Nasib Anak Kost Bag 4 : Kejadin di pakiran Kampus
Kala itu di akhir bulan Januari budi sedang sibuk dengan perkuliahanya, hingga ia pun melupakan kebutuhan sexualnya yang tak terasa sudah 1 bulan ini tidak dapat tersalurkan, seakan semua lahan untuk bercocok tanamnya sudah hilang tergerus aspal kehidupannya. Mau ke lani sibuk terus, mau minta umi nisa pun malu juga karena ia sudah 1 bulan ini ia tidak mengajar naya anaknya umi nisa. paling-paling kalau memang urgent ia lepaskan saja hasratnya itu di kamar mandi. Sudah cukup lama juga budi tidak pernah bertemu lani kembali. Terakhir bertemu saat itu tanggal 1 Januari kemarin ketika terakhir kali mereka jalan bareng bersama. Saat itu ketika pertemuan terakhir dengan lani tak sempat juga budi untuk memadu kasih dengan lani, tidak seperti halnya kalau mereka biasa bertemu, pasti malam harinya akan mereka tuntaskan 3-4 ronde. Tapi saat itu budi sungguh kurang beruntung lani sedang tidak enak badan maka hasratnya pun tak bisa di salurkan. Hari itu hari sabtu di akhir bulan Januari. Terlihat budi sedang mengendarai sepeda motornya dengan cukup kencang membelah jalanan ibukota, Kala siang hari yang cukup gelap itu. Wajar saja sepertinya sebentar lagi ibukota akan kembali di guyur hujan seperti tadi malam. Terlihat di depan sana ada truk kecil dari sebelah kanan sebrang langsung menyebrang di depan budi, budi langsung mengerem mendadak, untung saja saat itu ia dengan cepat bisa mengerem, kalau tidak hampir saja ia menabrak truk yang tadi menyebrang sembarangan.
Supir Truck : heii..hati-hati donk kalau jalan...jangan bengong.
Budi : Kampret...maksudnya apa bang, orang abang yang salah... mau ngajak ribut jangan di sini bang ?
Supir truck : Huhh dasar...gemblung... ( terlihat supir truck itu tidak mau ribut dengan budi, dan melanjutkan perjalananan.)
Saat itu budi pun kembali menarik nafas panjang, untung saja supir truck tadi tidak mau memperpanjang masalah. Kalau tidak bisa di pastikan akan ada perkelahian, memang akhir-akhir ini budi sering uring-uringan sendiri ia sangat mudah sekali terpancing emosi. Ia pun menyadari ia begitu cepat emosi mungkin karena pengaruh hasratnya yang sudah lama tidak dapat tersalurkan di tempat yang tepat. Akhirnya saat itu setelah agak tenang budi pun melanjutkan perjalanan hingga 5 menit kemudian ia pun sampai di kampusnya. Saat itu budi sedang memarkirkan motornya, hingga suatu ketika dari arah belakang muncul mobil yang melaju cukup kencang, sepertinya mobil itu hendak keluar dari parkiran itu.
Karena kejadiannya begitu cepat, tanpa bisa di kontrol mobil yang tadi hendak berbelok itu akhirnya menubruk motor budi...brukk...brag..budi pun terjatuh dari motornya. terlihat motornya di sisi kiri belakang seperti penyok, dan mobil yang menabrak motor budi pun seketika berhenti. Lalu dari arah pintu depan samping kanan mobil tersebut, kini turun perempuan muda berambut panjang dengan rambut di cat sedikit pirang, perempuan itu cukup tinggi dengan kulit putih serta hidung yang mancung. Siang itu perempuan itu begitu menggoda dengan celana jeans semi leging yang membuang paha dan bokong indah nya menonjol membentuk lekukan-lekukan yang indah, di atasnya terlihat kemeja panjang dengan beberapa kancing atasnya di biarkan terbuka hingga menonjolkan busungan dada yang cukup terlihat kala itu.
Perempuan muda : hehhh hati-hati donk, tuh liat mobil gw jadi penyok.
Budi : ( terlihat budi masih begong memandangi perempuan tersebut) maaf mbak, tadi saya sudah beraada di posisi yang tepat hanya tadi mbak nya yang terlalu kencang saat hendak berbelok.
Perempuan muda : ahhh mata lo aja tuh yang gak liat-liat ke belakang, udah tau gw mau belok lo malah parkir di situ. Pokoknya lo harus tanggung jawab
Budi : Mbak lihat tuh motor saya juga penyok, masa saya yang di suruh ganti.
Perempuan muda : Hehhhh lo udah salah ngeyel aja, gw lagi buru-buru nih...nama lo siapa ?
Budi : budi, Ekononi 20xx
Perempuan muda : ok urusan kita belum selesai ya, Nanti gw cariin lo.
Budi : (budi hanya memandangi saja perempuan tersebut, yang sudah kembali masuk ke mobilnya itu. terlihat perempuan itu kembali mengebut begitu keluar dari parkiran) "Apess..lagi belum gajian udah di suruh ganti rugi...yang salah siapa yang suruh ganti siapa...untung cantik ujar budi dalam hati"
Setelah memperbaiki posisi motornya kembali, kini budi terlihat berjalan cepat menuju fakultasnya. Beberapa saat kemudian terlihat budi sudah berada dalam kelas yang hendak ia ikuti siang itu. Saat itu dirinya masih kesal kepada perempuan tersebut, tapi di sisi lain ia pun begitu kagum dengan kecantikkan perempuan tersebut, hingga hatinya pun bertanya-tanya siapa kah gerangan bidadari fana yang tadi menabraknya itu. Perlahan budi pun tersenyum membayangkan perempuan tadi.
Imron : Kenapa lo bud...ihhh malah senyum-senyum sendiri, wah sakit lo bud ?
Budi : njrit..parah lo im...
Imron : lagian lo senyum-senyum sendiri..Gw tau lo jomblo..tapi jangan kaya gitu juga.
Budi : yah lo im, mikirnya terlalu jauh.
Imron : Lo sih aneh gitu...udah tuh perhatian bu dosen.
Budi : iya, rese lo ah.
Kini setelah mengikuti 2 jam perkuliah tersebut terlihat imron dan budi mulai berjalan keluar ruangan, Kini mereka pun menuju kantin yang do pojokan.
Imron : Mpok teh botol 2 ya.
Mpok kantin : bentar ya, nih teh nya.
Imron : sip makasih mpok..nih bud.
Budi : thanks ya im
Imron : Jadi lo tadi ngelamunin siapa nih ?
Budi : Haha mau tau aja kamu im, jadi gini im tadi siang motor say di tabrak dari belakang eh yang nabrak cewe cakep banget im...aduh mau marah jadi adem im...dari tadi di kelas jadi kepikiran terus.
Imron : Jiahhhh jatuh cinta lo bud.
Budi : gak gitu juga kali im.
Imron : udah nanti gw kenalin temen cewe gw aja...biar lo gak banyak ngelamunin tuh cewe terus..
Budi : tapi boleh juga tuh im...siapa tau fani bisa bantuin, temennya fani kan cakep-cakep tuh..
Imron : iya nanti gw bilangin fani dulu..
Di tempat yang lain terlihat perempuan muda tadi yang menabrak budi baru saja memarkirkan mobilnya di sebuah parkiran rumah sakit yang cukup besar. Terlihat ia pun berjalan dengan cepat masuk ke rumah sakit tersebut, wajahnya sedikit sembab. Kini ia pun sudah sampai di sebuah ruangan, terlihat di ruangan tersebut sudah ada 3 wanita berkerudung yang mengelilingi seoarang pria tua yang sedang dalam impusan tersebut. Ya laki-laki yang sedang di impus itu adalah ayahnya yak ni abi usman, dan ketiga wanita yang mengelilingi ayahnya itu adalah para istri ayahnya termasuk ibu nya umi aisyah.
Umi Aisyah : Kamu kemana aja dit ?
Dita : maaf umi..abi bagaimana umi.
Umi aisyah : sudah tidak apa-apa dit..kini abi sudah baikkan.
Umi nisa : Dit yuk ikut umi kebelakang dulu, biar abi di temenin umi aisyah dan umi farah.
Dita : iya umi.
Kini umi nisa dan dita terlihat berjalan kesebuah kantin yang berada di belakang rumah sakit tersebut, terlihat umi nisa menenangkan nisa dengan memeluk erat dita bagai anaknya sendiri. Dita begitu nyaman dalam pelukan umi nisa, perlahan kini mereka pun mulai mengobrol. Sudah lama juga mereka tidak bertemu, saat itu dita melepaskan kerinduannya itu kepada ibu tirinya itu. Memang dita dari dulu pun begitu akrab dengan umi nisa ketika mereka masih tinggal bersama. Sampai-sampai ia lebih dekat kepada umi nisa di bandingkan dengan ibunya sendiri yang selalu sibuk dengan urusan bisnis butiknya itu. Umi nisa saat itu seperti penyejuk di rumah besar itu, nyatanya memang seperti itu saat masih ada umi nisa dita sangat betah di rumah. Selain orang nya bijak umi nisa pun selalu bisa memberikan solusi untuk setip permasalahan yang ia alami. Hingga suatu ketika umi nisa bertengkar hebat dengan umi aisyah, dan umi anisa pun memutuskan untuk meninggalkan rumah itu. Betapa hancur hati dita saat itu. Tapi ia pun tidak bisa berbuat apa-apa juga. Dan kini akrhinya mereka pun di pertemukan kembali.
Umi nisa : Hemm...anak umi yang paling besar koq jadi kaya gini ya...
Dita : iya maaf umi.
Umi nisa : kemana jilbab mu dit..Hem, sekarang penampilan kamu sudah berubah ya dit.
DIta : (terlihat dita begitu malu hingga tak sanggup memandangi umi nya tersebut). hemmm..anu umi.
Umi nisa : Baik lah tidak sudah di jawab dit, cukup kamu reasi saja. Umi juga tidak bisa terus menerus mengingatkan kamu.
Dita : Umi...
Umi nisa : ehhh bagaimana kuliah mu dit ? wah sekarang kamu sudah jadi mahasiswi ya..
Dita : ya seperti biasa aja umi, gak ada yang spesial hehe
Umi nisa : Hemm gitu dit...
Dita : gimana kabar naya dan adik-adik umi...ihh dita kangen banget...hehe
Umi nisa : iya baik koq dit..makanya kamu main-main ke kontrakan umi.
Dita : iya nanti kalau sempat dita mampir umi.
Umi nisa : ya nanti umi tunggu ya.
Kini mereka pun terlibat beberapa oborolan seru, siang itu dita bagaikan menemukan kembali oasenya yang hilang perlahan kesedihannya itu mulai hilang. Tak di sangka siang itu ayahnya dita abi usman harus di bawa ke rumah sakit tersebut. Dari dokter para istri abi usman mengetahui kalai abi usman mengalami gejala struk ringan hingga di haruskan untuk di rawat inap di rumah sakit tersebut. Kini setelah kembali menenangkan hati dita, umi nisa pun mengajak dita untuk masuk kembali ke kamar abinya itu di rawat.
Di tempat yang lain terlihat budi dan Imron sedang berjalan keparkiran, saat itu budi melihat fani pacar imron sedang di tarik bagus ke arah sebuah mobil suv yang berawarna hitam.
Budi : Ehhh im itu bukannya fani im ?
Imron : iya itu cewe gw bud...Ayo bud...
Telrihat mereka pun sedikit berlari menuju sebuah mobil yang sedang terpakir di pojokan tersebut. Terlihat di dalam mobil tersebut sudah ada fani, bagus dan ketiga teman pria bagus yang lain. Terlihat salah seorang teman bagus mencium bibir fani. "Tok tokkk tokk keluar, Ujar Imron dengan emosi" di dalam sana fani begitu fanik melihat kedatangan imron.
Bagus : Anjrit...monyetnya dateng..***ngu aja.
Teman bagus 1 : Halahhhh gangu aja kita mau pesta.
Teman bagus 2 : Udha ekluar dulua aj men...kita abisin dulu tuh anak..
Fani : Jangan gus...
Teman Bagus 3 : Udah yuk bro..kita abisin dulu monyetnya. kebetulan sepi dia cuman berdua aja.
Bagus : Ok lah yuk..
Kini bagus dan ketiga temannya sudah keluar dari mobil tersebut, terlihat dita langsung keluar dan menghambur ke arah imron.
Imron : Ini maksudnya apa fan ?
Fani : (terlihat fani sudah menangis, dan memeluk imron) ini gak seperti yang kamu lihat yang..
Imron : (terlihat imron sudah mulai emosi dan melihat ke arah bagus dan ketiga temannya) Lo apaan cewe gw kampret
Bagus : cewe lo perek, udah kita bayar buat kita pake. Lo jangan ikut campur ya...balikin tuh cewe.
Imron : anjing...(terlihat imron dengan emosi langsung memukul bagus, bug....)
Bagus : Ehh anjrit....mukul gw...cuih....pukulan lo letoy men, mungkin kaya kontol lo juga yang letoy gak bisa muasin cewek lo makanya dia mau jadi perek.
kali ini imron makin emosi dan langsung melompat kearah bagus yang tubuhnya lebih tinggi dari pada imron...Anjing...bug...kali ini pukulan imron di tangkap dengan lihai oleh bagus, bagus pun terlihat langsung memelintir tangan imron dengan mudah dan langsung segera memberikan tendangan balasan buggggggggggg buggg...terlihat dua tendangan bagus langsung membuat mulut imron mengeluarkan darah dan perutnya begitu sakit seperti di hantam benda keras..ahhhhhhhhh..imron pun tersungkur menunduk di bawah aspal. terlihat teman bagus 1 mendekat dan hendak menendang imron. Sebelum akhirnya budi pun menghalau tendanga teman bagus 1 dengan tendangan tak kalah kuat...buggg. ajing....sakit..,.banget...ujar teman bagus 1, yang langsung terjengkang sambil memegangi pergelangan kakinya.
Bagus : Ihhh siapa lo...jangan ikut campur urusan gw ya ?
Budi : gw budi..temannya imron, Gw harus ikut campurlah...lo mau ngehabisin temen gw..
Teman bagus 2: Ahhh bangsat jangan banyak omong...Terlihat teman bagus 2 langsung menyerah budi dengan pukulan-pukualnnya yang terlihat cepat.
Kala itu budi masih menghindari pukulan tersebut hingga beberap saat kemudian akhirnya budi pun menangkap tangan teman bagus 2 dan langsung menarik cepat hingga kini terlihat budi menyorongkan satu pukulan keras telak di wajah teman bagus 2. bugg....brak...teman bagus 2 pun langsung terhunyung ambruk di aspal. Merasa kesal teman bagus 3 dan bagus terlihat langsung mengeroyok budi. Beberapa tendangan bagus dan temannya yang ketiga itu meleset hingga 1 tendangan bagus, langsung bersarang di perut budi...bugg....brak...." hahh tau rasa lo sekarang...hahh. memang kala itu bagus dan teman-temannnya itu sudah mengusai taekwondo malahan bagus sudah sampai sabuk hitam. Maka dari itu sepertinya mereka sudah terbiasa berkelahi. Tapi saat ini bagus tidak tau kalau orang yang di hadapannya itu sudah lulus dari perguruan cimande. Telrihat budi sudah mulai berdiri. kini budi terlihat hati-hati melawan kedua orang itu. Hingga kemudian budi pun langsung mengluarkan beberapa jurus pamungkasnya...hiyat...terlihat budi langsung melompat seiring gerakan teman bagus yang ketiga yang menendang ke arah bawah.. begitu habis melompat kini bdui langsung menendang keras wajah teman bagus 3. bug....hiyat...budi pun langsung menyorongkan bogem keras ke arah wajah teman bagus yang ketiga...bug...brak..akhirnya teman bagus yang yang ketiga langsung pingsan seketika. kedua teman bagus yang menyaksikan hal itu langsung ngeri seketika melihat salah satu temannya itu sudah ambrik pinsang dengan darah segar keluar dari mulutnya.
Bagus : bangsat....awas lo ya....
Kini terlihat bagus langsung mundur dengan memapah temannya itu, kini keempatnya langsung masuk ke dalam mobil dan langsung keluar dari parkiran tersebut. Saat itu bagus tidak ingin melanjutkan perkelahian dengan budi, ia cukup pintar untuk tidak mau ambil resiko dengan melawan budi saat itu. Ia tahu kalau kemampuan budi di atas kemampuannya terlihat dengan 2 gerakan saja temannya itu kini pingsang dengan ruka memar di wajanya.
Teman bagus 1 : anjing baget...siapa tadi ya gus..
Teman bagus 2 : gila si umar ampe penyok..pingsan lagi..
Bagus : gw gak tahu siapa tuh anak..
Bagus : udah lah kita omongin nanti...kita bawa si umar ke rumah sakit dulu. (Akhirnya bagus dan kawanannya itu langsung menuju rumah sakit. Dalam hati bagus pun terus bertanya-tanya siapa pria tadi, ia seperti merasakan sesuatu ketika melihat orang itu tapi ia pun tidak tahu apa itu)
Kini budi pun terlihat membantu fani untuk memapah imron menuju ruangan kesehatan. Di sana fani dengan jujur menceritakan semuanya kepada imron dan juga budi. Betapa hancur hati imron saat itu setelah mendengarkan kejujuran perempuan yang di cintainya itu. Tapi ia pun tidak bisa menyalahkan fani, Saat itu imron pun memeluk fani erat. Fani meminta maaf kepada imron atas apa yang telah terjadi, Kini fani hanya pasrah dengan keputusan imron nanti. Hingga saat ini mereka pun berpelukan dalam tangisan pilu keduanya. Melihat hal seperti itu budi pun mulai keluar dari ruangan tersebut. Dan membiarkan imron berdua dengan kekasihnya itu. Setelah mendengar cerita fani tadi dalam diamnya budi begitu kesal terhadap bagus, ternyata orang yang di hadapinya tadi adalah pria yang berengsek. Ia pun berjanji untuk merebut video fani dari tangan bagus dan kawanannya itu.