Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Pelangi di Sudut Sumatera

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
:papi:hemmm,, sejauh ini sih mantep


malah........
menurutku sih....
mantep pake bgt suhu:haha:..

Lanjutkeunnn:semangat:....


#forza_milan:Peace:
 
Emmmm. MANTAF SUHU:haha:
Mungkin akan ada DRAMA diantara cerita gilang :panlok4:
akankah jenni menjadi pilihan terakhir gilang, ataukah bulek nia?. mari tunggu kisah dari TS yang W.O.W :klove:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Cerita kalo rame ya gini, rawan macet. Atau mungkin emang udah ngk ada lanjutannya ya?
 
Dihari sabtu ini, selesai sekolah aku langsung pulang kerumah. Aku bahkan menolak ajakan bonar yang mengajak untuk sepukul dua pukul maen PS, hal ini dikarenakan harus segera pulang karena hari ini ada hajatan dirumah bulek nita dimana aku menjadi panitia. Seperti yang sudah-sudah, pemuda sepertiku dan teman-teman akan kebagian menjadi panitia jaga parkir atau keamanan.

Baru saja aku akan membuka pintu rumah, om haryono datang menghampiriku.

"baru pulang Lang"

"iya om. Gimana om"

"kamu nanti aja ke rumahnya, sorean aja gak papa. disana juga udah rame orang kok. Istirahat aja dulu. Sama ini om mau minta tolong lagi"

"apa itu om"

"mau pinjem rumah kamu, buat istirahat kru orgen tunggal. Gak enak mereka gak ada tempat istirahat. Sekedar duduk-duduk, ngopi atau narok barang-barang mereka"

"ya gak papa om, kalo mau pake kamar kan ada juga kamar tamu sapa tau ada yang mau rebahan atau ganti baju"

"nah cocok itu, gak ngerepotin kan"

"ya gak lah om. kalo mau pake kamar saya juga gak papa, tapi biduannya aja jangan pemain gitarnya"

"hahaha dikasih goyangan ngebor baru tau kamu"

"hehe.. ampe malem kan om orgennya"

“iya dong, malem kan acara kita-kita. Kalo siang gini masih slow karena banyak tamu"

"sip itu om"

"yaudah nanti kru orgennya kesini dianter bulek mu ya, sekalian bawain kamu makan. Belum makan kan"

"ah repot-repot amat om. sekalian eskrim, somay ama pempek ya"

"beres.. "

Setelah om haryono kembali kerumahnya, aku lalu mengambil air wudhu dan sholat. Setelah selesai sholat saat sedang melipat sajadah bulek nita datang.

"Lang... Oh habis sholat ya. Itu bulek bawain makan. Kamu belum makan kan, bulek tarok di meja makan tuh"

"iya makasih bulek"

Bulek nita tampak sangat cantik dan seksi dengan kebaya ungunya. kain kebaya membalut ketat pantat sekalnya, bagian atas buah dada putihnya tampak sangat menonjol menantang. Lehernya yang jenjang semakin seksi dengan efek mengkilap dari keringatnya. Aroma parfum bercampur keringat memenuhi rongga pernapasanku, mengalir cepat kedalam darahku, kemudian berkumpul di satu titik pusat, selangkanganku.

"hust gitu amat ngeliatnya, ampe melotot gitu" bulek nita membuyarkan lamunanku

"bulek seksi banget, jadi ngaceng saya" sambil berkata begitu langsung kutarik bulek nita ke kamarku. Setelah mengunci pintu kamar, aku langsung menyerbu ingin menciumnya. Tapi bulek nita mencegahku, tangannya menahan dadaku.

"bulek juga pengen Lang, tapi gak bisa. Nanti dicariin orang, gak bisa lama-lama disini" ucapnya pelan

"bentar aja bulek, saya pengen banget liat bulek seksi begini"

"tetep gak bisa sayang, nanti baju sama make up bulek berantakan" ucapnya lembut sambil membelai pipiku

"yaudah, di isep aja bulek" ucapku sambil tergesa-gesa membuka celana dan mengeluarkan kontolku.

"nanti lipstick bulek luntur sayang. Dikocokin pake tangan aja ya, mau ya" ucapnya menawarkan alternatif.

"yaudah deh" ucapku mengalah, daripada tidak sama sekali pikirku.

Bulek nita lalu mengocok kontolku dengan tangan halusnya, kontolku yang sudah setengah tegang langsung tegak mengacung merespon aksinya. Baru sekitar satu menit bulek nita mengocok kontolku,

"permisi... Sepada... "
Mendengar itu Bulek nita langsung menghentikan kocokan tangannya.

"maaf ya sayang, itu orang orgen udah pada dateng. jangan marah ya... Tolong ngertiin bulek..." ucapnya pelan sambil mengusap kedua lenganku lalu meninggalkan aku sendiri yang tersiksa menahan nafsu.

"mari-mari silahkan. Dibawa masuk aja semua barangnya. Nah Istirahatnya disini aja, nanti kopi sama makanannya dianter kesini" bulek nita berkata.

Kudengar ada beberapa orang yang datang, ada suara pria dan wanita. Aku lalu keluar kamar untuk melihat dan menyapa mereka. Kulihat ada sekitar 7-8 orang, para kru pria dan 3 orang wanita yang penampilannya seperti biduan. Aku mengenal salah satu dari ketiga biduan itu. Biduan yang telah memberikan pengalaman yang luar biasa padaku, biduan yang telah merenggut keperjakaanku, biduan yang kembali membuat kontolku menggeliat bangun. Teh Lia...
Kami lalu saling melempar senyum, dia bersikap biasa saja seolah tak mengenalku. Aku yang paham juga bersikap biasa saja seolah tak mengenalnya.

"kamar yang bisa dipake istirahat yang mana Lang" tanya bulek nita kepadaku.

"oh itu bulek, yang kamar belakang"

"ini Gilang yang punya rumah ini" kata bulek nita mengenalkanku.

"yaudah bulek tinggal dulu ya Lang. Mas-mas sama mbak-mbaknya silahkan istirahat dulu" bulek nita lalu pergi meninggalkan kami.

Setelah merapikan dan menyimpan barang bawaannya, para kru pria mulai istirahat. Ada yang tiduran, ada yang main hape dan ada juga yang duduk santai merokok. Sedangkan para biduan sudah masuk ke kamar. Aku lalu menghampiri dan bergabung dengan para kru pria.

"dari orgen mana mas?“ tanyaku pada pria yang sedang asik merokok, dari penampilannya kuperkirakan dia berperan sebagai MC.

"Sophia Nada, kamu masih sodara sama pak haryono"

"bukan mas, tetangga dekat aja"

"oh.. maaf ya pada ngerepotin ini"

"wah gak lah, nyantai aja mas. Nanti sampe malem mas orgen nya? "

"iya, sampe jam 10 aja. Anak-anak sini gak rusuh kan"

"aman anak sini mas, tapi gak tau kalo anak luar"

"tapi aman lah ya, kan ada polisi juga ya"

Setelah merasa cukup beristirahat, mereka lalu bersiap untuk kembali ke panggung untuk menjalankan tugas mereka. Dua orang biduan teman teh lia keluar kamar.

"mas, si lia lagi gak enak badan katanya jadi mau istirahat dulu. Nanti kalo dah baikan dia ikut yang malem" kata si biduan berambut pendek kepada si MC

"lah trus gimana, yakin gak dia bisa ikut yang malem. Kalo gak cari gantinya aja gimana" kata si MC

"cuma masuk angin kayak mas. Udahlah gak usah cari gantinya. Malem kan dia udah baikan, cuma perlu istirahat bentar aja."

"yaudah ayo kita berangkat" lalu mereka pun pergi meninggalkan teh lia yang katanya sedang tidak enak badan dikamar dan aku yang entah kenapa malah gembira mendengarnya.

Alunan lagu dari orgen tunggal sudah mulai mengalun, aku duduk dibelakang rumah sambil menikmati rokok classmild ku dan mengawasi keadaan. Setelah rokokku habis, aku lalu masuk kedalam untuk menengok teh lia.
Kuketuk pintu kamarnya lalu membukanya yang ternyata tidak dikunci. Teh lia sedang tiduran diatas kasur sambil memainkan handphonenya. Rambut pirangnya dibiarkan terurai, tanktop merahnya sedikit terangkat memamerkan perutnya yang putih dan sedikit berlemak, sepasang kakinya memakai stocking hitam model jaring-jaring, kaki kirinya ditekuk membuat rok mininya terangkat dan memamerkan gundukan celana dalam hitamnya.
Teh lia tersenyum melihatku masuk, dia lalu meletakkan handphonenya di samping.

"kenapa teh, sakit ya" tanyaku sambil duduk ditepian ranjang

"iya nih. lagi BT, Butuh Tati tayang... " jawabnya genit

"mananya teh yang sakit" tanyaku sambil menikmati kemolekan tubuhnya dari atas sampai bawah. Penampilannya yang seksi ditambah stocking hitam jaring-jaring membuat jantungku berdegup kencang.

"ini nya sama ini.. "ucap teh lia manja sambil menunjuk buah dada dan memeknya.

"mau diapain teh, biar sembuh" tanyaku sambil mengelus kakinya dari bawah ke paha.

"hmm pengen di isep pentilnya, memeknya juga gatel pengen di colokin kontol" ucapnya sambil menggigit bibirnya dan meremas buah dadanya.

Teh lia lalu mengangkangkan kedua kakinya memamerkan gundukan memeknya yang tembam. Tangan kiri teh lia meremas-remas buah dadanya sedangkan tangan kanannya menggesek dan menggosok-gosok itilnya dari luar celana dalam. Aku kemudian memposisikan tubuhku disamping teh lia meremas buah dadanya dengan kedua tanganku. Kedua tanganku seperti tak mampu menampung buah dadanya.

Buah dadanya terasa sangat kencang dan kenyal. Aku lalu menurunkan tanktop dan kutang teh lia kebawah, sepasang payudaranya yang dihiasi pentil kecoklatan melompat keluar. Pentilnya sudah tampak mengeras, urat-urat hijaunya membayang menambah keindahan buah dada yang semakin menggunung karena tertahan tanktop dan kutangnya dari bawah.

Aku lalu menyusupkan tangan kiriku melalui bawah kepala teh lia menuju ke ketiak kirinya, ku usap, kuremas dan kucubit dengan gemas, tangan kananku mengambil alih tangannya menggosok dan mengusap itilnya. Mulutku tak tinggal diam sudah mulai menghisap dan menjilat pentilnya. Tangan kanan teh lia tepat berada di depan kontolku. Tangannya lalu mengusap kontolku dari luar celana.

Aku kemudian mengarahkan mulutku mencium bibir seksi teh lia, teh lia pun langsung menyambutnya. Kuhisap dan kugigit kecil bibir merah teh lia. Kami saling berciuman dengan liar, lidah kami saling membelit, menghisap dan menjilat. Teh lia kemudian memasukkan tangannya ke dalam celana ku, dia langsung meraih batang kontolku dan mengocoknya perlahan. Akupun tidak mau kalah langsung menyelusupkan tangan kananku menggosok itilnya dan tangan kiriku mencubit serta meremas ketiaknya dengan sedikit keras.

"auch lang, pelaaann.. Jangan kasar doong.. " teh lia tampak keberatan dengan perlakuan ku

"maaf teh, saya kebawa nafsu sih"

Aku kemudian bangkit dan memposisikan diriku diantara kedua kaki teh lia. Ku tekuk sedikit dan kubuka lebar-lebar. Memeknya tampak semakin tembam dibalik celana dalamnya. Kusingkapkan kesamping celana dalamnya hingga menampakkan memeknya. Memek yang tembam agak kemerahan dengan jembut yang tertata rapi. Memeknya tampak sudah basah, itilnya pun tampak mengeras mencuat keluar.

Aku kemudian menciumi paha bagian dalamnya dari atas hingga kebawah bergantian kiri dan kanan. Teh lia tampak kegelian, tubuhnya seperti merinding menahan geli. Lidahku kusapukan disepanjang paha mulusnya memberi kecupan-kecupan ringan disana. Tampak lubang memeknya sedikit terbuka dan seperti bernapas mengembang kempis. Kuarahkan bibirku menciumi pinggiran memeknya, gundukan memeknya dan kemudian belahan bibir memeknya secara perlahan. Memeknya tampak semakin basah dan lembab serta mengeluarkan aroma khas nya.

"aahh.. Lang, tetteh.. Gak kuuaat laang.. masukin lang, masukin kontol kamu. Ceepeett.." tubuh teh lia tampak menggeliat, kedua pahanya menutup dan menjepit kepalaku.
Tak kuhiraukan permintaannya, malahan secara perlahan kusapukan lidahku disepanjang garis memek basahnya, mengusap dan menjilat lipatan memeknya. Kuisap dan kutarik-tarik lembut dengan bibirku. Kemudian kuarahkan bibirku menjilat dan mengecup bagian bawah itilnya. Teh semakin menggeliat dan meremas rambutku dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya sibuk meremas dan memelintir pentilnya.

"ouch.. Udah laaang.. Jangan digituin, cepet colok kontol teteh... "

"colok pake apa teh"

"pake kontol kamuu.. Aww.. Udah gatel banget lang... Hmm.. "

Kuarahkan lidahku kelubang memeknya, lalu menjilat dan menghisapnya, lidahku ku korek-korekan mencoba untuk menembus lubang dan masuk ke dalam memeknya sejauh mungkin. cairan memeknya semakin banyak mengalir dan merembes keluar.

Kuarahkan kembali mulutku menuju itilnya, mengecup, menghisap dan menyedot dengan lembut, jari tengah tangan kananku lalu dengan perlahan masuk dan menembus lubang hangat memeknya. Teh lia tampak mendongak keatas dengan mulut menganga. Terasa hangat dan lembab jariku didalam memeknya, setelah kudiamkan sebentar lalu ku maju mundurkan jariku mengocok memeknya sambil bibirku tetap menyerang itilnya. Karena kondisi memeknya yang sangat basah maka kocokan jariku semakin lancar dan cepat. Hisapan dan jepitan serta jilatanku pada itilnya pun semakin gencar. Kembali kedua paha teh lia menjepit kencang kepalaku, tangan semakin keras menjambak rambutku, tubuhnya terasa semakin bergetar.

"aahh.. Lang kamu apain memek teteh itu, ooh.. Hmm cepetin lang.. Teteh mau keluar teteh mau muncraat.. Jangan berenti. teruus lang terus laang.. Tetteeh keeluuaaarr.. "

Aku melepaskan bibirku dari itilnya dan memindahkan tanganku menggosok itilnya dengan cepat. Tubuh teh lia mengejang, dia mengangkat pinggulnya menyambut orgasme yang datang. Memeknya menyemprotkan cairan bening sedikit kental membasahi sprei. Memeknya berkedut dan mengejat, nafas teh lia tampak terengah-engah. Keringatnya tampak memenuhi wajah dan leher jenjangnya. Aku membiarkan teh lia istirahat sejenak untuk menikmati sisa orgasmenya.

Sambil menunggu teh lia memulihkan kembali tenaga dan kesadarannya, aku lalu keluar menuju dapur untuk minum dan membawakan segelas untuknya. Kembali ke kamar aku lalu meletakkan gelas minuman diatas meja dan membuka seluruh pakaianku. Aku lalu mengocok kontol tegangku sambil memandangi keindahan tubuh teh lia yang terkapar lemah. Tidak lama kemudian teh lia membuka matanya dan menatapku dengan tersenyum.

"hmm lemes teteh lang.. Pinter kamu bikin teteh klenger kayak tadi"

"hehe siapa dulu gurunya, biduaan.. "

"huu.. Bisaan aja"

"mau yang lebih enak gak" ucapku meledek teh lia dengan kata-kata yang dulu pernah dia ucapkan padaku saat kami pertama kali bercinta.

"yee nantangin dia, belum tau ya goyangan ngebor"

"mau dong di bor.. "ucapku sambil mengambil gelas air diatas meja dan memberikannya kepada teh lia.

"makasih.. "ucapnya dengan nada manja lalu meminumnya habis.

"aus banget kayaknya, neh cemilannya.. " ucapku sambil menyodorkan kontolku ke mulutnya.

Teh lia langsung menyambut kontolku, digenggam dan di urutnya secara perlahan. Dikecupnya dengan lembut kepala kontolku lalu diciumi sekelilingnya. Teh lia menjilat bagian bawah kepala kontolku,

"aahh.. Enak teeh.. "

Jilatannya kemudian turun sepanjang batang kontolku dari atas kebawah hingga mencapai biji kontolku. Tanpa jijik teh lia lalu menjilatinya dan memasukan kedalam mulutnya, lidahnya menjilat dan menghisap kantong biji kontolku. Tangan halusnya dengan teratur mengocok kontolku perlahan. Aku yang tak mau tinggal diam lalu memposisikan kepalaku di selangkangannya, sedangkan mulutnya masih sibuk mengerjai kontolku. Ah akhirnya bisa mempraktekkan gaya 69 yang selama ini kulihat dari film-film dewasa.

Kembali kusibakkan ke samping celana dalam teh lia dan kutahan dengan tangan kiriku. Kubuka belahan memek teh lia dengan tangan kanan lalu kujilat dan kuhisap dengan rakus. Itilnya pun tak luput dari hisapan dan kenyotan mulutku. Cukup lama kami melakukan gaya ini hingga aku merasa sedikit pegal karena harus menahan pinggul ku agar tidak terlalu menekan kebawah menghujam mulutnya terlalu dalam.

Aku lalu bangun dan berusaha membalik posisi tubuh teh lia. Teh lia yang paham dengan maksudku langsung bangkit dan menunggingkan pantatnya kearahku. Pantatnya yang besar dan bulat terpampang indah didepan mataku. Kusibakkan kesamping celana dalamnya, Disela kedua bongkahan pantatnya tampaklah daging memeknya yang tebal dan tembam. Diatasnya terlihat lubang pantatnya yang kecil dan sedikit kehitaman. Dengan mantab aku mengarahkan kepala kontolku menuju lubang memeknya. Kugesek dan kugosok sebentar sambil memantapkan posisinya. Lalu secara perlahan tapi pasti kudorong masuk kontolku. Sedikit demi sedikit. Memeknya terasa hangat dan basah, dinding-dinding memeknya seolah beraksi menyambut kehadiran kontolku, posisinya yang menungging membuatnya menjadi semakin sempit. Saat telah masuk semua, aku merasa kepala kontolku menyundul sesuatu.

"aaacchhh mentookkh.. Memekh teteh mentok laaang.."

"hmm memek teteh enak banget teh, legit sempit bener"

"goyangnya pelan dulu, memek teteh penuh banget rasanya.. Kontol kamu ngeganjel banget ach.."

Aku kemudian menggoyangkan kontolku secara perlahan, maju dan mundur. memeknya terasa sangat sempit dan memijat kontolku didalam. Terasa seperti agak bergerigi ruang memeknya, mengakibatkan kontolku semakin diserang rasa nikmat yang luar biasa. Disamping itu dengan mempraktekkan gaya doggy style ini aku dapat dengan leluasa meremas dan mengelus bongkahan pantat bohay teh lia. Makin lama gerakan kontolku semakin lancar didalam memeknya, akupun kemudian mempercepat pompaanku hingga menimbulkan suara beradunya bongkahan pantatnya dan pahaku. Teh lia tampak mengimbangi gerakanku, memaju mundurkan pantatnya menyambut hujaman kontolku.

"uhh.. Uhh.. Uhh.. Dalem banget kontol kamu lang.. Memek teteh kerasa mentook.. Ahh"

Kuperhatikan lubang pantat teh lia yang tampak kecil berkerut kedalam. Kuludahi lalu kugosok menggunakan jempolku. Teh lia tampak kaget dan mendongakkan kepalanya.

"kamu apain bo'ol teteh laang.. Owh.. Geli... Lang... Jangan di... Jangan di coloookk..."

Pantatnya tampak semakin liar bergoyang, aku yang gemas lalu menampar pelan pantatnya Plak Plak Plak..! Cukup lama kami diposisi seperti ini.

"uhh laang.. ampuunn.. ahh memek teteh ngilu.. udah duluuu laang.. aww.. berenti duluuu..sshhh.."

Aku yang mendengar erangan dan desahan teh lia bukannya berhenti malah semakin mempercepat sodokanku. Aku meraih kedua tangannya yang dipakai sebagai tumpuan dan menariknya kebelakang. Membuat tubuhnya menjadi tegak dan kepala mendongak, dadanya semakin membusung, punggulnya melekuk indah, pantatnya semakin menungging dan jepitan memeknya semakin menjepit. Kuperhatikan posisi bercinta kami dari pantulan kaca lemari, sungguh pose yang indah dan menggairahkan.

Aku merasakan sebentar lagi akan mencapai klimaks, posisi ini sungguh nikmat dan membuatku tidak bisa bertahan lebih lama lagi. Memek teh lia terasa berkedut dan menghisap kuat kontolku.

"muncrat.. sshh.. muncrat.. memek teteh ach.. muncraaaatt... Aaaahhh..."

Lalu menyemburlah cairan kenikmatan teh lia dengan begitu derasnya, kontolku terasa hangat dan semakin becek terasa. Tubuh teh lia kemudian lemas seperti tak bertulang, aku yang juga merasakan diujung kenikmatan langsung menahan tubuhnya yang akan ambruk. Kurangkul pinggulnya dengan kedua tanganku dan kutarik kebelakang agar lebih menekan kontolku. Lalu dengan sekuat tenaga ku tancapkan dalam-dalam kontolku yang menyemburkan semprotan kencang sperma. Setelah badai orgasmeku selesai, Kulepaskan rangkulan tanganku pada pinggul teh lia, teh lia lalu jatuh ambruk.

Sambil mengelap kontolku yang mulai menyusut, kupandangi keadaan teh lia yang sekali lagi telah memberiku kenikmatan duniawi. pantatnya sesekali berkedut dan memeknya tampak mengalirkan keluar cairan spermaku. nafasnya terengah-engah seperti habis berlari jauh, rambut pirangnya tampak acak-acakan menutupi wajah, tubuhnya tampak berkilau penuh dengan keringat, dan pakaiannya yang acak-acakan tidak karuan. Aku lalu membelai dan merapikan rambutnya, hingga terlihat wajahnya yang tampak kelelahan dengan mata terpejam. kukecup kening dan bibirnya, kututupi tubuhnya dengan selimut dan kemudian berlalu meninggalkannya keluar kamar.

***

Malam hampir menunjukkan pukul 10 malam, hiburan orgen tunggal tampak semakin meriah. Tak henti-hentinya silih berganti orang naik panggung untuk bernyanyi, berjoget, dan menyawer biduan. bahkan panitia dan pihak keamanan harus bekerja ekstra untuk mengaturnya. Suasana yang semakin malam, nyanyian dan goyangan para biduan yang semakin panas membuat kondisi rentan akan gesekan. Hal kecil seperti bersenggolan saat berjoget pun dapat memicu keributan.

Kulihat teh lia sedang berjoget diatas panggung, sejak tadi kuperhatikan dia mendapat lumayan banyak uang saweran. Teh lia tampak lincah dan bersemangat diatas panggung. Rupanya tenaga dan staminanya sudah kembali setelah pertempuran kami tadi. Wanita yang luar biasa menurutku. Tampak beberapa orang berebut ingin berjoget dengannya, para penonton didekat panggung pun tampak melongo dan menelan ludah melihat goyangan dan aksi panggungnya. Memang dibandingkan kedua rekannya, teh lia tampak lebih montok dan bohay. Haha silahkan berkhayal tentang tubuh itu, aku sudah pernah mencicipinya pikirku.

Aku hanya menyaksikan dari jauh bersama beberapa teman ku. Aku memang tidak suka dan tidak pernah naik ke panggung. Selain tidak punya uang untuk nyawer, aku juga tidak bisa berjoget. Daripada akan membuat malu, lebih baik menonton saja dari jauh bersama teman-teman, sambil menikmati beberapa botol minuman anggur putih.

"oke, mohon perhatian semua. Melihat keadaan yang kondusif dan terkendali, serta suasana yang meriah. Maka sesuai permintaan tuan rumah, acara hiburan kita perpanjang sampai jam 11 malam..." pemberitahuan dari MC acara yang kemudian disambut tepuk tangan dan sorak sorai para penonton dan penikmat orgen tunggal.

"buset, kayak maen PS aja nambah sejam" ucapku sambil menuang minuman kedalan gelas lalu menenggaknya.

"tau tuh. udah pada tua juga, gak mikir" sahut somad

"iya, gantian lah ama kita yang muda. Saya kan pengen juga joget ama biduan" lanjut beni alias bendot

"yoi coy, yang pirang bohay banget ya" ucap agus

"eh si andi mana sih kok gak keliatan" tanyaku kemudian membuyarkan lamunan jorok teman-temanku tentang teh lia.

"barusan ada, tapi gak tau sekarang" jawab agus

Tit tit tit tit... Suara hapeku menandakan ada sms yang masuk.

From : Andi Pitak
Sini coy, kebelakang panggung
.

Lah ngapain neh anak sms gini pikirku. Lalu ku balas sms nya

To : Andi Pitak
Ngapain? km aja yg kesini. Ada AP neh masih 3 botol.

From : Andi Pitak
Saya sama ndang, reni, n jenni. Mau kesana ga enak krn kalian lg minum gitu.

To : Andi Pitak
Heleh, biasanya jg gpp. Mau ngapain jg disana

From : Andi Pitak
Iya reni sama endang. Tp ini ada jenni. Lagian mereka ga mau krn ada si bendot.

To : Andi Pitak
Emg kenapa si bendot?

From : Andi Pitak
Ga tau jg. Pokoknya sinilah temenin sy.


Tak ku balas lagi sms dari Andi.

"geser dulu ya coy, mules perut saya" ucapku sambil menepuk perutku sebagai alasan kepada teman-teman ku untuk pergi.

"biasa vigour, kena anggur putih. Ya mules"

"kantongin batu aja coy, buat nahan boker"

"jangan lupa cebok.. Udah bisa cebok belum"

"kalo boker di wc, jangan kebiasaan di kebon"

Tak kuhiraukan lagi ocehan dan celetukan teman-teman yang mencandaiku, aku lalu berjalan menuju belakang panggung ketempat andi. Andi melambaikan tangannya melihat kedatanganku. Kulihat disana ada endang, reni dan jenni. Malam ini Jenni memakai celana jeans ketat warna hitam dan kaos putih bergambar beruang di lapisi dengan sejenis jaket bahan kain berwarna pink. Rambutnya? Lagi-lagi dikuncir kuda. Hmm enak kayaknya kalo dijambak dari belakang. Aarrgh pikiran macam apa itu. Lagian kenapa jaketnya gak di resletingin sih, kan bajunya yang ketat bikin dadanya yang besar keliatan tambah besar. Huft.. ini pasti efek anggur putih tadi, mending vigour aja kan.

"wuih manteb bener jimat kamu ndi, ampe dikerubutin cewek 3 cantik-cantik" kataku sambil merebut bungkusan kacang rebus ditangan endang

"emph.. Bau alkohol mulutnya" celetuk endang sambil menutup hidungnya

"berisik" sahutku

"nyantai sini aja ya kita" kata andi kepadaku

"huft dingin banget ya" kataku sambil sepintas melirik jenni dan buah dadanya.

Mendengar itu Jenni lalu menutup jaketnya dan menaikkan resletingnya, entah dia yang paham maksud ucapanku atau dia merasa risih karena aku melihat dadanya.

"orgennya ampe jam 11 ya" tanya reni

"iya, ditambah sejam" jawab andi

"trus kenapa emangnya ren? Kalian mau ampe selesai disini? Sekarang aja udah cukup malem buat kalian"

"iya, udah malem ini, pulang yuk ren" kata jenni

"nanti sih jen, bentar lagi" sahut endang

"tuh kan. Tadi katanya bentar aja. Mana saya gak bawa motor, nanti gimana pulangnya" keluh jenni sambil manyun memonyongkan bibirnya.

Ugh.. Aku menjadi gemas melihatnya, ingin rasanya kutarik bibirnya. Kutarik dengan bibirku.

"nanti dianter andi aja, bawa motor kan ndi" jawab endang yang seperti sebuah kode kepada andi

"bawa, gampang itu bisa diatur" jawab andi tersenyum

"ih.. Kok gitu, kan tadi kalian yang jemput. Ya kalian lagi lah yang nganter saya" kata jenni yang kembali memanyunkan bibirnya.

Ah sial neh cewek, udah tau gemes liat bibir manyun nya malah tuh bibir di manyunin lagi. Jenni lalu melihat ku, aku yang merasa kepergok sedang terpana melihat bibirnya jadi salah tingkah dan menggaruk-garuk kepalaku yang tidak gatal.

"wuih ada koprok ya itu" ucapku menunjuk ke arah kerumunan orang-orang yang membentuk lingkaran. Koprok adalah nama sejenis judi dadu didaerahku. Biasanya bila ada keramaian maka akan ada koprok juga. Peraturannya sederhana, bandar akan mengocok dadu dengan ukuran cukup besar dan kita sebagai pemain menebak dan memasang sejumlah uang sebagai taruhan.

"maen ah, sapa tau lagi hoki" lanjutku sambil meninggalkan mereka menuju lapak koprok yang diterangi dengan cahaya lampu patromax.

"mau liat ah, yuk kesana...." kudengar suara jenni dibelakang berkata

Dengan mempertimbangkan arah angin, posisi lampu patromax, feng shui dan seramnya wajah bapak-bapak di pojok kanan, aku lalu memutuskan mengambil posisi tepat didepan berhadapan dengan sang bandar.

"Yuk.. Yuk.. Sang Sang Rik, Sang Sang Rik. Gak masang, gak narik! " teriak sang bandar sambil memukul tudung besar penutup kocokan dadunya.

"Yuk Sip. Caniago, Caniago. Cacing jadi nago" ucapku sambil mengibaskan beberapa lembar uang ribuan di lapak koprok seperti pedagang yang baru dapat pelanggan pertama sebagai penglaris. Kudengar suara tawa jenni melihat tingkahku, kulihat kebelakang ternyata mereka berempat sudah berdiri dibelakangku.

Sang bandar lalu mengocok dadunya satu kali. Aku menatap tajam kearah mata sang bandar, mencoba menebak dan membaca pikirannya. Mataku lalu berpindah fokus menatap kearah dadu yang tertutup rapat, mengeluarkan kemampuan tembus pandang seperti stephen chow idolaku di film dewa judi.

Alhasil, dengan segala bakat alami yang kumiliki dan kupadukan dengan ilmu statistik dan probabilitas yang kupelajari disekolah, serta dukungan semangat dari empat orang suporter dadakan dibelakangku. hanya dalam waktu sekitar 10 menit uangku sudah ludes habis, dengan catatan rekor tanpa sekalipun menang.

Dengan langkah gontai dan penyesalan mendalam aku meninggalkan lapak koprok dengan diiringi tawa Jenni, wajahnya tampak bahagia dan mata berbinar. Sejak tadi menyaksikanku bermain dia selalu tertawa dan bahkan berteriak girang ketika pasanganku meleset. Kulirik dengan sebal wajahnya dengan tujuan menghentikan tawanya, bukannya berhenti dia malah meleletkan lidahnya kearahku. Jika sedang dalam keadaan normal wajahnya pasti sangat menggemaskan, tapi karena suasana hatiku yang sedang jengkel justru wajahnya terlihat menyebalkan bagiku.

"kok udahan sih mainnya, ayo main lagi. Seru tau" katanya ceria

"gak ada duit, abis! " jawabku ketus

"makanya jangan kebanyakan gaya" lanjutnya

"cerewet" kataku sambil menyalakan rokok

"ih seneng amat sih jen liat koprok" kata reni

"seru tau. Kapan lagi sih ada koprok" tanya jenni

"ya tiap ada keramaian pasti ada jen. Tapi agak tersembunyi tempatnya. Namanya aja judi" jelas andi

Jenni kemudian pulang dengan diantar endang dan reni, mereka berboncengan bertiga di satu motor seperti cabe-cabean. Sedangkan andi bawa motor sendirian mengawal mereka pulang kerumah dari belakang. Awalnya andi menawarkan diri untuk mengantarkan jenni pulang kerumah, tapi jenni menolak dengan halus. Bahkan Jenni menolak untuk dibonceng andi dan lebih memilih jadi cabe-cabean seperti saat ini. Mereka memintaku untuk menemani andi, tapi aku menolak dan mengatakan ingin segera tidur karena sudah mengantuk.

Sambil merokok aku berjalan menuju rumah

"udah mabok, eh ditambah judi pula" terdengar suara seorang gadis berkata

Hmm kayak lagu dangdut, tapi kayaknya nyindir aku neh, siapa sih. Aku yang penasaran lalu menoleh kearah suara itu berasal. Hmm ternyata ratna berjalan dibelakangku.

"hmm kamu rat, kirain sapa" jawabku cuek melanjutkan langkahku

"lesu amat, kayak kalah jutaan aja" lanjutnya sambil menyusul langkahku dan kemudian berjalan sejajar denganku

"ah cerewet kamu rat"

"minum apa tadi disana?"

"AP, anggur putih. kamu liat ya?"

"liat lah, eh kalo asoka doyan gak?"

"doyan sih, asal jangan tuak aja. kenapa emang?"

"saya ada tuh dirumah. Kalo mau.. "

"serius rat? Darimana?"

"belilah, bikin sendiri mana bisa"

"maulah rat, sebotol"

"ayo kerumah kalo mau"

Aku lalu berjalan bersama ratna menuju tempat tinggalnya, tempat tinggal yang berada tepat disebelah rumahku. Sampai disana aku dan ratna masuk kedalam rumah.

"sepi amat rat, kak yadi kemana"

"udah cabut ke tangerang kemaren" Ratna lalu masuk kedalam kamar, tak lama kemudian dia keluar sambil membawa dua botol asoka. Ratna memberikan sebotol kepadaku dan membuka botol satunya lalu meminumnya seteguk.

"minum juga rat?“

"kadang-kadang kalo lagi pengen aja atau lagi kumpul sama temen"

"wah baru tau saya"

"emang baru kamu yang tau disini"

"sip, aman rahasia tenang aja"

"mau dibawa pulang apa minum sini lang"

"kenapa emang"

"minum sini aja sambil nemenin saya juga mau minum. Kita minum di teras atas aja"

"ayolah, minum sendiri juga gak enak"

tempat tinggal ratna memang memiliki 2 lantai. Di lantai atas hanya berupa satu buah kamar dengan teras kecil didepannya. Ratna lalu berjalan menuju lantai atas dan aku mengikutinya dari belakang. Ratna mematikan lampu kamar dan teras yang seketika menjadi gelap gulita. Membuat posisi kami aman dan tidak terlihat dari bawah atau samping rumah.

"matiin aja ya lampunya, biar enak nyantai diteras kita. Gak keliatan orang dari bawah" ucapnya

"sip"

Diteras ada sebuah kursi panjang sejenis sofa, Kami berdua lalu duduk berdampingan sambil menggenggam botol kami masing-masing. Tak lama kemudian nokia 8250 ku berdering tanda ada sms masuk

From : 0815xxxxxxx
Udah sampe rumah, jangan sebel lg ya. Piss ;-)


Sms dari siapa ya pikirku, apa mungkin dari jenni. Lalu kuketik dan kukirimkan sms balasan

To : 0815xxxxxxx
Bodo'

From : 0815xxxxxx
Hihihi weekk..
 
Terakhir diubah:
Keduax

Ga papa gan..

Abis :mabuk: Mabuk sama Ratna ada

colok colokan :colok: Ga yaa....

Jenni jinak jinak merpati ihiiiir....

Thank midnight updet nya gan :beer:
 
Terakhir diubah:
Kalah maen judi dapet sampingan nih......
 
bener2 corto stretto...pendek merapat...lawan main tetangga kiri kanan.....sesekali umpan lambung...biduan....
 
Emang bener2 pingin cepet ada update lagi; baca ceritanya pingin lanjut terus
 
Bimabet
:mabuk::mabuk::mabuk::mabuk::mabuk:
oplosan... oplosan... yeah mabok dulu gan
habis mabok si ratna disikat gan :haha::horey:
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd