Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

(Om Kuncoro The Series) Merawani ABG Tetangga

Aku Kuncoro, pria 47 tahun, Mandor yang lagi dirumahkan gara-gara pandemic. Oleh karena itu aku memutuskan untuk pulang kampung Kembali ke keluarga ku. Karena sudah 6 bulan aku tidak punya penghasilan tetap, kerjaanku di rumah rebut sama istri melulu. Karena tidak tahan dengan kodisi sekarang, istriku memutuskan untuk cerai dan membawa serta anak perempuanku ikut bersamanya ke kampung halamannya. Tinggallah aku sendirian di rumah.

Pagi itu. sehabis menonton bokep seminggu penuh gara-gara kurang kerjaan, kontolku tidak mau diajak kompromi. Si adik kecil ini kepingin cepat-cepat disarungin ke vagina. Saya mencoba menenangkan diri dengan mandi, lantas berbaring di ranjang. tapi penisku tetap tidak berkurang ereksinya. justru kini berasa berdenyut-denyut kepalanya.

“Wah gawat gawat nih. Nggak ada sasaran lagi! Salahku sendiri nonton situs Bokep terus”, gumamku

Aku bangkit dari tiduran menuju ruang tengah. Mengambil segelas air es dan mendengarkan music-musik yang ada di Yutub. Lumayan, tegangan agak mereda. tapi ketika mendengar video klip dangdut yang liriknya seronok, malah semakin berdenyut-denyut. Nah, belingsatan sendiri jadinya.

Akhirnya terpikir juga buat menghubungi Siti, janda sebelah rumah. Memang aku sering berlangganan pada Siti, janda cantik 33 tahun sebelah rumah, seorang Penjahit yang diam-diam membuka bisnis teman tidur pesanan secara diam-diam. Dialah yang selama ini jadi tempat pelampiasan ku dan para om-om menganggur senasip denganku di desa ini yang sama-sama lagi dirumahkan sama perusahaan masing-masing.

Apa sudah tiba saatnya? Kuingat-ingat kapan terakhir aku memesannya. Ya, sudah tiga mingguan lah. Pantas sekarang adik kecilku uring-uringan tidak karuan. Soalnya normalnya seminggu sekali nih adik kecil harus nancap. “Sekarang minta jatah”. Tapi harus menjaga pengeluaran agar tidak boros. Karena aku orang kepercayaan bosku, aku memang tidak di PHK dan masih menerima gaji pokok walaupun cuma setengahnya dan tidak banyak. Kalau aku keseringan memesan Siti yang bayarannya lumayan, aku bisa gak makan. Aku coba WA Siti.

“Sit, Bisa hari ini?”

Tak menuggu lama dia membalas.

“bisa pak, bisa…”
“kebetulan sekali saya lagi butuh banget…”

“jam berapa kamu bisa?”

“7?”

“kelamaan! Sekarang aja..”

“Saya lagi ada order jahit pak”
“jam 3?”

Aku lihat sekarang masih jam 10, masih 5 jam lagi dong?! Tapi tidak apa-apa deh.. lagi kebelet banget seolaya.

“Baik kalau begitu, saya Tunggu.”

“iya pak, maaf ya…”

Sekarang aku bingung apa yang harus ku lakukan dalam 5 jam ini. Ku putuskan untuk memakai sarungku dan mencari udara segar di teras. Berusaha menenangkan penisku yang membengkak dan terus berdenyut.

Tidak lama kulihat ada tiga orang gadis bermasker tampak sedang bergerombol di depan rumah, kayaknya mereka ragu-ragu untuk mengetuk pintu pagar rumahku. Lama menunggu, ku sapa saja mereka duluan,

“Ada apa?” setelah ku dekati, aku baru sadar kalau salah satu dari mereka itu Renny, anaknya Siti tetanggaku.

“Ahh…Selamat sore Om. Anu…. Tante ada?”

“Sore. Ooo Dia masih pulang kampung. ada apa?”

“duh.. gimana ya”

“Kalian duduk saja dulu. Baru ngomong ada perlu apa”, kataku ramah
Anak-anak remaja itu agak ragu-ragu masuk ke ruang tamuku.

“Nah, ada perlu apa kalian cari tante? mungkin jadi Om bisa bantu”, kataku sambal memperhatikan tubuh para gadis yang mulai mekar itu.

“Anu Om, Tante janji kalau aku butuh wifi buat kelas online, kuota kami lagi habis semua, tadi sempat pakai Wifi di balai desa tapi tiba-tiba gak connect” kata Renny.

“wah.. Wifi sini sudah om putus Ren, gak kuat bayarnya”,kataku sambil mataku tidak lepas dari dadanya yang tampak mulai menonjol. Wah, udah sebesar bola tenis nih.

“Aduh.. gimana ya? Padahal hari ada pelajaran Akutansi penting buat ulangan?!” Renny dan teman-temannya tampak cemas.

“tenang aja, pakai Wifi HP om aja boleh”

“Tapi kan bisa mahal om? Kelas kami lama lho…”

“Tenang… Kuota om banyak kok. Tapi buat satu HP aja ya, kalian bertiga berbagi”

“Wah terima kasih banyak om…!” mereka bertiga tampak girang.

Ku hubungkan HP Renny dengan Wifi HPku. Mereka bertiga mulai belajar di meja ruang tamuku dan duduk di lantai. Mereka belajar akutansi dasar sambil berbagi satu HP.
“Di rumah om ini gak perlu pakai masker, Cuma ada om yang segar bugar begini, kalian juga gak ada yang lagi sakit Kopid kan?”

“Iya om…” mereka semua merasa lega bisa melepas masker mereka. Paras cantik mereka jadi tampak jelas.

Aku duduk di sofa memperhatikan perawan-perawan desa yang tersaji dihadapanku ini. Pikiranku mulai usil. Kulihati dengan tubuh mereka dari dekat. Rumahku yang panas membuat mereka berkeringat sampai Aku bisa mencium wangi semerbak parfum mereka.
“kamu yang pakai baju hijau, siapa namamu?”

“mmh… Citra om.” Katanya malu-malu

Dia paling pendek diantara yang lain, kulinya putih, dan dadanya sepertinya belum berkembang dengan baik walupun wajahnya lumayan juga. Belum masuk seleraku sih.
“Kalau kamu?” tanyaku sambil menunjuk gadis berbaju merah.

“Shinta om..”

Shinta ini kelihatannya paling tinggi diantara mereka bertiga, kulitnya lebih gelap tapi dadanya paling berkembang. Soal tampang lumayan juga.
“Dada itu…? C? bukan! Mungkin sudah D?!” pikirku
Kalau aku sudah lupa diri, pasti sudah kuterkam gundukan Shinta itu! Tapi diantara semuanya Renny anak teteanggaku sedndiri. Dialah yang paling membuatku tertarik.

“Panas banget ya… Shin, pinjam ikat rambutmu dong” kata Renny

Renny mengikat rambutnya menjadi ponny tail, memperlihatkan leher dan tengkuk kecil putih yang ditumbuhi rambut halus, membuat nafsuku makin berkobar.
Tubuhnyanya sangat bagus untuk ukuran ABG seusianya. Pinggulnya padat berisi. Roknya yang tersingkap sedikit memamerkan pahanya yang mulus. Bra hitamnyanya membayang di baju kaos putih. Kulitnya putih bersih semakin bersinar dengan dipadukan dengan warna kaos itu. Apalagi wajah cantik jelitanya itu yang terlihat sangat innocent. Ah betapa asyiknya kalau saja dapat menikmati badan yang mulai berkembang itu! aku pernah dengar gossip kalau di ini sebenarnya anak haram Siti yang dulu dihamili majikan bulenya waktu dia merantau ke kota 18 tahun lalu.

“kalau melihat anak ini sekarang, jangan-jangan gossip itu benar?” pikirku.

“Om, bisa pinjam kipas angin gak?”, katanya menyentak lamunan nakalku.

“Ngg. Masih rusak, tapi kamar om ada exhaust fannya. Kalian nyalain aja yang kencang dan belajar di sana”

Selama ini saya tidak begitu memperhatikan anak itu walau kerap main ke rumahku. tapi sekarang, ketika penisku uring-uringan seketika baru kusadari anak tetanggaku itu ibarat buah mangga sudah mulai mengkal. Mataku mengikuti Renny yang dengan tidak sungkan-sungkan masuk ke kamar tidurku bersama teman-temannya.

Setelah tenggelam dalam pikiran kotor itu, tentu saja adikku ini semakin memberontak, aku masuk kamar mandi dan berusaha melampiaskan birahiku dengan tangan. tapi apa daya sepertinya masturbasi sudah tidak cukup lagi, malahan nafsuku makin berkobar. Ku habiskan waktu di kamar mandi itu dengan sia-sia.

Di teras aku melihat Shinta dan Citra sudah menugguku untuk pamit.

“lho sudah selesai?”

“Iya om, pamit dulu…”

“Renny mana?”

“masih lihat drakor om di kamar”

“Kalian gak nonton juga?”

“gak om, udah ditungguin di rumah.”

Artinya aku sudah sendirian di rumah dengan Renny sekarang. Setan pun berbisik di telingaku,

“Inilah kesempatan untuk memuaskan kontolmu supaya berhenti berdenyut-denyut!”

“Tapi dia masih muda sekali, apalagi dia anak tetanggaku sendiri?”

“Persetan dengan itu semua, yang penting birahimu terlampiaskan”

Akhirnya ku putuskan, hari ini akan ku puaskan birahiku dengan perawan belia. Aku bergegas mengunci pintu depan lalu menyusul Renny. Di dalam kamar kulihat anak itu duduk di tepi ranjang sambil asyik menonton Drakor. Pintu kamar kututup serta kukunci pelan-pelan

“Drakor ya Ren?” tanyaku

“Iya om… Wifinya Renny pinjem bentar ya om? Buat satu episode aja”, jawabnya dengan tidak menoleh

“Mau lihat film bagus nggak?”

“Film apa sih Om?”

“Bagus kok. Sini. Duduk dekatnya om” aku merangkul bahunya agar mendekat.

Dia tidak curiga sedikitpun. Ku putarkan dia JAV dengan tema gadis sekolahan dan gurunya.

“Film apaan sih ini Om? Aku kan gak ngikutin film Jepang..”

“Lihat saja. Pokoknya bagus”

Dia tetap tenang-tenang tidak menaruh curiga. Film berjalan 10 menit dan mulai memasuki adegan syur

“Ihh,.” jeritnya

“Bagus kan?”

“Ini kan bokep Om?!”

“Iya. Kamu suka kan?”

Dia terus ber-ih. ih ketika adegan syur berlangsung, tapi tidak berupaya memalingkan pandangannya. Wajahnya tampak memerah karena malu. Tanganku mulai turun dari Pundak ke punggung lalu pinggulnya.

Memasuki menit ke 25, aku tidak tahan lagi. Aku terkam dan peluk gadis itu dari belakang

“Kamu mau begituan juga nggak?”, bisikku di telinganya

“Jangan Om”, katanya tetapi tidak berusaha mengurai tanganku yang melingkari lehernya Kucium sekilas tengkuknya. Dia menggelinjang.

“Mau nggak gituan sama Om? Kamu belum pernah kan? enak lho!”

“Tapi. Tapi kan... ah jangan Om”. Dia menggeliat berupaya lepas dari belitanku.

Tapi aku tidak peduli. Tanganku dengan cepat meremas dadanya. Dia melenguh sambil terus memberontak.

“Tenang. tenang. Nggak sakit kok. Om udah pengalaman” kataku sambil memagut bibir manisnya, aku yakin ini pasti ciuman pertamanya.

Tangan kananku menyibak rok pinknya dan menelusuri pangkal pahanya. Saat jari-jariku mulai bermain di sekitar memeknya, dia mengerang. Tampak birahinya mulai terangsang. Pelan-pelan tubuhnya kurebahkan di ranjang tapi kakinya tetap menjuntai. Mulutku tidak sabar lagi dengan cepat mencercah pangkal pahanya yang masih dibalut celana dalam warna hitam

“Ohh. ahh. jangan Om”, erangnya berusaha merapatkan kedua kakinya. tapi aku tidak peduli. Rok dan celana dalamnya langsung kupelorotkan dan kulepas.

Aku terpana melihat pemandangan itu. Pangkal kenikmatan itu begitu mungil, berwarna merah di tengah, serta dihiasi sedikit bulu-bulu lembut di atasnya. Klitorisnya juga mungil. tidak menunggu lama lagi, bibirku dengan cepat menyerbu vaginanya. Kuhisap-hisap serta lidahku mengaduk-aduk liangnya yang sempit.

“Wah! Kamu memang masih anak perawan, Ren!!”

“Oooohh…. Uuh… jangan OM… aaah..”, Renny terus menggelinjang dan mengerang keenakan. Bahkan setelah itu kakinya menjepit kepalaku, seolah-olah meminta dikerjai lebih dalam dan keras!

“Oke Non!!” lidahku pun semakin dalam menggerayangi dinding vaginanya yang mulai basah.

“udah om…. Udah… udah… ahh.. ahh.. ahh.. ahh..”

“slurp.. slerp… slurp…” lidahku terus bermain

“lepasin Renny Om….”

“udah… cukup…. Aaah… aaahg…. AAAAH… memekku lagi diapain..?”

Lima menit lebih barang kenikmatan milik ABG itu kuhajar dengan mulutku. Kuhitung paling tak dia dua kali orgasme. lantas saya merangkak naik. Kaosnya kulepas pelan-pelan. Menyusul setelah itu BH hitamnya berukuran 32B.

“jangan Om… Renny malu…” pintanya sambil berusaha menutupi dadanya dengan tangan. Tapi aku tidak peduli.

Kubuka paksa tangannya dan kuremas-remas buah dadanya yang masih keras itu, kemudian ganti mulutku bekerja. Menjilat, memilin, serta mencium putingnya yang kecil.

“Ahh… aaah… ah…”. keluh gadis itu. Tangannya meremas-remas rambutku menahan kenikmatan tiada tara yang bisa jadi baru kini dia rasakan.

“Enak kan beginian?” tanyaku sambil melihat wajahnya

“Iii. iya Om. Tapi…”

“Kamu pengin lebih nikmat lagi?”

Tanpa menunggu jawabannya, dengan cepat ku atur posisi badannya. Kedua kakinya kuangkat ke ranjang. sekarang dia tampak telentang pasrah. Kubuka sarung dan CDku. Kontolku langsung meloncar keluar, tidak sabar lagi mendarat di tujuan. Namun aku harus hati-hati. Dia masih perawan jadi harus sabar supaya dia tak kesakitan. Mulutku kembali bermain-main di vaginanya. Setelah kebasahannya kuanggap cukup, kontolku yang sudah tegak kutempelkan ke bibir vaginanya. Kugesek-gesekkan sebentar sampai Renny semakin terangsang. setelah itu kucoba masuk perlahan-lahan ke celah yang masih sempit itu.

“yuuk kita ngentot… anak manis….” Bisikku.

“Mmmmmhh…..” desah Renny mulai menerima kontolku.

Sedikit demi sedikit kumaju-mundurkan sehingga semakin melesak ke dalam. perlu masa lima menit lebih supaya kepalanya masuk seluruhnya. Nah istirahat sbentar karena dia kelihatan menahan nyeri.

“Kalau sakit bilang ya”, kataku sambil mencium bibirnya sekilas. Dia mengerang.

Kurang sedikit lagi aku akan menjebol perawannya. Genjotan kutingkatkan walau tetap kuusahakan pelan dan lembut. Nah adanya kemajuan. Leher penisku mulai masuk

“ADUH. sakit Om…”. Renny menjerit tertahan.

Aku berhenti sebentar menunggu liang vaginanya terbiasa penisku yang berukuran lumayan besar. Satu menit setelah itu aku maju lagi. Begitu seterusnya. Selangkah demi selangkah aku maju. Sampai akhirnya.

“OUUU…,.” dia menjerit lagi. Aku merasakan kontolku menembus sesuatu. Wah saya sudah memerawani dia. Kulihat adanya sepercik darah membasahi sprei

“Aduh… aduh om... memekku sakit om…. Nyeri banget….” Air matanya mulai bercucuran.

“Udah.. kamu tahan aja dulu. Nanti kalau udah geli jadi enak kok.”

“Ta… tapi om… mmh..”

Aku meremas-remas dadanya dan menciumi bibirnya buat menenangkan. Setelah dia agak tenang Aku mulai menggenjot anak itu.

“Ahh. ohh…. Asshh…. Ahhh….” dia mengerang dan melenguh ketika Aku mulai turun naik di atas tubuhnyanya.
“mmhhhh….asssh… aha…ahh…”
“uuuuu…. Peel… pelan… mmmhhh auh..”
“aahh…. Hah… Hah… … om… perih…om…”
“AAHK… HAH…Pelan-pelan om. Uuuuh…”

Hangat dan sempit sekali memeknya. Genjotan kutingkatkan serta erangannya pun semakin keras. Mendengar itu saya semakin bernafsu menyetubuhi gadis itu. Dia juga tidak bisa diam. Sambil melenguh, kakinya terus menendang-nendang dan tangannya menarik sprei ranjangku sampai acak-acakan. Sesekali dia mencakar punggungku.

“Nggak sakit lagi kan? Rasanya enak kan?”

“Ouu… enaak sekali Om… ahh.. ahh.. ahh.. ahh..”

Sebenarnya saya ingin mempraktekkan beragam posisi senggama. tetapi kupikir buat sekarang tidak butuh macam-macam dulu. Yang penting dia mulai bisa menikmati.

Sekitar 20 menit aku menggoyang tubuhnya habis-habisan sampai akhirnya dia mau orgasme.

“Om… Om… akum mau.. pipis… AAAAH…”

“Iya ren, keluarin aja.”

Sambil menggigit pundakku kakinya menjepit pinggangku dengan kencang. Lendir bercucuran dari memeknya. Ku hentikan dulu genjotanku, memberi Renny waktu untuk menikmati orgasmenya.

“Gimana? Bener enak seperti kata Om kan?” tanyaku sambil menciumi bibirnya.

“Tapi takut Om”

“Nggak usah takut. Takut apa sih?”

“Hamil”

“hahaha… tenang, sperma om kan belum muncrat. Belum bisa hamil dong. Lagian, Om sama Tante kan teman dekat Ibuk mu, gak mungkinlah Om tega hamilin anaknya teman sendiri.” Kukecupi bibirnya agar dia tenang. Kupandangi wajah innocent Renny dan dada montoknya yang bergerak naik turun mengikuti nafasnya. kurasakan birahiku seketika bangkit lagi.

“eeh om?”, Renny ketakutan bisa merasakan benda tumpul dan panas dibawah sana semakin membesar dan berdenyut-denyut.

Ku remas kedua dadanya dan ku sodok dalam-dalam memeknya. Terus kuhajar memek gadis itu dengan kencang. Jeritan dan lenguhannya Renny semakin kencang. Sepertinya genjotanku terlalu kasar untuk anak perawan seperti dia, sesekali dia mnegeluh padauk untuk berhenti. Tapi aku tidak peduli. Kali ini akan kucoba gaya hardcore. Akan ku nikmati tubuh gadis ini sepuasku!

Puas dengan gaya missionary, Renny aku ajak untuk ganti. Tubuh lunglainya ku posisikan berdiri membungkuk membelakangiku. Sambil menarik kedua tangannya ke bekalakang, ku pompa memeknya. Dengan posisi itu dada Renny semakin membusung kedepan. Didepan kami aja kaca lemari, jadi aku dan Renny bisa melihat persetubuhan kami ini dengan jelas.

“aah.. haa. Uuh.. enak banget uuh.. uhh…” sepertinya dia sudah bisa mengikuti ritme genjotanku.

Dari kaca dapat ku lihat dada 32Bnya berguncang mengikuti genjotanku! Membuatku nafsu menggagahi anak itu. Tapi tampaknya posisi ini masih terlalu berat untuknya. Tidak sampai 15 menit dia sudah 3 kali orgasme. Kakinya sudah tidak kuat untuk berdiri lagi. Apa boleh buat? Kita kembali ke gaya missionary. Ku gendong dan rebahkan lagi tubuhnya di ranjang. Ku lebarkan pahanya dan memasukan lagi kontolku ke vaginanya yang hangat dan sempit itu. Walupun sudah sudah muncrat berkali-kali vaginanya masih sempit untuk diterobos. Mulai kugenjot tubuhnya naik-turun. Desahan dan lenguhannya Kembali memenuhi ruangan.

“HEH.. heh heh.. ahh.. Perawanmu ini emang nikmat, Renny!!”

“MMHHH….. au… au… Om…”

“au… au… au… Om… aku mau pipis lagi…”

“Udahan ya Om? Renny udah capek…”

“Iya sayangku, Om juga!”

Genjotan ku tingkatkan, pejuku mulai mengalir mendesak keluar. Anehnya, kaki renny justru semakin menjepit melingkari pinggulku. Membuatku sulit menarik penisku waktu muncrat nanti.

“Kenapa Renny sayang…? Kamu mau sperma Om keluar didalam? Cewek seumuran kamu udah bisa hamil lho… Kamu pengin hamil anak haramnya Om ya? hehehe..” kataku pelan untuk menggodanya. Tapi sepertinya dia tidak dengar. Renny sudah tenggelam dalam kenikmatannya sendiri.

Melihat ekspresi Renny sekarang yang lagi belingsatan benar-benar menggemaskan. Desahan-desahan polos terus kelar dari mulutnya, matanya meram-melek. Tidak pernah bosan aku memandangi kecantikan gadis berwajah innocent itu. sambil terus menggenjotnya aku terus menciumi leher, telinga dan bibirnya. Betapa nikmatnya menyetubuhi perawan. Sungguh-sungguh beruntung aku ini. Setan pun kembali berbisik di telingaku,

“Ayo lepaskan saja! Lampiaskan semua nafsu birahimu pada gadis itu!”

“Menghamili gadis ini? Belum lagi aku perlu tanggung jawab.”

“Persetan dengan itu semua, untuk apa juga kamu harus tanggung jawab pada bocah yang gampang ditiduri om-om seperti ini, yang penting nafsu bejatmu itu terlampiaskan!”

Memikirkan itu, Birahiku pun semakin bergejolak. Akan ku setubuhi Gadis ini tanpa penyesalan dan beban sedikitpun! Genjotankan semakin cepat dan dalam. Menerima itu tubuh Renny pun semakin belingsatan. Aku bisa merasakan kepala kontolku berhasil menyentuh rahimnya. Erangan kenikmatan kami menggema memenuhi kamar.

“aaaasssh….Aaah.. oom.. omm.. omm..”

“Oh.. ren.. Om udah mau muncrat…”

“aah.. aah.. aah.. enak banget om…

“Renny sayang… ren.. ren.. ren… oooh..” erangku

“Oooom… Aaaaaah…”

Lagi enak-enak beradu nikmat, tiba-tiba pintu depan diketuk seseorang.

“TOK.. TOK.. TOK… Pak? Paak? Ini Siti.”

“EEH! IBUK! Mmmh_” jerit Renny kaget, tapi degan cepat menutup mulutnya sendiri.

Renny berusaha menutup mulutnya dengan kedua tangannnya rapat-rapat. Ceroboh sekali aku. Aku benar-benar lupa kalau Siti mau datang. Meskipun begitu tetap kulanjutkan genjotanku pada memek Renny. Tak akan kubiarkan pelacur itu menggangu kenikmatanku membuahi memek sempit ABG perawan. Renny yang berusaha menahan desahannya tampak lucu sekali. Aku tidak tahan untuk menggodanya dengan menambah cepat ritme pompaanku.

“udah om.. berhenti dulu Om. Uh..uh..uh…”
“Uh..Uh..uh..uh…Om…”
“Uh..uh..uh…Uuuuuh…”
“Uh..uh..uh…
mmmmmmmh…desahannya pun bocor walau sedikit.
“mh.. mh.. mh.. mh.***k tahan lagi… mh.. mh.. mh.. mh..”

“Pak? Paak? Jadi atau tidak?” tanya Siti mengetuk pintu. Maaf Siti, tapi salah kamu sendiri tidak cepat datang waktu kontolku lagi uring-uringan begini. Anak perawanmu sendiri yang datang padaku dan siap ku nikmati, mana mungkin ku lewatkan?

“Om.. udah Om.. tolong berhenti.. Renny takut ketahuan sama ibuk..!”

“Aah.. enggak mungkin berhenti… Om lagi enak nih.. oh.. oh.. oh.. oh..”

“tolong Om… tolong… tolooong…aaah..”

“Kamu tenang aja, kalau kamu enggak terlalu keras, tidak akan terdengar jelas kok.” Kataku sambil dengan tidak peduli terus memompa tubuhnya.

“om jahat… aah.. aah.. aah.. aah.. aah..”

Lima menit lebih aku terus menggoyang tubuhnya habis-habisan. Pertahananku sudah diujung tanduk. Memek renny sudah berdenyut-denyut, tanda kalau orgasmenya pun sudah dekat. Sedangkan Ibunya masih saja terus mengetuk pintu depan rumahku.

“AAAH.. EMANG NIKMAT PERAWANMU INI REN… ENAK.. ENAAAK!!”

“pelan-pelan om, nanti ibuk… denger..!”

“Bodo amat soal itu, dengarkan anakmu sedang ku entot nih! NIH… NIH… NIH…!”

“Aaaaah…..”

“OHH.. OHH.. OHH.. OHH.. OHH.. “ erangku.

“aaah… ahh… aduh om.. Ommm….”

“OHH.. OHH.. OHH.. OHH.. OHH.. “ erangku.

Ku genggam kedua tangannya, dan kutekan diatas kepalanya. Kulihat dadanya terus berguncang-guncang dengan liar.

“aaah… aaah… aaah… Renny mau pipis om..”

“SAMA… Om juga mau muncrat… om keluarin semuanya didalam!” kataku merasakan pertahananku sudah siap jebol kapanpun

Renny kaget mendengar jawabanku. “Tapi kalau didalam, Renny bisa hamil…”

“Benar sekali sayang! Ayo kita lagi bikin anak bayi!” kataku sambil mengelus perut mulusnya.

“Enggak! Enggak mau! Tolong Om.. jangaan…”

“Aa.. aah.. Lepasin Renny Om.. Aah.. Aah.. Aah.. Aah..”

“Aah.. Aah..ampun… Ampuuun… Renny kan masih… Aaaaah..”

Renny berusaha berontak tapi tubuhnya sudah terlalu lemas. Sodokan kontolku semakin cepat.


“Om muncrat Ren!”
“Hamil anak haramku, Renny! Hamil! HAMIL! HAMIL!!” Birahiku berteriak.

“Ampun om.. Renny gak mau… AAH… AAAAAH….!!!” Renny orgasme. Dia memeluk erat tubuhku dan mencakar punggungku.

Kenikmatan remasan dan denyutan memek Renny yang panas itu sudah tak mampu lagi ku tahan. Ku tindih tubuhnya dan tancapkan kontolku ke titik terdalam sampai menyentuh rahimnya.

CROOOT…. CROOOT…. CROOOOOT….

Ku keluarkan semua pejuku di memeknya sampai tumpah ruah. Ku isi Rahim gadis belia itu sampai penuh. Kami berdua tenggelam dalam kenikmatan birahi tak terkira. Tetap ku tancapkan kontolku di memeknya sampai pejuku keluar semua, ku biarkan megecil dan terlepas sendiri. Puas rasanya bisa meredakan adik kecilku ini. Ku ciumi bibir gadis yang baru saja kuhamili itu dengan mesra. Kemudian ku tidurkan dia dalam pelukan.

HPku berdering tapi ku biarkan saja. Pintu depan juga sudah tidak ada yang mengetuk lagi. Sepintas ku lihat hasil karyaku di selangkangannya. Peju dan sedikit darah darah perawan mulai menetes dari memeknya. Aku teringat pernah menghamili beberapa mahasiswi yang ngekos di dekat mess perusahaanku dulu. Menghamili gadis belia macam dia jelas bukan apa-apa.

“Kalau mau enak-enak lagi bilang ke Om aja ya? Nanti Om ajarin yang lebih nikmat lagi.” Bisikku.

“Om jahat banget… kalau aku hamil gimana?”

“Itu sih minta tolong Ibukmu aja. Dia kan tahu caranya besarin anak haram. Hahaha…”

Tak lama kemudian Renny tertidur di pelukanku. Disetubuhi habis-habisan oleh om-om sepetinya terlalu berat untuk tubuhnya. Tidak lupa aku mengambil beberapa foto bugil tubuhnya. Dengan itu aku bisa membuatnya tutup mulut. Akan ku suruh dia untuk selalu belajar online di rumahku dan mengenalkan teman-temannya padaku.

Ku periksa juga WAku, ternyata yg tadi telfon Siti. Ada juga chat darinya,

“Bapak? Booking perempuan lain ya? Padahal saya sudah datang dan nungguin di depan rumah. Saya denger lho pak…”

Aku ingin tertawa membacanya. Dia tidak sadar kalau gadis yang sedang aku nikmati ini anak gadisnya sendiri. Maaf sekali Siti, tapi anakmu ini selain lebih nikmat juga lebih murah. Bayarnya Cuma pakai kuota internet doang. Hahahaha. Ku bilang padanya untuk datang saja lagi besok.

Sekarang aku mau tidur dulu dikelonin sama Gadis beliaku ini dulu. Ketika tenagaku pulih nanti, mungkin aku bisa menggarapnya lagi. Betapa nikmatnya memerawani ABG tetangga.
-------------------------------------------
Akhirnya datang lagi ke semprot setelah sekian lama. Thread ane banyak yg hilang ya T_T

Bagi agan yang sudah sering baca Cerita Dewasa mungkin sadar ini sebenarnya cuma modifikasi dari cerita lama. untuk kedepannya saya mau buat cerita pure original dari serial ini. Tapi gak janji bakal sering update.​
teggAa jugaa yaa,,,tapi endangg
 
Uncle Kuncoro is one hell of a lucky dude. :D
Masih ada lanjutan ga nih? Temen2 Renny belum kena belah duren tuh. :pandaketawa:
 
Preview Part 2

Semenjak aku mendapatkan Renny ABG anak tetangga sebelah menjadi pelampiasan nafsuku. Hari-hariku menjadi lebih bergairah. Tidak perlu lagi aku harus coli untuk memuaskan libidoku yang sering melonjak, seakan dapat istri muda lah. Apalagi Renny dan teman-temannya sekarang rutin datang ke rumahku buat pinjam Wifi. Semakin cerahlah hari-hariku memandangi gadis-gadis muda yang tersaji didepanku ini tiap pagi.

Sekarang 2-3 kali setiap minggu aku selalu bisa menikmati memek peret Renny itu. Enaknya walau sudah hampir 3 minggu Renny ku perawani dan sering ku coblos, memek renny tetap saja sempit dan hangat buat dinikmati.

Hari ini seperti biasanya Renny, Citra, dan Shinta akan datang ke rumah ku buat ikut kelas online. Wifi di rumahku sudah ku pasang lagi agar mereka betah kelas online di rumahku. Maklum saja wifi begini termasuk mewah buat anak-anak berkemapuan ekonomi rendah seperti mereka ini.

Ku dengar ketukan pintu dan ekspek mereka bertiga datang bersama seperti biasanya. Tapi begitu pintu terbuka, ternyata hanya berdiri Renny seorang.

“pe.. permisi Om… bo.. boleh masuk?” tanyanya dengan gugup.

“o… ah… iya, silahkan…” jawabku.

Renny duduk di lantai dan menaruh buku-bukunya di meja ruang tamu seperti biasanya.

Ku perhatikan ada yang beda dari Renny hari ini. Sebelumnya dia tidak pernah datang ke rumahku duluan dibanding teman-temannya. Penampilannya juga, biasanya dia tidak terlalu memperhatikan penampilannya kalau dia datang ke rumahku, tapi sekarang penampilannya cakep banget. Dia memakai baju kaos warna kuning yang ketat sekali. Cup, pengait dan tali BHnya jadi tercetak cukup jelas. Celananya jeans pendek sepaha yang gak kalah ketatnya. Dan yang membuatku paling sange adalah rambutnya yang diikat ponytail, mempertontonkan leher kecil bagian belakangnya ditimbuhi butu tipis. Parfumnya juga tercium dengan jelas.

Terhitung sudah 4 hari lalu aku menyetubuhi renny terakhir kali. Tentunya dia tahu kalau aku lagi nafsu-nafsunya sekarang dan hari ini sudah jadwalnya buat aku coblos. Tapi dia datang dengan penampilan seksi begini, datang sendirian lagi! Entah ini disengaja atau tidak, Sepertinya anak pelacur ini mewarisi bakat ibunya buat memancing nafsu pria.

Tanpa babibu lagi ku dekati dia yang masih terduduk sendiri di ruang tamu. Renny tampak gugup dan berpura-pura sibuk membaca-baca buku pelajarannya. Ku daratkan tangan kiriku ke pahanya yang masih tertutupi celana jeans pendeknya, mulai ku elusi paha dan selangkangannya. Renny mulai gelisah dan tidak bisa duduk diam.

“Om jangan ya om… jangan…” rintih Renny tapi tak ku peudulikan.

Ku turunkan resletingnya, jari telunjukku meraba garis memeknya yang masih terbugkus kain tipis CDnya. Tangannya berusaha menghentikan tanganku tapi gagal. Malahan tanganya ku pegang dan ku arahkan ke kontolku yang sudah menonjol besar di balik celana buat diraba.

“elusin Ren…” perintahku singkat.

Tangannya yang gemetaran mulai mengelusi bongkahan kontolku dengan kaku. Dirangsang begitu, tentu saja aku makin konak dan ingin menjahili Renny lebih nakal lagi. Jari telunjukku kini menelusuri tepi CDnya lalu ku sibakkan. Dengan begitu tenjukku bisa merangsang clit Renny tanpa gangguan apapun. Tubuh Renny langsung menggelinjang dengan kuat. Tak mampu lagi menahan nafsuku, Renny lagsung ku tarik ke pangkuanku berhadap-hadapan. Kupeluk erat dia dan ku cumbu lehernya yang putih dan wangi itu hingga meninggalkan bekas.

“mmh… mnnn… jangan Om… Citra sama Shinta bentar lagi datang…” katanya panik sambil berusaha mendorong tubuhnya agar lepas dari pelukanku tapi apa daya, tenaga pria paruh baya yang sedang terbakar nafsu tentu jauh lebih besar.

Tangan kiriku beralih meraba bokongnya yang cukup semok, sedangkan tangan kananku mulai menulusup masuk ke kaosnya dan meraba punggungnya. Ku temukan pengait bhnya dan langsung ku buka. Tanganku ganti melusum ke dadanya dan kedua cup BHnya ku naikan. Du pentil dada renny langsung tercetak jelas di kaos kuningnya. Tentu saja saja disuguhi pemandangan seronok didepanku begitu tentu saja pikiranku juga makin iseng. Langsung ku remas dan ku cubiti kedua dada Renny itu bergatian. Dapat ku rasakan kedua dada Renny sudah tumbuh cukup besar dibandingkan waktu pertama kali dia ku perawani. Mungkin hasil aku pijat dan remasi hampir setiap hari.

Renny jadi makin kewalahan meredam birahinya sendiri. Desahan dan lenguhannya mulai keluar. Cumbuanku beralih ke bibirnya, mulut dan lidah kami saling beradu. Renny tampak sudah pasrah dan kini hanya mengikuti saja permainanku. Kedua tangannya memeluk leherku dan lidahnya juga aktif bermain dengan lidahku, gadis remaja ini sudah mahir bercinta rupanya.

Bokongnya ku dorong agar semakin rapat dengan selangkanganku. Bongkahan kontolku yang masih tertutup celana pendek mengesek benjolan memek yang tertutup CDnya. Ku rangsang begitu tentu saja Renny semakin belingsatan.

“aaah… mmh… Ooom… Renny gak tahan…” rintih Renny.

“udah gak sabar pengen ngentot ya Ren?” tanyaku.

Renny tidak menjawab dan memalingkan wajahnya. Mukanya tampak semakin merah karena malu. Bunga desa ini tampak semakin Cantik saja!

Nafsuku benar-benar sudah diubun-ubun waktu itu, ingin rasanya langsung menelanjangi dan ngentotin gadis muda dihadapanku ini habis-habisan saat itu juga ketika tiba-tiba…

TOK TOK TOK…

“Om… permisi, mau pinjam Wifinya…”

Jantung kami berdua nyaris copot mendengarnya! Teman-teman Renny sudah datang rupanya. Dengan panik Renny langsung mendorong keras tubuhku dan memperbaiki penampilannya yang sudah acak-acakan. Aku jadi tertawa geli melihat tingkahnya.

“kita lanjutin nanti ya sayang” bisikku di telinganya, lalu ku cium bibir manisnya sekilas sebelum membuka pintu buat Citra dan Shinta.

[WRITING ON PROGRESS]
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd