Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Nasib Anak Kost

Nasib Anak Kost Bag 9 : Mimpi Masa Kecil


Ketika itu saat Budi pulang ke kostan seperti biasa kostannya sudah sepi, para penghuninya sudah beristirahat di kamar masing-masing. Kini Budi pun mulai naik keatas menuju kearah kamarnya. Saat itu tubuhnya masih terasa dingin karena baju yang di kenakannya masih terasa basah. Saat itu Budi sedang memutar kunci untuk membuka pintu kamarnya terlihat kamar di pojok yang di tempati oleh teh Lia seperti menyala. Tumben-tumbennya dini hari di hari sabtu begini kamar teh Lia masih berpenghuni. Biasa penghuninya teh Lia kalau jumat malam sudah berangkat pulang kampung ke kota kembang. Saat itu Budi tidak memperdulikan ada atau tidaknya teh Lia yang dia inginkan saat itu adalah untuk secepatnya mandi dan berganti pakaian. Akhirnya setelah masuk Budi pun langsung mandi dan berganti pakaian. Sekarang tubuhnya mulai terasa hangat. Lambat laun tubuh Budi pun seperti mengantuk ia pun kini mulai merebahkan tubuhnya di kasur tak lupa ia pun menutupi tubuhnya itu dengan selimut tebal. Malam itu tak di sangka Budi bisa bersenggama dengan Fani. Padahal beberapa minggu sebelumnya ia hanya bisa menguping pergumulan Fani dan Imron. Kini Budi sudah tidak penasaran lagi, dan sudah tau bagaimana rasa dari seorang Fani. Lambat laun kini matanya mulai terpejam dan tertidur.

Dalam mimpinya seakan Budi di ajak kembali ke masa dimana dia kecil dan hidup di kampung beserta bapak dan ibunya.

Saat itu Budi dan keluarga masih tinggal di kampung halamanya yang merupakan kabupaten terpingggir dari sisi selatan kota kembang. Kala itu Budi masih berusia 10 tahun, Di kala kedua orangtuanya memutuskan untuk pindah dari sisi barat kota kembang berpindah ke sisi selatan di kabupaten kota tersebut. Ayah Budi memutuskan untuk pindah karena setelah kakek Budi meninggal ia mendapat warisan rumah dan sebidang tanah dari kakek Budi di daerah tersebut. Di tambah lagi kala itu usahanya berjualan sayur di kota tidak terlalu membuahkan hasil, Hingga ia pun lebih memilih untuk kembali kedesa dan hidup di sana sebagai buruh pemetik teh bersama dengan istri dan anak semata wayangnya Budi.

Waktu itu di kampung tersebut sedang berlangsung musim hujan yang selalu datang tiap tahun di bulan November, Maka dari itu kegiatan memetik teh yang biasanya di lakukan dari pagi hingga sore hanya di lakukan dari pagi sampai siang saja. Para pemetik teh seakan mendapat dispensasi untuk siang sehabis dzuhur untuk kembali ke rumah. Karena kalau hujan di bulan November di daerah tersebut sering terjadi badai Saat itu Budi sudah terlihat menemani emaknya di bilik belakang rumah warisan pemberian kakek Budi. Rumah tersebut memang tidak terlalu jauh dari area perkebunan teh hingga jangankan kalau sedang tidak turun hujan, kalau siang hari saja daerah tersebut bercuaca cukup dingin. Apalagi di cuaca yang sedang hujan badai seperti ini suhu di luar bisa minus beberapa derajat dari sebelumnya. Siang itu masih sekitar pukul 1 siang lewat tapi suasana di luar seperti sudah mulai gelap.

Terlihat di ruangan bilik dapur belakang itu Budi sedang membantu ibunya Neneng yang sedang memasak makan siang untuk kelurga mereka. Budi terlihat sedang memotong-motong terong dan ibunya sedang menanak nasi di tungku api yang di bawahnya sedang menyala besar api dari kayu karet yang sedang terbakar.

Budi : Mak...
Neneng : Kenapa bud...
Budi : Anu mak..
Neneng : Kenapa bud...kamu ini di tanya anu-anu aja..
Budi : Mak ini Budi gak normal ya mak ?
Nenang : (terlihat Neneng masih sibuk memindahkan nasi dari arih ke penanak nasi yang terbuat dari rotan) ini apa sih bud..anu..ini..kalau ngomong yang jelas atuh..
Budi : ini titit Budi mak...
Nenang : ( Seketika Neneng pun terdiam, dengan beberapa kali setelah menarik nafas dalam Neneng pun berusaha untuk tetap tenang dan berbicara dengan santai kepada Budi ) Memangnya siapa bud yang bilang titit kamu tidak normal.
Budi : temen-temen Budi mak si ali, asep, ama ujang. Kan kemarin Budi ikutan mereka nyari udah di kali terus karena mau pada berenang pada buka baju. Eh pas Budi buka baju mereka pada menjauh dari Budi mak..kata mereka titip Budi tidak normal terus kaya terong ungu.
Neneng :( Neneng pun saat itu hanya tersenyum) jadi itu..bud yang membuat kamu diam termenung..suatu saat nanti kamu akan mensyukuri atas karunia yang telah tuhan berikan kepada kamu. Tidak semua laki-laki di anugrahi titit seperti kamu. Punya bapak kamu saja tidak sebesar punya kamu bud. Apalagi saat ini kamu masih kecil..nanti titit kamu bisa tambah gede lagi.
Budi : Waduh ampun mak Budi gak mau...Budi takut...( terlihat bdui langsung memeluk emaknya Neneng).
Neneng : Sudah bud..sudah..emak hanya becanda..sudha jangan takut ya..hehe
Budi : hemm emak nakut-nakutin aja.

Saat itu di perut Neneng seperti menempel benda keras hangat yang ukurannya jauh lebih besar dari ukuran suaminya kang didin. Memang untuk ukuran Budi saat ini kontolnya itu terlalu amat besar bayangkan saja bocah kelas 5 SD sudah mempuanyai ukuran kontol sebesar terong ungu yang masih muda. Bayangkan jika Budi sudah dewasa bisa sebesar apa kontolnya nanti. Memang Neneng pun menyadari kelebihan Budi, seakan ia jadi teringat omongan orangtua dulu jika anak laki-laki yang dalam kandungannya melebihi batas waktu kelahirannya biasanya mereka di anugrahi barang yang lebih besar dari ukuran biasanya. Dan Neneng jadi teringat Budi yang dulu sewaktu dalam masa kandungan, Budi bertahan lebih dari 2 minggu ketika dari waktu seharusnya bayi lain itu pada usia 9 bulan dalam kandungan.

Merasakan titit Budi yang besar dan mengeras membuat Neneng seperti merinding, Kontan saja saat itu Neneng melepaskan pelukannya terhadap Budi.

Neneng : Sudah bud kamu kedapan dulu aja, nanti biar emak yang lanjutin masak.
Budi : iya mak..

Terlihat kini Neneng kembali melanjutkan masak walaupun saat itu batin di dalam dirinya seperti berteriak, mungkin karena cuaca di kampung saat itu benar-benar dingin membuat birahi Neneng gampang sekali terbangkitkan. Kini Setelah Neneng selesai memasak ia pun membawa makanan hasil masakannya ke ruangan depan. Seperti biasa saat itu mereka makan bersama dengan lesehan di ruangan depan. Karena saat itu rumah peninggalan orangtua kang didin yang terdiri dari ruangan depan yang biasa di gunakan untuk berkumpul kelurga, menerima tamu dan untuk makan bersama. Serta ada 2 kamar tidur, 1 di tempati Budi, 1 lagi di tempati kedua orangtua Budi. Untuk bagian sebelah belakang di jadikan dapur, dan bagian luar belakangnya ada kamar bilik mandi yang terbuka dan hanya di tutupi bilik bambu sebatas dada orang dewasa. Dari bilik itu air langsung mengalir ke bawah yang di bawahnya terdiri dari aliran air selokan kecil yang langsung mengalir ke sungai ujung. Memang bukan hanya rumah itu saja yang kamar mandinya seperti itu rumah-rumah tetangga keluarga yang lain pun seperti itu. jadi di belakang sana berjejer bilik kamar mandi yang tepat berada di belakang rumah masing-masing tetangga keluarga tersebut.

Sungguh siang itu suasana begitu hangat, rasanya mereka bisa makan dengan begitu lahapnya. Walauun saat itu mereka hanya makan dengan nasi hangat, terong goreng, ikan asin, dan sambal dadak. Terlihat Kang didin dan Budi sudah menghabiskan makanan mereka, di sisi lagin Neneng masih berusaha mengunyah makanannya yang masih tersisa banyak di piring tersebut. Rasanya siang itu Neneng tidak nafus untuk makan, nafsunya sudah berpindah yang tadi di perut kini nafusnya sudha pindah ke bawah perut. Mungkin karena efek gesekan kontol Budi yang masih terasa hingga saat ini. Perlahan Neneng pun tak melajutkan makannya, kini ia pun menyruh Budi untuk tidur siang di kamarnya.

Neneng : Makannya sudah kenyang bud ?
Budi : Iya mak sudah kenyang banget.
Neneng : Ya sudah kamu tidur sana gih..
Budi : Iya bud, ( terlihat Budi langsung masuk ke kamarnya, begitu di perintahkan emaknya untuk tidur siang)

Saat itu Neneng sudah membereskan sisa-sisa bekas makan siang mereka dan sudah selesai mencuci piring yang tadi di pakai mereka, kini terlihat Neneng sedang mencari-cari kang didin suaminya itu.

Neneng : kakang...akang...ihh kamana sih si akang..(terlihat Neneng celingukan mencari kang didin di ruang belakang dan di ruang depan, kini Neneng mencari kang didin di kamarnya)
Neneng : ihhh si akan sudah tidur aja...bangun atuh kang...
Kang didin : Aya naon sih neng...
Neneng : Kang eneng...dingin kang..(terlihat Neneng mulai mengelus-ngelus pundak didin)
Kang didin : Atuh neng ka malem udah...lagian akeng capek banget, tadi di suruh mandor karjo bersihin gudang ama si Panjul.
Neneng : Ahhh sia akang mah suka gitu...giliran si akang pengen harus Neneng tururin, giliran Neneng pengen si akang nya suka gitu.
Kang didin : Udah ahhh neng..maaf ya, tapi akang beneran capek banget..
Neneng : ya sudah lah...sok atuh di lanjut tidurnya..(kemuDian Neneng pun terlihat cemberut dan ke luar kamar tidurnya)

Kini Neneng seperti hilang arah, entah mau kemana kini ia hanya duduk termenung di ruang depan. Sambil sesekali meremas-remas susunya yang terlihat cukup besar dan membusung indah di balik baju daster longgar panjang. "shhh ahhhhh si akang kabina-bina Neneng lagi pengen malah milih tidur, ahhh bikin Neneng puyeng aja..ahh gara-gara si Budi nih ahhh ujar Neneng" Ketika sedang asik meremas-remas kedua susunya, dan mulai menggesek-gesekkan jarinya di bawah selangkangan di luar celana dalamnya. " shhhh ahhhhh...." Sedang asik merangsang tubuhnya tiba-tiba di belakang sana seperti ada suara terikan kecil mencari kang didin. " Kang kang didin...tok took took..kang kang didin..ucap seoarang pria di kamar belakang rumah yang berada di dapur belakang. " Aduh siapa sih itu, kaya ada suara manggil-manggil kang didin...ujar Neneng".

Setelah mendengar suara itu makin mengeras memanggil nama suaminya yang kini sedang tertidur pulas di kamar sana. Kini Neneng pun mulai beranjak dari posisi ngangkang duduk di bawah karpet, Neneng pun mulai berjalan menuju dapur. Akhirnya Neneng pun membuka pintu belakang yang ada di dapur.

Neneng : ehhh kamu Panjul...ada apa ?
Panjul : maaf teh kang didinnya ada ? ( terlihat Panjul sedikit kaget melihat dada teh Neneng yang sedikit terbuka, di tengah sana. daster panjang yang mempunyai 3 kancing di atasnya itu terlihat terbuka semua hingga terlihat gundukan payudara yang putih yang tertutup bh krem yang tidak bisa menutupi besarnya susu teh Neneng, saat itu Panjul terlihat grogi dan beberap kali menelan ludahnya)
Neneng : Ya kang didinnya lagi tidur jul..( teh Neneng seperti menangkap kegugupan Panjul, kini ia mengetahui sebab musabab Panjul gugup seperti itu. Karena kancing dasternya yang di atas lupa tadi belum sempat Neneng tutup. Enteh mengapa saat itu timbul niat iseng Neneng).
Panjul : Eleh..eleh..kumahanya
Neneng : memang kenapa jul ada yang penting ?
Panjul : iya teh, saya di suruh mandor karjo buat ngambil kunci gudang, tadi kayanya lupa kebawa kang didin.
Neneng : waduh penting atuh eta mah..ya udah hayu masuk dulu jul. Nanti teteh tanyain kang didin.
Panjul : Iya makasih teh...(terlihat Panjul berjalan di belakang teh Neneng, kala itu kontol Panjul sudah sangat keras menyaksikan pantat teh Neneng yang seperti sengaja di geol-geolkan kekiri dan kanan..membuat darahnya seperti mendidih, ingin sekali ia langsung meremas pantat sekal itu. Tapi nyalinya terlalu ciut untuk melakukan itu.)
Neneng : Ya udah kamu tunggu di depan dulu aja jul, saya bangunin kang didin dulu.
Panjul : iya teh...(terlihat teh Neneng berjalan masuk ke kamarnya)
Neneng : Kang bangun..kang...
Kang didin : Aduh apa sih neng...kan sudah akang bilang akang capek..
Neneng : ihh si akang mah suka gitu lah..kang itu aya si didin nyarian akang, kunci gudang akang bawa ?
Kang didin : ohh konci...itu neng di saku celana akang..

Terlihat kini Neneng mulai mencari kunci di celana panjang bahan hitam yang tergantung di dekat lemari bajunya. Setelah mencari-cari setiap saku di celan itu akhirnya Neneng pun menemukan kunci gudang tersebut di saku bagian belakang pantat. Tapi saat itu bukan hanya kunci yang Neneng peroleh tapi Neneng pun seperti menemukan benda lain di saku celana kang didin. Hah ini jepit rambut siapa koq ada di saku celana kang didin. Terlihat Neneng mengeluarkan jepitan rambut berwarna hijau tosca dengan hiasan seperti manik-manik berkilau. Kontan saja saat itu emosi Neneng seperti memuncak, kini pikirannya mendadak buntu dan emosinya mulai meledak. " ahh kang didin pantesan akhir-akhir ini gak mau kalau Neneng ajak ewean.***panya ada memek lain..ujar Neneng dalam hati"..tapi ini punya siapa..tega banget kang didin..Tiba-tiba saja setan seperti membisikkan kalimat-kalimat syahdunya kepada Neneng. " kalau kang didin bisa selingkuh Neneng juga bisa selingkuh..begitulah kata-kata yang terlintas dalam benak neneg." Maka kini Neneng mulai kembali berjalan keluar kamar dan menemui Panjul.

Neneng : njul nih kunci nya.
Panjul : Wah makasih ya teh..
Neneng : ehhh njul, sebelum kamu balik ke gudang. bisa bantu teteh gak ?
Panjul : bantu apa teh ?
Neneng : hayu sini dulu atuh...(terlihat Panjul mengikuti Neneng pergi kebelakang dapurnya)
Panjul : iya mau apa teh..
Neneng : Tolong pegengin kursi ini jull..teteh mau ngambil plastik di atas lemari atas.
Panjeul : eeh iya teh...

Kini terlihat Neneng langsung naik ke kursi kecil itu sambil menarik sedikit dasternya keatas..kini di bawah sana Panjul dapat melihat cancut teh nenek yang berwarna krem..di bagian sampingnya seperti terlihat bulu-bulu hitam yang keluar dari cancut itu.kontl Panjul pun kembali mengeras...Hujan diluar yang maih turun membuat Panjul sedikit beRani..hingga ia pun mulai memegang panta teh Neneng..." ehhh teh hati-hati jatuh teh...ucap panjuul" sambil tangannya meremas pantat teh Neneng..akhirnya umpan teh Neneng mulai di ambil Panjul...kini teh Neneng pura-pura jatuh ke pelukan Panjul..." ahh aduh...'...kini teh Neneng jatuh dalam pelukan Panjul karena ketika tadi pura-pura terpleset posisi teh Neneng sengaja di dekatkan ke tubuh Panjul. Panjul pun yang sudah menangkap sinyal teh Neneng langsung menangkap tubuh semok istri tetangganya itu. Kini Panjul masih memeluk teh Neneng sambil meremas pantat teh Neneng...Kini kepala mereka pun saling berhadap-hadapan..Maka ketika semakin mendekat mulut mereka pun langsung bertemu dan saling melumat. Kini mereka pun berciuaman dengan panas. seolah hawa panas yang tadi berkobar kini makin terbakar dan saling menyatu. Sluphhhhh ckckck sluphhhh ckckkc....sambil melumat mulut teh Neneng kini tangan Panjul terlihat kreatif dengan menarik daster teh Neneng ke atas hingga kini paha mulus dan cancut kremnya dapt terlihat..tangan kanan Panjul terlihat sudah menghilang di dalam beha teh Neneng..tangan itu mulai meremas-mremas susu teh Neneng yang lumayan gede...ahhhhh shhhhhh ahhhh teh Neneng pun makin terangsang..kini tangan Panjul sebelah kiri sudah terlihat menurunkan cangcut teh Neneng dan tangan itu sudah meluncur, menggelitik dan mengobok-ngobok memek teh Neneng. slkekkk slkekk clokk clok clokk terdengar jari Panjul sedang merojok memek teh Neneng yang sudah mulai becek..sluphhhhh ckckkn sluphhh ckckk di atas sana bibirnya masih sibuk mulumat lumat bibir teh Neneng..hingga kemuDian teh Neneng pun membantu Panjul untuk melolokan daster itu dari tubuhnya kini yang tersisa di tubuh teh Neneng hanya kutang yang mebalut kedua payudaranya itu pun sepertinya kutang nya sudah kekecilan jadi tidak sanggunp untuk menopang gundukan daging kenyal putih itu. klekkk Panjul pun akhirnya membuka kutang teh Neneng dan melemparnya netah kemana kini kedua insan itu sudah di landa birahi yang menggelora seteleh menanggalkan semua pakain teh Neneng giliran Panjul yang dengan cepat melepas semua pakaian yang di kenakannya hingga kontolnya yang keras sudha mengcung-ngacung di depan teh Neneng kini dengan tidak sabar kemudia kedua nya pun kembali saling melumat bibir masing-masing sluphhhh ckckckn sluphhh ckckck...terlihat Panjul sudah duduk di kursi kecil kini kontolnya sudah mengacung keras sedang di arahkan tangan teh Neneng untuk segera masuk kedalam memeknya yang sedari tadi sudah becek..tubuh teh Neneng pun terangkat keatas dan turun ke bawah selangkangan Panjul bleshhh....kini kontol Panjul tenggelam seleuruhnya di memek teh Neneng..kini posisi teh Neneng seperti di pangku oleh Panjul. Terlihat Panjul langsung menyerang kedua susu teh Neneng dan meremas juga melumat-lumatnya...kini tubuh teh Neneng mulai bergerak naik turun di atas pangkuan Panjulll clokk clokk cplokkk plokk plokk..cclok..shhh ahhhhhh ahhhh clokk plokk plokk tubuh teh Neneng bergerak indah dan juga cepat mengocok-ngocok kontol Panjul di bawahnya...kedua tubuh itu mulai berkeringat karena bercinta di dekat perapian tungku di dapur..hingga teh Neneng pun mulai melepas ikatan di rambutnya. kini teh Neneng terlihat cantik dengan rambut panjang hitam tergerai sambil tubuhnya naik turun di atas tubuh Panjull kocokan dan sodokan memek teh Neneng makin terasa nikmat di kontol Panjul hingga ia pun mulai ikutan menyododk-nyodok dari bawah..kini kedua tubuh bugil itu saling memompa naik turun plokk clook plokk clokk plookk. ahhhh uhhhhh ahhhh shhhh plokk clokk clokk plok...plokk lok clokk...

Di sisi lain rumah terlihat Budi terbangun karena petir yang menyambar di langit yang begitu nyaring terdengar. Hingga kemuDian Budi pun tidka bisa kembali meneruskan tidurnya. Kini di bawah sana ia merasakan ingin sekali pipis dan membuang air. Maka kini Budi pun beranjak dari kamarnya dan mulai berjalan kebelakang untuk keluar ke tempat bilik kamar mandi yang berada di belakang. tapi ketika langkah kakinya sampai di depan dapur mendadak tubuh Budi seperti terdiam dan kaku. Di depan sana terlihat emak nya Neneng sedang naik turun di atas tubuh Panjul keduanya sudah sangat berkeringat dan juga sudah bugil tanpa mengenakan pakaian satu pun. Saat itu untuk pertama kalinya Budi melihat langsung orang sedang bersenggama. Tubuh emak nya masih saja naik turun bersemangat di atas tubuh Panjul teman bapaknya. Hingga seketika Neneng emak nya Budi...memompa keras kontol Panjul dan mengejang berbarengan dengan Panjullll ahhhhh shhhh plkkk pokk plokk plokk plok...julll teteh udah gak kuat...iya teh Panjul juga sudah di ujung...plokk clok clokk lcokk plokkk plokk ahhhhhhh crottttttttttttttttt crottttttttttttttt crotttttttttttttttt corttttttttttttttttt crottttttttttttt keduanya pun seperti mengejang dan terdiam kaku sambil berpelukan. terlihat tubuh teh Neneng masih lemas dalam pangkuan Panjul. Niat Budi untuk kebelakang dan pipis saat itu menjadi hilang. Batang kontol di celananya terlihat membesar tak terkendali. Hingga Budi pun seperti takut dan berlari kembali ke kamarnya.

Saat itu buru-buru teh Neneng dan Panjul memakai pakainnya kembali, saat itu teh Neneng dan Panjul jadi terlihat begitu akrab. Bahkan saat Panjul mau pergi keluar untuk kembali ke gudang sempat-sempatnya mereka kembali berciuman dan Panjul pun meremas pantat teh Neneng ketika hendak pergi berlalu meninggalkan rumah kang didin. Semuanya sudah terjadi begitu cepat, kang didin masih terlihat tertidur pulas di kamarnya. Saat itu Budi pun mulai membeRanikan diri lagi ke dapur. Saat itu Budi sudah tak menemui kang Panjul dan ibunya. Budi pun meneruskan untuk pergi ke bilik kamar mandi dan kecing di sana. cerrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr.....kencing kali ini terasa nikmat dan lain..seolah ada partikel-partikel lain yang ikut terbawa oleh air kencingnya saat itu.
 
Bimabet
Nasib Anak Kost Bag 10 : Sabtu itu...


Kringggggggggggggggggggggggggggg kringggggggggggggggggggggg !!! Alarm di hp Budi terdengar sangat nyaring...waktu itu sudah menunjukkan pukul 6.00 pagi. Memang sewaktu malam sebelum tidur Budi memasang alarm di jam tersebut. Sebelum berangkat ke rumah umi Nisa ia ingin menyempatkan berolahraga.

Pagi itu masih terlihat sepi di area kostn Budi, karena setelah tadi malam hujan lebat pagi ini cuaca di luar masih terasa dingin membuat sebagian para penghuni kostn memilih bersembunyi di balik selimut tebal di kamar mereka masing-masing. Seperti biasa sehabis cuci muka dan cuci kontol Budi melakukan beberapa peregangan tubuh di depan halaman. Pagi itu tidak terlihat mbak Wina dan Adik mbak Sari yang biasanya selalu sudah beres-beres dan bersih-bersih rumah kostn. Wajar saja karena weekend ini mbak Sari dan mbak Wina terpaksa meninggalkan kostn untuk pulang ke kampung halamannya di karenakan ibu mereka di kampung sedang sakit keras. Maka dari itu pagi ini terasa sepi belum lagi beberapa orang penghuni kostn tersebut dari kemarin malam sudah tidak terlihat di kostan, seperti bang Adi mbak Devi yang seperti biasa setiap weekend pasti pulang ke bogor, atau Imron yang sudha beberap hari menghilang, dan juga teh Lia yang biasa pulang ke bandung juga setiap weekend. Saat itu Budi jadi teringat suara tangisan wanita dari kamar teh Lia. " Wah jangan-jangan teh Lia tidak pulang kampung, tapi koq tumbe ya..ujar Budi dalam hati". Kini setelah di rasa tubuhnya sudah mulai tidak kaku lagi kini Budi memutuskan untuk jogging mengitari area kostan.

Setelah berlari beberapa putaran kini terlihat keringat sudah mulai membanjiri tubuh Budi. Celana kolor pendek nya sudah mulai basah, di dalam sana batang kontolnya sudah mulai lembab. Akhirnya Budi pun memutuskan untuk menyudahi aktifitas olahraga paginya dan kembali ke kamar kostan nya. Saat hendak masuk ke kamarnya Budi melihat di pojok kamar paling ujung melihat lampu kamar yang masih menyala. Ternyata benar dugaan Budi sepertinya teh Lia sedang tidak pulang kampung, karena sudah kebelet pengen kencing akhrinya Budipun langsung berlari menuju kamar mandi yang berada di dalam kamarnya. Akhirnya aktifitas pagi itu di akhiri Budi dengan mandi pagi. Setelah mandi Budi pun kemudian berpakaian dan mulai berjalan ke bawah menuju garasi parkiran.

Waktu Budi sedang berjalan menuju garasi parkiran ia di kagetkan dengan tepukan dan suara wanita di belakang punggungnya, kontan saja saat itu Budi langsung agak kaget. Karena pagi itu walaupun sudah pukul 8.00 pagi kostn terlihat lebih sepi tanpa adanya mabk Sari dan mbak Wina. Di tambah cuaca di pagi hari itu belum menampakkan mentari hangat yang biasa bersinar di waktu tersebut. Cuaca di luar masih terlihat mendung bergelayut.

Bud....pagi..pagi...udah rapih aja, mau kemana nih.. hayoo mau pacaran ya...hehe

Budi : ehh mbak Devi...hehe
mbak Devi : kaget ya....
Budi : hehe iya...tumben mbak gak pulang ke bogor...
Mbak Devi : Lagi gak bud...lagian anak-anak juga lagi jalan-jalan ama kakek neneknya...jadi percuma juga mbak pulang kalau di rumah sepi.
Budi : ohh gitu mbak...jadi di kostan aja nih mbak..hehe
Mbak Devi : ahh Budinya mau pacarin sih...kalau gak mau mbak culik buat nemenin belanja..hehe
Budi : mau tuh mbak di culik mbak Devi yang cantik...
Mbak Devi : halah gombal...masa udah tuir gini di bilang cantik...
Budi : ahh masa sih mbak...orang masih bening gitu...hehhe
Mbak Devi : Bening mah itu tuh air galon hehe, yah gini deh bud..nasib janda...mau ngapa-ngapain sendiri..hehe
Budi : kan ada Budi mbak...hehe nanti deh kapan-kapan Budi temenin belanja..
Mbak Devi : hah beneran ya bud...mbak jadi ngarep nih...hehe
Budi : iya mbak ku yang cantik...hehe ( rasanya saat itu Budi ingin sekali meremas buah dada mbak Devi yang menyembul dari balik tanktop hijaunya yang kekecilan. Pagi-pagi dingin-dingin gini mata Budi sudah di manjakan dengan tubuh sexy mbak Devi seoarang janda 1 kostannya, pagi itu mbak Devi terlihat lain ia keluar kamar hanya mengenakan tanktop hijau dan celana hotpant putihnya yang memerkan dada besar dan paha mulusnya itu. Biar pun janda mendekati umur 40 tubuhnya masih seBagus teh Lia ataupun Fani yang kemarin malam baru di jejali kontol Budi)
Mbak Devi : ya udah dadah Budi...hati-hati di jalan ya bud...jangan lupa inget pulang ya...hehe
Budi : Koq inget pulang mbak...ya pulang donk...
Mbak Devi : ya siapa tahu udah cape ke boboan di rumah pacarnya hehe
Budi : hahaha mbak Devi bisa aja..orang Budi mau ngasih les...ya udah Budi berangkat dulu ya mbak...dadah..
Mbak Devi : ehhh bud...kapan-kapan mbak juga mau donk di les'in kamu..
Budi : hahaha itu mah Budi yang di les'in...mbak Devi

Akhirnya setelah mengakhiri percakapan singkat dengan mbak Devi Budi pun mulai melaju dengan motor vespa nya keluar halaman kostanya. Masih terbayang tadi tubuh sexy milik mbak Devi yang membuat kontol Budi saat ini masih nyut-nyutan konak di balik celana hitam panjangnya. Pagi itu lalu lintas tidak terlalu ramai hingga dalam setengah jam Budi pun sudah sampai di area rumah kontrakan umi Nisa. Seperti yang sudah ia janjikan ke umi Nisa sabtu pagi itu Budi kembali ke rumah umi Nisa untuk memberikan les tambahan ke pada Naya. Terlihat di depan area kontrakan umi Nisa ada sebuah mobil sedan merah yang sepertinya pernah ia lihat. Tok tok tok Budi pun mengucapkan salam beberapa kali sebelum dari rumah itu terlihat seorang wanita paruh baya membukakan pintu. Saat itu Budi sedikit kaget karena ternyata yang membukan pintu bukan umi Nisa tapi wanita paruh baya yang cantik yang begitu anggun dengan stelan baju kerudung yang terlihat agak ketat.

ehhh mas Budi ya...

Budi : hemmm iya tante..ehh bu...
Umi Aisyah : Perkenalkan saya Aisyah kakakya umi Nisa, hehe panggil aja umi Aisyah mas...
Budi : ohhh maaf umi...saya Budi guru lesnya Naya...
Umi Aisyah : Yuk mari masuk mas Budi...Nayanya sudah menunggu.
Budi : baik umi...(terlihat Budi mengikuti umi Aisyah dari belakang, saat itu dada Budi terasa sesak di depannya terlihat pantat besar nan montok dari balik kebaya ketat yang dikenakan umi Aisyah)
Umi Aisyah : silahkan mas duduk dulu, kebetulan tadi umi Nisa nya masih di majelis taklim yang di belakang..sebentar ya saya panggilkan dulu Nayanya...nay..Naya....ini ada mas Budi..
Naya : iya umi ...(terlihat Naya sudah berjalan mendekati Budi..saat itu Naya sudah berumur 13 tahun, baru masuk smp. Naya terlihat cantik dengan kerudung dan daster panjangnya.)
Naya : ehh om Budi....ihh Naya kangen banget loh...om Budi kemana aja...( terlihat Naya langsung salim dan memeluk Budi. di sampingnya umi Aisyah seperti kikuk juga...melihat kedekatan Budi dan juga Naya...Naya sudah seperti melihat abinya saja..)
Umi Aisyah : ya sudah...mas Budi mau minum apa biar umi bikinin minum ?
Budi : tidak usah repot-repot umi...
Umi Aisyah : tidak apa-apa...ya udah umi bikinin teh aja ya...enak kan dingin-dingin gini minum teh hangat...
Budi : iya tidak apa-apa umi terima kasih..

Setelah itu umi Nisa pun berdiri mau berjalan ke arah dapur namun baru saja ia berdiri matanya seperti menangkap benda yang besar dari balik celana Budi yang berwarna hitam. Benda itu terlihat seperti berdiri membuat gundukan tenda. Saat itu umi Aisyah hanya tersenyum, dalam benaknya seperti berkata...pantes aja si Nisa klepek-klepek ternyata gede banget..kalau dari deket..hehe"

Budi : wahh Naya sekarang sudah terlihat lebih dewasa ya...
Naya : ahhh om Budi...bisa aja...iya lah om sudah setahun kita gak pernah ketemu loh..
Budi : ohh ya setahun ya... hem Naya sekarang sudah smp ya..
Naya : iya omm...puseng deh...hehe
Budi : koq pusing harus semangat donk nay....hehe
Naya : kalau ama om Budi...Naya pasti semangat koq om..hehe
Budi : jadi hari ini mau belajar apa nih nay...aduh om Budi jadi grogi jangan-jangan nanti kamu lebih pinter lagi, kan udah smp...hhee
Naya : heheb om Budi bisa aja...ini nih om...ajarin Naya pecahan-pecahan bilangan donk...
Budi : ohh ini...ok deh nay..sepertinya kalau ini om Budi masih bisa deh...hehe
Naya : tuh kan pasti om Budi bisa

Akhirnya pagi itu Naya dan Budi menghabiskan kangen-kangenanannya dengan melahap beberapa soal matematika dari sekolah nanya yang belum bisa di mengertinya. Saat itu umi Aisyah tidak ingin mengganggu Naya dan Budi setelah menaruh minum Budi di meja umi Nisa pun kembali keluar kamar sambil beberapa kali curi pandang ke depan selangkangan Budi. " ohh masih berdiri aja itu...aduh..mendadak jadi getel...hah andai aja...si Bagus gak lagi keluar kota, pasti bisa ena ena nih hehe" umi Aisyah pun kembali tersenyum dan memutuskan menunggu anNisa di depan ruang tamu. Hampir satu jam Budi dan Naya di kamar terlihat umi Aisyah seperti ketiduran di sofa ruang tamu tersebut sebelum kemudian ia pun di bangunkan oleh tangan halus umi anNisa.

Umi Nisa : kakk...kakkk Aisyah...
Umi Aisyah : waduh...aku ketiduran ya nis...
Umi Nisa : iya tidak apa-apa kakk..memang cuaca di luar masih mendung aja untung belum turun hujan Nisa sudah sampai.
Umi Aisyah : iya nis..untung aja ya...ehhh nis..Budi masih ngelesin Naya...
Umi Nisa : masih tuh kak...kayanya Naya lagi semangat bener belajarnya...hehe
Umi Aisyah : beruntung banget ya...kamu kenal Budi...udah itu nya gede..pinter lagi...
Umi Nisa : hah kakak...hehe
Umi Aisyah : tapi bener loh nis...gede ya...hehe
Umi Nisa : hahh emang kakak udah ngeLiat...
Umi Aisyah : tadi gak sengaja keLiatan gundukannya waktu duduk hehe
Umi Nisa : ihhh kakak sukanya godain Nisa melulu..hehe
Umi Nisa : ada yang kurang kakk...
Umi asiyah : apa tuh yang kurang nis...
Umi Nisa : (dengan sedikit berbisik...) tahan lama...
Umi Aisyah : hahahhahah
Umi Nisa : hehehehehe tuh kak Aisyah langsung ngeres aja...maksudnya tahan lama ngajarin Naya...
Umi Aisyah : hahah kamu bisa becanda ngeres juga ya sekarang...
Umi Nisa : abis nya kakak pagi-pagi Nisa masih capek udah ngomongin kontol..ehhh hehehe
Umi Aisyah : hahahah waduh celaka kamu udah ketularan bocor dari aku nih..
Umi Nisa : abis nya kakak gitu sih...
Umi Aisyah : tapi beneran ya nis...hidup kita jadi jauh lebih berwarna ketika kita sudah mengenal kontol yang sesungguhnya..hahaha
Umi Nisa : sttttt kak jangan keras keras nanti kedengaran hehe
Umi Aisyah : hehehe maaf deh nis..hayo nis..katanya mau nemenin kaka belanja..
Umi Nisa : ohh iya bentar ya kak Nisa mandi dulu...

Sambil menunggu anNisa Aisyah pun berdandan merapihkan makeupnya yang sedikit luntur karena tertidur tak lupa ia pun merapihkan baju yang pagi itu cukup membuat tubuhnya terlihat menonjol. Setelah 15 menit kemudian terlihat annNisa sudah berdandan cantik dan menenteng tas nya.

Umi Aisyah : wahh kamu memang cantik nis...kalau sekilas orang gak tahu loh kamu udah punya anak tiga.
Umi Nisa : hahhh kakak tuh yang cantik...mana body nya sexy banget hehe
Umi Nisa : ehh bentar ya kak Nisa pamintan dulu ke Budi ama Naya..

Umi Nisa : (tok tok) bud...umi pergi dulu sebentar ya mau anter kak Aisyah dulu...titip Naya ya.
Budi : ohh ya umi tidak apa-apa
Umi Aisyah : bud..umi pergi dulu ya...nanti jangan langsung pulang ya...ada yang mau umi bicarakan.
Budi : iya pasti umi, kalau begitu hati-hati di jalan umi..

Akhirnya umi Nisa dan umi Aisyah pun berjalan menuju mobilnya yang memang saat itu anNisa sudah berjanji untuk menemani asiyah berbelanja sekaLian anNisa pun ingin membeli beberapa pakaian dalam dan tentunya sesuatu yang ingin ia beli untuk memanjakan Budi nanti. Brungg....ngungg...akhirnya mobil sedan merah itu bergerak menjauh meinggalkan kontrakannya. Saat itu tujuan mereka adalah sebuah mall besar di kawasan selatan ibukota.

Setelah kepergian umi Nisa dan umi Aisyah, terlihat Budi masih antusias mengajari Naya. setelah 2 jam belajar terlihat Naya seperti Lelah. Maka Budi pun memutuskan untuk beristirahat dulu.

Budi : sudah nay kalau sudah pusing istirahat dulu..
Naya : iya om hehe...
Budi : tuh mata kamu udah merah..***k baik juga kalau terlalu lama belajar otak butuh istriahat juga.
Naya : heheh ya udah om kita istirahat dulu..aja..cerita-cerita dulu aja ya om..
Budi : hehe iya mau cerita apa nih nay..

Akhirnya setelah beberapa lama Budi dan Naya saling cerita satu sama lain perlahan nanya menyenderkan kepalanya di atas kepala Budi. Sambil terus bercerita, terlihat Naya beberapa kali menguap hingga beberapa saat kemudian Naya pun tertidur di pangkuan Budi. Setelah Naya tertidur Budi pun mengangkat Naya dan menidurkannya di kamar.

Ia pun mengelus kepala Naya bagaikan Adiknya sendiri, Naya waktu itu terlihat seperti keLelahan dan ia pun tertidur dengan pulasnya. Hingga Budi pun keluar dari kamar karena tidak ingin mengganggu istirahat Naya. Adaikata ia tidak berjanji untuk menungggu umi Nisa sampai ia pulang mungkin Budi sudah pulang dari rumah itu. Di karenakan sudah janji maka Budi pun menunggu umi Nisa siang itu. Karena tidak terbiasa menunggu lama di rumah orang Budi pun seperti bosan. Ia pun berinisiatif untuk keluar sambil sekaLian mencari makanan.

Baru satu tahun ia meninggalkan kontrakan yang ia huni tapi satu tahun ini banyak sekali yang berubah dari kontrakan itu, mulai dari penghuninya sampai para penjual di dekat kontrakan itu. Warung kelontong yang biasa di tungguin abah terlihat tutup dengan segel gembok yang menguncinya, dan terlihat di sampingnya pun etelase dagangan nasi uduk yang biasa di sajikan ci nana pun terlihat kosong di rumah yang dulu sempat menjadi saksi bisu perselingkuhan nya dengan ci nana itu.

Kembali Budi pun menghela nafas begitu mengingat setiap kejadian yang lampau tersebut. Saat itu ia ingin sekali mampir ke kontrakan ujang hingga ia pun tersadar kalau ujang pun sudah pindah dari kontrakan itu dan sekarang sudah hidup bahagia di kampung sana dengan istrinya ningsih, ya akhirnya ujang pun menikahi ningsih setelah mantan pembantu pak mulyAdi itu ketahuan hamil. Ya mau bagaimana lagi akhirnya ujang pun mau-mau saja menikahi ningsih dan di ajak pindah ke kampung halaman ningsih. Dari ujang Budi tahu kalau sekarang ujang hidup bahagia dengan ningsih di kampung sana dengan menjadi petani di kampung setelah ningsih mendapatkan warisan beberapa petak sawah dari neneknya.

Akhirnya karena tidak ada tujuan Budi pun seoalah berjalan otomatis kedepan sana hingga karena banyak melamun Budi pun tidak sadar kalau sudah berjalan keluar dari gang area kontrakan umi Nisa dan sekarang sudah berjalan keluar ke arah jalan raya. Hingga pada saat itu ia pun seperti tersadar oleh bunyi klakson motor yang kencang di depannya.

tittttt titttttt

Bang Budi,.....

Budi : waduh....

Kalau jalan jangan melamun donk bang, untung motor Lela yang di depan bang Budi...coba kalau motor yang lain bisa ketabrak loh bang...hhehe

Budi : ya ampun Lela...kirain siapa ?
Lela : hayo kirain siapa ? hehe
Budi : hehe...Lela baru pulang sekolah ?
Lela : iya nih bang...emang dari mana lagi gak ngeLiat seragam Lela apah..(terlihat Lela saat itu sambil menunjukkan baju seragam putih abunya nya dengan membusungkan kedua dadanya kearah Budi, sontak saat itu Budi pun merasakan pergerakkan famiLiar di area selangkangannya. Saat itu dada Lela terlihat makin sekal di balik baju seragam sma nya)
Budi : biasa aja kali lel hehe, ehh gimana kabar bapak ibu baik lell...
Lela : ihh bang Budi koq gak Lela dulu sih yang di tanyain...orang ketemunya Lela duluan..
Budi : iya deh maaf-maaf....abisnya kamu bikin bang Budi hilang konsentrasi aja sih...
Lela : haahaha..Lela tahu deh...mata bang Budi kemana...btw bang Budi dari mana ? koq tiba-tiba ada di sini.
Budi : ehhh itu...anu..abis ngelesin Naya, itu anak abi Usman dan umi Nisa..
Lela : ohhh kirain bang Budi emang sengaja mau ke rumah Lela...duh Lela jadi ke geeran hehehe
Budi : duhh Lela becanda aja bikin bang Budi gemes aja...hehe ( memang saat itu Budi merasa gemas sekali dengan tampilan Lela sekarang ini, bagaimana tidak gemas pancaran kecantikan dan kemolekan tubuh Naya makin terpancar indah setelah 1 tahun mereka tidak ketemu, tubuhnya yang dulu terlihat bongsor kali ini tubuh itu terlihat montok kearah sexy dengan baju putih yang terlihat kekecilan dan rok seragam panjang yang membungkus ketat kedua bokong Lela, dengan sodetan yang cukup memanjang di kanan kirinya hingga memperlihatkan paha mulus Lela ketika ia duduk di atas motor mio nya.

Lela : ya udah kalaua udah di sini sekaLian mampir rumah yuk bang ? pasti babe seneng ketemu ama abang...
Budi : boleh deh lell tapi maaf gak bisa lama-lama ya masih harus ngelesih Naya soalnya...
Lela : iya deh hayu naik Lela yang bonceng aja...
Budi : aduh lel..biarin bang Budi aja yang di depan lel...abang gak biasa di boncengin cewek..
Lela : udah ahh orang tinggal deket aja ...
Budi : ohh ya udah deh lel...

Saat itu Budi serba salah dengan duduk di boncengi Lela...satu sisi ia takut jatoh karena Lela sepertinya masih belum lancar untuk membonceng tapi satu sisi ia juga tidak enak kalau harus pegangan ke Lela....

Lela : bang pegangan ya...Lela mau ngebut nih...kayanay mau ujan....
Budi : iya...lell...( pada saat itu Budi masih enggan pegangan ke pinggang Lela...hingga pada saat itu motor Lela melaju kencang dan pada saat itu motor tersebut melibas polisi tidur yang cukup tinggi hingga membuat motor agak oleng...Budi pun saat itu reflek untuk berusaha memegangin bagian tubus Lela supaya ia tidak terlempar kesamping. Karena kaget....bukannya pinggang ;ela yang Budi pegang malahan kedua gundukan payudara Lela yang Budi pegang....plek...saat itu telapak tangan Budi merasakan benda yang empuk dan sekal...

Lela : waduhh...abang...
Budi : aduh maaf-maaf lel..***k sengeja....(segera Budi menarik kedua tangannya kembali, sungguh saat itu tangan Budi beneran tidak sengaja ia takut sekaLia saat itu di anggap kurang ajar kepada Lela.
Lela : ihhh..abang...
Budi : maaf lel abang beneran gak sengaja...
Lela : ihhh abang kenapa gak lama sih....hehe udah ahh ayo...turun..udah nyampe..nih...

Seketika itu pula hati Budi merasa lega karena ternyata Lela tidak marah...tapi seketika itu pula...benda panjang yang dari tadi sudah keras mendadak berdenyut-denyut lagi...saat itu Budi pun ikut berjalan di belakang Lela...mungkin kalau bukan di rumah Lela ingin sekali saat itu Budi langsung meremas pantat Lela yang terlihat menonjol itu. Setelah Budi membiarkan Lela menghilang kedalam rumah, Budi pun terlihat duduk di halan rumah pak mulyAdi yang dulu setahun yang lalu sering ia kunjungi dengan ujang temannya itu. Rumah itu masih terlihat sama seperti satu tahun yang lalu.

Lela : tok tok ...behh...behh...itu ada bang Budi beh...
Pak mul : ahhh yang bener lell....ahhh...ia iya bentar suruh tunggu dulu bentar...( terdengar suara pak mul sedikit parau dari dalam kamar nya itu)

Di kamar itu terlihat pak mul yang sedang tidur di atar dipan dengan tangan sedang memegangi pinggul mpok minah naik turun di atas selangkangannya. Ya siang itu pasanagn suami istri itu sedang bersenggama dengan nikmatnya...hingga kemudian mereka pun sedikit terganggu dengan ketuka keras dari Lela anak mereka.

Mpok minah :. ahhh nanggung bang..bentara lagi ya..
Pak mul : iya deh bud...ayo di goyang yang kenceng bu,,,, ahhh plokkk plokk plokk..plokk..
Mpok minah : mmmmm bang...minah udah deket bang....
Pak mul....,: aduh....mememk lo nah...abang gk tahan....ayo.....cloko plokk plokc.....plok....ahhh crottt..crottttttttt
Mpok minah..: hahhhh ahhhh ahhh bang....ahhh......cretttt...crett...cret.... ( memek mpok minah seperti tidak mau kalah siang itu ikutan menyemburkan cairannya dengan deras setelah di dahului oleh semprotan hangat peju suaminya itu)
Pak mul : haduh...memek mu makan enak aja bu...setelah sering latihan zumba...
Mpok minah : iya makanya abang jangan protes donk kalau minah sering keluar senam ama ibu-ibu...
Pak mul : iya bapak gak protes lagi deh...kalau hasilnya enak kaya gini...hehe
Mpok minah : ehhhh...dasar laki-laki begitu udah kena memek senyum-senyum....udah ahh di baju bang..itu tadi Lela bilang bukannya tadi ada si bui.
Pak mul : ohhh iya bapak jadi lupa hehe...ya udah bu ayo di baju..

Akhirnya saat itu pak mul keluar kamar dengan tergesa-gesar mendahului mpok minah hanya dengan mengunakan sarung saja.

Pak mul : ehhh lo bud....udah lama bud...maaf ya tadi bantuin si mpok dulu
Budi : ahhh gpp pak baru 15 menit yang lalu..hehe
Mpok minah : ehh ada Budi...
Budi : iya mpok...tadi lagi kedepan situ, ehh pas ketemu Lela...ya udah Budi sekaLian mampir sini, sekaLian silaturahmi
Budi : ( terlihat saat itu pak mul dan mpok minah seperi habis berkeringat di siang yang terlihat mendung itu, Pakaian mpok minah pun saat itu hanya daster batik yang tipis dengan lengan terbuka, dari aroma badannya Budi tahu kalau mereka habis berhubungan badan. ) mpok ama pak mul gimana kabarnya baik ?
Pak mul : ya baik bud...udah lama nih lo gak mampir sini...ehhh gimana kuLiah lo..bud..
Mpok minah : iya nih...bud...kayanya lo lebih rapihan deh setelah kuLiah...hehe
Budi : ya baik pak...masih lancar...ya doain aja pak, mpok...semoga seterusnya lancar...
Pak mul : amin...

Siang itu akhirnya Budi, pak mul dan mpok minah terlihat mengobrol dengan asiknya, hingga pada saat itu Lela pun terlihat bergabung di tengah-tengah mereka untuk ikut mengobrol. Tak terasa sudah satu jam mereka mengobrol kopi yang di sajikan mpok Lela untuk Budi dan suamianya pun terlihat sudah habis. Pada saat itu..terdengar bunyi hp jadul Budi yang meraung-raung dengan kerasnya di balik saku celana panjangnya.

Seketika itu Budi pun sedikit berdiri untuk mengambil hp nya itu, pada saat berdiri, karena letak duduk Budi bersebrangan dengan mpok minah dari posisi mpok minah ia dapat melihat gundukan besar di balik celana panjang Budi yang terlihat menggembung. " waduh,...itu kontol masih gede kayanya makin gede aja....uhhhh...jadi pengen nyicipin lagi kaya dulu..hehe ujar mpok minah dalam hati".

Budi : maaf pak mul, mpok minah Budi angkat telp dulu ya...
Pak mul : ohh iya santai aja bud...

Segara Budi pun seperti berjalan sedikit menjauh keluar dari ruang tamu rumah pak mulyAdi. dan ia pun segela mengakta telp di layar hp nya itu.

Budi : hallo....
Dita : Heiii....dimana lo..gw mau nagih tanggung jawab nih...
Budi : lagi di mangga besar..iya tenang aja
Dita : gw di kampus nih...gw mau sekarang lo ke kampus...
Budi : iya nyonya...sabar...sabar...( klek...hp di sebrang sana pun seperti di matikan)

Saat itu Budi pun seperti menggerutu sebal oleh telp dari Dita, ingin ia mamaki-maki Dita, tapi ia pun berasa tak mampu melakukan itu. Akhirnya setelah menerima telp dari Dita Budi pun kembali masuk kedalam rumah pak mul dan ijin pamit pulang kepada pak mul dan mpok minah. Karena siang itu ia pun harus pergi ke kampus. Tak lupa Budi pun mengucapkan terima kasih karena sudah di terima dengan baik untuk bertamu ke rumah pak mul.

Mpok minah : nanti kapan-kapan kalau ada waktu mampir lagi ya bud...
Pak mul : iya nih, padahal bapak udah rencana mau bikin liwet nanti malam. kirain kamu mau nginep sini bud..
Budi : maaf pak, mpok lain kali deh..Budi janji lain kali nanti Budi jabanin hehe
Lela : ihhh bang Budi...udah mau pulang lagi...baru ketemu bentar..
Budi : iya lel maaf ya...Budi juga seneng banget di sini...tapi gimana lagi barusan Budi di telp dosen suruh ke kampus..
Lela : iya ya udah deh bang...gpp...nanti kapan-kapan mampir lagi ya bang..
Budi : pasti lel... ya udah Budi pamit ya pak mul, mpok minah, Lela..

AKhrinya siang menuju sore itu Budi berjalan kembali ke rumah umi Nisa untuk mengambil motornya. Saat sedang di jalan hp Budi pun berbunyi, ia pun saat itu melihat nama umi Nisa di layar hp nya. kemudian Budi pun mengkat telp itu.

Budi : hallo umi...
Umi Nisa : bud kamu dimana, umi udah pulang nih ?
Budi : ini lagi jalan ke rumah umi, maaf tadi dari rumah pak mulyAdi dulu.
Umi Nisa : ohh ya udah gpp...hati-hati sayang...
Budi : iya umi...hehe

AKhirnya saat itu ia pun berusaha untuk berjalan cepat ke rumah kontrakan umi Nisa, akhirnya setelah beberapa menit ia pun akhirinya sudah sampai di depan rumah umi Nisa. Dari halaman depan rumah, Budi sudah tidak mendapati mobil umi Aisyah lagi. Sepertinya umi Aisyah sudah pulang. Akhirnya Budi pun masuk ke dalam rumah umi Nisa. Padaa saat itu rumah umi Nisa terlihat sepi, Budi pun berjalan ke kamar Naya...terlihat Naya masih tertidur dengan pulas.

Cebur..cebur..jebur...saat itu Budi mendengar bunyi air di kamar mandi belakang..pada saat itu Budi berpikir mungkin umi Nisa sedang mandi. maka ia pun memanggil umi Nisa dengan pelan supaya Naya tidak terbangun. hingga ia pun mendapat sahutan samar dari balik dinding kamar mandi...pada saat itu pintu kamar mandi sedkit terbuka, dengan samar Budi dapat melihat umi Nisa sedang mengguyur tubuh demplonnya dengan guyung di tangannnya. seketika itu celan Budi mendadak sempit...ia sudah tidak bisa menahan nafsunya lagi...kini ia langsung membuka seluruh bajunya dan dengan perlahan masuk ke kamar mandi dengan kontol mengacung keras ke depan....ia pun mendekati umi Nisa yang sedang memunggungi nya....dan happ....seketika itu pula Budi memeluk umi Nisa dari belekang...membuat umi Nisa sedikit kaget...

Umi Nisa : ihhh bud...kamu bikin kaget aja...hehe
Budi : hhmmm...Budi udah gak tahan umi...ngeLiat pantat umi yang semok ini...( terlihat tangan Budi meremas pantat umi Nisa dan satu tangan lagi meremas payudara montok umi Nisa.)
Umi Nisa : huhhhh kasian udah gak tahan...ya hehe...sini-sini umi juga...ehehe

Sluphhhhhh ckckkkk sluphhhhh ckckckk sluphhhhh Budi pun melumay bibir umi Nisa setelah membalikkan tubuh montok itu kehadapannya, seperti gayung bersambut Budi pun menerima balasan yang indah dari mulut umi Nisa yang terlihat seperti kelaparan belaian pria...sluphhhh ckckkck sluphhh ckckck...sambil tetap bericuman dengan umi Nisa kedua tangan Budi atraktif meremas-remas pantat umi bisa...kini tubuh montok umi Nisa sudah dalam pelukan Budi...sambil tetap berdiri mereka pun tetap berciuman dengan penuh nafsu....tangan Budi terlihat sedikit mengobel-ngobel anus...umi Nisa...hingga memmbuat umi Nisa gemas beberapa kali harus menggigit bibir Budi....ahhhh shhhhh ahhhhh bud,...geli...ihh jangan di masukin itu jarinya..ahhhh...bud......memeknya aja bud...clokk clokk clokk jari Budi terlihat sudah keluar masuk anus umi Nisa hingga memmbuat tubuh umi Nisa seperti kepanasan...sambil beberapa kali ketika umi Nisa mengelapar mulut Budi berpindah ke arah kedua payudara umi Nisa dan melumat dan menggigit-gigit kecil pentil susunya yang sudha keras sedara tadi....uhhhhh shhhhh ahhhhhh enak bud.......kini tangan kiri Budi terlihat menyusup kebawah mencari lembah merah milik umi Nisa...hingga kemudian Budi pun seperti kaget...karena di bawah sana ia tidak merasakan ada rambut-rambut tebal yang biasanya tumbuh subur di bawah sana..."hahhh...umi di cukur...ujar Budi...".....pokoknya umi pengen ngasih yang terbaik buat kamu sayang

...uhh...ayo ahh umi udah gak tahan di masukin donk bud...ujar umi Nisa yang terlihat manja-manja horni...Budi pun menuruti kemaun umi Nisa...kini terlihat Budi mendudukan pantat umi Nisa di atas bak kamar mandi kini terlihat kontol panjang hitam Budi sudah berada di depan memek umi Nisa yang terlihat mereh pucat dengan tiada satu pun jembut yang biasa nya tumbuh subur di dekat sana...blesh.....tanpa halangan kontol Budi pun sudah memulai explorasi kenikmatin birahinya itu...plokkk plokk plokk clokk cplokk plokk....ayunan pantat Budi terus mendobrak menusuk memompa Liang memek umi Nisa sebelah dalam...yang biasanya tidak terjelejahi suaminya abi Usman..dengan Budi memek umi Nisa selalu penuh dan mentok...hingga terasa kedalam dinding rahim sebelah dalamnya...geli..geli nikmat.....rasanya seperti menjalar dari ujung kaki ke atas kepala....clokk plokk plokk...plok....plok...dengan telaten Budi terus memompa memek umi Nisa yang terlihat botak itu...memek umi Nisa masih terasa menjepit dan melumat kontol hitam milik Budi...rasanya...kontolnya seperi di hisap vacum cleaner clokkk clokk plokk plokkk plokk plokk....hujatan dan tusukan kontol Budi makin kencang-dan kencang...hingga pada saat itu umi Nisa seperti sudah tidak tahan...menahan gejolak kenikmatan yang dari tadi sudah antri di depan dinding Liang memeknya...hingga satu hujaman keras kontol Budi... plokk plokk plokk clokk plok....ahhhhhhhhhhhhhhhhhhh bud.....umi...nyampe.....corttttttttttttt crottttttttttttttt cortttttttttttttttt crottttttttttttttttttttttttttttttt...byur...kontol Budi merasakan semburan hangat dari memek umi Nisa yang teras keluar berdenyut berkali-kali...maka saat itu Budi pun mendiamkan sejenak kontolnya untuk beristirahat tenggelam di Liang memek umi Nisa yang masih terasa berdenyut basah.

Umi Nisa : hemmmm enak..banget bud...seperti biasa gak pernah gak enak kalau bercinta ama kamu...
Budi : iya umi...hehe...
Umi Nisa : kasian kamu belom keluar ya bud...yu kamu duduk di kloset aja, biar umi gantian yang genjot..

Akhinya Budi pun duduk di kloset...terlihat kini umi Nisa mengangkangin selangkangan Budi.. dan mulai duduk di atas nya...blesh....ahhh kontol Budi akhrinya kembali masuk keLiang memek umi Nisa yang tadi seperti banjir bandang....kini tubuh umi Nisa sudah mulai bergerak perlahan naik turun di atas selangkangan Budi...plokkk plokk plokk clokk cplokkk plok...umi Nisa mulai memompa pelan..pelan dan sedang,,,plok..plokk.plok..plok..clok..plok...telrihat tangan Budi tidak mau diam sambil menikmati services ulekan goyanagn memek umi Nisa di kontolnya...tangan tidak mau diam untuk tidak meremas-remas payudara dan pantat umi Nisa..hingga umi Nisa pun kembali terpancing nafsunya untuk bergerek memompa semakin cepat plokk plokk plokk clokk clokk clokk plok...intesitas pompaann memek umi Nisa makin cepet...kini tubuh umi Nisa dan Budi seperti melayang-layang kelangit tingggi...peluh keringat sudah membanjiri kedua tubuh insan berjauhan umur itu...ketika sedang enak-enak nya tubuh mereka saling mengenjot dan memompa. mereka di kagetkan dengan suara Naya yang sepertinya terbangun karena kegaduhan di kamar mandi...yang sedari tadi umi nya itu menjerit-jerit nikmati di tusukin kontol Budi yang yang hitam panjang dan besar itu.

Naya : umi....umi....di kamar mandi...?
Umi Nisa : Sttttt bud...jangan berisik ya...(saat itu Budi hanya menggukkan kepala sambil terus menggenjot memek umi Nisa dari bawah)
Umi Nisa : hemmmmm iya nay...umi lagi pupp nay...udah kamu ke sana aja nanti bau loh..
Naya : om Budi udah pulang ya mi....
Umi Nisa : iya udah pulang. tadi..hammmm ahhhh..
Naya : umi....keluar nya sussah ya...dari tadi kedengarn ngeden-ngeden terus...
Umi Nisa : iya nay...
Naya : ya udah umi, Naya mau ke depan dulu tadi lupa mau beli pulpen.
Umi Nisa : iya nay...ahhh ahhhh

Akhirnya saat itu mereka tidak mendengar suara Naya lagi...kini dengan lebih lelusa umi Nisa bisa memompa keras kontol Budi dan menjerut meraung-raung nikmat di atas tubuh bud...himpitan dan sodokan memek umi Nisa makin terasa nikmat di bantang kontol Budi...hingga ia pun merasakan pertahannannnya sudah tidak akan kuat lagi membendung pejunya yang dari tadi sudah ingin di semprotkan itu....hingga kemudian tubuh umi Nisa pun seperti serirama dengan rasa di kontol Budi...tubuh umi Nisa makin bergerak cepat memompa kontol Budi....bud...umi kayanya udah gak kuat....ujar umi Nisa....iya umi Budi juga udah di ujung.....yuk bud..umi gak tahan....plokk plokk plokk plokkk ...ahhhhh shhhhh crottttttttttttttt crottttttttttttttttttt crottttttttttttttttttttt ahhh bdui juga umi...crottttttttttttttttttt crotttttttttttttttt crottttttttttttttttttt crotttttttttttttttttt....akhirnya kedua tubuh bugil itu mengejang secara hampir bersaman kini tubuh mereka masih sling berpelukan merasakan sisa-sisa persenggamaan nikmat di siang menuju sore itu.

Tak terasa sudah hampir dua jam mereka berdua berada di kamar mandi. setelah berpakaian kembali Budi pun berpamitan kepada umi Nisa dengan di akhiri sebuah ciuman mesra bagai kekasih di depan pintu rumah nya...brung...treng teng teng teng...bunyi motor Budi akhirnya mengakhiri perjumpaan kedua kelamin di mabuk asmara itu.

Di sisi lain sebelah barat mangga besar di sebuah toko alat tulis.

Naya : " iya Naya baru inget...perasaan tadi sewaktu Naya keluar rumah motor om Budi masih ada deh...terus kemana ya orang nya...umi juga tumben-tumbennya pup koq heboh banget, kaya orang sakit ama nikmat gitu...waduh..jangan-jangan...." Naya saat itu hanya bisa tersenyum penuh arti. Memang anak jaman sekarang lebih cepat menangkap informasi yang tabu-tabu...dalam senyum Naya tersimpan sebuah arti yang hanya bisa ia mengerti.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd