Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG PERJALANAN SEORANG PERWIRA MUDA

SIAPA WANITA FAVORITE PEMBACA??


  • Total voters
    117
Status
Please reply by conversation.
PART 2

JANTAN, BERWIBAWA, PERKASA


Fandi bangkit dari kursi nya. Setelah perbincangan nya dengan dengan Putri dan juga dengan Citra subuh tadi, Fandi merasakan sesuatu yang aneh dari tubuh nya.
Hasrat nya tiba-tiba menjadi tinggi. Kemaluan nya menegang dan menjadi besar. Fandi paham kalau dirinya sedang horny. Ia tersenyum sendiri.
Bagaimana bisa Ia menjadi pribadi yang sangat fokus terhadap pekerjaan nya sampai usia 29 tahun dan melupakan hasrat seorang pria yang ada pada dirinya.
Fandi benar benar sadar kalau dirinya memiliki libido yang sangat tinggi. Gairah seorang pria perkasa dan berwibawa. Kemaluan nya menegang dan terbentuk samar dibalik celana training yang Ia pakai.

"Lucu juga, aku terangsang dan nafsu dengan dua wanita itu hanya dengan memandang dan berbincang dengan mereka" ujar Fandi dalam hati.

Fandi menuju mobil Fortuner yang terparkir milik nya. Ia mengemudikan mobil itu menuju rumah nya. Waktu menunjukkan pukul 13.00 WIB.
Didalam Mobil Fandi memutar lagu Glen Fredly. Sebuah lagu berjudul "JANUARI" terputar di mobil yang Ia kemudikan menuju rumha.

"Berat bebanku
Meninggalkanmu
Separuh nafas jiwaku sirna
Bukan salahmu
Apa dayaku
Mungkin benar cinta sejati tak berpihak pada kita
Kasihku
Sampai disini kisah kita
Jangan tangisi keadaannya
Bukan karena kita berbeda
Dengarkan
Dengarkan lagu lagu ini
Melodi rintihan hati ini
Kisah kita
Berakhir di Januari
Selamat tinggal kisah sejatiku
Wow pergilah
Kasihku
Sampai disini kisah kita
Jangan tangisi keadaannya
Bukan karena kita berbeda wow
Dengarkan lagu lagu ini
Melodi rintihan hati ini
Kisah kita berakhir di januari (wow ye he oh)
Dengarkan lagu lagu ini
Melodi rintihan hati ini
Kisah kita berakhir wow
Berakhir
Berakhir di januari (hu)
Berakhir di januari"

------------------------------------
Sekitar 30 menit, Fandi tiba di perumahan Kirana Indah Residence milik nya. Perumahan ini termasuk perumahan menengah ke atas di Ibu Kota.
Cluster yang terbentuk diperumahan ini juga yang membuat sedikit warga yang berlalu lalang. Cenderung Sepi namun nyaman. Khas perumahan elit.
Dua tahun lalu ia membeli rumah ini. Usia 27 Tahun rumah ini berhasil Ia miliki.

*Telp Fandi Berdering"
Fandi mengambil Iphone 11 milik nya. Tampak di layar panggilan masuk dari "PAK FARHAN-KIRANA INDAH RESIDENCE" .

"Ya Hallo" jawab Fandi menganggkat telp.

"Aslmkm Pak Fandi, apa kabar Pak". Farhan memulai pembicaraan dari telepon

"Alhamdulilah Baik Pak Farhan. Gimana Pak" jawab Fandi kembali

"Sewaktu saya perjalanan pulang kemarin, saya satu pesawat dan sebelahan tempat duduk dengan rekan Pak Fandi, nama nya Pak Benni. Saya menceritakan kalau saya juga punya tetangga sebagai angkatan bersenjata
Setelah menyebut nama Pak Fandi, ternyata Pak Benni kenal dan menitipkan bingkisan. Bingkisan nya sekarang di rumah saya" Ujar Farhan menjelaskan.

"Ohh iya Pak. Benni itu rekan 1 angkatan saya dulu. Terimakasih info nya ya Pak Farhan" jawab Fandi kembali

"Bingkisan nya paling di Antarkan oleh istri saya saja nanti ya Pak setelah makan siang. Saya kebetulan ada urusan keluar sekarang. Gpp kan Pak Fandi?" Tanya Farhan.

"Tidak usah repot-repot Pak. Nanti ajudan saya saja yang ngambil ke rumah Pak Farhan" Fandi mencoba menolak

"Tidak apa apa Pak Fandi, saya menjalankan amanah dari Pak Benni. Hehe. Paling begitu dulu ya Pak Fandi. Selamat siang. Aslmkm" Tutup Farhan

"Walaikum Salam" Tutup Fandi

"Hmm Citra akan berkunjung ke sini hari ini, saya coba ngobrol lebih dekat dengan dia, harus nya bisa" pikir Fandi dalam hati.

Fandi masuk ke dalam rumah. Ia menemui Bu Halimah pembantu rumah tangga nya. Terlihat Bu Halimah sedang di dapur mencuci piring.

"Bu Halimah. Masakan siang ini sudah selesai?" Tanya Fandi.

"Bapak sudah pulang. Iya Pak sudah" jawab Bu Halimah

"Saya mau mandi dulu. Nanti Bu Citra, tetangga rumah akan datang mengantarkan bingkisan titipan dari teman saya. Tolong kalau dia datang panggil saya dan suruh tunggu ya" perintah Fandi pada Bu Halimah

"Baik Pak" jawab Bu Halimah

---------------------------
30 menit kurang lebih Fandi membersihkan tubuh nya di kamar mandi. Aktifitas nya di luar rumah hari ini membuat tubuh nya berkeringat. Selesai mandi membuat Ia menjadi segar kembali.
Fandi berdiri di depan kaca yang ada di kamar nya. Balutan Handuk dari pinggang sampai paha atas nya praktis hanya menutupi kemaluan besar nya. Fandi membayangkan jika tubuh nya memeluk tubuh Citra.
Fantasi Fandi yang sedang dipikirkan nya sekarang membuat kemaluan nya menegang. Mendorong jahitan handuk putih nya sehingga membentuk tonjolan mancung ke depan. Sedikit ngilu Ia rasakan saat kepala kemaluan nya bersentuhan dengan handuk yang Ia pakai.
Fandi memperhatikan dirinya di kaca. Fandi merasakan birahi yang sangat besar hanya dengan membayangkan Citra.


--------------------------------
"Aslmkm Permisi" Citra mengetuk pintu rumah Fandi setelah Gerbang Fandi tidak di kunci dan Citra masuk menuju pintu depan. Citra mengendarai Xpander Putih milik nya.
Jarak yang tidak terlalu jauh dari rumah nya membuat Citra hanya mengenakan manset dipadukan dengan kaos dan legging. Pakaian ini membuat lekuk tubuh nya terlihat jelas.
Casual dengan balutan hijab yang menutupi rambut nya.


"Iya sebentar" Saut Bu Halimah berlari kecil menuju pintu depan yang terketuk

"Maaf, Bu Citra ya?" Tanya Bu Halimah pada sosok Wanita di depan nya.

Citra tersenyum dan mengangguk

"Iya Bu. Pak Fandi sudah menyampaikan ke Ibu ya. Saya hanya ingin mengantarkan titipan untuk Pak Fandi" ujar Citra menjelaskan pada Bu Halimah

"Maaf bu , Pak Fandi tadi menyampaikan jika Ibu datang Ibu disuruh menunggu dulu di dalam. Silahkan masuk Bu" pinta Bu Halimah pada Citra

"Ohh, Pak Fandi nya di dalam apa sedang keluar Bu?" tanya Citra

"Tadi sedang mandi, sebentar saya panggilkan. Silahkan masuk Bu dan silahkan duduk di sofa Bu. Saya panggilkan Bapak sebentar." Kembali Bu Halimah mempersilahkan Citra.

Citra tidak bisa menolak tawaran Bu Halimah. Tapi dirinya juga sungkan. Apalagi Citra sadar dirinya seorang Istri dan ibu dari satu orang anak. Citra berpikir sejenak.

"Silaturahmi tidak ada salahnya" kata Citra dalam hati.

"Baik Bu saya masuk dan tunggu ya" ujar Citra pada Bu Halimah

Citra masuk kedalam rumah Fandi. Ia duduk di sofa tepat di sebelah pintu masuk. Ada 4 sofa di sana dan 1 meja yang terletak di tengah nya. Pemilihan tone warna abu2 putih dan hitam membuat Citra kagum.

"Rumah Fandi asri juga. Selera warna nya bagus. " gumam Citra dalam hati. Ia juga melihat foto foto Fandi yang terpampang di dinding ruang tamu. Nampak beberapa foto Fandi saat iya mengenakan seragam dalam beberapa ceremoni.
Citra terpaku pada 1 foto saat Citra melihat Fandi sedang menerima medali. Terlihat Ia seperti menjuarai turnamen untuk Seni Beladiri dari Korea Selatan yang menggunakan tangan dan kaki untuk senjata beladiri. Citra kagum.
Citra berpikir 2 tahun bertetangga dengan Fandi, dirinya sangat jarang berkomunikasi. Ia beberapa kali bertemu di mesjid saat menjalankan ibadah.

------------------------------------
"asllmkm permisi Pak" ketuk Bu Halimah

"Iya kenapa Bu" jawab Fandi dalam kamar

"Maaf Pak, Bu Citra sudah menunggu di bawah" jawab Bu Halimah memberi tahu.

Fandi berjalan kedepan pintu. Ia hanya mengenakan handuk pendek. Membuka pintu lalu berkata kepada Bu Halimah

"Terimakasih Bu. Oiya Bu, Saya minta tolong apapun yang saya lakukan dengan Citra, tolong Bu Halimah bersikap seperti biasa"

"Baik Pak" jawab Bu Halimah mengangguk.

---------------------------
Fandi yang masih birahi berjalan menuruni tangga menuju ruang tamu. Mata nya tertuju pada seorang wanita yang sedang duduk di ruang tamu nya. Ya Citra. Wanita yang berhasil membuat birahi nya meningkat.
Tanpa sadar kemaluan nya kembali menegang. Fandi tidak peduli. Dia tetap turun menuju Citra.

"Aslmkm Bu Citra" sapa Fandi pada Citra. Fandi masih berdiri saat dirinya menyapa Citra.

Citra melongo. Dia melihat sosok Fandi di depan nya. Hanya mengenakan Handuk sepaha. Pemandangan ini memperlihatkan badan tegap Fandi dan otot - otot perut nya yang kontras.
Yang menjadi perhatian Citra adalah kemaluan Fandi yang tegang kedepan tertutupi handuk yang Ia kenakan. Citra tertegun. Ia tidak membayangkan akan berada di posisi ini sekarang.
Bagaimana mungkin, Pria yang selama ini selalu di temui nya di Mesjid , seorang angkatan bersenjata , sekarang berdiri di hadapan nya, hanya mengenakan handuk.

"Walaikumsalam Pak" jawab Citra.

"Maaf saya tadi baru selesai mandi, khawatir Bu Citra menunggu lama, makanya saya langsung turun" Jelas Fandi pada Citra

"Iya Pak" Citra menjawab sambil tersenyum

"Ini Pak titipan dari Suami saya. Katanya ini dari rekan Pak Fandi" Ujar Citra menyerahkan bingkisan yang di titipkan untuk Fandi.

Fandi meraih bingkisan tersebut

"Terimakasih Bu" jawab Fandi pada Citra.

Fandi berjalan menuju sofa tempat Citra duduk. Fandi kemudian duduk persis disebelah Citra. Masih dalam sofa yang sama. Posisi Fandi dan Citra sekarang sejajar berdampingan.
Fandi duduk membuka kaki nya lebar lebar dan juga kedua tangan nya ia rentangkan. Kemaluan nya semakin menegang dan membesar dibalik handuk yang Ia kenakan.
Citra semakin bingung berada di posisi ini.

"Bu Citra gak buru buru kan?" tanya Fandi pada Citra

"Ehmm anak saya tadi barusan tidur sih Pak saat saya berangkat ke sini" jawab Citra berusaha tenang

"Oiya ngomong ngomong, sepertinya usia kita tidak terlalu jauh ya Bu. Saya 29 tahun. Supaya lebih santai aja ngobrol nya" ujar Fandi sambil tersenyum pada Citra

"Iya usia saya dibawah Bapak" jawab Citra namun tidak menatap Fandi

"Boleh panggil nama aja kali ya. Gak usah Bapak Ibu. Kaku banget" tanya Fandi pada Citra

Citra kembali merasa bingung.

"Aku panggil Mas aja deh ya" jawab Citra tertunduk. Entah apa yang ada di pikiran Citra. Bagaimana mungkin dia menjawab demikian dan bahkan dia masih tetap duduk disitu bersama dengan Pria yang bukan suami nya.

Fandi tersenyum ke arah Citra. Posisi nya yang seperti itu membuat Ia terlihat seperti Jantan yang sangat dominan. Sementara Citra masih tertunduk. Mata nya sesekali melirik ke arah kemaluan Fandi.
Citra bisa membayangkan kemaluan itu sangat besar, bahkan jika dibandingkan dengan kemaluan suami nya, Citra sangat yakin itu hanya seperempat ukuran suami nya.

Fandi dengan lembut menggenggam tangan Citra, dengan lembut namun jelas Fandi bertanya,

"Apa yang km rasakan Citra, kamu takut?"

"Mas tangan nya" jawab Citra pelan menjelaskan bahwa apa yang Fandi lakukan salah namun Citra juga tidak dengan tegas menolak atau pun menarik tangan nya.

"Kamu takut?" tanya Fandi dengan tegas mengulangi pertanyaannya sebelumnya

"Citra, kalau kamu takut, Aku akan melepaskan tangan kamu dan bersikap normal, tidak seperti ini" jelas Fandi pada Citra.

"Mas, Aku merasa bersalah sama suami ku" jawab Citra pada Fandi yang pada saat itu tangan Citra masih di genggam oleh Fandi.

Fandi seperti mendapatkan tantangan. Wanita yang ada di depan nya sekarang merasa takut pada Suami nya. Fandi merasa bahwa apa yang dilakukan nya malah membuat Citra tidak nyaman.
Fandi merasa jiwa Pria nya , jiwa seoarang Angkatan Bersenjatanya di tantang. Fandi menggeser posisi duduk nya lebih rapat dengan Citra. Tangan nya menggenggam tangan Citra, sementara tangan satu nya merangkul bahu Citra.
Citra diam, disatu sisi Ia merasa bersalah sekali dengan suami nya, di satu sisi lain, Ia tidak bisa menolak pesona Pria yang sangat jantan disebalah nya. Citra merasa Fandi sangat mendominasi diri nya.
Citra merasakan sosok pria sejati yang memang selayaknya bersikap pada wanita nya. Gagah, Tegap, berwibawa, dan membuat dirinya lemah tunduk tanpa perlawanan.
Fandi melepaskan genggaman tangan Citra. Ia meraih Iphone 11 milik nya. Membuka aplikasi Whatsapp lalu Mencari nama ""PAK FARHAN-KIRANA INDAH RESIDENCE". Citra yang disebelah Fandi melihat itu kaget bukan main.

"Mas?" tanya Citra menatap Fandi.

Fandi melakukan Panggilan Video Call pada suami Citra. Ya Video Call. Selang 20 detik, panggilan itu di angkat. Sesaat setelah diangkat oleh Suami Citra, Fandi meletakkan Iphone itu di meja.
Posisi Iphone itu mengarah ke Fandi dan Citra. Sangat jelas memperlihatkan Fandi yang hanya memakai handuk, bertelanjang dada, merangkul Citra, dan tangan Fandi kembali menggengam tangan Citra.
Sementara Citra panik menyaksikan Fandi menelepon suami nya. Suami nya sedang didalam Mobil milik nya. Posisi berhenti dan nampak terparkir.

"Aslmkm Pak Fandi", jawab Farhan. Farhan seperti disambar petir di siang bolong. Ia menyaksikan Istri nya, Ibu dari satu orang Putra nya, sedang dirangkul, duduk bersebelahan, tangan nya digenggam.
Duduk di sebelah Fandi yang bertelanjang dada, dan hanya mengenakan handuk pendek. Saking pendek nya Handuk Fandi sampai Farhan bisa melihat paha Fandi.

"Walaikumsalam Pak Farhan. Bingkisan nya sudah saya terima. Terimakasih" jawab Fandi tenang.

Farhan yang menyaksikan Istri nya di rangkul Fandi hanya terdiam.

"Ohh iya Pak Fandi" jawab Farhan

"Farhan" Fandi memamggil suami Citra dengan sebutan nama langsung tanpa Pak.

Farhan terdiam. Nyali nya ciut. Farhan merasa tidak punya kekuatan, takut lebih tepatnya. Ia terbayang peristiwa saat Fandi dan seorang pencuri yang tertangkap di Kirana Residence 1 Tahun lalu.
Fandi dan seorang pencuri yang tertangkap. Didalam Pos Gerbang Masuk Kirana Residence. Hanya Fandi dan pencuri itu. Sementara warga Kirana Resindence, Warga sekitar yang melintas, dan juga Farhan berdiri diluar Pos.
Menyaksikan bagaimana Fandi menghukum pencuri itu.

BERSAMBUNG
TOLONG POLLING TETAP DI ISI
 
Terakhir diubah:
Blm bisa ngisi polling hu, blm mengenal karakter Citra sm Putri nya..
 
Cerita ini sebetulnya IMO punya potensi bagus, tapi ada sedikit hal yang rasanya masih mengganjal
  1. Penggunaan EYD
    Ketikan sudah rapi, tapi masih banyak penggunaan tanda baca, imbuhan, huruf kapital, dll yang kurang sesuai. Rasanya agak sayang aja karena ceritanya bisa jadi bagus banget kalo disempurnakan

  2. Penyebutan brand, model, nama, dll yang kesannya menurut saya berlebihan.
    Sebetulnya dalam cerita (sekali lagi IMO), tidak perlu sampai pembaca tau si tokoh pakai jam apa, tinggal di perumahan apa, atau naik apa secara detail. Yang penting adalah benda2 ini menyempurnakan imej penokohan>
    Kalo terlalu fokus pada brand rasanya malah jadi kaya sedang ngiklan :bingung:

    Semoga bisa dipertimbangkan, dan memberi semangat buat TS untuk menyempurnakan cerita. Cheers, semangat lanjut ceritanya sampai label tamat.
 
Cerita ini sebetulnya IMO punya potensi bagus, tapi ada sedikit hal yang rasanya masih mengganjal
  1. Penggunaan EYD
    Ketikan sudah rapi, tapi masih banyak penggunaan tanda baca, imbuhan, huruf kapital, dll yang kurang sesuai. Rasanya agak sayang aja karena ceritanya bisa jadi bagus banget kalo disempurnakan

  2. Penyebutan brand, model, nama, dll yang kesannya menurut saya berlebihan.
    Sebetulnya dalam cerita (sekali lagi IMO), tidak perlu sampai pembaca tau si tokoh pakai jam apa, tinggal di perumahan apa, atau naik apa secara detail. Yang penting adalah benda2 ini menyempurnakan imej penokohan>
    Kalo terlalu fokus pada brand rasanya malah jadi kaya sedang ngiklan :bingung:

    Semoga bisa dipertimbangkan, dan memberi semangat buat TS untuk menyempurnakan cerita. Cheers, semangat lanjut ceritanya sampai label tamat.
Setuju poin 2.
Rasanya agak berlebihan tentara umur 29 tapi sudah punya mobil mewah, jam mewah, hp keluaran "baru", tinggal di kompleks perumahan menengah atas. Apakah dia berasal dari keluarga kaya raya, apakah dia punya bisnis di luar pekerjaan tentaranya, dst...? o_O

Anyway, thanks buat update-nya. Lanjutkan Hu.. :Peace:
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd