RISNA - PART 1
Pengalaman Pertama dengan Risna. (bagian pertama)
Aku dan Risna sudah berpacaran hampir 1,5 bulan sekarang. Dan setidaknya aku sudah mulai terbiasa dengan gaya dan emosionalnya yang sepertinya tidak terkontrol.
Tapi ada satu hal yang selama ini aku perhatikan. Sepertinya cewek ini sedikit tertarik dengan Seks, tapi masih malu-malu untuk mengakuinya. Hal ini sudah kuperhatikan semenjak 3 bulanan ini. Tapi berhubung aku menghargai dia dan karena anaknya super polos soal Seks. Beberapa kali aku mencoba untuk bertahan.
Tapi kali ini, aku yakin tidak akan sanggup bertahan deh.
Hari itu untuk kesekian kalinya aku pergi ke kost Risna. Tapi untuk pertama kalinya aku menjemput Risna untuk menginap di Apartemenku.
Masalahnya, Kost Risna ditutup selama masa liburan Lebaran karena penghuninya pulang kampung semua. Tapi masalahnya, Risna gagal mendapatkan tiket pulang ke Sumatra. Alhasil, dia tidak punya tempat pulang karena kostnya sudah ditutup.
Akhirnya, Aku memutuskan untuk mengajak Risna menginap di Apartmentku selama seminggu libur lebaran ketimbang Risna harus tinggal di hotel.
Itulah awal dari berubahnya Risna dari cewek galak tapi polos menjadi cewek galak (tetep galak sayangnya) tapi menjadi lebih mengerikan lagi.
Ketika Risna datang ke apartemenku, dia cukup terkejut melihat Apartementku yang rapi. Tapi kemudian, ketika aku menunjukkan dimana tempat dia akan tidur, Risna cukup kaget karena aku mengatakan kalau dia akan tidur di tempat tidurku sementara aku akan tidur di sofa selama dia menginap.
Setelah berdebat beberapa lama, akhirnya kami memutuskan tidur bersama di tempat tidur, dengan dibatasi dengan selimut diantara kami.
Saat itu kami masih berpikir kalau tidak akan terjadi apa-apa diantara kami pada malam pertama Risna menginap itu.
Dan itu beneran anggapan yang salah banget.
Entah karena kepolosannya atau rasa percayanya kepadaku yang begitu besar, Risna benar-benar menurunkan pertahanan dirinya di depanku saat ini.
Dimulai ketika dia meminta izin untuk mandi, aku menyadari kalau Risna sama sekali tidak mengunci pintu kamar mandi, bahkan lebih dari itu, pintu kamar mandi itu dibiarkan terbuka sedikit.
Kebayang kan berapa sulitnya menahan diri untuk tidak mengintip cewek itu.
Selama menunggu Risna selesai mandi, aku benar-benar kesulitan untuk menjaga penisku yang mengamuk tidak karuan ingin berontak bangun.
Godaan kedua yang lebih parah lagi adalah ketika dia selesai mandi.
Risna mengenakan baju kaos berwarna pink muda yang agak tipis. Dan ketika dia berjalan di depanku, aku melihat payudaranya yang cukup besar berguncang-guncang tanpa ada yang menahan. Lengkap dengan puting berwarna coklat yang menjeplak di kaos tipis itu.
Damn...
Kemudian, seperti biasa, Risna melakukan hal yang paling dia suka, memelukku.
Uhh... empuk banget tu toked.... batinku.
"Ehm.. Ris..." kataku pelan. "Sorry... tapi, itu nempel.."
Risna hanya diam saja, masih membenamkan mukanya di pundakku.
"Sayang?" panggilku.
"Nanti sayang...biarin sebentar aku gini" katanya.
Pelan-pelan, aku merasakan ada yang mengeras dari payudara lembut Risna yang menempel di tanganku.
Puting cewek ini mengeras! batinku.
"Sayang... aku bisa khilaf lho" aku memperingatkan.
Boro-boro melepasku, Risna malah langsung menyosor bibirku dengan ganas.
Wow... apa-apaan nih.. tumben-tumbenan...
Risna mendorongku hingga jatuh, payudaranya yang kenyal menempel erat pada dadaku. Sementara bibirnya terus menyerang bibirku.
Aku membalas ciumannya, bibir kamipun saling mencaplok dengan penuh semangat.
Aku mengangkat sebelah kakiku untuk mendapat posisi lebih enak. Tanpa sengaja pahaku masuk ke selangkangan Risna.
Aku merasakan sesuatu di pahaku.
Daging kenyal dan sangat basah, bahkan bisa dikatakan hampir banjir.
"mmmhh..." Risna mendesah ketika pahaku mengenai vaginanya.
Merasakan itu, akupun mengulurkan tanganku ke vagina gadis ini.
"Ahhhh!" seru Risna ketika jari-jariku menyentuh permukaan vaginanya yang sangat basah.
"Kamu udah basah banget sayang.." bisikku.
Risna menyembunyikan wajahnya di dadaku. Aku membelai rambutnya. "Sayang, liat aku" kataku.
Risna menatapku. Dan aku menciumnya lagi.
Aku memeluknya dan memutar tubuh kami berdua. Sehingga Risna berada di bawahku. "Cipak..Cipak.." bunyi bibir kami berdua saling menyerang terdengar sangat jelas.
Kemudian aku menyisipkan tanganku ke dalam kaus tipis yang dikenakan oleh Risna.
Aku menemukan payudara Risna yang sangat kenyal dan cukup besar. Jari-jariku menemukan puting Risna yang sudah sangat menegang.
"Buka ya sayang?" bisikku.
"Mmhh.." Risna mengangguk tanpa membuka matanya.
Aku menyibak kaosnya hingga terpampang payudara Risna yang bulat dan berputing coklat agak tua.
"Sayang... kamu udah pernah diisep?" tanyaku.
Risna menggeleng "Kamu yang pertama kok" katanya.
Mendengar itu, aku jadi semakin bernafsu, tapi aku memutuskan untuk bermain pelan dulu supaya Risna semakin naik.
Aku menjilati payudaranya tapi dengan sengaja melewatkan putingnya yang menegang dengan keras. "Mhhh.." "Ehhhmmmmhhh.." lenguh Risna keenakan.
"Sayang... please.." Risna berbisik.
"Apa sayang?" jawabku.
"Pentil aku sayang... please..."
Aku melihat puting Risna yang sudah sangat menegang. Aku mengulurkan jariku dan menyentuh ujung puting Risna.
Tanpa kusangka-sangka, sentuhan kecil itu membuat tubuh Risna berguncang dengan hebat "Ahh!"
'crot'
Aku merasakan sedikit semprotan cairan dari vagina Risna yang terkena kakiku yang berjarak beberapa CM dari vaginanya itu. "Kamu keluar sayang?" tanyaku.
Risna tidak menjawab, hanya menutupi wajahnya dengan tangannya.
Karena tangannya mengangkat itulah, Payudara sekal miliknya menjadi semakin naik dan membongkah indah.
Aku segera mencaplok putingnya yang ranum dan berwarna coklat itu dengan mulutku dan menjilati puting yang menegang itu, sembari tanganku memainkan puting yang satunya dengan jari-jariku.
"Ahhh! Ahhhhh! Ahhhhh!" teriak Risna seperti kesetanan, aku sempat kaget karena teriakan dari gadisku ini "Stopp! ahhhh! ahhhhhhhhh!" sekali lagi, tubuh Risna menggelinjang sangat kencang. Payudaranya terguncang karena getaran dari tubuhnya yang tidak terkendali.
Aku maju dengan maksud ingin mencium bibirnya. Tapi lututku kembali beradu dengan vagina milik Risna "Ahhh... ehhhmmm..." lenguhnya ketika lututku tidak sengaja menempel di vaginanya.
Wow... basah sekali, cairannya benar-benar sudah luber kemana-mana.
Aku mengurungkan niatku untuk mencium bibir Risna..
Aku mengganti sasaranku ke bibir satunya.. yang sudah berwarna sangat kemerahan dan basah. Vagina Risna terlihat sangat sempit dengan bulu-bulu halus bertumbuhan diatasnya.
Aku semakin mendekatkan wajahku pada vagina yang basah itu, siap untuk melahapnya...
Bersambung
lha pas masuk hidangan utama malah berhenti mendadak!
baru 
