Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Petualangan Mesum Akhwat Tuti dan Nia

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Cara penulisan lumayan suhu, gampang ngebayanginnya...

Cuman buat ane, tema pemerasan gini kayaknya udah jadi tema wajib yah?
Hampir semua cerita di semprot ini, asal mula nya pemerasan dengan video..
Terima kasih atas pertanyaan dan masukannya, Suhu. Sudah dijawab oleh Suhu @k1r4k1sh0u.
 
Sulit membuat "pemicu kejadian" yang efektif. Secara umum, masak iya ada akhwat yang sukarela mau jadi binal? Adinda? Awalnya juga karena dipaksa.

Pemicu kejadian yang paling gampang untuk membuat akhwat (atau perempuan baik-baik secara umum) supaya mau melakukan hal-hal yang dilarang norma ya dengan cara diancam.


Tahapannya:

Akhwat tersebut dijadikan budak seks,
lama-lama rusak,
merasa ternoda,
terus mikir "kepalang basah, kecebur sekalian",
cari cara buat muasin diri,
jadi binal.

Gitulah...
Terima kasih sudah membantu dalam menjawab pertanyaannya, Suhu. Saya masih harus banyak belajar.
 
Wah kok ngga bertahan di tema lesbi seperti cerita aslinya suhu?
Wah, maaf, Suhu. Kalau cerita lesbi terus nanti saya bosan. Normalnya hubungan seks itu antara pria dan wanita, bisa legal atau ilegal. Tapi, yang lesbinya tetap ada sebagai sisipan atau pemanis cerita. Terima kasih atas pertanyaannya.
 
Masih ada beberapa typo sih. Tapi gpp kok.
Maaf, mungkin saya agak buru-buru nulis ceritanya, Gan. Semoga tidak saya ulangi atau minimal dikurangi. Sudah saya perbaiki juga. Terima kasih sarannya.
 
Suhu, kalau boleh saran. Karakter akhwatnya jangan terlalu "gampangan" dong. Soalnya se gampang-gampangnya akhwat nggak akan memperlihatkan kegilaan mereka.

Maaf suhu, cuma saran.
Ya, maaf juga, Suhu. Saya juga setuju itu. Pada dasarnya kebanyakan akhwat itu jaga diri dan jaim serta berhati-hati. Namun, ada juga yang jadi gampangan karena diperkosa paksa, diancam, karakter tidak tegas atau terlalu lembut, dan juga bila sudah menikah dalam berhubungan seksual dengan suaminya serta beberapa faktor lainnya. Terima kasih sarannya, ya.
 
setuju tentang "jangan gampangan", mending agak "terpaksa", eh tapi ini petualangan mesumnya ya..
ngikut aja deh
Ya, sepakat, Gan. Atau campuran keduanya mungkin? Mari nikmati jalan ceritanya.
 
Episode 2 : Modus Bertamu

Esok hari akhirnya tiba. Hari keenam yang sekaligus menjadi hari pertama week end. Saat yang tepat bagi banyak orang untuk berlibur dan berwisata serta memanjakan diri atau bersama-sama. Namun, tidak bagi dua sekawan, Tersi dan Prakni. Hari ini adalah saat yang tepat untuk melancarkan aksi mereka. Dengan senyuman penuh arti dan saling berpandangan mesum, kini mereka berdua sudah tiba di depan rumah target. Kediaman akhwat Tuti dan Nia.

Dua remaja itu sudah mempersiapkan dan segera melaksanakan rencana yang sudah disusun oleh mereka. Ada tas kecil berisi barang-barang tertentu yang dibawa oleh Prakni. Map kertas yang berisi beberapa kertas dan sedikit dokumen juga dibawa oleh Tersi. Mereka berdua banyak bertanya pada beberapa orang yang ada di kompleks perumahan ini untuk bisa mengetahui keberadaan rumah kedua akhwat. Mereka mengaku sebagai kenalan kedua akhwat yang bertujuan untuk urusan bisnis.

Tersi lalu memencet bel di dekat pagar luar rumah itu beberapa kali.
"Ting tong...Ting tong..."
Tak menunggu lama, keluarlah seorang akhwat dari pintu rumah yang dibuka. Dia berpakaian gamis longgar warna hitam yang jadi satu dengan rok panjang serta berjilbab lebar warna pink. Ternyata dia adalah Tuti. Setelah berjalan sebentar dan tiba di dekat pagar bagian dalam, terjadi percakapan di antara mereka.

"Assalamu'alaikum, Mbak.", sapa Tersi dan Prakni ramah.

"Wa'alaikumsalam, Abang berdua. Ada apa, ya?", balas Tuti tersenyum seraya bertanya.

"Ini kami ada penawaran bonus dan diskon dari pom bensin kemarin, Mbak." ujar Tersi inisiatif.

"Hm, penawaran karena apa, ya?", tanya Tuti makin bingung.

"Maaf, Mbak. Boleh kami berdua masuk dulu? Karena ada beberapa hal yang bersifat khusus. Nanti kami jelaskan. Bagaimana?", urai Prakni membantu penjelasan.

"Oh, ya, boleh, Bang." jawab Tuti setelah berpikir sebentar.

Tuti lalu membuka gembok di pintu pagar dengan kunci pagar yang sedang dibawanya. Setelah terbuka, Tuti dengan ramah lalu mempersilahkan Tersi dan Prakni untuk masuk. Kedua remaja itu dengan sumringah langsung masuk melewati batas pagar dan halaman depan.

Mata Tersi dan Prakni menatap ke arah depan dan samping Tuti yang masih menunduk dan berjalan perlahan. Rupanya dia akan mengunci lagi pintu pagar. Terlihat kedua bukit kembar yang menantang dibalik jilbab lebar dan jubah longgarnya. Mereka berdua meneguk ludah dan mulai terangsang. Ingin sekali mereka meremas keduanya dan memelintir putingnya. Untunglah, hal itu tidak diketahui Tuti yang pandangannya terus mengarah ke bawah untuk menundukkan pandangan. Dengan ramah, Tuti lalu menyuruh kedua remaja yang sama-sama memakai kemeja lengan panjang motif garis-garis dan celana jeans itu untuk mengikutinya masuk ke rumah.

Tuti berjalan dengan lemah gemulai dan terlihat menggairahkan meskipun tetap santun dengan pakaian muslimahnya. Itu yang ada di pikiran Tersi dan Prakni selama mengikuti Tuti berjalan. Pinggul akhwat itu yang semok dan pantatnya yang montok memang masih terbungkus rok panjang. Namun, justru itu menambah sensasi dan gairah bagi kedua remaja. Ingin sekali mereka berdua mencobloskan kontol mereka ke dalam vagina atau mencolok jari tangan mereka ke dalam anus akhwat itu. Bahkan sambil menampar dan meremas pantat bahenol itu. Tapi untuk sementara, keinginan itu harus mereka pendam dulu agar rencana mereka berjalan lancar nantinya.

Mereka bertiga masuk ke dalam rumah dan Tuti mengunci pintu rumah. Tuti lalu mempersilahkan Prakni dan Tersi untuk duduk di sofa ruang tamu sedangkan ia duduk belakangan.

"Maaf, saya belum tahu nama Abang berdua. Nama saya Tuti.", sapa Tuti duluan ramah.

"Oh, maaf juga, Mbak. Saya Tersi.", ujar Tersi agak gelagapan.

"Maaf juga, Mbak. Nama saya Prakni." kata Prakni gugup.

"Oh, santai aja, Abang berdua." canda Tuti sambil tertawa kecil.

"Ii..iiyaa, Mbak." bilang Tresi dan Prakni bareng.

Tuti semakim geli mendengarnya meski masih menunduk.

"Lalu, di mana teman Mbak yang satu lagi saat di pom bensin?", tanya Tersi penasaran.

"Oh, itu Nia, sepupu saya, Mas." jawab Tuti tersenyum.

"Lalu, di mana dia sekarang, Mbak?", tanya Prakni ingin tahu.

"Hm, dia lagi tidur di kamarnya sekarang. Mungkin karena kemarin aktivitasnya padat.", jawab Tuti kalem.

"Oohh." tanggap Tersi dan Prakni manggut-manggut.

"Lalu, Bang Tersi dan Bang Prakni mau minum apa?", tawar Tuti hampir lupa.

"Maaf, tidak perlu merepotkan, Mbak Tuti. Kami hanya sebentar di sini.", tolak Prakni halus.

"Iya, tidak usah, Mbak Tuti.", timpal Tersi.

"Oh, tidak apa2, Abang berdua. Sudah sewajarnya saya menyediakan minum untuk tamu. Mau minum apa?", tawar Tuti lagi.

"Suussu mm...", jawab Tersi gelagapan saking bingungnya.

"Hahh?", kata Tuti tertahan karena terkejut.

"Susu madu, Mbak. Saya juga itu. Maaf, teman saya ini tidak fokus karena tadi kurang sarapan.", jelas Prakni.

"Oohh. Haha. Begitu, ya. Gpp, Bang. Sebentar, saya bikin minumannya dulu, ya." kata Tuti tertawa seraya berjalan menuju dapur.

Prakni lalu memukul ringan lengan Tersi.

"Gimana kalau tadi ketahuan,Ter? Hati-hati kalau ngomong. Hampir aja ketahuan, kan.", gumam Prakni geregetan.

"Maaf, Prak. Untung lo pinter nyarin alasan. Hampir aja gue bilang 'Susu Mbaknya'. Ya, ga diulangi lagi, deh." gumam Tersi cengengesan.

Tak lama kemudian, Tuti datang dengan dua cangkir besar di nampan. Susu madu dengan campuran beberapa sereal di dalamnya. Dengan ramah, Tuti mempersilahkan Tersi dan Prakni untuk menikmati minuman itu yang sudah tersaji di meja. Dengan kalem pula, mereka berdua segera meminum pelan-pelan minuman hangat itu. Setelah minuman itu hampir habis, keduanya segera menjelaskan maksud mereka bertamu pagi itu. Jadi, mereka menawarkan produk bonus oli dalam jerigen kecil dan beberapa lembar voucher dan kartu diskon beli bensin kepada Tuti (dan Nia). Itu adalah hadiah yang diberikan kepada beberapa pelanggan pom bensin yang beruntung dalam rangka menyambut ulang tahun pom bensin satu dekade. Namun, tentu itu adalah akal-akalan mereka berdua saja karena maksud mereka sebenarnya adalah untuk menikmati tubuh molek kedua akhwat.

Dengan polosnya, mata Tuti berbinar dan mengiyakan penawaran Tersi dan Prakni. Dia pun berencana akan memberitahukan kabar gembira ini pada Nia. Tiba-tiba terdengar dering panggilan dari smart phone Tuti yang tertinggal di dapur. Tuti yang tersadar lalu meminta izin pada kedua remaja itu yang langsung menganggukan kepala.

Namun, saat Tuti sudah berada di dapur dan mengangkat telepon, rupanya Tersi dan Prakni diam-diam mengikutinya pelan-pelan untuk menguping. Mereka berdua segera berhenti di bagian dinding kiri dekat pintu dapur yang menutupi keberadaan mereka. Didekatnya kedua kuping mereka di daun pintu agar percakapan Tuti di telepon bisa terdengar.

Sekitar lima menitan Tersi dan Prakni menguping hingga Tuti menutup percakapan di panggilan smartphone nya. Intinya, Tuti tadi ditelepon oleh teman aktivis dakwah kampusnya bernama Wuluh agar sejam lagi harus tiba di kampus untuk persiapan peralatan out bound bagi anggota akhwat yang baru untuk kegiatan tadabbur alam besok. Tuti yang awalnya terkejut lalu segera mengiyakan dan akan segera ke sana setelah mandi dan berganti baju karena dia sudah sarapan bubur ayam sebelumnya. Tersi dan Prakni ikut kaget karena rencana awal mereka terancam gagal. Namun, tidak lama kemudian mereka tersenyum licik dengan wajah mesum. Rencana cadangan akan segera dilaksanakan. Mereka pun bersiap saat Tuti akan keluar dari pintu dapur.

...(Bersambung)...

Segini dulu, Agan-agan dan Suhu-suhu sekalian. :D Maaf, bila kepanjangan dan ada kekurangannya juga. :Peace: Selamat membaca. :baca: Mohon masukannya juga. :beer: Terima kasih. :)
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd