Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Petualangan Maryanah, Sang Istri Sholehah

Mantul, yanah mengetahui suaminya gay tapi ttp ingkn mempertahankan rumah tangganya. Akan tetapi yanah minta konsekuensinya nerima suaminya yang gay dengan rela mengijinkan tubuhnya yg indah itu dinikmati oleh Mertuanya Alias ayah kandungnya, Yanah melahirkan dan kedepannya Yanah menjadi Istri buat mertuanya wkwkkw

Mantulll huuuu
 
Chapter 12

Abas melangkah menuju kamarnya, diketuknya perlahan pintu kamar dan didorong sedikit, terkunci dari dalam. Abas pun memanggil Yanah untuk membukakan pintunya. ”Sayang..buka pintu donk…tok…tok….tok…Halloooo…sayanng??” berulang kali Abas mengeraskan suaranya. Tak lama pintu kamar pun terbuka, Yanah tampak segar wajahnya sepertinya baru saja mandi. Yanah mengembangkan senyumnya mendapati sang suami berdiri didepannya. Yanah menghambur kedalam pelukan Abas yang nampak Gugup menerima serangan dari istri tercintanya.

Keduanya asyik berpelukan diambang pintu kamar tidur mereka saling melepaskan rindu, Yanah tersedu menangis melampiaskan rindu dan kekesalannya terhadap suami. Andai Abas menemaninya berobat ke Sukabumi tentu saja dirinya saat ini masih suci belum ternoda oleh 2 lelaki tua bangka. Abas sendiri melampiaskan kekesalannya atas kebodohannya telah terjerumus kedalam jurang nista percintaan sesama jenis bersama Yudhi. Abas menyesali perbuatannya namun rasa nikmat yang berbeda itu telah meninggalkan bekas yang mendalam di hati Abas.

Pak Muslim mengamati dari jauh kelakuan kedua anak menantunya itu sambil menikmati secangkir teh hangat buatan dirinya sendiri. Di benaknya Pak Muslim sedang mencari cara agar dapat menikmati tubuh mungil menantunya yang telah memberikan rasa yang begitu dalam di hati Pak Muslim. Sesaat keadaan rumah kediaman Abas sunyi senyap, penghuninya sedang sibuk dengan lamunan dan pikirannya masing-masing. Saling mengutuk dirinya masing-masing didalam hati, berbeda dengan Pak Muslim yang justru mencari celah untuk bisa menyetubuhi menantunya kembali.

Yanah menyiapkan makan malam untuk suami dan Ayah mertuanya, setelah sekian lama hanya berpelukan dengan Abas suaminya. Yanah tetap bersikap biasa seolah-olah tidak ada apa-apa diantara mereka, Yanah tetap menjadi istri yang baik untuk Abas dan menantu idaman untuk Pak Muslim. Ketiganya makan dalam diam masing-masing khusyuk dan serius melakukan proses mengunyah makanan agar lambung mereka bekerja dengan baik. Seusai makan Pak Muslim pamit dan Abas mengantarkan Abinya kedepan rumah hingga mobil Pak Muslim menghilang di belokan jalan diujung gang perumahan mereka.

Yanah berbaring perlahan disamping Abas yang terlihat sudah terlelap, Yanah tak berani menggangu tidur suaminya. Terlihat di wajah Abas lelah yang amat mendera, Yanah berusaha memejamkan matanya yang juga mulai mengantuk. Tubuhnya lelah, hatinya juga lelah, Yanah dan Abas malam itu saling diam dan saling memunggungi satu sama lain. Seminggu sudah sejak kejadian pengobatan itu kehidupan Yanah dan Abas kembali normal seperti sedia kala meski saat ini keduanya jarang terlibat obrolan yang lama seperti dulu. Abas kembali tenggelam dalam pekerjaannya, Yanah pun sibuk dengan segala urusan ibu rumah tangganya dan sesekali mengikuti pengajian ibu-ibu komplek dan arisan kecil-kecilan mengisi waktu luang.

Pagi itu Abas sudah bergegas ke Kantor ada meeting yang penting yang harus di hadirinya pagi itu. Yanah seperti biasa setelah menyiapkan segala keperluan suaminya dipagi hari, dan setelah sang suamu pergi maka dia akan beberes menyegarkan diri sendiri. Yanah sedang asyik menyirami tubuhnya yang putih mulus bak pualam, gemericik air shower menyebabkan telinga Yanah tak menangkap suara-suara diluar. Seperti suara salam dari Ayah mertuanya yang sepagi itu sudah berada diteras rumahnya.

”Assalamu’alaikum Nduukkk….Assalamu’alaikum……” Pak Muslim berteriak sambil mengetuk pintu rumah anaknya. Tak ada jawaban sedikitpun, Pak Muslim mencoba mengintip dari jendela kaca, keadaan rumah Abas begitu sunyi, entah kemana Yanah. Perlahan didorongnya pintu depan itu dan tidak terkunci. “Assalamu’alaikum….” kembali Pak Muslim mengucapkan salam, kembali sunyi tanpa jawaban, “Ndukkkkk….Yanah….dimana kamu Nduukk…” Pak Muslim berusaha mencari keberadaan Yanah. Kakinya melangkah ke kamar tidur Yanah dan Abas, setelah didapur dan halaman belakang tak dijumpainya Yanah.

Telingannya ditempelkan didaun pintu kamar itu, dan sayup-sayup terdengar suara shower yang menyirami. Pak Muslim yakin bahwa Yanah sedang mandi disana, hati-hati sekali Pak Muslim mendorong pintu kamar itu dan terbuka. Langkahnya mengendap-endap mendekati kamar mandi, suara shower semakin jelas, Pak Muslim terseyum mesum. Sepertinya hari ini keinginan menyetubuhi menantunya akan terlaksana.

Dibukanya seluruh bajunya dan dilemparkan ke segala arah, Pak Muslim berdiri gagah bertelanjang bulat didalam kamar Abas dan Yanah, posisinya tepat di depan kamar mandi yang mana sang menantu sedang membersihkan tubuhnya. Yanah yang tak sadar bahaya sedang mengintai, dirinya asyik saja dengan kegiatan membersihkan dirinya saat itu. Tak berapa lama Yanah keluar dari kamar mandi hanya berbalut handuk saja, rambut hitamnya yang panjang tergerai sangat kontras dengan kulitnya yang putih mulus.

”Assalamu’alaikum Nduuukkk….!!!” suara bariton Pak Muslim mengagetkan Yanah, terlebih setelah sadar bahwa mertuanya sudah telanjang bulat dengan kelamin yang tegak berdiri menantang membuat Yanah gemetar dan segera mengambil ancang-ancang untuk melarikan diri. Sayang terlambat, Pak Muslim dengan sigap menangkap tubuh Yanah. Yanah yang berusaha lari dan pak Muslim yang berusaha menangkapnya maka dengan sendirinya handuk yang menutupi tubuh molek Yanah terlepas ditarik Pak Muslim.

”Ahhhhhhhhh….” Yanah terpekik menyadari dirinya kini dalam keadaan polos tanpa selembar benangpun, berdiri lemah menggigil dihadapan predator yang siap kapan saja memangsa dirinya. Pak Muslim tertawa gagah mendekati Yanah yang terus saja berusaha mundur menjauh. “Abiiiii…tolong….jangan seperti ini…kasihani lah Yanah Biiii…hikssss…hikkksss…hikkksss” Yanah terisak memelas belas kasihan sang mertua, namun Pak Muslim sudah gelap mata yang ada dipikiran saat ini adalah bagaimana caranya menyetubuhi menantunya sampai puas.

Pak Muslim merengkuh tubuh menantunya, Yanah bergidik dihentakkan nya kaki sekeras-kerasnya kearah selangkangan sang mertua. Pak Muslim terhuyung menjauh tangannya mendekap kelaminnya yang terkena tendangan Yanah. Yanah secepat kilat berlari kearah pintu diraihnya gagang pintu dan didorong sekuat-kuatnya. Celakanya pintu tersebut terkunci dan Yanah tak tahu dimana gerangan mertuanya meletakkan kuncinya, Yanah berusaha mencari kunci di sekitaran meja riasnya, dibawah keset dan di segala penjuru kamarnya.

Putus asa dibuatnya, Yanah berusaha mendobrak pintu sekuat tenaga namun apa daya tenaganya tidka cukup kuat untuk menggeser pintu tersebut agar terbuka. Yanah sudah bersiap untuk berteriak sekuat tenaga, dirinya sudah tidak peduli dengan konsekuensi yang akan dia terima dari masyarakat, yang ada dipikirannya saat ini adalah lepas dari genggaman sang predator. Secepat itu pula sebuah tangan kekar berbulu membekap mulutnya, maka hanya geraman yang keluar dari bibir perempuan itu. Tubuhnya diseret Pak Muslim kearah tempat tidur, dihempaskannya secara kasar.

Mata Pak Muslim begitu memerah menyala-nyala, gerahamnya gemeletuk menahan amarah, ditubruknya tubuh sang menantu sejurus kemudian tamparannya mengenai pipi merona merah Yanah. “Plaaaakkkk” “Ahhhhhhh…ouuuwwww” Yanah menjerit matanya berkaca-kaca mendapati perlakuan Ayah mertua yang selama ini dia sayangi dan dia hormati. Namun saat ini Pak Muslim seumpama iblis berwajah manusia dihadapan Yanah. “Dasar menantu gak tahu di untung…hah…mau dikasih enak malah banyak tingkah….mau aku kasari atau ku perlakukan secara lembut hah???” Pak Muslim menghardik Yanah yang masih meringkuk di atas kasur airmatanya deras mengalir, Yanah hanya bisa pasrah akan nasibnya saat ini.

Pak Muslim menelentangkan tubuh Yanah, dan ditariknya ke tepi ranjang, kaki Yanah ditahannya di atas bahunya. Kemudian Blesssshhhhh…..”Ahhhhhh….ooouuuwww…..aahhhh…hiksss…hikkkss….sakiiiitttt…ahhh” Yanah menjerit menerima tusukan kontol Pak Muslim yang tiba-tiba dan sangat brutal. Sedang Pak Muslim memejamkan matanya menikmati kesempitan lubang memek menantunya yang masih dalam kondisi kering belum ada pelumas cairan yang keluar dari dalam memek Yanah. Kesat dan menjepit kuat itu yang dirasakan pak Muslim atas kontolnya.

Berbeda dengan Yanah yang begitu tersiksa atas perlakuan mertuanya, memeknya terasa ditusuk besi panas, nyerinya hingga ke ubun-ubun. Yanah hanya bisa menjerit dan terisak, tubuhnya terguncang menerima genjotan demi genjotan pak Muslim. Yanah hanya berharap penderitaan nya segera berakhir, dia berusaha melupakan rasa nyeri yang menyerang memek mungilnya. Yanah mulai bergoyang seirama genjotan pak Muslim, dirinya berharap dengan goyangannya Pak Muslim akan segera muncrat dan memberikannya waktu nya untuk istirahat dari perkosaan.

Namun perkiraan Yanah meleset justru goyangannya semakin membuat kontol mertuanya membesar dan mengeras. Pak Muslim bergerak erotis, pantatnya mulai bergerak maju-mundur dinamis menusuk-nusuk memek Menantunya dengan kontolnya. “Ouuuuhhhh…Nduukkkkk kamu makin nikmat saja Ndukkkkkk…memek ini lho…juara legitnya” ditengah genjotannya Pak Muslim meracau tak jelas karena kenikmatan yang menderanya secara simultan.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd