Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Penderitaan Panlok Erva

Bimabet
Chapter V

Kehidupan memang sulit ditebak, dan dibalik gemerlapnya cahaya, ada bayangan yang semakin gelap. Dibalik kehidupan Istagramku yang hidup dengan socialita, baju-baju seksi bermerk mahal, pakaian renang, dan makanan-makanan mewah, ada kegelapan yang sangat gelap yang terjadi.

"Aarrgh..." aku keluar dari bagasi mobil camry ketika Suri menarik putingku sampai aku keluar. Rasanya putingku sudah terasa sangat pedas dan perih karena terus disiksa oleh Suri. belum sempat aku melihat ke sekeliling mataku ditutup menggunakan karung. Rasa-rasanya aku sempat mengenali basement parkir yang sempat kuliaht saat turun dari mobil tapi karena rasa sakit dan keadaan yang cepat aku tidak tahu pastinya. Aku mendiga ini adalah klub dimana Suri bekerja, tempat aku baisa disiksa oleh mami Nike. Biasanya memang sekiranya 1 bulan sekali, tuan F pasti mampir.

Dalam keadaan telanjang hanya memakai collar anjing dan mata yang tertutup karung aku digiring. Tanganku diikat borgol di belakang dan aku berjalan di lantai yg kotor tanpa alas kaki. Tentunya putingku yang ditarik oleh Suri sebagai kekang sampai aku merasakan aku menginjak lantai seperti keramik dan mendengar pintu terbuka ada suara orang yang kaget karena melihatku.

"Eh ada apa ini ?" tanya suara pria dengan galak.
"tenang pa, temen kami ini lagi pengen cari cowok, dia pengen dientot dan ngisep kontol makanya dia kayak gini. iya kan ?" tanya Suri kepadaku sambil memijit putingku dengan lebih keras.

"i-iya...." ujarku.....
"Bapa mau dilayani lonte ini ?" tanyanya menjajakanku dan aku hanya bisa pasrah.

Suri berbisik di telingaku. "perkenalkan dirimu tanpa menyebut nama," bisiknya

Aku dengan berat hati mempermalukan diriku, "Tuan, saya adalah lonte pecun cina kafir yang bisa dipakai siapa saja. Saya hidup hanya untuk memuaskan kontol-kontol. Saya pantas diperlakukan seperti toilet umum pembuangan peju." ujarku mempermalukan diriku ke orang asing yang bahkan wajahnyapun tidak aku ketahui.

"Berlutut...." bentak Suri.
"iya nona," ujarku menurut. Aku berlutut dan menengadahkan kepalaku kemudian membuka mulutku seperti siap menampung apapun. Dalam hatiku aku menangis dan tersiksa dengan perlakuan seperti ini, tapi pilihanku mudah, menurut atau disiksa lebih parah lagi oleh Suri dan tuan F.

"Gratis nih ?" tanya si Bapa
"iya gratis, bapa boleh panggil temen-temen bapa juga semua sekuriti buat pake dia koq, dia emang suka banget sama kontol" ujar Suri.

"Putih mulus gini, sayang lonte." ujar si bapa sambil aku merasakan ada penis yang masuk ke mulutku. Seketika itu juga dia menarik rambutku dan memaksaku menservis dia secara oral. Dia menjambak rambutku dan memakaiku dam memaksaku deep throat dengan kasar.
"Biasa liat penghuni sini doank yang bening-bening, gak nyangka bisa nyicip yang kayak gini," ujarnya

Aku merasakan penisnya masuk dan mencekikku, tapi aku hanya apsrah berusaha rileks agar tidak tersedak dan menikmati semua perlakuannya sekuriti yang tidak bisa kunikmati.

"apa liat-liat ? Sana lewat !"

"ih...... hiii...." ujar suara orang asing lagi dan terdengar langkah buru-buru dari higheels. Aku merasa ada 2 orang dan salah satunya perempuan yang menangkap kegiatan menjijikan kami. Aku tidak bisa melihatnya karena penutup mataku, tapi rasa malu rasanya menyelimutiku dan membuat harga diriku semakin tercabik-cabik.

Aku hanya bisa pasrah saat orang asing ini dengan sadis mempercepat genjotan ke mulutku dan kemudian dia mencabut penisnya dari mulutku dan membuatku terbatuk-batuk. Kemudian aku merasakan dia membalikanku dan menyuruhku menungging. Aku hanya pasrah saja menurutinya.

Dalam keadaan menungging Suri menginjak wajahku sampai ke lantai sementara pantatku menunggung siap digunakan si sekuriti. Suri menyuruhku memiringkan wajahku dan ada seperti sepatu yang menghampiri mulutku. "Jilat sepatu saya !" perintah tuan F dingin.

Jadi posisiku diinjak higheel Suri di kepala sedangkan lidahku menjilati sepatu tuan F dengan kondisi tersungkur dan menungging. Sekuriti kemudian mulai memasukan penisnya ke lubang Vagina ku.

"Mau anal juga boleh pa !" ujarnya menambah kehororanku.

"wah semua lubang bs dipake ya non ?"
"jawab kalo ditanya...." ujar tuan F

"budak ini hanyalah seonggok daging pemuas nafsu yang tidak boleh menolak apapaun. SIlahkan tuan pakai sesukanya," ujarku lirih.

Dan benar saja tak lama dia memasukan penisnya ke lubanga anusku dan membuatku meronta-ronta karena sakit. Semalaman entah berapa kuli yang menyiksaku dan belum kembali pulih aku sudah diperkosa kembali.

Aku merasakan ada lagi orang yang lewat. Aku tidak tahu bagaimana ekspresinya tapi sepertinya mereka
"Gila ih.... orang gila ngewe di sini." komentarnya melecehkanku.
"Cewek ini emang cuma budak seks, kamu mau pake juga ?" tanya Suri menjajakanku tanpa malu,"gratis loh"

"Gila kalian !" ujarnya lagi sambil menjauh langkahnya.

Sementara itu aku masih disodok di anus dan kadang dia beralih ke vaginaku dan kembali lagi ke anus sambil memukul-mukul pantatku dan meremas buah dadaku dari belakang.

Aku amsih terus menjilati sepatu tuan F dan Suri tak henti-hentinya merendahkanku dengan kata-kata yang sangat menyakitiku. "Lulusan luar negeri jurusan ngelonte ya ? Kasian digedein cuma buat jadi tempat penampungan peju umum. kasian mama papa kamu capek-capek gedein kamu cuma jadi tempat pembuangan peju. Temen-temenmu pasti udah bosen ya pake memek kamu sampe kamu pengen dipake sekuriti segala ?" ujarnya merendahkanku.

"Wah ada barnag bagus gak bagi-bagi !" ujar seorang pria lagi yang masuk.

"Eh Bos Anton," ujar si sekuriti yang mendadak malu.
"Mau bos, ini barnag bagus bos, gratsi lagi dikasih mbak ama bos yang ini," ujar si sekuriti.

"Halo," ujar Suri ramah menggoda si Anton ini. "Mau pake budak ini juga pa ? Temen saya lonte ini super kegatelan dan lagi pengen dilecehkan makanya saya bawa ke sini," ujar Suri seenaknya

"Kalo bro mau pake, boleh bro, abis ini kita bawa aja ke tempat bro," ujar tuan F. Kemungkinan keduanya sambil berjabat tangan dan kebirkutnya mereka berbicara seolah aku tak ada di sana sementara pikiranku semakin blur karena sekuriti menaikan ritmenya dan mempercepat keluar masuknya dari lubang-lubang kenikmatanku sementara aku masih menjilati sepatu dan Suri menekan wajahku dengan sepatunya semakin keras.

"Wah boleh juga nih, kebetulan capek nih," ujar Anton. "Bisa disuruh mijit bro ?"
"Disuruh minum pipis aja dia bisa koq bro," ujar tuan F

"hahaha bener-bener perek nih," ujar si Sekuriti, "memek sama anusnya enak banget"
Aku sendiri sudah merasakan kenikmatan dan rasa sakit yang sedang terjadi melanda diriku dan kemudian aku merasakan ada sperma hangat yang dihembuskan di dalam vaginaku.

Kemudian si sekuriti mencabut penisnya. "Bersihkan kontolnya bapa ini," ujar Suri menarik rabutku dan mengarahkan wajahku ke kontolnya si sekuriti yang masih belepotan sperma. Aku dengan menurut menjilati penisnya dengan perasaan jijik dan rendahan. "telen semua !" ujar si Suri. aku hanya apsrah dan menelannya sambil setengah menangis.

"bilang apa ?" tanya Suri lagi sambil memelintir buah dadaku.
"M-makasih !... makasih...." jeritku. Ketika Suri melepaskan cengkraman dari dadaku aku langsung tersungkur menyembah ke lantai. "Terima kasih telah menggunakan tempat pembuangan peju ini seperti semestinya." ujarku merendahkan diriku.

"banyak bacot emang dia !" ujar tuan F yang kemudian menyepak kemaluanku dengan kasar sehingga aku tersentak kaget dan jatuh dengan sperma yang langsung menetes keluar dari liang vaginaku ke lantai.

"Ah kotor lagi lantainya karena tetesan sperma. Bersihiin !" ujar Suri menarik rambutku dan mendorong wajahku ke lantai yang ada spermanya, "jilat sampai bersih ! telen !" perintah Suri yang hanya bisa kupatuhi dalam keadaan menyedihkan.

"buka mulutmu, tuan sekuriti mau pipis !" ujar Suri memerintahkan. Aku dalam tangisanku hanya bisa kembali berlutut dan menagdah serta membuka mulutku menanti air seni kotoran dari si sekuriti yang tak lama mengencingi mulutku.
"telan sampai habis" perintah Suri dan semakin terinjak-injaklah ahrga diriku. aku kini bahkan lebih rendah dari kebanyakan pelacur. Aku benar-benar tak lebih dari urinoir berjalan tempat pembuangan air seni dan peju.

"Wah jarang nih nemu barang bagus yang nurut. Nemu di mana bro ?" tanya Anton ke tuan F.

"Ada deh, yuk kita bawa ke unit lu." ujar tuan F.

"Makasih ya Pa udah mau muasin temen kita," ujar Suri ramah ke sekuriti. "Kita gak lama koq pa di dalem. paling sejam dua jam udah gitu nanti tengah malam mau keluar lagi. Kalo bapa masih di sini ajak beberapa sekuriti ke sini 2 jam lagi mungkin ketemu kita lagi dan bisa pake nih lonte lagi sebelum kita pergi keluar." ujar Suri.

"Oke non ! nanti bapak siapin kontol lebih buat muasin temen non yang lonte itu" ujarnya

"Bener nih gratis ?" tanya Anton
"Kita cuma bantuin temen aja, nih perek pengen kontol ya dia masochist akut gt" ujar Suri. Aku tidak tahu lagi mungkin saja aku memang masochist setelah selama ini disiksa dan dipermalukan.

Aku ditarik untuk berdiri kembali dengan putingku yang jadi bulan-bulanannya Suri kemudian ditarik ke lift. Tak lama kudengar suara pintu lift tertutup. Tak lama lift kembali terbuka dan ada suara pekikan kaget saat orang melihatku. sepertinya mereka menolak untuk naik bersama di satu lift.

Aku tahu ini bukan tempat mami nike, sepertinya ini mungkin apartemen tempat Suri. "tinggal di lantai berapa ?" tanya Anton kepada Suri yg masih memegang putingku. "Oh di lantai 20an" ujar Suri sok misterius.

"Lonte ini tinggal bareng kamu ?" tanya Anton
"gak koq, dia tinggal di kandang !" ujarnya lagi sekenanya.

tak lama pintu kembali terbuka dan ada lagi saura kaget dari beberap cowok. "Masuk aja !" ujar Suri. "Lumayan selama di lift kalian bisa grepe-grepe lonte ini gratis loh"

Aku segera merasakan ada tangan-tangan menggerayangiku dan lift bergerak naik kembali. Payudaraku dan vaginaku langsung jadi objek permainan di lift itu untuk beberapa saat.

Perasaanku semakin hancur kini, entah sudah berapa banyak cowok-cowok asing yang melihat tubuh telanjangku, bahkan satu satpam sudah menikmatiku dan aku tak tahu yang mana.

"koq lontenya bau pipis ya" ujar seorang pemuda yang menggerayangiku.

"dia abis minum pipis," ujar Suri. "Ada yang mau pipis ? temen lonte saya ini suka sekali minum pipis."

Aku semakin menangis dan sekali lagi Suri memaksaku berlutut mengadah dan seorang pria mengencingi mulutku lagi di lift yang bergerak. Aku harus menelan air seni orang asing yang wajahnya saja aku tidak tahu.

Saat itu perasaanku benar-benar kacau rasanya, malu dan terhina sekaligus excited. Entah semuanya menjadi satu ditambah perasaan terhina dan kesedihan yang membuat air mataku tak bisa berhenti mengalir.

Tidak lama tangan-tangan yang memegangku berkurang ketika lift berhenti dan kudengar ada suara suara photo handphone yang berbunyi, seseorang memotretku. Bahkan mungkin beberapa memvideokanku tanpa kuketahui. Tapi malamku masih panjang dan aku hanya bisa pasrah saat pintu lift terbuka dan putingku kembali ditarik Suri untuk berjalan menyusuri lorong dan akhirnya masuk ke dalam sebuah ruangan.

Aku tak tahu ruangannya sebesar apa tapi kemudian Suri membawaku masuk ke dalam satu pintu yang lain dan aku merasakan aku masuk ke dalam kaamr mandi.
"ada liserin di dekat wastafel" ujar Anton dari luar.

"Oh ya.... kami akan mencuci pelacur ini supaya kau bisa menggunakannya," ujar Suri menyuruhku berlutut dan kemudian mendorong wajahku masuk ke toilet bowl lalu memflushku berkali-kali. "Kumur di sana !" bentaknya.

Aku merasakan sensasi yang lebih terhina saat aku harus berkumur menggunakan air dari toilet bowl. Dan kini penutup mata dari karung yang menutup mataku menjadi basah dan berasa sangat tidak nyaman untuk digunakan. Ingin aku melepasnya tapi tidak bisa karena tanganku terborgol dibelakang.

"amm....ppphhhhhhhhhhurrrhhrhrhrr" aku mencoba minta ampun karena dengan sadisnya Suri menaikan dan menyelupkan mukaku sesukanya sambil memflush berkali-kali.

Ketika air flush berhenti aku baru bisa bernafas lega dan kemudian dia menjambakku dan menggiringku beberapa langkah kemudian aku dipaksa berkumur liserin dan bersih-bersih. Ia menyiramku dengan jet washer dan dalam keadaan basah kuyup aku dibawa keluar dari wc ke ruangan berAC yang sangat dingin membuatku mengigigil.

Suri tidak lupa memasangkan nipple clamp di kedua putingku yang terkait dengan rantai "Kalo ditarik, gini dia akan nurut dan bro Anton dengan mudah bisa menggeser-geser dan menggerakan budak ini," ujar Suri sambil meanrik-narik rantainya membuat putingku tersiksa.

"nih, lontenya bro Anton," ujar Tuan F "Silahkan dipakai, nanti sejam lagi kami akan jemput dia." ujar tuan F dan aku mendengar keduanya meninggalkanku dengan orang asing ini. "Kamu kalo gak nurut sama tuan Anton bakal aku hukum !" ujar tuan F memperingatiku sesaat sebelum meninggalkan ruangan.

Aku merasa seperti barang yang dipinjamkan oleh tuanku dan rasanya sangat memalukan dan menyedihkan. Kedinginan karena basah aku akhirnya berlutut sambil mengigil karena ACnya sangat dingin sekali.

Suasana awkward terjadi, aku hanya mengigil kedinginan. dalam hatiku jikalau si Anton ini mau pakai aku, segeralah dia pakai aku, jangan diam seperti ini juga. Menunggu membuatku gelisah dan kedinginan ini membuatku sedikit gila.

"Er boleh kumainkan ini ?" tanyanya sambil memainkan nipple-clampku membuatku merintih kesakitan.

"Silahkan tuan lakukan apapun yang tuan inginkan, budak ini tidak memiliki hak apapun untuk menolak." ujarku pasrah.

Kemudian dia memainkan nipple clamp di dadaku sambil tangan satunya menyentuh vaginaku yang entah kenapa mulai becek.

"Buka mulutmu," perintahnya
Aku segera membuka mulutku dan tak lama mulutku dipenuhi penisnya. Aku segera memainkan lidahku menjilati penis yang memasukiku sementara ia sepertinya berdiri di depanku tangannya yang satu memegang kelapalu dan memajukan wajahku agar deepthroat.

Aku hanya bisa pasrah dipakai orang asing yang aku bahkan belum melihat wajahnya. Kemudian dia menggiringku dengan menarik rantai di nipple clmapku dan dia kemudian duduk di kursi atau ranjangnya dan aku berlutut di hadapannya. Kini tangannya bisa meraih rantaiku dan dia mengarahkan kepalaku ke penisnya. Ia melakukan ini sampai akhirnya setelah panjang dan mulutku pegal karena hampir dua puluh menit dia memaksaku untuk mengulum penisnya sebelum akhirnya dia berejakulasi di mulutku dan memaksaku menelannya.

"apalagi yang biasa budak seperti kamu lakukan ?" tanya Anton mulai bingung harus ngapain aku setelah dia memuncratkan spermanya.

"Terserah tuan, saya ada hanya untuk disiksa dan memuaskan tuan. Apakah tuan ingin menggunakan vagina atau menyodomi saya ?" tanyaku dan aku merasa sangat rendahan ketika selesai mengucapkan kalimat itu.

"gak mau, perek kayak kamu gak tau siapa aja yang pake. Penyakit juga saya gak tau !" ujarnya dengan nada agak merendahkanku. Entah kenapa aku merasa terpukul dan terhina sekali karenananya. Memang ebanr vaginaku ini sudah dipakai banyak orang dan mungkin emamng sudah tidak ada harganya lagi. Bahkan orang dikasih gratispun sudah tidak mau kecuali orang-orang kelas bawah mungkin yang mau.

"Jadi apa yang biasa kamu lakukan untuk menyenangkan tuanmu ?" tanya Anton lagi.

"Budak ini biasa disuruh bekerja tuan, tapi dengan kondisi tidak bisa melihat dan terikat seperti ini budak ini mungkin tidak bisa bekerja membersihkan tempat tuan. Mungkin.....Budak ini bisa menjadi pelampiasan kekesalan tuan juka tuan sedang kesal. Silahkan cambuk budak ini atau pukul budak ini untuk melampiaskan kekesalan tuan," ujarku pasrah

"Ah boleh juga gw lagi kesel sama bos gw, sini gw cambukin lu pake ikat pinggang gw"

Aku hanya pasrah dan menangisi nasibku yang sebentar lagi akan dipukuli tanpa alasan yang jelas.
"Buka lebar kaki loe," perintahnya "biar gw cambuk memek dan tete loe" ujar Anton

"B-berapa banyak tuan akan mencambuk hamba ini ?" tanyaku ketakutan

"yah 20 kali deh," ujar Anton enteng.

Aku berlutut dan melebarkan kakiku siap menerima yang terburuk di dada dan selangkanganku.

Cambukan pertama dari ikat pinggang segera menghantam dadaku yang berhiaskan nipple clamp, rasanya sangat sakit sekali seperti ada besi yang masuk mengahajar kedua putingku.

Belum sempat aku berteriak karena rasa sakit cambukan berikutnya sudah mendarat di vaginaku yang membuatku melolong kesakitan....

"mana kamu gak hitung ?" tanya Anton sadis. "ulai dari awal ya kalo gitu ?"

"....i...iya tuan...." ujarku pasrah masih merasakan rasa perihnya cambukan yang tidak dihitung itu.

"S-satuuu!!! " jeritku ketika cambuk itu kembali lagi menghajar buah dadaku. Menyentakan nipple clampku dan juga membuat dadaku terasa sangat sakit. ""M-makasih tuan....!" ujarku buru2 dengan harga diri yang sudah habis.

"DU.....DUAAA !!!" jeritku ketika cambukan kedua mendera vaginaku.

"T-te-terima kasih tuan....huhuhu......huaaaa Tiga !!!! T-teirma...."

Anton terus mencambuki aku hinga akhirnya,
""d-dua puluh !!! terima kasih......tuan...terima kasih tuan.....terima kasih tuan..." ujarku dan segera aku jatuh ke lantai merasakan perih luar biasa di kedua puting dan vaginaku. Rasanya seperti terbakar dan aku entah bagaimana merasakan rasa sakit yang sangat luar bisaa di area intimku itu.

"Ah lega juga !" ujar Anton sambil menarik rambutku dan kembali memposisikan aku untuk mengulum penisnya yang kembali menegang. Aku yang kesakitan hanya tak berdaya membiarkan putingku kembali ditarik utnuk berlutut kembali. Aku kemudian membuka mulutku dan dengan pasrah membiarkannya mendeepthroat mulutku.

"Jilat yg bener," perintahnya.
aku terus menjilati penisnya dan memainkan penisnya dengan mulutku, sesekali ia memaju-mundurkan kepalaku dan setelah beberapa belas menit aku yang mulai pegal akhirnya merasakan ada kedutan dari pensinya lalu aku membiarkannya menyemburkan sperma hangat lagi ke mulutku yang segera kutelan walau sebagian keluar dari mulutku karena banyak.
"mulut kamu emang enak lonte," ejeknya.

"Ya sudah aku jadi ngantuk," ujarnya sambil menarikku yang masih belepotan sperma di sekitar mulutku. kemudian dia membuka pintu menyuruhku berlutut dan entah mengikatkan sesuatu ke collarku dan juga menempelkan sesuatu seperti kertas dengan lakban di bawah payudaraku yang terekspos bebas.

"Ya sudah kamu tunggu tuanmu di sini ya budak !" ujar Anton. "sampaikan terima kasihku," aku mendengar suara pintu ditutup di belakangku dan aku sadar aku berada di lorong sekarang dalam keadaan telanjang tak berdaya.

Apa yang harus kulakukan sekarang ? aku mulai panik dan ketakutan. Apakah aku harus bergerak ? atau aku diam saja menunggu di sini ? Bagaimana jika ada orang yang menemukanku ?

Baru kali ini aku mengharapkan agar Suri segera kembali ke hadapanku. Aku memang sudah gila.
Wuaaaaa masochist akut, itu aku banget say
 
lanjoottt cakep abisss :D
hihihihi
lets see kalo d lorong diapakan yaaa sama orang lewatt hihihiih
ciii nulis ini outfinya apaan? hihihi ;) ;) ;)
 
Ayo Hu nipple ama klit nya disiksa, masa cm dicambuk ama dijepit doang...
 
Bimabet
bisa ya bikin tulisan begini..mengalir dan enak dibaca..bahasa kontrak dan hukumnya juga bagus..imajinasinya juga luar biasa..salute buat miss erva...kl skill nulisnya begini bikin novel normal jg bisa best seller...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd