Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Petualangan Birahi Joni (Lanjutan...)

POV Sinta

Menjelang pagi, aku yang sudah bangun dari tidurku mendapati Joni kekasihku itu tidur berpelukan dengan Tante Mirna. Dengan lembut kuusap kening Joni. Joni yang merasakan keningnya diusap2 terbangun dari tidurnya.

“Si... Sin... ta...!!!” pekik Joni. Alangkah kagetnya dia saat melihatku yang masih dalam keadaan telanjang berada disampingnya sementara dia dan Tante Mirna dalam keadaan telanjang. Melihat wajah Joni yang seperti orang ketakutan tersebut, aku tersenyum.

“Sssssttt...” Aku meletakkan telunjukku di bibir Joni

”Capek ya sayang. Emang kamu ngentot dengan Tante berapa ronde? Sampai Tante Mirna pulas begitu tidurnya” lanjutku.

Melihat sikapku tersebut, Joni masih bingung.

“Kok bengong gitu sih, sayang” ledekku

“Gak usah bingung gitu sayangku. Aku dan Tante Mirna sudah saling sepakat kok untuk berbagi dirimu” lanjutku.

“Maksud kamu?” tanya Joni masih belum mengerti maksud perkataanku barusan.

“Aku dan Tante Mirna sepakat bahwa aku mengijinkan Tante Mirna untuk ngentot dengan kamu, sayang. Habisnya nafsu kamu tuh kayak kuda. Mana sanggup kalau aku sendirian menghadapi kamu. Lagian aku juga kasihan sama Tante Mirna. Aku tahu kalau sebenarnya Tante Mirna juga sayang sama kamu. Namun demi kebahagianku, dia rela mengalah dan mengembalikan kamu padaku” jelasku. Mendengar penjelasanku itu, Joni jadi terharu. Dipeluknya erat tubuhku. Beberapa saat kemudian, aku berusaha melepaskan diri dari pelukan Joni.

“Ok sayang, kamu istirahat dulu. Aku mau bikin susu hangat buat kita” kataku.

Aku pun kemudian meninggalkan Joni dan Tante Mirna yang masih tergolek di lantai. Sebentar kemudian aku datang dengan membawa 3 gelas susu hangat, beberapa potong roti dan buah2an segar.

”Minum dulu sayang. Setelah itu makan nih rotinya, biar kamu bertenaga lagi” kataku.

”Sok perhatian kamu Sin. Padahal itu semua karena kamu masih ingin dientot sama kontol Joni kan???” Tante Mirna menimpali sambil masih dalam posisi berbaring. Ternyata Tante Mirna sudah bangun dari tidurnya.

”Aku jamin, sekali nonokmu merasakan entotan kontol Joni, pasti ketagihan ingin lagi... lagi... dan lagi... Rasanya ingin kontol itu terus berada di nonok kamu” sambung Tante Mirna kembali sambil meminum susu yang aku bikin.

”Tante tahu aja. Kalau aku ingin dientot lagi sama kontol Joni yang gede dan panjang ini. Habis enak sih” jawabku sambil tanganku mengurut dan mengocok kontol Joni.

Setelah beristirahat selama kurang lebih setengah jam sambil minum susu, makan beberapa potong roti dan buah2an segar tubuh Joni terlihat mulai bertenaga kembali. Hal itu terlihat dari wajah Joni sudah kelihatan segar. Karena aku sudah sangat ingin dientot lagi sama kontol gede Joni tersebut, aku pun berdiri dan menarik tangan Joni.

”Yuk kita lanjutin di kamar saja, sayang. Nonokku udah gatal nih ingin dirojok kontol kamu lagi, sayang” ajakku.

“Ayo, Tan. Tante juga ikut kalau masih mau dientot sama Joni” lanjutku mengajak juga Tante Mirna. Lalu bertiga kami menuju ke dalam kamar.

Begitu tiba di dalam kamar, aku langsung mendorong tubuh Joni hingga terlentang di atas tempat tidur yang empuk. Kemudian aku dan Tante Mirna berebut saling mengisap dan menjilat kontol Joni. Ketika aku menjilati dan mengisap kontol Joni, Tante Mirna pun menjilati kantong biji pelir Joni dan mengisap2 kedua biji pelir Joni dalam mulutnya. Demikian seterusnya, aku dan Tante Mirna silih berganti mengerjai semua bagian kontol Joni.

"Uuuuuhhh... Ssssshhh... Aaaaahhh..." desah Joni acapkali merasakan jilatan dan isapan aku dan Tante Mirna tersebut menyentuh bagian2 peka kontolnya. Kondisi tersebut lama kelamaan membuat birahi Joni mulai menanjak.

Dengan gemas Joni menarik pantatku agar dia bisa menjilati nonokku. Setelah posisi nonokku tepat di atas mulutnya, Joni lalu menyibakkan bulu2 jembutku yang rimbun dan dibentangkannya bibir luar nonokku dengan kedua tangannya sehingga bulu2 jembut yang rimbun itu tampak membelah dan memperlihatkan bagian dalam nonokku yang membuat Joni jadi semakin gemas. Ketika bibir luar nonokku itu terkuak, Joni langsung mendekatkan mulutnya, dan kemudian ujung lidahnya mulai bergerak menjilati belahan nonokku.

"Ooooowww... Ssssshhh... Sayaaaaang..." Aku kaget sambil mengerang ketika Joni mulai menjilati dan mengisap itilku.

Aku pun semakin menempelkan nonokku pada mulut Joni ketika merasakan betapa nikmatnya sentuhan lembut ujung lidah Joni menjilati belahan nonokku dan menggelitik itilku. Tubuhku bergetar menahan kenikmatan akibat rangsangan pada belahan nonok dan itilku. Joni terus melumat dan mengisap belahan nonok dan itilku yang tampak sudah basah oleh lendir birahiku akibat luapan nafsuku. Pemandangan tersebut semakin membuat Joni gemas dan dengan bernafsu pula Joni lumat setiap bagian di nonokku tanpa ada yang terlewatkan.

"Uuuuuhhh... Ssssshhh... Sayaaaaang... Aaaaahhh... enaaak... Sayaaaaang..." desahku.

Tubuhku menggeliat2. Belahan nonokku seketika menjadi basah kuyub akibat rangsangan yang diberikan oleh Joni tersebut.

”Aaaaahhh... Sayaaaaang... akuuu... udah gak tahaaan... Sayaaaaang... Buruan masukin kontol kamuuu... Sayaaaaang... Aaaaahhh... soriiii... Taaaaannn... akuuu... duluuuaaan...” erangku sambil meminta agar Joni segera ngentoti nonokku dengan kontolnya.

Mungkin Joni berpikir bahwa kali ini dia harus melayani aku dan Tante Mirna, maka kali ini tanpa berlama2 lagi, dia langsung memenuhi permintaanku tersebut. Joni menggeser pantatku. Setelah Tante Mirna melepaskan kontol Joni dari mulutnya, Joni pun bangun dan memposisikan dirinya di belakang pantatku. Joni pingin ngentot nonokku dari belakang.

Belahan nonokku terlihat merah merekah dari belakang, pelan2 Joni mencolok liang nonokku dengan jari tengahnya dan dikocok2 jarinya tersebut di dalam liang nonokku yang sudah sangat basah. Kemudian dia tekan jarinya yang ada di dalam liang nonokku tersebut di area tepat dibelakng itilku sambil jempolnya menggosok2 itilku.

“Aaaaaaaaaaahhhhh... Sayaaaaang... enaaak... bangeeet... Sayaaaaang... masukin kontol kamuuu... Sayaaaaang... akuuu... gak kuat lagi Sayaaaaang... Aaaaahhh...” aku mengerang dan meminta Joni agar segera memasukkan kontolnya yang gede itu ke dalam liang nonokku.

Joni pun mengarahkan kontolnya di belahan bibir dalam nonokku tepat di mulut liang nonokku dan kemudian perlahan2 dia mendorong pantatnya dan menarik pantatku sehingga kontolnya membelah bibir dalam nonokku dan lalu masuk ke dalam liang nonokku.

Bleeeeesss... kontol Joni terus masuk ke dalam liang nonokku.

Melihat Joni mulai ngentoti diriku, Tante Mirna lalu telentang di depanku dengan posisi kedua kakinya dikangkangkan lebar2.

”Jilati nonokku, Sin. Biar aku juga ngerasain enak” pinta Tante Mirna sambil menggosok2kan tangannya di belahan nonoknya. Tampak bulu2 jembut yang tumbuh lebat pada nonok Tante Mirna telah basah kuyup akibat lendir birahinya yang membanjiri nonoknya tersebut.

Awalnya aku ragu2, namun aku juga gak mau egois pingin enak sendiri, tanpa menghiraukan Tante Mirna, maka akhirnya aku pun segera mendekatkan mulutku ke belahan nonok Tante Mirna yang juga sudah basah kuyub dan merekah tersebut.

Sluuuuurp... Sluuuuurp... Sluuuuurp... terdengar jelas suara saat mulutku yang dengan penuh nafsu menjilati nonok Tante Mirna yang sudah sangat basah tersebut.

Sementara itu, kontol Joni telah terbenam seluruhnya di dalam liang nonokku. Kini liang nonokku telah terisi penuh oleh batang kontol Joni. Karena lendir nonokku yang terus mengalir membuat kontol Joni tersebut dapat bergerak lancar di dalam liang nonokku, membuat sekujur tubuhku merasakan kenikmatan yang teramat dahsyat.

"Uuuuuhhh... Sluuuuurp... enaaak... Sayaaaaang... Sluuuuurp..." desahku di sela2 jilatanku pada nonok Tante Mirna.

Keringat yang menguncur tak henti2 membasahi tubuh bugilku yang mulus. Dengan kecepatan konstan Joni memajumundurkan pantatnya sehingga kontolnya keluar masuk liang nonokku. Kontolnya menghujam2 liang nonokku dari belakang yang makin lama makin cepat dan kencang. Karena liang nonokku yang sudah sangat becek, akibat genjotan kontol Joni di liang nonokku tersebut menimbulkan bunyi crok... crok... crok... crok... crok... Bunyi yang terdengar tersebut membuat kami menjadi sangat bergairah.

Sodokan2 yang Joni lakukan dari belakang pantatku, kusambut dengan hentakan2 pantatku ke belakang menyambut kedatangan kontol Joni tersebut. Sesekali aku goyang2kan pantatku untuk semakin memberikan sensasi nikmat pada kontol Joni.

“Sayaaaaang... Aaaaahhh... nonok kamuuu... seeempiiiiit... sekaaaliiiii... Uuuuuhhh... Sayaaaaang... nikmaaat... Sayaaaaang... Aaaaahhh...” erang Joni keenakan menikmati jepitan nonokku di batang kontolnya.

Gerakan maju mundur pantat Joni semakin cepat. Dan goyangan pantatku pun semakin cepat pula. Bunyi decakan akibat pergesekan batang kontol Joni dengan dinding2 liang nonokku semakin terdengar kencang.

“Ooouuuhhh... Sayaaaaang... teruuus... teruuus.... Sayaaaaang... yang daaalaaam... Sayaaaaang... yang kuuuaaat... Sayaaaaang... buat aku puaaaaasss... Aaaaahhh...” Aku merintih keenakan.

Sementara itu...

“Aaaaahhh... Siiiiinnn... isaaaaap... itilkuuu... Siiiiinnn... Aaaaahhh... yang kuuuaaat... Siiiiinnn... Ooooohhh... enaaak... Siiiiinnn... enaaaaak... Hhhmmmmm... Ssssshhh... Aaaaahhh...” Tante Mirna pun merintih2 keenakan merasakan nonoknya aku jilati dan itilnya aku isap2.

Beberapa saat kemudian...

“Aaaooowww... Saaayaaaaaaaaang... aaakuuu... keluuuaaarrr...!!! Sayaaaaang... Aaaaahhh... enaaak... nikmat banget kontol kamuuu... Ooooohhh... Sayaaaaang...” jeritku disusul dengan rintihan panjang.

Tubuhku mengejang, liang nonokku berkedut2 kuat. Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... cairan orgasmeku menyembur membasahi kontol Joni yang ada di dalam liang nonokku dan memenuhi liang nonokku.

Aku pun mencapai orgasmeku di pagi itu.

Denyutan2 liang nonokku tersebut membuat kontol Joni serasa diremas2 di dalam liang nonokku. Sejenak Joni menghentikan pompaan kontolnya sambil merasakan denyutan dan empotan nonokku dan begitu denyutan tersebut berhenti, Joni mencabut kontolnya dari liang nonokku. Aku tahu, Joni akan memindahkan sasarannya ke nonok Tante Mirna yang sedari tadi sudah pingin merasakan genjotan kontolnya.


POV Mirna

Joni segera menaiki tubuhku. Tanganku segera menggenggam kontolnya yang masih basah oleh cairan orgasme Sinta dan kuarahkan ke belahan nonokku yang merekah dan basah oleh air liur Sinta dan lendir nonokku sendiri. Ketika kepala kontol Joni tepat berada di permukaan mulut liang nonokku, Joni pun lalu menekan pinggulnya ke bawah.

Bleeeeesss... perlahan2 kepala kontol Joni itu menerobos masuk liang nonokku.

"Aaaoooww... Ssssshhh... teruuus... tekan yang kuat Jooooonnn... masukin kontol kamu semuanya di dalam nonokkuuu... Ssssshhh... Aaaaahhh..." desahku dengan mata terpejam2 ketika merasakan gesekan kontol Joni yang melesak masuk ke dalam liang nonokku secara perlahan2 itu.

"Uuuuuhhh... Aaaaahhh... nonok kamu memang luar biasanya enaknyaaaaa... Miiiiiirrr..." erang Joni seraya menekan habis kontolnya sampai amblas semuanya terbenam di dalam liang nonokku. Kemudian perlahan2 Joni mulai menggerkan pantatnya naik turun sehingga kontolnya keluar masuk liang nonokku yang sudah sangat basah itu.

Crok... Crok... Crok... Crok... Terdengar suara akibat gesekan kontol Joni dengan dinding2 di dalam liang nonokku yang sudah sangat becek. Suara tersebut membuat gelora birahi kami semakin berkobar.

Sementara Sinta yang telah pulih tenaganya, langsung mendekatkan lidahnya pada pentil susuku. Seketika aku merasakan kenimatan pada dua bagian sekaligus. Di nonokku, aku merasakan nikmat akibat genjotan kontol Joni. Sedangkan pada susuku, aku merasakan nikmat akibat lumatan mulut dan jilatan lidah Sinta di kedua susu dan pentilku.

Mendapatkan dua kenimatan sekaligus tersebut membuat aku semakin blingsatan. Goyangan pinggulku yang mengikuti hentakan2 pantat Joni yang turun naik semakin kupercepat.

“Ooooohhh... Jooooonnn... enak banget kontol kamuuuu... Ssssshhh... Aaaaahhh... Uuuuuhhh... teruuus... Siiiiinnn... teruuus... isap susukuuu... Ooooohhh... teruuus... jangan berhentiii... Ooooohhh... pilin putar pentilkuuu... Aaaaahhh... eeenaaaaakkk...” Aku merintih2 keenakan goyangan pinggulku semakin liar, membuat kontol Joni serasa diremas2 di dalam liang nonokku.

"Ooooohhh... Ssssshhh... Aaaaahhh... empotan nonokmu nikmat bangeeet... Aaaaahhh... Miiiiirrr... enaaak... Miiiiirrr..." erang Joni merasakan nikmatnya empotan nonokku.

Menghadapi serangan kontol Joni pada liang nonokku dan mulut Sinta pada susuku, membuatku tidak mampu bertahan lebih lama lagi. Ketika Joni menyodokan kontolnya dengan kuat ke dalam liang nonokku, saat itu pula aku mendapatkan orgasmeku.

"Aaaooowww.... Ssssshhh... Aaakuuu... keeeluuuaaarrr...!!!" Aku memekik keras sekali mengiringi orgasmeku yang berhasil aku raih.

Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... cairan orgasmeku menyembur dan liang nonokku berdenyut2. Joni pasti merasakan liang nonokku yang masih penuh oleh kontolnya itu penuh oleh cairan. Aku sudah mencapai orgasmeku membuat sekujur tubuhku menjadi lemas.


POV Sinta

Melihat Tante Mirna sudah mendapat orgasmenya, aku yang ingin merasakan nikmatnya dientot kontol gede Joni, segera mendorong tubuh Joni hingga dia telentang sambil mulut kami berpagutan dengan penuh nafsu.

Plop... kontol Joni terlepas dari jepitan liang nonok Tante Mirna, dan aku pun melihat kontol Joni yang masih tetap tegang dan keras itu berlepotan cairan orgasme Tante Mirna.

Sambil mulut kami tetap berpagutan, aku naikin tubuh Joni dan aku pegang kontolnya. Aku gesek2in kepala kontolnya ke belahan nonokku yang cukup sudah basah tersebut. Dengan tidak sabar segera aku arahkan kepala Joni tersebut ke celah dalam nonokku tepat di atas mulut liang nonokku. Aku turunkan pantatku pelan2.

Sleeeeeppp... Kontol Joni terjepit di celah dalam nonokku, dan

Bleeeeesss... Kontol Joni mulai menyeruak di liang nonokku saat aku mulai menurunkan pantatku, lalu

Bleeeeesss... Kontol Joni semakin masuk ke dalam liang nonokku seiring dengan dorongan pantatku yang semakin ke bawah.

Dan dengan sekali hentakan kuat, aku dorong pantatku lebih ke bawah. Bleeeeesss... Akhirnya kontol Joni terbenam seluruhnya di liang nonokku.

“Aaaaahhh... Sayaaaaang... masuk semua kontol kamu di nonokkuuuuu... Aaaaahhh... Sayaaaaang... nikmat banget kurasakan kontol besar kamu iniiiii.... Uuuuuhhh... Ssssshhh... Aaaaahhh...” Aku melenguh merasakan kontolnya Joni yang terbenam di liang nonokku.

“Sayaaaaang... Aaaaahhh... liang nonok kamu sempit sekali Sayaaaaang... Aaaaahhh... anaaak... Sayaaaaang... enaaak...” Joni pun mengerang keenakan merasakan sempitnya liang nonokku.

Begitu kotnol Joni sudah masuk seluruhnya di liang nonokku, aku pun mulai menggerakkan pantatku maju mundur, sehingga kontol Joni tersebut keluar masuk liang nonokku. Sementara itu, sambil menggoyang pantatku, bibirku semakin bernafsu memagut bibir Joni. Tubuh kami berdua seolah menyatu. Mata Tante Mirna terbelalak melihat aksiku ini, mungkin dia tidak menyangka aku yang lembut ini bisa beraksi liar seperti yang ia sedang saksikan sekarang.

Aku yang sudah ketagihan nikmatnya entotan kontol Joni di liang nonokku, semakin liar beraksi di atas tubuh Joni. Goyangan2 pantatku semakin hebat. Kadang pantatku maju mundur, kadang aku putar2. Sehingga aku merasakan kontol Joni kadang menyodok2 liang nonokku dengan kencang dan kadang aku merasakan kontol Joni itu seperti sedang mengebor liang nonokku saat aku putar2 pantatku.

“Aaaaahhh... enaaak... Sayaaaaang... kontol kamu enaaak... Aaaaahhh... Ssssshhh... Aaaaahhh... enak nonok aku Jooooonnn... Aaaaahhh...” Aku merintih keenakan.

“Aaaaahhh... Sayaaaaang... nikmmat sekali liang nonok kamuuuu... Sayaaaaang... liang nonok kamu legit banget. Ooooohhh... Sayaaaaang... terus goyang teruuus... Ssssshhh... Ooooohhh... Sayaaaaang... putar sayang putaaar... enak bangeeet... Sayaaaaang... Aaaaahhh...” Joni mengerang merasakan enaknya kontolnya yang sedang keluar masuk di liang nonokku dan kadang2 dia merasakan kontolnya seperti diputar2 saat aku memutar2 pantatku.

Saat ini gerakan maju mundur pantatku berubah menjadi naik turun. Dengan penuh semangat aku menaikturunkan pantaku. Pada saat pantatku naik turun, Tante Mirna melihat kedua susuku bergoyang seiring dengan naik turunnya pantatku. Kemudian Tante Mirna pun mulai mendekatiku, dan mulai meremas2 kedua susuku. Tidak hanya tangannya yang beraksi, mulut Tante Mirna pun mulai ikut beraksi. Kedua susuku silih berganti dia jilati dan dia isap2. Kedua pentilku pun tak luput dari jilatan dan isapan Tante Mirna.

“Aaauuuhhh... Taaaaannn... isaaap... Taaaaannn... Iyaaa... Ooooohhh... teruuus... isaaap... Taaaaannn... Aaaaahhh...” Aku mendesah menikmati aksi Tante Mirna di kedua susuku dan kontol Joni yang keluar masuk liang nonokku.

Gerakan naik turun pantatku semakin cepat dan bertambah cepat sambil berpegangan pada tubuh Tante Mirna yang sedang asyik mencumbu kedua susuku, Aku pun semakin gencar menaikturunkan pantatku, sehingga kontol Joni pun semakin gencar menyodok2 liang nonokku. Gerakan pantatku semakin tidak beraturan. Tubuhku mulai kejang2 dan kedutan liang nonokku pun semakin kuat. Nampaknya aku hampir memperoleh orgasmeku kembali.

“Aaaaahhh... Sayaaaaang... enaaak... sekaliiii... Sayaaaaang... Ooooohhh... aaakuuu... mau keluar Sayaaaaang... Aaaaahhh... kontol kamu memaaang... niiikmaaat... Aaaaahhh...” Aku mengerang.

Dan dengan hentakkan yang sangat kuat, aku tekan ke bawah pantatku hingga seluruh kontol Joni amblas di dalam liang nonokku.

“Sayaaaaang... Aaaaahhh... akuuu... keeeluuuaaarrr...!!! Sayaaaaang... Aaaaahhh... Nikmat Sayaaaaang... Aaaaahhh...!!!” Aku menjerit dan merintih. Tubuhku mengejang saat nonokku memuntahkan cairan orgasmeku,

Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... cairan orgasmeku menyembur membasahi batang kontol Joni yang sedang berada dalam jepitan liang nonokku itu.

“Aaaaahhh... Sayaaaaang... Enaaaak... Sayaaaaang... eeenaaak... kontolku dipijit2 liang nonok kamuuu... Sayaaaaang... Ooooohhh... enaaak... Sayaaaaang...” Joni pun ikut merintih merasakan kedutan liang nonokku yang kuat saat aku mencapai orgasmeku tersebut.

Doni melihat tubuhku kejang2, sementara itu Tante Mirna yang sedang mengisap2 susuku merasakan tubuhku bergetar dengan hebat, saat dia mendengar teriakanku waktu aku mencapai orgasmeku.

Tubuhku bergetar dengan hebatnya saat aku mencapai orgasmeku, dinding liang nonokku berkedut dengan kuat, memijit2 kontol Joni yang ada di dalamnya. Sambil berpegangan pada tubuh Tante Mirna yang masih memainkan kedua susuku, aku menikmati sensasi orgasmeku yang kali ini sangat luar biasa. Aku harus mengakui bahwa Joni yang juga kekasihnya itu sungguh luar biasa. Nafasku masih terdengar memburu. Sementara itu isapan dan remasan Tante Mirna di kedua susuku semakin menambah nikmatnya orgasmeku kali ini. Dari mulutku tersungging senyum kepuasan sementara mataku masih terpejam menikmati orgasme yang beru saja aku raih.

“Ayo Sin, kamu gerakain pantat kamu lagi. Kamu masih kuat kan?” tanya Tante Mirna sambil memberi semangat padaku, setelah aku cukup beristirahat sehabis menikmati orgasmeku.

Kali ini Tante Mirna sepertinya mengalah padaku. Dia seperti sengaja memberi kesempatan padaku untuk menikmati entotan kontol Joni. Padahal mungkin Tante Mirna masih menginginkan nonoknya dientot oleh kontol Joni. Ah biarin saja, toh nanti kalau Tante Mirna kepingin pasti dia akan minta ijin padaku untuk bisa ngentot dengan Joni, kekasihku, tersebut.

Kedutan2 dinding liang nonokku mulai berhenti. Nafasku pun mulai kembali normal. Aku kembali mulai menggerakkan pantatku naik turun dengan perlahan sehingga kontol Joni pun mulai keluar masuk lagi di liang nonokku.

Tiba2 Tante Mirna memegang kepalaku lalu dilumatnya bibirku dengan penuh nafsu. Lidahnya menerobos kedalam rongga mulutku dan menari2 di dalam mulutku. Mendapat serangan yang mendadak aku pun menjadi kaget, tapi setelah tangan Tante Mirna mulai meremas2 kembali kedua susuku, aku pun mulai mendesah kembali.

Tak mau kalah dengan aksi Tante Mirna tersebut, aku pun membalas serangan Tante Mirna. Tanganku pun mulai meremas2 kedua susu Tante Mirna. Mulutku membalas lumatan mulut Tante Mirna. Lidahku mulai ikut menari dengan lidah Tante Mirna. Kini lidah kami bergiliran menerobos mulut kami masing2.

Kini bagian tubuh atasku sedang asyik bercumbu dengan dengan Tante Mirna, sementara tubuh bawahku asyik menggoyang2 kontol Joni. Setelah aku mengeluarkan cairan orgasmeku, liang nonokku menjadi sangat basah sehingga kontol Joni lebih lancar keluar masuk laing nonokku. Melihat aksiku dan Tante Mirna, Joni pun tidak mau tinggal diam. Dia pun mulai menaikturunkan pantatnya seiring gerakan naik turun pantatku. Saat aku manaikkan pantatku Joni pun menurunkan pantatnya, dan saat aku menurunkan pantatku Joni pun menimpalinya dengan menaikkan pantatnya sehingga kontolnya masuk lebih dalam di liang nonokku.

Tangan Joni pun tidak mau ketinggalan. Tangan kanannya mulai beraksi di nonok Tante Mirna yang posisinya nungging membelakangi dia. Dengan lembut digosok2nya nonok Tante Mirna dari belakang sampai ke itilnya, sehingga membuat nonok Tante Mirna semakin basah.

Tante Mirna yang mendapat serangan atas bawah mulai mendesah2. Aku pun mengalami hal yang serupa terutama saat Joni menaikkan pantatnya menyambut turunnya pantatku sehingga kontolnya masuk lebih dalam di liang nonokku, aku pun mendesah2. Suara desahan, erangan, lenguhan kami bertiga saling bersahutan, keringat sudah membanjiri tubuh kami bertiga.

“Ooooohhh... Hhhmmmmm... Aaaaahhh... Hhhmmmmm... Ssssshhh... Hhhmmmmm... Aaaaahhh...” desahku keenakan.

“Hhhmmmmm... Aaaaahhh... Ooooohhh... hhhh Ssssshhh... Aaaaahhh...” Tante Mirna pun mendesah keenakan.

“Aaauuhhhh... Sayaaaaang... nonok kamu enak sekaliii... Ssssshhh... Uuuuuhhh... terus goyang, sayang, teruuus... Aaaaahhh...” erang Joni menikmati goyanganku.

Tubuhku menggelinjang saat tangan kiri Tante Mirna mulai merambah selangkanganku, menggosok2 itilku dengan lembut. Kadang2 jari jemari Tante Mirna memilin2 itilku tersebut. Gosok-pilin, gosok-pilin tangan Tante Mirna bergantian melakukan hal tersebut di itilku, membuatku semakin merasakan keenakan mendapat perlakuan tangan Tante Mirna di itilku tersebut.

Saat tangan Tante Mirna sibuk dengan itilku, dia pun mendapat serangan yang lebih hebat dari tangan Joni. Tangan Joni yang tadinya hanya mengelu2 nonok dan itil Tante Mirna, sekarang jari tengah Joni mulai menerobos masuk ke dalam liang nonok Tante Mirna. Tante Mirna pun terhenyak oleh gerakan jari Joni tersebut. Tante Mirna mulai merasakan gesekan2 tangan Joni di dinding liang nonoknya. Memang tidak seketat saat kontol Joni yang menggesek dinding liang nonoknya. Sementara jari tengahnya mengocok liang nonok Tante Mirna, kontol Joni menyodok2 liang nonokku seiring dengan turunnya pantatku. Akibat nonok kami yang sedang dikocok oleh Joni, kini aku dan Tante Mirna semakin mengerang2 keenakan.


POV Mirna

Tidak cukup dengan jari tengahnya saja, Joni pun mulai memasukkan jari manisnya ke dalam liang nonokku. Aku pun semakin keenakan dengan bertambahnya jari tangan Joni yang masuk di liang nonokku. Gesekan2 yang aku rasakan di dinding liang nonokku semakin terasa. Tidak hanya itu gerakan tangan Joni yang mengocok liang nonokku kadang2 diselingi dengan menggoyang ke kiri, ke kanan dan berputar2 persis di area belakang itilku berada sedangkan ibu jarinya bergerak menggosok2 di itilku, sehingga membuatku semakin menggelinjang merasakan gesekan di liang nonok dan itilku.

“Ooooohhh... Jooooonnn... Hhhmmmmm... Ooooohhh... Hhhmmmmm... enaaak... Jooooonnn... Hhhmmmmm... teruuus... Jooooonnn...” erangku keenakan.

“Aaaaahhh... Itilku... Taaaaannn... itilkuuu... gesek teruuus... Ooooohhh... Sayaaaaang... tekan lebih dalam kontolmu ituuu... Sayaaaaang... masukiiin... sodok nonokku iniii... Aaaaahhh...” Sinta mengerang2 menikmati sodokan batang kontol Joni dan gesekan tanganku di itilnya.

“Aaaaahhh... kaliaaan... juga enaaak... Ooooohhh... begini Sayaaaaang... enaaak... Miiiiirrr...” erang Joni sambil menekan kontolnya lebih dalam di liang nonok Sinta dan jari jemarinya semakin aktif menggesek itil dan dinding liang nonokku.

Aku dan Sinta betul2 menikmati aksi Doni di liang nonok kami masing2, dan Joni pun menikmati jepitan liang nonok Sinta di kontolnya. Tubuh kami semakin banjir oleh keringat. Kami bertiga berpacu untuk mencapai puncak kenikmatan kami masing2, suara lenguhan dan erangan kami semakin sering terdengar.

“Ooouuuhhh... enaaak... enaaak... Sayaaaaang... teruuus... Sayaaaaang... sodok lebih dalam nonokku iniiiii... Aaaaahhh... Iyaaa... teruuus... Sayaaaaang... teruuus... buat akuuu... puaaas... Sayaaaaang... Aaaaahhh...” Sinta mengerang2 keenakan akibat rojokan kontol Joni di liang nonoknya.

“Jooooonnn... Aaaaahhh... enaaak... Jooooonnn... teruuus... tekan dan putar tanganmuuu... Aaaaahhh... Jooooonnn... tekaaan... Jooooonnn... tekaaan... lebih kuaaat... Jooooonnn... Aaaaahhh... enaaak...” erangku menikmati tekanan jempol Joni di itilku dan rojokan jari2nya di liang nonokku.

Joni pun semakin menyodokkan kontolnya lebih dalam lagi ke dalam liang nonok Sinta, sehingga pangkal selangkangan mereka berdua sering beradu dan menimbulkan suara plok... plok... plok... yang menambah gairah birahi mereka semakin membara. Dan tangan Joni pun semakin aktif dan kuat menekan2 itilku dan rokokan2 jarinya di liang nonokku.


POV Joni

Aku pun merasakan kenikmatan yang sangat luar biasa, saat kontolku melesak lebih dalam di liang nonok Sinta. Aku merasakan ujung kepala kontolku yang bersentuhan dengan dinding rahim Sinta.

“Aaaaahhh... Sayaaaaang... enaaak... sekaliii... nonok kamu iniii... Sayaaaaang... Ooouuuhhh...” erangku

Dan, tubuh Mirna terlihat mulai mengejang dan mengejut2. Sepertinya Mirna merasakan orgasmenya yang hendak dia raih. Dan tiba2 dia pun tidak dapat mempertahankan lagi cairan orgasmenya yang menerobos keluar dari liang nonoknya disertai dengan lenguhan panjang.

Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... nonok Mirna memuntahkan cairan orgasmenya untuk yang kesekian kalinya. Tapi kali ini cairan yang dikeluarkan sangat banyak dan mengalir deras membasahi tanganku.

“Ooouuuhhh... Jooooonnn... akuuu... keluuuaaarrr... laaagiiiii... Aaaaahhh... enaaak... Jooooonnn... enaaak... sekaaaliiiii... Ooooohhh... Jooooonnn... nikmaaat... bangeeet...” Mirna mengerang, tubuhnya bergetar dengan hebatnya, pantatnya mengejang, liang nonoknya berkedut dengan sangat kuat memijit2 jariku, seiring dengan menyemburnya cairan orgasmenya.

Sinta yang tahu bahwa Tantenya mengalami orgasme, dia menambah sensasi kenikmatan yang sedang dirasakan oleh Tantenya tersebut dengan meremas2 kedua susu Tantenya, sambil tetap memaju mundurkan pantatnya dengan cepat. Remasan tangan Sinta di kedua susu Tantenya tersebut semakin menambah kenikmatan buat Mirna, Tante Sinta tersebut. Tubuh Mirna semakin bergetar, nafasnya terengah2, dan akhirnya tubuh Mirna ambruk karena kedua kakinya tidak kuat lagi menopang tubuhnya. Mirna merasakan kakinya yang sedang berlutut menjadi lemas setelah orgasme yang berhasil ia raih.

Setelah Mirna ambruk di samping kami, Sinta mulai memelukku dan mulai menaikturunkan serta memajumundurkan pantatnya dengan cepat, sementara aku dengan kedua tanganku mulai memegang dan meremas-remas kedua bongkah pantat Sinta serta mulai mengimbangi gerakan kekasihku itu. Saat Sinta menurunkan pantatnya ke bawah tanganku membantu dengan menekan pantatnya tersebut ke bawah dan menyodokkan kontolku ke atas. Gerakan kami berdua semakin bertambah cepat, nafas kami berdua pun semakin memburu dan terengah2.

Kedua mulut kami pun sibuk saling melumat dan lidah kami berdua sibuk menari2 di mulut kami masing2. Desahan dan lenguhan kami semakin menjadi2, gerakan kami berdua semakin liar. Goyangan kami semakin cepat dan tidak beraturan.

“Ooooohhh... Hhhmmmmm... Sayaaaaang... Hhhmmmmm... Aaaaahhh... teruuus... Aaaaahhh... lebih cepaaat... Sayaaaaang... Hhhmmmmm... Hhhmmmmm...” Sinta melenguh di sela2 mulutnya yang tetap memagut bibirku.

“Ooouuuhhh... Ssssshhh... Aaaaahhh... Hhhmmmmm... Iyaaa... Sayaaaaang... Akuu... mauuu... keluuuaaarrr... Aaaaahhh... Sayaaaaang... Hhhmmmmm...” lenguhku sambil mempercepat gerakan pantatku menyodok liang nonok Sinta dari bawah.

Kontolku semakin cepat keluar masuk di liang nonok Sinta. Tanganku semakin kuat meremas kedua bongkah pantat Sinta, dan semakin kuat menekan pantatnya ke bawah saat aku dorong ke atas kontolku.

“Iyaaa... Sayaaaaang... barengan kita Sayaaaaang... Akuuu... jugaaa... mauuu... keluuuaaaarrr... Aaaaahhh... Sayaaaaang...” Sintapun mengerang.

Hingga akhirnya dengan hentakan kuat aku menekan kontolku dalam2 di liang nonok Sinta, sambil kedua tanganku menekan ke bawah pantat Sinta dengan kuat. Tubuhku mengejang, pada saat bersamaan tubuh Sinta pun bergetar dengan hebat, liang nonoknya pun berkedut dengan kuat.

Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt... Crooooottt...

Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr... Seeeeerrr...

Kontolku menyemprotkan pejuh hangatku di dalam liang nonok Sinta berbarengan dengan liang nonok Sinta yang menyemprotkan cairan orgasmenya. Aku merasakan kontolku menjadi hangat akibat siraman cairan orgasme Sinta, dan juga merasakan dinding liang nonok Sinta yang meremas2 kuat batang kontolku. Sementara itu Sinta pun juga merasakan kontolku yang berdenyut2 dengan kuat saat menyemprotkan pejuhku.

Terdengar nafas kami berdua terengah2, kedua tubuh kami seolah2 menyatu. Keringat kami berdua membanjiri tubuh kami. Kini senyum kepuasan menghiasi kami bertiga, aku, Sinta dan Mirna. Kami bertiga betul2 merasa puas dengan permainan seks pagi ini, akhirnya kami ber bertiga terkapar kelelahan kehabisan tenaga.

Dengan kontol yang masih terbenam di dalam liang nonok Sinta, aku dan Sinta saling berciuman. Sementara itu tubuh Mirna telah tergolek di sebelah tubuh Sinta yang masih dihimpit oleh tubuhku. Mirna memeluk tubuhku dan Sinta, dan katika Aku mengalihkan ciumanku pada bibir Mirna, dia pun menyambutnya.

"Kamu memang laki-laki hebat Sayang. Kali ini aku benar2 mendapatkan kepuasan yang sangat luar biasa selama hidupku. Terima kasih Sayang" kata Sinta. Aku menghentikan ciumanku dari bibir Mirna lalu dia pun mengecup lembut keningku.

”Sama2 Sayang. Aku pun juga sangat puas, mendapat sensasi baru bersama kalian” jawabku.

"Kamu memang luar biasa tangguh Jon. Kali ini kami berdua telah membuktikan ketangguhanmu. Luar biasa kamu dapat memuaskan kami berdua" ujar Mirna dengan tubuh yang masih tergolekdi samping tubuhku yang masih terhimpit tubuh Sinta, sambil mengusap lembut kepalaku.

"Iya Tan, aku setuju dengan Tante” sambung Sinta.

”Aku ingin kenikmatan seperti ini terulang lagi. Kapan-kapan kalau Tante lagi pingin dientot, aku pinjam Joni ya Sin?" pinta Mirna kepada keponakannya itu.

"Tentu saja boleh Tan. Atur saja. Aku pun merasa kewalahan melayani nafsu Joni sendirian” jawab Sinta.

Aku pun tersenyum.

“Kapan saja kalian mau, aku akan melayani kalian para bidadariku yang cantik. Mau sendiri2 atau bersama2 seperti saat ini, aku siap” kataku

Kemudian aku mencabut kontolku dari liang nonok Sinta serta membaringkan tubuhku di antara Mirna dan Sinta. Tampak kontolku mengkilat akibat cairan yang ada di dalam liang nonok Sinta. Sungguh hadiah Ultah yang luar biasa dari dua wanita istimewa dalam hidupku tersebut. Dipeluknya dua bidadari cantik yang montok tersebut yang telah memberiku berjuta kenikmatan.

Setelah istirahat beberapa saat, kami bertiga mandi bersama2. Dan setelah mandi, kami bertiga pun mencari makan bersama. Saat ini aku benar2 seperti memiliki dua orang istri.

Mengingat besok pagi aku harus ketemu dengan dosen pembimbingku dan Sinta ada kuliah pagi sedangkan Mirna besok ada meeting dengan kliennya untuk membicarakan tender proyek perumahan di Bekasi, maka siang jari itu juga kami meninggalkan Pulau Bidadari bersama para bidadariku yang cantik.

End Bagian 9.


Ending...
 

Ending


POV Joni

Sebulan kemudian setelah kejadian di pulau bidadari tersebut. Aku berhasil menyelesaikan kuliah S1 dan berhasil lulus dengan predikat “Summa Cum Laude”. Dan begitu aku lulus, aku diminta bekerja di perusahaan milik ayah Sinta. Satu tahun sesudahnya, akhirnya aku dan Sinta menikah.

Tiga tahun sudah usia perkawinanku dan Sinta. Saat ini Sinta sedang mengandung anak kedua kami. Sinta lagi hamil 7 bulan. Walaupun aku sudah resmi menikah dengan Sinta, namun hubunganku dengan Mirna masih terus terjalin dengan sepengetahuan Sinta, istriku tentunya. Aku bagaikan memiliki dua istri yang senantiasa menuntut kepuasan seksual dariku. Aku harus siap memberikan kepuasan seksual bagi mereka berdua. Kapanpun kedua wanita itu menginginkanku, aku harus siap melayaninya. Begitu pula dengan kedua wanita tersebut. Kapanpun aku menginginkannya maka mereka siap melayaniku. Baik sendiri2 atau bersama2.

Berkat ketekunan dan kerja kerasku serta kepandaian yang aku miliki, dalam waktu singkat aku dipercaya memimpin Departemen Sales and Marketing. Di bawah kepemimpinanku perusahaan meraih keuntungan yang luar biasa. Sehingga kemudian aku diangkat sebagai Direktur Utama menggantikan Papanya Sinta.

Hidupku yang dulu susah kini berubah serba berkecukupan. Aku bisa membangunkan rumah yang lebih bagus dari rumahku yang dahulu, untuk orang tua dan adik2ku yang ada di kampung. Dan aku pun juga bisa membiayai sekolah dan kuliah adik2ku. Ada perasaan sedih dalam hatiku, karena ayahku tidak dapat menyaksikan kesuksesan yang aku raih sekarang. Namun aku senang kalau akhirnya aku dapat membahagiakan orang2 yang aku cintai.

Itulah akhir petualangan birahiku yang telah membawa diriku ke jenjang kesuksesan yang aku dapatkan sekarang ini.


---oOo TAMAT oOo---
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Bimabet
Terima kasih buat semua yang sudah sudi membaca cerita saya.
Mudah2an cerita yang lain dapat segera menyusul.
Saat ini saya sedang menulis cerita baru, namun baru selesai kurang dari 50%.
Mau diposting takut rawan macet.
Jadi nanti kl sudah selesai lebih dari 50% baru berani diposting di sini.

Salam Semprot.
Denjo
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd