Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Perlahan Namun Pasti (Season 2)

Lubang manakah yang akan dijamah oleh Iyan terlebih dahulu

  • Lubang putri

    Votes: 44 10,6%
  • Lubang Tante astri

    Votes: 206 49,5%
  • Lubang teh ela

    Votes: 62 14,9%
  • Lubang nuri

    Votes: 62 14,9%
  • Lubang nina

    Votes: 42 10,1%

  • Total voters
    416
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Eps 7



Mulustrasi Putri








Mulustrasi Tante Astri





Mulustrasi Nina








....


Selama beberapa menit putri terus memelukku. Tanpa mengucapkan sepatah katapun. Kulihat tangisnya pun perlahan mulai menghilang.


Dan pelukannya semakin hangat terasa di tubuhku. Aku yang awalnya tidak tau harus berbuat apa. Kini perlahan aku mulai menepuk lembut punggung putri.


Kurasa hal itu akan semakin menenangkannya dan membuat tangisnya perlahan berhenti.


Akupun tak mengatakan satu patah katapun ketika dia terus memelukku. Kubiarkan dia memelukku sampai ia merasa benar benar tenang. Karena aku takut apabila aku bicara itu justru akan merusak momen yang kini kami rasakan.


Setelah beberapa saat, akhirnya dia melepaskan pelukannya. Dia langsung menatapku dengan senyuman saat itu. Sudah tak kulihat lagi air matanya yang mengalir.


" Makasihh yahh Yan, lagi2 kamu nolongin aku lagi"

sambil mengambil tasnya dari tanganku


" Hehe Iyahh, cuma kebetulan ko"


" Duduk dulu Yan"

ucapnya sambil duduk kembali di ayunan


" Hmm Iyahh"


Aku pun langsung duduk di ayunan yang satunya lagi.


" Ko kamu bisa dapetin tas aku lagi yan?"


" Iyahh tadi pas mau jalan pulang aku ga sengaja liat waktu tas kamu dijambret, jadi langsung aku kejar aja"


" Terus gimana kamu cara dapetin tasnya?"


" Waktu udah Deket aku tendang motor dia, akhirnya dia langsung jatuh ke pinggir jalan. Langsung aku ambil deh tas punya kamu"


" hmm gituu, tapi kamu ga ada luka sama sekali kan?"


" Ga ada ko, aku baik2 aja"


" Owhh syukur deh kalo gitu, sekarang jambretnya dimana? "


" Jambretnya udah diurus sama warga sekitar"


" Owhh gituu, makasihh banyak yah yan. Aku ga tau kalo ga ada kamu ke depannya bakal gimana"


" Iyahh sama2. Emangnya isi tas kamu ada apa aja. Sampe kamu nangis gitu tadi?"


" Pertama ada uang kiriman bulanan dari mama aku, terus handphone juga. Tapi yang paling penting sihh disitu ada satu2nya foto almarhum papa aku yang selalu aku simpen di dompet"


" Hmm gituu, maaf yah put aku ga maksud buat..."


" Iyahh ga apa2, lagian kamu juga emang ga tau kan? Papa aku meninggal waktu aku baru umur satu tahun, jadi sampe sekarang aku ga pernah ngerasain momen bareng papa, dan cuma itu satu2nya foto dimana aku lagi digendong sama papa"


Jujur saja aku pun ikut sedih dengan apa yang coba putri ceritakan. Akupun sempat bingung harus menjawab apa.


" Hmm gituu, pantes aja kamu sampe nangis gitu"


" Iyahh, makannya aku bersyukur banget tas ini bisa balik lagi ke aku. Makasihh yan"


" Iyahh, udah 3 kali loh ngomong makasihnya, sekali lagi nanti dapet piring wkwkwk"


" Wkwkwk ada2 aja kamu Yan"


Aku sendiri sejujurnya cukup senang ketika melihat respon putri yang tertawa setelah mendengar ucapanku itu.


" Tapi ngomong2 Yan.." lanjutnya


" Iyahh?"


" Aku seneng bisa ketemu kamu lagi "


" Hahh?"


" Aku seneng akhirnya bisa ketemu kamu lagi.."


Entah kenapa hatiku merasa senang ketika putri berkata seperti itu. Namun disisi lain ada rasa bersalah dalam diriku. Karena teringat dengan apa yang diceritakan oleh Nuri.


" Maafin aku yah put.."


" Maaf kenapa Yan?"


" Maaf kalo aku ga pernah ngasih kabar lagi ke kamu dan ngilang gitu aja"


" Ehh ga apa2 ko Yan, lagian aku juga ngerti ko. Pasti kamu sibuk kan karena kerjaan kamu. Jadi wajar aja kalo kita ga bisa komunikasi lagi"


Baru aku mau menjawab ucapannya, tiba tiba rintik rintik hujan mulai turun dan membasahi tubuh kami. Aku dan putri pun mulai bangkit dan mencari tempat untuk berteduh.


Saat itu kulihat ada warung di sisi jalan. Kamipun segera pergi kesana. Karena tak ada tempat duduk kamipun hanya berdiri saja saat itu di tempat yang tak terkena hujan.


Hujannya sendiri sebenarnya tidak terlalu deras. Hanya hujan gerimis kecil saja. Tapi tetap saja itu akan membasahi tubuh kami.


Saat itu sendiri kulihat putri nampaknya kedinginan. Karena ia saat itu ia sama sekali tidak memakai jaket.


Sedari tadi ia berusaha untuk menghangatkan tubuhnya dengan menggosok kedua telapak tangannya.


Aku yang melihat itu, dengan segera melepaskan jaket yang sedari tadi kupakai. Dan setelah itu, kupakaikan jaket itu ke putri. Putri pun tampak terkejut dengan apa yang aku lakukan.


" Yan jaket kamu..."


" Udah ga apa2, kamu kedinginan kan?"


" Tapi kamu ga apa2 kalo ga pake jaket?"


" Ga apa2 ko, lagian di dalem kemeja ini aku pake kaos lagi jadi ga bakal kedinginan."


" Owhh gituu.." ucapnya sambil tersenyum


Kulihat saat itu nampaknya dari raut wajahnya. Putri cukup senang setelah aku memberikan dan memakaikan jaketku padanya.


Entah kenapa setelah itu situasi pun mendadak berubah menjadi canggung. Kami sempat diam beberapa saat tanpa sepatah katapun. Akupun mencoba memulai topik baru, untuk menghilangkan rasa saling canggung ini.


" Put.."


" Iyahh"


" Kamu malem2 gini ko berani jalan sendiri di tempat yang sepi sihh"


" Owhh soal itu, tadi aku abis maen dari rumah temen aku. Terus waktu mau pulang ga ada angkot atau ojek sama sekali. Jadi aku coba jalan deh pulangnya"


" put, lain kali kalo kaya gitu lagi mending kamu hubungin temen kamu yang bisa nganterin kamu atau ga hubungin aku aja"


" Hubungin kamu?"


" Iyahh, biar nanti aku bisa nganterin kamu pulang"


" Kamu serius mau nganterin aku pulang kalo aku coba hubungin nanti?"


" Iyahh, daripada kejadian kek tadi bisa ke ulang lagi kan"


" Tapi kamu kan pasti sibuk sama kerjaan kamu, nanti malah ngerepotin lagi.."


" Engga ko, aku sore juga sebenarnya udah pulang. Ini mah lagi lembur aja makannya bisa pulang malem gini"


" Hmm okee deh, kalo ga ngerepotin kamu mah"


" Iyahh, ehh ujannya keknya udah reda, mau pulang ga?"


" Hmm Iyahh, kamu aja duluan aku nunggu angkot aja"


" Put.."


" Iyahh''


" Kita pulang bareng aja"


" Kan arah rumah kita beda"


" Ga apa2 aku anterin, daripada nanti kemaleman. Angkot juga dari tadi ga ada yang lewat"


" Hmm bener yan?"


" Iyahh bener putri"


" Hehehe oke dehh"


Saat itu kulihat putri nampak senang karena aku akan mengantarnya pulang saat itu dengan motorku. Setelah putri naik akupun segera melajukan motorku ke arah rumahnya.


" Rumah kamu dimana put?"


" Owhh di jalan *****, aku ngekost disitu"


" Hmm gituu okee"


Sepanjang perjalanan yang tak kuduga karena saat itu udara terasa dingin setelah hujan. Putri pun memelukku dari belakang. Walaupun tidak begitu erat, tetapi tentu saja aku saat itu senang bukan main.


Ternyata tak lebih dari 10 menit. Akhirnya akupun sampai di depan kos-kosan dimana putri tinggal. Kos-kosannya sendiri bisa dibilang lumayan besar dan tertulis juga bahwa ini adalah kos-kosan khusus putri/perempuan.


" Makasihh yah yan udah mau nolongin dan nganterin aku"


" Hmm Iyahh sama2 put"


" Ini jaketnya aku cuci dulu aja yah, ga apa2 kan?"


" Hmm Iyahh ga apa2"


" Nanti aku balikin lewat Nuri aja"


" Iyahh put"


" Kalo gitu aku mau masuk duluan, hati2 di jalan yan"


Putri pun mulai berjalan pergi meninggalkan motorku. Namun entah kenapa saat itu aku merasa masih ada yang mengganjal di hatiku. Rasanya masih banyak hal yang ingin kubicarakan dengan putri.


Terutama mengenai kejelasan hubungan kami. Sudah saatnya aku melangkah lebih jauh lagi dalam menjalin hubungan dengan putri. Bukan hanya sekedar saling memendam perasaan seperti ini.


" Put.."

Ucapku yang akhirnya membuat ia pun kembali berbalik.


" Iyahh Yan?"


" Kamu ada waktu kosong ga besok?"


" Adaa, soalnya besok kan aku libur, kenapa?"


" Kalo gitu kamu mau ga besok jalan sama aku?..."


Putri pun terdiam sejenak mendengar apa yang aku ucapkan. Dan tiba2 wajahnya saat itu memerah.


" Put.."


" Ehh iyahh Yan"


" Mau ga?"


" kamu beneran ngajak aku jalan?"


" Iyahh beneran, kamu bisa ga?"


" Bisa ko aku bisaa, jam berapa?


" Kalo soal itu nanti aku kabarin lagi deh jam berapanya"


" Okeeee"


" Yaudah kalo gitu aku pulang dulu yah"


" Iyahh hati2 yan makasih juga sekali lagi"


" Iyaaahhh..."


" Dahhh" ucapnya sambil melambaikan tangan


Rasanya aku sangat bahagia saat itu. Putri ternyata mau menerima ajakanku untuk jalan besok. Rasanya aku sudah tidak sabar menunggu hari esok.


Segera kulajukan motorku ke arah rumah. Setelah kurang lebih 15 menit akhirnya aku pun sampai juga. Kulihat saat itu keadaan rumah sudah sepi, karena mungkin sudah malam.


Namun saat aku naik ke atas dan mau masuk ke kamar. Kulihat Tante Astri saat itu juga keluar dari kamarnya. Ia saat itu memakai piyama bewarna pink.


Aku sendiri sebenarnya penasaran. Apakah Tante Astri akan menyapaku atau tidak. Karena sebelumnya hampir seharian kami tidak bertemu setelah kejadian itu.


" Ehh yan, lemburnya malem banget" ucapnya


Ternyata ia saat itu seperti biasa mencoba untuk bersikap seperti seharusnya. Seolah tak terjadi apa2. Padahal awalnya kupikir dia akan merasa canggung atau sebagainya.


" Ehh iyahh Tante, Iyan tadi ada urusan dulu bentar jadi agak malem pulangnya"


" Owhh gituu, yaudah istirahat yang banyak yan. Kebetulan besok libur ini"


" Hehe Iyahh Tante"


Setelah itu Tante Astri pun menuruni tangga menuju ke bawah. Sementara aku sendiri pun langsung masuk ke kamarku.


Di kamar akupun langsung segera membersihkan tubuhku yang penuh keringat ini. Sementara kemejaku pun agak basah karena hujan tadi.


Setelah selesai semuanya, akupun segera merebahkan tubuhku di kasur. Ahh sungguh nyaman rasanya. Apalagi setelah aku bekerja cukup melelahkan hari ini.


Saat aku hampir tidur, akupun teringat dengan janjiku esok hari dengan putri. Yaa untuk pertama kalinya kami akan jalan berdua. Tentu saja hal itu membuatku bahagia.


Rasanya aku sudah tak sabar menunggu hari esok. Dan kurasa sudah waktunya untukku menyatakan perasaanku pada putri. Apalagi setelah aku tau bahwa putri juga menyukaiku. Kurasa sudah tidak ada lagi alasan untuk menunda.


Setelahnya akupun segera menghubungi putri, untuk memberitahu jam berapa nanti kami akan bertemu dan jalan bersama. Dan kuputuskan saat itu kami akan pergi jalan siang hari.




Singkat cerita pagi haripun tiba. Akhirnya hari yang kutunggu tunggu pun datang juga. Selain karena ini hari libur pertamaku. Ini juga merupakan hari dimana aku akan jalan bersama putri.


Saat itu aku bangun agak siang, akupun segera ke bawah untuk sarapan seperti biasanya. Kulihat saat itu ternyata hanya tinggal aku saja yang belum ada.


Dan seperti biasanya pemandangan yang kulihat dari wanita2 yang ada di rumah ini benar benar membut mataku terpuaskan. Tentu saja hal itu dari pakaian yang ia kenakan. Saat sarapan pagi ini.


Saat itu hampir semuanya memakai atasan model tank top. Hanya Tante Astri saja yang saat itu memakai pakaian model daster.


Daster yang ia pakai pun bisa dibilang cukup pendek. Terlihat setengah pahanya yang menggiurkan saat itu. Ahh andai saja perjanjian itu tidak ada, pasti aku akan mencoba untuk melakukannya lagi.


Sedangkan teh Ela saat itu menggunakan model tank top bewarna coklat. Terlihat belahan payudaranya yang cukup menggodaku.


Dan kurasa tank top yang ia pakai pun terlalu kecil untuk payudaranya yang sangat besar itu. Sehingga terlihat cetakan besar di bagian dadanya tersebut. Seolah payudaranya berontak untuk keluar.


Apa yang sebenarnya terjadi padanya. Hingga kini ia sering memakai pakaian yang sangat mengundang birahiku.


Namun hal yang paling unik adalah baju yang dipakai oleh Nuri dan juga Nina. Saat itu mereka memakai pakaian yang persis sama. Entah sengaja atau tidak tapi tetap saja hal itu sangat menggodaku.


Mereka memakai tank top putih dan celana hotpants abu. Yang membedakan antara mereka berdua adalah ukuran payudara dan warna kulitnya saja.


Ukuran payudara milik Nuri lebih besar dibandingkan dengan Nina. Namun kurasa pantatnya sendiri masih lebih besar Nina dibandingkan Nuri. Yaa kurasa mereka punya bagian tubuh menonjol yang berbeda.


Nina:" ayoo kaa makan, duduk di sebelah aku"


Aku:" hmm Iyahh2, tapi ngomong2 ko baju kamu sama Nuri samaan? Memang sengaja apa gimana wkwkwk"


Nina:" ga tau tuhh ka Nuri nyama2in aja"


Nuri:" Yee enak aja orang kk duluan yang pake baju kek gini"


Nina:" tapi kan aku yang keluar dan duduk di sini. Artinya aku yang pake duluan"


Nuri:" serahh dahh"


Tante Astri:" udahh2 kalian ini masalah baju doang ko sampe ribut. Udahh cepet mending makan aja"


Teh Ela:" iyaa lagian cocok ko kaya anak kembar wkwkwk"


Aku:" iyahh bener teh wkwkwk"


" Kaa, tehh..." Ucap mereka berdua dengan nada kesal


Nina:" aku mau sarapan sereal sama susu aja ahh"


Tante Astri:" kenapa? Itu nasi gorengnya masih banyak loh"


Nina:" aku lagi ga pengen makan nasi Bu"


Tante:" ihh kamu mahh"


Saat itu posisi kami sendiri saat sarapan di meja makan adalah aku duduk di kursi sebelah kiri Nina. Sementara teh Ela dan Nuri berhadapan denganku dan juga nina. Lalu Tante Astri berada di tengah2 di antara kami.


Akupun mulai menyantap makanan buatan teh Ela. Dan rasanya benar-benar luar biasa. Masakan teh Ela memang tak ada duanya.


Namun ada hal yang tak kuduga saat itu terjadi. Saat aku tengah menyantap hidangan teh Ela. Tiba2 kurasakan ada sesuatu yang mulai mengelus bagian pahaku yang masih tertutup celana pendek.


Sontak akupun melihat ke arah elusan tersebut. Dan ternyata saat itu tangan milik Nina lah yang terus mengelus pahaku. Akupun langsung menengok ke arah wajah Nina saat itu.


Namun ternyata saat itu Nina sendiri tetap fokus memakan serealnya. Sedangkan tangannya terus bergerilya di sekitaran area selangkanganku. Ia nampak bersikap seolah tak terjadi apa2.


Karena takut ketahuan oleh yang lain. Aku pun berusaha untuk menyingkirkan tangannya dengan tanganku. Namun justru tangan nina tak mau berpindah ketika kucoba singkirkan.


Tangannya justru tetap berusaha untuk berada di selangkanganku. Bahkan kini perlahan ia mulai makin dekat dengan juniorku yang mulai menegang.


Berbanding terbalik dengan tangannya. Wajahnya justru tetap fokus memakan makanan yang sedari tadi ia makan. Hal ini membuatku Bingung harus bagaimana.


Disisi lain aku merasa takut akan ketahuan oleh Tante Astri. Namun disisi lain lagi akupun tak bisa membendung kenikmatan yang kini mulai kurasakan.


Justru perlahan tanganku yang sedari tadi mencoba menahan tangan milik Nina. Kini mulai membiarkan tangan milik Nina tersebut bergerak sesukanya.


Kini akhirnya tangan nina mulai mengelus Elus bagian juniorku dari luar celana pendekku. Tentu saja hal itu membuat juniorku tegang maksimal. Ia mengelus secara lembut yang membuat juniorku keenakan.


Setelah itu, kupikir hanya cukup sampai disitu saja. Namun ternyata tidak. Perlahan ia mencoba mengeluarkan juniorku dari balik celanaku.


Sebelum bisa kucegah dengan tanganku. Ia justru berhasil mengeluarkan juniorku yang sudah menegang ini. Ia pun langsung mengelusnya secara perlahan yang membuatku mulai merasakan nikmat.


Karena takut Tante Astri melihat, akupun segera memajukan kursiku agar lebih masuk ke dalam meja. Sehingga membuat juniorku yang sudah ngeceng pun terhalang oleh bibir meja.


Perlahan Nina pun mulai mengocok juniorku dengan tangannya. Entah kenapa sensasi ini membuatku jadi semakin nikmat. Sensasi rasa ketakutan akan dilihat dan ketahuan oleh orang lain, membuat rasa nikmatnya pun bertambah.


Saat ini aku yang awalnya fokus untuk makan. Kini mulai teralihkan oleh rasa nikmat yang kini kurasakan. Akupun mencoba Menahan ekspresi kenikmatanku di depan teh Ela dan Nuri.


Secara perlahan kocokan tangan nina pada juniorku pun menjadi semakin cepat. Akupun semakin tak bisa mengendalikan diriku. Ketika rasa nikmat ini makin bertambah.


Entah kenapa padahal baru beberapa menit. Kurasakan saat itu juniorku justru sudah mau keluar lagi. Mungkin karena sensasi rasa takut ketahuan ini yang membuatku akhirnya sudah tak tahan lagi.


Tangan nina pun terus secara cepat mengocok juniorku. Dan hingga akhirnya..


Croottt... croottt...croot....


Aku yang tak ingin ekspresi wajahku saat itu dilihat oleh Tante Astri, Nuri dan juga teh Ela. Langsung saja menundukkan kepalaku. Ketika akhirnya Pejuku keluar oleh kocokan tangan nina.


Namun karena gerakanku itu dan aku yang lumayan lama menunduk membuat Nuri sedikit aneh. Iapun langsung bertanya padaku saat itu.


" Kaka kenapa?"


Akupun sempat diam beberapa saat, karena saat itu aku masih menikmati sisa sisa kenikmatanku. Setelah itu akupun mencoba mencari alasan tentang apa yang baru terjadi.


" Ehh engga, ga apa2 ko nur. Kk cuma agak ngantuk aja semalem tidur cuma sebentar"

Ucapku sambil berusaha mengeluarkan ekspresi seolah aku sedang mengantuk.


" Hmm gituu, kirain kenapa"


Setelah itu Nuri pun mengatakan sesuatu yang tak kuduga lagi.


Nuri:" kalian nyium bau aneh ga sih" sambil berusaha mencari sumber bau


Aku sendiri sadar tau bau yang dihirup oleh Nuri ini bau apa. Ini pasti bau peju2ku yang sudah keluar tadi. Aku pun cukup panik dengan keadaan ini.


Aku:" engga ahh kk ga nyium apa2"


Teh Ela:"iyahh kaa teteh juga ga nyium daa"


Tante Astri:" iyahh udah lanjutin aja makannya"


Nuri:" hmm Iyahh2"


Beruntungnya saat itu hanya Nuri saja yang mencium bau pejuku itu. Kurasa aku benar2 beruntung bisa selamat dari situasi ini.


Nina sendiri yang sedari tadi diam tak bicara apapun. Secara tiba2 ia entah sengaja atau tidak. Ia menjatuhkan sendok yang sedari tadi ia pegang ke bawah meja.


" Yahh jatoh sendoknya"

Ucapnya sambil perlahan iapun mencoba turun untuk mengambil sendok tersebut.


Namun yang aneh justru saat itu padahal sendoknya sendiri tak terlalu jauh jatuhnya. Tapi ia malah mencoba masuk ke bawah meja. Seolah sendok itu jatuh jauh ke dalam.


Dan ternyata setelah itu, kini aku mengerti apa maksud dari yang ia lakukan itu. Kurasakan tiba2 ada rasa hangat di bagian juniorku. Seolah ada seseorang yang menjilati dan mengulumnya.


Akupun langsung menengok ke bawah meja. Dan benar saja saat itu Nina sedang menjilati dan mengulum juniorku. Kulihat ia langsung tersenyum begitu aku melihatnya.


Sllrppppp... sllrppppp... sllrppppp


Ahh sial Nina benar benar sangat berani sampai melakukan hal senekat ini. Namun ternyata saat juniorku yang baru saja keluar mulai menegang kembali. Ia justru menghentikan kulumannya.


Dan malah kembali menaikkan celanaku ke atas sehingga juniorku kini kembali tertutupi oleh celanaku. Iapun setelah itu kembali keluar dari bawah meja sambil membawa sendok yang tadi jatuh.


Kurasa saat itu ia hanya membersihkan sisa sisa pejuku yang masih ada di juniorku. Tentu hal itu bisa dibilang sangat berani. Karena resiko kami ketahuan lebih besar daripada sekedar mengocoknya dengan tangan seperti sebelumnya.


Setelah itu akhirnya semuanya berjalan seperti biasanya. Kami akhirnya selesai sarapan saat itu. Nina sendiri langsung pergi ke kamarnya seolah tak terjadi apa2.


Ahh sial, tak kusangka ada orang seberani Nina. Kurasa di sudah benar benar menjadi wanita binal. Sampai berani melakukan hal senekat itu.


Beruntungnya saat itu tak ada yang menyadari hal yang sudah dilakukan oleh Nina. Walaupun Nuri tadi sempat merasa aneh. Namun untungnya ia tidak menyadari lebih banyak dari itu.


Setelah selesai makan akupun kembali ke kamarku. Saat itu aku sendiri cukup excited karena sebentar lagi aku akan jalan bersama putri. Hal yang tak kusangka akhirnya akan terjadi juga.


Akupun awalnya sempat bingung mau mengajak jalan putri kemana. Tapi setelah aku semalam chatting dengannya. Akhirnya aku memutuskan untuk mengajaknya ke salah satu tempat wisata di kota ini


Tak terasa akhirnya siang haripun tiba. Saat itu aku sudah siap menjemput putri dengan pakaian yang sudah rapih. Akupun kini cukup pede dengan penampilanku.


Setelah menyiapkan semuanya. Akupun segera turun ke bawah untuk menyalakan motorku. Kulihat saat itu ada Tante Astri yang sedang menonton tv di ruang tengah.


" Mau kemana kamu yan?"


" Owhh ini Tante, Iyan mau maen sama temen"


" Owhh gituu, maen sama temen ko dandanannya kek mau ketemu gebetan aja"


" Hehe bener ko Tante wkwkwk"


" Wkwkwk Yaudahh, hati2 yah di jalan"


" Iyahh Tante"


Yaa Tante sendiri sekarang sudah benar benar bersikap biasa padaku. Seolah kejadian sebelumnya hanya sekedar angin lalu saja. Padahal saat itu aku benar benar bisa melihat sisi lain dari tanteku ketika kami sedang berhubungan badan.


Aku sendiri masih penasaran apakah Tante akan benar benar menepati janjinya. Atau justru mengingkari seperti sebelumnya.


Akupun cukup penasaran berapa lama Tante akan bisa menahan hasrat seksualnya. Karena dari yang kulihat Tante termasuk orang yang sangat mudah terangsang.


Apalagi setelah ia melakukan hubungan badan denganku. Entah kenapa aku yakin ia akan merasa ketagihan dengan juniorku. Yaa sebenernya itu bisa dibilang harapanku juga.


Daripada terus pikiran kotor tersebut terus menguasaiku. Aku pun segera bergegas pergi ke motorku. Karena ada hal yang lebih penting yang harus kulakukan hari ini.


Aku sendiri sudah menyiapkan beberapa lembar uang seratus ribu di dompetku. Uang itu didapat dari kiriman bulanan papa. Yaa karena aku sendiri belum mendapatkan gaji, aku masih mengandalkan uang kiriman dari papaku.


Sekilas info, keluargaku sendiri disana mereka sudah hidup lebih baik lagi. Keuangan mereka dari hari ke hari makin bertambah besar. Saat ini pun rumah kami sedang di renovasi agar lebih terlihat bagus.


Aku sendiri sangat bersyukur dengan hal itu. Akhirnya papa, mama dan Mira dapat hidup dengan lebih baik lagi. Nisa sendiri saat ini sudah pergi ke kota tempat dia kuliah.


Kurasa diapun kini mendapatkan uang kiriman bulanan yang lebih besar dari biasanya. Sama denganku juga.


Selain itu kehidupan bang ichsan dan teh Fira pun juga semakin membaik. Kabarnya bang ichsan saat ini sedang menabung untuk membuat rumah. Agar ia tidak tinggal di kontrakan lagi.


Sementara itu teh Fira yang sedang hamil pun. Perutnya sudah mulai membesar. Mungkin sudah hampir 2 bulan kini usia kandungannya.


Aku sendiri tentu sangat merindukan keluargaku. Ingin rasanya aku pulang kesana. Namun apa daya perjuanganku sendiri disini baru saja dimulai.


Kembali ke cerita, akhirnya akupun melajukan motorku ke arah kos-kosan milik putri. Letaknya sendiri bisa dibilang tak terlalu jauh dari kampus tempat ia dan Nuri kuliah.


Mungkin butuh waktu kisaran 20 menit untuk aku sampai disana. Perasaan senang dan gugup terus kurasakan sepanjang jalan. Akhirnya hari dimana aku akan jalan dengan putri tiba juga.


Tak lama akhirnya aku sampai di depan parkiran kos-kosan dimana putri tinggal. Dan ternyata putri pun sudah menunggu di depan kosannya saat itu. Dan ia benar-benar terlihat cantik.


Ia saat itu memakai dress putih pendek hingga selutut. Dengan rambut yang terurai rapih. Ia pun memakai riasan yang membuatnya sangat terlihat cantik.


Putri sendiri langsung tersenyum manis ketika melihatku datang. Ia terlihat sama senangnya denganku. Ahh aku sudah tidak sabar menunggu apa yang akan kita lakukan hari ini.


" Kamu dari tadi diem disini put?"


" Engga ko baru aja aku keluar dari kosan"


" Hmm gituu, yaudah mau berangkat sekarang aja?"


" Iyahh, emang mau nunggu apalagi?"


" Ga ada sihh wkwkwk"


" Wkwkwk Yaudah aku naik yah"


" Iyahh awas hati2 put"


Setelah putri naik ke motorku. Tanpa tunggu lama lagi segera kulajukan motorku ke tempat tujuan kita. Yaitu salah satu tempat wisata yang terkenal di kota ini.


Disana banyak wahana permainan yang bisa kami mainkan nantinya. Aku sendiri sebenarnya tidak terlalu tertarik. Tapi berhubung putri sangat menyukai tempat tersebut akhirnya kamipun memutuskan untuk pergi kesana.


Kurang lebih 15 menit kamipun akhirnya sampai di tujuan kami. Karena jaraknya yang lumayan dekat dengan kosan putri. Membuat kamipun tak membutuhkan waktu lama untuk pergi kesini.


Saat itu kulihat di pintu masuknya sendiri sudah banyak orang yang mengantri. Dan hal itu sangat wajar karena memang hari ini adalah tanggal merah. Tentu jadi banyak orang yang berdatangan kesini.


Setelah cukup lama mengantri akhirnya tiba giliran kami. Akupun segera membayar tiket masuk untuk 2 orang. Dan akhirnya kamipun mulai masuk ke dalam.


" Kamu bayarin tiket aku juga?"


" Iyahh, kenapa?"


" Ihh padahal udah biar aku aja yang bayar sendiri"


" Ga apa2 ko tenang aja"


" Yaudah biar aku ganti aja"


" Ihh ga usahh buat apa diganti"


" Yaa aku ga enak"


" Ga apa2 putri... Lagian kan aku yang ngajak kamu jalan. Jadi ga masalah dong kalo aku yang bayarin"


" Hmm iyaa2, tapi nanti lain kali aku yang bakal traktir kamu"


" Iyaa dehh"


Setelah kami masuk ke dalam. Kulihat lumayan banyak orang yang ada disana. Mulai dari anak2 sampe orang tua pun ada mengunjungi tempat ini.


Kamipun sempat Bingung wahana apa yang akan kami naiki lebih dahulu.


" Jadi kita mau ngapain dulu nihh"
Tanyaku pada Putri

" hmm ngapain yahh"


" Aku sihh terserah kamu, mau naik mana dulu?"


" Kalo aku sihh pengen naik itu" ucapnya sambil menunjuk ke salah satu wahana


Aku sendiri cukup terkejut ketika melihat apa yang putri pertama ingin coba. Ternyata ia menunjukkan wahana kora kora. Tak kusangka dia cukup berani untuk menaiki wahana tersebut.


Sementara aku sendiri sejujurnya tak terlalu berani menaiki wahana2 ekstrim. Karena aku sedikit takut akan ketinggian.


" Kamu serius mau naik itu put?"


" Iyahh aku serius, emang kamu ga mau?"


Aku sendiri sebenarnya cukup bingung. Bagaimana mungkin aku menolak keinginan putri saat itu. Sementara itu disisi lain ada rasa takut yang kusembunyikan untuk menaiki wahana tersebut.


" Jangan2 kamu takut yah naik kora-kora?"


" Hmm engga ko engga, aku ga takut masa naik kek gitu doang takut"


" Yaudah ayo kita kesana"


Ahh sial pikirku. Kenapa aku tidak jujur saja kalau sebenarnya aku takut naik wahana tersebut. Karena sekarang aku sudah tidak bisa mengelak lagi dan harus naik wahana yang aku takuti.


Perlahan kamipun mulai berjalan ke arah wahana tersebut. Rasa deg-degan terus kurasakan ketika kami sedang menunggu giliran. Dan setelah beberapa lama akhirnya waktu yang kutakutkan pun tiba.


Saat aku dan putri sudah duduk dan hanya tinggal menunggu waktu wahana kora kora ini berjalan. Perasaan tegang terus menghantui diriku saat itu.


" Yann ko kamu dari tadi tegang gitu sihh"


" Engga ko aku biasa aja"


" Jujur aja kamu beneran takutkan wkwkwk"


" Yaa iyaa sihh dikittt"


" Hmm bener cuma dikiit yahh"


Tak lama setelah itu akhirnya hal yang kutakutkan mulai terjadi. Wahana pun mulai berjalan seperti seharusnya.


Awalnya si kora kora hanya bergerak pelan saja dan tidak terlalu tinggi. Sehingga membuatku pun masih bisa tenang. Namun secara perlahan semua itu berubah.


Aku yang awalnya tenang2 saja. Tiba tiba mendadak berubah takut. Ketika kora kora mulai bergerak cepat dan menjadi lebih tinggi.


Tanpa sadar saat itu, akupun berteriak ketika aku berada di ketinggian. Akupun tak peduli atau malu karena putri duduk di sebelahku. Saat itu aku hanya berharap kora kora ini segera berhenti.


Dan akhirnya setelah beberapa menit berada dalam situasi takut dan tegang. Kora kora pun berhenti juga. Rasa lega kini kurasakan, karena permainan menegangkan ini sudah selesai.


Setelah turun tiba2 putri pun tertawa. Nampaknya aku tau apa yang sedang ia tertawakan.


" Wkwkwkwk, katanya berani ko teriak2 gitu sih Yann"


" Yaa kan aku bilang sedikit takut. Lagian Itu mah cuma refleks aja aku juga ga sadar kalo tadi aku teriak"


" Hmm masaaa"


" Iyahh benerr"


" Wkwkwk iyaa deh percaya"


Aku sendiri kembali mengelak bahwa aku tidak takut saat itu. Karena mungkin aku akan merasa malu apabila mengakuinya, mana mungkin aku yang seorang lelaki takut naik wahana seperti ini.


" Okee selanjutnya kita mo naek apa?" Tanyaku


" Hmm sebenernya ada satu wahana yang bener bener pengen aku coba sih yan"


Entah kenapa saat aku mendengar putri berkata seperti itu. Firasatku ini tidak akan menjadi wahana yang kusukai. Karena saat naik kora2 pun ia terlihat tenang dan sangat menikmati permainan tersebut.


Terlihat ia sangat menyukai wahana wahana yang lumayan ekstrem. Aku yakin wahana selanjutnya pun akan sama seperti itu.


" Aku pengen nyobain yang itu"


Dan benar saja ketika aku menengok ke arah yang dia tunjuk. Ternyata wahana tersebut lebih mengerikan bagiku dari kora2 yaitu rollercoaster. Ahh sial tidak lagi pikirku.


Putri pun mulai berjalan ke arah wahana tersebut. Sementara aku masih terdiam memikirkan apa yang akan terjadi nanti. Ketika aku naik wahana itu.


" Yann, ko diem. Kamu mau naik rollercoaster ga?"


" Hmm mauu ko mauu"


" Hmm bener? Kalo kamu ga mau mah kita ga usah naik aja"


" Ga apa2 ko, lagian kamu pengen banget naek itu kan. Jadi ayo kita kesana"


Iapun langsung tersenyum ketika mendengarkan jawabanku. Yaa sebenernya aku bisa saja bilang kalo aku tak mau naik rollercoaster itu.


Tapi nampaknya putri sendiri sangat menginginkan menaiki wahana tersebut. Jadi aku rasanya tak tega apabila harus mengatakan itu.


Akhirnya kamipun sudah naik wahana rollercoaster tersebut. Perasaan tegang benar benar menghantuiku saat itu. Ahh membayangkannya pun sudah membuatku takut.


Namun saat aku tengah bengong memikirkan hal tersebut. Tiba2 tanpa kusadari wahana rollercoaster ini pun mulai berjalan. Aku tentu saja mulai merasakan rasa takut saat itu.


Berbeda degan kora2. Kupikir wahana ini jauh lebih menegangkan. Kurasakan ketakutan yang luar biasa ketika kereta luncur yang kunaiki mulai terbalik 180°.


Akupun tak ada hentinya teriak saat itu. Sementara itu kulihat putri walaupun ia juga berteriak juga sama denganku. Namun ia nampak menikmatinya.


Berbeda denganku yang teriak karena rasa takut setengah mati. Entah kenapa perlahan akupun mulai merasa pusing saat itu. Dan mulai ada rasa mual kurasakan.


Kereta luncur pun terus bergerak cepat selama beberapa menit. Yang membuat rasa mual dan pusingku semakin bertambah. Kurasa aku sudah tidak kuat lagi.


Disaat aku dalam keadaan seperti itu. Tiba2 kurasakan ada tangan yang menggenggam tanganku. Akupun langsung menoleh, dan ternyata itu adalah tangan milik putri.


Diliat dari ekspresi wajahnya yang menatap wajahku. Sepertinya putri tau apa yang kini kurasakan. Apalagi tanganku yang benar benar gemetar pasti bisa dirasakan oleh putri.


Sepertinya ia berusaha menenangkanku dengan menggenggam erat tanganku. Itupun sedikit membuat rasa ketakutanku berkurang. Tapi tidak dengan rasa mual dan pusing yang terus kurasakan.


Dan akhirnya setelah beberapa saat. Akhirnya kereta luncurnya pun berhenti. Tanpa tunggu lama aku pun segera turun dan keluar dari wahana tersebut.


Kupikir saat itu aku akan segera muntah. Ternyata perlahan ketika aku sudah keluar dari wahana tersebut. Rasa mualku mulai perlahan tidak kurasakan.


Aku sendiri saat itu duduk di kursi yang ada di dekat wahana rollercoaster. Dan tanpa kusadari putri ternyata tidak ada di sampingku. Gara2 kejadian ini, aku bahkan sampai melupakan putri.


Namun tak lama saat aku sedang istirahat di kursi. Kulihat dari arah depan putri datang menghampiriku. Dan kulihat ia membawa sebotol air mineral.


" Nihh kamu minum dulu" sambil memberikan minuman tersebut


" Makasihh put"


" Yann.."


" Iyahh put?"


" Masih kerasa ga enak yan?"


" Engga ko sekarang mah udah mendingan put"


" Hmm syukur dehh"


Akupun segera meminum minuman yang diberikan oleh putri.


" Yan, kamu kenapa ga ngomong sih ke aku kalo kamu tuh bakal gini kalo naik wahana2 tadi"


" Hmm aku juga sebenarnya ga tau bakal sampe mual sama pusing kek gini. Sebenarnya awalnya aku juga sempat kepikiran buat ga naek sih. Tapi waktu liat kamu keknya pengen banget naek rollercoaster itu, mana mungkin aku bisa nolak"


Putri sendiri sesaat langsung tersenyum mendengar jawabanku. Nampaknya ia sedikit senang dengan salah satu kalimat yang kuucapkan.


" Iyaaah, tapi tetep aja jangan sampe maksain diri kamu gitu. Lagian aku bisa ko naek sendiri"


Setelah itu kamipun sempat terdiam sebentar. Dan entah kenapa kurasa saat ini adalah momen yang pas untuk melakukan apa yang jadi tujuan awalku.


" Put.."


" Iyahh.."


" Sebenarnya kemaren ada hal yang belum aku omongin dan jelasin ke kamu"


" Soal apa?"


" Soal alasan kenapa aku tiba2 ngilang gitu aja dan ga pernah ngasih kabar lagi ke kamu"


" Hmm soal itu, karena kamu sibuk kerja kan?"


" Sebenarnya bukan itu put alasannya"


" Yaa terus karena apa?"


" Sebenarnya waktu itu aku ngilang gitu aja ga ada kabar bukan karena sibuk kerja. Tapi karena waktu itu aku salah paham"


" Salah paham? Soal apa?"


Akhirnya aku kembali menjelaskan hal yang aku lihat waktu itu pada Putri. Dan tentu saja putri sendiri terkejut dengan apa yang aku jelaskan.


" Ihh engga Yann, galih itu cuma temen aku ko ga lebih"


" Iyahh aku juga udah tau sekarang, aku udah denger semuanya dari Nuri"


" Iyahh aku beneran ga ada hubungan apa2 ko sama galih kita cuma temen doang"


" Iyahh putri aku percaya wkwkwk. Nuri udah ngejelasin semuanya ke aku waktu itu"


" Semuanya? Emang dia cerita apa aja?"


" Banyakk hampir semua tentang kamu dia ceritain ke aku"


" Si Nuri bener bener yah"


" Dia ga salah ko put, justru aku merasa ke tolong sama apa yang dia ceritain ke aku. Mungkin kalo dia ga cerita sama sekali. Kita ga akan sampe jalan berdua kaya gini"


Putri sendiri saat itu hanya diam saja dan tak menjawab ucapanku. Dia seperti bingung harus menjawab apa. Akupun melanjutkan ucapanku kembali.


" Maaf juga yah put"


" Maaf kenapa?"


" Maaf kalo aku waktu itu sampe buat kamu nangis. Aku bener bener ngerasa bersalah. Harusnya aku ga ngilang gitu aja"


Putri pun masih sempat terdiam dan tak menjawab beberapa saat. Namun setelah itu akhirnya iapun menjawab ucapanku.


" Ga apa2 ko Yann, lagian kamu bertindak gitu juga karena kamu salah paham dan ga tau juga kan"


Setelah itu entah kenapa suasana yang aku rasakan jadi berbeda dari sebelumnya. Akupun yakin putri pun merasa demikian. Rasa suka yang sebelumnya kami pendam. Kini sudah kami ketahui satu sama lain

Dan kurasa ini adalah momen yang paling tepat untuk aku mengatakan hal Yang sedari lama ingin aku katakan.


" Put..."


" Iyahh?"


" Jadian yu..?"


Mendengar hal itu ia yang sebelumnya tertunduk pun. Langsung memalingkan wajahnya ke arahku. Seolah terkejut dengan apa yang baru kukatakan.


" Ka..mu nembak aku?"


" Iyaahh, Kamu mau ga jadi pacar aku?"


Iapun sempat terdiam beberapa saat. Sebelum akhirnya raut wajahnya pun menjadi berubah. Ia tersenyum sangat manis dan ekspresinya seolah menandakan bahwa dia sangat senang dengan apa yang baru kukatakan.


" Iyahh aku mau jadi pacar kamu.."

Ucapnya dengan sedikit malu malu.


Tentu saja aku senang bukan main dengan jawaban dari putri. Walaupun sebenarnya aku sudah tau bahwa dia memang menyukaiku. Tapi mendengarnya secara langsung membuat rasa senangku bertambah berkali kali lipat.


Ahh akhirnya hal yang kudambakan pun bisa kudapatkan juga. Entah kenapa sesaat setelah itu kami langsung tersipu malu satu sama lain.


Setelah itu hal hal yang kami lakukan pun jadi terasa berbeda. Rasanya kini sudah tak ada pembatas diantara kami. Karena kami kini sudah resmi berpacaran.


Setelah itu kamipun sempat mengobrol sesaat. Sebelum akhirnya kamipun pergi menuju ke wahana yang lainnya.


Kami sendiri yang awalnya berjalan agak berjarak. Kini mulai berjalan berdekatan. Tangan kami pun kini sudah saling menggandeng satu sama lain.


" Jadi sekarang kita mau kemana lagi" tanyaku


" Hmm karena kamu takut sama wahana2 yang ekstrim. Kita bakal pergi ke wahana yang aku yakin kamu ga bakal takut"


" Wahana apa?"


" Udahh ikut aku aja"


Putri pun menggandeng tanganku sambil berjalan ke arah wahana yang dia maksud. Dan ketika ia berhenti berjalan. Aku hanya bengong melihat wahana yang putri maksud.


" Komedi putar maksud kamu?" Tanyaku


" Iyahh, kamu pasti ga bakal takut kan"


" Yaa iyaa sihh tapi masaa..."


Belum selesai aku menyelesaikan ucapanku. Putri justru langsung menarik tanganku untuk masuk ke dalam wahana tersebut.


" Udahh ayo naik aja nanti keburu penuh"


Ahh entah kenapa wahana2 disini tidak ada yang membuatku senang sama sekali. Rasa takut tidak kudapat tapi malah rasa malu yang kini akan kurasakan. Dan kembali akupun sulit untuk menolak ajakan putri.


Tapi untungnya komedi putar tersebut lumayan besar. Dan kesannya pun tidak hanya diperuntukkan bagi anak kecil saja. Melainkan orang dewasa juga.


Tapi walaupun begitu tetap saja ada rasa malu apabila seorang pria menaiki wahana tersebut. Dan setelah beberapa saat akhirnya selesai juga aku menahan rasa maluku.


Aku pun keluar dari wahana tersebut. Dan tentu saja bersama dengan putri. Kami pun setelah itu menaiki beberapa wahana lagi sebelum akhirnya memutuskan untuk keluar dari tempat wisata tersebut.


Rasanya aku benar benar bahagia saat itu. Momen2 saat kami menaiki wahana demi wahana kami lewati dengan senyum dan tawa. Kupikir aku sudah lama tidak merasakan hal seperti ini.


Karena terakhir kali aku pacaran mungkin ketika aku kelas 3 SMP. Dan itu pun aku tak merasakan kebersamaan seperti ini. Hanya seperti anak2 SMP umumnya berpacaran.


Kamipun terus berbincang manis ketika sudah mau keluar dari tempat wisata tersebut.


" Yann.."


" Iyahhh?"


" Makasihh yah udah ngajak aku kesini.."


" Iyaahh sama2. Aku juga mo bilang makasih"


" Makasih kenapa?"


" Makasih karena udah mau jadi pacar aku wkwkwk"


" Ihh apa sihh..." ucapnya sambil tersenyum dan memukul pelan lenganku


" Tapi aku beneran seneng tau Yan"


" Seneng kenapa?"


" Seneng karena akhirnya aku bisa jalan sama orang yang aku suka dan pergi ke tempat yang aku suka juga."


" Hmm kalo itu aku juga sama"


" Yaa walaupun sebenarnya tadi aku sempet khawatir sihh karena ada yang ngaku2nya berani, padahal aslinya mah penakut naik wahana ekstrim wkwkwkwk"


" Owhh jadi udah mulai berani ngeledek nihh wkwkwk. Awas yahh nanti pasti aku bales.."

" Oke aku tunggu balesannnya wkwkwk"


" Oke kalo gitu sekarang kita cari makan dulu sebelum pulang. Gimana? Setuju?"


" Setujuuu.. aku udah laper bangett"


" Hahaha sama aku juga"


Setelah itu putri pun naik ke motorku. Lalu kamipun mulai pergi meninggalkan tempat wisata tersebut. Dan setelah itu segera mencari tempat makan.


Hari sendiri saat itu sudah sore menjelang malam. Memang tak kusangka kami menghabiskan waktu sampe selama ini. Akupun segera mencari tempat makan yang kami inginkan.


" Put, kamu pengen makan apa?" Tanyaku ketika di jalan


" Hmm apa yahh, kalo kamu maunya apa?"


" Kalo aku mah sih terserah kamu"


" Aku lagi pengen makan pecel ayam sih yan sekarang. Gimana?"


" Pecel ayam? Ga mau makan di cafe2 aja?"


" Enggaa ahh aku lebih suka makan di tenda pecel ayam"


" Hmm Yaudah kalo gituu"


Jujur aku cukup senang mengetahui sifat putri. Ternyata ia memang orang yang sederhana dan bukan wanita2 yang harus selalu makan di tempat tempat yang mewah.


Dan akhirnya akupun menemukan salah satu warung tenda pecel ayam di pinggir jalan. Segera kuparkirkan motorku. Lalu masuk ke dalam bersama putri.


Kulihat keadaan di dalam lumayan cukup ramai. Kurasa ini merupakan salah satu pecel ayam favorit di daerah ini. Aku dan putri pun segera mencari tempat duduk.


Setelah menemukan tempat duduk. Kamipun akhirnya segera memesan menu makanan kami. Dan ternyata saat itu menu pilihan kami sama. Kini kamipun hanya tinggal menunggu makanan kami siap disajikan.


" Owhh Iyah Yann, Inget ga sama omongan aku pas siang tadi?"


" Hmm yang mana?"


" Jadi sekarang aku yang bakal traktir kamu.."


" Hmm ituu, udah ga apa2 biar aku aja"


" Ihhh ga mauu kan udah aku bilang, kalau aku yang bakal traktir"


" Ga usahh, uangnya kamu simpen aja buat kebutuhan kuliah kamu"


" Ihh cuma pecel ayam doang ga seberapa harganya. Udah pokonya aku yang bayar titik."


" Iyaa dehh iyaa kamu yang bayar"


Tak lama akhirnya pesanan kami pun tiba juga. Ahh wangi ayam goreng,tempe, tahu dan sambel pecelnya benar benar membuat perutku semakin lapar. Tanpa tunggu lama kamipun langsung melahap makanan kami saat itu.


Kulihat putri pun cukup menikmati makanan dan suasana disini. Ia terlihat santai2 saja bahkan merasa nyaman. Untungnya aku memiliki pacar seperti putri.


Setelah beberapa menit akhirnya makananku pun habis juga. Begitu juga putri. Namun tampaknya putri masih merasa belum cukup saat itu.


" Yan, kamu masih laper ga? Aku mau nambah nasi lagi ahh"


" Kamu nambahh? Emang belum kenyang segitu?"


" Hehe belumm. Kamu mau nambah ga?"


" Engga ahh aku mah udah kenyang"


" Yaudah kalo gitu"


Putri sendiri saat itu nambah lagi setengah porsi. Aku hanya bisa tersenyum melihatnya. Iapun nampaknya tidak jaim ketika sedang makan.


Dan setelah putri selesai. Kamipun segera membayar pesanan kami tadi. Yaa sebenernya putri yang membayarnya semua.


Kamipun akhirnya mulai berjalan keluar tenda pecel ayam ini. Namun hal yang tak kuduga terjadi. Saat itu kami berpapasan dengan orang yang pernah kulihat.


Dan orang itu adalah galih. Galih adalah orang yang membuatku sempat salah paham dan mengira bahwa ia adalah pacarnya putri. Ia nampak baru mau masuk ke dalam.


Putri:" galihh? Ko Lo bisa ada disini?"


Galih:" yaa gue mau makan pecel lele lahh put. Lu makan disini juga"


Putri:" iyahh baru aja tadi"


Galih:" owhh gituu, put itu siapa?"


Putri:" owhh ini, dia pacar gue namanya Iyan"


Akupun langsung memperkenalkan diriku sambil mencoba menjabat tangannya. Ia pun menerima jabatan tanganku.


" Owhh gituu, Yaudah gue mo ke dalem ya" ucap galih setelah itu


Galih pun langsung masuk ke dalam saat itu. Sedangkan kami mulai berjalan ke arah motor yang tadi kuparkirkan.


Namun entah benar atau salah. Menurut penglihatanku, begitu putri memperkenalkanku sebagai pacarnya. Tiba2 raut wajah dari galih berubah. Senyumnya tiba2 hilang selama sesaat.


" Yann ko bengong? Mikirin apa?"


" Ahh engga ko engga, ayo kita pulang"


Ahh mungkin penglihatanku saja yang salah saat itu. Lagi pula mereka kan sudah berteman dari kecil. Jadi tidak mungkin firasat yang kutakutkan betul.


Setelah putri naik, segera kulajukan motorku ke arah rumah kami. Disepanjang perjalanan putri pun terus memelukku dengan sangat erat. Dan juga kepalanya pun ia sandarkan di punggungku saat itu.


Ahh aku benar benar dibuat senang oleh kehangatan yang kurasakan saat ini. Setelah kurang lebih hampir setengah jam akhirnya kamipun sampai di depan kosan putri. Putri pun langsung turun dari motorku.


" Yann makasihh bangett buat hari ini.."


" Iyaaahh..."


" Pokonya aku seneng banget hari ini"


" Samaa aku jugaa, tapi ngomong2 yang tinggal di kos-kosan ini ada berapa orang?"


" Kalo ga salah sihh sekitar 12 orang, kenapa?"


" Engga cuma pengen tau aja"


" Hmm gituu, owhh iyahh ibu kos Disini galak tau"


" Masaa?"


" Iyahh waktu itu aja ada temen yang bawa pacar cowonya masuk ke dalem langsung mau diusir"


" Wahh? Seremm banget sihh emang"


" Iyahhh benerr"


" yaudahh, sekarang mending kamu masuk duluan gihh. Nanti dimarahin ibu kos pulangnya kemaleman wkwkwk"


" Ihh engga baru juga jam 7 wkwkwk, lagian aku pengen liat kamu pulang dulu"


" Hmm gituu, Yaudah kalo gitu aku duluan yahh"


" Yan, bentarr..."


Baru saja aku kembali menyalakan motorku. Tiba2 putri melakukan hal yang sangat membuatku merasa senang.


Tiba tiba ia kembali berjalan mendekatiku. Hingga jarak yang sangat dekat. Dan tanpa kuduga ia langsung memberikan kecupan di pipiku.

Cccpp...


Tentu saja hal itu membuatku terkejut dan merasa bahagia. Akupun sempat terdiam beberapa saat sambil tersenyum senang. Sebelum akhirnya kesadaranku kembali. lalu setelah itu mulai kulajukan motorku.


" Dahhh, hati2 di jalannya jangan ngebutt" ucap putri sambil melambaikan tangan ke arahku


Akupun pulang dengan rasa senang yang luar biasa saat itu. Masih teringat rasa kecupan bibirnya di pipiku. Benar benar terasa lembut dan menghangatkan.


Dan akhirnya setelah beberapa menit akupun akhirnya sampai juga di rumah. Segera kuparkirkan motorku ke garasi. Lalu setelah itu masuk ke dalam rumah.


Saat aku sampai aku tak sengaja melihat pemandangan yang luar biasa menggairahkan. Kulihat saat itu Tante Astri tengah tertidur di sofa yang ada di ruang tengah. Kurasa ia ketiduran saat sedang menonton tv.


Dan hal yang menggairahkan itu adalah pakaian milik Tante Astri. Ia masih memakai daster yang sama seperti ketika pagi tadi. Dan dasternya sendiri saat itu bagian bawahnya tersingkap ke atas.


Karena posisi tidurnya miring dan dasternya yang tersingkap. Kini aku bisa melihat pantatnya yang indah yang masih berbalut cd bewarna pink. Ahh sial aku bener bener tergoda.


Akupun mencoba berjalan mendekati sofa tersebut. Agar bisa melihat lebih jelas lagi. Namun aku tak menyangka saat itu tiba2 ada orang yang memanggilku.


" Baru pulang kaa?"


Sontak akupun terkejut dan menengok ke arah suara. Dan ternyata yang memanggilku saat itu adalah Nina. Ia terlihat sedang berdiri menatapku di tangga yang menuju lantai 2.


" Ehh iyahh nin, baru aja tadi pulang"


" Owhh gituu, pantesan aku ga liat kk dari siang, ternyata maen tohh"


" Hehe Iyahh nin"


Akupun mulai merubah haluan jalanku. Menjadi berjalan ke arah tangga yang awalnya tadi menuju ke sofa. Saat aku naik tangga dan berpapasan dengan Nina aku menjadi teringat akan kejadian tadi pagi.


" Nin, yang tadi pagi parah banget sihh"


" Hehehe tapi enakkan?"


" Yaa iyaa sihh tapi tetep aja kita hampir ketauan"


" Wkwkwk tenang aja ga bakal ko kaa"


" Iyaahh dehh"


Setelah itu akupun masuk ke dalam kamarku. Lalu saat itu menyiapkan handuk untuk mandi. Dan aku segera berjalan ke kamar mandi yang ada di lantai 2.


Saat aku sedang mandi, akupun terus terpikir dengan apa yang telah kulewati hari ini dengan putri. Ahh benar benar membuatku senang. Apalagi ketika ia saat itu mencium dan mengecup pipiku.


Entah kenapa walaupun sekedar ciuman di pipi rasanya benar benar membuatku bahagia. Padahal aku sudah pernah mendapatkan hal yang lebih dari itu. Mungkin karena yang melakukan itu adalah putri, wanita yang kusukai jadi rasanya berbeda.



Setelah selesai mandi akupun segera keluar dari kamar mandi. Dan saat itu kulihat ada Nina yang sedang menunggu di depan kamarku.


Ia pun langsung tersenyum ketika melihatku keluar dari kamar mandi. Seolah dia memang sudah menungguku.


" Owhh kk ada di kamar mandi tohh"


" Iyahh, ada apa nin?''


" Ini kaa tiba tiba laptop aku mati lagi, bisa bantu lagi ga kaa"


" Owhh yaudah bentar kk pake baju dulu"


" Ehh ga usahh kaa, sekarang aja benerinnya"


" Lahh kan kk cuma pake handuk doang nin"


" Yaa ga apa2 soalnya urgent kaa harus cepet2"


" Hmm Iyahh deh iyaahh"


Akupun saat itu mulai masuk ke kamar nina dengan kondisi hanya memakai handuk yang aku belitkan saja di tubuhku. Dan saat ku masuk kulihat laptop tersebut ada di meja belajarnya. Akupun segera menghampiri laptop tersebut.


Namun anehnya saat aku mencoba untuk melihat laptopnya. Justru laptop tersebut nyala seperti biasanya. Dan setelah kuperiksa pun tak kutemukan kerusakan pada laptop ini.


" Nin, ko ini laptopnya bisa nyala katanya mati"


" Yaa emangg"


" Hahh? Terus apanya yang kata kamu rusak atau error?"


" Ga ada ka sebenarnya ga ada yang rusak sama sekali dari laptop aku"


" Lahh terus kamu ngapain manggil kk?"


Dari sini aku pun mulai melihat gerak gerik aneh dari Nina. Ia yang saat ini masih memakai pakaian yang sama seperti tadi pagi pun. Mulai berjalan ke arahku dengan ekspresi wajah seperti menggodaku.


Aku sendiri hanya bisa diam saja saat itu. Sampai akhirnya Nina berada tepat di depanku. Dan iapun langsung mengelus juniorku yang masih tertutup oleh handuk.


" Aku pengen ini kaa.." sambil tangannya mulai meraba juniorku.


" Tapi sekarang masih jam 7 nin, nanti kalo ada orang yang liat sama denger gimana"


" Hmm gituu.."


Nina pun entah kenapa dia berjalan menjauh kembali dariku. Dan langsung membelakangiku.


" Jadi kk benar benar ga mau nihh.."

Ucapnya sambil membungkuk membelakangiku dan tiba tiba menurunkan setengah celana hotpantsnya.


Sontak akupun terkejut dengan apa yang mataku lihat. Pantatnya yang mulus putih dan besar. Dan saat itu pun tak memakai cd. Sehingga terlihat sedikit belahan vaginanya.


" Bener ga mau nihh kaa.." ucapnya sambil menggoyangkan pantatnya.


Sial juniorku yang sedari tadi tertutup handuk pun. Tentu saja ngaceng melihat ini. Terlihat ada yg menonjol di salah satu bagain handuk yang menutupi tubuh bagian bawahku.


Kurasa lelaki mana pun apabila mendapatkan godaan seperti ini akan sulit untuk menolaknya. Begitu juga aku, kurasa aku sudah tak bisa menahannya lagi.


Segera aku berjalan mendekat ke arahnya. Nina pun langsung tersenyum begitu melihatku berjalan ke arahnya. Ia nampaknya tau apa yang akan aku lakukan.


Tanpa tunggu lama segera kutarik tubuh Nina hingga kini berhadapan denganku. Dan dengan cepet langsung kusosor bibirnya saat itu dengan bibirku.


Cccpp... ccpppp... cccpp...


Nina pun langsung membalas ciumanku. Ia mencoba mengimbangi permainan mulutku. Hingga akhirnya lidah kami saling bertemu.


Sllrppppp... sllrppppp... sllrppppp...


Tanganku tentu tak diam saja ia pun mulai bergerak ke bagian pantat milik Nina. Yang sebelumnya sudah terbuka. Langsung kuremas bagian pantatnya yang montok itu.


Sementara Nina sendiri langsung membuka handuk yang sedari tadi kupakai. Dan hingga akhirnya kini aku sudah tak memakai apapun.


Juniorku pun mulai bersentuhan dengan bagian selangkangannya. Sementara itu, kakinya berusaha menurunkan seluruh celana hotpantsnya yang baru sampai lututnya tersebut.


Ahh kurasakan kenyal pantatnya pada tanganku. Dan lembut bibir dan lidahnya yang kini sedang menari dengan dengan lidahku.


Sllrppppp... Sllrppppp... Sllrppppp...


Setelah beberapa menit kami bermain dalam posisi ini. Tiba2 Nina pun melepaskan ciumanku. Dan tubuhnya mulai turun hingga ia akhirnya berhadapan dengan juniorku.


Tanpa tunggu lama tangannya pun segera mengocok juniorku yang sudah ngaceng maksimal tersebut. Dan secara perlahan akhirnya lidahnya mulai menyentuh dan menari di bagian juniorku.


Sllrppppp... sllrppppp... sllrppppp...


Ahh benar benar sensasi nikmat yang luar biasa. Tak kusangka dalam satu hari aku bisa merasakan 2 kali blowjob dari Nina.


Setelah itu iapun mulai memasukkan Juniorku seluruhnya ke mulutnya. Namun karena mulutnya yang terlalu kecil dan Juniorku yang terlalu besar ia hanya bisa memasukkannya setengahnya saja.


Perlahan iapun mulai bergerak maju mundur. Dan itu meninggalkan sensasi yang lebih nikmat lagi. Lidahnya pun terus bermain di dalam mulutnya.


Sllrppppp... sllrppppp... sllrppppp...


Ahh luar biasa kurasa Nina sendiri lumayan berpengalaman dalam melakukan blowjob. Itu terbukti dari rasa nikmat yang kini kurasakan.


Selang beberapa menit Nina pun menghentikan blowjobnya. Lalu mulai bangkit kembali.


" Biar ga ketauan kita main cepet aja kaa"


Setelah itu iapun langsung melepas pakaiannya satu persatu. Dan dimulai dari Tanktop putih yang ia pakai. Dan ternyata setelah membuka Tanktopnya ia tak memakai bh sama sekali.


Sehingga kini terlihatlah tubuhnya yang sepenuhnya bugil. Baru pertama kali aku melihat tubuh bugil milik Nina ini. Dan itu benar benar sangat menggairahkan.


Kulitnya yang terlihat mulus tanpa cacat apapun. Lalu payudaranya yang kecil dengan puting bewarna merah muda. Benar benar membuat birahiku memuncak.


Apalagi ketika aku melihat bagian selangkangannya. Vaginanya yang tembem bersih tanpa bulu. Dan terlihat ada sedikit warna pink di sekitaran vaginanya.


Ahh aku sudah benar benar tak sabar menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya. Setelah ia melepaskan seluruh pakaiannya. Ia sendiri langsung menyuruhku untuk duduk di pinggiran kasur.


" Kk duduk aja disini, biar aku yang maen"


Aku sendiri belum terlalu mengerti apa yang ia maksudkan. Namun karena ia mengatakan akan bermain cepat. Kurasa ia akan langsung memasukkan Juniorku ke dalam vaginanya.


Setelah itu iapun mulai mengambil posisi membelakangiku. Lalu dengan perlahan ia pun mulai memundurkan tubuhnya. Hingga mendekati juniorku yang sudah tegak ini.


Terlihat saat itu pantatnya yang besar benar benar menggodaku. Kurasa ia akan memasukkan Juniorku ke dalam vaginanya dalam posisi membelakangiku.


Secara perlahan akhirnya ia mulai duduk di pangkuanku. Dan kini akhirnya Juniorku berada di belahan pantatnya. Ia pun menggerakkan pantatnya terlebih dahulu hingga kini Juniorku bergesekan dengan belahan vaginanya.


" Ahhh.. gimanaa.. enak.. gaa... Kaa? Hmmppp"


" Ahh enakk nin.."


Saat itu terasa belahan vaginanya yang sudah mulai basah. Kurasa ia sudah cukup horny saat itu.


" Ahhh... Sekarangg.. aku.. masukkinn.. yah.. kaa"


Hanya sebentar saja juniorku bergesekan dengan belahan vaginanya. Setelah itu ia pun mulai mengambil posisi agak menaikkan tubuhnya. Dan memposisikan Juniorku tepat di depan lubang vaginanya.


Dan setelah dirasa cukup pas iapun mulai menurunkan tubuhnya. Hingga secara perlahan akhirnya Juniorku mulai masuk ke dalam vaginanya.


Ahhh benar benar nikmat yang luar biasa. Kurasakan walaupun belum sepenuhnya masuk namun kurasakan vaginanya sendiri cukup sempit saat itu.


" Ahhh.. belum masukk.. semua aja.. udahh Segede.. ini.. kaa.. kerasa banget.. di memek.. aku.."


" Punya kamu.. sempittt.. bangett.. nin"


Iapun terus menurunkan tubuhnya dan Juniorku semakin tertelan oleh vaginanya. Dan akhirnya slebbb.. seluruh juniorkupun kini sudah ada di vaginanya.


" Ahhhh... Penuhhh.. kaaa.."


Nina pun membiarkan juniorku yang sudah masuk seutuhnya di vaginanya. Sementara itu tanganku pun mulai mencoba meraih payudaranya saat itu. Kuremas remas bagian payudaranya.


" Ahhhh... Tetek.. aku.. mahh.. kecil.... Kaaa.."


Akupun tak memperdulikan ucapannya. Sekarang tanganku mulai memilin bagian putingnya yang berwarna pink ini. Dan terlihat ia cukup menyukai ketika aku memilinnya.


" Ahhhh.. iyahh.. disituuu. Kaa.."


" Ahh.. ayo.. cepett.. gerakinn.. nin.."


" Ahhh.. iyahh.. kaa''


Perlahan ia pun mulai menggerakkan tubuhnya naik turun. Ia bergerak dengan tempo pelan. Namun nikmat yang kurasakan sudah luar biasa.


" Ahhhh.. ahhh... Kaa''


Kurasakan saat itu vaginanya yang sempit benar benar terasa luar biasa bagi juniorku.


" Ahhh.. kontol.. kakaa.. makin.. gedee... Di... Dalemm.. ahh"


Secara perlahan ia pun mulai menggerakkan tubuhnya menjadi semakin cepat. Sehingga menimbulkan suara ketika selangkanganku dan pantatnya yang besar bersentuhan.

Plokk.. plokk.. plokk...


" Ahhh.. ahhh.. penuhhh.. ahhh"


Setelah beberapa menit melihat gerakannya yang mulai melambat. Kurasa sudah waktunya aku yang bergerak.


Langsung saja kupompa Juniorku dengan tempo yang cepat. Yang akhirnya membuat Nina terkejut dan semakin keenakan.


" Ahhhh.. ahhhh... Enakkkk... Enaaakk"


Sementara itu tanganku pun berusaha meraih wajah Nina. Agar menengok ke arahku. Dan setelah itu segera kucumbu bibirnya saat itu.


Sllrppppp... Ahhh.. sllrppppp... Sllrppppp...


Sementara di bagain bawah aku terus menggenjotnya. Di bagian atas lidah kami terus menari satu sama lain.


Setelah beberapa saat tanganku pun berusaha untuk memainkan bagian klitorisnya. Tak sulit tanganku untuk menjangkau bagian tersebut. Setelah itu segera kumainkan dengan jariku.


Sambil Juniorku terus memompanya dalam tempo maksimal.


" Ahhhh... Ahhhh... Kaaa.. jangan.. digituin... Ahhh"


" Kalo.. digituin.. aku.. dikittt... Lagiii.. pastiiii... Ahhhhh... Kaa... Ahhhhhhhhh"


Tiba tiba saat itu tubuhnya menggelinjang di atas tubuhku. Kurasakan Juniorku di dalam menyentuh cairan orgasmenya. Akhirnya dia mendapatkan orgasmenya yang pertama.


Akupun menghentikan gerakanku terlebih dahulu. Membiarkan Nina merasakan sisa sisa orgasmenya. Lalu setelah itu segera kulepaskan juniorku dari dalam vaginanya.


" Sekarang biar kk yang maen nin.."


" Hhhh.. hhhh.. mau ganti posisi kaa?"


" Iyahh, kamu nungging aja di kasur"


" Hmm okeeyy" balasnya dengan senyum.


Setelah itu Nina pun mengambil posisi seperti apa yang kuperintahkan. Kini kami akan bersetubuh dalam posisi doggy style.


Setelah menungging kulihat pantatnya yang besar terpampang di depan mataku. Entah karena refleks gemas melihat pantatnya yang besar ini. Tanganku pun tanpa sadar menampar bagian bongkahan pantatnya ini.

Plakkk..


" Ahhhh.. kaa"


Dan ternyata Nina justru malah mendesah ketika aku melakukan hal tersebut.


Tanpa tunggu lama segera kuposisikan Juniorku di belahan vaginanya. Dan akhirnya...

Slebbbb...


" Ahhhh.." desah kami berbarengan



Kumasukkan seluruh juniorku secara langsung. Walaupun terasa sempit tapi ini lebih mudah dari sebelumnya. Karena sudah dibantu oleh cairan orgasme milik Nina.


Perlahan akupun mulai menggerakkan pinggulku maju mundur dalam tempo pelan.


" Ahhh.. ahhhh... Ahhhhh..."


Tanganku pun mulai mencoba menyentuh payudaranya saat itu. Dan setelah itu aku langsung meremas dan memilin bagian putingnya. Dan nampaknya ia sangat suka ketika aku memilin putingnya.


" Ahhhh... Iyaahhh.. gituu... Kaa.. Terusss.. ahhh"


Juniorku sendiri perlahan namun pasti semakin cepat keluar masuk vaginanya. Yang membuat Nina tak berhenti mendesah.


" Ahhhh.. enakkk.. enakkk.. ahhhh"


Setelah puas memainkan payudaranya. Tanganku pun mulai mencoba meremas remas dan menampar bagian pantatnya. Membuat ia semakin keenakan saat itu.


" Ahhhh.. ahhhh... Tamparr.. lagi.. kaa.. pantat.. akuuu.. kayaa.. tadii.. ahhhhh"


Plakkk... Plakkk.. plakk..


" Ahhh... Iyahh.. gituuu.. ahhh"


Nampaknya ia sangat suka ketika aku terus menampar pantatnya beberapa kali.


Setelah beberapa menit akhirnya akupun mulai mempercepat tempo genjotanku ke tempo maksimal. Yang membuat Nina mendesah semakinn keras.


" Ahhhh.. ahhhh... Gedee... Gedeee... Kontol.. kakaa.. makinn.. gedeee... Di..dalemmm... Ahhh"


" Ahhhh.. memekk.. kamuu.. sempittt.. bangettt.. nin..."


" Ahhhh.. ahhhh... Ahhh... Iyahh.. nanti.. keluarnya.. jangannn.. di... Dalemm .. kaaa..."


Tak lama setelah itu Nina pun akhirnya orgasme kembali untuk kedua kalinya. Sementara aku sendiri sudah merasakan bahwa aku sebentar lagi akan keluar juga.


" Ahhhh... Ahhhhh... Ahhhhhhhhh" lenguh panjangnya.


Seketika vaginanya makin sempit saat itu dan kurasakan cairan orgasmenya menyentuh juniorku yang ada di dalam.


Akupun sudah tak tahan lagi segera kukeluarkan juniorku dari dalam vaginanya. Dan akhirnya...


Croottt... croottt... croottt...


Kumuntahkan seluruh pejuku di bagian pantat serta punggungnya yang masih menggelinjang karena orgasmenya tadi.


Benar benar nikmat yang luar biasa ketika seluruh pejuku akhirnya keluar juga. Nina sendiri saat itu tubuhnya langsung ambruk, karena kelelahan setelah orgasmenya tadi.


" Hhhhh.. hhhhh.. hhhh enak banget kaa"


" Hhhhh.. hhhhh... Iyahh nin"


Setelah selesai merasakan orgasme kami akupun kembali melilitkan handuk di tubuhku. Sementara Nina pun langsung memakai pakaiannya juga.


" Jadi mana laptop yang harus kk benerin" ledekku


Nina pun langsung tertawa saat itu. Dan akhirnya setelah semuanya dirasa selesai. Akupun berjalan secara perlahan keluar dari kamar Nina.


Namun yang membuatku sedikit terkejut. Ternyata pintunya saat itu tak tertutup rapat. Ahh semoga saja tidak ada yang melihat dan mengintip persetubuhan kami tadi.


Setelah dirasa kondisi aman. Akupun segera masuk ke kamarku saat itu. Dan untungnya tak ada yang melihatku.


Sambil berpakaian, aku sendiri tak menyangka lubang kedua yang kurasakan ternyata adalah lubang milik Nina.


Yaa walaupun Nina memang terlihat binal sebelumnya. Tapi tetap saja aku tak menyangka mendapatkan vaginanya pada momen seperti ini.


Entah kenapa tubuhku terasa cukup lelah waktu itu. Mungkin karena seharian ini aku jalan bersama putri. Ditambah tadi aku melakukan persetubuhan dengan Nina.


Kurasa aku harus segera tidur. Karena besok pun aku sudah kembali kerja seperti biasanya.



Pagi haripun tiba, saat itu aku melakukan aktivitas seperti biasanya sebelum kerja. Setelah selesai sarapan bersama. Aku pun segera pergi ke kantor dengan motorku.


Namun saat itu aku berangkat lumayan pagi. Karena rencananya aku mau mengantar putri dahulu untuk kuliah. Karena ia ada kelas pagi hari ini.


Butuh kisaran 20 menit untukku sampai di kosannya saat itu. Kulihat ia pun sudah menungguku di pinggir jalan. Ia langsung tersenyum begitu melihat aku mulai mendekat ke arahnya.


" Ayoo kita berangkat"


" Ayoo..''


Setelah itu putri pun naik ke motorku. Dan aku langsung mengantarnya ke kampus. Di jalan kamipun saling mengobrol satu sama lain.


" Padahal kalo kamu ga nganterin juga, aku ga apa2 ko"


" Udahh ga apa2, emang kenapa sihh kamu ga mau?"


" Ihh bukan ga mau, aku takut ngerepotin kamu aja soalnya kamu harus puter arah lagi buat nganterin aku ke kampus"


" Kan kamu tuh pacar aku. masa nganterin ke kampusnya aja ngerepotin sihh"


" hmm iyaa iyaa dehh" ucapnya sambil langsung memelukku


Tak lama akhirnya kamipun sampai di depan kampus. Putri pun segera turun dari motorku.


" Owhh iyahh, aku lupa jaket kamu masihh ada di aku"


" Owhh soal itu, udahh nanti aja gampang"


" Hmm okee dehh"


" Okee, kalo gitu aku berangkat ke kantor dulu yahh"


" Iyahh hati2 sayangg.."


Ahh apakah tadi aku tidak salah dengar. Kurasa ia benar-benar memanggilku dengan sebutan sayang. Ahh akhirnya aku mendapatkan panggilan sayang pertama darinya.


Setelah itu aku pun langsung melajukan motorku kembali ke arah kantorku. Hanya butuh waktu 15 menit untuk aku sampai disana.


Kulihat keadaan kantor seperti biasanya mulai ramai didatangi para karyawan. Dan kulihat juga ada Chika di depan kantor.


Setelah kuparkirkan motorku. Aku pun segera berjalan mendekati Chika.


" Chik tungguin gue.."


Chika pun langsung menengok ke arahku saat itu.


" Ehh lu yan, hari libur pertama ngapain aja lu"


" Yaa jalanlah sama pacar"


" Wahh lu udh punya pacar? Ko ga ngasih tau gue?"


" Sebenarnya baru kemaren sihh jadiannya"


" Hmm gituu, nanti kenalin yahh sama kita2"


" Iyeee iyee"


Saat kami mulai masuk ke dalam. Tiba tiba langkah Chika pun terhenti.


" Ehh yan lu udah tau belum bokapnya si Dimas yang mana?"


" Hmm belum. Yang mana emang?"


" Tuhh lu liat orang yang lagi jalan kesini yang pake jas item sama dasi merah itu bokapnya si Dimas"


Akupun langsung menengok ke arah yang ditunjukkan dan disebutkan ciri2nya oleh Chika. Dan aku cukup terkejut Dengan apa yang kulihat.


Dari wajah serta postur tubuhnya, bukankah dia adalah orang yang kulihat saat itu bermesraan dengan Mba Tya? Dan dia adalah bapanya Dimas?







- bersambung-
Bapak anak buaya darat
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd