Prolog
“Ohhhhhh... ohhhh... ohhhh... enak sekali sayang... ohhh... ohhh... enjot yang kuat saying... sssshhhh... ooooohhhh...” erang Mirna saat merasakan nikmatnya enjotan kon tolku pada no noknya.
Saat itu Mirna dalam posisi berdiri membungkuk sambil berpegangan pada meja kerjaku. Pakaian atasnya masih lengkap terpakai, rok mininya telah tersingkap hingga sebatas pinggulnya sedang celana dalamnya sudah melorot sampai ke mata kaki. Aku menyetubuhi Mirna dari arah belakang dengan masih memakai baju lengkap namun celana panjangku beserta celana dalamku telah melorot hingga lututku.
CREK... CREK... CREK... CREK... CREK... terdengar bunyi suara kon tolku yang keluar masuk menyodok no nok Mirna yang sudah sangat basah.
“Uuuuhhh... uhhh... aku sudah mau keluaaar sayaaaang... ohhhhhh” Mirna mulai merintih nikmat saat orgasmenya terasa akan datang.
Mirna mempercepat gerakan pinggulnya supaya aku juga bisa mendapat ejakulasi bersamaan dengan orgasmenya.
“AAAAAHHHHHH...” aku berteriak tertahan dengan tubuh bergetar, kutancapkan kon tolku dalam-dalam di liang no nok Mirna.
“Miiiiiiiirrrrrr... sssaaayaaa... keluaaaaaar...!!!” jeritku.
Crooott... crot... crot... crot... crot ... semprotan spermaku yang hangat terasa memancar di dalam rahim Mirna.
“Aaaahhhh... Hhhmmmm... akuuuuu.... juuu... gaaa... keluuuaaaarrr...!!!” teriak Mirna. Mukanya berubah menjadi merah padam saat dirinya dilanda orgasmenya.
Sseerrr...... ssseeerrr...... sssseeeerrrr... no nok Mirna menyemprotkan cairan orgasmenya dengan ber-tubi2 sehingga kepala dan batang kon tolku menjadi basah.
Setelah menenangkan diri sampai nafas kami tidak memburu lagi, aku kemudian mengambil tissue untuk membersihkan no nok Mirna dan kon tolku untuk kemudian membantu memakaikan kembali CD Mirna. Setelah merapikan rok dan bajunya, Mirna bersiap keluar dari ruang kerjaku.
“Makasih ya sayang... atas kenikmatannya... salam buat Sinta” kata Mirna lalu mengecup pipiku. Tak lama kemudian Mirnapun keluar dari ruang kerjaku.
Apabila nafsu sexnya sudah tidak bisa dia tahan lagi, Mirna selalu memintaku melakukan Quickie Sex di kantor. Entah itu di ruang kerjanya atau di ruang kerjaku. Biasanya kami cuman butuh waktu 15 menitan saja untuk mencapai orgasme dan ejakulasi. Kami bebas mengekspresikan kenikmatan kami dalam bersetubuh, karena baik ruang kerja Mirna maupun ruang kerjaku didesign kedap suara dan kaca jendelanya tidak tembus pandang dari luar. Seperti halnya kejadian siang ini, Mirna dan aku melakukan quickie sex di ruang kerjaku.
Mirna, Komisaris Utama perusahaan tempatku bekerja adalah Tante dari istriku, Sinta. Mirna dan Sinta adalah orang2 yang spesial bagi kehidupanku. Mereka berdualah yang telah membuat hidupku seperti sekarang. Tiba2 pikiranku menerawang ke masa lalu...
Bersambung....
Bagian 1: Kenikmatan Pertama
