Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG PENGIKUT ALUR (A SLICE OF LIFE & SEX)

Bidadari pendamping Yas favorit suhu di sini?

  • Inne

  • Dita

  • Ojay


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
Bimabet
8

“Dit! Dit! Ribut, Dit!” ucap Cika terengah-engah.

“Ribut? Siapa?” tanya Dita panik.

“Siapa, Cik?” Rendy langsung bangkit dari duduknya.

“Dewan, ribut sama warga!” ucap Cika yang langsung menarik tangan Dita.

Rendy mengikuti langkah mereka. Sangat terlihat wajah kepanikan Cika. Campur aduk antara takut, bingung, dan panik menyatu di ekspresi wajah Cika. Dengan langkah yang terburu-buru, setengah berlari mereka bertiga menghampiri Dewan yang sedang dikelilingi 8 orang pemuda.

“Satu-satu anjing!” teriak Dewan.

“Si bangsat sok jago,” ucap salah seorang dari mereka.

Rendy dan Cika menanyakan awal kejadian kepada Rani kenapa bisa sampai seperti ini. Rendy sembari mengawasi pergerakan dari mereka. Selama masih adu bacot Rendy tak akan langsung bergerak. Mencari informasi valid terlebih dahulu. Perlahan 3 orang di antara mereka mulai mendekati Dewan yang sudah memasang kuda-kuda. Saat ke 3 orang itu maju secara serentak. Rendy mulai berlari ke arah mereka dan langsung mendaratkan tendangan spinning kicknya yang mengenai perut.

“Brukkk…,” suara tendangan Rendy yang tepat mengenai bagian perut si pemuda jaket biru.

“Anjing bangsat!” teriaknya meringis menahan sakit.

8 pemuda itu yang awalnya mengitari Dewan kini terbagi dua, 4 orang langsung mengerubungi Rendy. Dewan mulai memperlihatkan kepiawaian bela dirinya. 4 orang sekaligus menyerang Dewan namun tak ada sedikitpun serangan yang masuk. Dewan bergerak menghindar dengan pergerakan yang cepat. Ia membungkuk ketika pukulan mentah ke wajahnya, kaki kanan diayunkan ke belakang menghantam dada yang menyerangnya dari belakang. Mereka mulai ngos-ngosan sendiri karena serangannya tak ada yang masuk kepada Dewan yang berhasil membaca pergerakannya. Kedua lutut Dewan menekuk menahan kuda-kuda untuk melalukan spinning kick. Dengan melayang di udara ia menghantamkan kaki kirinya ke wajah pemuda sebelah kirinya, kini bagian kaki kanannya yang menghantam leher pemuda sebelahnya. Terakhir ketika kedua kakinya mulai mendarat, ia memanfaatkan ayunan tubuhnya untuk power sikut ke pemuda yang dibelakangnya. Combo dari Dewan berhasil menumbangkan 3 orang sekaligus.

“Hhaahhh…,” lenguh Dewan mengatur napas setelah melakukan combo.

Ia lengah, masih ada sisa 1 orang lagi yang bersiap memukulnya dengan balok.

“Modar anjing!” teriak orang itu.

Belum sempat mengayunkan balok untuk memukul Dewan, wajah si pemuda telah tersungkur terlebih dahulu di tanah yang dihantam tendangan telak dari Dita. Tak main-main orang itu langsung tak bergerak. Pingsan.

Semua peserta digiring menuju tenda oleh Rani untuk meminimalisir kejadian tak diinginkan.

“Ren!” teriak Dewan yang melihat seorang pemuda akan memukulnya menggunakan kayu yang cukup besar.

2 orang telah tumbang oleh Rendy, yang sisanya belum bergerak. Menunggu Rendy lengah.

Rendy reflek menengok ke arah belakang dengan posisi tangan menangkis. Namun rupanya pergerakan Rendy kalah cepat. Sepotong kayu yang cukup besar telah mendarat di kepalanya.

“Krakkk…,” suara kayu yang patah karena dihantamkan ke kepala Rendy.

Seketika darah segar mengalir dari kepala Rendy membasahi rambut dan dahinya.

“Bangsat!” teriak Dewan yang langsung berlari ke arah pemuda itu.

Sedangkan Dita langsung ke arah Rendy, tangannya menopang kepalanya yang bercucuran darah.

“Wing! Urusin Rendy!” teriak Dita yang langsung bergabung bersama Dewan.

Muka Dita merah padam menahan amarah yang bergejolak di dadanya. Ekspresinya datar, alisnya sama sekali tidak berkerut. Tatapan matanya tajam ke arah pemuda yang menghantam kepala Rendy. Pemuda itu cukup getir melihat tatapan Dita yang seperti iblis jahanam. Perlahan mereka melangkahkan kaki ke belakang.

“Apa nih lonte, mau sok jagoan juga hah?” ucap pemuda itu.

Dita diam tak menggubris, tetap melangkahkan kakinya menuju pemuda itu. Dewan mulai menyerang pemuda yang satunya lagi. Namun tangannya merogoh saku celana, mengeluarkan pisau lipat dan langsung mengarahkannya ke Dewan.

“Sini lo anjing! Gua matiin lu bangsat sok jago!” ucap pemuda itu seraya tersenyum licik.

Dewan mulai mengatur jarak, memperhatikan gerak kaki dan tangan si pemuda. Ia tetap tenang dan fokus memunggu lawan bergerak terlebih dahulu.

“Aaakhhh…, anjing sakit bangsaatttt…,” teriak pemuda sebelah memegangi pelipisnya yang bocor karena serangan dari Dita.

“Bugg…, prak…, keplaakkk…,” suara pukulan-pukulan Dita yang menghantam bagian wajah si pemuda yang sudah tersungkur di tanah.

“Udah cuman segitu doang? Bukan laki lo anjing! Cuhhh…!” ucap Dita dengan datar seraya meludahi wajah si pemuda.

Sontak fokus si pemuda lawan Dewan terganggu karena sempat melihat kebrutalan Dita. Kini Dita menatapnya dengan tatapan tajam. Tangan si pemuda yang memegang pisau lipat sedikit gemetar melihat tatapan Dita. Dewan tak ambil pusing langsung memanfaatkan itu dengan menendang tangan si pemuda untuk menjatuhkan pisau lipatnya dan langsung menyimpannya.

“Dit, Sikat!” ucap Dewan pada Dita yang semakin dekat ke pemuda itu.

“Apa lo lonte anjing?!” teriak si pemuda.

Dewan tersenyum jahat menatap ke pemuda itu dan mulai berjalan ke arah Rendy yang sedang di perban kepalanya di tenda.

“Aaakhhh…, bangsat tangan gua anjing!” ucap si pemuda yang memegangi tangannya karena pukulannya berhasil ditangkap oleh Dita yang langsung memelintirnya ke belakang.

“Krekkk…,” suara urat tangan yang tertarik terdengar sangat renyah.

“Aaahhhnjinggg!!!” teriak si pemuda kesakitan luar biasa karena tangannya di submission Dita. Pemuda itu berteriak-teriak menahan sakit yang luar biasa.

“Duggg…,” suara tendangan Dita dari samping ke arah kepalanya yang langsung membuat pemuda itu mencium tanah.

“Berisik lo anjing!” ucap Dita seraya menekan kepala si pemuda dengan kakinya ke tanah.

Begitulah Dita, ketika amarahnya sedang memuncak. Tak banyak bicara. Pergerakannya mematikan sekaligus mencabik-cabik harkat martabat lawan. Tak ada yang berani mengurnya saat seperti itu. Meskipun amarah memuncak, Dita masih mengontrolnya dalam diam. Tatapan tajamnya seakan menafsirkan semua auranya untuk menggentarkan lawan.

Dita mulai menghampiri tenda dimana Rendy sedang dirawat oleh panitia P3K. Dewan pun mendapatkan perawatan tangannya yang sedikit tergores. Hanya Dita saja yang bersih tak meninggalkan luka sedikitpun.

“Dit, gak apa-apa?” tanya Cika khawatir.

“Nggak, Cik. Aku aman. Gimana Rendy?” tanya Dita.

“Aman, Dit. Sobeknya kecil gak perlu dijahit,” ucap Dewan yang menjawab.

“Kamu aman, Dit?” tanya Rendy sedikit membuka matanya.

“Udah gak usah bangun dulu, rebahan dulu aja,” jawab Dita yang terlihat khawatir.

Rendy mulai berbaring lagi, ia sedikit pusing karena darah yang keluar lumayan banyak meskipun sobek di kepalanya kecil.

“Gimana peserta?” tanya Rendy pada Rani.

“Udah, peserta aman. Udah ditangani sama Rani. Iya kan, Ran?” lagi-lagi Dita yang menjawab seraya memandang ke arah Rendy.

“Iya, Ren. Peserta udah masuk tenda semua,” jawab Rani.

“Dit, kamu yang jagain Rendy ya. Biar aku yang patroli sama yang lainnya,” ucap Dewan pada Dita.

Dita diam tak menjawab. Ia menoleh ke arah Rani.

“Udah, Ran. Gua yang tanggung jawab,” sambung Dewan menatap Rani.

Rani mengangguk seraya mengelus punggung Dita. Dewan mengajak Ewing untuk berpatroli.

“Gua sama Ewing patroli dulu ya, kalian istirahat aja,” ujar Dewan menatap Rani dan Cika.

Dewan segera menuju pihak pengelola mengkonfirmasi kejadian barusan dan menyerahkan para bandit untuk ditindak lanjuti. Ternyata sekumpulan pemuda itu sering berbuat onar di area buper untuk menarik uang tambahan (pemalak liar) pihak pengelola juga merasa dirugikan karena mengatasnamakan mereka untuk tindak kejahatan.

“Dit, kalo ada apa-apa kabarin ya,” ucap Rani.

Dita mengangguk setelah berpelukan dengan Rani dan Cika yang kemudian meninggalkannya. Kini di tenda itu hanya ada Rendy yang sedang terbaring.

“Dit, makasih ya,” ucap Rendy lirih.

“Kamu yang kuat,” balas Dita seraya menggenggam tangan Rendy.

Rendy tersenyum dalam mata yang memejam. Jemarinya mengelus-ngelus jari Dita yang menggenggamnya. Dita sama sekali tak memalingkan pandangannya dari wajah Rendy. Perlahan mata Rendy terbuka, memandang wajah Dita yang memancarkan kekhawatiran.

“Kamu khawatir?” tanya Rendy menggoda.

“Nggak!” balas Dita menahan senyum dalam ekspresinya yang dibuat datar.

“Ya udah aku mati aja.”

“Mati aja mati!” jawab Dita kesal melemparkan genggaman tangannya ke dada Rendy.

“Aduh…, uhuk uhuk…,” Rendy sedikit tertawa dan batuk.

“Malah batuk, katanya mau mati!”

“Ya udah nih mati,” jawab Rendy memalingkan wajahnya ke samping.

“Kalo udah di jembatan kabarin.”

“Jembatan?”

“Shiratal mustaqim.”

“Hahahaha bego,” jawab Rendy yang tertawa.

Dita pun ikut tertawa, kini tangannya meraih lagi tangan Rendy menggenggamnya seakan mentransferkan kekuatan.

“Udah kamu tidur,” ucap Dita.

“Iya pusing.”

“Pusing liat kamu cakep bat,” sambung Rendy.

“Becanda mulu, tidur bisi ditampol!”

“Cuppp…,” tiba-tiba Dita mengecup kening Rendy dengan tersenyum sangat cantik seraya menatapnya.

“Gantian,” ucap Rendy tersenyum.

“Gak!”

“Curang.”

“Gak! sana tidur!”

Rendy tersenyum memejamkan matanya seraya mengelus-ngelus jemari Dita di genggamannya. Begitulah Dita, saat pertama kalinya ia menyayangi sosok lelaki lain selain ayah dan kakaknya. Rendy sedikitnya berhasil melunakkan Dita.

Aktivitas mereka selama berpacaran hanya sebatas ciuman dan rabaan. Sebelum akhirnya mereka… Nanti diceritakan di kelanjutan berikutnya hehehe. Selamat menikmati uhus-uhusku.

Terima kasih atas supportnya selama ini. Di sini saya baru pertama kali membuat cerita seperti ini. Jadi mohon maaf apabila saya tidak bisa memenuhi ekspektasi para pembaca yak hehe. Kritik dan saran sangat dibutuhkan sekali. Sekali lagi, terima kasih dan selamat menikmati. Nantikan episode selanjutnya. Ditunggu juga masukan dan sarannya uhus-uhus agar cerita ini menjadi berkembang dengan pertimbangan konsep dan alur penulis hehe. Selamat bermalam minggu!
 
Wah ceritanya menarik bgt ini..
Ijin bangun tenda di mari suhu @Shhh666 ..

Ditunggu update cerita berikutnya suhu..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd