-kelimabelas-
*Rudi*
Aku dan Nisa saling menatap sambil mendesah kelelahan. Hampir 5 menit kami bergulingan dengan tubuh telanjang memperebutkan selimut.
"Nisa, kamu uda ga malu lagi telanjang di depan aku gitu?" tanyaku sambil menatap payudaranya yang terpampang bebas. Karena kelelahan, Nisa menyerah untuk mengambil selimut dan membiarkan tubuhnya terekspos olehku.
"Malu laah!" Nisa menjitak kepalaku sambil menutupi payudaranya.
"Nisa, enak ga aku jilat "itu"nya?" tanyaku sambil tersenyum mesum.
Penasaran juga sama apa yang Nisa rasain tadi, hehehe.
"Ga enaaaak! Gelii tauuu! Kamu tuh jorok banget sih! Uda mesum, jorok pula!"
"Hehehe, biarin aja jorok, yang penting kan Nisa jadi enak."
"Enak apanya? Dibilangin geli," protesnya sambil menatapku galak.
Aku mau coba satu hal lagi ah sebelum masuk menu utama.
"Um, Nisaaaa. Mau aku bikin enak lagi ga?" aku bertanya sembari melepaskan tangan Nisa dari payudaranya.
"Dibikin enak kaya gimana?"
Sekarang Nisa uda pintar ih, tangannya uda nurut sama aku.
Aku tersenyum melihat Nisa yang mulai pasrah dengan tingkah lakuku.
"Kamu terlentang lagi ya. Aku mau bikin kamu enak," aku menurunkan tanganku ke bawah. Badan Nisa menggelinjang saat aku menyentuh vaginanya.
Sekarang aku mau bikin Nisa orgasme kaya film JAV yang ceritanya pura-pura jadi tukang pijet itu.
"Hhhmmmph, Rudi ngapain?" napas Nisa tertahan saat jari tengahku memasuki lubang vaginanya.
"Ssst! Nisa tenang aja ya," aku membelai rambut Nisa sambil menggerakan jari tengahku, mencari daging yang menonjol di antara bibir vagina Nisa.
"Rudi mau nusuk Nisa pake jari ya? Nisa ga mau!" air mata Nisa mulai menggenang. Badannya pun menegang memberi penolakan.
Aaaauuu! Sakit bangeet jepitan vagina Nisa. Jari aja kaya gini sakitnya, gimana penis aku yang dijepit.
"Nisa, engga bakal nusuk selaput dara kamu kok, ini cuma di luarnya aja. Nisa rileks ya," aku mencoba menenangkan Nisa sambil meremas-remas lembut payudaranya.
"Janji ya jangan nusuk selaput dara aku," Nisa mulai menarik napas panjang menenangkan dirinya. Tapi tarikan napas panjang Nisa cuma bertahan sebentar, sisanya langsung napas pendek kaya orang napsu.
Eh! Apa uda mulai napsu lagi ya istri aku?
Aku mulai menggerakan jariku di dalam vagina Nisa sambil sesekali menyentuh klitorisnya.
Nisa mulai bergerak-gerak gelisah seiring gerakan tanganku yang semakin cepat. Napasnya mulai tak beraturan. Nisa menggigit jemarinya sambil menatapku cemas. Jemari kakinya ikut bergerak-gerak seperti menahan geli.
Ini dia saudara-saudara! Ini tandanya Nisa akan orgasme!
Aku mempercepat gerakanku, meniru film JAV yang aku tonton. Aku bersyukur banyak menyaksikan film-film miyabi semasa kuliah dulu. Hampir 1 menit tanganku bergerak cepat, namun Nisa belum juga mencapai orgasme.
"Nisaaaa! Tangan aku uda pegel gini, kamu kok belum orgasme sih!" aku menghentikan gerakan tanganku dan mencabutnya.
Ngilu! Pegel! Tapi Nisa ga orgasme! Aku ditipu film JAV!
"Rudi begoo!" Nisa melempar bantal ke arahku. Aku melihat ke arahnya. Nisa terengah-engah. Mukanya merah. Kaya abis ngejar maling.
Wah! Ekspresi Nisa mengisyaratkan waktunya dimasukin nih. Asiiik!
Aku langsung mengambil posisi di depan Nisa, memegang penisku dan mengarahkan ke vaginanya.
"Eh, Rudi mau ngapain?" Nisa bertanya dengan muka panik.
"Mau masukin," aku menahan paha Nisa dengan satu tanganku dan menusuk maju ke dalam vagina Nisa.
"Aaaaau! Saaaakiiiiiiiiit!" Nisa berteriak histeris.
Aku menahan posisiku, baru secuil kepala penisku yang masuk ke dalam, dan aku juga merasakan sakit yang sangat karena dijepit vagina Nisa.
Ya ampun! Kok ga enak gini ya rasanya begituan?! Film bokep penipuan semua ternyata!
--------------
Lanjutannya klik [post=1889441390]di sini[/post]