PENGONTROL FIKIRAN BAGIAN 2
POV BU DEDEH
Pagi itu ku awali dengan fikiran yang begitu kalut, bagaimana tidak anak angkat ku Anto yang sudah ku anggap seperti anak sendiri harus mendekam di balik jeruji besi akibat kasus perselingkuhan ya dengan rekan kerja ya. Otak ku terus berfikir keras bagaimana cara ya agar aku bisa membantu Anto agar segera kembali bebas dari segala permasalahan ya kini, dengan terpaksa aku meminta bantuan pada Dani kepala sekolah dimana dulu aku mengajar. Karena aku tahu Dani banyak memiliki relasi orang orang penting yang aku rasa akan sangat berguna guna membantu kesulitan Anto.
Aku memang memiliki kedekatan khusus dengan Dani sejak beberapa waktu terakhir, terlebih saat aku sudah di tinggal mati oleh suami ku dan harus hidup sendiri. Meskipun sebenarnya aku tahu hubungan ku dengan Dani adalah suatu kesalahan karena Dani masih berstatus sebagai suami orang lain. Namun ke gigihan Dani yang terus menyemangati ku dan menemani ku di saat masa tersulit dalam hidup ku di tambah segala janji janji manis ya pada ku yang membuat ku mulai membuka pintu hati untuk ya.
Dalam pesan singkat ya Dani meminta ku agar mempersiapkan diri guna menemani ya berlibur sekaligus membicarakan jalan keluar untuk permasalahan Anto. Sejujurnya aku tak ingin melakukan ya, karena aku tahu Dani akan dengan mudah mencari kesempatan guna memperdaya diriku untuk kepuasan pribadi ya. Namun jujur aku tak ada pilihan lain, apapun akan ku lakukan asalkan Dani dapat menepati janji janji ya untuk membantu ku perihal permasalahan Anto.
Saat sedang berbenah pakaian ku ke dalam koper menantu ku datang menyapa ku di dalam kamar,
"Mamah mau kemana mah ko pagi pagi sudah packing packing barang"
Tanya menantu ku yang tak lain adalah istri dari Anto anak ku.
"Eh kamu sayang .. ini mamah mau nginep dulu kerumah sodara mama.. mama mau cari bantuan buat nyelesaikan masalah Anto mudah mudahan ada yang bisa bantu mamah" ucap ku pada menantu ku yang terlihat sangat murung akhir akhir ini terlepas setelah iya tahu bahwa suami ya telah berselingkuh di belakang ya, namun aku terus menyakinkan dan memohon pada dia agar tetap berada di samping Anto dan memaafkan segala kesalahan ya, meski aku tahu di relung hati ya pasti sangat terluka namun aku bersyukur iya masih mau berada di samping suami ya sampai saat ini.
"Kamu hati hati ya di rumah kalo ada apa apa telpon mama aja ya" ucap ku pada menantu ku sambil aku memegang tangan ya dan berharap dalam hati untuk dia tetap sabar menjalani semua cobaan ini.
"Aku boleh ikut gak mah biar mamah gak kesepian di jalan" ucap menantu ku dengan tatapan yang sayu
"Gak usah tenang aja kamu di rumah aja tenangin diri kamu doain aja biar mama bisa bawa kabar baik buat kamu sama suami kamu"
Ucap ku seraya mengelus rambut ya.
"Iya mah mudah mudahan mas Anto bisa segera bebas ya mah" ucap menantu ku yang ku balas dengan senyuman.
"Ya sudah mama mau siap siap bentar lagi jemputan mama Dateng kamu baik baik di rumah ya sayang" ucap ku pada menantu ku.
Setelah segala persiapan selesai ku lakukan aku mengirim pesan pada Dani yang telah berjanji untuk mengirim supir ya untuk menjemput ku ke tempat yang sudah iya janjikan. Selang beberapa waktu supir Dani pun tiba di depan rumah ku. Segera aku berpamitan pada menantu ku dan masuk ke dalam mobil yang sudah siap mengantar ku bertemu dengan Dani.
Di dalam mobil pikir ku kembali melayang membayang kan bagaimana nasib ku kedepan ya, begitu berat semua ini ku rasa namun aku tak boleh menyerah, terlebih aku masih merasakan trouma yang begitu mendalam atas kejadian pelecehan ku dulu hal itu terus mengiang ngiang di otak ku dan membuat luka yang begitu dalam. Mengingat itu semua air mata ku mulai menetes dari pipiku aku berharap Dani tak melakukan hal hal yang tidak tidak terhadap ku, aku berharap Dani akan tulus membantu ku menghadapi ini semua, meski ada sedikit keraguan dalam hati ku, secara aku tahu pasti Dani sedah sering menggoda ku meski hanya dalam pesan di HP dan aku terkadang membiarkan ya jika aku rasa itu sudah melampaui batas namun Dani selalu bisa kembi mengambil hati ku setelah melakukan kesalahan terhadap ku.
Mobil melaju begitu cepat menembus deras ya hujan yang menuju batas kota dimana Dani berjanji akan menemui ku.
Setelah 2 jam menembus hujan deras akhir ya aku sampai di sekitar perkebunan teh yang begitu luas dimana sore itu di selimuti kabut menutupi hampir seluruh perkebunan teh sore itu.
Saat sedang memperhatikan keadaan sekitar dari dalam mobil, tiba tiba ada pesan masuk dari Dani yang menanyakan keberadaan ku dan meminta ku untuk beristirahat terlebih dahulu jika sudah sampai di tempat tujuan dan dia akan segera menyusul ku kesana. Aku pun membalas pesan itu dengan singkat.
Saat setelah mobil melaju ke tengah perkebunan teh mobil pun berhenti di pelataran yang cukup luas dimana berdiri bangunan tua yang cukup mewah di sana ku perhatikan di sekitar tak ada satu pun bangunan lain di perkebunan itu selain rumah mewah ini. Terlihat bangunan ya begitu rapih dan terawat dengan baik sang sopir pun kemudian turun dan membukakan pintu mobil dan mempersilahkan aku masuk ke dalam rumah tersebut.
Setelah koper ku dimasukan ke dalam rumah sang supir pun kemudian pamit meninggalkan ku sendiri di rumah tersebut.
Pemandangan yang tersaji begitu asri dengan kabut yang menyelimuti seluruh hamparan luas kebun teh, sejenak aku merasakan tenang dan nyaman menikmati moment saat ini. Ku Hela nafas panjang ku sambil duduk di depan teras menanti kehadiran Dani yang telah mengabari ku bahwa sesaat lagi dia akan sampai menemui ku.
Baru beberapa saat aku diam melamun tiba tiba ada sebuah mobil yang masuk ke pelataran depan dimana aku yakin itu adalah Dani.
Dan benar dugaan ku itu adalah Dani namun tak hanya dia seorang yang turun dari mobil melainkan ada dua pria lain ya yang turun dari mobil bersamaan dengan Dani.
Seorang pria berbadan tegap dan tambun yang terkesan penuh wibawa dan seorang pria muda dengan kaca mata dengan pakaian yang serba rapi di samping ya.
"Sudah lama menunggu di sini maaf ya tadi aku jemput dulu teman teman ku yang akan membantu kita ke depan ya untuk menyelesaikan permasalah Anto."
Ucap Dani pada ku seraya menghampiri ku yang tengah berdiri di samping pintu masuk rumah
"Iya mas gak apa apa saya baru sampai juga ko belum lama" jawab ku sambil tersenyum ramah ke arah Dani dan ke dua rekan ya yang terus memandangi diri ku yang tengah berdiri.
" Oh iya ini kenalin Broto teman ku dan Alvin rekan pak Broto yang akan membantu kita nanti"
Ucap Dani memperkenalkan ke dua rekan ya padaku
" Dedeh" ucap ku memperkenalkan diri sambil bersalaman dengan pria yang berperawakan tegap " Broto " jawab ya dengan suara yang tegas dan berwibawa
"Dedeh" ucap ku pada pria muda yang ada di depan ku sambil menyodorkan tangan ku
"Alvin" balas pemuda itu dengan sorot mata ya yang tak henti memandangi tubuhku.
"Silahkan masuk mari kita berbincang bincang ya di dalam biar lebih nyaman ucap Dani sambil mempersilahkan aku dan yang lain ya masuk kedalam rumah.
Setelah masuk ke dalam rumah kami lantas duduk di ruang tamu dimana Dani langsung mengungkapkan permasalah yang sedang ku alami kepada Broto dan Alvin yang menyimak obrolan Dani dengan sangat serius, Dani bercerita panjang lebar tentang maksud dan tujuan ya untuk memohon bantuan dari Broto dan Alvin.
Setelah mendengar penjelasan dari Dani Broto lantas mengemukakan pendapat ya sambil menghisap roko di tangan ya.
" Bisa saja saya nanti akan coba bantu kesulitan Bu Dedeh Bu Dedeh tenang saja saya akan membantu memecahkan masalah bu Dedeh dengan bantuan rekan saya Alvin, Bu Dedeh tak perlu cemas serahkan kepada kami"
Ucap Broto yang membuat hati ku begitu lega serasa lepas seluruh beban yang ada di kepala ku saat ini.
"Saya ucapkan terimakasih yang sebesar besar ya kepada pak Broto dan pak Alvin yang sudah bersedia membantu kesulitan saya entah apa yang saya dapat lakukan untuk membalas jasa dari pak Broto dan pak Alvin" ucap ku sambil menatap ke arah pak Broto yang tengah asik menghisap rokok dan Alvin yang sedari tadi ku perhatikan terus menatap ke arah tubuh ku.
Senujur ya aku merasa sangat risih dengan tatapan mata Alvin yang seolah menelanjangi ku namun aku berusaha bersikap acuh. Toh busana muslim yang ku gunakan saat ini sudah sangat tertutup meski harus ku akui payudara ku yang begitu besar masih terlihat begitu menonjol di balik gamis hitam yang ku gunakan kini .
Dani terlihat keluar rumah ke arah mobil dan kembali dengan koper kecil yang iya taruh di tengah ruangan.
" Bagiamana pak semua ya bisa di atur kan pak Broto dan Alvin sudah tau harus berbuat apa kan nanti."
Ucap Dani seraya kembali duduk di samping ku yang berhadapan dengan pak Broto yang langsung tertawa lepas mendengar ucapan dari Dani
"HAHAHAHAHAHAHAHAHA tentu saja Dani tenang saja semua akan ku atur tapi ingat tidak ada yang cuma cuma di dunia ini tergantung dari apa yang akan ku dapat kan maka itu yang akan ku balas nanti Dani" ucap pak Broto seraya kembali tertawa lepas sambil menghisap rokok ya di ikuti Alvin yang ikut tertawa lepas mendengar ucapan pak Broto.
"Memang bapa meminta berapa agar bisa membantu saya pak sebutkan saja asalkan anak saya bisa bebas saya akan memberikan ya" ucap ku pada pak Broto yang langsung di jawab dengan senyum picik dari bibir ya.
" Simpan saja uang mu aku tak membutuhkan ya .. Dani nampak ya kau belum memberi tahu dia akan harga yang harus iya bayar untuk ini semua" ucap pak Broto pada Dani yang langsung di jawab oleh Dani
" Bu Dedeh kami tak memerlukan uang ibu sepeserpun untuk membantu ibu, ibu cukup menemani kami semua di sini semalam suntuk dan besok akan kami pastikan Anto bebas dari penjara maka dari itu ibu harus bisa memenuhi segala keinginan kami di sini sekarang jika ibu ingin semua ya berjalan baik baik saja dan apabila ibu menolak maka akibat ya akan fatal terhadap Anto, ibu gak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada Anto kan di dalam penjara sana" ucap Dani dengan senyum picik di wajah ya yang sontak membuat jantung ku serasa ingin copot dan membuat sekujur tubuhku kaku, bagai di sambar petir pertolongan yang ku harapkan nampak ya hanya lah semu kini aku harus menyiapkan diri ku untuk kembali mengalami hal menjijikan di dalam hidup ku dan itu seketika membuat ku kembali meneteskan air mata.
" Sudah bu tak usah menangis ibu liat koper itu sebaiknya cepat bawa koper itu masuk ke dalam kamar dan berikan kejutan untuk kami semua" ucap Alvin pada ku seraya tertawa terbahak bahak di ikuti Broto dan Dani yang tertawa lepas. Sontak aku mengumpat pada mereka bertiga atas semua yang baru saja terjadi
" Bajingan kalian semua biadab tega sekali kalian memanfaatkan kerapuhan ku untuk memuaskan nafsu binatang kalian semua cuh aku tak Sudi" umpat ku seraya meludah ke arah Dani dan langsung di bayar dengan tamparan yang begitu keras dari Dani yang melayang tepat ke pipi ku.
"PLLAAAKKK" dasar wanita tak tahu di untung sudah baik kami mau membantu mu sekarang cepat masuk ke kamar dan bawa koper itu masuk pelacur jika tidak nyawa anak mu di dalam sel akan segera berakhir cepat"PPPLLLAAAKKK" kembali sebuah tamparan melayang di pipiku yang membuat harga diriku seketika bagai terkoyak koyak. Tak pernah terbayang kan oleh ku harus kembali berada di posisi seperti saat ini. Namun aku tak ada pilihan lain demi keselamatan anak ku Anto dengan berat hati aku beranjak mengambil koper itu masuk kedalam kamar dan ketiga pria bejat itu bersorak melihat aku beranjak memasuki kamar.