 komplotan begal lereng kanan situ sudah di tangkap oleh polisi, 2 orang begal di nyatakan gila dan 3 lainnya di temukan meinggal dunia dengan 2 orang terpenggal kepalanya dan 1 lainnya tertusuk jantungnya. Sungguh mengenaskan ya njul..
Panjul : ya ki, malah bagus atuh...jadi aman itu jalan.
Bapak tua : iya cuman agak aneh aja, mereka kan di kenal sakti...tapi yo bisa mati juga ya...
Panjul : Namanya juga jelama ki...hidup mati di tangan yang di atas atuh...hehe
Bapak tua : iya ya njul...
Panjul : jadi sabaraha atuh ki...ini kopi sareng bala-bala 2.
Bapak tua : 5 ribu aja lah...
Panjul : ini nuhun ya ki...ehh si ibu kamana ki, biasanya jam segini udah di warung...tapi ini belum kelihatan eui..
Bapak tua : lagi puskesmas katanya gak enak badan muntah-muntah terus dari semalam..ehh ngaapain kamu tanya-tanya istri saya segala...
Pajul : waduh...eleh...eleh si aki cemburuan wae ciga abege lah.hehe..nggak saya kemarin belum di kasih kembalian uang 5 ribu...kemarin gak ada receh kata si ibu.
Bapak tua : ohh yo wess njul ini tak kembaliin meneh 5 ribu nya.
Panjul : waduh hatur nuhun nya ki...jadi gak enak...minta kembalian teh..hehe ( dasar Panjul bisa aja mengerjain aki-aki tua pemilik warung kopi, di umurnya yang hampir 40 tahun masih saja dengan akal-akal bulusnya mengerjai suami istri pemilik warung itu. Di saat ia berjalan ia masih kepikiran juga dengan omongan si aki yang terakhir, ternyata si ibu warung sedang sakit ke puskesmas dan sakitnya muntah-muntah mual-mual.." waduh jangan-jangan si ibu hamil...wah bisa gaswat...atuh..." ujar Panjul dalam hatinya. Akhirnya pagi itu Panjul..berjalan dengan cepet menuju kontrakan yang telah di sewanya 6 bulan belakangan ini di kota hujan.)

Panjul ( 39 Tahun, tadinya adalah pemuda kampung yang gagah tapi karena sifatnya yang kekanak-kanakan ini membuat ia harus menikmati masa setengah bayanya dengan hidup menyendiri tanpa sosok pendamping seperti istri untuk menemani hidupnya yang terlihat masih susah itu) Beragam pekerjaan telah ia coba jalani tapi hidupnya masih terasa susah dan sepertinya makin susah saja. Andai kata dulu ia ia tidak ketahuan main serong dengan istri mandor perkebunan teh di kampungnya sudah pasti hidupnya tidak terlunta-lunta seperti ini. Sudah di usir dari kampung, ia pun harus di asingkan keluarga karena memeberikan aib bagi keluarganya. Ibarat jatuh tertimpa janda...ehh tertimpa tangga..dan tangga nya menuju janda..ehh..janda lagi...ya otak panjul memang sedikit sableng...di otak nya hanya cepat respond kalau mengenai isi selangkangan wanita yang biasa di sebut memek. Setelah dahulu pertama kalinya di perkenalkan teh neneng akan kenikmatan memek wanita, Panjul seakan terlena hingga hanyut dan otak nya sedikit rusak serta cendurung sableng.

Di kota hujan Panjul bekerja serabutan, kadang jadi tukang bangunan kadang pula jadi pedagang asongan. Sudah beberapa kota ia coba untuk tinggali, seperti ibukota, kota gudeg, kota apel, dan lain-lain hingga kini ia coba mengadu nasib di kota hujan. Namun sudah bertahun-tahun ia tidak merasakannya nyamannya hidup. Perasaannya selalu terganggu antara takut dan juga khawatir, bila suatu saat ia sudah harus mati dengan keadaan belum bisa menyampaikan amanahnya kepada seseorang yang hingga kini belum bisa ia temui.

Pagi itu selepas kembalinya dari warung kopi pojok, ia masih merenung mengingat kejadian beberapa bulan yang lalu ketika ia pindah ke kota ini.

Flashback 6 bulan yang lalu di kota hujan..

Waktu itu setelah merantau 3 tahun di kota apel dengan berprofesi sebagai buruh petik apel, akhirnya Panjul harus mengakhiri petualangannya di kota itu ketika ia harus berakhir bekerja di sana dengan status di pecat, itu karena ia ketahuan menggelapkan apel-apel perkebunan. Uang nya ia habisnya untuk mengumpani janda gatel yang rumah nya tidak jauh dari area perkebunan. Lagi-lagi karena selangkangan wanita hidupnya harus kembali susah dan terlunta-lunta.

Akhirnya setelah berhasil meloloskan diri dari kejaran aparat, ia pun bisa singgah di kota hujan. Awalnya karena tidak sengaja saat itu ketika dalam pelariannya Panjul menaiki truck bak terbuka yang sedang mengangkut apel menuju ibukota. Namun naas ketika sedang asik tidur di jalan, tiba-tiba saja tuck terbuka itu mengerem mendadak hingga panjul pun terlempar dari atas truck. Untung saja ia tidak kenapa-kenapa hanya ada beberapa luka ringan dan lecet saja.

Waktu itu masih dini hari tatkala Panjul tersadar kalau ia barusan terjatuh, betapa apesnya saat itu tas yang bersikan pakaian dan beberapa lembar uangnya tertinggal di truck back terbuka isi apel tersebut. Kini dengan berjalan tertatih ia pun mulai berjalan sedikit demi sedikit ke arah pemukiman penduduk yang tidak jauh dari jalan tersebut.

Saat itu langit masih gelap tatkala di salah satu pengeras seuara sebuah surau terdengar bunyi lantunan adzan subuh yang membuat jiwa-jiwa yang tadi tertidur terbangun untuk melaksanakan kewajibannya. Panjual pun dengan segara berjalan menuju tempat suara surau tersebut berasal, setelah berjalan sekitar 10 menit akhirnya kini Panjul sudah berdiri di sebuah surau yang tua yag tidak terlalu besar tidak terlalu kecil atap-atap surau tersebut terbuat dari lempengan asbes yang sudah mulai menghitam. Ketika sedang bingung dari arah belakang Panjul, ia di kagetkan oleh suara sapaan dari seorang pria tua di belakangnya.

Pria itu mengucapkan salam, mari pak masuk...ujar seorang pria tua dengan rambut yang sudah memutuh semua dan terlihat juga jenggot putih memanjang di dagunya. Pria itu menggunakan baju koko dan peci putih dengan sorban putih melingkari lehernya.

Panjul : Iya pak haji...

Hem...keliatan bapak baru ya di di daerah sini, perkenalkan saya haji idris pengurus surau ini.

Panjul : Iya pak saya panjul, saya baru saja tiba di kota ini.
H Idris : Ohh teryata benar bapak bukan dari daerah sini, ayo mari pak sebentar lagi mau mulai shalat.
Panjul : baik pak.. ( Terlihat panjul sedikit grogi, soalnya terakhir kali ia shalat dan berdiri di surau adalah ketika kala ia masih sekolah, hingga kini ia seperti lupa akan tata cara untuk beribadah karena saking lamanya tidak pernah beribadah.)
H Idris : Itu tempat wudhunya di sana.
Panjul : ohh iya pak...( kini Panjul pun buru-buru ke tempat wudhu untuk menutupi rasa malunya karena tadi mau langsung masuk surau saja, tanpa berwudhu terlebih dahulu)

Kini panjul sudah ikut berdiri di barisan shaf belakang untuk melaksanakan ibadah di subuh itu, nampak wajah dan rambutnya basah dengan kedua tangan dan kaki masih mengering. Dasar Panjul karena lupa tata cara berwudu ia hanya membasahi wajah dan rambutnya saja. Kini dengan polosnya ia mengikuti gerakan imam di depan tanpa mengeluarkan satu patah kata pun di bibirnya. Hingga saat ibadah selesai ia masih saja duduk di surau itu. Hingga perlahan satu persatu jamah di surau itu perlahan pulang dan tinggal hanya beberapa orang saja termasuk H. Idris dan juga Panjul.

Saat itu H. Idris mengira Panjul seperti sedang berzikir tapi kenyataannya pagi itu panjul sedang memejamkan mata untuk mencoba tertidur beberapa saat. Hingga kemudian tangan H. Idris pun seperti membangunkan Panjul.

H. Idris : Maaf pak menggangu dzikirnya.
Panjul : Ehhh...iya pak..
H. Idris : ini masjidnya mau di bersihkan dahulu pak, bapak apakah masih berdzikir ?
Panjul : hemmm sudah tidak pak..ini saya sudah selesai.
H. Idris : ohh kalau begitu kita menunggu di luar saja dulu pak, ini mau di bersihin marbot dulu.
Panjul : iya pak.

Akhirnya pagi itu H. Idris dan Panjul pun mengobrol di luar masjid dari obrolan mereka kini terlihat Panjul seperti sudah akrab dengan H. Idris hingga ia pun berterus terang dengan keadaanya kini. Ia berdalih kalau di kota itu ia sedang mencari saudaranya yang sedang merantau di kota itu. Akhirnya karena iba dan kasian H. Idris pun mengajak Panjul untuk tinggal sementara di rumahnya selama belum bisa bertemu saudaranya, Akhirnya mereka pun berjalan beriringan munuju rumah H. Idris.

Setelah beberapa ratus langkah berjalan, kini Panjul dan H. Idris sudah tiba di sebuah rumah sederhana bercat putih dengan pekarangan yang cukup luas, yang membuat rumah itu sepi karena sedikit berjarak dengan rumah tetangga samping kanan dan kirinya. Pekarangan itu di tumbuhi oleh beragam pepohonan ada mangga, pepdaya dan kebun singkong dan empang di belakang rumahnya. Beberapa kali H. Idris mengucapkan salam hingga kemudian keluarlah seorang. Wanita setengah baya yang menggunakan gamis coklat dan kerudung lebar menutupi kedua payudaranya yang menonjol di balik gamis itu.

H. Idris : Bu ini perkenalkan pak Panjul beliau musafir dari timur jawa, yang akan tinggal sementara di rumah kita.
Bu Idris : Ohhh iya pak...ayo mari silahkan masuk pak, maaf rumahnya jelek maklum rumah desa.
Panjul : Waduh ini lebih dari bagus koq bu, saya sudah sangat berterima kasih ibu dan bapak mau menampung saya sementara di rumah ini
H. Idris : Tidak apa-apa pak, kebetulan di rumah ini hanya kami berdua. Kedua anak kami sudah hidup berkeluarga dan menetap di ibukota. jadi di rumah ini ada beberapa kamar yang bisa di gunakan pak Panjul.
Panjul : Sungguh beruntung yang di atas mempertemuan saya dengan pak haji dan bu haji semoga kebaikan pak haji dan bu haji di balas olehnya.
H. Idris : Amin...

Akhirnya setelah memeperkenalkan diri pagi itu Panjul Pak Haji idris dan Bu haji terlibat pembicaraan yang menurut mereka cukup mengasikkan. Panjul yang cukup humoris itu membuat suasana di rumah itu kembali hangat. Ya selema bertahun-tahun hidup menyepi di rumah itu. Akhirnya pasangan suami itu kembali mendapatkan kehangatan rumah dengan hadirnya sosok Panjul di rumah tersebut. Perlahan mereka pun terlihat menjadi lebih akrab. Bu haji sebutan Panjul untuk istri Haji Idris, kini terlihat lebih santai tidak seperti 1 jam yang lalu yang nampak masih canggung saat berbincang-bicang. Kini Bu haji nampak rilex dan mengalir dalam menanggapi guyonan Panjul yang suskses mengocok perut mereka.

Kini perlahan H. Idris pun mulai lega nampak nya istrinya itu bisa menerima Panjul untuk tinggal sementara bersama mereka, malahan istrinya itu sudah mulai akrab dengan Panjul. Padahal sebelumnya ia mengkhawatirkan kalau istrinya itu tidak akan mengijikan Panjul untuk bisa tinggal sementara bersama mereka. Wajar saja H. Idris berpikiran sepertinya karena nyatanya selama tinggal di rumah itu istrinya itu jarang sekali mau bersosialiasi dengan tetangga sekitar. Istrinya lebih sering menghabiskan waktu dengan merajut kain atau pun ikut membantu H. Idris bercocok tanam di pekarangan sambil menikmati sisa-sisa pensiuannya.

Dari perbincangan dengan Bu Haji, akhirnya Panjul sedikit tahu mengenai silsilah keluarga H. Idris. Ternyata dahulunya sebelum pensiun Haji Idris ini adalah seorang pegawai kereta api. Mereka dahulu tinggal berpindah-pindah dari kota A ke kota B, sesuai penempatan kerja Haji Idris. Dari pernikahannya mereka sudah di karunia sepasang putra-putri yang keduanya sudah hidup mandiri dengan pasangannnya masing-masing. Kini di rumah itu hanyalah tinggal mereka berdua. Bu Haji saat itu nampak masih terlihat cantik walupun umurnya sudah mendekati usia 50 tahun, berbeda dengan H. Idris yang terlihat begitu tua, walapun usia nya baru sekitar 55 tahun. Bu haji bercerita kalau ia masih sering rajin senam walaupun seorang diri dengan menyaksikannya istruktur senam dari layar TV. Hem pantes saja bagi Panjul tubuh Bu haji masih terlihat kencang. Ternyata ia masih sering rajin senam dab berolahraga.

Siang itu nampak kini Panjul sudah berada di kamar yang sudah di tunjukkan H. Idris. Mungkin selama beberapa hari ini ia akan tidur menumpang di kamar tersebut, Ya setidaknya sebelum mendapatkan pekerjaan lagi kini hidupnya bisa tenang karena di jamin oleh H. Idris. Perlahan Panjul nya merebahkan badan di dipan kayu yang cukup empuk tersebut. Ketika Matanya hendak terpejam dari arah luar jendela kayu rumah tersebut. Terdengar bunyi air yang tertuang dari ember timbaan yang mengguyur kedalam baju cucian yang tenggelam di dalam sebuah jolang besar berwarna hitam. Byuuuur....byur....nampak kedua tangan itu masih terlihat kencang dengan kulit sawo matang. Di wajahnya nampak peluh keringat menetes diseputaran kening dan rambut yang di ikat gelung kebelakang, karena rambut yang di ikat gelung kebelakang nampak leher jenjang yang masih terlihat mulus bersih walaupun usianya tak lagi muda seperti dahulu. Kain jarik yang mengikat tubuhnya nampak tak mampu menyembunyikan tubuhnnya yang masih terlihat singset di usia paruh bayanya. kedua payudaranya terlebih menyumbul masih terlihat indah dan menggoda pinggul pantatnya yang menungging kebelakang masih mampu membuat para lelaki hidung belang tertawa sambil berkhayal menikmati tubuhnya itu.

Ya di siang hari yang cukup terik itu nampak Bu haji sedang mencuci pakaian di halaman belakang rumah, dari cari ia berpakaian seolah ia lupa kalau kini di rumah nya itu ia sedang tidak hanya dengan suaminya. Tetapi juga ada satu lagi laki-laki dewasa yang sekarang sedang tertidur di kamar belakang yang percis menghadap kearahnya tempat mencuci itu. Dari jendela kayu yang tertutup Bu haji tidak tahu kalau laki-laki yang di sangkanya itu tertidur seperti suaminya sedang memandangi sekaligus mengagumi tubuhnya dengan tangan kanan mengocok-ngocok benda tumpul besar di bawah selangkangannya tersebut.

Crottt....Crottttttttttttt...crotttttttttttt ahhh...kampret...jadi coli deui...Ujar Panjul yang tak dapat menahan gejolak rasangan birahi di jiwanya tatkala menyaksikan tubuh bu haji bergerak elok mencuci pakaian di belakang sana. Dari senyumnya tersungging senyum licik untuk memperdaya istri dari pak haji yang sudah menolongnya itu....sepertinya Panjul kini sangat berhasrat untuk naik haji, atau menaiki bu haji ketika ia sudah menyaksikan tubuh stw yang masih terlihat menggoda itu.
 
Nasib Anak Kost Bag 13 : Penipu II end (Pengedar Nikmat Palsu)


der......derrrrrrrrrrrrrrr jedar......jedar.... malam itu ahhh tolong....tolong....mas Panjul...mas Panjul..tolong mas..buka pintunya. Nampak di tengah malam yang dingin dan mencekam karena pengaruh cuaca di luar. Tangan-tangan wanita paruh baya yang masih terlihat kencang terus-terusan menggedor pintu kamar yang sudah 1 minggu ini di tumpangi Panjul untuk hidup. Nampak malam itu akhirnya setelah beberapa kali ketukan dan gedoran sesok tubuh pria yang kerempeng tapi cukup berotot itu terbangun. Klekk....pintu kamar pun terbuka, tatkala panjul masih mengucek-ngucek matannya kini di depannya telah bediri sesosok tubuh montok yang selama ini selalu jadi khayalan colinya. Nampak wajah wanita setengah baya itu terlihat berbeda dari biasanya. Yang biasanya terlihat riang dan hangat, malam itu terlihat pucat dan ketakutan.

Bu Haji : Mas Panjul....ayo mas tolongin saya, itu bapak...
Panjul : iya bu...bapak kenapa bu...
Bu Haji : Bapak tadi berteriak mengaduh sambil megangin perut, ini bapak masih ngerasa sakit
Panjul : haduh...ayo bu kita bawa ke puskesmas

Nampak kini Panjul dan Bu haji berusaha untuk memapah tubuh H. Idris yang nampak kesulitan untuk berdiri. Keduanya kini telah mendudukan tubuh Pak Haji di atas sepeda motor bebek tua yang jarang di pakai itu. Kini Panjul dengan terus berusaha dan bedoa untuk menyalakan motor tua itu setelah beberapa menit breng...breng..reng..akhrinya motor itu bsia juga untuk di nyalakan. Kini Panjul mulai memberi aba-aba supaya Bu haji ikut naik di belakang memegangi pak haji yang terduduk di tengah-tengah. Setelah motor sedikit panas. Pajul pun akhirnya mengemudikan sepeda motor tua itu dengan cepat menuju ke arah puskesmas.

Tengah malam itu di bawah guyuran hujan lebat mereka bertiga sukses melibas pinggiran jalan kota hujan, dan kini nampaknya pak haji sudah masuk kedalam ruangan IGD. Nampak Bu haji sudah sedikit hilang pucatnya. Karena tadi terburu-buru mereka sampai lupa untuk memakai jas hujan hingga tubuh mereka pun masih terlihat basah. Kini Bu haji dan Panjul nampak duduk berdua di depan ruangan IGD dengan tubuh masih basah. Saat itu panjul melihat Bu haji seperti mengigil kedinginan. Perlahan Panjul duduk mendekati tubuh bu haji dan segeran melepas jaket parasutnya, dan menyodorkan jaket tersebut ke arah bu haji.

Panjul : maaf bu haji sepertinya bu haji kedinginan, sekali ini di pakai saja jaket saya bu.
Bu Haji : hmmmm maaf mas jadi ngerepotin gini, ini jaketnya saya pakai dulu ya mas.
Panjul : iya di pakai saja bu, soalnya saya pakai kaos lengan panjang juga. Lagin badan ibu juga basah gitu.
Bu Haji : iya mas tadi karena buru-buru kita lupa pakai jas hujan ya..ibu juga lupa untuk bawa jaket.
Panjul : Sudah tidak apa-apa bu, sekarang kan yang penting pak haji sudah dalam perawatan ya semoga saja tidak kenapa-kenapa.
Bu Haji : Terima kasih ya mas Panjul maaf jadi ngerepotin malam-malam hujan-hujan begini.
Panjul : ahhh tidak apa-apa bu, ini hanya sekedar mengantar saja. Yang harusnya berterima kasih saya loh bu...karena seminggu ini sudah numpang hidup di rumah ibu dan bapak.
Bu Haji : ahh mas Panjul ini hatinya baik sekali ya mas..
Panjul : hemmm betapa beruntungnya pak haji mempunyai istri sebaik dan secantik bu haji ya..
Bu Haji : Ahh mas panjul bisa aja...sekarang malah balik muji-muji saya..hehe

Perlahan wajah Bu haji yang tadi agak mengkerut karena khawatir sekarang sudah mulai tersenyum karena guyonan-guyonan khas Panjul yang membuat dirinya seoalah lupa kalau barusan suaminya sedang dalam keadaan ayng tidak baik. Akhirnya mereka pun mengobrol dengan asiknya. Hingga kemudian dari arah ruangan IDG keluarlah seoarnag pria yang yang mengunakan jubah putih dengan di temani seoarang wanita muda berbaju seragam hijau. Ya mereka adalah dokter dan suster yang bertugas jaga malam itu.

Dokter : Apa bapak dan ibu keluarga bapak Idris ?
Panjul : iya dok saya adiknya..dan ini istrinya.
Dokter : ohh begitu, iya jadi begini bapak ibu. Untung saja bapak idris cepat cepat di bawa kesini soalnya kami cek ternyata ada batu empedu di perut bapak idris yang mana ini harus di tangani dengan cepat. Kami dari puskesmas hanya bisa memberikan obat penghilang rasa sakit dan nanti akan kami berikan surat jalan untuk pak idris supaya bisa di rujuk ke rumah sakit besar yang berada di kecamatan.
Panjul : Kalau begitu tolong lukakan yang terbaik dok, kami dari pihak keluarga ikut saja dengan anjuran dokter.
Dokter : baik kalau begitu setelah bapak dan ibu menandatangi dokumen di depan pak idris akan di bawa ke rumah sakit, sebaiknya bapak dan ibu bersiap nanti akan ada ambulan yang datang.
Panjul : baik terima kasih dok.

Akhirnya malam itu juga pak haji idris di pindahkan ke rumah sakit yang berada di kecamatan. Setelah itu paginya pak haji langsung masuk ruang operasi untuk pengangkatan batu empedunya. Dari tadi malam ke pagi ini Bu haji terlihat mondar-mandir setelah menghubungi kedua anaknya yang berada di ibukota. Untung saja mereka masih punya tabungan yang bisa di jadikan biaya untuk operasi haji Idris. Karena nyatanya pagi menuju siang itu kedua anak haji idris dan bu haji nampak tak terlihat batang hidungnya pun. Membuat bu haji lagi-lagi harus mengelus dada, Sepertinya kasih sayang bertahun-tahun dari bapak dan ibunya itu telah sirna terlupakan oleh kesibukan kedua anaknya itu. Sampai untuk menengok bapaknya pun kedua anak bu haji tidak ada waktu.

Perlahan Panjul pun mendekati bu haji dan berusaha menghiburnya karena ia pun tahu persoalan yang telah di hadapi wanita stw itu.

Panjul : Sudah lah bu..mungkin anak-anak ibu sedang sangat sibuk, pasti nantinya akan datang juga.
Bu haji : Tidak mas panjul...dalam kediaman kami sesungguhnya kami mempunyai permasalahan keluarga.
Panjul : hmmm maksudnya gimana bu..mungkin kalau ibu mau cerita bisa mengurangi beban pikiran ibu.
Bu haji : Jadi gini mas sebenarnya sebelum menikah dengan saya bapak itu sudah memiliki istri dan kedua anak. Jadi karena kedatangan saya di hidup bapak, bapak menceraikan istri pertamanya dan menikah dengan saya, karena kecewa istri bapak pun kabur dari rumah dengan membawa kedua anaknya. Namun naas ketika jalan terburu-buru dari arah belakang muncul mobil yang berkecepatan kencang menghantam tubuh istri pertama bapak dalam seketika nyawa istri pertama bapak pun melayang. Untungnya kedua anak bapak saat itu selamat dan kemudian setalh itu bapak menikahi saya. Dana akhrinya kami hidup bersama. Saya pun merawat kedua anak bapak seperti anak sendiri, walaupun dalam pernikahan saya dan bapak tidak di karunia anak lagi. Saya sudah menggap anak-anak bapak dari pernikahannya terdahulu seperti anak saya sendiri.
Bu Haji : Namun sepertinya di dalam benak anak-anak itu sudah terpatri kalau saya ini ibu tiri yang telah menjadu penyebab kematian ibu mereka.
Bu haji : sampai akhirnya mereka dewasa dan menikah keduanya pun tak pernah sekalipun mengunjungi kami.
Bu Haji : mungkin seperti itu lah hidup kami sekarang, sepertinya tuhan sudah memberikan balasan setimpal untuk saya, karena sudah merebut suami orang.

Akhirnya perlahan bu haji pun meneteskan air matanya, Panjul yang melihat itu semua kemudian menghapus air mata di kedua pipi bu haji. Perlahan bu haji pun menyederkan kepalanya di bahu panjul dan kembali menteskan air matanya. Perlahan panjul hanya bisa mengelus lembut punggung bu haji. Saat itu Pajul makin iba terhadap wanita itu, ternyata wanita itu menyimpan beban yang cukup berat di pikirannya.

Setelah mendapat kabar dari pihak rumah sakit akhirnya Bu haji dan Panjul di ijinkan untuk pulang sementara ke rumah, karena setelah operasi pak haji masih perlu istrirahat dan tidak boleh di ganggu dulu. Sore itu Panjul dan bu haji akhirnya berbocengan sepeda motor itu lagi, nampaknya kini karena di hibur oleh panjul perlahan rasa berat di pikiran bu hajah sedikit demi sedikit terasa hilang dan mulai enteng. Yang terlebih panjul pintar untuk membuat orang lain tersenyum dan menikmati pembiacaraan kata dengan dirinya.

Sebelum pulang ke rumah bu haji menyempatkan untuk ke pasar terlebih dahulu karena ia lupa stok makanan di rumah sudah mulai habis. sore itu seteleh membawa 2 kresek sayur dan lauk pauk mentah, dari sawi pahit, toge, tempe, tahu, telor dan lain-lain mereka pun mulai melaju kembali ke rumah. Setelah kembali ke rumah bu haji pun langsung menyegerakan untuk membersihkan tubuhnya karena sedari tadi tubuhnya sangat lengket.

Byur...byur...byur...dari kamar panjul kembali terdengar bunyi air gemericik dari kamar mandi belakang, perlahan panjul pun mulai melepas celana panjangnya dan menyisakan celana kolornya dan berjalan kebelakang.

Tokk took tokk terlihat panjul sedang mengtuk pintu kamar mandi sebelah belakang yang atasnya tidak ada pentutupnya.

Panjul : Aduh...maaf bu..
Bu Haji : Aduh mas panjul ngagetin aja, ini saya belum selesai mandi mas ( Terlihat tubuh montok bu haji hanya di tutupi oleh selembar handuk mandi yang tak mampu menyembunyikan ke sexyan tubunnya, di rambutnya masih tersisa sisa-sisa shampo yang masih menempel. Mungkin karena ia kaget dengan kehadiran panjul ia pun langsung meraih handuk yang ada di sampingnya.
Panjul : maaf bu saya kebelet udah gak tahan lagi pengen kencing.
Bu Haji : Aduh ya sudah mas..tapi cepetan ya mas..

Terlihat Pajul langsung menyelonong masuk ke dalam kamar mandi yang bu haji masih berada di dalam nya. cer..........terlihat panjul pun langsung kencing dengan santainya seolah di situ tidak ada siapa-siapa. Saat itu antara kaget dan terpukau bu haji hanya bisa memandangi penis Panjul yang keluar dari celana kolornya penisnya yang besar dengan bentuk kepala yang mirip seperti kepala jamur...deg...deg...deg...seketika bu haji pun seperti tercengang...dadanya serasa mengeras dan di bawah sana selangkangannya serasa basah dan berkedut-kedut... sudah beberapa tahun ini ia tidak pernah merasakan sensasi hasrat sexual seperti sekarang ini. Wajar saja karena sudah 3 tahu belakangan ini senjata haji idris sudah tidak bisa di gunakan lagi. Padahal istrinya bu haji dalam umur mendekati kepala lima masih merindukan pelukan belaian dan tusukan-tusukan dari pria yang perkasa. Namun sejauh ini bu haji hanay bisa memendam rasa rindu itu. Ia selalu sukses mengalihkan hasratnya ke kegiatan lain seperti berolahraga dan merajut kain. Kini sepertinya hasrat itu tidak akan mudah ia hilangkan karena pandangan matanya seolah menginginkan hal itu.

Panjul : ehh maaf bu...tadi karena kebelet jadi lupa kalau masih ada ibu...hehe
Bu Haji : hemmm...ti..tidak apa-apa mas ( suara bu haji terdengar sedikit parau, panjul pun seperti tersenyum dan mengerti keadaan bu haji)
Panjul : waduh..bu...airnya jadi abis..saya bantu timba airnya ya bu...( saat itu bu haji hanya terdiam dan menganngguk di dalam benak nya memeknya masih terasa nyut-nyutan)

Kini terlihat panjul pun menimba air dengan cepat seolah memerkan otot tangannya kepada bu haji, bu haji sanya bisa terkesima...huhhhh sungguh pria perkasa...sudah lama tubuhnya merindukan belaian-belaian dair pria yang perkasa. dan seperti sengaja panjul pun menyiramkan air di ember tersebut dengan kencang ke dalam bak mandi hingga air itu terciprat mengenai handuk bu haji karena kaget bu haji pun melepaskan pegangan handuk itu di tangannya..byur...pleg...handuk bu haji pun jatuh di lantai kamar mandi. BU haji bisa memejam kan mata sambil menutupi dada dan memeknya dengan kedua tangannnya. Saat itu Panjul menyaksikan tubuh indah bu haji terpampang begitu saja tanpa sehelai benang pun. Kini Pajul terlihat mulai meraih tangan bu haji dan menggesar ke dekatnya...kini panjul mulai meraih satu tangan lagi dan menarik mendekat kepelukannya...kini terlihat bu haji membuka matanya dengan sedikit sayu..dan gigi mengigit bibir.

Bu haji : mas...ibu takut...
Panjul : tidak usah takut bu...di sini tidak ada orang lain selain kita.

SLuphhhhhhslek.... slek....terlihat panjul langsung menciumi pundak leher dan belakang daun telinga bu haji, hingga bu haji pun kini terlena masuk jebakan nikmat dari seorang Panjul....hap..sluphhhhhhhh ckckckk sluphhhh ckkkk panjul mulai menciumi bibir dan mulut bu haji. dalam ciuman pertama dan kedua bu haji masih ragu dan malu-malu untuk membalas. Namun pada ciuman ketiga nampak bu haji sudah mulai lepas dan membalas ciuman panjul dengan sangat bernafsu. Ia tahu perumpuan yang dalam dekapannya itu sudah lama tidak merasakan sentuhan pria. Karena pas waktu itu pak haji pernah keceplosan kalau barangnya tidak bisa berfungsi seperti sedia kala, saat itu keinginan menikmati istri pak haji itu makin tak terbendung. Hingga sampailah pada saat ini. Sekarang Panjul tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas itu. Malam ini ia akan membuat bu haji terpuaskan, dengan kontol pria sejati yang di milikinya.

SLuphhhh ckckck sluphhh ckckckk....perlahan panjul pun sambil berciuman melepaskan kolor yang tadi masih melekat..tak lupa ia pun melepas kaos yang di kenakannnya kini keduanya sudah dalam keadaan budi saling menghadap dan kembali berciuaman dengan buas...sluphhhhh ckckckk sluphhhhh ckckck....perlahan tangan Panjul bergerak kebelakang dan meremasai pantat bu haji yang bahenol itu...hingga ia pun gregetan merojok liang pantat bu haji dengan jarinya...asahhhhhhh aduh sakit mas....sluphhhhhhhh ckckckk sluphhhhh ckckkck kembali panjul melumat mulut bu haji dengan brutal sambil ia bergesek ke samping supaya tangan kanannnya bisa meremas...dada bu haji yang masih terlihat membusung itu. dari remasan pelan ke remasan keras...hingga Panjul pun tak lupa memelintir-melintirkan pentil susu bu haji yang mencuat indah yang tak pernah di pakau untuk menyusui itu..sluphhhhh ckckck...kini mulut Panjul beralih ke kedua dada bu haji...saat itu bu haji hanya bisa mendesah nikmat,.....ahhhh shhhhh ahhh sambil berpegangan pada dinding kamar mandi...setelah puas melahap gundukan daging mengkal di kedua dada bu haji kini mulut Panjul bergerak liar..turun ke bawah selangkangan bu haji...hingga ia pun sampai di sebuah lembah gelap yang hitam yang di tumbuhan semak belukar hitam dan panjang...slekk..seketika panjul langsung mengangkangkan dan membuka lebar rambut-rambut segar yang tubuh dengan liar itu. Sekita di tengah sana terlihat daging merah pucat yang begitu menggoda..hingga Panjul pun tidak tahan untuk tidak menenggelamkan mulut dan wajahnya di tangah sana.....sluphhhhhh ahhhhhh mas.....ibu di apain sih..koq ya mankyos banget...slekk....sluprhhhhh slekkk sluphh...ahhhhh mas....ibu ndak tahan..yuk...di celup aja..mas...

Koq...di celup bu, celep tuh kalau pendek kalau panjang rojok...nih...Panjul rojok..seketika panjul langsung mengangkangkan kedua selangkangan bu haji dengan lebar hingga ia pun langsung menempatkan kepala kontolnya di depan liang memek bua haji. Setelah beberapa kali dorongan blesh.....kontol Panjul menyeruak dengan cepat memenhui seluruh liang rongga dalam memek bu haji. tidak pernah ia merasakan kontol sebesar itu mencolok-colok memeknya dengan cepat seperti itu...ahhhh shhhhh ahhhhhh mas...enak tenan ehh mas...slokk clokk clokk clok clok plokk plokk plokk kini di kamar mandi itu terlihat bu haji terduduk di atas bak mandi di tengah nya panjul dengan beringar memompa memek bu haji yang sudah lama merindukan tusukan tusakan seperti saat ini...plokk plokk plokk clokk clokk plokk...kini rasa haus nya serasa terbayar dengan lunas seiring pompaan kontol Panjul yang kian kencang nya...hingga tiba-tiab tubuh bu haji mengejang dengan cukup keras...shhhhh mas....ahhh crooottttttttttttt crottttttttttttttt crottttttttttttttttt akhirnya memeknya saat itu merasakan kembali nikmat dunia yang tiada tara..memeknya kembali berorgasme ria....tubuhnya saat itu seperti melayang hingga tulangnya serasa mau copot.

Saat itu Panjul sengaja mendiamkan kocokan kontolnya di memek bu haji untuk memberikan bu haji waktu beristirahat untuk menikmati sisa-sisa orgasmenya. Hingga bu haji pun selesai dan mencubit pinggang panjul sambil tersenyum.

Bu haji : ihhh nakal kamu ya mas...ibu di buat banjir gini..hehe
Panjul : hehe siapa dulu Panjul..ini baru awal bu...
Bu Haji : haduh...ini kontol mu masih keras aja mas...ahhh ibu jade gatel lagi..hm lanjut di kamar aja yuk mas...

Terlihat bu haji mulai manja-manja kepada Panjul hingga akhirnya Pajul pun membopong tubuh bugil bu haji ke arah kamar tidur bu haji dan pak haji hingga kemudian mereka pun menutup pintu kamar itu dengan sangat rapat dan menguncinya..krettt clekk. Malam itu akhirnya Pajul terlihat sangat perkasa sekali dalam mengexplorasi liang kenimatan bu haji. Malam itu tubuh bu haji terus di bolak balik panjul..di tusuk lagi dan tusuk lagi...sampai bu haji pun pingsan dengan tubuh penuh keringat dan berceceran peju. di sampingnya pun terlihat Panjul tertidur dengan pulasnya. Setelah kembali mendapatkan orgasme ke tiganya dan ke 6 untuk bu haji hingga ia pun terkapar dan pingsan. Akhirnya malam itu mereka tidak jadi ke rumah sakit karena mereka pun tertidur dan terbangun pagi harinya.

Setelah hari itu hubungan Pajul dan bu haji menjadi berubah, keduanya kini terlihat sangat lengket seperti suami istri. Hingga 1 minggu kemudian pak haji pun di nyatakan telah sembuh dan boleh pulang, sebenarnya itu membuat bu haji sedikit tidak suka karena ia tidak bebas lagi untuk memadu kasih dengan Panjul hingga kemuduan aroma persilingkuhan bu haji dan Panjul sepertinya tercium juga oleh pak haji. Beberapa kali pak haji menyarankan Panjul untuk cepat-cepat meninggalkan rumah itu karena sudah terlalu lama Pajul berada di rumah itu tapi bu haji selalu saja membela Panjul dan memberikan pengertian kepada pak haji kalau menolong orang itu jangan setengah-setengah, hingga akhirnya pak haji luluh dan membiarkan Panjul tetap tinggal di rumah. dan Panjul pun bisa kembali tersenyum lebar dan beberap kali bermain mata dengan bu haji. Hingga sekarang hampir tiap malam bu haji tidur di kamar Panjul tanpa sepengetahun pak haji, ia baru keluar kamar Panjul di saat sebulum adzan subuh berkumandang dengan tubuh lelah penuh ceceran air mani di memek, anus dan mulut dan tubuhnya. Hingga suatu hari masalah pun terjadi saat itu bu haji terlihat mual-mual dan muntah-muntah. Hingga akhirnya pak haji pun membawa istrinya itu pergi ke puskesmas, di saat yang sama Panjul yang tau keadan bu haji siang itu langsung mengemasi barang-barang yang bisa di bawanya. dan tak lupa ia pun membawa sepeda motor tua milik pak haji, yang biasa ia gunakan untuk mengantar bu haji ke pasar walaupun sebelum ke pasar mereka terlebih dahulu berbelok kebelakang dan memuaskan hasrat mereka di pagi hari di kebun belakang rumah. Brung...brung..brung....akhirnya siang itu tubuh panjul bak hilang di telan bumi tidak terlihat lagi.

Dari puskesmas terlihat wajah pak haji seperti pucat pasi, di sebelahnya bu haji nampak menangis dengan tersedu-sedu..memohon maaf kepada pak haji. Hingga pak haji pun seperti tediam sambil memegangi dadanya ia pun dengan mata masih melotot jatuh pingsan tak sadarkan diri.

Flashback 6 bulan yang lalu selesai.

Kini Panjul terlihat mengemasi barang-barangnya di kontrakan yang baru saja ia tempati itu. Semua pakaian dan uang sudah masuk ke dalam rangsel hitam yang sepertinya sudah di persiapkan sebelumnya. Kini ia pun mulai keluar dari kontrakan itu dengan perlahan dan senyam seolah ia tidak ingin orang lain mengetahui kepergianya itu. Kini Panjul terlihat sudah duduk manis di bus putih dengan tulisan arah Kampung Rambutan.

Kini ia pun bisa bernafas lega, saat itu ia sedang mencari uang untuk ongkos di dalam tas ransel hitam itu. Tanpa sengaja ia manarik keluar benda tipis hitam halus dari dalam tas ranselnya.
Panjul : Waduh...sempak si ibu warang ampe kebawa...duhh...aduh...sebenarnya enak juga tuh ngewe ibu warung ibu warung... udah abis nyolok dapat makan lagi.. hehe

Di tempat lain di depan kontrakan Panjul terlihat bapak-bapak tua dengan ikat kepala hitam membawa golok besar dan menggedor-gedor pintu kontrakan Panjul. di samping nya terlihat wanita setangah bawa yang menangis tersedu-sedu sambil menahan di bapak-bapak tua itu.....Panjul....keluar kampret...asu....bini orang koe bikin hamil...ngentu bini orang...sekarang gak tanggung jawab...hey..panjul bangsat...keluar...

Terlihat salah seoarang tetangga Panjul keluar...pak sepertinya orang nya gak ada...itu pintunya aja di gembok...ujar salah seorang tetangga Panjul tersebut...hingga bapak tua itu menendang pintu dengan keras sambil berteriak lantang....Panjulllllllllllllllllllllllllllll...Bangsat....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd