Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Nasib Anak Kost

Nasib Anak Kost Bag 3 : Serigala berbulu domba


Tak terasa kini budi sudah hampir 2 minggu tinggal di kostannya yang baru. Kini budi mulai mengenal para penghuni kostannya itu satu persatu walaupun tidak begitu akrab. Hanya sebatas menganggukan kepala atau pun mengucapkan selamat malam atau pun selamat pagi saja. Di mulai dari lantas yang di lantai atas, dari kamar yang paling dekat tangga di huni oleh Mira salah satu mahasiswi psikologi tingkat akhir di kampus yang berdekatan dengan kampus budi. Mira kira-kira umurnya 24 tahun, orangnya cukup tertutup hingga kalau bertemu hanya tersenyum dan menganggukkan kepala tanpa ada sepatah katapun yang keluar dari mulutnya. Di sebelah kanan kamar mira ada kamar Imron sahabat budi di kostan itu, seperti cerita di atas imron adalah orang yang mengajak budi tinggal di kostan itu. dan di samping kanan kamar imron tentunya ada kamar yang di tempati budi saat ini. Setelah itu di samping kamar budi di tempati oleh mbak vina salah satu teller di bank flat merah yang kantornya berada di kampus budi. Umur mbak vina kalau itu mungkin sekitaran 26an tahun, mbak vina saat ini masih belum berkeluarga tapi kalau pacar sepertinya sudah ada soalnya setiap sabtu siang biasanya mbak vina sudah di jemput oleh seorang pria yang umurnya kira-kira tidak jauh beda dengan mbak vina. Mbak vina orangnya cukup baik dan selalu menegur duluan budi kalau mereka bertemu. Dalam kesehariannya ia selalu tampil tertutup dengan kerudung modern jaman sekarang. Tapi kalau berbicara sepertinya mbak vina tipikal yang bocor juga, walaupun kulitnya tidak putih tapi mbak vina selalu tampil manis dalam setiap penampilannya, Ia sudah bekerja di ibukota sekitar 3 tahun yang lalu ia berasal dari sebuah kabupaten di solo, setelah menamatkan kuliah di jogja mbak vina pun memberanikan diri menerima tawaran kerja di ibukota hingga sampai saat ini sepertinya mbak vina sudah kerasan tinggal di ibukota. Bergeser ke sebelah kanan mbak vina ada kamar paling pojok yang berada di lantai atas, kamar itu di tempati oleh teh amelia atau biasa di panggil teh lia, teh lia ini kira-kira berumur 29 tahun ia sudah berkeluarga dengan anak 1 yang masih balita. Anak dan suaminya tinggal di kota tempat kelahiran teh lia yakni di kota kembang. Selama ini teh lia harus melaju pulang setiap 1 minggu sekali menuju kota kembang, seperti halnya para pekerja yang sudah berumah tangga yg harus rela berpisah dengan keluarganya demi untuk tetap bisa bekerja.Saat itu teh lia adalah seorang pns di sebuah lembaga yang memunngkinkan dirinya harus mau kalau-kalau di mutasi dalam pekerjaannya.

Kini beralih ke kamar kostn yang berada di bawah, kamar paling pojok yang menghadap ke tangga di huni oleh bang adi 35 tahun seorang pekerja kantoran di daerah grogol, ia pun sudah berkeluarga dengan jumlah anak 2. Mundur ke kiri dari kamar bang adi ada kamar yang di huni oleh abdul yang berusia 24 tahun mahasiswa kedokteran tingkat akhri di kampus sebrang kampus budi. Mundur lagi ke sebelah kiri ada kamar yang di huni oleh anis 21 tahun mahisiswa seangkatan dengan imron. Tepat di samping sebelah kiri kamar anis, kamar yang itu di huni oleh Mbak devi 37 tahun karyawan di sebuah kantor konsultan hukum di daerah dekat kampus budi. Serta yang terakhir di pojok dekat jalan masuk kearah ruang belakang, kamar itu di huni oleh nola (20 tahun) mahasiswi baru seangkatan dengan budi dan fani pacar Imron. Begitulah budi tetap ramah tidak mengikuti kebiasaan di ibukota untuk hidup masing-masing tanpa memperdulikan orang di sekeitarnya. Hingga budi pun dapat mengenal seluruh penghuni kostannya dalam waktu singkat.

Saat itu budi terlihat sudah mulai akrab dengan anis, sepertinya di kostan ini budi menemukan sahabat lain selain dari imron. Dengan mbak sari dan mbak wina pun budi sudah mulai mencair kalau mereka mengobrol bersama. Memang budi adalah orang bisa menempatkan diri dengan baik hingga ia pun mulai di sukai oleh para penghuni kostannya. Selain ramah budi juga selalu saja dengan senang hati menolong teman kostannya yang sedang membutuhkan bantuannya. Seperti sekarang, saat ini terlihat budi sedang duduk sambil santai menikmati segalas kopi dengan rorok di tangannya. Ya saat ini budi sedang menikmati minggu pagi yang cerah segala aktifitas kuliah dan pekerjaannya bisa ia lupakan sejenak. Saat itu terlihat seorang pria yang sedang terburu-buru hendak menyalakan motor bebeknya. Pria itu masih saja sibuk hendak menyalakan motor yang tidak bisa menyala itu. hingg kemudian itu menarik perhatian budi.

Budi : ehh bang adi, pagi bang...
Bang adi : ehh lo bud..***k pergi-pegi bud.
Budi : gak bang di kostan aja, santai-santai. bang adi tumben nih libur gini di kostan, gak pulang ke bogor bang ?
Bang adi : enggak bud, ini lagi lembur ada kerjaan biasalah akhir bulan gini ngejar target.
Budi : ohh iya bang, wah Btw motornya kenapa bang ?
Bang adi : hemm ini gak tahu kenapa bud...susah banget di nyalain.
Budi : ohh semalem abis ke ujanan kali bang ?
Bang adi : gak tau juga sih bud...kenapa ya..
Budi : coba budi lihat bang.
Bang adi : ohh lo ngerti mesin juga bud ?
Budi : gak terlalu sih bang, cuman budi pernah kaya gitu juga. ( kini terlihat mengecek motor bang adi, budipun melepas busi motor itu dan sekarang sedang membersihkannya dengan sikat.)
Budi : kayanya ini nih bang penyebabnya busi nya basah.
Bang adi : waduh iya juga ya bud.
Budi : coba bang di starter lagi businya udah budi pasang lagi.
Bang adi : ok bud. (Terlihat bang adi langsung menstarter motor bebek itu, sekali starter brenggg...breng....motor bebeknya langsung menyala dengan cepat.)
Bang adi : wah canggih lo bud..langsung nyala..wih makasih ya bud..
Budi : sip sama-sama bang.
Bang adi : aduh sorry nih sebelumnya abang pamit pergi dulu ya bud..soalnya sudah telat.
Budi : gak apa-apa santai aja bang, hati-hati di jalan bang.

Akhirnya bang adi pun pergi meninggalkan budi, ya seperti itu lah budi kalau memang ada yang bisa ia bantu pasti ia akan membantu teman-temannya di kostan itu. seperti halnya bang adi barusan. Bang adi adalah salah satu penghuni kost di kostan itu. Kamar bang adi bersebelahan dengan kamar anis yang berada di lantai bawah. ia bukanlah mahasiswa seperti halnya budi. bang adi adalah salah satu pekerja yang rumahnya jauh di ujung bogor sana. Bang adi saat itu berusia 35 tahun ia sudah menikah dan memiliki 2 orang anak. Ia rela berjauhan dengan keluarganya demi bekerja memenuhi kebutuhan keluarganya untuk hidup di bogor sana. Bang adi biasanya selalu pulang tiap jumat malam dan kembali ke kostan itu minggu malam, seperti halnya beberapa pekerja yang sudah menikah yang tinggal di kostan itu.

Di waktu yang sama di sebuah kostan yang yang terbilang mewah terlihat bagus baru saja keluar kamarnya hanya dengan bercelana boxer. Kontolnya yang besar terlihat menggentung lemas di balik celana boxernya yang tipis. Di depan kamarnya terlihat beberapa orang teman bagus sudah menunggunya.

Teman bagus 1 : Gus..gus...dari tadi kita tungguin ngemprut lo gak kelar-kelar.
Bagus : hahah sorry bro, biasalah pagi si joni lagi kentel-kentelnya.
Teman bagus 2 : Cewe mana lagi tuh yang lo embat gus.
Bagus : ntar juga lo tau. (terlihat seorang wanita hitam manis yang baru keluar dari kamar bagus dengan rambut panjang yang masih acak-acakan)
Wanita itu : mas bagus uni balik ke konter lagi ya, kalau mau pesen pulsa lagi sms uni aja. (terlihat wanita itu terlihat genit berpamitan kepada bagus)
Bagus : iya uni nanti bagus sms lagi ya...(terlihat wanita itu menghilang keluar bangunan kostan tersebut)
Teman bagus 3 : anjrit memang do juan memek lo gus.
Teman bagus 1 : Kaya abis aja stock cewe lo gus..
Teman bagus 2 : iya ampe yang jaga konter hp depan lo sikat juga.
Bagus : hahaha ehhh jangan salah men, label boleh tukang jaga konter hp tapi memeknya legit coy...
Teman bagus 1 : nih...gus...yang lo pesen...
Bagus : wah mantap nih.
Teman bagus 1 : ettt tunggu dulu hutang lo yang kemarin gimana tuh ?
Bagus : gampang nanti gw minta pacar gw transfer lo deh.
Teman bagus 1 : haha nah gitu donk..nih.
Teman bagus 2 : memang beruntung lo ya...punya pacar cantik bohai..tajir pula. Udah berasa punya atm berjalan aja lo gus.
Teman bagus 3 : iye gw jadi pengen nyicipin pacar lo juga bro
Bagus : ett kalau itu kagak boleh sob..udah yang kemarin lo pake aja mau gak ?
Teman bagus 3 : wah yang kemarin rabu itu ya...wihh boleh juga tuh..siapa tuh namanya gw lupa.
Bagus : fani bro.
Teman bagus 1 : wah kampret punya barang baru kita gak di bagi.
Teman bagus 2 : iya nih kampret lo gus, masa kita-kita gak di bagi.
Bagus : iya deh nanti gw sharing...sekalian aja nanti kita pake bareng.
Teman bagus 1 : hahaha memang bajingan lo ya gus.
Bagus : Kalau gw bajingan lo pada apa. Ya udah mau gak nih ? kalau mau mingggu depan gw bawa dia ke villa biasa di puncak.
Teman bagus 1 : wess mantep itu.
Teman bagus 2 : pokoknya gw gak mau nanti pas maen bekas lo gus..nanti gw aja yang duluan..
Teman bagus 3 : kenapa takut memeknya jadi longgar ya..kontol lo sih kekecilan

Hahahah serempak mereka pun tertawa bersama sebelum akhirnya satu persatu teman bagus menghilang pergi dari hadapannya. Kini ia hanya seorang sedang duduk terpaku di ranjang tempat tidurnya yang masih acak-acakan. Kini terlihat bagus memejamkan mata saat itu dirinya seperti melayang-layang jauh tinggi ke awan. Dirinya sekarang seperti raja dengan singgasana yang luas dengan di temani para bidadari kahyangan yang memakai baju putih tipis menerawang. Perlahan kesenangannya makin meninggi tatkala satu persatu para bidadari itu melayani syahwatnya saat itu. Hingga ketika ada satu tangan yang menarik keras tubuh bagus hingga ia pun harus turun jauh entah kemana.

Flashback 23 tahun yang lalu.

Di sebuah rumah sakit di kota kembang kala itu keluarga gunawan sostrowijoyo sedang menantikan kelahiran anak pertama mereka, penerus kerajaan bisnis keluarga itu selama 3 generasi terakhir. Saat itu Meranti istri gunawan sedang mengaduh kesakitan dan menjerit-jerit berusaha mengeluarkan calon penerus keluarga tersebut. Gunawan tak henti-hentinya berdoa kepada tuhan agar proses kelahiran anaknya itu berjalan dengan baik. Terlihat beberapa suster hilir mudik sedang membantu dokter kandungan mengeluarkan bayi yang sebentar lagi di lahirkan meranti. Kini menit terus berganti menit. jam terus berganti jam si jabang bayi belum hendak keluar jua. Dokter dan para suster sudah mulai khawatir karena waktu sudah lama tapi pembukaan baru setengahnya. Berkali-kali dokter mengingatkan agar meranti pelan-pelan dan sabar dalam mengejenkan otot rahimnya, agar bayinya bisa keluar dengan lancar. Hingga kemudian keringat sudah membanjiri tubuh merenai, sepertinya meranti sudah tidak tahan lagi terlihat dengan tidak sabaran meranti pun mengejangkan semua otot rahimnya dan mengejan mengeluarkan si jabang bayi dengan kencang...hahhhh....blekkkk.akhirnya bayi itu keluar. Meranti pun saat itu langsung pingsan. Gunawan terlihat begitu panik hingga menyuruh dokter untuk segera mengurus meranti. Saat itu meranti sudah kembali siaman, terlihat dokter dan para suster sedang tertunduk lemas.

Meranti : dok mana anak saya ? sayang mana anak kita, aku ingin sekali melihatnya ?
Dokter : Maaff bu...kami...( ketika dokter itu hendak memberi tahukan nasib anak mmeranti yang sudah meninggal, gunawan pun langsung menyambar pembicaran itu)
Gunawan : Anak kita sedang berada di ruang bayi, saat ini kamu tidak bisa menemuinya. ( terdengar gunawan berbohong kepada istrinya tersebut, tidak ada kata lain yang bisa gunawan ucapkan selain itu. Alangkah tidak teganya gunawan memberitahukan keadaan anak mereka kepada meranti. Terlebih anak itu sudah di nantikan mereka selama lebih dari 5 tahun usia pernikahan mereka, dan kini anak itu harus kembali lagi kepadanya)
Meranti : Benar kah begitu dokter ? (terlihat gunawan menatap tajam dokter itu, sambil memberikan isyarat anggukan)
Dokter : hhhhhmmm iya bu.

Kembali meranti pun terdiam, karena lelah akhirnya meranti pun kembali tertidur saat itu. Terlihat kini gunawan dan dokter itu telah berjalan di lorong rumah sakit menuju ruangan bayi.

Dokter : Anda tidak bisa terus membohongi istri anda pak.
Gunawan : saya tidak punya pilihan lain dok, istri saya bisa syok kalau mengetahui anak itu telah meninggal.
Dokter : Saya mengerti pak. tapi (ketika dokter itu mau kembali berbicara terlihat seorang suster baru saja membawa bayi merah yang baru di lahirkan ke ruangan bayi untuk di berisahkan juga di hangatkan.)
Gunawan : Suster...suster tunggu dulu...anak siapakah yang sedang suster bawa ini ?
Suster : ini anak ibu penjual sayur pak, kasihan sekali sekarang ibunya sedang mengalami operasi karena tadi tertabrak mobil. Pada saat kecelakaan ibu itu sedang mengandung. Hingga dokter pun memustukan untuk mengeluarkan dulu bayinya sebelum mengoperasi ibu bayi tersebut.
Gunawan : (hemm tiba-tiba saja terlintas ide gila gunawana) Suster apakah boleh saya nanti di antarkan ke keluarga ibu itu ?
Suster : iya nanti ya pak saya bersihkan dulu bayi ini.

Akhirnya gunawan pun menunggu suster tersebut, terlihat dokter tadi sudah pergi meninggalkan gunawan. Saat suster itu menemui gunawan langsung saja mereka berjalan ke bagian depan rumah sakit. Dan suster itu pun menunjukkan suami ibu penjual sayur itu. Seketika itu gunawan pun langsung menghampiri bapak yang terlihat sedang panik berada di depan customer services. Sebelum gunawan mendekat sayup-sayup terdengar suara keras bapak itu.

CS : Maaf pak sebelum operasi itu berjalan sebelumnya bapak harus melunasi biaya kelahiran anak bapak terlebih dahulu, Karena kami tidak bisa mengoperasi istri anda bila bapak belum melunasi biaya yang sebelumnya.
Bapak itu : Saya mohon bantuannya pak, bila tidak segera di operasi istri saya bisa meninggal pak
Cs : maaf pak kami hanya menjalankan prosedur saja.

Bapak itu terlihat meneteskan air mata sambil tetap memohon untuk keselamatan istrinya. Gunawan yang berada di belakang bapak itu langsung menepuk bapak itu pelan.

Gunawan : pak....
Bapak itu : Iya pak (bapak itu masih terisak)
Gunawan : Pek perkenalkan saya gunawan.
Bapak itu : Maaf ya pak, saya didin
Gunawan : ohh pak didin.
Gunawan : saya dengar tadi bapak membutuhkan bantuan dana untuk operasi istri bapak ?
Didin : (Seperti langsung menghadap gunawan ketika gunawan berkata seperti itu.) iya pak saya sangat membutuhkan uang untuk melunasi biaya rumah sakit ini.
Gunawan : apa bisa kita berbicara di situ pak, Sepertinya kita bisa sama-sama membantu.
Didin : maksudnya bagaimana ya pak ? (terlihat mereka pun berjalan kepojokan tembok belakang CS.)
Gunawan : Langsung saja ya pak, saya tidak ingin bertele-tele. Jadi begini istri saya baru saja melahirkan, tapi sayang anak kami tidak bisa terselematkan. Istri saya belum mengetahui kalau anak kami sudah meninggal. Tadi saya tanpa sengaja melihat anak dari istri bapak yang baru lahir muncul dalam diri saya rasa untuk mengadopsi anak tersebut. Sekarang saya mau menawarkan bantuan pembayaran semua biasa rumah sakit istri bapak. Asalkan bapak menyerahkan anak itu untuk kamu adopsi.
Didin : hemmm...saya..
Gunawan : Ayo lah pak kita sama-sama menyelamatkan istri kita masing-masing, bapak menyelamatkan istri bapak. Saya menyelamatkan psikis istri saya. Saya lihat bapak dan ibu juga masih muda, sepertinya masih bisa juga kalau nantinya mempunyai anak lagi.

Akhirnya bapak didin terpojok dengan semua tawaran gunawan, di sisi lain ia juga sangat mengidamkan anak pertamanya di sisi lain ia juga tidak mau kehilangan istrinya itu. Akhirnya bapak itu pun mengangguk pasrah demi keselamatan istrinya. Saat itu gunawan dan bapak itu membuat kesepakatan rahasia yang hanya di ketahui mereka saja. Dengan uangnya dengan mudah gunawan menyogok pihak rumah sakit untuk memasulkan akta lahir anak itu. Dan dengan mudahnya juga gunawan mengeluakan uangnya untuk membiaya segala kebutuhan rumah sakit ibu penjual sayur itu. Hingga ibu tukang sayur itu bisa terselamatkan. Gunawan terlihat kembali gembira ketika membawa anak bapak itu kedekapan istrinya meranti. Kini bapak tukang sayur itu gantian yang harus berbohong kepada istrinya untuk mengabarkan kalau anaknya itu sudah meninggal dunia. Kontan saja istri penjual sayur itu menangis tersedu-sedu. Kini kedua keluarga berbeda kasta itu pulang dengan dua wajah yang berbeda. Di satu sisi terlihat keluarga gunawan sostrowijoyo pulang dengan senang hati, meranti tidak henti-hentinya tersenyum bahagia sampai mereka pun hilang setelah memasuki mobil mewah yang menjemput mereka. Di satu sisi lagi terlihat keluarga tukang sayur itu pulang dengan penuh kehampaan dan kesedihan.

Kini bayi anak penjual sayur itu di bawa ke istana keluarga gunawan sostrowijyo, Setelah melupakan segala kepahitan yang lampau gunawan pun dengan senang hati menerima anak itu seperti anaknya sendiri. Meranti terlihat sangat menyayangi anak itu, hinga tahun pun berganti tahun. Anak itu tumbuh dengan cepat dengan segala kecukupan kekayaan keluarga itu, Seperti pepatah anak adalah cerminan orangtuanya. itu tergambar jelas dari Bagus Sostrowijoyo, anak tukang sayur yang di adopsi gunawan 18 tahun yang lalui. Bagus nama yang tidak sebagus karakter anak itu. Karena didikan yang salah anak itu tumbuh menjadi anak yang nakal urakan, manja, dan selalu ingin menang sendiri. Saat itu bagus terlihat baru pulang sekolah dengan mulut bau alkohol dan rambut acak-acakan. Di belakangnya telrihat meranti berjalan di belakang bagus sambil mengoceh-ngoceh memarahi bagus.

Meranti : gus...ini bisa bikin papa mu marah lagi gus..kamu tidak salah sampai bolos 30 hari kemana saja kamu. Tahun ini kamu tidak naik kelas lagi. Mama udah berusaha agar kamu tidak di keluarkan. masih untung kepala sekolah itu masih mau mempertahankan kamu.
Bagus : Ma, kenapa sih mama dan papa itu selalu nyalahin bagus. coba mama pikir kenapa bagus begini...papa dan mama itu selalu sibuk di luar. dari kecil bagus hanya di asuh pembantu. kemana mama dan papa selama ini ?
Meranti : Bagus...
bagus : Papa selalu saja sibuk dengan kerjaan...dan mama selalu saja sibuk arisan...kemana bagus mau cerita kalau mama dan papa tidak ada waktu untuk bagus.
Meranti : Stop pergi san dasar ank tidak tau di untung.

Terlihat bagus langsung pergi keluar dengan terlebih dahulu membanting pintu rumah itu dengan kencangnya. Kini bagus pun menaiki motor sport hijaunya dengan kecepatan penuh. Saat itu bagus begitu sedih..marah..dan benci kepada kedua orang tuanya yang selalu saja menyalahkan dirinya. Hingga saat itu bagus pun akhirnya jatuh kedalam pergaulan bebasnya. Karena bergaul dengan berandalan, bagus pun jadi jarang masuk sekolah ia sangat sering mabuk-mabukan dan terlibat perkelahian hingga ia pun harus kembali tidak naik kelas di sekolahnya

Hingga suatu saat ketika memasuki tahun ajaran baru ketika itu bagus yang sudah 2 tahun tidak naik kelas. ia pun kembali masuk di kelas 1 di sma nya itu. Ketika di tahun itu, sepertinya bagus menemukan berlian dari sosok dita. Perlahan bagus pun mulai jarang bolos sekolah. Kini bagus seperti berputar 180 derajat ia pun mulai meninggalkan teman-teman berandalannya. Kini bagus menjadi anak yang giat sekolah, Ayah ibu nya pun turut bangga. Karena melihat bagus yang sudah berubah perlahan dita pun menjadi menyukai bagus. Hingga akhirnya mereka pun berpacaran sampai ketika saat ini. Sebenarnya bagus tidak benar-benar berubah terbukti setelah berpacaran dengan dita dan mengambil keperawanan dita perangainya kembali seperti semula. Malahan sepertinya bagus lah yang menjadi virus untuk dita. Perlahan dita pun terjerat pergaulan malam ia sering keluar malam dengan bagus, hingga ia pun sudah sering berhubungan badan dengan bagus. Ia pun sudah bukan dita yang dulu yang baik dan penurut kini dita sangat senang minum-minum keras dan pesta clubbing di malam-malam harinya. Hingga itu pun terus berlanjut sampai kini mereka kuliah bersama di kampus yang sama.
Flashback selesai...
 
Bimabet
Nasib Anak Kost Bag 4 : Kejadin di pakiran Kampus

Kala itu di akhir bulan Januari budi sedang sibuk dengan perkuliahanya, hingga ia pun melupakan kebutuhan sexualnya yang tak terasa sudah 1 bulan ini tidak dapat tersalurkan, seakan semua lahan untuk bercocok tanamnya sudah hilang tergerus aspal kehidupannya. Mau ke lani sibuk terus, mau minta umi nisa pun malu juga karena ia sudah 1 bulan ini ia tidak mengajar naya anaknya umi nisa. paling-paling kalau memang urgent ia lepaskan saja hasratnya itu di kamar mandi. Sudah cukup lama juga budi tidak pernah bertemu lani kembali. Terakhir bertemu saat itu tanggal 1 Januari kemarin ketika terakhir kali mereka jalan bareng bersama. Saat itu ketika pertemuan terakhir dengan lani tak sempat juga budi untuk memadu kasih dengan lani, tidak seperti halnya kalau mereka biasa bertemu, pasti malam harinya akan mereka tuntaskan 3-4 ronde. Tapi saat itu budi sungguh kurang beruntung lani sedang tidak enak badan maka hasratnya pun tak bisa di salurkan. Hari itu hari sabtu di akhir bulan Januari. Terlihat budi sedang mengendarai sepeda motornya dengan cukup kencang membelah jalanan ibukota, Kala siang hari yang cukup gelap itu. Wajar saja sepertinya sebentar lagi ibukota akan kembali di guyur hujan seperti tadi malam. Terlihat di depan sana ada truk kecil dari sebelah kanan sebrang langsung menyebrang di depan budi, budi langsung mengerem mendadak, untung saja saat itu ia dengan cepat bisa mengerem, kalau tidak hampir saja ia menabrak truk yang tadi menyebrang sembarangan.

Supir Truck : heii..hati-hati donk kalau jalan...jangan bengong.
Budi : Kampret...maksudnya apa bang, orang abang yang salah... mau ngajak ribut jangan di sini bang ?
Supir truck : Huhh dasar...gemblung... ( terlihat supir truck itu tidak mau ribut dengan budi, dan melanjutkan perjalananan.)

Saat itu budi pun kembali menarik nafas panjang, untung saja supir truck tadi tidak mau memperpanjang masalah. Kalau tidak bisa di pastikan akan ada perkelahian, memang akhir-akhir ini budi sering uring-uringan sendiri ia sangat mudah sekali terpancing emosi. Ia pun menyadari ia begitu cepat emosi mungkin karena pengaruh hasratnya yang sudah lama tidak dapat tersalurkan di tempat yang tepat. Akhirnya saat itu setelah agak tenang budi pun melanjutkan perjalanan hingga 5 menit kemudian ia pun sampai di kampusnya. Saat itu budi sedang memarkirkan motornya, hingga suatu ketika dari arah belakang muncul mobil yang melaju cukup kencang, sepertinya mobil itu hendak keluar dari parkiran itu.

Karena kejadiannya begitu cepat, tanpa bisa di kontrol mobil yang tadi hendak berbelok itu akhirnya menubruk motor budi...brukk...brag..budi pun terjatuh dari motornya. terlihat motornya di sisi kiri belakang seperti penyok, dan mobil yang menabrak motor budi pun seketika berhenti. Lalu dari arah pintu depan samping kanan mobil tersebut, kini turun perempuan muda berambut panjang dengan rambut di cat sedikit pirang, perempuan itu cukup tinggi dengan kulit putih serta hidung yang mancung. Siang itu perempuan itu begitu menggoda dengan celana jeans semi leging yang membuang paha dan bokong indah nya menonjol membentuk lekukan-lekukan yang indah, di atasnya terlihat kemeja panjang dengan beberapa kancing atasnya di biarkan terbuka hingga menonjolkan busungan dada yang cukup terlihat kala itu.

Perempuan muda : hehhh hati-hati donk, tuh liat mobil gw jadi penyok.
Budi : ( terlihat budi masih begong memandangi perempuan tersebut) maaf mbak, tadi saya sudah beraada di posisi yang tepat hanya tadi mbak nya yang terlalu kencang saat hendak berbelok.
Perempuan muda : ahhh mata lo aja tuh yang gak liat-liat ke belakang, udah tau gw mau belok lo malah parkir di situ. Pokoknya lo harus tanggung jawab
Budi : Mbak lihat tuh motor saya juga penyok, masa saya yang di suruh ganti.
Perempuan muda : Hehhhh lo udah salah ngeyel aja, gw lagi buru-buru nih...nama lo siapa ?
Budi : budi, Ekononi 20xx
Perempuan muda : ok urusan kita belum selesai ya, Nanti gw cariin lo.
Budi : (budi hanya memandangi saja perempuan tersebut, yang sudah kembali masuk ke mobilnya itu. terlihat perempuan itu kembali mengebut begitu keluar dari parkiran) "Apess..lagi belum gajian udah di suruh ganti rugi...yang salah siapa yang suruh ganti siapa...untung cantik ujar budi dalam hati"

Setelah memperbaiki posisi motornya kembali, kini budi terlihat berjalan cepat menuju fakultasnya. Beberapa saat kemudian terlihat budi sudah berada dalam kelas yang hendak ia ikuti siang itu. Saat itu dirinya masih kesal kepada perempuan tersebut, tapi di sisi lain ia pun begitu kagum dengan kecantikkan perempuan tersebut, hingga hatinya pun bertanya-tanya siapa kah gerangan bidadari fana yang tadi menabraknya itu. Perlahan budi pun tersenyum membayangkan perempuan tadi.

Imron : Kenapa lo bud...ihhh malah senyum-senyum sendiri, wah sakit lo bud ?
Budi : njrit..parah lo im...
Imron : lagian lo senyum-senyum sendiri..Gw tau lo jomblo..tapi jangan kaya gitu juga.
Budi : yah lo im, mikirnya terlalu jauh.
Imron : Lo sih aneh gitu...udah tuh perhatian bu dosen.
Budi : iya, rese lo ah.

Kini setelah mengikuti 2 jam perkuliah tersebut terlihat imron dan budi mulai berjalan keluar ruangan, Kini mereka pun menuju kantin yang do pojokan.

Imron : Mpok teh botol 2 ya.
Mpok kantin : bentar ya, nih teh nya.
Imron : sip makasih mpok..nih bud.
Budi : thanks ya im
Imron : Jadi lo tadi ngelamunin siapa nih ?
Budi : Haha mau tau aja kamu im, jadi gini im tadi siang motor say di tabrak dari belakang eh yang nabrak cewe cakep banget im...aduh mau marah jadi adem im...dari tadi di kelas jadi kepikiran terus.
Imron : Jiahhhh jatuh cinta lo bud.
Budi : gak gitu juga kali im.
Imron : udah nanti gw kenalin temen cewe gw aja...biar lo gak banyak ngelamunin tuh cewe terus..
Budi : tapi boleh juga tuh im...siapa tau fani bisa bantuin, temennya fani kan cakep-cakep tuh..
Imron : iya nanti gw bilangin fani dulu..

Di tempat yang lain terlihat perempuan muda tadi yang menabrak budi baru saja memarkirkan mobilnya di sebuah parkiran rumah sakit yang cukup besar. Terlihat ia pun berjalan dengan cepat masuk ke rumah sakit tersebut, wajahnya sedikit sembab. Kini ia pun sudah sampai di sebuah ruangan, terlihat di ruangan tersebut sudah ada 3 wanita berkerudung yang mengelilingi seoarang pria tua yang sedang dalam impusan tersebut. Ya laki-laki yang sedang di impus itu adalah ayahnya yak ni abi usman, dan ketiga wanita yang mengelilingi ayahnya itu adalah para istri ayahnya termasuk ibu nya umi aisyah.

Umi Aisyah : Kamu kemana aja dit ?
Dita : maaf umi..abi bagaimana umi.
Umi aisyah : sudah tidak apa-apa dit..kini abi sudah baikkan.
Umi nisa : Dit yuk ikut umi kebelakang dulu, biar abi di temenin umi aisyah dan umi farah.
Dita : iya umi.

Kini umi nisa dan dita terlihat berjalan kesebuah kantin yang berada di belakang rumah sakit tersebut, terlihat umi nisa menenangkan nisa dengan memeluk erat dita bagai anaknya sendiri. Dita begitu nyaman dalam pelukan umi nisa, perlahan kini mereka pun mulai mengobrol. Sudah lama juga mereka tidak bertemu, saat itu dita melepaskan kerinduannya itu kepada ibu tirinya itu. Memang dita dari dulu pun begitu akrab dengan umi nisa ketika mereka masih tinggal bersama. Sampai-sampai ia lebih dekat kepada umi nisa di bandingkan dengan ibunya sendiri yang selalu sibuk dengan urusan bisnis butiknya itu. Umi nisa saat itu seperti penyejuk di rumah besar itu, nyatanya memang seperti itu saat masih ada umi nisa dita sangat betah di rumah. Selain orang nya bijak umi nisa pun selalu bisa memberikan solusi untuk setip permasalahan yang ia alami. Hingga suatu ketika umi nisa bertengkar hebat dengan umi aisyah, dan umi anisa pun memutuskan untuk meninggalkan rumah itu. Betapa hancur hati dita saat itu. Tapi ia pun tidak bisa berbuat apa-apa juga. Dan kini akrhinya mereka pun di pertemukan kembali.

Umi nisa : Hemm...anak umi yang paling besar koq jadi kaya gini ya...
Dita : iya maaf umi.
Umi nisa : kemana jilbab mu dit..Hem, sekarang penampilan kamu sudah berubah ya dit.
DIta : (terlihat dita begitu malu hingga tak sanggup memandangi umi nya tersebut). hemmm..anu umi.
Umi nisa : Baik lah tidak sudah di jawab dit, cukup kamu reasi saja. Umi juga tidak bisa terus menerus mengingatkan kamu.
Dita : Umi...
Umi nisa : ehhh bagaimana kuliah mu dit ? wah sekarang kamu sudah jadi mahasiswi ya..
Dita : ya seperti biasa aja umi, gak ada yang spesial hehe
Umi nisa : Hemm gitu dit...
Dita : gimana kabar naya dan adik-adik umi...ihh dita kangen banget...hehe
Umi nisa : iya baik koq dit..makanya kamu main-main ke kontrakan umi.
Dita : iya nanti kalau sempat dita mampir umi.
Umi nisa : ya nanti umi tunggu ya.

Kini mereka pun terlibat beberapa oborolan seru, siang itu dita bagaikan menemukan kembali oasenya yang hilang perlahan kesedihannya itu mulai hilang. Tak di sangka siang itu ayahnya dita abi usman harus di bawa ke rumah sakit tersebut. Dari dokter para istri abi usman mengetahui kalai abi usman mengalami gejala struk ringan hingga di haruskan untuk di rawat inap di rumah sakit tersebut. Kini setelah kembali menenangkan hati dita, umi nisa pun mengajak dita untuk masuk kembali ke kamar abinya itu di rawat.

Di tempat yang lain terlihat budi dan Imron sedang berjalan keparkiran, saat itu budi melihat fani pacar imron sedang di tarik bagus ke arah sebuah mobil suv yang berawarna hitam.

Budi : Ehhh im itu bukannya fani im ?
Imron : iya itu cewe gw bud...Ayo bud...

Telrihat mereka pun sedikit berlari menuju sebuah mobil yang sedang terpakir di pojokan tersebut. Terlihat di dalam mobil tersebut sudah ada fani, bagus dan ketiga teman pria bagus yang lain. Terlihat salah seorang teman bagus mencium bibir fani. "Tok tokkk tokk keluar, Ujar Imron dengan emosi" di dalam sana fani begitu fanik melihat kedatangan imron.

Bagus : Anjrit...monyetnya dateng..***ngu aja.
Teman bagus 1 : Halahhhh gangu aja kita mau pesta.
Teman bagus 2 : Udha ekluar dulua aj men...kita abisin dulu tuh anak..
Fani : Jangan gus...
Teman Bagus 3 : Udah yuk bro..kita abisin dulu monyetnya. kebetulan sepi dia cuman berdua aja.
Bagus : Ok lah yuk..

Kini bagus dan ketiga temannya sudah keluar dari mobil tersebut, terlihat dita langsung keluar dan menghambur ke arah imron.

Imron : Ini maksudnya apa fan ?
Fani : (terlihat fani sudah menangis, dan memeluk imron) ini gak seperti yang kamu lihat yang..
Imron : (terlihat imron sudah mulai emosi dan melihat ke arah bagus dan ketiga temannya) Lo apaan cewe gw kampret
Bagus : cewe lo perek, udah kita bayar buat kita pake. Lo jangan ikut campur ya...balikin tuh cewe.
Imron : anjing...(terlihat imron dengan emosi langsung memukul bagus, bug....)
Bagus : Ehh anjrit....mukul gw...cuih....pukulan lo letoy men, mungkin kaya kontol lo juga yang letoy gak bisa muasin cewek lo makanya dia mau jadi perek.

kali ini imron makin emosi dan langsung melompat kearah bagus yang tubuhnya lebih tinggi dari pada imron...Anjing...bug...kali ini pukulan imron di tangkap dengan lihai oleh bagus, bagus pun terlihat langsung memelintir tangan imron dengan mudah dan langsung segera memberikan tendangan balasan buggggggggggg buggg...terlihat dua tendangan bagus langsung membuat mulut imron mengeluarkan darah dan perutnya begitu sakit seperti di hantam benda keras..ahhhhhhhhh..imron pun tersungkur menunduk di bawah aspal. terlihat teman bagus 1 mendekat dan hendak menendang imron. Sebelum akhirnya budi pun menghalau tendanga teman bagus 1 dengan tendangan tak kalah kuat...buggg. ajing....sakit..,.banget...ujar teman bagus 1, yang langsung terjengkang sambil memegangi pergelangan kakinya.

Bagus : Ihhh siapa lo...jangan ikut campur urusan gw ya ?
Budi : gw budi..temannya imron, Gw harus ikut campurlah...lo mau ngehabisin temen gw..
Teman bagus 2: Ahhh bangsat jangan banyak omong...Terlihat teman bagus 2 langsung menyerah budi dengan pukulan-pukualnnya yang terlihat cepat.

Kala itu budi masih menghindari pukulan tersebut hingga beberap saat kemudian akhirnya budi pun menangkap tangan teman bagus 2 dan langsung menarik cepat hingga kini terlihat budi menyorongkan satu pukulan keras telak di wajah teman bagus 2. bugg....brak...teman bagus 2 pun langsung terhunyung ambruk di aspal. Merasa kesal teman bagus 3 dan bagus terlihat langsung mengeroyok budi. Beberapa tendangan bagus dan temannya yang ketiga itu meleset hingga 1 tendangan bagus, langsung bersarang di perut budi...bugg....brak...." hahh tau rasa lo sekarang...hahh. memang kala itu bagus dan teman-temannnya itu sudah mengusai taekwondo malahan bagus sudah sampai sabuk hitam. Maka dari itu sepertinya mereka sudah terbiasa berkelahi. Tapi saat ini bagus tidak tau kalau orang yang di hadapannya itu sudah lulus dari perguruan cimande. Telrihat budi sudah mulai berdiri. kini budi terlihat hati-hati melawan kedua orang itu. Hingga kemudian budi pun langsung mengluarkan beberapa jurus pamungkasnya...hiyat...terlihat budi langsung melompat seiring gerakan teman bagus yang ketiga yang menendang ke arah bawah.. begitu habis melompat kini bdui langsung menendang keras wajah teman bagus 3. bug....hiyat...budi pun langsung menyorongkan bogem keras ke arah wajah teman bagus yang ketiga...bug...brak..akhirnya teman bagus yang yang ketiga langsung pingsan seketika. kedua teman bagus yang menyaksikan hal itu langsung ngeri seketika melihat salah satu temannya itu sudah ambrik pinsang dengan darah segar keluar dari mulutnya.

Bagus : bangsat....awas lo ya....

Kini terlihat bagus langsung mundur dengan memapah temannya itu, kini keempatnya langsung masuk ke dalam mobil dan langsung keluar dari parkiran tersebut. Saat itu bagus tidak ingin melanjutkan perkelahian dengan budi, ia cukup pintar untuk tidak mau ambil resiko dengan melawan budi saat itu. Ia tahu kalau kemampuan budi di atas kemampuannya terlihat dengan 2 gerakan saja temannya itu kini pingsang dengan ruka memar di wajanya.

Teman bagus 1 : anjing baget...siapa tadi ya gus..
Teman bagus 2 : gila si umar ampe penyok..pingsan lagi..
Bagus : gw gak tahu siapa tuh anak..
Bagus : udah lah kita omongin nanti...kita bawa si umar ke rumah sakit dulu. (Akhirnya bagus dan kawanannya itu langsung menuju rumah sakit. Dalam hati bagus pun terus bertanya-tanya siapa pria tadi, ia seperti merasakan sesuatu ketika melihat orang itu tapi ia pun tidak tahu apa itu)

Kini budi pun terlihat membantu fani untuk memapah imron menuju ruangan kesehatan. Di sana fani dengan jujur menceritakan semuanya kepada imron dan juga budi. Betapa hancur hati imron saat itu setelah mendengarkan kejujuran perempuan yang di cintainya itu. Tapi ia pun tidak bisa menyalahkan fani, Saat itu imron pun memeluk fani erat. Fani meminta maaf kepada imron atas apa yang telah terjadi, Kini fani hanya pasrah dengan keputusan imron nanti. Hingga saat ini mereka pun berpelukan dalam tangisan pilu keduanya. Melihat hal seperti itu budi pun mulai keluar dari ruangan tersebut. Dan membiarkan imron berdua dengan kekasihnya itu. Setelah mendengar cerita fani tadi dalam diamnya budi begitu kesal terhadap bagus, ternyata orang yang di hadapinya tadi adalah pria yang berengsek. Ia pun berjanji untuk merebut video fani dari tangan bagus dan kawanannya itu.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd