Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Pelangi di Sudut Sumatera

Status
Please reply by conversation.
Wah Ratna bisa tuh jdi target Gilang selanjutnya, secara... Dah kode" gitu heheheee...

Ayo di up biar cepet pej 5 :beer:
 
Klo model updateny ky gni susah hu.
Biasany awal2 gni jrg yg bakal coment, soalny pengalaman bnyk cerita pd berhnti d awal2, jd cuma pd mantau aja mls pd coment.
Klo suhu updateny rajin, psti bnyk yg bakal coment.
Klo seperti suhu RB,DH.dll yg udh pny reputasi mah mau make rule update stiap 10 page pun tiap hari bs update.
 
Klo model updateny ky gni susah hu.
Biasany awal2 gni jrg yg bakal coment, soalny pengalaman bnyk cerita pd berhnti d awal2, jd cuma pd mantau aja mls pd coment.
Klo suhu updateny rajin, psti bnyk yg bakal coment.
Klo seperti suhu RB,DH.dll yg udh pny reputasi mah mau make rule update stiap 10 page pun tiap hari bs update.
Bener juga pendapat ente bro, maafkan amatir ini. sebenernya sih gak ada maksud kejer target koment. Cuma buat penyemangat aja sih sama ngeliat respon pembaca aja apakah tulisan saya ini diminati atau tidak. Layak dilanjutkan atau tidak. Terima kasih banyak pencerahannya...
 
"kini aku temukan telah aku dapatkan jauh sudah tersimpan
sesuatu yang indah dari dirimu
semoga aku bisa..mungkinpun aku mampu
untuk dapat memberikan tulus hatiku
kekasihku..betapa aku tak pernah dapat membuaimu
dengan kata-kata cinta yang mungkin bisa menyejukkanmu
sungguh aku masih ingin terus mencari dalam jiwamu
rasa ini ingin kuakui..."


Seperti malam biasanya kami berkumpul dan saling bercengkrama di sebuah gardu yang ada di perempatan jalan kampung. Sebuah tembang dari Padi yang kami nyanyikan dengan diiringi gitar menyemarakkan suasana malam ini. Aku memang sangat menyukai Padi, sejak awal kemunculannya dengan single lagu SOBAT. Tapi entah kenapa saat menyanyikan lagu tadi pikiranku sambil melayang membayangkan Jenni. Jenni yang sangat ingin kumiliki, Jenni yang sangat dekat tapi terasa jauh, Jenni yang sekarang sudah punya pacar, jenni yang beberapa hari lalu datang ke lapangan bola menonton aku bertanding. Ah tapi mungkin cuma kebetulan, karena memang kebetulan lapangan bola kampung kami ada di depan rumahnya.

Karena pada masa itu memang sering ada pertandingan sepakbola antar kampung, baik dikampung ku atau kampung lain pasti ramai orang yang menonton baik tua, muda, pria atau wanita, karena pertandingan sepakbola antar kampung merupakan sebuah hiburan bagi kami semua.

"aaahhh masih jengkel aja ya kalo inget kalah kemaren, kalah tipis sih. Karuan kalah banyak sekalian" celetuk andi temanku sambil menyetel senar gitar.

"iya, kalah 2-1 ya, sakiiiittt... " timpal agus temanku lainnya

"hari minggu besok kan gantian kita kesana, kita bales lah" somad sang kiper coba memotivasi.

"ngapain diem aja Lang? Malu ya gak buat gol?" kata agus kepadaku sambil melemparkan kulit kacang

"salah pak Budi lah, ngapain Gilang suruh striker, orang biasanya dia ditengah bagi bola" ucap Andi membelaku.

"stamina saya lagi putih aja sih, gak merah. Coba kalo merah bisa hatrick saya" lanjutku mengistilahkan seperti di Playstation

"alasan aja. tapi bagus juga diving kamu, kayak inzaghi. Dapet pinalti kita akhirnya" kata agus

"diving matamu picek gus, telor puyuh saya dihajar dengkul gitu. Untung gak pecah" balasku sewot

"pecah ya di ceplok aja" jawab Andi enteng yang disambut tawa kami semua

"namanya juga kebanyakan pelatih, semua mau jadi pelatih kalo dah tandingan gitu. Yang gak biasa latihan pengennya maen. Pokoknya besok kita harus menang. Ceweknya cakep-cakep lho disana. Hahaha" ucap somad

"sepi amat ya malem ini, pada kemana yang lain ya? Cari minum aja yok? " kata Andi

"cuma berempat aja neh..?" ucap somad menyahuti

"dana kurang lah kalo cuma 4. Topi miring atau mention mahal. Tuak aja lah ya" kata agus

"gak gak gak! Gak mau saya kalo tuak, vigour aja yang manis" kataku kemudian.

Setelah sedikit berdebat dan adu argumen akhirnya di putuskan membeli 4 liter tuak untuk mereka bertiga dan satu botol vigour untukku. Uang sum-suman kami kumpulkan dan karena somad yang paling muda, maka dia yang pergi berangkat ke lapo tuak.
Malam semakin larut dan sepi, miras ala anak kampung seperti kami sudah hampi habis. Agus sedang fokus mengajarkan somad bermain gitar. Saat aku sedang melamun tiba-tiba saja Andi berkata kepadaku

"kalo saya nembak Jenni, diterima gak ya Kira-kira?" deg, aku sedikit terkejut mendengarnya.

Salah satu teman baikku dikampung ini ternyata menaruh hati pada Jenni. Teman bermain sejak kecilku, teman tempat saling berbagi suka dan duka. Tapi wajar saja kalo Andi menyukai Jenni, bisa dibilang Jenni adalah bunga desa kami, dan dia memang sungguh indah dan mempesona. Mungkin hanya orang mabok lem aibon yang tidak tertarik padanya. Akupun bingung harus menjawab apa dan bereaksi bagaimana.

"woy, diajakin ngomong malah diem aja"

"hah? Emang kamu ngomong apaan tadi?"

"makanya dengerin. Saya tuh naksir Jenni, kalo saya tembak mau gak ya dia?"

"mana saya tau, kamu coba aja lah. Tapi kayaknya dah punya pacar dia"

"udah putus coy, kemaren. Cuma 3 minggu dia pacaran"

"wuih update amat, tau darimana"

"taulah, saya tanya-tanya ama si reni n endang"

"iya sih emang mereka akrab kan ama Jenni disini"

"saya dah lama coy ngincer Jenni, dah pedekate juga sih. Kadang suka smsan ama dia, ini aja lagi smsan ama dia daritadi" ternyata Andi sudah lama menaruh hati pada Jenni, bahkan punya no hapenya.

Sedangkan aku hanya jalan ditempat, hanya berani menikmati dari jauh tanpa ada tindakan bahkan no hapenya pun aku tidak punya. Dan sekarang salah satu teman karibku curhat mengenai perasaannya pada Jenni dan sudah mulai ada pendekatan. Ternyata aku sudah tertinggal, bahkan jauh tertinggal (sebuah lirik lagu dari iwan fals idolaku tiba-tiba terngiang di kepalaku)

Tiit tiit tiit tiit...
"nah di bales lagi neh sms saya" ucap Andi bersemangat

"apa katanya?" tanyaku penasaran

"ah.. mau tidur katanya dah malem, ngantuk. Udahlah gak usah di bls lagi ya" ucap andi lesu

"ya iyalah, orang dah ngomong mau tidur masak masih mau di sms lagi! " tanpa ku sadari nada bicaraku sedikit sewot

"iya juga ya, besok pagi smsan lagi aja ya" ucap Andi yang mungkin tak menyadari nada bicaraku tadi

"gimana ya kalo saya tembak, diterima gak ya" tanya Andi lagi kepadaku

"ya gak taulah, reaksi dia ke kamu gimana selama ini" ucapku dengan nada setenang mungkin

"ya kayaknya mau, tapi kayaknya juga gak mau sih. Bingung"

"pegangan coy kalo bingung"

"saya ngerasa kadang dia kayak suka ngeliatin saya, tapi kadang juga kayaknya bukan ngeliatin saya. Kadang dia kayak salah tingkah atau cari perhatian, kadang saya pikir itu ke saya tapi kadang juga kayaknya bukan untuk saya, bingung coy"

"kebanyakan kadang sama kayaknya sih, saya aja bingung dengernya"

"itulah coy, kadang kalo di sms duluan dia gak bales. Tapi kadang dia duluan yang sms, nanyain dimana, ama siapa."

"tuh kan kebanyakan kadang lagi"

"pengennya sih saya cepet-cepet nembak dia, langsung pada intinya, pake kick and rush ala inggris"

"kayaknya sih hatinya pake catenaccio, sistem pertahanan gerendel ala italia coy, apalagi kalo dia punya libero dengan kemampuan diatas rata-rata. Pasti gagal serangan kamu"

"bener juga ya, kalo gitu saya harus pake total football ala belanda aja"

"kamu kan ada endang sama reni. Dengan bantuan mereka pasti lebih mudah cari selahnya"

"hmm bener juga ya. Ngomong-ngomong posisi kamu dimana"

"posisi saya di tim lain, kalo tim kamu gagal baru tim saya yang maju"

"pake formasi atau strategi apa"

"joga bonito ala brazil"

"lebih jitu strategi saya lah yang lebih mementingkan hasil"

"kalo kata iwan fals, tujuan bukan utama, yang utama adalah prosesnya"

"hmm terserah kamulah.. "

"eh tadi emang sms apa aja" tanyaku kepo

"banyaklah, namanya pedekate. Dia nanya juga lagi dimana, ngapain sama siapa"

"trus kamu bilang apa"

"biasa lagi di gardu kumpul-kumpul. Trus dia nanyain ada kamu juga ga"

"nanyain saya? Kenapa? Trus kamu bilang apa?"

"lagi gitaran sambil mabok. Haha karena stres. Ditinggal orangtua pindah"

"wah gila kamu, ngerusak nama baik saya aja"

"Lang, besok pulang sekolah temenin saya ke pasar ya. Nyari kado"

"buat apaan? Jenni?"

"reni, dia kan minggu ultah, dirayain dirumahnya"

"saya gak diundang"

"emang belum. Undangan baru besok. Pasti ada Jenni juga nanti disana"

"gak bisa saya, besok ada ekstrakulikuler paduan suara" jawabku asal

"kirain drum band" ucapnya tersenyum

Kemudian kuperhatikan Andi yang senyum-senyum sendiri sambil membaca kembali isi sms dari Jenni terkadang teriak-teriak bernyanyi tak karuan. Orang sedang kasmaran ditambah tuak memang tidak ada bedanya dengan orang gila.

"Lang, belakang rumah mu kayak mau ada hajatan ya" tanya agus padaku

"iya, Sunatan si Eko anak om Haryono" jawabku

"wuih ada orgennya gak" lanjutnya

"kayaknya ada, panggungnya ada kok"

"asik ini, uhuy goyang kita ya ampe pagi" somad menimpali

"emang ada duit kamu buat nyawer" sergah agus kepada somad

"ya cari dululah, jual ayam. Hahaha" jawab somad

Kembali keperhatikan Andi yang tidak memperdulikan kami dan masih asyik dengan hapenya sendiri, tapi sekarang posisinya sudah sambil tiduran tak memperdulikan lantai gardu yang kotor. Cinta memang gila.
Setelah jam 1 malam akhirnya aku memutuskan untuk pulang karena besok pagi aku harus pergi ke sekolah.

***

Tok.. Tok.. Tok.. Tok..
Aku dikejutkan suara ketokan yang agak keras di pintu rumahku. Siapa juga neh pagi-pagi udah bertamu pikirku. kulihat jam di nokia 8250 ku yang masih menunjukkan jam 05.45.

Tok.. Tok... Tok..
"iya sebentar.." jawabku malas. Aku lalu membuka pintu dan kulihat didepan pintu adalah bulek nita, tetanggaku belakang rumah yang sebentar lagi akan mengadakan hajatan sunatan untuk anak semata wayangnya Eko yang berusia 12 tahun. Usia bulek nita sekitar 35an walaupun begitu tubuhnya masih tampak langsing seperti gadis, kulitnya yang putih mulus semakin indah dengan sepasang payudara yang berukuran sedang.

"eh bulek, ada apa bulek" tanyaku padanya. Kuperhatikan bulek nita tampak belum mandi, rambut sepundaknya di gelung keatas. Dia masih memakai baju tidurnya model daster tanpa lengan berwarna pink. Tali kutang berwarna hitam tampak menghiasi indah pundaknya. Dan lipatan daging ketiaknya tampak malu-malu mengintip.

"maaf ya Lang ganggu, bulek mau numpang jemur pakaian. Jemuran bulek penuh, maklum dah rame sodara dateng". Katanya sambil menunjuk satu bak cucian yang dibawanya.

"oh iya bulek, silahkan aja. Makasih malahan udah dibangunin, kalo gak bisa kesiangan saya"

Bulek nita lalu mengangkat bak cuciannya dan masuk kedalam rumah, aku yang berdiri didepan pintu sepintas melihat ketiak bulek nita yang terlihat saat dia mengangkat bak cucian. Ketiaknya yang putih tampak sangat eksotis dengan adanya beberapa helai bulu ketiak. Tidak lebat dan panjang, hanya jarang-jarang dengan ukuran tidak terlalu panjang. Karena terpesona dan sangat menikmatinya membuatku hanya berdiri mematung didepan pintu, bulek nita yang menenteng bak cucian tampak kesulitan untuk masuk sehingga tanpa sengaja tangan kanannya menyenggol tonjolan kontolku.

Kontolku yang memang sudah tegang sejak bangun tidur dan semakin tegang karena melihat bulek nita, kini makin mengeras akibat senggolan tangan mulus bulek nita. Aku yang kaget langsung minggir dan menyadari bahwa kontolku tampak tegang mengacung, semakin jelas terlihat karena kebiasaanku yang tidur tanpa memakai celana dalam.

Aku kemudian mengikuti bulek nita dari belakang, goyangan pantat dan celana dalam yang membayang membuatku semakin bernafsu. Sampai dibelakang, bulek nita lalu membungkuk meletakkan bak cuciannya lalu membuka grendel pintuku yang dibawah dan grendel yang diatas. Saat meletakkan bak cucian dan membuka grendel bawah, posisinya menunduk dan agak menungging menyuguhkan keindahan bokongnya padaku. Dan saat dia membuka grendel atas, kembali dia menyuguhkan keindahan ketiaknya yang semakin indah dengan hiasan bulu ketiaknya.

Bulek nita mulai menjemur pakaiannya sambil menghadap kearahku yang duduk di depan pintu. Aku menungguinya sambil menikmati keindahan tubuhnya, menyaksikan moment belahan dada saat dia menunduk dan keseksian ketiaknya ketika dia mengangkat tangan. Kontolku semakin keras dan berdenyut, akupun tanpa malu terkadang mengelusnya jika bulek nita tidak melihatku.

"Lang, nanti bulek minta tolong boleh gak. Sudah ijin sih sama ibu kamu lewat telpon. Bulek minta tolong nanti pintu pagar belakang ini dibuka aja ya. Mau pinjem sumur sama kamar mandinya sampai acara hajatan selesai, dirumah bulek kan dah rame orang jadi perlu sumur dan kamar mandi tambahan" ucapnya sambil tetap menjemur pakaian.

Memang pintu pagar belakang rumahku beradu belakang dengan belakang rumahnya. Rumahku dipagar keliling dengan tinggi sekitar 4 meter, pintu pagar belakang inilah akses rumah kami berdua.

"iya silahkan aja bulek, gak papa. Kan saya cuma sendiri ini" jawabku

"kamu gak mandi? Nanti kesiangan berangkat sekolah"

"bentar lagi bulek, masih tanggung" jawabku.

Kulihat bulek nita hanya tersenyum sambil geleng-geleng kepala.

"mau dibantuin gak bulek" kataku sambil menghampirinya.

Aku kemudian berdiri disampingnya. Tampak kulihat leher dan ketiaknya yang berkeringat semakin membuatku terlena dan terbuai.

"udah gak usah, cuma dikit ini" jawabnya sambil tersenyum.

Aku kemudian secara perlahan memberanikan diri untuk makin merapat kearahnya, menempelkan punggung tanganku ke arah paha bagian luarnya. Bulek nita hanya diam saja dan tetap melanjutkan kegiatannya. Aku kemudian sedikit mengelus-eluskan punggung tanganku diatas pahanya. Bulek nita yang tetap diam dan tidak menghindar membuatku semakin berdebar-debar. Dan saat dia mengangkat kedua tangannya untuk menjemur pakaian terpampanglah ketiaknya didepan ku, dengan sedikit melongok dan memajukan kepalaku aku menikmati ketiaknya yang seksi dari dekat. Sekilas tercium aroma tubuh dan ketiaknya. Kulihat bulek nita tersenyum saja melihat kelakuanku. Aku dengan menahan nafsu menempelkan kontol tegangku lalu menggeseknya dipermukaan pahanya. Menggeseknya perlahan dan terkadang menekan-nekannya. Sungguh kenikmatan yang sangat menggairahkan.

Setelah agak lama dalam keadaan seperti itu dan melihat lampu hijau darinya aku yang sudah dikuasai hawa nafsu lalu berpindah mengambil posisi berdiri dibelakangnya. Kutempelkan kontol tegangku dibelahan pantatnya, sambil tangan kananku memegang dan mengelus pahanya dari luar dasternya. Kuarahkan wajahku kearah tengkuknya yang indah dihiasi rambut-rambut halus, kuhirup dalam-dalam aroma tengkuknya. Bulek nita tampak menggelinjang dan menahan geli karena hembusan nafasku di tengkuknya.

Dia kemudian membungkuk untuk mengambil cucian didalam bak dan memerasnya, mengakibatkan kontolku semakin rapat menempel di belahan pantatnya. Melihat posisinya yang menungging dan kegiatan memeras cuciannya yang seperti sengaja di perlama membuatku makin nekat memegang pinggulnya dengan kedua tanganku dan makin keras menyodokkan kontolku di pantatnya. Terdengar suara melenguh darinya yang juga menikmati perbuatan ku padanya. Dia kemudian kembali berdiri sambil tetap menempelkan pantatnya bahkan dia mulai ikut bergoyang menekan kebelakang mengimbangi gerakanku.

Aku yang makin bernafsu langsung menggerakkan tangan kiriku meremas buah dadanya, sedangkan tangan kananku menyelusup masuk keselangkangannya mengelus belahan memeknya dan menggesek klitorisnya dari luar celana dalam. Mulutku tidak tinggal diam, tengkuknya yang ada didepanku langsung habis kuciumi dan kuhisap-hisap. Aroma dari tubuh dan keringatnya membuatku semakin bersemangat.

Bulek nita lalu menoleh kebelakang, menatapku dengan mata yang sayu dan mulut yang sedikit terbuka. Aku pun tak mau membuang waktu dan langsung menyambar bibirnya, kulumat dan kuhisap kuat-kuat lidahnya, kutelusuri tiap lorong mulutnya. Diapun menyambut permainan mulutku dengan ganasnya, lidah kami saling membelit, saling menghisap dan menjilat, saling bertukar liur bahkan sampai mengalir dikedua bibir kami. Tangan kananku lalu menurunkan sedikit celana dalamnya dan langsung menyentuh memeknya. Terasa bulu jembutnya yang tipis dan daging memeknya yang sudah sangat basah. Bentuknya terasa tidak terlalu tembam seperti milik teh lia, sedikit lebih tipis dan kecil.

Sambil terus berciuman dan meremas-remas dadanya yang berukuran sedang, tangan kananku lalu menggosok itilnya secara perlahan dan lembut. Terasa tubuh bulek nita seperti kaget dan tersentak akibat sentuhan di itilnya, permainan mulutnya pun semakin liar. Tangan kirinya lalu bergerak ke belakang, menurunkan sedikit celananku lalu dengan mantap mencengkram kontolku. Tangan halusnya dengan lincah mengocok kontolku dan sesekali menggesekkannya di belahan pantatnya yang ternyata bagian bawah baju telah tersingkap keatas memamerkan pantatnya yang putih mulus dihiasi celana dalam hitam yang sedikit melorot. Terasa memeknya makin lama makin basah, aku kemudian mempercepat gosokan tanganku.

Bulek nita melepas ciuman kami, tangannya menggesekkan kepala kontolku di lubang memeknya yang basah. Terasa tubuhnya makin menegang dan kaku, suara lenguhan tertahan dan beceknya memek bulek nita membuatku makin bersemangat menggosok itilnya. Kedua paha bulek nita makin merapat menjepit tanganku, kepalanya mendongak keatas dan mengeluarkan suara tertahan seperti orang menggigil kedinginan. Tiba-tiba saja bulek nita agak sedikit berteriak, tubuhnya menegang kaku, kedua pahanya dibuka lebar-lebar dan memeknya berkejat menyemprotkan cairan orgasmenya.

Saat kulihat memeknya menyemprotkan cairan yang ketiganya, tangan kananku langsung memeluk perutnya sedangkan tangan kiriku menarik celana dalamnya kesamping, aku memantapkan posisi kontolku yang memang sudah daritadi ada didepan lubang memeknya lalu kutekankan keras-keras kontolku menembus memeknya tanpa menunggu orgasmenya selesan. Bulek nita tampak kaget dengan serangan mendadakku, dia sedikit berteriak dan merapatkan kedua pahanya. Tangan kanannya mencari pegangan pada tiang jemuran, sedangkan tangan kirinya berusaha menutup mulutnya untuk menahan suaranya. Memeknya terasa sangat basah dan licin apalagi ditambah dengan cairan orgasmenya membuat kontolku keluar masuk dengan lancar. Kontolku terasa seperti terjepit dan disedot-sedot memeknya, aku tetap menyodok memeknya dengan tempo cepat.

"aaacchhh.. Ngiiiluuu Laang... Tempik bulek ngiluuu.. "

Aku merasakan memek bulek nita terasa makin menyempit dan berkedut menandakan akan datangnya gelombang orgasme. Aku terus menyodok memeknya tanpa ampun sambil tanganku meremas dadanya dengan keras.

"Laanngg.. Bulek mau ngecrit lagghhiii laaaang.. Aaaccchh.. "

Bulek nita mengalami orgasme untuk yang kedua kalinya, bahkan lebih hebat dari yang pertama. Kontolku terasa sangat tersedot memeknya yang menyemprotkan cairan hangat. Tubuhnya menegang kaku dengan kepala mendongak keatas, pegangan tangan pada tiang jemuran terlepas. Tubuhnya langsung lemas dengan kaki gemetar sehingga tidak mampu menopang tubuhnya. Dengan sigap aku menahan tubuhnya agar tidak terjatuh, tangan kiriku meremas dadanya lembut sedangkan kontolku masih ku biarkan kokoh menancap di dalam memeknya.

Bulek nita berusaha mengatur nafasnya yang memburu, kepalanya disandarkan kebelakang, kearah pundakku. Kubiarkan dia menikmati sisa orgasmenya sambil mengumpulkan kembali tenaga dan kesadarannya. Setelah agak cukup lama, setelah kedutan di memeknya berhenti, dan setelah kaki gemetarnya kembali kuat, kulihat mata bulek nita masih terpejam sambil tersenyum lebar.

"edan kamu lang, ampe dua kali bulek ngecrit"

"hehe enak kan bulek, ampe banjir gitu memeknya"

"hust ini bukan memek, namanya tempik"

"ah sama aja bulek, yang penting enak"

“kamu belum keluar ya, nanti ya bulek masih lemes"

"iya santai aja bulek, kalo dah seger kan enak maennya bisa ngelawan"

"huu dasar kamunya, kayaknya anak alim gak taunya nakal juga ya"

"ah itukan tergantung lawannya, kalo ama bulek sih maunya nakalin terus"

Tok.. Tok.. Tok.. Suara pintu pagar belakang diketuk.

"Dek.. Dek.. Kamu masih jemur baju..? " suara om haryono suami bulek nita memanggil.

Aku dan bulek nita kaget dan kebingungan, langsung kucabut kontolku yang masih tertancap didalam memeknya. Bulek nita sedikit melenguh saat aku melakukannya. Bulek nita langsung buru-buru merapikan pakaiannya. Aku kemudian berlari masuk ke kamar mandi sambil menyambar handuk yang tergantung di jemuran. Didalam kamar mandi aku terdiam mengatur nafasku, kontolku mulai mengkerut dan mengecil, jantungku sedikit berdebar-debar. Lalu kudengar bulek nita membukakan pintu pagar belakang.

"udah selesai dek jemurannya? "

"ini dikit lagi mas"

"kok lama amat tho"

"ini tadi tumpah bak cuciannya, makanya harus dibilas lagi"

"oalah kok bisa tho dek... Yaudah diselesain. Perutku mules dek mau ke wc. Wc dirumah lagi dipakek"

"iya mas"

"pintunya kok ketutup semua dek, apa ada orang"

"kosong kok mas"

Aku makin berdebar mendengar obrolan mereka. Kudengar pintu wc disebelah terbuka lalu dikunci dari dalam, om haryono sudah mulai buang hajat. Aku bersyukur dia tidak mencoba membuka pintu kamar mandi yang bersebelahan dengan wc.

"mas aku dah rampung, sekalian mandi aja lah ya"

"mandi sekalian aja disini dek, dirumah rame"

"iya mas, tapi gak bawa handuk"

"ya nanti tak ambilin kerumah kalo udah selesai"

"yaudah adek mandi dulu ya mas" bulek nita berkata didepan pintu kamar mandi.

Aku lalu membukakan pintu, bulek Nita langsung masuk kedalam sambil menaruh jari telunjuknya diatas bibir memintaku untuk tidak bersuara.

Setelah mengunci kembali pintu kamar mandi, bulek nita lalu berbalik dan langsung menurunkan celanaku. Diraihnya kontolku yang sudah mengecil. Diurut dan dikocok hingga perlahan mulai bangun kembali. Diciumi kepala kontolku, dijilatnya dari bawah hingga keatas. Lalu secara perlahan, dia mulai memasukkan kontolku kedalam mulutnya. Mulutnya terasa kencang menghisap dan menyedot, lidahnya pun aktif mengusap kepala kontolku.

Aku bersandar pada pinggiran bak mandi dan mencengkram rambutnya dari belakang, memaju mundurkan pantatku seirama gerakan kepalanya. Terkadang aku menahan kepalanya dan membenamkan dalam-dalam kontolku hingga terasa mentok di tenggorokannya. Tampak bulek nita tidak keberatan dengan perlakuanku, malah dia menatap ku dengan tatapan binal dan tersenyum.

"kok belum mulai mandi dek.. "tanya om haryono dari wc samping

"iya mas, lagi gosok gigi" jawab bulek nita sambil sejenak melepaskan kontolku dari mulutnya, lalu cuh.. Cuh.. Dia meludahi kontolku dan menghisapnya lagi.

Gerakan kepalanya makin liar, elusan tangan kirinya pada buah zakarku dan deepthroat nya membuat pertahananku akan jebol. Kontolku makin keras dan berkedut, mengetahui itu bule nita malah makin kuat menghisap kontolku. Akhirnya dengan kuat ku cengkram kepalanya dan kubenamkan dalam-dalam kontolku di mulutnya.

Crot.. Crot.. Crot.. Crot.. Menyemprotlah sperma kentalku didalam mulutnya. Tetap kutahan kepalanya dan kubiarkan kontolku didalam mulutnya mengeluarkan semua sisa spermaku yang masih mengalir. Tampak matanya berair mengeluarkan air mata, mungkin sodokanku terlalu dalam ditenggorokannya. Tapi dia tetap tersenyum lalu melepaskan kontolku dari mulutnya. Ditumpahkannya spermaku dari mulut ke telapak tangannya, lalu sambil menatapku dengan binal dia menjilat dan menelannya kembali.

Setelah itu diapun kembali menjilat kontolku membersihkan sisa-sisa cairan yang tersisa. Setelah selesai dia lalu membelakangiku, membuka pakaiannya satu persatu hingga bugil tak tersisa satupun. Tubuhnya putih mulus masih sangat ramping, tak ada lipatan lemak di perutnya. Buah dadanya berukuran sedang dengan puting kecil berwarna kecoklatan. Memeknya sangat imut berwarna agak kemerahan dan lebih kecil jika dibandingkan dengan memek teh lia, jembutnya pun terlihat tertata rapi.

Dia lalu mengambil gayung dan mulai menyirami tubuhnya sambil bersenandung kecil. Menyaksikan semua itu didepan mataku secara dekat otomatis membuat kontol muda ku yang sedikit melemas kembali berontak tegak.

"dek, gilang masih tidur atau sudah bangun" tanya suaminya dari wc sebelah

"tadi sih sudah bangun mas, gak tau sekarang" jawabnya sambil menoleh kebelakang melirik kontolku

"kalo tidur lagi nanti bisa kesiangan dia" sahut suaminya

"kayaknya gak tidur lagi mas, udah bangun dia" aku yang kembali bernafsu melihat tingkahnya langsung membalikkan badannya menghadapku.

Kusambar langsung mulutnya, kulumat dan kuhisap kuat-kuat. Bulek nita tampak agak terkejut sebentar tapi langsung meladeni permainan mulutku. Kupindahkan mulutku kearah putingnya lalu kuhisap kuat dan kugigit kecil dengan gemas.

"aawww.. " bulek nita menjerit karena perlakuanku pada putingnya

"kenapa dek.. " tanya suaminya

"ini mas ada nyamuk nakal gigit pentil adek"

"nyamuk kok pas banget gigitnya milih disitu"

"ya gak tau mas, nyamuknya laki mungkin"

Aku yang mendengar obrolan mereka jadi makin bernafsu, makin kuat kuhisap dan kukecup putingnya. Bahkan kutinggalkan bekas merah di sekitar payudara kencangnya.

"uhh... Masss.. Merah mas nenen adek jadinya... " suara mendesah dan manja bulek nita semakin membuatku gila.

Kuangkat dan kutahan kedua tangannya keatas kucengkram dengan tangan kiriku, mempertontonkan kedua ketiak putihnya yang dihiasi bulu hitam tipis. Langsung kuserbu dengan kesetanan kedua ketiaknya, kuciumi, kuhisap, dan kujilat secara bergantian. Tangan kananku secara brutal meremas payudaranya dan terkadang mencubit dan menarik pentilnya dengan sedikit keras. Bulek nita tampak sangat menyukai perbuatanku pada tubuhnya, tubuhnya bergoyang-goyang seolah menyuruh untuk melakukannya lebih keras lagi.

"maaass nyamuknya nakal lagiii masss.. Adek jadi gateell masss.. aacchh"

"kalo gatel ya digaruk dek.. "

"iyaaahh mas adek pengen digaruuk.. "
Kulepas cengkraman tanganku pada kedua tangannya.

Lalu kuangkat tubuhnya dan mendudukkanya di pinggiran bak mandi. Kedua kakinya kubuka lebar membuat memeknya semakin indah merah merekah aku lalu mengarahkan kontolku ke mulut memeknya, menggesek-geseknya dengan turun naik. Karena takut terjatuh, dia lalu mengalungkan kedua tangannya di leherku. Aku yang khawatir ketahuan suaminya disebelah lalu menghidupkan kran air agar menyamarkan suara aktifitas kami. Lalu Kuarahkan kontolku pada memeknya dan langsung kutusukkan dalam-dalam dengan sekali hentakan. Setelah masuk dan mentok aku mendiamkan sejenak lalu memompanya dengan cepat.

"uuhh maass.. ennak mass.. Adek.. Digaruukk.. Maass.. "

"awas lecet dek garuknya, pelan aja garuknya"

"oohh.. Udah lecceeet mass.. pasti lecceeet maass.. Enakan cepet mass garuknyaa.. Leebbbih ennak.."

Sungguh suatu sensasi luar biasa yang kami rasakan saat ini, bersetubuh dengan gila sementara sang suami ada di ruangan sebelah, ditambah lagi bulek nita yang sambil mengobrol dengan suaminya. Aku merasakan sebentar lagi kontolku akan menyemprotkan spermanya, memek bulek nita pun kurasakan semakin becek dan berkedut. Kami makin mempercepat gerakan kami, saling berlomba meraih kenikmatan.

"sampe gitu amat kamu garuknya dek" tanya suaminya yang agak heran mendengar nada suara istrinya

"iyaahh masss enakk bangett.. Mas.. Adek enakkk maaass.. "

Bersamaan dengan itu memek bulek nita berkedut dan menumpahkan cairan kenikmatannya berbarengan dengan kontolku yang juga menyemprotkan sperma kental. Untuk menahan suaraku, maka saat mencapai klimaks tadi aku menggigit dan menghisap payudara dan puting bulek nita hingga meninggalkan bekas memerah, sedangkan bulek nita melampiaskan dengan menjambak rambutku dan merangkulkan kakinya rapat-rapat kepinggangku. Sambil menikmati sisa gelombang kenikmatan kami, kudengar suaminya seperti sudah selesai buang hajat.

"aku dah selesai dek.." kata suaminya

"adek juga udah mass.. "jawab bulek nita dengan suara yang masih sedikit bergetar

Aku lalu mencabut kontolku, melihat cairan putih dan encer mengalir keluar dari memek bulek nita.

"yaudah, mas kerumah dulu ya ambil handuk" lanjut suaminya

"iya mas, sekalian jubah mandiku ya" jawab bulek nita sambil turun dari pinggiran bak mandi lalu perlahan membuka sedikit pintu kamar mandi mengintip suaminya.

"udah keluar pintu gerbang, kamu cepet mandi sebelum suamiku balik lagi, sengaja bulek suruh bawa jubah mandi biar agak lama disana" kata bulek nita kepadaku.

Akupun kemudian bergegas mandi dan sebelum keluar kamar mandi kami sempat sejenak berciuman. Setelah memastikan kondisi aman aku langsung melesat masuk kedalam rumah.

Setengah berlari aku menuju jalan raya, wah bakalan telat ini, pasti telat. Karena permainan liar ku dengan bulek nita tadi menyebabkan aku lupa waktu. Sampai jalan raya sudah tidak ada anak sekolah yang menunggu angkot, hanya aku sendiri. Asli terlambat. Menyesal? Tentu saja tidak, mengingat apa yang baru saja aku alami bersama bulek nita, terlambat 100 kalipun aku rela.

Sampai didepan sekolahan aku lihat gerbang sudah ditutup dan ada beberapa siswa didepannya yang tidak bisa masuk juga karena terlambat. Dengan berjalan santai aku turun dari angkot dan menuju gerbang. Toh cepat-cepat juga percuma pikirku.

"mang, tolong bukalah mang gerbangnya"ucapku pada mang sahroni satpam sekolahan.

"gak bisa, enak aja. Kamu udah dateng paling terakhir dateng-dateng minta bukain" jawabnya sok tegas.

"alah biasanya juga bisa mang, telat bentar ini. Ntar gampanglah surya 2 batang" ucapku santai, yang didukung siswa-siswa terlambat lainnya.

"telat sebentar apanya, 15 menit neh. Lagian gak bisa. Tuh liat dibelakang ada pak Atmo guru BP dari tadi ngawasin" jawabnya, kulihat pak atmo sedang berjalan kearah kami.

"buka pak gerbangnya, suruh masuk semua. Bikin barisan di samping itu ya. Satu barisan memanjang." ucap pak atmo tegas

Kami lalu masuk dan berbaris sesuai arahan pak atmo, kami berbaris seperti penjahat yang pasrah siap menanti hukuman.

"muka-muka lama semua, tukang telat!" bentak pak atmo sambil berjalan kebarisan paling ujung. Seperti biasa dia akan mengintrogasi satu persatu sambil memberikan hukuman.

"kamu kenapa telat" tanyanya kepada siswa diujung pertama

"gak dapet angkot pak"

"alasan, makanya bangun pagi" sambil menendang tulang kering siswa tersebut dengan ujung sepatunya

"kamu kenapa" tanya pak atmo yang sudah bergeser ke siswa berikutnya

"membantu orang tua pak"

"sok berbakti! Mukamu aja kayak malin kundang! " tulang kering anak itu pun dicium ujung sepatu pak atmo.

"kamu kenapa"

"nganterin adek pak kesekolah"

"adek ketemu gede kamu urusin!" kembali ujung sepatunya menghajar tulang kering.

Tibalah saatnya giliranku.
"kamu kenapa"

"tadarusan pak ampe subuh" jawabku sok religius, berharap tidak kena hukuman seperti yang lain.

"gaya kamu tadarus! Turutan aja gak khatam! " alhasil tulang keringku pun membiru kena ujung sepatunya.

Setelah menghajar tulang kering kami semua, pak atmo memberikan hukuman tambahan kepada kami. Ada yang membersihkan wc sekolah, wc ruang guru, membuang sampah, menyapu, membersihkan kaca jendela. Aku bersyukur karena kebagian tugas membersihkan kaca jendela, tidak terlalu berat dan melelahkan. Tapi apesnya aku kebagian jatah kelas IPA I, kelasnya Mala. Tampak siswa di kelas IPA I sedang fokus belajar, kulirik sebentar Mala yang tampak manis seperti biasanya sedang mencatat sesuatu dibuku.

Bersenjatakan kain lap aku mulai mengelap dan membersihkan kaca jendela, sambil sesekali memperhatikan Mala dari belakang. Guru kelas itu dan beberapa siswa sudah mengetahui kehadiran ku di luar jendela, mereka ada yang tersenyum dan ada juga yang bercanda meledekku. Karena mendengar isi kelas yang mulai sedikit ramai, Mala yang penasaran dan ingin mengetahui penyebabnya menoleh ke belakang dan akhirnya melihatku. Tak ada senyum di bibir tipisnya, tatapan matanya pun sendu melihatku dengan iba. dia bahkan menegur kawan sebangkunya yang menertawaiku. Aku balas menatapnya, memberikan senyuman lebarku seolah berkata its ok, aku gak papa dan jangan khawatir.

Sebenarnya hukuman yang kujalani ini bukanlah sesuatu yang aneh atau baru, hampir setiap hari bisa dilihat pemandangan seperti ini disekolahku. Tapi mungkin karena aku yang dihukum membuat para siswa lain menjadi antusias untuk meledek dan menertawaiku. Mala lalu membalas senyumanku, senyuman manis di bibir tipis yang sangat ingin kumiliki.

"ini ibu, ini ibu budi" ucapku sambil mengelap kaca jendela menirukan iklan layanan masyarakat tentang anak putus sekolah.

Tampak seisi kelas tertawa mendengar candaanku, Mala pun tertawa menatapku sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Terkadang kita akan melakukan hal-hal konyol dihadapan orang yang kita sukai, hanya untuk bisa melihatnya tersenyum.

Teet.. Teet.. Teett.. Bunyi bel sekolah menandakan tibanya waktu istirahat. Teman-temanku sudah berhamburan keluar kelas, aku masih tanggung menyalin catatan pelajaran jam pertama tadi yang tidak kuikuti karena terlambat. Setelah selesai aku buru-buru keluar kelas untuk ke toilet belakang merokok bersama teman-temanku. Berjalan menuju toilet belakang, aku melihat rombongan teman merokokku ada didalam kantin.

Akhirnya aku memutuskan untuk ke kantin saja, sebenarnya selesai menjalani hukuman tadi aku sudah makan dikantin. Makanya tujuanku kekantin adalah hanya ingin minum teh hangat dan makan cemilan saja sambil mengobrol bersama mereka.
Kantin tampak sangat penuh, baik anak kelas I sampai kelas III campur aduk disana. Kulihat di meja bagian tengah ada Mala dan beberapa temannya sedangkan gerombolanku ada di meja pojok dekatnya. Aku lalu melewati meja Mala dan temannya sambil tersenyum menyapa mereka. Aku kemudian duduk dan bergabung dengan gerombolanku, mereka ada yang sedang makan dan ada juga yang sudah selesai makan. Setelah menyapa dan berbasa-basi dengan mereka.

"bu atik, teh anget ya satu" teriakku pada ibu kantin

"manis gak" tanyanya dari balik meja dapurnya

"gak perlu manis bu, yang penting setia" jawabku bercanda sambil melirik ke arah Mala.

Bu atik dan beberapa pengunjung kantin tertawa mendengar jawabanku.

"cuma teh aja? Gak makan sekalian" tanya bu atik sambil meletakkan teh pesananku diatas meja

"gak bu, ngeliat senyumnya aja udah bikin saya kenyang" jawabku sambil melirik Mala yang kebetulan juga sedang melihatku.

Tak kulepaskan pandanganku pada Mala, sambil tetap memandangnya aku meminum teh hangatku.

"hmm manisnya... "

Mala yang mengerti maksudku lalu tersenyum melihat tingkahku

"Mala, tolong ya bisa gak sih gak usah senyum kayak gitu. senyum kok manis banget, kalo saya jatuh cinta sama kamu gimana. Apa kamu mau tanggung jawab" ucapku kepada Mala yang awalnya keheranan lalu menunduk tersenyum malu-malu.

Seisi kantin banyak yang tertawa mendengar perkataanku, bahkan teman-teman mala pun banyak yang menggodanya karena melihat dia tersipu malu.

"eh eh eh dasar kamu ya, udah jangan gangguin Mala. Yang lain aja" ucap ibu atik kepadaku yang kasihan melihat Mala tersipu malu

"gak tau ya bu, kalo liat Mala tuh saya bawaannya pengen ngajak ta'aruf aja.." kembali kantin menjadi ramai sorak sorai mendengar perkataanku, Kulihat Mala makin tersipu dan pipinya memerah.

"masih sekolah udah mikirin ta'aruf, sekolah dulu trus kerja. Emang kamu gak punya cita-cita apa." bu atik menceramahiku

"punyalah bu cita-cita, cita-cita saya tuh cuma sederhana bu" jawabku

"emang apa cita-cita mu? " tanyanya

"cita-cita saya tuh cuma pengen mengumandangkan adzan bu, tapi mengumandangkan adzan nya di telinga kanan anak Mala nanti" jawabku sambil tersenyum kepada Mala dan mengedipkan sebelah mataku.

Kembali seisi kantin menjadi ramai, ada yang menggoda Mala dan ada juga yang menyoraki ku.

"wes cah ayu jangan didengerin itu cah gemblung, jangan mau digombalin dia. Dia itu cuma ngerayu, pokoknya jangan mau sama dia" kata bu atik kepada Mala yang wajahnya sudah sangat merah merona.

"tapi kalo Allah maunya Mala berjodoh sama saya, bu atik bisa apa?“ jawabku kepada bu atik yang membuat kantin menjadi makin ramai.

Mala makin tersipu malu lalu matanya menatap mataku, Sebuah tatapan yang penuh arti. Sebuah tatapan yang membuatku enggan berpaling. Aku seolah terhipnotis melihatnya, hingga tanpa kami sadari kami saling menatap cukup lama.

Hingga Tiba-tiba pandangan mata kami berdua sepintas tertutup sesosok tubuh yang lewat. Sosok itu berjalan cepat kearah bu atik, membayar lalu pergi keluar kantin meninggalkan teman-temannya yang heran dengan tingkahnya. Tak dihiraukan teman-teman yang memanggil namanya, tak dihiraukan bu atik yang ingin memberikan uang kembalian. Sosok tubuh dengan pakaian sedikit ketat, sosok tubuh dengan kulit putih mulus dan rambut di kuncir kuda. Sosok tubuh yang tak kusadari kehadirannya di kantin ini. Jenni...
 
Terakhir diubah:
Nah lo Lang... Ngambek dah tu Jenni...
:haha:
Ngarepnya sih Gilang ekse Ratna...
Ech dapetnya bulek Nita...
Ya udah nikmati aja...
Hahaha...​

Ditunggu kelanjutanya gan Rotitawar :beer:
 
Jenni cemburu...
Apa nanti pelampiasannya ke Andi....
 
Segera halaman 5untuk update

Penasaran sama langkahnya gilang untuk mendapatkan tempik jenni
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd