Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Perlahan Namun Pasti (Season 2)

Lubang manakah yang akan dijamah oleh Iyan terlebih dahulu

  • Lubang putri

    Votes: 44 10,6%
  • Lubang Tante astri

    Votes: 206 49,5%
  • Lubang teh ela

    Votes: 62 14,9%
  • Lubang nuri

    Votes: 62 14,9%
  • Lubang nina

    Votes: 42 10,1%

  • Total voters
    416
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Eps 9



Mulustrasi teh Ela








Mulustrasi Tante astri








Mulustrasi Putri








Mulustrasi Nuri





...



Saat suara bel berhenti, tiba tiba terdengar suara pintu yang dibuka. Kamipun langsung saling menatap satu sama lain. Dan mungkin yang dipikirkan teh Ela pun sama sepertiku.


Apakah kami akan ketahuan?



Kami pun semakin panik saat itu. Tak lama terdengar suara seseorang. Namun ternyata suara itu bukanlah suara Tante astri, Nina atau pun Nuri. Melainkan suara seorang lelaki.


" Assalamualaikum Bu..."


Kamipun langsung menatap satu sama lain. Kurasa aku mengenal suara ini.


" Assalamualaikum Bu.. ini saya Yanto..."


Yaa benar perkiraanku dia adalah pak Yanto. Tapi ada apa dia sepagi ini datang ke rumah ini. Bahkan sampai membuka pintu rumah.


Teh ela pun tanpa kusadari mulai memakai daster yang semalam ia lepaskan. Lalu berjalan ke arah pintu kamarnya.


" Aa udah tunggu disini aja, biar sama teteh.."

ucap teh ela sebelum membuka pintu.


Setelah teh Ela keluar dan menutup pintu. Aku sendiri langsung berjalan ke arah pintu karena ingin mendengarkan percakapan mereka berdua.


" Ada apa yah pak?" Tanya teh Ela


" Ehh si teteh, ibunya ada?"


" Ibunya lagi keluar ga ada di rumah"


" Owhh gitu, ini teh maaf sebelumnya sampe ngebuka pintu rumah tanpa izin gini, abisnya saya tadi sempet khawatir"


" Khawatir kenapa pak?"


" Itu semalem, rumahnya pak Yadi kemalingan, jadi saya pagi2 ngecek setiap rumah takutnya ada yang kemalingan juga. Dan saya tadi sempet khawatir abisnya dipanggil panggil ga ada yang keluar. Saya mikirnya kalian pada kenapa Napa"


" Owhhh gituuu pakk, tapi Alhamdulillah engga ko pak. Kita baik2 aja dan ga ada barang yang ilang juga"


" Hmm gitu, syukur atuh kalo gitu. Yaudah saya mau ngecek rumah yang lain dulu"


" Owhh iyahh pak"


Setelah itu terdengar suara pintu depan rumah tertutup. Akupun perlahan mulai keluar dalam kondisi hanya memakai celana pendek.


" Ada yang kemalingan dimana teh?"


" Owhh itu a, tetangga 3 blok dari sini. Rumahnya pak Yadi katanya kemalingan"


" Owhh gituu, untung aja yah bukan rumah ini. Semalem kita lupa lagi ngunci pintu"


" Iyahh a, tapi kita cek aja dulu a takutnya ada barang yang ilang"


" Iyahh tehh"



Setelah itu akupun mengecek setiap ruangan yang ada di rumah ini bersama teh Ela. Bisa2nya semalam karena asyik dengan persetubuhan kami. Aku sampai lupa untuk mengunci pintu.


Dan setelah mengecek setiap area. Untung saja tidak ada satu barang pentingpun yang hilang. Tapi sebenarnya kami beruntung juga.


Bahwa yang tadi masuk bukanlah Tante astri. Seperti yang aku sangka sebelumnya. Mungkin bisa habis kami nantinya kalau ternyata yang datang tadi adalah Tante Astri ataupun Nuri.


Kalau Nina aku mungkin tidak terlalu takut. Karena dari sifatnya yang ku ketahui, kurasa dia tidak akan mempermasalahkan apa yang ia lihat nanti. Bahkan karena sifat binalnya mungkin saja dia malah nantinya ikut bergabung dengan kami.


Setelah selesai mengecek semua area. Akupun kembali ke ruang tengah. Dimana disitu ada teh Ela juga yang nampaknya sudah selesai mengecek juga.


" Gimana a?"


" Hmm aman ko teh, ga ada yang ilang"


" Hmm syukur dehh, dibawah juga ga ada barang yang ilang"



" Iyahh tehh"


Saat kami sedang membicarakan hal ini. Tiba tiba terdengar suara dering pesan dari hpku yang ada di meja. Dan setelah kulihat ternyata itu dari Tante Astri.


" Yan, Tante ini udah dijalan, tapi mau sekalian jemput anak2 juga. Paling baru sampe disana sekitar jam 7an. Gimana kondisi rumah aman kan?"


Aku pun langsung membalas pesan Tante dengan kondisi yang terjadi saat ini. Iapun sepertinya terkejut mendengar ada yang kemalingan di komplek ini. Namun juga bersyukur di rumahnya tak terjadi apa2.


" Kenapa a?" Tanya teh Ela


" Ini tehh, katanya Tante Astri sama yang lain pulangnya sekitar jam 7an"


" Owhh gituu, bentar lagi berarti yah. Yaudah teteh mo ke dapur dulu nyiapin buat sarapan nanti"


" Owhh iyahh tehh"


Setelah itu teh Ela pun pergi ke dapur. Sementara aku sendiri yang saat ini hanya memakai celana pendek saja, pergi ke kamar mandi yang ada di dekat dapur.


Setelah buang air kecil, dan cuci muka akupun keluar dari kamar mandi. Karena posisi kamar mandi yang berhadapan dengan dapur. Akupun bisa langsung melihat teh Ela yang sedang memasak di dapur.


Dia sendiri saat ini sedang dalam posisi membelakangiku. Dari sini aku bisa melihat pantat teh Ela yang bohay. Yang masih tertutupi oleh daster tali yang ia kenakan.


Entah kenapa melihat teh Ela yang hanya memakai daster tali tanpa Daleman sama sekali. Tiba2 nafsuku perlahan mulai bangkit kembali. Apalagi sekarang hanya ada kami berdua saja di rumah ini.


Perlahan aku pun mulai mendekati teh Ela dari belakang. Ketika sudah dekat langsung kupeluk teh Ela dari belakang. Iapun awalnya nampak kaget dengan aksiku.


" Ehh si aa ngagetin teteh aja"


Aku pun tak menjawab pertanyaannya. Justru juniorku yang kali ini sedang berada di sekitar belahan pantatnya pun mulai kugerakkan secara perlahan.
Walaupun masih tertutup pakaian kami masing2 tapi sensasi ini sudah terasa luar biasa.


" Ahhh.. aa.." desah pelannya


Mendengarnya sudah mulai mendesah, tanganku pun mulai aktif bergerak menjamah tubuh teh Ela. Dan tentu saja yang pertama adalah payudaranya yang masih tertutup daster. Kuremas payudaranya dari balik daster.


" Ahhh... Tetehh.. mo.. masakk.. duluu.. aaa.."


Karena saat itu Juniorku sudah ngeceng dan kurasa kita tidak punya waktu lagi. Akupun segera menurunkan celana pendekku. Dan menaikkan dasternya ke atas.


Kini Juniorku pun sudah terbebas dan terlihat sudah tegak. Begitu juga dengan pantat mulus dan besar milik teh Ela yang kini terpampang di depan Juniorku.


Tanpa memperdulikan ucapan teh ela, akupun malah melanjutkan aksiku ini ke hal yang lebih jauh lagi. Karena situasi dan kondisi yang mendukung membuat nafsuku sudah tak terbendung lagi.


Kembali kugesekkan Juniorku di belahan pantatnya. Namun kini sudah tak terhalang kain apapun. Juniorku kini bisa merasakan belahan pantatnya yang begitu nikmat secara langsung.


Teh Ela yang tadi masih sedikit fokus ke masakannya kini benar benar teralihkan oleh permainanku. Tangannya pun sudah tak lagi memegangi peralatan masak. Kini nampak ia pun menikmati permainanku.


" Ahhhh.. aaa.. tunggu..."


Walaupun sedari tadi dari ucapannya teh Ela seperti melarang. Tapi tubuhnya justru membiarkanku bergerak lebih jauh. Tubuhnya hanya diam saja saat itu menerima permainanku.


Karena waktu kami yang tak terlalu lama. Akupun memutuskan untuk segera memasukkan Juniorku ke dalam vaginanya.


Kutempatkan Juniorku di belahan vaginanya. Dan saat itu teh ela pun sepertinya mengerti dengan apa yang akan aku lakukan. Iapun sedikit membungkuk agar memudahkanku.


Setelah kurasa pas, tanpa tunggu lama segera kumasukkan Juniorku ke dalam vaginanya.

Slebbbb


" Ahhh.." desah kami berbarengan


Kurasakan nikmat yang luar biasa kembali. Ketika akhirnya Juniorku masuk lagi ke dalam lubanga vagina teh Ela. Secara perlahan mulai kugerakkan pinggulku.


" Ahhh.. aaa.. ahhh"


Teh Ela yang seharusnya menyelesaikan tugasnya untuk memasak. Justru kini ia terlihat sangat menikmati persetubuhan ini.


Itu terlihat ketika ia mencoba menengok ke belakang untuk melihatku. Ekspresi matanya yang sayu dan bibir bawahnya yang ia gigit. Benar benar menandakan rasa nikmat yang mulai ia rasakan.





Akupun saat itu mulai menggenjotnya dalam tempo pelan. Dan teh Ela pun kini terus mendesah kenikmatan.


" Ahhh.. aaa.. enakk.. ahhh"


Sementara itu tanganku pun tak kubiarkan diam begitu saja. Langsung kuturunkan kedua tali dasternya ke bawah. Sehingga secara perlahan mulai terlihatlah payudaranya yang menggiurkan.


Payudaranya yang sangat besar. Dan putingnya yang bewarna kecoklatan. Benar benar tak membuatku merasa bosan ketika melihatnya.


Segera kuremas dan kumainkan payudaranya dari belakang. Teh Ela pun semakin keenakan saja saat itu.


" Ahhhh.. iyahh.. aaa.. ahhh.. Teruss... Ahhh"


Juniorku pun perlahan namun pasti semakin menaikkan tempo genjotannya. Hal itu membuat kami merasakan nikmat yang semakin luar biasa.


" Ahhh.. ahhhh... Aaa.. ahhhh"


Setelah itu kulihat teh Ela sedikit menengok ke arah belakang. Iapun sedikit menjulurkan lidahnya. Dan sepertinya aku mengerti apa yang ia inginkan.


Tanpa tunggu lama kudekatkan wajahku ke depan saat itu. Dan tanpa tunggu lama langsung kusergap bibir serta lidahnya. Sambil tanganku terus meremas payudaranya.





Sllrppppp... Hmmpp.. sllrppppp.. hmmppp...


Genjotanku pun semakin cepat ke dalam vaginanya. Suara selangkanganku yang bersentuhan dengan pantat teh Ela semakin terdengar memenuhi ruangan.


Plokk..plokk.. plokk...


Sementara itu teh Ela pun melepaskan ciumanku. Lalu setelah ia iapun mulai mengangkat da melepaskam daster yang ia kenakan. Hingga kini tubuhnya sudah sepenuhnya bugil.


" Ahhh.. ayoo.. aaa.. lebihh.. cepettt.. lagii.. ahhhh..."


Mendengar hal itu segera kupercepat genjotanku lagi. Yang membuat teh Ela semakin meracau.


" Ahhhh.. iyahhh.. gituu... Ahhhh.. ahhhh... Aaaaa.. enakkk.. Teruss.. aaaaa..."





Kini genjotanku pun sudah dalam tempo maksimal. Dan kurasakan nikmat yang sangat luar biasa saat itu. Dan rasanya aku sebentar lagi akan sampai.


" Ahhhhh.. ahhhh.. aaaa.. Teruss.. tetehhh.. bentarr.. lagiihh.. aaaa.. ahhhh"


" Ahhhh.. iyannn.. jugaa.. tehh..."


"Ayooo... Barengggg.. aja.. aaaa.. ahhhh.."


Setelah itu tak lama akhirnya akupun keluar juga berbarengan dengan teh Ela.


" Ahhhh.. tehhh.."


" Ahhhhh.. aaaa.. Ahhhhhh... Ahhhhhhhhh.."


Croottt.. croottt... croottt..


Tubuh teh Ela mengejang saat itu. Nikmat yang luar biasa kurasakan ketika seluruh pejuku keluar di dalam vaginanya. Kini cairan pejuku sudah bercampur di dalam dengan cairan orgasmenya.


Saat itu nafas kami pun tak beraturan. Rasa nikmat yang kami rasakan sungguh luar biasa. Perlahan kukeluarkan Juniorku dari dalam vaginanya.

Plopp..


Terlihatlah pejuku bersama dengan cairan vaginanya yang keluar dan menetes ke lantai. Teh Ela Sendiri nampak masih lemas.


" Hhhhh.. hhhhh.. si aa pagi gini, padahal teteh harusnya masak buat sarapan"


" Hehe maaf teh, abisnya ga nahan liat badan teteh yang seksi"


" ahh bisa ajaa"


" Yaudah tehhh, biar iyan bantuin masak aja gimana?"


" Hmm boleh dehh kalo aa mau mah, takut keburu mereka Dateng juga"


Setelah itu kamipun kembali memakai pakaian kami masing2. Lalu setelah itu sesuai janjiku, akupun turut membantu teh Ela memasak.


Yaa sebenarnya hanya sekedar memotong dan menyiapkan bumbu2 dan sayur saja, tapi itupun sudah cukup membantunya.


Tak lama setelah kami selesai memasak. Dan kondisi rumah sendiri saat sudah kami rapihkan. Akhirnya Tante Astri dan yang lainnya pun pulang juga.


Kulihat Nina nampak senang begitu sampai dan masuk ke dalam rumah.


Nina:" Yeee akhirnya bisa pulang ke rumah juga.."


Nuri:" iyahh, cape banget dijalan"


Tante:" ehh yan, itu beneran yang soal maling itu?"


Aku:" iyahh Tante beneran, tadi pak Yanto yang ngasih tau"


Tante:" haduhh kasian banget pak Yadi, tapi untung aja malingnya ga ke rumah kita"


Aku:" iyahh untungnya gitu"


Nina:" hmm aku nyium bau bau masakan enak"


Nuri:" iyahh teteh masak buat sarapan?"


Aku:" iyahh, baru aja beres tadi kk juga bantuin"


Nina:" wahh ka Iyan bisa masak juga?"


Aku:" hmm engga sih cuma bantu motong2 doang"


Nina:" hmm kirain bisa"


Setelah selesai semuanya, kamipun sarapan seperti biasanya. Aku dan teh Ela pun bersikap seperti biasanya. Tak ada yang berbeda setelah persetubuhan semalam dan tadi pagi.


Sungguh nikmat yang tak akan kulupakan. Tak kusangka kini aku sudah meniduri 3 wanita di rumah ini.


Padahal niat awalku disini hanya untuk bekerja. Tapi ternyata aku mendapatkan bonus yang luar biasa dan tak kusangka sangka.


Singkat cerita hari sendiri saat itu sudah semakin siang. Aku sendiri memang sudah ada janji, jam 2 nanti aku akan pergi nonton bioskop dengan putri.


Yaa kami sendiri sudah hampir 3 Minggu berpacaran. Dan setiap hari libur kerjaku pasti kugunakan untuk jalan dengan putri.


Selama kami berpacaran, kedekatan kamipun paling jauh hanya sebatas bergandengan tangan saja. Tak ada hal yang lebih jauh dari itu. Namun hal itu sudah cukup membuatku merasa senang.


Tak terasa waktu pun sudah hampir menunjukkan pukul 2 siang. Akupun saat itu sudah bersiap dengan pakaian yang rapih. Dan setelah selesai akupun segera turun ke bawah.


Saat aku hendak pergi dengan motorku. Tiba2 Nuri yang sedang duduk di teras memanggilku.


" Kaa, Kaka parah banget"


" Lahh parah kenapa?"


" Kk ko jadian sama putri ga kasih tau aku"


" Lahh emang kamu belum tau"


" Belum, aku baru tau kemaren"


" Kk kirain putri ngasih tau ke kamu"


" Boro2 kaa, dia baru cerita kemaren ke aku"


" Yaudah maaf, sekarang yang penting udah tau ini kan wkwkwk"


" Hihh, kk mo jalan sama putri?"


" Iyahh, ko tau?"


" Putri cerita ke aku"


" Hmm gituu, yaudah kalo gitu kk duluan yah"


" Iyahh, hati2 kaa"


Setelah itu segera kupacu motorku ke arah kos-kosan tempat putri tinggal. Sejujurnya selama kami berpacaran aku sendiri belum pernah masuk ke dalam kosannya. Semua itu karena aturan dari ibu kos tempat putri tinggal.


Setelah kurang lebih 20 menit akhirnya akupun sampai di tempat parkir kosannya. Dan ternyata tak kulihat putri saat itu. Kurasa ia masih berada di dalam.


Akupun mencoba menghubungi Putri. Namun sebelum aku menelpon putri, kulihat akhirnya putri keluar juga dari kosannya. Iapun langsung berjalan ke arahku.


Semakin putri berjalan lebih dekat, semakin aku bisa melihat kecantikan putri saat itu. Hari ini ia tampil berbeda dari biasanya.


Ia saat itu memakai baju hitam oversize dan rok hitam pendek. Iapun saat itu menguncir rambut belakangnya. Membuatku semakin terpesona akan kecantikannya.


" Kamu udah nunggu dari tadi?" Tanyanya padaku


" Engga ko baru aja aku sampe"


" Hmm yaudah berangkat sekarang?"


" Iyahh, emang mo nunggu apalagi"


" Ga adaa sihh wkwkwkwk, yaudah ayo"


Setelah itu putri pun naik ke motorku. Dan langsung kulajukan motorku ke salah satu mall di kota ini. Untuk menonton film di bioskop.


Aku sendiri sekarang sudah mulai hafal tentang daerah ini. Karena sudah lebih dari 1 bulan aku berada disini. Dan akupun sering berpergian dengan putri.


Kurang lebih 15 menit, akhirnya akupun sampai di mall yang kami tuju. Kuparkirkan motorku, lalu setelahnya berjalan bersama putri masuk ke dalam mall.


Keadaan mall sendiri seperti sewajarnya mall lainnya. Ramai akan orang2 yang berdatangan kesini. Apalagi ini termasuk salah satu mall terbesar di kota ini.


Saat kami sedang berjalan sambil bergandengan tangan. Secara tak sengaja aku melihat seseorang yang kukenal. Dan orang itu adalah kak Citra.


Kulihat ia sedang berdua dengan seorang lelaki. Yang kurasa itu adalah pacarnya. Ia terlihat sedang makan bersama di salah satu tempat makan.


Karena tidak ingin mengganggu mereka dan jarak kami dengan kak Citra pun tak terlalu dekat. Kuputuskan untuk tidak menyapanya saat itu. Dan langsung pergi ke lantai atas, di mana bioskop itu berada.


" Kamu yakin mau nonton film horror?" Tanyaku pada Putri


" Iyahh, katanya kamu kan suka film horror" jawab putri


" Iyahh aku mah memang suka, tapi kamu berani ga?"


" Hmm sebenarnya agak takut sihh, tapi ga apa2 aku pengen nyoba nntn"


" Hmm yaudah kita ganti aja jangan horror"


" Ihh kenapa?"


" Kamu agak takutkan nonton film horror, yaa jadi mending ga usah aja"


" Ihh engga2 pokonya aku mo nonton film horror titik"


" Hmm iyaa2, tapi awas yah kalo nanti ketakutan pas nontonnya"


" Tenang aja ko ga bakal"


Setelah itu kamipun masuk ke dalam bioskop. Akupun segera membeli tiket untuk 2 orang. Kamipun membeli beberapa cemilan untuk teman ngemil saat nonton nanti.


Tempat nonton kami sendiri berada di studio 1. Dan kami harus menunggu sekitar 15 menit lagi sebelum masuk ke dalam. Selama itu kamipun menunggu di lobby bioskop sambil mengobrol.


" Sayang.." ucap Putri


" Iyahh.."


" Hmm ga jadi dehh"


" Tuhh2 yang bener apa, kebiasaan suka gitu"


" Hehehe, engga tadinya aku mo cerita sama kamu"


" Cerita apa?"


" Soal temen aku"


" Hmm gimana ceritanya"


" Kamu ingetkan temen aku yang waktu itu kita ketemu pas di pecel ayam"


" Hmm iyahh si galih kan?"


" Iyahh, nahh akhir2 ini aku bingung sama dia"


" Bingung kenapa?"


" Ga tau kenapa, sekarang dia kek sering jaga jarak gitu sama aku"


" Jaga jarak gimana?"


" Yaa gituu, setiap aku mau nyoba ngobrol sama dia, dia tuh suka cari alesan buat ngehindar gitu. Terus kalo ditanya dia jawabannya paling cuma 'iya' atau 'engga' gitu doang paling"


" Emang biasanya dia gimana?"


" Yaa biasanya kita ngobrol akrab, kek orang sewajarnya temenan aja. Apa aku ngelakuin kesalahan yah ke dia?"


" Emang sejak dari kapan dia kek gitu?"


" Udahh hampir 3 Minggu yang lalu sihh"


" Yaa coba kamu tanya aja ke dia. perjelas ada apa, kenapa dia tiba2 begitu"


" Hmm aku juga rencananya mau nanya gitu sihh ke dia"


Sebenarnya aku sendiri agak berprasangka buruk akan sikap galih yang tiba2 berubah terhadap putri.


Apalagi perubahan sikapnya itu, dimulai sejak aku dan putri mulai berpacaran. Aku sendiri berfirasat bahwa galih sebenarnya menyimpan rasa terhadap putri.


Tapi hal itu juga belum bisa dipastikan benar. Karena bisa saja alasan lainlah yang menjadi penyebabnya. Yaa semoga saja begitu.


Setelah kami lumayan lama menunggu. Akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba juga. Sudah saatnya kami masuk ke dalam studio 1 tempat kami akan nonton.


Kami sendiri kebagian tempat duduk di kursi bagian tengah. Bagian cukup strategis, karena tidak terlalu jauh namun tak terlalu dekat juga.


Sedangkan posisinya sendiri berada paling pojok. Aku dan putri pun segera berjalan ke tempat duduk kami. Sambil membawa cemilan yang tadi kami beli.


Saat lampu masih menyala, akupun melihat keadaan bioskop. Bisa dibilang jumlah orang yang menonton tak terlalu banyak namun tak sedikit juga.


Dan kulihat disamping kiriku duduk seorang lelaki yang umurnya mungkin sedikit lebih tua dariku. Sedangkan di sebelah kananku tentu saja putri.


Dari ekspresi wajahnya, nampak putri sendiri sedikit tegang. Nampaknya ia memang takut untuk menonton film horror.


Kurasa ia seperti memaksakan untuk menonton ini. Berhubung karena aku sendiri sangat menyukai film bergenre horror. Jadi ia nampaknya tak ingin mengecewakanku.


Tak lama setelah itu, akhirnya film pun dimulai. Aku sendiri sangat excited karena ini merupakan sekuel film horror Favoritku. Adegan demi adegan terus terjadi.


Namun berbeda denganku yang semakin penasaran dengan jalan ceritanya. Putri justru terus menggenggam tanganku. Dan kepalanya ia sembunyikan di dekat bahuku.


Yaa aku sendiri sebenarnya sudah menduga hal ini akan terjadi. Seharusnya aku memilih film lain saja. Dibandingkan harus menonton film horror ini.


" Tuh kan kata aku juga jangan nonton ini" bisikku kepadanya


Putri sendiri saat tidak menjawabku. Namun memberikan ekspresi wajah yang cemberut. Aku sendiri tidak mengerti maksud dari ekspresinya itu.


Namun yang pasti, ekspresinya itu membuatnya semakin terlihat cantik dan imut. Apalagi jarak wajah kami yang begitu dekat. Jadi aku bisa dengan jelas melihatnya.


Dan entah karena dorongan dari mana. Melihat wajahnya yang sangat dekat denganku. Bukannya aku menjauhkan wajahku justru aku semakin mendekatkannya.


Putri sendiri awalnya nampak kaget dengan apa yang kulakukan. Namun sepersekian detik kemudian, ia pun langsung memejamkan matanya seperti tau akan apa yang kulakukan.


Melihat responnya itu, rasanya aku tak perlu ragu lagi. Semakin kudekatkan wajahku ke wajah putri. Hingga akhirnya tak lama...

Ccccppp...


Akhirnya untuk pertama kalinya, aku bisa mengecup dan merasakan bibir milik putri. Bibirnya yang lembut kini bisa kurasakan.


Aku sendiri saat itu sempat melepaskan ciuman kami. Lalu menatap kembali wajah putri. Putri pun sempat membuka matanya selama beberapa saat.


Tak ada kata yang terucap, ketika mata kami kembali bertemu. Kurasa ini pertama kalinya aku berciuman dengan seseorang melalui perasaan bukan atas dasar nafsu birahi.


Akupun setelah itu kembali memagut bibirnya dengan bibirku. Putri pun secara perlahan juga mulai melakukan yang sama. Ciuman kami terasa sangat romantis saat itu.


Tak kusangka ciuman pertamaku dengan putri terjadi di bioskop ini. Bibir kamipun perlahan saling mengecup satu sama lain. Tangan kami yang sedari tadi diam mulai bergerak tak karuan.


Ccppcpcp.. ccccppp....


Tanganku mulai bergerak ke arah belakang tubuh putri. Sementara satu tangan putri mulai ia taruh di bahuku.


Kini aku sendiri sudah tak perduli lagi dengan film yang sedang kami tonton. Begitu juga dengan putri. Kami pun tak peduli dengan keadaan di sekitar kami.


Ciuman kami perlahan namun pasti mulai naik ke tahap yang lebih lanjut. Pagutan serta kecupan bergantian kami lakukan. Ahh sungguh momen yang indah.


Ccccppp.. ccccppp...


Namun lama kelamaan ciuman kami yang awalnya hanya bermain bibir saja. Perlahan aku mulai mencoba memainkan lidahku. Kucoba tuk mengeluarkan lidahku saat itu.


Dan yang tak kuduga ternyata putri menyambutnya dengan baik. Iapun turun mengeluarkan lidahnya. Sehingga secara perlahan lidah kami pun bersatu dan saling menari satu sama lain.


Sllrppppp... Sllrppppp... Sllrppppp...


Namun baru saja kami memulai hal itu. Ada hal yang tak terduga terjadi. Tiba tiba dari arah kiriku, ada suara yang mengagetkan kami berdua.


" Ehhhmm.. ohooo.. ohooo.. batukk.. batukk.. ehmmm"


Kamipun secara refleks langsung melepaskan ciuman kami saat itu. Karena terkejut dengan apa yang kami dengar.


Aku pun sedikit menoleh ke arah kiriku. Dan kulihat si lelaki yang berada di sampingku nampak mencoba menahan tawanya. Ahh sial kurasa dia sengaja melakukan hal itu.


Dia sengaja batuk untuk menggangguku. Momen yang kudapatkan dengan putri akhirnya berakhir. Sialan emang orang yang duduk di samping kiriku ini.


Sementara itu setelah kejadian tadi. Kondisi antara aku dan putri pun menjadi sedikit canggung. Kulihat ia nampak tersenyum malu ketika aku menatapnya.


Begitu juga dengan aku yang sedikit salah tingkah setelah ciuman kami tadi. Rasa senang dan rasa canggung setelahnya kurasakan.


Untuk menghilangkan rasa sedikit canggung ini. Kugenggam tangan putri yang ada disampingku. Dan putri pun juga menggenggam erat tanganku setelah itu.


Kami bertatapan sambil tersenyum satu sama lain. Ahh sungguh momen yang tak bisa kulupakan. Tak lama setelah itu akhirnya film pun selesai juga.


Lampu pun akhirnya menyala juga. Kini bisa kulihat keadaan di sekitar dengan jelas. Termasuk wajah si lelaki yang ada disampingku.


Entah kenapa aku menyimpan rasa dendam terhadap orang ini. Setelah kejadian dia menggagalkan momenku dengan putri. Rasanya aku harus membalas apa yang ia lakukan tadi.


Setelah itu akupun mulai berdiri dari kursiku dan mencoba berjalan keluar dari sini. Namun saat aku mulai berjalan. Aku dengan sengaja menginjak kaki si lelaki sialan yang masih terduduk di kursinya.


" Aww, liat2 dong mas" ujarnya


" Ahh maaf ga sengaja HAHA.." jawabku


Akhirnya aku bisa membalas apa yang tadi ia lakukan. Setelah itu akupun berjalan keluar dari bioskop bersama putri.


Namun saat kami sudah berada di luar studio dan mulai berjalan keluar. Putri tiba tiba melepaskan gandenganku. Dan langsung mencubit pinggangku.


" Aww sakit.."


" Hihh kamu yahh.."


" Kenapa ko tiba2 nyubit"


" Tadi kamu sengaja kan?"


" Sengaja apa?"


" Sengaja nginjek kaki si laki2 tadi"


" Ga sengaja ko wkwkwk"


" Ga sengaja tapi kenceng gitu nginjeknya. Kasian tauu.."


" Yaa maaf, lagian salah dia sendiri juga"


" Salahnya apa emang"


" Dia sengaja ngerusak momen aku sama kamu"


Putri pun sempat tersenyum sesaat mendengar jawabanku. Sepertinya dia tau apa yang aku maksudkan.


" Yaa tapi jangan sampe gitu juga dong ngebalesnya"


" Iyahh maaf dehh hehehe"


Setelah itu kamipun berjalan keluar area bioskop. Dan langsung pergi mencari tempat untuk makan. Setelah dapat, kamipun segera memesan makanan kami saat itu.


Sambil menunggu pesanan kami datang. Kami mengobrol seperti biasanya.


" Sayang, keknya Minggu depan aku mau nginep di rumah Nuri dehh"


" Wahh yang bener? Yessss"


" Biasa aja kali responnya wkwkwk"


" Yaa abisnya aku seneng banget, aku bisa punya waktu berduaan lebih lama sama kamu"


" Hmm iyahh2"


" Dalam rangka ngerjain tugas nginepnya?"


" Iyahh, sekalian main juga sihh terus supaya bisa barengan terus sama kamu juga"


" Hmm gituu, yaudah kamu nanti tidurnya di kamar aku aja biar kita barengan terus wkwkwk"


" Ihh dasarr yahh wkwkwk" balasnya sambil mencubit tanganku


" Wkwkwkwk, owhh iyahh aku teh pengen nanya?"


" Nanya apa?"


" Kamu emang ga ngasih tau Nuri kalo kita jadian?"


" Ngasih tau kok"


" Engga maksudnya waktu awal2 banget kita jadian?"


" Hmm enggaa, kenapa emang?"


" Engga, dia kek sedikit ngambek aja ke aku. Soalnya aku ga ngasih tau ke dia kalo kita udah jadian hampir sebulan"


" Ihh kan awalnya aku pikir kamu udah ngasih tau ke dia, jadi aku ga ngasih tau lagi"


" Aku juga mikirnya kamu yang ngasih tau ke dia, jadi ga ngasih tau lagi"


" ihh ada2 aja wkwkwk"


Setelah itupun tak lama makanan kami sampai. Kamipun makan seperti biasanya. Hingga tak terasa akhirnya selesai juga.


Akhirnya setelah semuanya beres. Tiba waktunya untuk kami pulang. Aku pun segera melajukan motorku ke arah rumahku.


Karena rumahku dan kosan putri satu arah. Aku jadi tak perlu repot-repot putar balik lagi untuk mengantarnya.


Kurang lebih 15 menit, akhirnya kamipun sampai di kos-kosan putri. Putripun langsung turun dari motorku. Setelah mengobrol sebentar, akupun bersiap melajukan motorku kembali.


" Sayang makasihh yahh, hati2 bawa motornya" ucap putri


" Iyahhh"


Kulajukan motorku ke arah rumah. Hari Sendiri saat itu sudah malam. Untuk waktunya mungkin di kisaran jam 7an.


Tak lama, akhirnya akupun sampai di rumah. Segera kuparkirkan motorku. Dan berjalan masuk ke dalam rumah.


Namun aku sedikit terkejut. Melihat di teras ternyata masih ada Nuri yang sedang duduk. Tak biasanya malam2 begini ia duduk di teras depan seperti ini.


" Nur, kamu ko ga ke dalem?" Tanyaku


" Gerahh ahh kaa'' ucapnya sambil menggoyang goyangkan bajunya.


" Hmm gituu"


Aku sendiri bukannya masuk, justru ikut duduk di teras bersama Nuri. Karena rasanya aku malas untuk berjalan lagi.


Kamipun mengobrol di teras depan. Aku sendiri semenjak kedekatanku dengan putri, memang menjadi lebih akrab dengan Nuri. Karena bisa dibilang ia adalah penghubung di antara kami.


" Gimana ka jalannya sama putri?"


" Yaa gituu dehhhh.."


" Ya gimana gitu deh tuh?"


" Yaa kaya orang2 pacaran biasanya aja.."


" Yaa aku kan ga tau"


" Emang kamu belum pernah pacaran?"


" Belum hehe"


" Hmm ko bisaa?"


" Yaa bisalah kaa, masa kk lupa ibu aku ngelarang buat pacaran"


" Owhh iyahh yahh, kk baru Inget"


" iyahh, jadi makin susah aja dapet pacar"


" Atuhh kamu kaya Nina aja diem2, dia masih pacaran bukan sekarang"


" Hihh dia mah emang bandel orangnya. Tapi sebenarnya aku juga udah dibolehin sih buat pacaran. Yang ga boleh tuh waktu aku masih SMA"


" Yaudahh kenapa ga nyari aja"


" Maless hehe"


" Hmmm padahal kata Kaka mah kamu gampang sih dapet pacar"


" Gampang kenapa?"


" Yaa soalnya kan kamu cantik pasti banyak cowo yang suka dan ngedeketin kamu."


" Ihh kk suka muji tiba2 gitu"


" Ehhh tapi emang bener kan, banyak cowo yang ngedeketin kamu?"


" Iyahh sihh itu mahh"


" Tuhh tinggal pilih salah satu buat jadi pacar"


" Hihh masalahnya ga ada di antara mereka yang sesuai sama tipe aku kaa"


" Owhh emang tipe kamu kaya gimana?"


" Kalo itu sihh rahasia ka"


" Hahaha iyahh dehh terserah, semoga kamu bisa cepet dapet pacar dehh pokonya"


" Kaa, masuk yuk lama2 jadi dingin juga ternyata"


" Hmm ayo"


Nuri sendiri saat itu memakai kaos ketat bewarna putih. Dan hotpants pendek warna abu. Jadi wajar saja kalo ia kedinginan sekarang.


Akhirnya aku dan Nuri pun berjalan masuk ke dalam. Namun ada hal yang tak terduga terjadi. Saat kami hendak masuk ke dalam.


Tak ada angin tak ada hujan, Nuri yang posisi berjalannya berada di sampingku. Tiba tiba ia tersandung kursi yang ada di teras. Dan membuatnya pun hampir terjatuh.


Aku yang berada di sisinya. Tentu saja refleks langsung memeganginya agar tidak terjatuh.
Karena posisinya jatuhnya ke depan, tanganku pun mencoba menahan tubuhnya agar tak jatuh ke bawah.


Aku sendiri sebenarnya berhasil menahan tubuhnya agar tak terjatuh. Namun posisi tanganku di badannya sangat tidak pas. Alih2 tanganku memegangi tangan atau atau bahu milik Nuri agar tak terjatuh.


Tanganku justru mendarat ke bagian yang lebih sensitif. Yaitu bagian payudaranya. Bisa kurasakan seketika itu juga payudaranya yang kenyal.


Dan ternyata ia tak memakai bh. Hal itu bisa kurasakan ketika ada sesuatu yang menonjol menyentuh tanganku. Sontak hal itu membuat suasana mendadak menjadi canggung.


" Ehh maaf nur, kk ga sengaja"


" Hmm ga apa2 ka, makasih udah nolongin"


Setelah itu nuripun masuk lebih dulu ke dalam. Ia nampak agak sedikit cepat berjalan saat itu.


Entah karena malu karena aku tak sengaja menyentuh payudaranya. iapun langsung pergi ke kamarnya tanpa mengatakan apapun lagi padaku.


Ahh sial bisa2nya aku tak sengaja menyentuh payudaranya. Walaupun terasa seperti bonus tak kuduga yang kudapatkan. Tetap saja hal itu jadi membuat suasananya menjadi berubah.


Setelah itu, akupun segera mandi, makan dll. Lalu setelah semuanya beres. Akupun duduk di ruang tengah untuk menonton tv.


Suasana rumah sendiri cukup sepi. Padahal baru sekitar jam set 9 malam. Apakah semuanya sudah tidur? Tanyaku.


Tak lama setelah itu, tiba2 kudengar suara dering handphone. Di meja yang ada di depanku. Dan itu bukan suara handphoneku.


Namun baru saja aku mau mengangkat telpon tersebut. Suara deringnya sudah terlebih dahulu berhenti. Dan setelah kuperiksa ternyata ada kurang lebih 10 panggilan tak terjawab.


Dan setelah kulihat lihat ternyata ini adalah handphone Tante Astri. Dan orang yang sedari tadi mencoba menelpon adalah pak Doni. Pak Doni sendiri adalah salah satu manajer juga di kantor tempatku bekerja.


Karena kurasa ini penting kuputuskan untuk membawa handphone ini ke kamar Tante Astri. Karena aku yakin telpon tadi mungkin membahas tentu suatu pekerjaan yang sangat penting.


Akupun mulai berjalan ke lantai dua. Menuju kamar Tante Astri. Sambil membawa handphone miliknya.


Dan kulihat saat itu, pintu kamarnya sedikit terbuka. Awalnya aku coba mengetuk kamarnya sambil memanggilnya. Namun tak ada jawaban sama sekali.


Oleh karena itu akhirnya Kubuka pintu kamar Tante Astri. Lalu masuk ke dalam. Keadaan kamarnya sendiri kulihat saat itu rapih.


Dan saat itu kulihat ternyata Tante Astri sudah tertidur. Dengan selimut menutupi tubuhnya. Nampaknya ia masih kecapean karenanya perjalanan kerjanya di luar kota.


Akupun jadinya hanya menaruh hp milik Tante astri di meja riasnya. Setelah itu aku berniat untuk kembali ke ruang tengah untuk menonton tv. Namun ternyata hal itu tak sesuai rencana ku.


Saat aku hendak keluar dari kamarnya. Tiba tiba Tante menyibakkan selimut yang ia pakai. Entah karena kegerahan atau apa namun yang pasti kini aku bisa melihat Tante astri yang tadi tertutup selimut.


Namun hal yang membuatku berhenti melangkah adalah pakaian yang Tante Astri kenakan. Saat itu ia memakai baju tidur model lingerie pendek. Ia saat itu memakai lingerie bewarna hitam.


Dari sini aku bisa melihat paha putih dan mulusnya. Dan bisa dibilang lingerienya tersibak hingga ke bagian selangkangannya. Jadi aku bisa sedikit melihat Daleman hitam yang ia pakai.


Selain itu belahan payudaranya yang semakin jelas terlihat. Membuatku tiba tiba menjadi terangsang. Entah kenapa nafsu birahiku naik seketika itu juga.


Aku yang awalnya hendak keluar pun, mulai berubah pikiran. Kini justru aku sendiri menutup pintu dan menguncinya agar tak ada yang melihat. Lalu setelah itu berjalan mendekati Tante Astri yang masih tertidur.



Pikiranku sendiri saat itu sudah tak bisa kukendalikan. Aku sudah tak bisa berpikir tenang lagi ketika melihat pemandangan indah ini. Tohh pikir pikir ini sama saja dengan apa yang dilakukan Tante Astri ketika aku tidur saat itu.


Perlahan akupun mulai naik ke atas kasurnya. Dan memposisikan diri berada di antara kedua kaki Tante astri yang terbuka lebar. Kini aku bisa dengan jelas melihat CD yang ia pakai.


Perlahan mulai kuelus elus bagian kakinya yang lembut. Lalu secara perlahan naik ke bagian pahanya. Tak ada reaksi sama sekali dari Tante Astri.


Kurasakan pahanya yang sangat mulus dan lembut di telapak tanganku. Dan entah kenapa saat itu rasa takutku sudah menghilang. Rasa takut akan reaksinya nanti apabila terbangun akan aksiku ini.


Namun aku juga mengetahui satu hal tentang Tante Astri. Bahwa Tante Astri adalah tipe wanita yang sangat mudah terangsang. Mungkin hal itu yang mendasari aku sampai berani melakukan hal ini.


Akupun terus melakukan aksiku saat itu. Perlahan elusanku pun mulai naik ke atas pahanya. Hingga akhirnya sampai ke bagian selangkangannya.


Terlihat cd hitam yang menutupi vaginanya. Dan tentu saja pemandangan ini adalah hal yang menggairahkan bagiku. Secara perlahan tanganku mulai bergerak ke arah cd-nya.


Perlahan kini tanganku mulai menyentuh vaginanya yang masih tertutupi cd. Kuraba dan kuelus secara lembut bagian bagian vaginanya ini. Dan terlihat tak ada reaksi juga dari Tante Astri.


Karena sudah tak sabar, perlahan akupun mulai melepaskan cdnya. Kuturunkan cd-nya secara perlahan. Hal itu kulakukan agar tak membuat Tante Astri bangun.


Dan secara perlahan akupun bisa melihat bentuk vagina milik Tante Astri. Vaginanya yang sangat menggoda. Dengan bulu bulu di sekitar vaginanya.





Ahh sungguh pemandangan yang menggairahkan. Setelahnya kuturunkan cd-nya hingga seluruh vaginanya terlihat. Tanganku pun mulai kembali menyentuh area vaginanya tersebut.


Kuelus dengan halus bagian vaginanya menggunakan jariku. Dan setelah itu mulai kumainkan bagian klitorisnya. Hal itu kulakukan untuk membuat Tante Astri terangsang.


Karena dengan cara itulah mungkin aku bisa aman dari amarahnya nanti apabila terbangun. Apabila ia terangsang maka amarahnya pun akan mereda.


Kulakukan secara perlahan, sambil terus melihat ke arah wajah Tante astri. Dan benar saja saat kumainkan klitorisnya, tubuhnya mulai bergerak. Kurasa dia akan terbangun dari tidurnya.


Aku sendiri bersikap seolah tak sadar dengan gerakan tubuh Tante Astri tadi. Dan terus memainkan area vaginanya. Karena apabila aku berhasil membuatnya terangsang maka tak akan ada perlawanan dari Tante Astri.


Perlahan kumasukkan satu jariku ke dalam vaginanya. Kumainkan jariku di dalam vaginanya. Dan yang tak kuduga aku mendengar suara pelan desahannya saat itu.


" Ahhh.."


Akupun secara refleks langsung melihat ke arah wajah Tante Astri. Namun kulihat saat itu matanya masih terpejam seolah ia masih tertidur. Apakah dia benar-benar tak terbangun? Tanyaku.


Setelah itu akupun melanjutkan aksiku. Terus memainkan jariku di bagian vaginanya. Dan lama kelamaan kurasakan vaginanya sudah mulai basah.


Mengetahui hal itu, akupun melanjutkan aksiku ke tahap berikutnya. Secara perlahan kudekatkan wajahku ke depan vaginanya. Dan saat sudah sangat dekat kujilati bagian depan vaginanya dengan lidahku.


Sllrppppp... Sllrppppp... Sllrppppp...


" Hmmmpp.. ahhhh"


Kali ini aku mendengar lagi suara desahan dari Tante Astri. Dan desahannya lebih keras dari yang sebelumnya. Aku pun menengok lagi ke arah wajahnya saat itu.


Kulihat walaupun matanya masih terpejam. Ia nampak menggigit bibir bawahnya. Seolah ia keenakan dengan apa yang kulakukan.


Tangannya pun terlihat meremas kencang sprei kasurnya. Seolah menahan rasa nikmat yang sedang ia rasakan. Dari sini aku tau kurasa Tante Astri sudah terbangun dari tidurnya.


Melihat hal itu bukannya berhenti. Aku justru kembali melanjutkan aksiku. Karena aku sendiri sudah menduga Tante Astri akan menikmati apa yang aku lakukan bukannya malah memarahiku.


Kujilati kembali vaginanya yang mulai basah ini. Saat lidahku terus bermain di vaginanya. Kulihat gerakan tubuh Tante Astri perlahan mulai tak karuan.


Entah karena geli atau nikmat yang ia rasakan. Tetapi kulihat matanya masih tertutup. Nampaknya ia masih saja berpura pura tidur, padahal aku sudah mengetahuinya.


Yaa sifat Tante astri sendiri yang yang sejauh ini kutahu memang malu2 kucing. Jadi wajar saja ia masih berpura pura tidur. Mungkin ia berpikir bahwa aku belum menyadari bahwa ia sudah bangun.


Setelah selesai menjilati bagian vaginanya. Aku tentu saja penasaran dengan bagian payudaranya yang masih tertutup.


Perlahan tanganku mulai bergerak ke arah payudaranya. Setelah sampai, langsung kuremas kedua payudaranya dengan tanganku.


Walaupun masih tertutup lingerie yang ia pakai tapi tetap saja tak mengurangi sensasi luar biasa yang kurasakan. Kulihat Tante astripun kembali menggigit bibir bawahnya saat aku meremas payudaranya.


Tak puas hanya meremasnya dari luar. Perlahan akupun mencoba menurunkan tali lingerienya agar payudaranya bisa terlihat olehku.


Saat aku menurunkan talinya. Terlihat Tante Astri diam tanpa perlawanan. Kurasa ia memang sudah terbawa akan permainanku.
Walaupun masih tetap berpura pura tertidur.


Secara perlahan akhirnya aku bisa melihat kembali payudaranya yang sudah lama tak kulihat. Payudaranya yang besar dan sangat menggoda. Dan putingnya yang berwarna kecoklatan.


Ahh sungguh pemandangan yang luar biasa. Tanpa tunggu lama langsung kujilati satu payudaranya oleh lidahku. Sementara satu tanganku lagi kugunakan untuk meremas payudara satunya.


Sllrppppp... sllrppppp.. sllrppppp..


Kujilati bagain demi bagian di payudaranya. Tak lupa sedikit kuhisap juga bagian putingnya yang kembali mengeras. Dan kembali aku mendengar suara desahan dari mulutnya.


" Hmmpp.. ahhh"


Nampaknya ia tak bisa mengendalikan desahannya. Karena rasa nikmat yang ia rasakan. Membuat dia lupa kalau dia sedang berpura pura tertidur.


Sementara itu satu tanganku yang menganggur mulai kuarahkan ke bagian vaginanya. Kuelus dan perlahan kembali kumasukkan jariku ke dalam vaginanya. Dan hal yang tak kuduga pun terjadi.


Baru saja aku memulainya. Tiba tiba tubuh Tante Astri mengejang ke atas. Kurasakan cairan vaginanya menyentuh jariku. Dan kembali kudengar suara desahan dari mulutnya.


" Ahhh.. hmmppp.."


Yaa akhirnya Tante Astri orgasme juga. Namun meski setelah ia orgasme. Ia nampak tetap menutup matanya.


Entah kenapa ia melakukan hal itu. Padahal dengan hal ini sudah membuktikan bahwa ia memang sudah terbangun.


Apa mungkin ia malu untuk membuka matanya. Sehingga tetap pura pura tertidur. Kurasa aku tau cara bagaimana supaya Tante astri tak malu malu kucing lagi seperti ini.


Langsung saja saat itu kulepaskan seluruh pakaianku. Kurasa sudah waktunya untuk ke menu utama. Hal ini pun kulakukan agar membuat Tante Astri tak bersikap malu2 lagi.


Karena kutahu ia pasti sangat menyukai ketika Juniorku berada di dalam vaginanya. Seperti saat itu, desahannya jadi tak terkendali ketika aku melakukan persetubuhan pertama kali dengannya di kamarku.


Ia yang awalnya malu2 menjadi berubah ketika Juniorku masuk ke vaginanya. Dan hal itulah yang akan kulakukan padanya sekarang. Perlahan aku pun mulai mengambil posisi berada di tengah tengah kedua kakinya yang terbuka lebar.


Dan lucunya, secara tak sengaja. Aku justru melihat mata Tante Astri terbuka sedikit. Ia nampak memerhatikan Juniorku yang kini sudah tegak berdiri.


Namun tak lama setelah itu matanya tertutup kembali. Aku hanya bisa tersenyum kecil melihat tingkah malu malu kucingnya itu.


Akupun berniat menjahilinya terlebih dahulu. Dengan tidak langsung memasukkan Juniorku ke dalam vaginanya.


Kuposisikan Juniorku di belahan vaginanya. Lalu perlahan mulai kugesekkan Juniorku di belahan vaginanya tersebut. Kulihat ekspresi wajahnya kembali berubah.


Ia kembali memberikan ekspresi seperti seorang yang sangat horny. Bibir bawahnya kembali ia gigit namun matanya tetap tertutup.


Selama beberapa menit aku terus menggesekkan Juniorku di belahan vaginanya. Dan kurasakan juga vaginanya semakin basah saja. Seiring dengan gesekkanku.


Ekspresi wajahnya semakin membuatku tergoda saja. Kurasa ia benar-benar ingin aku segera memasukkannya ke dalam.


Aku sendiri awalnya ingin memasukkan Juniorku ketika Tante astri akhirnya menyerah dan tak berpura pura tertidur lagi. Namun kurasa aku tak bisa menunggu lebih lama lagi.


Perlahan mulai kuarahkan Juniorku ke lubang vaginanya yang sudah basah ini. Lalu setelah dirasa pas mulai kutekan masuk Juniorku ke dalam. Ahh nikmat demi nikmat pun mulai kurasakan. Seiring dengan Juniorku yang mulai masuk ke dalam vaginanya.


Kulihat Tante Astri pun merasakan yang sama. Itu bisa kulihat dari ekspresi kenikmatan yang ia tunjukkan. Ahh benar benar luar biasa.


Perlahan juniorku terus menerobos ke dalam vaginanya. Hingga akhirnya seluruh juniorkupun akhirnya hilang di telan vagina. Ahh walaupun sudah memiliki 2 anak, tetapi nikmat vaginanya ini benar benar tak ada bandingannya.


Saat seluruh Juniorku sudah berada di dalam. Kudiamkan sebentar dan tak kugerakkan. Kulihat Tante Astri masih terus menutup matanya.


Melihat hal itu secara perlahan mulai kugerakkan Juniorku dalam tempo lambat. Dan benar saja apa yang aku duga. Saat itulah Tante Astri mulai mendesah kembali.


" Ahhh.. hmmppp.."


Melihatnya terus seperti itu, kurasa aku harus melakukan sesuatu. Karena biar bagaimanapun kurang puas apabila menyetubuhinya dalam situasi seperti ini.


Perlahan akupun mulai menurunkan tubuhku. Sehingga menindih tubuhku tubuhnya. Lalu kuposisikan mulutku berada di dekat kupingnya.


" Tante, Iyan tau ko. Tante cuma pura pura tidur kan?" Bisikku di telinganya


Dan ternyata apa yang kulakukan itu ampuh. Begitu aku melihat ke wajahnya. Kini ia sudah membuka kedua matanya.


Dan yang lebih menggairahkan ia justru menunjukkan ekspresi wajah yang sayu kepadaku. Membuatku pun semakin bernafsu terhadapnya.


" Yann.. kamu-"


Belum sempat ia melanjutkan ucapannya. Karena aku yang sudah bernafsu melihat ekspresinya tadi. Segera kusosor mulutnya dengan mulutku.





Awalnya ia seperti terkejut dan tak membalas ciumanku. Namun ketika kugerakkan kembali Juniorku di dalam vaginanya. Akhirnya tak lama ia pun membalas cumbuanku.


Ccppcpcp... Ahhh.. ccppcpcp... Sllrppppp... Sllrppppp.....


Iidah kami terus menari satu sama lain. Sementara Juniorku terus keluar masuk vaginanya dalam tempo yang masih lambat.


Lama kelamaan kurasakan Tante Astripun semakin liar memainkan lidahnya. Bahkan tak jarang ia pun turut menjilati bagian pipiku. Kurasa ia sudah benar benar terbawa oleh permainanku.


Setelah kurasa sudah berhasil menaklukkannya. Akupun melepaskan ciumanku dan kembali menaikkan tubuhku. Kugenjot kembali Tante Astri dalam posisi ini.


" Ahhhh.. ahhhhh.. Yann... Ahhhh" desahnya.


Akhirnya kini Tante Astri sudah tak malu lagi untuk mendesah. Akupun mulai mempercepat tempo genjotanku.


" Ahhhh.. ahhhh.. iyahh.. gituu.. Yann.."


Melihat payudaranya terus bergerak seiring dengan genjotanku. Membuatku pun langsung menaruh tanganku di kedua payudaranya. Kuremas dan kumainkan payudaranya dengan kedua tanganku.





" Ahhh.. remess.. Teruss.. Yann.. ahhhhh"


Kumainkan juga putingnya yang sudah mengeras menggunakan tanganku. Dan Juniorku pun semakin cepet menggenjot vaginanya.


" Ahhhh... Enakkk.. ahhh... Punyaaa.. kamuu.. enakk.. Yann.. ahhh.."





Mendengar desahannya yang semakin tak terkendali. Justru membuatku semakin cepat menggenjot vaginanya. Kini kunaikkan tempo genjotanku ke tempo maksimal.


" Ahhhh... Ahhhh.. Yann.. ahhhh.. enakkkk.. ahhhhhhhhh.."


Akhirnya setelah beberapa menit, Tante astripun kembali orgasme untuk kedua kalinya. Tubuhnya mengejang. Cairan orgasmenya terasa mengalir menyentuh juniorku.


Kulepaskan Juniorku dari dalam vaginanya. Lalu kubiarkan Tante Astri menikmati orgasmenya terlebih dahulu.


Setelah beberapa saat yang tak kuduga Tante Astri tiba tiba bangkit dari posisi tidurnya. Dan duduk berhadapan denganku. Aku sendiri masih Bingung akan apa yang akan ia lakukan.


Tatapannya pun seketika berubah saat menatapku. Tatapan seorang wanita yang seolah sedang menggoda pria.


Setelah itu, aku yang sedaru tadi berada dalam posisi duduk. Tiba2 Tante Astri mendorong tubuhku hingga aku dalam posisi tidur terlentang.


Dan tanpa diduga ia langsung memegangi Juniorku yang sedari tadi sudah ngaceng. Dengan tatapan yang mesum ke arahku.


" Ini kan yang kamu suka yan?"

Ucapnya sambil mengocok juniorku dengan tangannya





Aku sendiri saat itu langsung merasa keenakan dengan apa yang dilakukan Tante Astri. Tak kusangka Tante Astri yang justru mengambil kendali permainan lebih dulu.


" Jawab Tante dong yan, kamu suka kan Tante kocokin kaya gini?"


Ucapnya sambil mempercepat tempo kocokannya


" Ahhh.. iyahh iyann suka Tante.."


" Dasar keponakan bandel, bisa2nya tantenya lagi tidur diperkosa.."


Tiba tiba setelah Tante mengatakan hal itu. Iapun langsung menurunkan kepalanyanya dan menjulurkan lidahnya hingga mengenai kepala juniorku.





Sllrppppp... Sllrppppp.. sllrppppp


Ahh nikmat yang luar biasa kurakan ketika secara perlahan lidahnya mulai menyapu bagian demi bagian di Juniorku.


Ditambah lagi tatapan matanya yang binal ke arahku. Membuatku merasakan sensasi yang tak biasa dari tanteku. Baru kali ini aku melihat sisi lain dari tante Astri. Yang ternyata cukup binal.


Sllrppppp... sllrppppp... Sllrppppp


Setelah puas menjilati seluruh bagian di juniorku. Iapun mulai mengulum Juniorku keluar masuk mulutnya.


Sungguh rasa nikmat yang luar biasa kurasakan saat itu. Dan Tante astripun melakukan blowjob dengan cukup lihainya. Sehingga setelah beberapa menit akupun merasa sudah hampir keluar.


" Ahhh.. tantee.. iyann.. mau.. keluar.."


Namun setelah aku mengatakan hal itu. Tiba tiba Tante Astri menghentikan blowjobnya dan melepaskan Juniorku dari dalam mulutnya. Tentu saja hal itu membuatku akhirnya gagal klimaks.


" Kenapa dilepas Tante?"


Tante astripun tak menjawab pertanyaanku. Justru ia tersenyum lalu melepas lingerienya yang sudah berantakan. Dan akhirnya Tante astripun sama sama telanjang bulat sepertiku.


" Tante pengennya kamu keluar disini.."

Ucapnya sambil menunjuk ke arah lubang vaginanya.


Tentu saja hal itu membuat birahiku semakin memuncak. Tak kusangka aku mendapatkan kesempatan melihat sisi binal dari Tante astri ini.


Sikapnya berubah 180° dibandingkan ketika awal2 tadi. Awalnya ia terlihat seperti malu2 kucing tapi justru sekarang malah sebaliknya.


Nampaknya sudah tak ada lagi rasa malu dalam diri Tante astri. Mungkin yang saat ini ia inginkan adalah kenikmatan dari persetubuhan ini.


Perlahan Tante astri pun mulai bergerak dan berjongkok di atas selangkanganku. Ia pegang juniorku yang sudah sedari tadi menegang.


Dan akhirnya secara perlahan iapun mulai mencoba memasukkan Juniorku kembali ke dalam vaginanya. Perlahan namun pasti juniorku merasakan kenikmatan yang luar biasa. Ketika vaginanya mulai menelan juniorku.


" Ahhh.. Yann.. punyaaa.. kamuu.. gedeee.. bangettt.."


Secara perlahan iapun mulai menurunkan tubuhnya. Hingga akhirnya seluruh juniorkupun sudah berada di dalam vaginanya.


" Ahhh.. penuhhh.. yannn.."





Tak lama, iapun akhirnya mulai bergerak naik turun di atas tubuhku. Yang menimbulkan sensasi nikmat luar biasa yang kurasakan.


" Ahhh.. enakk.. tantee.."


" Ahhhh... Tantee... Jugaa... Sayangg.. ahhh.."


Secara perlahan gerakan Tante astripun semakin cepat. Ia terus naik turun di atas tubuhku. Sehingga membuat payudaranya pun ikut bergoyang.


Aku yang melihat itu pun langsung meremas kedua payudaranya dengan tanganku.


" Ahhhh.. iyahh.. remess.. lagii.. yann.. ahhhh..."



Setelah beberapa saat gerakannya pun mulai berubah dari naik turun menjadi maju mundur. Hal itupun tak kalah menimbulkan rasa nikmat yang luar biasa.


" Ahhhh.. shhhh.. ahhhhh... Yannn.. Yann... Ahhh"


Dan tak lama gerakannya pun semakin lambat. Kurasa Tante Astri sudah mulai kelelahan. Kurasa sudah saatnya aku yang bergerak.


Kini kunaik turunkan turunkan tubuhku dalam tempo cepat. Kugenjot vaginanya dari bawah. Dan hal itu langsung membuat Tante astripun mendesah tak karuan.


" Ahhhh.. ahhhh.. iyahhh.. gituuu.. Yann.. teruusss.. ahhh.. Tante.. dikitt.. lagiiiiiihhhh.. Yann..."


Mendengar hal itu tak kuturunkan tempo kecepatanku sama sekali. Karena akupun merasa sudah hampir sampai juga. Tak lama kamipun akhirnya orgasme hampir berbarengan .


" Ahhhh.. Yann.. ahhhhh... Tanteeee.. sampeee... Ahhhhhhhh.."


" Ahhhh.. tanteeee... Ahhhhhhhh..."


Croottt.. Croottt... Croottt....


Tubuhnya tiba tiba mengejang di atas tubuhku. Kurasakan cairan orgasmenya menyentuh Juniorku. Tubuhnya langsung ambruk di atas tubuhku.


" Hhhhhh.. hhhhhh... Hhhh.. kamuu.. hebatt.. Yann.. baru pertama kali.. Tante ngerasa seenak ini hhhhhh"

Ucapnya disisa sisa orgasmenya.


Akupun cukup merasa kelelahan setelah orgasme kami tadi. Begitu juga Tante astri.


Setelah selesai Tante Astri pun bangkit dari tubuhku. Iapun perlahan mencoba melepaskan Juniorku dari dalam vaginanya. Dan..

Ploppp..


Akhirnya Juniorku pun terlepas juga. Dan dapat kulihat lelehan pejuku juga keluar dari vaginanya. Ahh sungguh pemandangan yang luar biasa.





Setelah itu Tante astri pun ikut berbaring di sebelahku. Kami sama sama masih kelelahan saat itu. Tak ada kata yang terucap di antara kami.


Dan setelah beberapa menit kami terdiam. Kupikir semuanya akan selesai setelah ini dan kami akan tertidur karena kelelahan. Namun ternyata dugaanku salah.


" Yannn.." ucap Tante Astri


" Iyahh..?"


" Tante pengen lagii.."



- bersambung-
perlahan-lahan namun pasti semua terlewati tentu saja jangan lupa untukk dinikmati
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd