Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Petualangan Maryanah, Sang Istri Sholehah

Chapter 4

Tiga hari berlalu, sesuai perjanjian Yanah dan Abas kembali menemui dr. Boy untuk mengetahui hasil pemeriksaan Lab keduanya. Yanah bergelayut manja di lengan Abas “Mas jangan pergi tinggalin aku ya…”lirih Yanah berbicara. Abas menengok sejenak kemudian tertawa “tumben…tiba-tiba ngomong kayak gitu?? siapa juga yang mau ninggalin kamu?”Abas mencubit ujung hidung Yanah yang mancung. “Mas tuh cinta mati sama kamu sayang ku”Abas menggombal sambil terkekeh.

Yanah hanya tersipu malu semakin manja mengelayut di lengan Abas, hingga keduanya memasuki ruang praktek itu. Yanah berdebar teringat kejadian sebelumnya tiba-tiba saja dia merasa gatal pada bagian memek nya. Cairan merembes dan mulai menetes membasahi Celana Dalamnya. Yanah duduk gelisah di depan dr. Boy yang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik Yanah dengan seksama. Seulas senyum di ujung bibirnya tanpa diketahui siapa pun, “Silahkan duduk Mas dan Mbak nya…”sapa dr. Boy ramah, “bagaimana kabar hari ini…??”Yanah dan Abas serempak menjawab “Alhamdulillah baik dok……”Yanah menunduk malu ketika tanpa sengaja tatapan mereka beradu.

Dr. Boy semakin gemas melihat kemanja-an Yanah, hampir tidak pernah dr. Boy tertarik dengan pasiennya karena bagi dia profesionalitas lebih diatas segalanya. Namun berhadapan perempuan cantik jelita serupa Yanah, pertahanan dr. Boy runtuh dibuatnya. Pesona Yanah telah membuat dr. Boy lupa akan janji profesi dan kode etik profesinya. “Baiklah Mbak dan Mas nya….secara medis hasil kalian bagus dan baik-baik saja, keduanya subur…”dr. Boy mulai menyampaikan hasil test mereka. Yanah dan Abas tersenyum bahagia artinya keduanya tidak ada masalah secara Medis untuk mempunyai keturunan.

”Namun demikian saya perlu melakukan test sekali lagi untuk memastikannya” Yanah dan Abas saling berpandangan, “Maksud dokter bagaiamana??” Abas bingung dibuatnya. “Hmmmm..begini, saya perlu memastikan bahwa saluran di dalam rahim istri Mas nya tidak terhalang kista atau apapun yang menyebabkan tidak bisa tembusnya sperma Mas nya ke dalam rahim”. “Silahkan Mbak nya berbaring disana…” dr. Boy mengagetkan Yanah yang sedari tadi sedang mereka-reka kira-kira gerangan apa yang selanjutnya terjadi.

Yanah menatap Abas memohon perlindungan, Abas hanya mengangguk perlahan menenangkan Yanah, “Gak papa dek….ayooo kita periksa sekali lagi…Mas disini kok..” Abas menggenggam erat jemari Yanah. Yanah gontai melangkah menuju ruang pemeriksaan, dia menutup gorden ruangan itu perlahan kemudian melepaskan celana Panjang Lapisan gamis beserta celana dalamnya. Ragu-ragu Yanah membaringkan tubuhnya diatas ranjang yang telah memberikan kenikmatan sekaligus ketakutan.

Dr. Boy terkekeh menyaksikan keraguan Yanah, dia menyeringai karena sesaat lagi dia akan kembali merasakan memek yang begitu mempesona matanya. Dr. Boy menutup rapat gorden sehingga Abas yang sedang duduk di meja tidak bisa melihat apa yang sedang terjadi dalam ruangan pemeriksaan. Tanpa sarung tangan dr. Boy mengoleskan Gel ke jari-jarinya kemudian perlahan jari itu meluncur ke arah bibir memek yang begitu rapat tanpa bulu. “Ahhhhhh….shhhh…”Yanah menutup mulutnya rapat-rapat khawatir desahannya terdengar oleh suaminya.

Tiba-tiba ponsel Abas berdering mengagetkan dr. Boy dan Yanah, keduanya saling tatap penuh arti. “Sebentar dok, saya harus mengangkat telp ini penting…”Abas berteriak memecah kesunyian sejurus kemudian dia melangkah keluar ruangan meninggalkan dr. Boy yang tersenyum penuh kemenangan. Yanah perlahan membuka pahanya lebar seakan-akan mengijinkan jari dr. Boy semakin dalam masuk menjelajahi dinding memek yang sedari tadi mengalami kegatalan. Yanah lupa diri pantatnya terangkat manja menjemput tangan dr. Boy yang sedang keluar masuk kedalam memek nya.

Dr. Boy semakin belingsatan dengan kebinalan Yanah yang jelas terpampang didepan mata. Jarinya semakin intens memasuki rongga memek yang begitu sempit menggigit, jarinya seperti sedang dihisap sesuatu yang begitu dahsyat. Boy berpikir seandainya jari ini digantikan oleh kelamin nya tentu akan semakin nikmat rasanya. Diluar ruangan Abas tengah sibuk dengan pembicaraan di ponselnya sejenak melupakan istri dan dr. Boy yang sedang memacu birahi. Seketika pandangan Abas menatap sosok yang pernah mengganggu tidurnya, sosok berseragam putih-putih itu melintas persis didepan matanya. Ekor mata Abas mengikuti kemana makhluk itu melangkah, perlahan di ikutinya sosok itu dari belakang.

Ketika pembicaraan di ponselnya sudah selesai, Abas sedikit bergegas mengejar bayangan putih-putih yang semakin jauh, keduanya menuju kantin rumah sakit yang terletak jauh dibelakang gedung ini. Abas gementar ketika sosok itu duduk seorang diri dikantin, memilih tempat yang begitu pojok didalam. Abas gugup, pura-pura membeli segelas teh hangat, Abas membelakangi sosok itu perasaannya tak karuan. Entah perasaan apa yang hinggap dihatinya ini, Abas sendiri bingung mengartikannya. Kejadian tiga hari lalu didalam ruangan khusus untuk Abas mengeluarkan spermanya kembali berkelebat, “Ahhhhhh….”perlahan Abas mendesah, kelaminnya mengeras.

Abas limbung kegugupannya membuat dia tak hati-hati hingga tanpa sengaja kakinya terantuk ujung meja dengan begitu kerasnya. Abas kesakitan gelas ditangannya jatuh kelantai, kegaduhan itu membuat sosok yang menarik perhatian Abas menengok dan kaget. “Ehhhhh…Mas…hati-hati…”perlahan sosok itu bangkit dan membantu Abas berdiri. “Ehhhh…iiyy..iiyyaa…..makasih ya Mas..”Abas semakin gugup dibuatnya. Sosok itu begitu mempesona. Harum tubuhnya menusuk hidung Abas, kulit putih, berbadan tegap dengan mata yang begitu lentik mengoda. Bibir merah tipis merona, ahhhhh kenapa makhluk itu begitu menggoda Abas.

”Silahkan duduk Mas…”sosok didepannya tersenyum dengan manisnya membuat Abas semakin belingsatan dibuatnya. “Ohhhh…iya kita bertemu tiga hari yang lalu ya??”sosok itu bertanya. “Iyy..iyaa betul…”perlahan Abas mengulurkan tangannya “Abas…”sosok itu menyambut tangannya “Yudhi Mas…”keduanya saling berjabat tangan erat, Abas sepertinya enggan melepaskan genggaman tangannya. “Eeheeemm…hem…ehem….”sosok itu berdehem menyadarkan Abas kemudian melepas genggaman tangannya. “Sendirian aja Mas nya..?”sosok itu kembali mengusik Abas, “Ouhhh.***k bersama istri saya…dia sedang ada pemeriksaan di ruang dr. Boy”Abas segera merespon.

”Ohhh…lagi proses punya momongan ya..?? Pantas……..”Yudhi sengaja menggantung kalimatnya dan tersenyum manja, Abas gelagapan bayangan-bayangan didalam ruangan itu kembali berkelebat memaksa Abas diam seribu bahasa. “Tegang amat Mas ku…”Yudhi kembali terkekeh manja, sayangnya ditelinga Abas suara Yudhi terdengar syahdu manja menggoda. “Ehhh…ehh…anu..anu…gak kok…hehehehehehe” Abas berusaha menguasai keadaan. “Anunya kenapa Mas…”kembali Yudhi menggoda Abas.

Sontak Abas terperanjat, kemudian berusaha tertawa tenang, sejurus kemudian kedua sibuk terlibat pembicaraan. Abas lupa akan Yanah yang sedang berduaan dengan dr. Boy didalam ruangan kerja dr. Boy. Kembali pada dr. Boy yang sedang sibuk mengoral memek Yanah, tirai penghalang antara bagian atas tubuh Yanah dan bagian bawah sudah terlepas. Yanah bisa menyaksikan ganasnya dokter tua itu mengerjai memeknya yang sudah begitu becek dan banjir. Tangan Yanah meremas kepala dr. Boy yang sedang asyik menikmati kelentit Yanah, bibirnya sibuk menyedot, menghisap dan mengecup memek Yanah.

Aroma memek yang begitu menggairahkan, dr. Boy semakin ganas dan lupa daratan. Dihajarnya terus menerus memek itu dengan mulutnya, Yanah menegang, cairan memeknya semakin deras mengucur kemudian…”Ahhhh…ahhhh…..sshhhh…..shhh…serrrrrs….seerrr…serr…criiit..criiit…” Yanah orgasme hanya dengan mulut dr. Boy hal yang tidak pernah Abas lakukan. “Hmmmm….slruuupppp….ssrrruuppllppp…slluuurrrrrupp”dr. Boy dengan rakusnya menelan semua carian yang keluar dari Memek Yanah. “Hmmm…harum dan segar cairan mu….Sayang..”dr. Boy menyeringai ditatapnya Yanah yg tergolek pasrah lemas setelah mengalami puncak kenikmatan.

Diusapnya Memek mungil itu perlahan, dielus-elusnya bibir memek itu sambil sesekali jarinya masuk kedalam membelah bibir memek mungil itu. “Hmmmm…..Ahhhh…shhh…suu…suudah…dok….ahhhh…sshhh…””plok..plok…pok…” dr. Boy menepuk-nepuk bibir memek Yanah dengan ganas, “Nakal kamu ya…nakal….hmmm….” Perlahan dr. Boy melepaskan celananya, sejurus kemudian mencuatlah Kontol hitam besar perkasa, Yanah bergidik dibuatnya, apakah muat kontol itu masuk kedalam memeknya yang kecil?.

Dr. Boy merengkuh pantat Yanah di tariknya mendekat dan kontol itu tepat posisinya menempel didepan bibir memek Yanah. Yanah menjerit, “Ahhh…..shhhh”gesekan-gesekan kepala Kontol dengan labiya Mayoranya begitu nikmat menggoda. Diangkatnya tinggi-tinggi pantat itu seakan-akan berharap segera dimasukan kedalam memeknya. Tiba saatnya eksekusi, perlahan kepala kontol itu membelah bibir nan mungil, “Grmmmmm..ahh…shhh..sempit sekali memek mu Mbak…ahhh..aahh”Yanah mengelinjang menerima sodokan itu, digigitnya bibir merasakan nikmat dan sakit bersamaan.

Pintu ruangan terbuka, Abas masuk kedalam ruangan membuat suara berisik. Yanah terlonjak kaget, begitupun dr. Boy ditariknya kontol yang baru seperempat masuk, “plop” suara kelamin terpisah. Yanah kecewa namun kedatangan suaminya membuatnya sadar dan bersyukur bahwa dia tidak sampai disetubuhi dokter tua itu. Keduanya sibuk merapihkan pakaian masing-masing, dr. Boy melangkah tenang ke meja kerjanya. “Hmmm…sepertinya keadaan istri anda baik-baik saja..”setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut tidak ada tanda-tanda kista didalamnya. Selamat ya..”dr. Boy menyalami Abas, Abas menyambut dengan ramah, kemudian keduanya berpamitan keluar dari ruangan yang penuh dengan kenangan.

Yanah kembali bergelayut manja di lengan Abas, segurat kekecewaan jelas nampak di wajahnya. Abas sendiri tersenyum membayangkan makhluk dikantin tadi yang sudah menarik perhatiannya. Tanpa diketahui Yanah keduanya sudah saling bertukar nomor telephone. Yanah dan Abas berlalu meninggalkan rumah sakit menuju rumah orang tua Abas, karena mereka berjanji sepulangnya dari rumah sakit akan mampir memberitahukan hasil pemeriksaan. Kembali keduanya tenggelam dalam lamunan masing-masing diatas kendaraan yang membawa mereka memasuki gerbang kehidupan berikutnya.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd