Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Petualangan Udin

Belum bisa menceritakan pertemuan antara Rissa dengan Udin,cuman bisa kasih kisi - kisi saja.
1. Udin selalu membawa bunga ketika ia pergi bersama kawan - kawannya ketika camping dihutan ataupun liburan,kadang pulang dinas bersama bosnya.
2. udin penyanyang Hewan,makanya waktu keluar dari Hutan monster,semua hewan dan monster dibuat babak belur saja,tidak dibunuh.
.
Untuk Rissa belum bisa kasih Kisi - kisi. Masih misteri. Kalau kalian memaksa maka aku close cerita ini dimari.
Dibikin santai aja Hu 🙏
 
Absen dulu sambil bacain komeng :
1. PakDhe Djatmi lagi curhat masa muda dan asal muasal terciptanya virus C14H
2. Ada yang nanyain alamat (pasti pernah nyasar pake GMeps)
3. Semoga yang ngasih tau alamat nggak dikasih "alamat palsu", biar ga nyasar ke Mbak Ayu Neng Neng, biar selamet kagak ketemu ayah Odjak
Dah gitu aja gitu mawon, sekian reportase pantauan CCTPi dari NTMCrotz,
Salam Banyu Gendeng Selalu

Om VegiloV fix ga cocok jualan fashion, dari kemaren jualannya separo semua, mulai dari beha ampe suwal binti cangcut binti cawet, iku yang sebelah lah gundal gandul mintal mintul
 
Sory kalau ku bilang begitu,sebab aku aja masih bingung identitas Risaa ini mau dibuat seperti apa,buat cerita selanjutnya aja mumet kok apa lagi identitasnya Rissa. Mungkin episode ke 400an lah baru muncul ide tentang identitas Rissa.
Wes ngono wae.. Matur suwun all.
Setuju Hu... Mengalir saja... Ntar juga ketemu titiknya 🙏
 
Bimabet
MENYELAMATKAN KAKAK BERADIK





Mereka yang pingsan sudah disadarkan oleh Rissa.

Udin melepaskan Kakashi sujatmiko dari gendongannya.

Lalu Kakashi sujatmiko berjalan ke arah Orang Tuanya.

"Bos..... " ucap Kuciah.

"Iya... Ada apa paman" ucap Udin sambil berjalan lalu mengambil lampu ajaibnya,kemudian memasukkan dalam cincin ruang.

"Kami boleh ikut kah menemani Bos?" ucap Kuciah.

"Hem.... Boleh... Nanti kalian ikut dalam hutan kematian." ucap Udin belom paham maksud Kuciah tersebut.

"Bukan itu Bos..." ucap Kuciah.

"kalau bukan ikut ke hutan kematian lalu apa donk paman?" ucap Udin belom paham.

"Nganu... Kami mau mengabdi pada Bos Udin" ucap Kuciah. Sebab Kuciah dan sulastri tidak mau ditangkap oleh manusia yang berhati jahat.

"Oooo.... Bentar paman, Udin tanya dulu sama yang lainnya,Sebab Udin gak bisa mutuskan sendiri" ucap Udin.

Udin lalu menoleh ke arah anak buahnya.

Para Anak buahnya menganggukkan kepalanya saja.

"Oke... Paman Bisa ikut bersama kami" ucap Udin.

"Terima kasih Bos.. Saya Kuciah bersumpah akan setia pada Bos Udin,bila saya berhianat maka saya akan mati" ucap Kuciah.

Jedderrrrr.... Tiba - tiba ada suara petir.

"Hamba Sulastri bersumpah akan setia pada Bos Udin,bila hamba berhianat maka hamba akan mati" ucap Sulastri.

Jeedderrrr.... Suara petir lagi.

"Aku Ka...." ucap Baskoro tejo

"Kamu gak usah Kakashi... Badanmu masih kecil,aku percaya kok" ucap Udin memotong ucapan Kakashi Sujatmiko.

"EH!!!?? Kakashi Sujatmiko terkejut.

"Terima kasih Bos.." ucap Baskoro Tejo.

"Iya....." ucap Udin ,Lalu melihat ke arah siluman yang dikurung itu.

"Apa kalian berasal dari hutan Kematian?" ucap Udin.

"IYA TUAN" ucap mereka serempak.

"Oke... Udin tinggal dulu... Jangan ribut. Kalau Ribut entar dipanggang oleh Cacing kremi" ucap Udin lalu pergi keluar dari Dunia cincin.

"HUAKAKAKAKAKAKAKA....... Ponijan,Djarwo,Kuwi tertawa terpingkal - pingkal.

"Wasssuuuu...... " umpat Paijo.

Juminten dan Andin hanya geleng - geleng kepala saja.

.

***

Udin kini berada didalam kamarnya lalu berjalan keluar..

Kriieeet.... Pintu terbuka.

Nampak Jendral Mingxia dan Puluhan Prajurit Elit berjaga didepan Pintu Kamarnya.

"Kok banyak banget yang jaga" gumam Udin.

Biasanya kamar Udin hanya dijaga 2 orang prajurit saja.

"EH...!!!? Jendral Mingxia terkejut saat Udin keluar dari kamarnya.

"Tuan Muda,Anda tidak apa - apa?" ucap Jendral Mingxia nampak khawatir. Sambil memegang Pundak Udin.

"Udin baik - baik saja Bibi... " ucap Udin.

Jendral Mingxia lalu melihat didalam kamar.

"Dimana nyonya muda Rissa Tuan muda?" ucap Jendral Mingxia tak menemukan Rissa didalam kamar Udin.

"Lagi bermain sama Paman Umam Bi..

"Bibi Mingxia...Emangnya ada apa seh .... Kok banyak banget penjaga disini" ucap Udin heran.

"Kami tadi merasakan Aura yang sangat kuat berada di dalam istana,Kata prajurit jaga. Aura itu berasal dari kamar Tuan muda" ucap Jendral Mingxia.

"Ooo....Gitu. Tapi didalam kamar Udin gak ada siapa - siapa Bibi..." ucap Udin.

"Selamet.... Untung aku cepat - cepat membawa masuk Umam dan keluarga kuciah."ucap Udin dalam hati.

"Hem..... Siapa ya yang memiliki aura yang begitu besar tadi?" ucap Jendral Mingxia dalam hati.

Rissa keluar dari dalam kamar mandi bersama Umam.

Umam memakai Kalung yang dibuat oleh Rissa. Agar Umam Tak bisa kabur dan Umam menghilangkan Auranya karena di suruh oleh Rissa. Udin tak merasakan Aura Umam karena dilindungi oleh Rissa.

Nampak badan Umam basah semua seperti habis dimandiin.

"Tuh Rissa Bi...Lagi mandiin Umam" ucap Udin sambil menujuk ke arah Rissa berada.

Jendral Mingxia lalu menoleh ke arah yang ditunjuk Udin.Ia melihat Rissa sedang mengeringkan seekor kucing memakai kain.

"Imutnya itu Kucing" ucap Jendral Mingxia dalam hati.

"Ingat... Kamu jangan nakal,bila nakal maka aku akan menyiksamu dan jangan mengabulkan permintaan pada orang lain,cukup Udin saja." ucap Rissa sambil mengeringkan tubuh Umam.
"SI...Si..Siap Nyonya Bos" ucap Umam ketakutan.

Rissa lalu berjalan ke arah Udin berada sambil menggendong Umam.

"Ayo kang mas" ucap Rissa.

"Maaf nyonya muda,nyonya muda mau kemana?" ucap Jendral Mingxia.

"Kami mau jalan - jalan saja" ucap Rissa.

"Ooo... Begitu... Baiklah saya akan mengawal anda kemanapun anda pergi" ucap Jendral Mingxia.

"Oke...." ucap Rissa.

Mereka pun Berjalan. di ikuti 10 prajurit inti kekaisaran.

Ketika mereka berjalan di taman,Udin melihat Li Shan membaca buku duduk dibawah Pohon.

"Li Shan........ " teriak Udin.

Li Shan yang mendengar namanya dipanggil lalu menoleh ke sumber suara tersebut.

"Ada apa Boss......" teriak Li Shan

"Kesini..... Ikut apa enggak" teriak Udin.

Li Shan menaruh bukunya didalam cincin ruang miliknya. Lalu berjalan ke arah Udin.

Setelah Li Shan dekat dengan Udin.
"Ikut kemana Bosss..." ucap Li Shan penasaran.

"Jalan - jalan kepasar." ucap Udin.

"Ooo.... Ayoo... Dah lama aku tidak kepasar Boss" ucap Li Shan.

"Emang dulu kamu sering kepasar?" ucap Udin.

Mereka pun berjalan sambil mengobrol. Nampak 10 prajurit elit bayangan mengikuti Li Shan. Kaisar Chang Li Wan tidak mau kecolongan lagi seperti dulu,maka ia memerintahkan 10 prajurit elit bayangan milik mengikuti Chang Li Shan pergi.

"Dulu sering bersama almarhum Ibuku Bos... Setelah itu enggak lagi. Jika kepasar aku sering teringat oleh almarhum ibuku Bos" ucap Li Shan.

"Ooo.... Gitu... Oh iya dek.. Coba keluarkan topeng. Biar kita bisa bebas bergerak" ucap Udin.

"Topengnya ada didalam cincin kang mas" ucap Rissa sambil meng3lus - elus bulu Umam.

"Oh iya.. Lupa dek" ucap Udin sedikit berbohong,agar orang lain tidak curiga.

Udin mengeluarkan Topeng itu dan membagikan ke semua orang.

"Mengapa Kita juga pakai Topeng tuan Muda?" ucap Jendral Mingxia keheranan.

"Kalau gak pakai topeng,orang - orang pada bersujud semua,dan Udin gak bisa bergerak bebas,Begitu Bibi Mingxia yang cantik" ucap Udin memberi alasan.

"Bagus juga Ide Bos...Kenapa aku gak kepikiran dari dulu ya" ucap Li Shan dalam hati,Sebab selama ia berjalan keliling di pemukiman warga,semua orang bersujud padanya. Tak ada yang berani berdiri, ia merasa gak enak bila orang - orang yang dilaluinya selalu bersujud.

"Ooooo.... Begitu.." ucap Jendral Mingxia.
Muka Jendral Mingxia bersemu merah ketika mendengar Udin mengatakan bahwa dirinya cantik.

Mereka semua memakai Topeng,bahkan Umam juga dipakaikan topeng oleh Rissa. Umam pasrah saja diperlakukan seperti itu oleh Rissa,bila orang lain yang melakukannya bisa dipastikan orang tersebut musnah menjadi kabut darah.

"Apakah Kuwi sudah membuat keputusan ya" ucap Jendral Mingxia dalam hati.

"Hem.... Tuan Muda Udin... Dimana pamanmu yang bernama Kuwi?" ucap Jendral Mingxia.

"Paman Kuwi masih sibuk berlatih bersama pakde Paijo.Bibi....

"Kenapa Bi..... Apa Bibi kangen sama paman Kuwi?" ucap Udin.

"Ti... Ti...Tidak Tuan muda.... Aku...Aku hanya bertanya saja" ucap Jendral Mingxia jadi salah tingkah.

.

.
ME5920R_t.jpg


Jendral Mingxia

Orang - orang yang melihat rombongan Udin nampak biasa saja,karena mereka tidak bisa mengenali siapa saja dalam rombongan tersebut.

"Rame banget ya Shan disini" ucap Udin melihat banyak bangunan dan orang - orang berlalu lalang,ada yang jalan kaki,berkuda,naik kereta dan bahkan ada kereta yang ditarik oleh manusia bukan kuda pada umumnya.

"Maklum Bos....Kan dekat dengan istana kekaisaran. Makax ramai." ucap Li Shan

Tak lama kemudian ada Rombongan Jendral Qin Peng mengendarai kuda akan melewati jalur yang dilewatin Udin dari arah depan.

" itu Jendral Mingxia Apa bukan?" ucap Jendral Qin Peng bertanya pada prajuritnya. Sebab Jendral Qin Peng melihat dan mengenali Pakaian Prajurit Inti,hanya yang berpangkatJendral saja yang bisa membawa prajurit Inti, Dan jendral wanita yang ada dikekaisaran Chang Li Wan hanya Mingxia seorang saja,selebihnya Pria. Posisi Jendral Mingxia berada di samping Li Shan. Prajurit Elit berada dibelakang Jendral Mingxing

"Hem.... Iya Jendral.. Dia Jendral Mingxia" ucap Prajurit A.

"Sama siapa Jendral Mingxia ini?" ucap Jendral Qin Peng melihat 3 orang anak kecil memakai topeng.

Kemudian Jendral Qin Peng lalu mendekati Jendral Mingxia.

"Jendral Mingxia... Apa yang sedang kau lakukan disini... Bukankah dirimu seharusnya ada didalam istana?" ucap Jendral Qin Peng.heran.

"Bibi jangan jawab" ucap Udin lirih.

Jendral Mingxia yang mau jawab pertanyaan Jendral Qin Peng tak jadi menjawab.

"Dek... Tolong telepati ke Jendral Qin Peng" ucap Udin dalam hati.

"Paman Qin Peng,kita hanya mau lihat - lihat kota saja tanpa ada orang bersujud,jadi paman diam saja ya... tidak usah bersujud,dan lanjutkan perjalanan paman" ucap Rissa telepati.

"EH!!!??..... Jendral Qin Peng terkejut lalu melihat Anak perempuan sedang mengendong kucing.

"Mengapa anak kecil ini bisa menelepatiku.???Berarti Jendral Mingxing bersama nyonya muda Rissa ,tuan muda Udin dan Tuan muda Li Shan" ucap Jendral Qin Peng dalam hati.

"Baiklah... Lanjutkan saja perjalananmu Jendral..." ucap Jendral Qin Peng lalu pergi. Ia hendak bersujud,tapi teringat pesan nyonya Rissa tidak jadi bersujud.

Mereka kemudian melanjutkan kembali perjalanannya yang tertunda tadi.

Nampak 20 orang Pemuda Duduk di emperan bangunan yang sedang tutup.mereka melihat Udin,Rissa,Mingxia dan Li Shan berjalan.

"EH.... Ada mangsa Empuk Neh.." ucap Pemuda.

"Mana... Mana..." ucap Pemuda B.

"Tuh Lihat... " ucap Pemuda A sambil menunjuk arah ke Rissa.

"Hem...Empuk seh empuk... Tapi apa kamu gak lihat yang dibelakangnya itu?" ucap Pemuda C menimpali.

"Kita 20 orang,sedangkan 11 orang saja." ucap Pemuda D.

"Kalian buta atau Mata kalian ketutupan pakaian dalam wanita? Noh lihat yang benar - benar pakaian pengawalnya itu" ucap Pemuda E yang mengamati dengan teliti rombongan Udin tersebut.

Lalu mereka memgamati pakaian rombongan itu secara teliti. Pakaian Prajurit itu memakai pakaian perang dan ada lambang kekaisaran Chang pakaian tersebut.

"B*jingan.... Untung kamu kasih tahu,jika tidak. Maka kita semua bisa masuk dalam penjara." ucap Pemuda A mengerutu.

"Kita cari mamgsa yang lain saja" ucap Pemuda B.

****

Kini Rombongan Udin berada di Stand permainan.

Udin melihat permainan yang dimainkan dengan cara melempar .

"Yesss... Ada permainan melempar." ucap Udin. Lalu berjalan.

"Silahkan Tuan muda... 3x Lempar biayanya 100 keping emas" ucap penjaga sekaligus pemilik stand permainan ramah.

Udin mengeluarkan uang lalu memberikan pada penjaga tersebut.

"Ini paman ambil semua" ucap Udin menyerahkan 200.000 keping koin emas yang ditaruh dalam cincin ruang.

Penjaga itu menerima lalu memeriksanya.
"I...I..Ini kebanyakan Tuan Muda" ucap penjaga itu terkejut melihat isi dalam cincin tersebut.

"Ambil aja paman,Kita semua mau main disini." ucap Udin.

"Baiklah.. Terima kasih. Berhubung Tuan Muda memberi saya banyak uang maka peraturannya saya hilangkan" ucap Penjaga permainan.

"Peraturan?? emang ada peraturannya Paman?" ucap Udin penasaran.

"Ada tuan,peraturannya hanya tidak boleh memakai Qi ataupun elemen" ucap Penjaga permainan.

"Ooo.... Tenang aja paman,aku pakai kekuatan fisik saja kok" ucap Udin lalu mengambil Bola didepannya. Bola itu terbuat dari kayu.

Ada tembok ,tembok itu terdapat puluhan Lobang sebagai target .Jarak Udin dan tembok target itu 10 meter.

Udin merasakan berat bola itu lalu merasakan arah datangnya angin.

"Hem.... Beratnya segini lalu arah angin dari sana lalu jaraknya 10meter" ucap Udin dalam hati memperhitungkan lemparannya.

Udin memfokuskan pada lubang dimana poinnya paling tinggi.

Wussssshhh.... Bola itu meluncur..

Plukk..... Bola itu masuk didalam lobang yang poinnya tinggi.

"Cihuuuuiiii..... Aku bisaa... " ucap Udin kegirangan sambil melompat - lompat.

"EH!!! Penjaga permainan,Jendral Mingxia dan Li Shan terkejut.

Orang - orang yang awalnya acuh tak acuh memdengar anak kecil kesenangan karena bermain bola lempar jadi ikut melihat.

"Mungkin kebetulan. Itulah yang ada difikiran mereka.

Udin mengambil bola lagi lalu melempar ke target yang tadi.

Wuuussssshh....... Pluk.... Bola itu masuk lagi.

"Horeeeeee..... Masuk lagiiii" ucap Udin melompat lompat.

"HAAAAAAAAAA...... Orang - orang yang melihat Udin melempar tepat dipoin tertinggi 2X menjatuhkan rahangnya kebawah.

Udin mengambil bola ke tiga. Lalu melempar ke arah target

Wuuuussssssshhh...... Pluk.... Bola masuk dilobang yang sama.

Orang - orang yang melihat aksi Udin nampak diam karena terkejut.

"Paman..... Aku berhasil.... mana hadiahnya Paman... " ucap Udin.

Nampak penjaga itu diam Saja. karena terkejut. Sebab selama ia membuka usaha selama puluhan tahun tidak ada yang bisa memasukkan 3 X berturut - turut dilubang yang sama tanpa memakai Qi ataupun elemen.

"Pamann...... " teriak Udin.

"EH....Iya...Iya Tuan... Maaf tadi saya terkejut. " ucap penjaga itu.

"Mana hadiahnya?" ucap Udin.

Penjaga itu lalu mengambilkan Hadiahnya.

"Sekarang giliran kamu Shan" ucap Udin.

"Siap Bos..." ucap Li Shan.

"Ini Tuan Hadiahnya" ucap Penjaga itu memberikan Kalung terbuat dari emas,ada Liontinya terbuat dari berlian.

"Terima kasih Paman" ucap Udin. Lalu ia membalikkan badannya dan mendekat ke arah Rissa.

Udin memakaikan Kalung itu dileher Rissa.

Li Shan berusaha melempar ke lubang yang Udin lempar tadi.

"Terima kasih kang mas." ucap Rissa.

"Sama - sama sayang,maaf ya baru bisa ngasih Adek kalung berlian" ucap Udin. lalu mengecup kening Rissa.

"Romantisnya.... " gumam Jendral Mingxia melihat Udin .

"Boss.... Aku nyerah... Sudah lempar 9 X tetap gak bisa - bisa" ucap Li Shan.

"Ooo...Berarti kamu butuh latihan Shan" ucap Udin lalu menoleh ke Jendral Mingxia.

"Sekarang giliran Bibi" ucap Udin.

"EH!!!?? Saya juga ikut Tuan muda?" ucap Jendral Mingxia.

"Iya lah,biar adil... Habis ini giliran Paman - paman yang jaga ini melempar" ucap Udin.

"Kami tidak usah Tuan Muda,cukup melihat dah senang kok" ucap salah satu prajurit elit kekaisaran.

"Pokoknya harus mau... Kalau gak mau entar aku bilangin ke Paman Wan" ucap Udin memaksa.

"Ba.... Ba...Baik Tuan Muda. Hamba mau" ucap Prajurit elit itu ketakutan mendengar Udin akan mengadukan hal ini pada yang mulia kaisar.

Jendral Mingxia lalu mencoba melempar bola itu. Hanya 1 bola yang berhasil masuk,itu pun di lubang poin yang kecil. Ia penasaran lalu mencoba lagi bersama 3 prajurit Elit kekaisaran. di stand itu hanya menyediakan 4 slot saja.

"PENCURIIIII........... "Teriak seseorang tak jauh dari tempat Udin.

"Heee....!!! Pencuri?? " ucap Udin kaget.

Nampak Ada seorang Bocah sedang lari dari kejaran orang dewasa.

"TANGKAP PENCURI ITU....... " Teriak orang itu lagi.

Orang - orang yang mendengar teriakan itu langsung ikut mengejar pencuri tersebut.

Bocah itu lari mengarah ke Udin, Begitu jaraknya 5 Meter dari Udin,kaki bocah itu kesandung batu.

Udin melayang Di udara karena pengelihatanya terhalang oleh warga yang melihat kejadian itu ,lalu Udin melihat ada anak kecil sedang dikejar - kejar puluhan orang.

Bruuukkk.... Bocah itu jatuh. Makanan yang ia pegang terlepas dari peganngannya.

"Mau kemana kamu bocah.. Kamu gak bisa kabur lagi" ucap Orang itu yang mengejar bocah kecil tersebut.

Bocah itu duduk lalu bersujud ketakutan.

"Ampun...Tuan...Ampuun...." ucap Bocah kecil itu.

"Tak ada ampunan bagi seorang pencuri sepertimu" ucap Orang itu marah karena Makanan yang ia jual sering kehilangan,begitu ia melihat ada kecil mengambil daganngannya dicuri,ia langsung melesat mengejarnya. Ia menghiraukan pembeli yang mau beli dagangannya itu. orang itu lalu mengambil ancang - ancang untuk menendang tubuh anak kecil tersebut.

Orang - orang yang tadi ikut mengejar juga mengambil ancang - ancang untuk menendang tubuh bocah itu pakai Qi. Ada juga yang pakai Fisik saja.

Tiba - tiba Udin ada di depan orang yang akan menendang tubuh bocah tersebut .

Udin melindungi tubuh anak kecil itu sambil memberikan perisai Qi pada tubuh anak kecil tersebut.

Buuukk.......Buuk.... Buuukk.... Gedebuukk.... Bukk...Gedebuuk.. Badan Udin terkena tendangan. Udin tak merasakan sakit.

Kraacckk....Kraacckk....Kraaaccckk.... Kraaacckk...kraaacck.. Kraacck.... terdengar suara tulang patah.

"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAA........

"AAAAAAAAAAA....." orang yang menendang itu kesakitan kakinya patah.sebab mereka menendang sekuat tenaga,ia meringkuk Ditanah sambil berguling - Guling memegang kakinya yang patah.

Sedangkan yang memakai Qi merasakan sakit dikakinya,tak mengalami patah tulang.

"HAAAAAAAAAA....... Semua orang yang melihat kejadian itu menjatuhkan rahangnya kebawah.

Seorang Prajurit Elit yang bersama Udin yang melihat Udin terbang lalu melesat ke arah kerumunan itu"MINGGIR SEMUANYA KAMI DARI PRAJURIT KEKAISARAN" ucapnya pakai Qi.

"EH!!!?? Mingxia dan 3 prajurit kekaisaran yang sedang melempar bola itu terkejut lalu meraka menoleh.

"Ada apa prajurit?" ucap Jendral Mingxia penasaran.

"Tuan Muda Udin melindungi pencuri itu Jendral" ucap Prajurit itu.

"APAAAAAAA" Mereka terkejut.

Lalu Jendral Mingxia melayang lalu melesat ke arah Udin.

Orang - orang yang menendang pakai Qi hendak menyerang dengan dengan Jurusnya tidak jadi karena mendengar suara itu.

"Tuan muda Udin??? Orang - orang yang mendengar suara prajurit itu saling bertanya - tanya,

Nampak salah satu warga mengenal nama itu,karena ia kemarin mengantar bahan makanan ke dalam istana. " Wah.... Cari mati itu orang,keponakan Kaisar di hajarnya." ucap orang tersebut.

"APAAAAAAAAAAAAAA" ucap Semua orang yang mendengar ucapan orang tadi.

Bahkan Orang -orang yang mau menyerang pakai jurusnya ketakutan setelah mereka mendengar ucapan orang Tadi.

"MAAFKAN HAMBA TUAN MUDA UDIN..... " ucap orang - orang yang menendang itu sambil bersujud ketakutan.

Para warga memberi jalan pada rombongan Udin.

Jendral Mingxia sudah didekat Udin berada.Lalu melihat beberapa pemuda minta ampunan pada tuan muda Udin,ia mengeluarkan pedang dari cincin ruangnya lalu melesat ke arah pemuda tersebut.

Craaassshh.... craaasshh.... Craasssh... Craassshh.... Craassshh... Craaasshh...Suara tebasan dileher pemuda tersebut.Jendral Mingxia dengan gerak cepat menebas semua leher pemuda yang bersujud minta ampunan.

Buukk...buuk....Buuk...Buukk... Buukk... buukk.. Kepala para pemuda itu terpotong lalu menggelinding.

Ia juga melhat Para pemuda mengerang kesakitan karena kakinya patah.

"Prajurit....Bunuh mereka" ucap Jendral Mingxia.

"Siap Jendral.... " ucap para prajurit itu serempak.

Orang - orang yang melihat kejadian itu nampak mengelus dadanya.

"Untung aku gak ikutan menghajar bocah itu,jika ikut - ikutan maka kepalaku langsung terpisah" ucap salah satu warga yang melihat kejadian itu.

"Tuan Muda" ucap Jendral Mingxia sambil duduk jongkok memegang pundak Udin.

Udin yang mendengar lalu mendongakkan kepalanya kemudian menoleh.

"Iya Bi.. Ada apa?" ucap Udin masih melindungi anak kecil itu.

"Sekarang Tuan muda aman. Mereka sudah kami bereskan." ucap Jendral Mingxia lembut.

Udin Lalu berdiri,lalu melihat sekeliling.

"Sekarang kamu aman" ucap Udin.

"Terima kasih Tuan... " ucap Bocah Itu tetap bersujud masih ketakutan. Ia takut dipenjara oleh prajurit kekaisaran.

"Berdirilah,gak usah takut.. " ucap Udin membantu bocah itu berdiri.

"Baik Tuan" ucap bocah itu.

"Siapa namamu?" ucap Udin.

"Namaku Wei Rhang tuan" ucap Bocah itu.

"Ooo... Namamu Wei Rhang to,Namaku Udin" ucap Udin sambil menyodorkan tangannya untuk bersalaman.

"Eh.... Benar dia Tuan muda Udin." ucap Seorang warga.

Wei Rhang menyambut tangan Udin lalu mereka bersalaman.

Nampak pakaian yang dikenakan Wei Chang sudah lusuh tak layak pakai,banyak tambalan di pakaiannya.Tubuhnya kurus.nampak beberapa bekas luka ditubuhnya.

"Apa benar Tuan adalah keponakannya yang mulia kaisar Chang Li Wan Tuan" ucap Wei Rhang memastikan apa yang ia dengar tadi.

"Iya benar... Mengapa tadi kamu dikejar oleh mereka" ucap Udin.

Wei Rhang lalu Bersujud.

"Tolong maafkan aku tuan,aku tak mau dipenjara... Sebab adikku sedang sakit dan kelaparan" ucap Wei Rhang gemetaran sambil menangis,takut dirinya dimasukkan dalam penjara.

"Bangunlah.... Kalau kamu gak bangun nanti Bibiku akan memasukkanmu dalam penjara"ucap Udin.

"Eh..!!?? Wei Rhang terkejut.

"Ba...Baik Tuan" ucap Wei Rhang lalu berdiri.

"Dimana Adikmu Wei Rhang" ucap Udin.

"A...A...Ada disana Tuan." ucap Wei Rhang sambil menunjuk arah.

"Ayoo Kita kesana" ucap Udin.

Wei Rhang lalu bersujud lagi.

"Mohon ampuni adik saya tuan,bawa saja saya kepenjara,tapi biarkan adik saya bebas tuan" ucap Wei Rhang menangis,ia mengira adiknya juga akan ditangkap.

"Siapa juga yang mau nangkap kalian,ayoo berdiri,lalu kesana.. kalau gak mau maka aku akan jebloskan kalian dipenjara" ucap Udin.

"Ba...Baik tuan " ucap Wei Rhang sambil menghapus airmatanya.

Nampak ada puluhan prajurit yang sedang patroli menghampiri rombongan Udin,karena mendengar suara Prajurit Elit kekaisaran.

"Maafkan kami datang terlambat" ucap salah satu Prajurit tersebut.

"Ya gakpapa,kalian urus itu mayat - mayatnya." ucap Jendral Mingxia.

"BAIK" ucap mereka serempak.

Udin dan Wei Rhang berjalan ke arah tempat dimana adik Wei Rhang berada.Diikuti yang lainnya.

50 menit kemudian mereka sampai di salah satu bangunan yang nampak tak layak pakai.

"Ini adalah tempat tinggal kami tuan" ucap Wei Rhang.

"Dimana adikmu?" ucap Udin.

"Ada didalam tuan,mari" ucap Wei Rhang.

Udin,Wei Rhang,Rissa,Mingxia dan Li Shan masuk kedalam,sedangkan para prajurit elit berjaga diluar.

Ketika Mereka masuk dan melihat Kondisi adik Wei Rhang,mereka sangat Iba dan kasihan. Adik Wei Rhang terbaring di tumpukan daun kering.

"Dek tolong sembuhkan adiknya Wei Rhang" ucap Udin. Sebab Adik Wei Rhang badannya kurus kering,badannya panas dan batuk - batuk.

"Baik kang mas." ucap Rissa lalu berjalan.

Rissa meletakkan telapak tangannya Dikening adik Wei Rhang,sedang tangan satunya tetap menggendong Umam.

Nampak cahaya putih keluar dari telapak tangan Rissa,cahaya itu menyelimuti tubuh adik Wei Rheng.

"Pantesan saja nyonya muda Rissa bisa membaca ucapan hatiku, ternyata nyonya muda Rissa memiliki kekuatan yang sangat kuat" ucap Jendral Mingxia dalam hati. Ia merasa tak bisa melakukan apa yang dilakukan oleh Rissa terhadap Adiknya Wei Rhang tersebut.

Tak lama kemudian cahaya yang menyelimuti tubuh adik Wei Rhang hilang,tubuh yang semula kurus kering dan sakit - sakitan kini menjadi berisi,dan sehat bugar.

Rissa kembali ketempat semula.

"Kakak..... aku udah cembuh" ucap Adiknya Wei Rhang.

Wei Rhang berjalan lalu memeluk adiknya 😭😭

Sang adik juga menangis.😭.

Udin mendengar suara Adiknya Wei Rhang tak sama dengan suara yang ia dengar ketika terbangun dari tidurnya.Udin berpikir suara itu berasal dari adiknya Whei Rhang ternyata tidak.

"Dek... Sekalian Wei Rhang,kasihan badannya tinggal tulang gak punya daging" ucap Udin dalam Hati.

"Baik Kang Mas" ucap Rissa telepati.

Rissa Mengarahkan jari telunjuknya ke arah Wei Rhang. Muncul sinar putih melesat kearah Wei Rhang.

Tubuh Wei Rhang diselimuti Cahaya putih lalu hilang . Wei Rhang tak sadar sadar ada cahaya putih menyelimuti tubuhnya.

Nampak tubuh Wei Rhang kembali terisi dagingnya,dan sehat bugar.bekas luka hilang semuanya.

Wei Rhang kemudian melepaskan pelukannya.

"Terima kasih Tuan dan Nyonya telah menyembuhkan adik saya" ucap Wei Rhang bersujud di ikuti Adiknya.

"Iya... Berdirilah." ucap Udin.

"Baik tuan" ucap mereka serempak.

"EH!!!!?? Badanku??" ucap Wei Rhang terkejut baru menyadarinya ketika melihat lengan tangannya tidak kurus,lalu bekas luka hilang semua.

"Dimana Orang tua kalian" ucap Udin.

"Ayahku pergi meninggalkan kami disaat Adikku berumur 5 bulan,Lalu ibu meninggal ketika adikku berusia 3 tahun. sampai sekarang ayahku tidak kembali" ucap Wei Rhang.

"Kamu mau gak tinggal di istana" ucap Li Shan.

"Tinggal di istana?? Maaf tuan,kami rakyat jelata,pakaian kami juga sangatlah kusam dan jelek." ucap Wei Rhang.

"Gak masalah,asal kamu gak berhianat,ayahku akan sangat senang menerima kalian." ucap Li Shan.

"Ayah??? Maaf Tuan,Nanti ayah Tuan dimarahi oleh Yang mulia kaisar Chang Li Wan" ucap Wei Rhang.

"Kaisar Chang Li Wan adalah ayahku" ucap Li Shan.

"APAAAAAAAAA" ucap Wei Rhang terkejut. Lalu bersujud. di ikuti adiknya.

"Salam Hormat Putra mahkota Kaisar "ucap Wei Rhang. Ia berpikir bahwa ayahnya Tuan Muda didepannya itu hanya pejabat dari Kaisar Chang Li Wan. Bukan keluarga inti.

"Bangunlah..." ucap Li Shan.

"Baik yang mulia putra mahkota" ucap Wei Rhang berdiri.

"Oh iya Shan... Apa kamu sudah hapal semua Isi buku itu?" ucap Udin.

"Hehehehe....Baru separo Bos...." ucap Li Shan sambil menggaruk - garukkan kepalanya meski tak gatal.

"Ooo... Gitu... Oke deh kalau begitu. Kalian Pulanglah dulu. Aku dan Calon istriku ada keperluan, Nanti kalau sudah kelar urusannya, kita akan kembali" ucap Udin.

"Hanya Kalian berdua,terus Kuwi kemana Tuan Muda" ucap Jendral Mingxia.

"Ada... Mereka sedang menunggu kami disana. Oh iya Bibi.... Ada salam dari Paman Kuwi. Katanya Paman Kuwi ketika makan mulutnya terasa pahit jika gak melihat wajah Bibi.." ucap Udin asal.

"Beneran kah Itu... Tuan?" ucap Jendral Mingxia bersemu merah.

---***----

Didunia cincin.

Nampak Kuwi sedang Semedi menyerap energi Qi yang begitu padat,agar kekuatannya bertambah.

"Ha.... Ha...Ha..... Haciiuuuuu........

"Kok aku jadi bersin - bersin begini ya" ucap Kuwi dalam hati.

.

----***----

Dunia nyata tempat Udin.

"Iya Bibi,soalnya Paman Kuwi tak kasih sayur pare kesukaannya,Terus dia kepahitan" ucap Udin. Asal bicara.

"Sayur pare??Sayur apa itu" ucap Jendral Mingxia dalam hati tidak tahu tentang sayur pare tersebut.

"Dek... Kita masuk ke dunia cincin dulu,tunggu mereka pergi lalu kita keluar setelah itu kita pergi ke hutan kematian" ucap Udin dalam hati.

"Siap kang mas" ucap Rissa telepati.

"Bye... Bye.. all... See you later" ucap Udin sambil melambaikan tangannya lalu menghilang. Diikutin Rissa dan Umam.

"EH....!!?? Mereka semua terkejut... lalu celingukan kesana kemari.

"Kemana mereka perginya jendral Mingxia "ucap Li Shan.

"Hamba Tidak Tahu yang mulia putra mahkota" ucap Jendral Mingxia. tak merasakan hawa keberadaan Udin dan Rissa lagi.

"Ya udah kalau gitu.. Ayo kita segera pulang." ucap Li Shan. Tidak mau ambil pusing tentang hal tersebut.

Mereka meninggalkan gubuk itu. Wei Rhang dan adiknya mengikuti Li Shan pergi.

.

---***---

Udin dan Rissa mumcul di Dalam kamar tidur.

"Kok adek Tau kalau aku ngantuk" ucap Udin heran.

"Ya taulah kang mas,Tubuh kang mas itu masih kecil,mudah ngantuk.makanya adek bawa masuk kesini sekalian" ucap Rissa.

"Hehehehe..... Ya udah deh.. Besok aja kita antar mereka kehutan kematian,sekaligus mengeluarkan para tahanan ditempat yang aman" ucap Udin mulai mengantuk.

"Hooooaaammmm.... Udin menguap.

Udin naik ketempat Tidur,lalu Langsung tertidur.

Udin dan teman - temannya berencana hari ini akan kesana,akan tetapi Rissa ingin jalan - jalan. Mau tak mau Udin menuruti kemauan istrinya itu. Jika enggak diturutin takutnya ngambek.

.

.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd