Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Petualangan Maryanah, Sang Istri Sholehah

Bimabet
Chapter 39

Perlahan Yanah bangkit dari tidurnya tertatih-tatih Yanah menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dari segala noda yang di tinggalkan Mang Kartono bejat. Lama sekali Yanah membersihkan diri, sampai Pak Muslim pulang Yanah masih sibuk dengan urusan membersihkan diri.

Malam itu setelah makan malam Pak Muslim mengajak Yanah berdiskusi, rencana kepindahan mereka dan pernikahan dipercepat, alasan Pak Muslim dia tidak ingin anaknya Sabrina terlalu lama tidak memiliki Ayah, padahal sang Ayah ada dan siap bertanggung jawab. Yanah hanya bisa mengangguk tanda setuju akan keputusan Mertuanya sekaligus calon Suami barunya itu. Kedua nya terlibat pembicaraan yang serius dan cukup lama, saling mengungkapkan pendapat dan pengajukan penolakan namun kemudian meraih kesepakatan bersama.

Larut malam keduanya kemudian memutuskan untuk bersitirahat, Yanah dan Pak Muslim tidur dalam satu kamar yang sama, setelah memutuskan akan segera menikah Yanah tak lagi malu-malu untuk tidur bersama mertuanya itu meski saat ini mereka belum sah menajdi suami istri. Namun Yanah berpendapat toh mertuanya sudah sering mencicipi tubuhnya bahkan hingga hamil, dan sebentar lagi mereka akan menikah jadi tidak ada salahnya jika mulai malam ini mereka berdua tidur dalam satu kamar yang sama, hitung-hitung latihan sebagai sepasang suami istri.

Seperti bisa ditebak apa yang mereka lakukan semalaman di dalam kamar ya tentu saja mereka bercinta sepuasnya sampai keduanya terkapar dalam kelelahan akibat banyak nya energy yang keluar. Keringat membasahi tubuh keduanya yang saling berpelukan dalam keadaan bugil tanpa sehelai benang pun, Yanah merasa begitu bahagia di cintai mertuanya yang sebentar lagi akan menjadi suaminya. Kesedihan akan kepergian Abas suami tercintanya kini seolah tergantikan dengan kasih sayang yang diberikan Pak Muslim kepadanya. Bukan hanya soal tampang Pak Muslim lebih tampan dimata Yanah, namun soal kepuasan seksual yang Yanah dapat dari sosok mertuanya itu.

Figur Pak Muslim dengan Abas sejatinya tidak begitu jauh berbeda karena keduanya begitu mirip, namun ukuran kelamin Pak Muslim harus di akui lebih besar di bandingkan kelamin Abas. Mungkin itu yang membuat Yanah semakin terlena dalam pelukan Pak Muslim, hingga berani melanggar aturan norma keagamaan dan adat istiadat ketimuran yang di anutnya sejak kecil. Yanah seolah-olah melupakan segala dosa yang timbul akibat ulah perzinahan dia dengan Pak Muslim, baginya kini yang terpenting adalah meraih kebahagiaan dan kehausan seksual yang selama ini dia pendam.

Waktu terus berjalan secara cepat, Pak Muslim dan Yanah sudah menempati rumah barunya kini di Desa, mereka pun sudah resmi menjadi suami istri di depan penghulu. Tanpa ada yang tahu bahwa keduanya adalah menantu dan mertua yang melangsungkan pernikahan, warga setempat hanya tahu bahwa Yanah seorang janda memiliki seorang anak yang ditinggal mati oleh suaminya. Sedangkan Pak Muslim adalah seorang duda kaya yang juga telah ditinggalkan istri tercintanya menghadap Tuhan yang Maha Esa. Dimata masyarakat keduanya adalah sepasang suami istri yang serasi meski berbeda usia jauh. Banyak masyarakat yang berkomentar ketika menghadiri acara pernikahan Pak Muslim dan Yanah, bahwa ini lah yang di namakan Jodoh, Allah mempertemukan seorang Janda dengan seorang Duda yang siap menjaganya sepanjang usia.

“Ahhhh….shhhhh…plok…ploookk…ceplokk…jleb…jlebb…clep….” terdengar jelas ditengah malam yang sunyi itu suara benturan dua kelamin yang berbeda jenis sedang memadu kasih. Pada suatu kamar di suatu rumah di sebuah desa itu sepasang suami istri yang baru saja melangsungkan pernikahan terlarang mereka sedang melaksanakan salah satu kewajiban pengantin baru di saat-saat bulan madu mereka. Sang suami lelaki tua sedang menggenjot tubuh mungil istrinya yang jauh lebih muda usianya, bahkan lebih cocok jika mereka ini seperti Ayah dan anaknya. “Ahhhhh….shhhh…memek mu semakin enak saja Ndukkk…..Abi suka jepitannya ahhhhhhh…ouhhhh…grrrhhmmm” Pak Muslim dengan semangat empat lima menggempur kelamin Yanah.

Meski sudah berulang-ulang memek bekas menantunya itu dia setubuhi namun malam ini rasanya begitu berbeda lebih nikmat, lebih lezat dan lebih menggigit. Sedangkan Yanah dengan liarnya bergoyang dibawah himpitan suaminya, menjemput kenikmatan malam pengantin mereka. Yanah terus bergerak dengan liar, Pak Muslim terengah-engah memejamkan matanya merasakan jepitan yang luar biasa pada batang kontolnya, remasan demi remasan yang di timbulkan oleh memek Yanah sungguh membuat Pak Muslim kewalahan dan hampir orgasme sebelum waktunya. Namun jam terbang yang lumayan tinggi membuat Pak Muslim bisa menguasai keadaan dan masih memegang kendali dalam pertempuran kelamin mereka.

“Ahhhhh…ouuuhhh Abiiii…aaabiiihhhh…ahhhh….aabiiiii….ahhhh” Yanah hanya bisa mendesah dan menjerit merasakan kenikmatan yang luar biasa akibat gesekan kelamin mereka hingga kemudian tubuhnya menegang dan menjemput orgasmenya dibawah genjotan tubuh Pak Muslim. Pak Muslim sejenak mendiamkan kontolnya untuk memberikan kesempatan Yanah untuk meresapi puncak kenikmatannya, sebelum kemudian dia membalikkan tubuh Yanah agar menungging dan di hujamkan nya kembali kontolnya dengan ganas kedalam lubang kelamin Yanah. Kedua nya kembali bergulat dengan hebatnya saling memeras kelamin satu sama lain, Pak Muslim pun dengan cepat memaju mundurkan pantatnya menggempur pantat Yanah dari belakang.

“Ouuuwww…Ndukkkkk terima pejuh Abiii….ahhhhhhh…crottt….crooooot….croooottt…serr…serr…serr…” Pak Muslim menembakan spermanya kedalam rahim istrinya, sementara itu Yanah pun kembali menjemput orgasmenya seiring dengan semburan sperma pak Muslim dalam rahimnya. Keduanya kemudian ambruk terkulai di atas tempat tidur pengantin tanpa di ganggu oleh siapapun, bahkan Sabrina kecil sejak sore tadi sudah terlelap dalam buaian seolah-seolah paham bahwa kedua orang tuanya malam ini akan membuatkan dirinya adik. Bayi mungil itu tidur dalam damai memberikan keluasan dan kebebasan Ibu dan Bapaknya menumpahkan hasrat seksual mereka tanpa lagi merasa takut atau was-was karena keduanya sudah sah menjadi suami istri.

Begitulah kehidupan Yanah dan Pak Muslim berikutnya, hari-hari mereka dihiasi kegiatan senggama yang hampir dilakukan setiap amalm dan setiap saat. Pak Muslim memang sengaja mengambil cuti agak lama, dirinya ingin memuaskan diri menikmati tubuh molek istri barunya itu sebelum kembali mengurus perusahaan nya yang ditinggalkan sementara waktu. Yah karena jarak yang terlalu jauh, tidak mungkin pak Muslim harus bolak-balik di hari yang sama dari kantor menuju tempat tinggalnya yang baru ini. Maka jauh sebelumnya hal ini sudah didiskusikan oleh Yanah dan Pak Muslim bahwa seminggu sekali Pak Muslim akan pulang menjenguk istri dan anaknya tercinta.

Mulanya Yanah merasa keberatan namun apa mau dikata kondisi jarak yang tidak memungkinkan maka Yanah harus menyetujui keputusan ini. Untuk itu keduanya seperti kesetanan dalam memanfaatkan waktu yang ada saat ini untuk melampiaskan hawa nafsu mereka menikmati kepuasan seksual. Saatnya bulan madu telah usai, Pak Muslim harus kembali mengurus perusahaannya dan harus ikhlas meninggalkan anak dan istrinya jauh di Desa. Tapi Pak Muslim sedikit lega karena ada Bi Inah yang menemani Yanah melewati hari-harinya, di tangan Bi Inah, Pak Muslim merasa yakin Yanah akan baik-baik saja melewati hari-harinya.

Yanah sabar melewati hari-harinya di Desa terpencil menanti suaminya kembali dari kota, seperti ibu rumah tangga lainnya Yanah disibukan mengurus rumah tangga di bantu Bi Inah termasuk mengurus Sabrina anaknya. Bayi itu perkembangannya sangat cepat, Yanah dibuat sedikit kerepotan atas ulah anak kecilnya itu, namun semuanya di lalui Yanah dengan ikhlas tanpa mengeluh sedikitpun. Kehidupan berjalan seperti biasa Pak Muslim rutin mengunjungi anak dan istrinya di akhir pekan dan selalu berakhir dengan pertempuran kelamin yang begitu panas dan membara. Sudah hampir 7 Bulan mereka menjalani kehidupan yang baru di Desa itu, semuanya berjalan lancar dan tidak ada hambatan yang memberatkan.

Suatu hari ketika Pak Muslim sedang bertugas mencari nafkah demi istri dan si buah hati, Yanah kedatangan tamu di pagi hari, saat itu Bi Inah yang membukakan pintu setelah beberapa kali di ketuk dan terdengar ucapan “Sampurasun….sampurasun…sampurasun….tok…tok…tokk….tok…” Bi Inah bergegas membuka kan pintu, “Ehhhh Abah…….aduhhh maaf gak terdengar dari dapur…silahkan masuk atuh Abah….aduhhh mohon maaf sekali lagi” Bi Inah tergopoh-gopoh menyilahkan sang tamu yang dipanggilnya Abah itu. Lelaki tua renta berusia 70 tahun namun tubuhnya masih terlihat kekar dan bugar, tangan-tangan nya yang keriput dengan jari-jari yang besar dan hitam terlihat kasar dan menyeramkan.

Belum lagi wajah yang keras dengan garis rahang yang tegas, dihiasi jambang dan brewokan cukup lebat dengan warna rambut putih menambah kesan jantan dan sangarnya. Si Abah dengan santai melangkah masuk dan duduk di ruang tamu, sementara Bi Inah kembali masuk kedalam sesaat kemudian membawa secangkir kopi pahit yang masih mengepulkan asap. “Silahkan di minum dulu Abah, tapi Tuan mah tidak ada sedang di kota, tapi istrinya ada sebentar saya panggilkan Bah…punten” Bi Inah undur diri kemudian bergegas menghampiri kamar Pak Muslim dan Yanah, “Non….Non…..di luar ada tamunya Tuan Muslim Non…” halus sekali Bi Inah mengetok pintu kamar itu dan berbicara. Tak berapa lama muncul wajah Yanah di balik pintu sambil membetulkan kancing baju atasannya, terlihat sepertinya Yanah sedang menyusui bayi Sabrina.

“Iya ada apa Bi..?” Yanah bertanya keheranan, “itu…anu..anu Non..di depan ada Tamu nya Tuan, Abah Jalu” Bi Inah menerangkan. Yanah terkejut meski belum pernah bertemu sekali pun tapi dari cerita Pak Muslim kepadanya Abah Jalu ini sesepuh yang sudah dianggap orang tua sendiri oleh Pak Muslim, bisa di katakana Abah Jalu adalah guru spiritualnya Pak Muslim. Yanah bergegas mengenakan kerudungnya kemudian berlalu menghampiri tamunya, “Salam Abah….saya yanah istri nya Pak Muslim” Yanah memperkenalkan diri sambil tersenyum sopan dan duduk di depan Abah jalu. Abah Jalu menatap Yanah dari atas hingga kebawah kemudian tersenyum, “kamu istri barunya si Muslim?? Pantas saja si Muslim itu tergila-gila rupanya kamu cantic juga hehehehe”Abah Jalu terkekeh mesum.

Yanah sedikit tak nyaman dengan pandangan dan suara tawa lelaki tua itu ayng bernada melecehkan, namun karena tahu posisi dan kedudukan Abah Jalu bagi suaminya, Yanah berusaha menahan diri untuk tetap ramah terhadap aki-aki itu. “ehhhh..silahakn di minum Bah, mohon maaf aap ada pesan yang bisa saya sampaikan untuk suami saya Bah??” Yanah bertanya sopan. “Aku sebenarnya harus bertemu suami mu segera, tapi ruapanya dia ada di kota, namun begitu aku akan menunggu disini sampai suami mu kembali Neng..” Yanah kebingungan dengan keinginan Abah Jalu yang ingin tinggal dirumahnya sampai suaminya kembali. Yanah ingat pesan suaminya jika dia harus memenuhi segala permintaan Abah Jalu jika suatu saat dia bertemu dengan lelaki tua Bangka guru suaminya itu. Sambil gemetar Yanah mengijinkan Abah Jalu untuk menginap dirumah sampai Pak Muslim kembali dari kota.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd