Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Perjalanan Hidup Anak Bali

Poll fantasy seputar ojek yg seperti apa untuk chapter 5 nanti

  • Penumpang muda / Perawan

    Votes: 42 35,3%
  • Penumpang Setengah baya

    Votes: 17 14,3%
  • Penumpang kantoran

    Votes: 21 17,6%
  • Penumpang Berhijab

    Votes: 65 54,6%
  • Penumpang ekshib / maniac

    Votes: 19 16,0%
  • Lain2 silahkan isi di kolom komentar

    Votes: 2 1,7%

  • Total voters
    119
  • Poll closed .
gw ga termasuk ya mbah:pantat:
:pantat::adek::pantat::adek:


makasih suhu untuk update nya
Sama-sama. Makasih juga udah mampir


wayan dimana dirimu siapa lagi yang akan kau emprut,,, keren om masih menunggu apdetannya
Sabar om. Kalo gak sabaran ntar ane kirimin file PDF nya lho...


mantap djiwa hu....

maraton baca iktin storyline...

:semangat::semangat::semangat::semangat:
Mantap Jiwa.... habisin waktu berapa lama om baca marathon?


Ratih juga diembat juga gak?
Semuanya diembat? Rakus bener wayan. Penulisnya gak dapet jatah?
:kretek:
 

Sial, Grace sungguh sangat liar dan binal malam ini. Padahal beberapa hari sebelumnya dia marah dan kesal kepadaku saat kita sama-sama pulang dari kota Manado. Entah apa yg ada di dalam benaknya, yg pasti malam ini dia melampiaskan rasa rindunya kepadaku. Tak peduli jika esok hari kita harus bekerja bahkan ada rencana meeting dengan Owner esok pagi. Dia berkali-kali membuatku mengeluarkan benih-benih manusia yg ku punya. Hingga jam 2 dini hari aku dan dia baru mulai tertidur. Alarm pagi berbunyi kencang membangunkan ku dari lelapnya malam. Aku melihat Grace masih tertidur tanpa sehelai benang. Tubuh sintalnya memang lah sebuah karunia dari tuhan.


“Grace sayang, bangun. Udah pagi”

“mmp. Hey honey, good morning beib”

“ayuk lah bangun. Bentar lagi kayaknya bu Rina bangun”

“iya sayang. Yaudah mandi yuk. Mau di gosokin punggungnya?”

“hmmmm. Punggung titit ya”

“hmmmm. Maunyaaaa!!!”

“hahaha”


Waktu sudah menunjukan pukul 08.00, Bu Rina telah landing di Bandara Internasional Hang Nadim. Dia langsung menuju tempat akan diadakannya meeting dengan owner. Aku dan Grace juga sudah siap, karena kebetulan lokasi tersebut hanya berjarak 5 menit dari hotel tempat aku dan Grace menginap. Aku, Grace dan Bu Rina telah siap di ruang meeting. Sedangkan Mr. Charles sedang dalam perjalanan. Mr. Charles sendiri adalah seorang pengusaha yg cukup sukses di Pulau Batam. Ia melakukan investasi di segala bidang. Khusus untuk Retail, Mr. Charles bahkan sudah melakukan kontrak kerjasama dengan Betamaret, Saingan terberat Indromaret. Mr. Charles sendiri bagiku sudah melampaui kata sukses. Sebab kini ia tidak perlu bekerja mencari uang. Namun ia mampu mempekerjakan uangnya untuk mendapatkan uang.


“Selamat datang di Batam Ibu Rina Nasution beserta Tim. Saya Anggraini mewakili Mr. Charles ingin mengatakan terimakasih yg sebesar-besarnya atas terjalinnya kerjasama ini” Asisten Mr. Charles mengucapkan kata sambutan

“Well, I just want to say thank you to Mr. Charles for his trust in us as his business partner”

"You're welcome, Mrs. Rina. I wish this collaboration can work well and provide great benefits for me and also for you as Indromaret. For the next, I leave it all to my assistant so the communication between us can work in good.I still have a schedule elsewhere. so I beg you to say goodbye first”

“allright Mr. Carles. One more time i am very thank you for your opportunity for us. Goodbye and salam”


“baik bu Rina, disini saya ingin menerangkan apa yg diinginkan Mr. Charles. Pertama-tama saya ingin memberitahu bahwa kita akan mengadakan Walk In Interview di dua lokasi. Pertama di Batam dan yg kedua di pulau Bintan”

“oh. Kenapa tidak ada pemberitahuan kepada kami sebelumnya ya bu? Saya hanya bawa tim 2 orang. Kalau dari awal ada pemberitahuan kan saya bisa bawa tambahan tim lagi”

“aduh saya minta maaf yg sebesar-besarnya bu Rina. Karena saya juga baru tau dari Mr. Charles kalau rencananya seperti itu. Untuk membantu tim ibu, dari kami menyiapkan tim juga untuk membantu. Jadi nanti mungkin ibu bisa memecah tim ibu. Satu disini, satu lagi di Pulau Bintan”

“hmmm. Tapi saya tidak menjamin bahwa hasilnya akan sesuai dengan standar kami ya bu”

“saya rasa sih tidak akan seperti itu. Kan ada perwakilan dari tim ibu. Ditambah dari tim kami jadi pasti akan terpilih orang-orang yg sesuai dengan standar indromaret dan juga sesuai dengan standar kami sendiri”

“baiklah kalau begitu. Saya minta waktu untuk briefing dengan rekan saya terlebih dahulu untuk menentukan siapa yg disini siapa yg disana”

“oke bu, silahkan”


Sesuai keputusan Bu Rina aku ditempatkan di Pulau Bintan. Dengan pertimbangan di Batam kemungkinan Mr. Charles sewaktu-waktu akan melihat prosesnya. Jadi Bu Rina menempatkan Grace karena ia lebih banyak pengalamannya dibandingkan aku. Ditemani Ibu Anggraeni aku menuju Pulau Bintan menggunakan Speed boat pribadi milik Mr. Charles. Perjalanan ditempuh dalam waktu 60 menit. Lanjut perjalanan darat selama 30 menit dari dermaga. Sesampainya di lokasi walk in. Ibu Anggraeni mengenalkanku pada ketua tim seleksi disana yg bernama Ibu Martha Artalia. Kesan pertamaku terhadapnya adalah dia ini seorang ibu muda yg cantik dan smart. Penampilannya sederhana namun elegan.


Seharian bersamanya aku dan dia jadi akrab. Semua karena dirinya yg awalnya bekerja sebagai tour guide. Hal itu membuatnya mudah bergaul dengan siapapun, Bahkan aku yg baru saja dikenalnya. Sikapnya yg sumeh membuatku menaruh perhatian kepadanya. Aku bertanya tentang kehidupan pribadinya, dengan penuh semangat dia menceritakan semuanya. Dari awal dia bekerja hingga bagaimana ia sampai bertemu Mr. Charles. Dia bercerita kepada ku bahwa Mr. Charles ini adalah seorang pengusaha yg sangat baik. Dia sebetulnya warga negara Singapura. Namun ia memiliki banyak usaha di Batam dan Bintan ini. Usahanya mulai dari pariwisata, transportasi, hotel bahkan retail. Mr. Charles bukanlah seorang yg mencari karyawan berdasarkan tingkat pendidikan. Namun dia lebih mementingkan minat dan kemauan seseorang dalam bekerja. Karena menurutnya percuma seorang bertitel jejer 5 sekalipun namun malas bekerja. Dia lebih memilih mempekerjakan seorang yg hanya lulusan SD namun giat bekerja dan mau belajar sesuai dengan kemauannya.


Mendengar ceritanya membuatku kagum terhadap Mr. Charles. Aku pun kagum padanya yg juga seorang pekerja keras. Padahal kalau dipikir, penghasilan suaminya sudah cukup untuk menghidupi dirinya. Namun dia tidak mau mengandalkan uang belanja dari suaminya saja. Karena dia sudah terbiasa bekerja sejak kecil. Selain bercerita tentang dirinya, ia juga memintaku untuk bercerita tentang hidupku. Aku menceritakan apa adanya kepadanya, mulai dari awal hingga sekarang ini. Satu hal yg membuatnya penasaran adalah awal mula aku bertemu Grace, ia masih belum yakin bagaimana seorang bisa langsung percaya saja padahal baru saja bertemu. Untuk pertanyaan itu aku berkata bahwa itu urusan pribadi. Jawaban ku ini justru membuatnya semakin penasaran dan sangat ingin mengetahuinya. Akhirnya aku menyerah, aku berkata padanya jika ingin tau yg sebenarnya aku bisa menceritakannya namun tidak disini. Karena ini adalah hal yg bersifat pribadi.


Walk in hari pertama selesai. Aku dan Martha sudah mengantongi beberapa nama untuk posisi kasir, pramuniaga dan manager toko. Sore hari Martha menagih janjiku. Aku pun mengiyakan dan bertanya kepadanya dimana sebaiknya aku bercerita. Dia mengajakku ke rumahnya dan aku pun mengikuti maunya.sesampainya disana, ia disambut hangat oleh suaminya. Ia mengenalkan ku kepada Barry suaminya.


“Pah, kenalin ini Bli Wayan, rekan kerja Mr. Charles dari jakarta” ujar Martha kepada suaminya

“oh hai Pak Wayan. Kenalkan saya Barry suaminya Martha. Gimana pak Pulau Bintan? Apa panasnya sama kaya di Jakarta?” sapa suaminya padaku

“Ah nggak kok. Enak disini, meskipun panas juga tapi anginnya sepoi-sepoi” jawabku

“disini sih masih kurang enak. Cobalah besok kalo libur ke Lagoi. Disana tempatnya asik pak. Ini kartu nama saya, kalau selesai pekerjaan bapak. Boleh lah nanti ikut Tour Pulau Bintan di Tour Agency saya”

“Wah boleh banget tuh pak. Kebetulan saya sama rekan saya yg di Batam ada rencana Liburan. Tapi belum tau kemana”

“Lho kok pas sekali ya momennya. Oke gini deh, kerjaan pak Wayan selesai kapan? Nanti biar saya sama Martha aja yg antar”

“Walk in kan biasa 4 hari Mas. 3 seleksi, 1 hari final report”

“ya sudah nanti bilang aja sama Martha kalau sudah beres. Biar saya antar. Oke saya masuk kedalam dulu ya. Silahkan kopinya diminum Pak”

“oke Mas Barry. Makasih banyak ya”

“sip pak”


“Gimana Bli ceritanya bisa masuk di Indromaret. Aku masih penasaran lho”

“Aduh gimana ya. Gak etis lah cerita disini”

“lho gak etis gimana sih”

“hmm. Saya ketemu Grace memang bukan cuma pertemuan biasa aja. Awalnya sih memang murni karena pendidikan dan pengalaman kerjaku. Tapi selain itu dia memilih mengajakku bekerja dengannya juga karena aku bisa membuatnya puas diranjang”

“oalah ternyata. Wah Bli Wayan gawat juga nih. Saya takut ah. Nanti saya dirayu juga lagi. Hehehe”

“ah enggak lah. Gak berani saya”

“gak berani disini ya. Besok di Great Hall ya. Huuu”

“eh nggak kok. Beneran”

“hahaha. Eh Bli, makan bareng yuk sama suami saya”

“waduh jadi gak enak nih saya”

“yaelah kalem ajalah Bli”

“okelah”


Malam itu aku dijamu di rumah Martha dengan sangat baik. Dia benar-benar sangat menghormati tamu. Setelah makan malam aku kembali berbincang dengan Barry hingga larut malam. Berbincang tentang hidup, berlanjut tentang politik, hingga ke hal-hal yg menurut ku tidaklah penting. Martha sudah lebih dulu pamit tidur, namun aku dan Barry masih saja ngobrol hingga pukul 23.00. Karena sudah larut malam aku mohon izin pamit kepada Barry. Namun Barry berkata, sebaiknya aku tidur disini saja. Karena perjalanan dari rumahnya menuju hotel cukup jauh dan jam segini mungkin sudah sulit mencari taksi, Bahkan taksi online sekalipun. Akhirnya aku dengan berat hati menerima tawarannya. Malam itu aku tidur cukup nyenyak karena aku kurang tidur dimalam sebelumnya. Ayam berkokok tepat di luar kamar tempat aku tidur. Membangunkan ku dari lelapnya tidur malam ini. Ketika aku terbangun dan menuju kamar mandi, aku berpapasan dengan Martha yg juga baru selesai mandi. Tubuhnya telanjang namun tertutup handuk kecil yg membelit. Handuk berukuran lebar setengah meter itu hanya mampu menutupi payudaranya dan juga vaginanya. Belahan payudaranya masih nampak jelas dan juga paha mulusnya masih jelas terlihat. Aku meminta maaf padanya karena tidak sengaja melihatnya dalam keadaan seperti itu. Dia pun meminta maaf padaku karena tidak memakai pakaian di kamar mandi saja. Kemudian ia berlalu dan langsung menuju kamar tidurnya. Aku masuk kamar mandi dan membayangkan bagaimana jika aku berhubungan badan dengan Martha. Entah mengapa aku seakan bermimpi secara singkat, didalam mimpi itu aku sedang menikmati tubuh Martha. Meremas-remas kedua belah payudaranya. Lalu menjilati vaginanya dan mengakhiri semua dengan semburan sperma kedalam vaginanya. Tiba-tiba pintu kamar mandi diketuk dan tiba-tiba aku tersadar. Aku cukup kecewa ternyata apa yg aku rasakan itu hanyalah sebuah mimpi singkat.


“Bli Wayan, mau kopi atau teh?”

“Eh Bu Martha gak usah repot-repot lah”

“Apalah Bli Wayan ni. Gak repot kok cuma minum aja. Mau kopi atau teh Bli?”

“yasudah kopi aja kalau begitu”

“oke. Mandinya buruan lah. Lagi apa sih? Jangan bilang lagi berkhayal tentang Martha ya. Gak baik!”

“Eh ya nggak lah bu. Tadi aku habis buang air aja”

“oh, yaudah pak buruan, sarapan juga udah siap”

“iya Bu”


Sial dari mana dia bisa berpikir jika aku berkhayal tentangnya. Aduh kacau sekali hidupku, dimanapun aku singgah selalu saja mudah sekali wanita bersikap seperti itu padaku. Selesai mandi aku segera menyantap sarapan buatan Martha. Pempek di pagi hari? Kenapa pempek menu sarapanku?. Jadi ternyata Barry adalah orang Palembang. Sudah umum bagi orang Palembang sarapan dengan pempek. Justru menyajikan pempek kepada tamu dianggap sebagai cara menghormati tamu. Namun bagiku yg orang Bali dan besar di Jakarta, Sarapan pempek pagi hari seperti ini sangatlah tidak lazim. Aku hanya berharap jika perutku akan baik-baik saja seharian nanti.


Walk in hari kedua dimulai, ratusan orang mengantri untuk melakukan tes dan wawancara untuk mendapatkan pekerjaan sebagai karyawan toko Indromaret. Bekerja bersama Martha sangat menyenangkan. Karena dia tidak henti-hentinya mengajakku berbincang tentang hal-hal yg menyenangkan. Bahkan di sela-sela wawancara terkadang dia melemparkan joke-joke receh yg kadang membuatku tersenyum. Saat makan siang aku menelpon Stefanie, menanyakan kabarnya dan memberitahu keadaanku disini. Lalu dia menceritakan proses pendaftaran dirinya dan rakan-rekan calon anggota legislatif lainnya ke KPU. Dia bercerita bahwa dia sudah menjadi salah satu calon anggota legislatif. Kini ia akan berfokus pada kampanye yg mempromosikan dirinya. Keluarganya di Makassar siap mendukung sepenuhnya langkah yg dia lakukan. Mulai dari materi dan juga Tenaga serta pikiran. Jam istirahat sudah selesai. Saatnya kembali bekerja menyelesaikan tugas, aku dan Martha melanjutkan pencarianku terhadap orang-orang yg berkompeten untuk mengisi lowongan pekerjaan yg dibutuhkan oleh Indromaret.


Sore menjelang, semua sudah selesai dan sudah tercatat dalam laporan harian. Aku mohon diri untuk pamit ke hotel dan Martha pun pamit pulang. Malam ini nampak sepi sekali. 2 edisi Walk in ku yg sebelumnya sangatlah asyik dan tidak sepi seperti ini. Aku menelpon Grace menanyakan kondisi Walk in disana. Grace menjawab seadanya, dia berkata bahwa bekerja bersama tim yg disiapkan oleh owner sangatlah tidak menyenangkan. Karena dia harus bisa menjaga sikapnya. Terlebih beberapa kali Mr. Charles meninjau langsung proses seleksi yg kita lakukan. Grace berkata bahwa esok giliran Walk in di Bintan yg akan ditinjau langsung oleh Mr. Charles. Aku berkata bahwa aku siap berhadapan dengan siapapun. Aku yakin bahwa semua orang akan bisa kita taklukan dengan adab yg baik dan sikap yg ramah. Selain itu aku menanyakan Bu Rina, Grace menjawab jika Bu Rina lebih banyak menemani Mr. Charles berkomunikasi. Entah apa yg mereka bicarakan kata Grace. Bahkan malam ini dia dan Mr. Charles sedang ada jamuan makan malam. Aku bertanya lagi mengapa Grace tidak diajak. Jawabnya membuatku geleng kepala. Grace menolak diajak karena dia masih kesal dengan Bu Rina. Aku bertanya padanya apa sih sebenarnya yg membuatnya kesal padaku dan juga Bu Rina. Jadi rupanya dia cemburu saat aku dan Bu Rina tidak masuk secara bersamaan dengan alasan yg sama. Bahkan Grace mencium aroma persetubuhanku dengan Bu Rina. Akhirnya aku bercerita padanya jika pada dasarnya aku pun tidak mau berada dalam kondisi seperti ini. Akupun ingin kehidupan normal tanpa terkekang oleh tekanan birahi si bos.


Aku meyakinkan Grace bahwa aku sebenarnya lebih suka berhubungan dengannya. Karena dia lebih mengerti keadaan ku dengan kehidupanku diluar kantor. Dalam artian Grace menghormati dan tidak bersikap dominan dalam hubungan terlarang ini. Selain itu aku juga bertanya kepada Grace tentang Ratih, aku menanyakan kepadanya mengapa Ratih terkesan membenci Bu Rina. Grace menjawab, mungkin karena Ratih merasa kurang diperhatikan. Karena selama ini Bu Rina juga sering menyuruh Ratih bahkan terkadang suka melebihi batas. Menurut Grace, apa yg dilakukan Bu Rina kepada Ratih semata-mata agar Ratih bisa Cepat mahir dan Expert dibidang ini. Sama Halnya Grace sewaktu awal-awal bekerja disini. Karena Menurut Grace sebenarnya Bu Rina ini tipe orang yg mau melihat anak-anak buahnya maju. Tidak stuck disatu titik. Lalu aku menanyakan tentang Skandal yg dituduhkan oleh Ratih kepada Bu Rina. Kali ini Grace menjawab dan menceritakan ku kronologi kejadian sesuai dengan apa yg ia ketahui. Jadi ternyata Bu Rina mendapatkan jabatan manajernya melalui proses yg penuh intrik. Grace bertanya padaku mengapa Ratih tiba-tiba berkata seperti itu dan mengetahui cerita yg bergulir, karena setau Grace setiap karyawan HRD dilarang keras mengungkit-ungkit kembali kejadian kelam itu. Aku hanya menjawab tidak tau. Hari sudah malam dan aku pun mohon pamit pada Grace untuk tidur.


Hari ini hari ketiga dan juga hari terakhir seleksi, nama-nama sebetulnya sudah lengkap. Hari ini hanya menjadi hari pembanding untuk mencari lagi yg terbaik dari yg terbaik. Semua sudah selesai hari ini, Martha mengajakku ke rumahnya. Aku berkata bahwa aku enggan jika harus menginap. Karena aku merasa tidak enak dengan Suaminya. Dia hanya menjawab oke saja. Akhirnya aku pun mengikutinya ke rumahnya. Sesampainya disana Mas Barry tidak nampak ada dirumah. Martha berkata bahwa Suaminya belum pulang.


Aku dan Martha kemudian mengobrol. Lagi-lagi bercerita tentang apapun mulai dari cerita pribadi bahkan hingga cerita-cerita yg sebetulnya tidak penting untuk diceritakan. Jam dinding sudah menunjukan pukul 22.00. Aku hendak pamit pada Martha untuk pulang ke hotel. Namun Martha menahanku dan malah menyuruhku untuk menginap. Dia kemudian berkata padaku bahwa sebenarnya suaminya sedang kembali ke Palembang karena ada keperluan dengan Keluarganya. Kali ini aku dengan tegas menolak,aku tidak ingin menjadikan ini sebuah fitnah. Tapi Martha memohon padaku agar aku menemaninya di rumah ini. Sekali lagi aku menolaknya dengan tegas dan halus. Karena aku tidak ingin menimbulkan fitnah bagiku dan baginya. Namun ia tetap bersikukuh memohon kepadaku agar aku menginap dirumah ini.


“emang kenapa sih Bu? Beneran lho saya gak enak. Soalnya gak ada suami ibu disini”

“udah sih bli, tenang aja lagi. Gak akan ada orang yang tau kok”

“cuma masalahnya kenapa saya harus nginep?”

“hmmm. Aku cuma penasaran aja sih. Sehebat apa kamu bli?”

“maksud kamu apa?”

“permainan ranjang kamu bli”

“aduh. Saya gak bisa bu. Maaf”

“kenapa?”

“saya gak mau ambil resiko. Bu Martha punya suami saya gak mau merusak rumah tangga orang”

“kamu itu benar-benar laki-laki bermartabat ya Bli. Pantas saja bos kamu suka sama kamu”


Martha kemudian nekat melepaskan pakaiannya dan mendekat ke arahku. Bibirnya kemudian didekatkan ke wajahku. Buah dadanya ia tempelkan ke dadaku. Celanaku ia buka dan menyembul dari dalam batang pusakaku. Aku belum ereksi karena memang aku masih bingung harus bersikap seperti apa. Apakah aku harus melakukannya saja, atau aku harus beranjak dan pergi. Pilihan pertama beresiko merusak hubungan rumah tangga orang. Jika aku memilih yg kedua aku takut dia menjadi marah padaku dan malah memfitnahku yg macam-macam.




Akhirnya aku pun nekat memilih untuk tinggal dan menikmati apa yg ada dihadapanku. Sial, saat aku sedang sibuk memikirkan apa yg harus aku lakukan, ternyata Martha sudah bekerja dibawah sana. Dia menjilati dan mengulum penisku, hal itu akhirnya membuat penisku ereksi dengan sempurna. “punya Bli besar ya. Tapi saya masih penasaran seperti apa Bli bisa memuaskan saya”. Mendengar kalimat itu aku menjadi terpicu. Naluri kejantananku mengajakku untuk menyelami dirinya lebih dalam. Dengan satu tujuan yg tak bisa ditawar, yaitu kepuasan seksual bersama.


Aku masih menikmati kuluman Martha di bawah sana, dia pun demikian. Sapuan lidahnya di kulit penisku membuatku sedikit mendesah. Rasa yg ditimbulkan oleh sedotannya sungguh sangat nikmat. Tapi untuk rasa, dia masih ada 2 level dibawah Devi. Bagiku, adikku itu memiliki teknik Blow Job terbaik sampai saat ini. Kini aku mencoba mengambil alih permainan. Aku merebahkan Martha di karpet berbulu di ruang tamunya ini. Kelembutan karpet ini sungguh sangat cocok dengan situasi yg terjadi malam ini. Aku memperhatikan dengan seksama tubuh Martha dari atas sampai kebawah. Tubuh yg cukup indah bagi seorang perempuan. Payudaranya tidak besar namun pas digenggam. Bokongnya pun demikian, vaginanya masih bagus dengan aksesoris bulu kemaluan tipis dan teratur. Di ketiaknya ada sedikit bulu halus, namun itu tidak membuat ketiaknya beraroma tidak sedap.


Aku mulai menciumi dirinya. Dimulai dari bibir, telinga, leher, payudara sampai perut. Kulihat Dia begitu menikmati cumbuanku. Bibirnya tak kuasa mendesah ketika aku mulai menyusuri setiap inci tubuhnya. Desahannya membuatku semakin bersemangat untuk memberikan yg terbaik sesuai apa yg ia minta. Kali ini wajahku sudah berada tepat di depan vaginanya. Ku sibak labia majora yg menutupi lubang vaginanya, nampak daging kecil muncul tepat di tengah sebelah atas dari vagina indah itu. Kacang Merah itu membuatku hilang akal, seketika langsung kujilati klitoris itu. Sengatan listrik yg terjadi ketika aku menjilati klitoris itu membuat Martha kejang-kejang menahan nikmat yg aku berikan. Tak henti disitu, dilubang vaginanya itu aku masukkan jari tengahku. Dia sedikit merintih, ku tau itu karena vaginanya belum lah basah. Tapi aku tidak peduli, karena nantinya ia juga akan basah dan menikmatinya.


Benar saja, tak lama berselang pelumas alami vaginanya mulai keluar. Jariku semakin lancar mengocok liang vahinanya itu. Aku mencari dimana letak G-spot miliknya. Setelah ku temukan, aku mengocok titik kenikmatan itu dengan lembut tapi pasti. Dia mendesah, kadang diiringi jeritan karena nikmat tak terbayangkan yg aku berikan kepadanya.tak butuh waktu lama membuatnya orgasme. Cairan kenikmatannya keluar dari sela-sela lubang vaginanya. Meskipun tidak muncrat tapi melihat cairan itu meleleh sudah cukup puas untukku. Kini aku bersiap untuk melakukan penetrasi. Tanpa tunggu aba-aba darinya, penisku langsung kuhujamkan ke dalam liang vagina yg masih cukup sempit itu. Aku yg sudah tidak tahan sedari tadi langsung saja menggenjotnya secara kasar dan cepat. Aku melihat dia kelojotan, kepalanya menggeleng kekanan dan kekiri. Desahannya semakin sering terdengar, bahkan terkadang ia menjerit pelan saat penisku mentok di ujung vaginannya.


10 menit berlalu aku merasa cukup lelah. Entah mengapa stamina ku hari ini seakan sedang payah. Aku kemudian beristirahat di sebelahnya. Sedangkan Martha masih saja tergolek tak berdaya sedari tadi. Aku dan dia tanpa sadar tertidur di ruang tamu diatas karpet berbulu lembut itu. Pagi dini hari aku terbangun dan tersadar. Kulihat dia sedang memelukku dalam kondisi telanjang bulat. Setelah tidur beberapa jam, staminaku mulai pulih. Tanpa pikir panjang aku mulai melakukan penetrasi kembali kali ini dalam kondisi Martha masih tertidur. Dari belakang aku menyodokkan penisku, dalam kondisi berbaring miring. Awalnya sedikit seret karena vaginanya kering, pelumas yg aku gunakan agar penisku dapat masuk hanyalah air ludah. Setelah beberapa kali sodokan, Martha terbangun. Dia langsung mengikuti irama sodokan penisku.


Beberapa saat kemudian dia melepaskan penisku, dia bangkit dan mulai mengangkang di atasku. Penis ku di arahkan ke lubang kenikmatannya. Dalam sekali sodokan, penisku sudah masuk seluruhnya kedalam vaginanya. Dengan gaya koboi, dia menggoyangkan pinggulnya seperti sedang naik kuda. Penisku di ulek olehnya bagaikan sedang mengulek sambal bajak. Yg aku rasakan saat itu hanyalah kenikmatan yg tidak dapat digambarkan dengan kata-kata. Aku keluar, menyemburkan sekitar 3 sendok makan sperma kedalam mulutnya, bibirnya yg merah merona. Permainan berlanjut hingga pagi menjelang. Jam 5 pagi aku dan dia tertidur, kita berdua bangun pukul 7. Aku dan Martha mandi bersama dan lanjut berangkat kerja. Menyelesaikan tugas yg sudah menjadi kewajiban.


Sekali lagi seorang wanita menyerahkan tubuhnya untuk kunikmati bersama. Entah ini sebuah kutukan atau sebuah karunia. Yg pasti aku akan selalu menikmati setiap saat indah yg terjadi dalam hidupku karena hidup ini hanya sekali. Pekerjaanku di Pulau Bintan selesai. Aku kembali ke Batam untuk melaporkan hasil seleksi yg aku lakukan selama 4 hari. Setelah semua kewajiban sudah aku dan tim ini laksanakan, saatnya liburan. Aku membelikan Stefanie tiket penerbangan ke Batam pada hari terakhir ini agar bisa berlibur dengannya selama 5 hari kedepan.


81aaed983888874.jpg



Persiapan untuk nanti malam
@AiSedap, @jlbb_hunter, @zhoeloe, @CerseiLannister, @Firdos66,
@koplaz_doank, @wongtiku, @C_Edogawa, @Immortallove,
@Pentol07, @jowood, @donz27, @edoy830, @Ealahmboh,
@paidhie , @GabanGabinKomatKamit , @black_real, @ilalanghening, @Ohb,
@ValidasiLogin, @SpongeJelly, @Forandsix, @ferlucy, @Sonic110, @Lemek,
@Himler, @AvoluTiioN, @RAYxy, @wiatnata, @oscarphillip,
@choco max, @civicfd1, @pethonk, @untoarab, @ivan_cacing,
@fadlycok, @mamnu, @black flash, @samcoki, @kelana678, @maniaksekz
@rambut_jagung, @kriptolocus22, @Refie, @Lukeskywalker, @Forfighther,
@yupi tok, @ratu crot, @wethekings, @mrarvani,
@Mikosmos, @MONSTERhitam, @yusrilhen, @annov17, @Hernandez96, @dhatay,
@Donjuan777, @deer98, @Zailani_Ismail, @all1977, @zemboots, @SempakKondoy, @nabirongx, @Sebalo, @Jhon22, @tehsa1
@nnnnnn31 , @devill , @Arifin Tea , @Shirohito , @sherly2012

@Alput , @elmench, @OPDAT , @Jatiwaringin, @Robbie Reyes
 
Sebab kini ia tidak perlu bekerja mencari uang. Namun ia mampu mempekerjakan uangnya untuk mendapatkan uang.

Life goals banget.

Sesampainya di lokasi walk in. Ibu Anggraeni mengenalkanku pada ketua tim seleksi disana yg bernama Ibu Martha Artalia. Kesan pertamaku terhadapnya adalah dia ini seorang ibu muda yg cantik dan smart. Penampilannya sederhana namun elegan.

Akhirnya, timeline Marta masuk ke dunia Wayan!

Aku membelikan Stefanie tiket penerbangan ke Batam pada hari terakhir ini agar bisa berlibur dengannya selama 5 hari kedepan.

Duh, Stefanie datang? Threesome Wayan-Grace-Rina kapan nih?
 
Wah ada saja wanita yg menemani wayan dan wayan mendapatkannya dengan mudah sekali.....:beer::beer::beer:
Mantapppppp:cendol::cendol:
Terlalu mudah ya om. Nanti dibikin sulit deh... wait and see ya... thanks sudah mampir...


Dpt premium , :racun:

Wah enaknya , dimana2 dpt lubang baru buat dimasukin ,
Lubang lama tertutup lubang baru terbuka. Gali lobang tutup lobang. pinjam uang bayar hutang...


Life goals banget.
Ayo kita kejar bareng2
Akhirnya, timeline Marta masuk ke dunia Wayan!
Akhirnya kan setelah sekian sekian....masih penasaran?
Duh, Stefanie datang? Threesome Wayan-Grace-Rina kapan nih?
Kan udah dibilang. Threesome batal...
Batal hanyalah jadi yg tertunda...
 
Ceritanya mengalir seru.... Satu sisi yg berlawanan... Keren pokok nya.. .. 5 jempol dach. . Buat suhu... Hehehhehe
 
Bimabet
Sini sist mampir kekostnya wayan. Ntat dipijitin, gini-gini wayan bisa mijit juga lho. Standart pijitan ojek online[/QUOTE]
Takuuuut... Takut kelabasan hihi...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd