Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Petualangan Udin

Bab 11



"Kenapa Paman gak menikah...." ucap Udin.

"Hamba hanya ingin sendirian saja Bos...Kalau menikah,gak bisa bebas. Selalu di atur.." ucap Luciefer.

Tak terasa mereka kini akan memasuki daerah pemukiman penduduk.

Tiba - tiba Luciefer merasakan aura yang tidak asing baginya.

"Siaaal....Dia lagi..Dia lagi...Kenapa seh dia selalu muncul" ucap Luciefer dalam hati panik.

"Bos...." ucap Luciefer.

"Iya Paman.... Ada apa?" ucap Udin.

"Hamba minta ijin masuk ke dalam tubuh bos ya..Kalau ada yang mencariku,tolong jangan beri tahu keberadaanku." ucap Luciefer.

"Emang Paman bisa masuk dalam tubuhku,Iya Paman,Udin gak akan beri tahu keberadaan Paman.?" ucap Udin heran.

"Bisa Bos...Ya...Boleh Ya...."ucap Luciefer.

"Iya Paman...Boleh."ucap Udin.

"Matur suwun Bos..." ucap Luciefer.

Luciefer lantas berubah menjadi kabut lalu masuk dalam tubuh Udin. Luciefer menghilangkan aura keberadaannya.

Tak lama kemudian Umam muncul.

"Kemana tadi si Kebo Ireng ya.." gumam Umam sambil celingukan kesana kemari

Umam merasakan ada aura Iblis Luciefer di dekat Udin.

Udin mendengar suara yang asing lalu bersikap waspada.

"Hei bocah....Apakah kamu lihat ada Iblis di sini." ucap Umam sambil mencari keberadaan Luciefer.

Umam tak melihat mata Udin yang bewarna putih tersebut.

"Maaf Paman...Aku gak lihat..." ucap Udin tetap waspada.

"Masa Seh kamu gak lihat....Jangan berbo....(Umam melihat mata Udin)..Maaf aku tak bermaksud untuk.." ucap Umam belum selesai ucapannya di potong oleh Udin.

"Mboten nopo - nopo Paman.. Memang aku ini buta sejak lahir." ucap Udin.(Tidak apa - apa Paman)

"Sebagai permintaan maafku, Aku memberi kamu 1 permintaan... Aku akan mengabulkan permintaanmu apapun itu..." ucap Umam.

"Seriuss Paman..." ucap Udin.

"Iya aku seriuss.... Aku akan mengabulkannya. Pantang bagiku untuk tidak mengabulkan permohonanmu" ucap Umam.

"Hem.... (Nampak Udin berpikir)

"Temanin aku hingga jantungku sudah tidak berdetak lagi Paman..." ucap Udin.

"EH....!!!??? Umam terkejut.

"Sialan..... Kenapa dia minta itu seh... Aku kan gak bisa mencari keberadaan Imam.." ucap Umam dalam hati.

"Gimana Paman...Apa paman bisa..?" ucap Udin.

Mau tak mau Umam menyanggupinya,sebab sudah berjanji akan memenuhi permintaan pada bocah tersebut.

"Bisaa...Baiklah..Aku akan menemanimu hingga akhir hayatmu..." ucap Umam.

"Asmane Paman Sinten?" ucap Udin.(Namanya paman siapa?)

"Namiku Umam.... Jenengmu sopo?" ucap Umam.

"Namiku Jaka...Paman..." ucap Udin sengaja menggunakan nama samaran.

"Ooo...Jaka....Ne Jaka mau kemana?" ucap Umam.

"Berpetualang Paman,Makanya Jaka minta di temanin oleh paman Umam.." ucap Udin.

"Ayah dan Ibumu kemana?" ucap Umam heran,dengan kondisi Jaka seperti itu berkeliaran.

Udin terdiam sambil menundukkan kepalanya.
Nampak air matanya keluar.
Sebab Udin teringat kembali keluarga angkatnya.

"Ayah dan Ibuku telah tiada...Makanya Jaka berpetualang..." ucap Udin.

"Ma....Ma...Maaf Jaka....Paman Umam tidak tahu..." ucap Umam.

Umam nampak Iba dengan kondisi Jaka,sudah buta,Orang tua tak punya,berkeliaran pula.

"Kalau ikut Paman Umam mau gak... Di sana Banyak makanan dan mainan..." ucap Umam mencoba membujuk Udin untuk ikut bersamanya di alam Jin.

"Terima kasih atas tawarannya Paman.. Tapi Jaka gak mau..." ucap Udin. Ia teringat pesan Rukmana untuk tidak minta di belas kasihani,lebih baik hasil keringat sendiri dari pada hasil keringat orang lain.

"Ya sudah kalau begitu..." ucap Umam.

"Diampuuut....Kalau gini caranya aku benar - benar gak bisa bebas bergerak untuk mencari Imam.." ucap Umam dalam hati.

Udin melanjutkan perjalanannya lagi.

"Paman Umam sudah menikah apa belum?" ucap Udin.

"Sudah... " ucap Umam.

"Berapa istri Paman..." ucap Udin.

"1 Saja..." ucap Umam.

"Pinten Yugone Paman " ucap Udin.(Anaknya paman ada berapa)

"Ono telu Jak" ucap Umam.

"Paman...Ada di mana anak paman ?" ucap Udin.

"Yang pertama,paman gak tahu ada di mana,terus yang ke dua dan ke tiga ada di rumah.." ucap Umam.

Udin dan Umam kini berada di jalan yang biasa di lalui oleh warga.

"Ada kereta kuda mau lewat,minggirlah..." ucap Umam.

"Iya Paman... Terima kasih.." ucap Udin.

Sebenarnya Udin juga sudah tahu meskipun Umam tak memberi tahu.

"Paman...Bentar lagi ada ratusan orang akan lewat sini.." ucap Udin.

Umam lantas mengedarkan kesadarannya,

"EH.....!!?? Umam terkejut,Umam melihat ada sekitar 236 orang berjalan berjarak 600 meter.

"Kok dia bisa tahu ya...." ucap Umam dalam hati heran dan penasaran.

Umam lantas mendekati Udin,lalu menaruh telepak tangannya di depan muka Udin kemudian menggerakkan naik turun.

"Jaka beneran buta Paman...." ucap Udin.

Umam menarik kembali tangannya.

"Maaf...Tadi paman mengambil ranting pohon di depan mukamu...Nanti kamu tertabrak ranting lagi.." ucap Umam beralasan.

Tak lama kemudian,kereta kuda melewati mereka .

selang 1 dupa,Ratusan orang berpakaian prajurit kerajaan melewati mereka.

"Juangkreeeek.....

"Padahal ne Bocah tak memiliki energi Qi,dan tak bisa melihat. Kok bisanya dia tahu.... "ucap Umam dalam hati.

Tak lama kemudian mereka berada di dekat sungai.

Udin berhenti di tepi sungai,lalu duduk di batu besar. Udin mengeluarkan Walkmannya,kemudian menyalakannya.

Sedangkan Umam duduk jongkok di pinggir sungai sambil melempar batu ke arah sungai yang mengalir.

Udin kemudian menyanyikan lagu yang ia dengar.

Rino wengi tansah kelingan 🎶🎶
Prawan ayu kalimantan🎶🎶

"EH....!!!?? Lagu ini....!!!." gumam Umam terkejut.

Bantal guling tak sayang-sayang 🎶🎶

Umam lalu menoleh ke Udin,ia melihat alat yang di pegang yang tak asing baginya.

"Dapat dari mana dia...Sedangkan di sini tak ada benda itu.." ucap Umam dalam hati.

Lantas Umam menyahuti versi perempuan.

Cempedhak Mas dudu nongko 🎶🎶
Mbiyen cedhak ra wani kondho🎶🎶
Neng opo sliramu lungo🎶🎶
Ninggal mulih ra kondho-kondho🎶🎶

"Eh...!!!??" Udin terkejut. Karena Umam dapat menyanyikan lagu itu sesuai lirik yang ia dengar.

"Waahh... Paman hebat juga yaa." ucap Udin.

"Ooo...Jelasss... Aku adalah Raja Jin dari segala raja jin sealam semesta ini...Tak ada manusia yang bisa mengalahkanku untuk bernyanyi." ucap Umam.

"Ra...Ra...Raja Jin....!!!?? ucap Udin terkejut.

"Iya... Aku adalah Jin sakti mandraguna.." ucap Umam.

"Paman beneran Raja Jin..." ucap Udin tak percaya.

"Iyooo...Wooo..Bocah iki di kandani kok ngeyel...

"Makanya tadi aku memintamu menyebutkan permintaan padaku...."ucap Umam.

"Wah.... konco - koncoku ternyata beda jenis rek... Siji Iblis,siji maneh Jin..." ucap Udin dalam hati.

Udin mendengar ada suara ikan 50 meter darinya,lalu mengambil batu kerikil..

Umam melihat aksi Udin.

Udin Kemudian melempar batu kerikil ke arah ikan menggunakan tenaga dalamnya.

Wuuutttt.....

Taak.....Batu mengenai tepat di kepala ikan.

"Weeee ladalaah.... Iki bocah sakti banget to..." ucap Umam dalam hati.

"Nyuwun ngapuntenne Gusti Prabu.. Tolong ambilkan ikan itu donk..." ucap Udinm

"Emmoohh.....Ambil sendiri.." ucap Umam.

"Jarene Raja Jin...Ada anak kecil yang buta minta tolong saja enggak di tolongin... Gak pantas Paman menjadi Raja Jin..." ucap Udin.

"Diaaampuuutt.....

"Iya...Iyaa.... Ini paman ambilkan..." ucap Umam.

"Nyesel aku bilang ke dia kalau aku Raja Jin..." ucap Umam menggerutu sambil mengambil ikan tersebut.

"Matur nembah nuwun Gusti Prabu .." ucap Udin.

Umam mendekati Udin.

"Ini ikanmu..." ucap Umam sambil memberikan ikan itu pada Udin.

Udin menerimanya.Kemudian Udin duduk jongkok,lalu meraba - raba untuk mencari batu agak besar,setelah dapat Udin memecahkannya menggunakan tenaga dalam.

Takk..... Batu itu terbelah.

Nampak ada bagian batu yang tajam. Udin menggunakan batu yang tajam untuk membersihkan ikan tersebut. Setelah bersih,Udin meletakkannya di atas batu besar.

Udin berjalan untuk mencari kayu kering.

Umam yang melihat Udin sedang mencari kayu kering lantas membantunya. Umam bergerak sangat cepat untuk mengumpulkan kayu kering.

"Ini Jak...Kayu keringnya..." ucap Umam setelah selesai mengumpulkan kayu kering.

Udin menoleh ke sumber suara Umam.

"Matur nembah nuwun Gusti Prabu..." ucap Udin.

"Panggil Paman Umam saja,gak usah pakai Gusti Prabu segala..." ucap Umam.

"Injih Paman..." ucap Udin.

Udin menerima kayu pemberian Umam,Lalu berjalan ke arah Batu besar untuk mengambil ikan yang ia taruh. Setelah sampai di batu besar..Udin Menyusun kayu itu di samping batu,lalu mengeluarkan dua buah batu apinya yang ia simpan di kantung bajunya.

Tak....Tak.... Suara batu di pukul Udin. Nampak ada percikan api ketika kedua batu itu bertabrakan

Umam yang lihat kemudian membatu,ia menjentikan jarinya.

Muncullah api pada kayu yang Udin susun.

"EH...!!???Udin terkejut,sebab gak seperti biasanya ia menyalakan api secepat itu. Butuh waktu setengah dupa untuk memunculkan api.

Udin kemudian mengambil ikan lalu menusuk ikan itu memggunakan ranting pohon. Lalu meletakkan dekat dengan api.

"Awakmu oleh alat itu songko endi Jak ?." ucap Umam.(Dirimu dapat alat itu dari mana Jak).

"Alat seng endi paman?" ucap Udin (Alat yang mana paman)

"Kae loh,Alat yang buat dengarin lagu" ucap Umam.

"Oooo...Ituu...Jaka dapat dari buntelan kain pemberian Ayah Jaka sebelum ayah Jaka tiada.."ucap Udin.

"Ayahmu jenenge sopo?" ucap Umam

"Namine Badrun Paman..." ucap Udin.

"Badrunn...Badruunn.. Badrun." ucap Umam sambil mengingat - ingat nama itu.

"Badrun penjual cilok apa penjual Bakso atau penjual Togel...?" ucap Umam.

"Ayahku seorang nelayan Paman... " ucap Udin.

"Ooo...Nelayan too..." ucap Umam.

"Paman Umam kenal dengan Ayah Jaka kah?" ucap Udin.

"Enggak Jak...." ucap Umam.

"Asem....Kirain kenal...." ucap Udin.

"Hampir saja aku memberi tahu nama asliku"ucap Udin dalam hati.

Umam kemudian mengeluarkan korek dari cincin ruangnya.

"Paman punya sesuatu untukmu Jak..." ucap Umam sambil memberikan pemantik api pada Udin .

Udin menerimanya.

"Ini Apa Paman?" ucap Udin.

"Ini alat untuk menciptakan api,caranya seperti ini" ucap Umam sambil mengarahkan jari Udin untuk menyalakan pemantik api tersebut.

Tak...... Suara pemantik api,nampak ada api di alat tersebut.

"EH.....!!!???Udin terkejut karena alat itu bisa mengeluarkan api dengan mudah.

"Matur nembah Nuwun Paman..."ucap Udin.

"Sami - sami... Alat ini jangan sampai kena air,jika kena air maka tak bisa mengeluarkan api,Jika kemasukan air,cukup jemur saja." ucap Umam.

Tiba - tiba Umam merasakan aura yang Familiar .Lalu muncullah Istrinya Umam.

Udin bersikap waspada,karena tiba - tiba ia merasakan ada seseorang di sekitarnya.

"Ooo...***panya Akang di sini..." ucap Srii.

"Iya Beb....Aku nemenin si Jaka..." ucap Umam.

"Jadi yang datang itu istrinya Paman Umam" ucap Udin dalam hati.

Sri melihat Udin sedang membakar ikan.Udin kemudian mengambil ikan yang di bakar itu tak lupa ia mengambil tongkatnya. Lalu berdiri dan berjalan ke arah Umam sambil menghentakkan tongkatnya ke bawah.

"Dia gak bisa lihat ta..." ucap Sri dalam hati.

"Paman...Ayoo kita makan bersama...Mumpung masih hangat....

Udin menoleh ke arah Sri.

"Kanjeng Ratu kalau mau ikut silahkan,tapi ikannya hanya satu" ucap Udin.

"Kok dia tahu keberadaanku,padahal matanya putih begitu.." ucap Sri dalam hati.

"Paman masih kenyang Jak...Jaka aja yang makan.." ucap Umam.

"Tidak...Terima kasih atas tawaranmu Jaka..." ucap Sri.

Sri kemudian mendekati Umam.

"Apakah dia benar - benar buta Kang" ucap Sri telepati.

"Iya...Dia benar - benar buta, Tadi aku tak tahu jika ia buta. " ucap Umam telepati.

Umam lalu menceritakan perihal pertemuan dirinya dengan Udin,tak lupa soal permintaan Udin melalui telepati.

"Ooo...Begitu..." ucap Srii telepati.

"Nak Jaka..." ucap Sri.

"Dalem Kanjeng Ratu..." ucap Udin.

"Panggil saja Bibi Sri Jak..." ucap Sri.

"Injih Bibi Sri...." ucap Udin.

"Paman Umam mau Pulang sebab ada keperluan yang sangat penting,,nanti Paman Umam akan kembali ke sini." ucap Srii.

Nampak Udin berpikir.

"Kamu tenang saja Jaka...Aku akan memberimu ilmu khusus agar bisa menghubungiku" ucap Umam.

Umam kemudian mengarahkan jari telunjuknya ke arah Udin.

Muncullah sinar dari jari telunjuk Umam,sinar itu masuk dalam tubuh Udin.

"Coba sekarang Jaka hubungi Paman lewat telepati.." ucap Umam.

"Telepati...?? Apaan tuh Paman...Jaka gak mudeng" ucap Udin.

"Oh iya...Lupa...

"Jaka panggil paman lewat pikiran saja...coba Jaka lakukan..." ucap Umam.

Udin melakukan apa yang di suruh.

"Paman Umam" ucap Udin memanggil lewat pikiran.

"Pinteer.... Jaka dah bisa telepati dengan Paman,Nanti Paman akan muncul jika Paman tak ada,dan jika Jaka tiba - tiba mengalami kesulitan,Paman akan langsung bantu." ucap Umam.

"Injih Paman...." ucap Udin.

"Bibi tinggal dulu ya Jak..." ucap Sri.

"Injih Bibi..." ucap Udin.

Umam dan Sri menghilang dari tempat Udin.

"Waahh...Mereka bisa cepat gak ada di tempat ini,tinggi sekali ilmu mereka..." ucap Udin yang tak merasakan keberadan Umam dan Sri.

Umam tak bisa membagi dirinya lagi seperti dulu. Enggak tahu kenapa skill itu hilang.

Udin kemudian menyebrangi sungai dengan berjalan di atas air.
 
BAB 12



Cuaca saat ini siang hari,matahari begitu menyengat. Nampak seorang anak kecil sedang tertidur di bawah pohon dekat danau,Di sebelahnya ada tongkat yang menemaninya sepanjang hari. Anak kecil itu adalah Udin.

Udin mendengar suara langkah kaki mendekat ke arahnya,lalu ia terbangun. Udin mengambil buah dari balik bajunya.

"Hem... 4 Orang... Semuanya wanita.." ucap Udin dalam hati. Udin bersikap waspada sambil makan buah Apel emas yang ia ambil dari dunia cincin.

Tak lama kemudian,datanglah 4 wanita. 1 wanita Dewasa 3 gadis remaja. Jarak mereka dengan Udin hanya berjarak 50 meter saja terhalang semak - semak.

Mereka celingukan kesana kemari untuk memastikam tak ada orang di sekitar danau.
Setelah yakin,Ke tiga gadis remaja itu membuka pakaiannya,sedangkan 1 wanita yang dewasa hanya mengawasi ke 3 gadis remaja tersebut.

Byuuurr......Byuuurrr....Byuuuurrr..... Suara air dari 3 gadis remaja masuk dalam danau.

3 gadis Remaja itu bermain air sambil bercanda riang gembira.

Jika Udin bisa melihat,pastilah Udin melihat tubuh polos ke tiga gadis remaja tersebut.

"Ganggu aku tidur saja....

"EH......!!!?????

Udin mendengar ada suara hewan merayap di pohon lalu di tanah lalu masuk ke dalam air mendekati ke 3 gadis remaja tersebut.

"Ular.... " gumam Udin.

Udin nampak bimbang,antara menolong atau tidak,jika menolong di sangka mengintip,kalau gak ditolong,salah satu dari ke tiga wanita remaja itu akan di terkam oleh ular.

Udin teringat pesan Badrun

"Lee... Cah bagusss...Tolonglah yang pantas di tolong. Bunuhlah yang pantas di bunuh. Bantulah orang yang mengalami kesulitan.."

Ular sebesar Paha orang dewasa hendak melewati Udin yang duduk diam sambil mikir.jaraknya 10 meter dari tempat Udin berada.

"Tolong sajalah..." ucap Udin.

Udin mengambil tongkatnya,lalu melesat sambil mengayunkan tongkat itu di sertai tenaga alam.

Booommm..........Tongkat Udin mengenai kepala Ular.

"EH....!!!??? Ke tiga gadis remaja terkejut mendengar suara di dekat mereka.

"Siapa di sana.." teriak Wanita dewasa sambil mengeluarkan pedangnya.

ke 3 gadis remaja itu melihat ada seorang Bocah masuk dalam danau .

Wanita dewasa lalu melesat ke arah Udin.

Sedangkan ke 3 gadis remaja menepi ke pinggir danau,lalu memakai pakaiannya kembali.

Udin meminggirkan Ular yang barusan ia bunuh. Nampak kepala Ular itu hancur terkena pukulan Udin.

Wanita dewasa itu sampai di tempat Udin. Ia terkejut melihat seorang bocah menarik seekor ular yang besar di danau.Posisi Udin membelakangi Wanita itu. Udin tak menggunakan jurus peringan tubuhnya saat menarik ular tersebut.

"Hei bocah.... Apa yang kamu lakukan di sini.?" ucap Wanita dewasa.

Udin menoleh ke arah wanita dewasa tersebut.

"Sedang tidur,terus ada Ular...." ucap Udin.

"EH....!!!!??? Wanita dewasa itu terkejut melihat kedua mata Udin.

Tak lama kemudian datanglah ke tiga gadis remaja.

"Guru.... Hajar dia guru...Dia telah mengintip kita mandi." ucap Gadis A.

Luciefer kemudian berbicara pada Udin lewat pikirannya.

"Bos...Bunuh saja mereka bos...Apa perlu aku yang bunuh" ucap Luciefer telepati.

Udin mendengar suara luciefer ada di kepalanya.
"Udin gak mau Paman...Paman jangan bunuh mereka." ucap Udin membalas ucapan luciefer melalui pikirannya.

Gadis B mengeluarkan pedangnya,hendak menyerang Udin,tapi di tahan oleh wanita dewasa.

"Jangan kalian serang dia..." ucap wanita dewasa.

ketiga gadis remaja itu menghadap ke arah wanita dewasa.

"Dia telah melihat tubuhku guru...Aku gak rela jika ada pria yang melihat tubuhku ini,Dia harus di bunuh..." ucap Gadis C.

"Betul itu guru... Aku juga gak rela tubuhku itu di lihat oleh dia.." ucap Gadis B.

"Aku akan bunuh dia guru..." ucap gadis A.

"Diaaammm......" ucap Wanita dewasa berkata nyaring.

Ke tiga gadis remaja itu terdiam.

Udin duduk jongkok menghadap danau setelah selesai menarik Ular ke tepi danau. Baju Udin basah kuyup. Walkman juga ikut basah,untungnya Walkman itu tahan air,jadi tidak rusak.

Wanita dewasa mendekati Udin.

"Terima kasih telah membantu kami..." ucap Wanita dewasa.

"Sama - sama Bibi..." ucap Udin.

Gadis B nampak tak tahan,lalu melesat menyerang Udin.
Wanita dewasa melihat muridnya menyerang bocah buta langsung menahan tangan murid tersebut.

Tap.....Wanita dewasa menangkap tangan muridnya yang memegang pedang.

"Guru sudah bilang jangan serang dia...Apa kamu menentang perintahku ?'ucap wanita dewasa emosi.

"Diaampuuttt....

"Jika aku jadi gurunya,sudah aku jitakin satu persatu karena gak nurut..." ucap Udin dalam hati.

"Apa kalian tidak lihat di depannya ada ular besar yang sudah mati..." ucap wanita dewasa.

"Lihat guru...." ucap ke tiga gadis itu serempak.

"Itu hanya akal - akalan dia saja guru untuk mengintip kita sedang mandi" ucap gadis B.

"Wati.....Diam... Kalau kamu ingin membunuhnya,aku akan menghukummu." ucap Wanita dewasa.

Nampak Wati sedang dongkol,karena gurunya melindungi bocah tersebut.

Udin kemudian berdiri lalu memutar badannya,Udin berjalan sambil menghentakkan tongkatnya ke tanah.

"Permisi..."ucap Udin ketika akan melewati mereka.

Ketiga gadis itu melihat kedua mata Udin yang putih tersebut.

"EH.....!!!!??? Ketiga gadis itu terkejut.

"Ma...Ma...Maafkan aku adik kecil,A...A...Aku tak tahu jika diri..." ucap wati tak sempat menyelesaikan ucapannya karena di potong oleh Udin.

"Aku memang buta. Aku buta sejak lahir,jadi percuma saja kalian tak memakai pakaian didepanku,aku gak bakalan bisa melihat kalian.."ucap Udin.

Nampak Gadis C melambaikan tangannya didepan muka Udin untuk memastikan.

"Iya...Dia buta..." ucap gadis C berbisik pada gadis A.

"Itulah mengapa,guru melarang kalian menyerang dia....

"Dia sudah menyelamatkan kalian dari ular besar itu..

"Cepat minta maaaf sana....Sari...Wulan...." ucap Wanita dewasa.

"Anak kecil... Aku minta maaf yaa...Dan terima kasih telah menolong Sarii" ucap Sari.

"Wulan juga minta maaf,telah berburuk sangka..." ucap Wulan.

"Kalian gak salah kok... Yang salah itu ularnya...

"Jika ular itu tetap di tempatnya,pasti kalian aman - aman saja..." ucap Udin.
 
Bab 13



Nampak 5 orang di dekat danau,Mereka adalah Udin, Wulan,Wati,Sari dan Guru dari 3 gadis remaja tersebut.

"Maaf Nak...Namamu siapa?" ucap Wanita dewasa.

"Namaku Jaka Bi..." ucap Udin.

"Ooo...Jaka...Namaku Cempaka..." ucap Wanita dewasa.

Nampak Wulan menaruh dedaunan di pundak dan kepala Udin.

Udin diam saja,membiarkan Wulan bersikap seperti itu.

Cempaka memberi kode pada Wulan agar tidak menaruh daun lagi,dan membuang daun yang sudah di letakkannya itu.

Wulan hanya mengelengkan kepalanya saja.

"Diaampuuuut...." ucap Udin dalam hati.

"Maaf Bibi ....Ini Jaka masuk wilayah apa ya..."ucap Udin.

"Kamu masuk di wilayah kerajaan Manggala." ucap Cempaka.

"Ooo.....Kerajaan Manggala.." ucap Udin.

"Emangnya kamu mau kemana" ucap Sari.

"Jalan - jalan....." ucap Udin.

"Rumahmu di mana..." ucap Wati.

"Di daerah dekat pantai,jauh dari sini..." ucap Udin.

Wulan masih meletakkan daun di kepala Udin.

" Mbak Wulan dibelakangmu ada Ulaaaaar......" ucap Udin berbohong.

"Kyaaaaaaa......." teriak Wulan berpindah tempat di depan Udin lalu memeluk Udin. Dedaunan yang di taruh wulan di tubuh Udin berjatuhan.

Muka Udin tepat di gunung kembar Wulan.Nampak Wajah Udin tenggelam di antara gunung tersebut.

"Kok beda seperti punya Ibu ya..." ucap Udin dalam hati merasakan kekenyalan kedua Payudara tersebut di mukanya itu meskipun terhalang kain.

Cempaka,Sari dan Wati celingukan kesana kemari mencari ular yang di katakan Udin.

"Ha....Ha....Ha....Ha....Ha.....Ha...Ha..." Udin tertawa.

Ke empat wanita itu lalu tersadar ketika Udin tertawa.

Wulan melepaskan pelukannya lalu menjewer telinga Udin.

"Kamu membohongi kami ya Jak?" ucap Wulan sambil menjewer telinga Udin.

"Awww.....Sakit mbaakk...

"Iyaa......Habisnya Mbak naruh daun di kepalaku." ucap Udin sambil menahan sakit di telinganya.

"EH....!!!??? Wulan terkejut lalu melepaskan jewerannya.

Udin memegangin telinganya sambil meringis kesakitan.

Cempaka mengeleng - gelengkan kepalanya melihat aksi Udin dan Wulan.
Cempaka kemudian melihat kalung yang di pakai oleh Udin.

"I...I...Itu kan kalung milik mendiang Kanjeng Ratu Sekar Ayu Diningrum...

"Mengapa ada pada bocah itu....

"Jangan....Jangaaan......" ucap Cempaka dalam hati.

Cempaka sempat bertemu dengan Ratu Sekar Ayu Diningrum dan mengobrol bersama,Ia melihat kalung yang di pakai Sekar.

"Jaka...." ucap Cempaka.

"Dalem Bi...." ucap Udin.

"Dari mana kamu dapat kalung yang kamu pakai itu..?" ucap Cempaka.

Udin memegang kalung yang ia pakai,

"Kalung ini pemberian almarhum Ayahku sebelum Ayahku tiada..." ucap Udin.

"Apakah ayahmu bernama Gusti Raden Aji Awalludin?" ucap Cempaka.

Udin menyembunyikan kalung di balik bajunya lagi. Dan bersikap Waspada.

"Kalian siapa?Apa kalian ingin memburuku?" ucap Udin meningkatkan indra pendengarannya.

Cempaka heran atas perubahan sikap Udin.

"Tunggu dulu,kalau tidak salah nama Putra itu Syaifudin. Lah ini Jaka..." ucap Cempaka dalam hati.

"Aku teman Kanjeng Ratu Sekar Ayu Diningrum,Sebelum Kanjeng Ratu meninggal,Kita sempat mengobrol,dan aku melihat kalung yang ia pakai. Kalung itu sama persis yang kamu pakai Jaka..." ucap Cempaka.

"Ibuku bernama Rukmana,Ayahku bernama Badrun...

"Rukmana?? Badrun...??" ucap Cempaka dalam hati.

"Apakah kalung ini hanya ada 1 saja di dunia ini?" ucap Udin sengaja tak memberi tahu orang tua kandungnya.

Nampak Cempaka berpikir ucapan Udin barusan.

"Benar juga yang di katakan bocah ini,kalung itu gak mungkin hanya 1 saja...." ucap Cempaka dalam hati.

"Maafkan aku Jaka,aku telah salah sangka padamu. Aku pikir dirimu adalah putra Gusti prabu Aji Awalludin." ucap Cempaka.

"Iya Bibi..***k apa - apa..Manusia memang sering membuat kesalahan.."ucap Udin tetap waspada.

Cempaka lantas mengeluarkan buah - buahan yang mereka bawa.

Cempaka membelah buah Melon menggunakan pedangnya.

"Berikan pada Jaka" ucap Cempaka sambil menyerahkan potongan buah melon pada Wulan.

"Baik guru..." ucap Wulan.

Wulan kemudian berjalan ke arah Udin.

"Jaka....Guruku memberimu buah Melon...Mohon di terima" ucap Wulan sambil menyerahkan potongan buah melon.

Udin menerimanya.

"Terima kasih...." ucap Udin.

Udin kemudian duduk,Tongkatnya diletakkan di pangkuannya. Lalu Udin memakan buah melon tersebut.

Selang 2 dupa. Nampak cempaka melepaskan pakaiannya di depan Udin,di ikuti ke tiga muridnya.

Nampak Payudara dan vagina mereka tak tertutup sehelai benang.

Lalu mereka masuk kedalam danau.

"Juuangkreeeek........." umpat Udin.

"Ayoo Jaka... Gabung kesini..." teriak Wulan.

Udin membalikkan badannya ke arah danau lalu ia menggelengkan kepalanya saja.

Nampak Wulan mempermainkan Payu daranya ke arah Udin berada.

"Aiisshhh.... Bos seh masih kecil...Kalau dah besar sikat aja bosss...." ucap Luciefer telepati.

"Sikat gundulmu paman... Yang ada Udin di tabokin..." ucap Udin telepati.

"Dekatin aja Bos... Pegang - pegang gitu..Kan lumayan...." ucap Luciefer telepati.

"Paman aja... Udin malas pegang - pegang..." ucap Udin telepati.

"Kalau aku keluar,pasti dah aku embat semua itu Bos..." ucap Luciefer telepati.

"Monggoo Paman...." ucap Udin telepati.

"Serius Boss..!!!??." ucap Luciefer telepati.

"Iya...Udin serius paman... Lalu nanti Udin akan memanggil paman Umam kesini ya...." ucap Udin telepati.

"Waasssuuu..... Gak jadi deh kalau begitu Boss...." ucap Luciefer telepati.
 
Bab 14



Selang 1 dupa kemudian, Umam menelepati Udin.

"Jaka...." ucap Umam telepati.

"Dalem Paman Umam.." ucap Udin telepati

"Ini aku mau otewe kesana..." ucap Umam telepati.

"Otewe itu apa paman?" ucap Udin telepati.

"Otewe itu mau pergi kesana..." ucap Umam telepati.

"Oooo.....Jangan dulu Paman...." ucap Udin telepati

"Kenapa jangan Jak..." ucap Umam telepati heran dan penasaran.

"Di dekat Jaka ada 4 wanita sedang mandi di danau..." ucap Udin telepati.

Umam muncul di samping Udin sambil menggunakan jurus menghilangnya dan menghilangkan aura keberadaannya begitu Udin selesai bertelepati dengannya,sebab ia pengen melihat 4 wanita yang di maksud Udin.

"Wooowww....... Mulus banget Jak.." ucap Umam telepati.

"Apanya yang mulus paman..." ucap Udin telepati heran.

"Yang mandi di danau itu..." ucap Umam telepati.

"EH....!!!??? Udin terkejut lalu celingukan kesana kemari mencari keberadaan Umam.

"Paman Umam ada di mana?" ucap Udin telepati.

"Aku ada di sampingmu Jak" ucap Umam telepati sambil melihat 4 wanita mandi di danau.

"Jangan lihat Paman....Nanti mereka marah,dan akan membunuh Paman..." ucap Udin telepati.

"Tenang saja Jak.... Mereka gak bakalan bisa lihat aku..." ucap Umam telepati.

"Ooo...Begituuu...." ucap Udin telepati.

Wulan melihat Udin celingukan menjadi penasaran lalu mendekatinya.

"Ada apa Jak...." ucap Wulan.

"Wooowwww..... Meskipun masih remaja,Teteknya dah besar.....

"Coba kamu bisa lihat Jaka.... " ucap Umam dalam hati.

Udin mendengar 600 meter ada suara kuda menuju danau.

"Ada yang mau ke sini...Cepatlah pakai pakaian kalian..." ucap Udin.

"Serius Jaka..." ucap Wulan tak percaya.

"Iya... Aku seriuss... Cepetaaan...." ucap Udin.

"Guru..... Ada yang mau menuju kesini...." Teriak Wulan.

"EH.....!!!?? Cempaka terkejut.

"Ayooo kita segera memakai pakaian kita..." ucap Cempaka pada Sari dan Wati.

"Baik guruu..." ucap Sari dan Wati serempak.

Mereka bertiga kemudian keluar dari danau lalu memakai pakaiannya kembali.

Umam melihat mereka tanpa berkedip.

"Sungguh pemandangan yang menyegarkan..." ucap Umam dalam hati.

Setelah mereka berpakaian,Mereka bersembunyi, Tak lama kemudian datang seseorang mengendarai kuda.

"Benar yang di katakan Jaka... Ada yang mau kesini..." ucap Wulan dalam hati.

Nampak pria yang menunggangi kuda berpakaian prajurit kerajaan melihat ke arah danau.

"Diampuuut.. Ada pengganggu..." ucap Umam dalam hati dongkol.

"Tak ada siapa - siapa... Bagus lah...." gumam prajurit itu.

Nampak prajurit itu turun dari kudanya,kemudian mengikat kudanya di pohon. Jarak mereka dengan prajurit itu 100 meter.

Prajurit itu melepaskan pakaiannya,lalu

Byuuurrrrrr.... Prajurit itu masuk dalam danau. Ia menggosok - gosokkan badannya.

"Siaall.... Biasanya pria yang mengintip wanita sedang mandi. Ini malah kebalikannya..." ucap Cempaka dalam hati.

"Kalian diam saja,jangan bergerak.." ucap Cempaka berkata lirih.

"Baik guru...." ucap ke tiga gadis remaja berkata lirih.

Ada seekor Ulat jatuh dari atas menempel di pundak Sari.

Ulat itu berjalan di pundak sari,Wulan yang berada di samping kanan Sari menoleh ke Sari.

Tatapan mata wulan tepat di Ulat yang sedang berjalan.

"KYAAAAAAAAAAAAAAAAAA............."teriak Wulan.

Cempaka menutup mulut Wulan.

Prajurit yang mandi itu terkejut.

"SIAPA DISANA....." teriak Prajurit itu.

"Kirim ke singgasana kerajaan Manggala aahh... orang itu,,..." ucap Umam dalam hati.

Umam meneleportasikan prajurit itu ke ruangan singgasana kerajaan Manggala dalam keadaan tak memakai pakaiannya.

Wati mengambil ranting lalu memindahkan ulat tersebut memakai ranting yang ia pegang,setelah dapat,Wati melempar ranting tersebut.

"Kemana prajurit itu?" ucap Udin dalam hati tak mendengar suara air di danau.

Cempaka melihat ke arah danau.

"Loh....Kemana prajurit tadi...." ucap Cempaka heran dan penasaran.

Sari,Wati dan Wulan melihat ke arah dimana prajurit itu berada sebelum prajurit itu hilang.

"EH....!!!!??? ketiga gadis remaja itu terkejut dan penasaran.

Ke empat wanita itu keluar dari semak - semak sambil waspada,begitu juga Udin.

Udin mendengar suara ular tepat di mana prajurit itu menghilang.

"Dia di makan oleh ular... Sebab aku mendengar ada ular disana.." ucap Udin. sambil menunjuk arah suara ular tersebut.

"Serius kamu Jaka?" ucap Sari tak percaya.

"Kamu harus percaya sama Jaka...Sebab yang memberitahuku tentang kedatangan Prajurit itu adalah Jaka.." ucap Wulan.

"Ja..Jadi prajurit tadi di makan oleh ular..." ucap Sari langsung merinding ketakutan.

"Ayoo kita tinggalkan tempat ini..." ucap Cempaka.

Mereka pun menjauh dari danau tersebut.

---***---

Kerajaan Manggala.

Ruang singgasana Raja.

Nampak Raja Manggala sedang bersantai bersama Selir - selirnya

Raja Manggala memeluk salah satu selir tersebut,Selir satunya menyuapi buah anggur ke mulut Raja Manggala.

Tiba - tiba di depan mereka muncul pria tak memakai pakaian.

"KYAAAAAAAAAAAAAAAAA.........."Jerit para selir Raja melihat pria tak memakai pakaian didekat mereka.

"EH.....!!!?? Prajurit itu terkejut tiba - tiba ada di tempat yang berbeda.

Raja yang melihat langsung mengeluarkan pedangnya dari sarungnya dan melesat ke arah prajurit itu.

Prajurit itu reflek menghindar.

"Gusti Prabu......" ucap Prajurit itu sambil menghindar serangan dari Rajanya.

"Kurang Ajar...Kamu gak punya sopan santun terhadapku...Berani - beraninya kamu telanjaang di depanku..." ucap Raja Manggala murka sambil menyerang prajurit itu.

setelah 2 jurus,barulah prajurit itu tewas terkena pedang Raja Manggala.
 
Bab 15


Udin dan ke empat wanita itu sedang berhenti di tanah lapang, Mereka menghindari binatang yang berada di atas pohon atau bersembunyi di balik pohon.Umam mengikuti Udin tanpa terlihat.

"Wulan...Kamu tunggu di sini bersama Jaka,kami bertiga akan mencari kayu untuk membuat api unggun,sebab 4 dupa lagi akan gelap." ucap Cempaka.

"Baik Guruu.." ucap Wulan.

Cempaka,Sari dan Wati berjalan meninggalkan Wulan dan Udin.

Udin duduk di batang kayu.

"Jaka...."ucap Wulan.

"Iya Mbak Wulan..." ucap Udin.

Wulan berjalan ke arah Udin,lalu duduk di sampingnya.

"Kamu punya saudara apa enggak?" ucap Wulan.

"Hem....Saudara itu apa?" ucap Udin.

"Saudara itu masih ada hubungan darah ,Seperti .Kakak kandungmu,Adik kandungmu.. " ucap Wulan

"Gak ada mbak... Jaka hanya tinggal bersama Ayah dan Ibu...***mah kami sangat jauh dari Desa..." ucap Udin.

"Kalau Paman dan Bibimu punya gak Jak." ucap Wulan.

"Gak Tahu Jaka Mbak... Soalnya selama ini Almarhum orang tuaku tidak ada bilang punya keluarga lainnya." ucap Udin.

Wulan memperhatikan Udin dari atas ke bawah.

"Kamu masih bocah,kenapa rambutmu sudah beruban gitu Jak..." ucap Wulan heran.

"Ooo... Rambutku ini memang warnanya putih,kata almarhum Ibuku,rambutku warnanya putih sejak dari Bayi..." ucap Udin sambil memegang rambutnya.

"Warna kulitmu mengapa putih dan bersih.. Apakah kamu ini ada keturunan Raja..." ucap Wulan.

"Ha....Ha....Ha.....Ha....Ha....."Udin tertawa.

"Kok kamu tertawa Jak...?"ucap Wulan Heran.

"Kalau Jaka keturunan Raja,Jaka gak akan ada di hutan ini. Jaka akan tinggal di kerajaan mbak..." ucap Udin.

"Iya juga seh... Kamu pasti tinggal di kerajaan" ucap Wulan.

"Tujuan Mbak ini mau kemana seh?" ucap Udin.

"Tujuan mbak mau ke perguruan Bintang laut..tepatnya di Wilayah kekuasaan kerajaan Bulan.

"Ooo... Begitu.....Kirain mbak mau pulang ke kerajaan" ucap Udin.

"Mbak bukan keluarga kerajaan atuh Jaka..." ucap Wulan.

"Masa seh....?? "ucap Udin.

"Mbak seriusss..." ucap Wulan.

"Kok tubuh mbak Wulan Wangii seperti putri Raja." ucap Udin.

"Kamu bisa Saja Jaka." ucap Wulan mukanya memerah sambil mendorong punggung Udin.

Bruuuk... Udin jatuh ke depan.

"Aseemm....Malah di dorongnya aku..." ucap Udin dalam hati.

Udin kemudian duduk kembali di batang kayu.

"Jaka....Kamu tahu enggak..." ucap Wulan.

"Jaka gak tahu Mbak...." ucap Udin memotong ucapan Wulan.

"Dengerin dulu... Jangan maen potong saja.." ucap Wulan.

"He...He...He...He...Maaf mbaaak...." ucap Udin.

"Kan guruku sempat bilang kalau Guruku berteman dengan Kanjeng Ratu Sekar Ayu Diningrum." ucap Wulan.

"Iyaa... Teruss..." ucap Udin.

Nampak Cempaka,Sari dan wati datang. Sari dan Wati membawa kayu kering,Cempaka membawa 3 ekor kelinci yang sudah di bersihkan.

"Menurut kabar yang mbak dengar....keluarga Kanjeng Ratu adalah .."ucap Wulan tak melanjutkan ucapannya karena Cempaka memanggil dirinya

"Wulan..." ucap Cempaka.

"Iya Guru..." ucap Wulan.

"Susun kayunya... Jangan di bakar semua..." ucap Cempaka.

"Siaap Guru..." ucap Wulan.

Wulan kemudian berdiri lalu berjalan,setelah sampai di tumpukan Kayu,Wulan menyusun kayu tersebut.

Udin mengeluarkan korek di balik bajunya.Lalu berdiri,setelah itu berjalan ke arah Wulan.

Nampak Wulan sedang membenturkan Batu api.

Tak...Tak....Takk...Nampak percikan api keluar dari batu tersebut.

Udin Duduk jongkok di samping Wulan.Lalu mengambil daun kering.

"Pakai ini saja Mbak Wulan..." ucap Udin

Udin menyalakan korek api tersebut.

Jess.....Nampak api muncul.Udin menempatkan api di daun kering tersebut.

"EH....!!!?? Wulan terkejut.

"Benda apa itu Jaka...." ucap Wulan penasaran dan heran,karena benda yang dipegang Udin dapat memunculkan api.

"Ini namanya korek mbak..." ucap Udin.

Nampak Api mulai membesar.

Udin dan Wulan kembali duduk di tempat semula.

"Coba Mbak lihat..." ucap Wulan penasaran.

" Ini Mbak...." ucap Udin sambil menyerahkan korek tersebut pada Wulan.

"Tumben...Kamu cepat sekali buatnya Lan...Biasanya 1 dupa baru menyala apinya." Wati.

"Aku di bantu oleh Jaka..."ucap Wulan.

"Ooo...Pantesan saja cepat...Ternyata di bantu to..." ucap Wati.

Wulan nampak membolak balikkan korek yang ia pegang.

"Gimana caranya tadi kamu memunculkan apinya Jaka...." ucap Wulan.

"Sini mbak Koreknya..." ucap Udin.

Wulan kemudian menyerahkan korek itu pada Udin.

"Caranya seperti ini mbak...( Udin mempraktekkan menyalakan korek )..

"Yang ini di tahan...Kalau dah selesai ya di lepas saja.."ucap Udin.

"Ooo....Begitu... Beli di mana kamu jaka?" ucap Wulan.

Udin memberikan koreknya pada Wulan.

"Jaka di kasih Mbak..." ucap Udin.

Wulan kemudian mencoba menyalakan korek tersebut.

Jeess......Nampak Api keluar dari ujung korek tersebut.

"Tadi itu dia mau bilang apa ya... Aku jadi penasaran..." ucap Udin dalam hati memikirkan ucapan Wulan sebelum kedatangan Cempaka.

"Apakah aku masih punya keluarga..." ucap Udin dalam hati.

Sari,Wati dan Cempaka melihat api muncul di benda yang di pegang Wulan heran dan penasaran. Lalu mereka mendekati Wulan.

"Benda apa itu Lan..." ucap Cempaka.

"Ini Korek...Punyanya Jaka guru..." ucap Wulan.

"Jakaa....Beli di mana koreknya Jak" ucap Sari.

Udin tak menjawab,sebab masih memikirkan ucapan Wulan.

"Katanya Jaka...Ini di kasih orang..." ucap Wulan.

Cempaka mengambil korek itu di tangan Wulan.

"Gimana cara memunculkan apinya "ucap Cempaka sambil membolak Balikkan korek tersebut penasaran.

"Jari Jempol di besi yang bulat itu Guru..." ucap Wulan.

Cempaka mengikuti perkataan Wulan.

"Terbalik guru..." ucap Wulan.
Wulan membantu membetulkan posisi jari Cempaka.

"Jari jempol Mengerakkan roda besi,gerakannya agak cepat,lalu sambil tekan yang warna hitam itu guru..." ucap Wulan.

Cempaka mencoba yang di ucapkan Wulan.

Jeeess...Jesss...Jeesss... Korek tak bisa menyala.

Diam - diam Umam menambahkan kayu bakar di dekat tumpukan kayu yang belum di bakar. Sebab mereka membawa kayu tak cukup sampai pagi.

"Asik juga mengikuti Jaka... Bisa lihat yang segar - segar.." ucap Umam dalam hati.

"Tekan warna hitamnya yang lama guru...."ucap Wulan.

Jeesss.... Nampak Api keluar dari korek tersebut.

"Matikan apinya tinggal angkat jari jempol guru" ucap Wulan.

Nampak Api di korek itu hilang.

"Oooo....Begitu ta caranya.....

"Jaka....." ucap Cempaka.

Udin diam tak menjawab.

Sari menggoyangkan tubuh Udin.
 
Bab 16



"EH....!!??? Udin terkejut.

"Guru memanggilmu.." ucap Sari.

"Ada apa Bi...." ucap Udin.

"Ada berapa benda yang seperti ini? " ucap Cempaka.

"Cuman satu... Kalau bibi mau... Ambil saja." ucap Udin.

"Serius kamu Jaka...." ucap Cempaka.

"Iya...Jaka serius..kalau gak mau ya sudah" ucap Udin.

"Paman Umam..." ucap Udin terpati.

"iya... Ada apa Jaka?" ucap Umam telepati.

"Masih punya korek apa enggak?" ucap Udin Telepati.

"Gak punya jaka....." ucap Umam telepati.

Luciefer dapat mendengar telepati antara Udin dan Umam ,Luciefer mendapatkan sebuah ide,lalu ia telepati ke Udin.

"Bos...Bilang aja ke Umam...Kalau istrinya tahu kalau Umam melihat gadis telanjaang,pasti Umam akan mengabulkan permintaanmu boss..." ucap Luciefer telepati.

Umam tak bisa mendengar Luciefer menelepati Udin.

"Kalau seumpama Bibi Sri tahu paman lihat wanita telanjaang gimana ya reaksinya...." ucap Udin telepati.

"Juaaangkreeeek....." umpat Umam dalam hati.

"Iya...Ya...bentar aku ambilkan.. " ucap Umam telepati.

Umam menghilang menuju galaksi lainnya.

Sari berjalan ke arah tumpukan kayu untuk menaruh dalam api unggun,agar apinya tetap menyala. Setelah itu ia menancapkan Daging kelinci di tanah dekat api.

Tak lama kemudian Umam kembali membawa 1 kotak korek gas. Lalu meletakkan di belakang Udin.

"Aku taruh di belakangmu Jak..." ucap Umam telepati.

"Matur nembah nuwun Gusti Prabu..." ucap Udin telepati.

"Jangan beritahu ke istriku ya Jak...." ucap Umam telepati.

"Jaka gak janji Paman ...Jika mulut Jaka ini keceplosan.." ucap Udin telepati.

"Jaka....." ucap Wulan setenngah berteriak karena Udin di panggil - panggil diam saja.

"Iya Mbak Wulan...Ada apa...?"ucap Udin.

"Woooo.... Di takoni ket mau kok malah melamun.....(Di tanya dari tadi kok malah melamun)
"Nama temanmu yang memberikan ini siapa Jak?"ucap Wulan.

"Paman Umam..." ucap Udin.

Udin meraba - raba di belakang punggungnya. Lalu mengambil kotak berisi Korek api.

"Ooo... Umam....

"EH....!!!?? Apa itu Jaka." ucap Cempaka melihat kotak di tangan Udin dari cahaya api unggun.

"Ini Korek Bii..." ucap Udin.

"Katanya cuman satu.." ucap Cempaka.

"Iya..Cuman satu,satu kotak maksudku Bi.." ucap Udin.

Udin meraba - raba kotak itu,ia mencoba membukanya.

"Gimana cara bukanya seh..." ucap Udin dalam hati.

Kotak korek tersebut ada lakban bewarna bening.

Cempaka yang melihat Udin nampak kesulitan lalu membantu membukakan kotak itu.

Begitu kotak itu terbuka,kelihatanlah isi di dalam kotak tersebut.

Udin mengambil 2 korek.

"Ini Bi...Bagikan ke yang lainnya.." ucap Udin sambil memberikan kotak berisi korek.

"Serius Jak...!!" ucap Cempaka.

"Iya Bi...Jaka Serius.." ucap Udin.

Cempaka lantas menerima kotak berisi korek tersebut.

"Terima kasih ya...." ucap Cempaka.

Cempaka mendekat ke muka Udin.

Emmuaachh...Emmuaaachhh....

Cempaka mencium pipi kanan dan kiri Udin.

"Sama - sama Bi..." ucap Udin.

Umam mendekatkan mukanya ke Cempaka.

Umam mencium pipi kanan dan kiri Cempaka.

"EH....!!!??? Cempaka terkejut sambil memegang kedua pipinya.

"Tadi aku kok merasa ada yang cium pipiku ya..." ucap Cempaka dalam hati.

"Kalau koreknya basah,cukup di jemur di terik matahari saja bi..Biar kering....Kalau basah gak bisa di pakai" ucap Udin.

"Ooo....Begitu.." ucap Cempaka.

Cempaka mengambil 3 korek,Lalu memberikan pada muridnya,tiap murid mendapat 1 korek.
Lalu sisanya ia taruh di buntalan kain.

Sari menghampiri Udin sambil membawa daging kelinci yang sudah matang.

"Ini Jak....Makanlah dulu.." ucap Sari sambil menyodorkan daging kelinci .

"Ikan apa ini Mbak? kok aromanya beda?ucap Udin.

"Ini bukan ikan jakaaa....Ini daging kelinci." ucap Sari.

"Daging kelinci ?" ucap Udin baru dengar kalimat itu.

Sari meletakkan tangkai di tangan Udin.

"Makanlah dulu...Biar tahu rasanya daging kelinci itu seperti apa.." ucap Sari.

Udin kemudian mencomot daging kelinci tersebut.

"Aauuuu.... Huuuff...Hufff....Huufff Paaaanaaaassss...." ucap Udin

"Ha....Ha....Ha....Ha...Ha.... Ya masih panas atuh Jak... Itu baru saja matang." ucap Sari.

"Kenapa Mbak gak bilang kalau masih panas..." ucap Udin dongkol.

"Jaka gak tanya seh..." ucap Sari .

"Jangkreeek...." umpat Udin.

Udin meniup daging kelinci bakar tersebut,agar cepat dingin.

Setelah dingin..Udin memakan daging kelinci tersebut.

"Waahh... Enak banget...." ucap Udin.

Udin dengan lahap memakan dagaing kelinci tersebut,sedangkan 2 daging kelinci bakar di makan ke empat wanita tersebut.

Selang 2 dupa,mereka telah selesai makan.

"Wati dan Sari... Tidurlah lebih dulu. Guru dan Wulan akan berjaga." ucap Cempaka.

"Baik Guru...." ucap Wati dan Sari serempak.

"Ooo...Mereka bergantian tidurnya."ucap Udin dalam hati.

Suara Jangkrik perlahan mulai bersuara nyaring di malam hari. Suara binatang malam pun mulai bermunculan.

Udin mendengarkam suara - suara hewan tersebut.

"Hem....Mereka jauh....Yang dekat cuman jangkrik,semut,laba - laba" ucap Udin dalam hati.

Cempaka mendekat ke arah Udin.Lalu duduk di sampingnya.

"Kamu gak tidur Jaka...." ucap Cempaka.

"Nanti Bi...Belum ngantuk.." ucap Udin.

"Mana bisa tidur jika ada 4 wanita di hutan begini...Entar kalau ada ular gimana coba...Kan gawat..." ucap Udin dalam hati.

"Kamu mau ikut dengan Kami gak Jak..." ucap Cempaka.

"Ikut kemana Bi....." ucap Udin.

"Ke pedepokan Bintang Laut..." ucap Cempaka.

"Pedepokan Bintang Laut itu apa Bi...?" ucap Udin.

"Pedepokan Bintang Laut itu semacam perkumpulan untuk belajar,belajar ilmu bela diri,belajar membaca..Begitu..." ucap Cempaka.

Wulan yang mendengarkan percakapan Gurunya dengan Udin lantas menyahutinya.

"Guru.... Pedepokan kita kan hanya menerima perempuan saja guru...Sedangkan Jaka ini Laki - laki...Apa kata Ketua Nantinya guru.." ucap Wulan.
 
Bab 17



"Oh iya...Lupa Bibi Jaka....

"Tapi..... Sepertinya Jaka boleh deh Lan...

"Nanti Guru akan bilang sama ketua.." ucap Cempaka.

"Waahh....Tiap hari aku selalu lihat yang segar - segar ini... Ayoo Jaka...Kamu ikut saja..." ucap Umam dalam hati.

Nampak Udin berpikir.

"Aku ikut apa enggak ya... Kalau gak ikut,aku penasaran dengan keluarga ibuku,kalau ikut nanti mereka akan mencurigaiku.." ucap Udin dalam hati.

"Lebih baik aku ikut sajalah... Nanti kalungku ini aku taruh di dunia cincin saja. Agar mereka tak mencurigaiku.." ucap Udin dalam hati.

"Jaka mau gak ikut sama Bibi...Nanti bibi akan mengajarimu ilmu silat..." ucap Cempaka.

"Hem....Iya Bi....Jaka mau..." ucap Udin.

"Yeeeeessss.... Akhirnya aku bisa lihat yang bening - bening setiap hari..." ucap Umam dalam hati kesenangan.

"Umam pasti kesenangan tuh Bos...." ucap Luciefer telepati.

"Kesenangan kenapa Paman...?" ucap Udin telepati heran.

"Ya tiap hari Umam pasti lihat Perempuan tanpa busana ketika Bos berada di pedepokan.." ucap Luciefer telepati.

Wulan Nampak menambahkan kayu ke api unggun agar tetap menyala.

"Gak apa - apa Paman... Soalnya Udin juga ada keperluan di pedepokan itu.." ucap Udin telepati.

"Perasaan kayunya hanya sedikit...Kok jadi banyak begini ya..." ucap Wulan dalam hati heran melihat tumpukan kayu kering.

Wulan kemudian menoleh ke arah Cempaka.

"Guru...." ucap Wulan.

"Ya Wulan...Ada apa?" ucap Cempaka.

Wulan tak menjawab,ia hanya melambaikan tangannya memberi kode agar mendekat.

"Sebentar ya Jak..." ucap Cempaka.

"Iya Bi...." ucap Udin.

Cempaka lalu berdiri kemudian berjalan ke arah Wulan.

"Ada apa Lan..." ucap Cempaka begitu sampai di tempat Wulan.

"Kayu bakarnya kok jadi banyak guru..Perasaan gak sebanyak ini pas guru dan Sari menaruh kayu bakarnya.." ucap Wulan.

Cempaka lalu memperhatikan tumpukan kayu bakar tersebut.Lalu mengingat kembali saat Dirinya dan Sari membawa kayu Bakar,sedangkan Wati membawa daging kelinci.

Wuukkk...Wuuk...Wuuk...Suara burung hantu.

"Iya ya...Kok jadi banyak begini ya..." ucap Cempaka heran setelah ingat.

Cempaka lantas mendekat ke telinga Wulan.

"Tadi guru merasa ada yang mencium pipiku Lan,setelah mencium pipi Jaka.." ucap Cempaka berbisik.

Udin mendengar ucapan mereka meskipun berbisik - bisik.

"Paman Umam..." ucap Udin telepati.

"Iya Jaka..Ada apa?" ucap Umam telepati.

"Apakah Paman yang menambahkan kayu bakar dan mencium Bibi cempaka?" ucap Udin Telepati.

"Iya Jaka...Soalnya Kayu bakarnya hanya sedikit,gak sampai pagi itu kayunya. Soal mencium pipi Cempaka,karena dia gak adil..." ucap Umam telepati.

"Gak adil?" ucap Udin telepati.

"Iya...Mosok Jaka saja yang dapat ciuman setelah memberi korek,aku gak dapat ciuman. Ya aku ciumlah dianya...Begitu Jaka..." ucap Umam telepati.

"Ooo....Begitu..." ucap Udin telepati.

"Jangan - jangan di sini ada penunggunya guru..." ucap Wulan berkata lirih.

Seketika bulu kuduk Cempaka berdiri.

Cempaka dan Wulan lantas berlari ke arah Udin,setelah sampai ia duduk menempel sambil memeluk Udin.

"Bibi dan Mbak Wulan kenapa..." ucap Udin heran.

"Di sini ada penunggunya Jaka...Tadi Bibi di cium sama penunggunya.." ucap Cempaka.

"Diaaampuuut...Aku bukan Penunggu hutan ini wooyyy.." ucap Umam dalam hati.

"Ha....Ha...Ha...Ha...Ha....Ha.....Udin tertawa.

"Kok kamu tertawa seh Jak...Nanti penunggunya marah loh..." ucap Cempaka.

"Di sini gak ada namanya Penunggu Bibi...

"Jika penunggunya itu mencium Bibi lagi...

"Jaka akan laporin ke istri penunggu itu..." ucap Udin.

"Heeeh....!!! Kamu tahu dari mana jika penunggunya itu Laki - laki Jaka..." ucap Cempaka Heran.

"Kan yang di cium Bibi saja...Sedangkan Jaka gak di cium,berarti penunggunya itu Laki - laki Bi..." ucap Udin.

"Iya juga ya...Terus gimana cara kamu laporinnya Jaka?" ucap Wulan.

"Gampang itu,tinggal teriak saja...Nanti istrinya datang..." ucap Udin.

"Waaasssuuuuu....." umpat Umam .

Mereka berdua mendengar umpatan Umam.

"EH.....!!!??? Cempaka dan Wulan terkejut.

"Nah benar kan Bi....Penunggunya kesal... Jadi Bibi tenang aja..." ucap Udin.

"Iya Jaka....Nanti kamu saja ya yang laporin" ucap Cempaka.

"Sendiko dawuh Bibi..." ucap Udin.

---***---

Waktu sudah tengah Malam,Nampak Cempaka,Wulan dan Udin mulai mengantuk.
Cempaka lantas membangunkan Wati dan Sari.

"Sarii.....Watiii...." ucap Cempaka sambil menggoyangkan tubuh Sari dan Wati.

Sari dan Wati membuka matanya.

Sari dan Wati lantas duduk.

Wati menutup matanya lagi.

"Hoooaam.....Ada apa guru..." ucap Sari.

"Sekarang gantian yang jaga..." ucap Cempaka.

"Baik guru..." ucap Sari.

Wati nampak masih menutup matanya.

"Watii... Meleeeeek...Wooii...Kita gantian yang jaga..." ucap Sari.

Wati kemudian membuka matanya.

"Ngantuuk aku..." ucap Wati.

"Sama aku juga ngantuk...Tadi kan sudah tidur...Ayoo temanin aku jaga.." ucap Sari.

"Iya..iya..." ucap Wati.

Sari dan Wati nampak menambah kayu api unggunnya.

Sedangkan Udin mempertahankan kesadarannya agar tak tertidur.

"Asem....Seandainya ada danau di sini,pasti aku langsung mandi...Hilang dah ngantukku.." ucap Udin dalam hati.

Krucucuk...Kruucuk...Kruucuk.... Suara perut Sari.

"Sarii...Kamu laper lagi ?" ucap Wati.

"Iya... Tadi kita kan makannya hanya sedikit.." ucap Sari lirih.

"Ooo...Berarti daging kelincinya gak banyak.. Aku akan mengambilkan mereka buah - buahan ahh...." ucap Udin dalam hati.

Udin lantas berdiri,hendak menjauh dari mereka.

Sari dan Wati melihat ke arah Udin.

"Mau kemana kamu Jaka..." ucap Sari.

"Perutku muleess Mbak.... Dah gak tahan neh..." ucap Udin alasan.

"Oooo...Jangan jauh - jauh yaa..." ucap Sari.

"Iya mbak...." ucap Udin.

Udin berjalan menjauh,kira - kira 10 meter. Umam tak mengikuti Udin,ia tetap berada di dekat api unggun.

Lalu Udin masuk dalam dunia cincin.

---***---

Dunia cincin.

Udin muncul di samping Gazebo.

Udin meletakkan 1 biji koreknya di gazebo berdekatan dengan baju ganti. Lalu Udin melepaskan kalung yang ia pakai,kemudian di taruh di baju gantinya.

"Oh iya ya...Di sinikan ada danau..." ucap Udin.

Udin kemudian melepaskan pakaiannya agar tak basah.Setelah itu

Byurrr....Udin masuk dalam danau.

"Segaarr....Hilang ngantukku." ucap Udin.

Udin sebentar saja masuk dalam danau,kemudian ia menepi,lalu memakai pakaiannya kembali.

Udin menggunakan jurus peringan tubuhnya,lalu melesat ke arah pohon mangga. Ia sudah hapal dengan kondisi jalannya,jadi tak takut tertabrak pohon ketika melesat antara pohon satu ke pohon lainnya.

Setelah sampai di pohon mangga,Udin memetik 6 biji Mangga.. Setelah itu Udin keluar dari dunia cincin. Buah - buahannya di taruh di balik baju yang ia pakai.

---***---

Dunia nyata.

Udin muncul di tempat Udin menghilang.

Lalu Udin berjalan ke arah api unggun.

Tak lama kemudian Udin sampai di tempat Sari dan Wati.

Udin mengeluarkan Buah mangga di balik bajunya.

"Ini Mbak...Tadi Jaka nemu buah mangga..." ucap Udin.

"Dapat di mana kamu Jaka...." ucap Wati heran ,saat Jaka datang membawa buah mangga.

"Dapat di sana Mbak..." ucap Udin sambil menunjuk arah.

"Aneh...Perasaan pas aku ke arah sana gak ada buah mangga matang begini" ucap Sari dalam hati.

"Ooo...dari sana..." ucap Wati.

Sari mencium buah mangga tersebut.

"Tenang saja Mbak...Itu bersih kok..." ucap Udin mendengar Sari mendengus mencium aroma mangga tersebut.

"Aku cuman mastikan saja Jak...Soalnya tadi kan kamu bilang mules perutmu...Barangkali aja ada yang nempel..." ucap Sari.

"Asemmm...." ucap Udin.

Udin kembali ke tempat duduknya.

Sari dan Wati nampak menikmati buah mangga tersebut.

"Kamu gak makan Jaka..." ucap Wati.

"Enggak Mbak...Masih kenyang." ucap Udin.

Tak ada percakapan antara Udin dan ke dua wanita tersebut hingga menjelang pagi.

Nampak Udin menahan ngantuknya.

Cempaka dan Wulan terbangun.

"Hoooaammm....." Udin menguap.

Cempaka melihat ada kulit dan biji mangga berserakan.

"Kalian dapat dari mana mangga ini?" ucap Cempaka.

"Jaka yang memberi Guru..." ucap Wati.

"Ooo...Jaka...." ucap Cempaka.

Ke empat Wanita itu membereskan perlengkapannya.

Bruuuk..... Udin terjerembab ke depan karena ngantuk berat.

"EH....!!!??.Ke empat wanita itu terkejut.

Cempaka lantas menghampiri Udin lalu memeriksa keadaan Udin.

"Ternyata Jaka tidur.." ucap Cempaka dalam hati.

"Sari...Apakah Jaka semalam tidak tidur.?" ucap Cempaka.

"Tidak Guru...Jaka duduk diam di situ selama kami berjaga..." ucap Sari.

"Kenapa gak di suruh tidur..." ucap Cempaka.

"Maaf Guru...Aku pikir tadi Jaka tidur duluan,terus guru bangunin untuk membantu berjaga.." ucap Sari.

"Ooo...Begitu...Ya sudahlah..." ucap Cempaka.

Cempaka menggendong Udin.Tongkat Udin di bawa oleh Wulan.

Pluuuk....Waklman Udin terjatuh saat Udin di gendong.

Wulan melihat Walkman yang jatuh lantas mengambilnya.

"Guruu...Ini apa?" ucap Wulan.

"Guru gak tahu... Nanti tanyakan aja ke Jaka jika Jaka sudah bangun." ucap Cempaka.

"Iya guru..." ucap Wulan.

Wulan menyimpan Walkman tersebut.

Kemudian mereka melanjutkan perjalanannya..
 
Bab 18




Di jalan setapak,Nampak 4 wanita sedang berjalan,salah satu wanita itu menggendong anak kecil yang sedang tidur.
Mereka adalah rombongannya Udin.
Umam mengikuti mereka dari atas sambil terbang tanpa terlihat oleh mereka.

"Masa cuman satu...Om Jin peliit...." ucap Udin mengigau.

Umam mendengar ucapan Udin barusan.

"EH....!!!??? Umam terkejut.

"Sepertinya aku pernah dengar ucapan itu...Tapi di mana ya...." ucap Umam sambil berpikir dan mengingat - ingat.

"Siapa Omjin itu Jaka..." ucap Cempaka.

Sari yang ada di belakang Cempaka,lalu melihat muka Udin.

"Ngelindur Jakanya Guru..." ucap Sari.(Mengigau).

"Ooo...Ngelindur to... Kirain melek.." ucap Cempaka.

"Aiisshh...Kenapa aku bisa lupa begini ya...Tapi aku emang pernah dengar ucapannya itu,sama persis yang di ucapkan Jaka barusan...Tapi siapa yang ngucapinnya ya..." ucap Umam dalam hati.

Tiba - tiba Umam di telepati oleh istrinya.

"Kang....Cucian sudah menumpuk..." ucap Sri telepati.

"Tapi aku lagi jagain Jaka Beb..." ucap Umam telepati.

Sri muncul di samping Umam.

"Akang di mana?" ucap Sri.

"EH....!!!??? Ke empat wanita itu terkejut saat mendengar suara Sri.
Mereka celingukan kesana kemari.

"SIAPA DI SANA ....TUNJUKKAN DIRIMU..." teriak Wulan.

Sri muncul di depan ke empat wanita tersebut.

"EH....!!!??? Cempaka terkejut.

Wati dan Sari pingsan.

"Ha...Ha...Hantuuuuu......." ucap Wulan berlari.

Sri berlari di tempat karena di tahan oleh Sri dengan kekuatannya.

"Namaku Dwi Sri Rahayu Handayani...Panggil saja Sri.." ucap Sri.

Cempaka melihat murid berlari di tempat menjadi ketakutan.

"Aku tidak akan melukai kalian,aku hanya ingin menanyakan keberadaan suamiku. Apakah kalian melihatnya?" ucap Sri.

"Na...Na...Nama suami Nyonya siapa?" ucap Cempaka.

Udin hendak jatuh dari gendongan Cempaka,dengan sigap Sri menahan dengan kekuatannya.

"Beb...Aku ada diatas,tak terlihat oleh mereka " ucap Umam telepati.

"Ooo... Akang gak kelihatan ta...Ayoo Akang pulang..Jaka juga lagi tidur.." ucap Sri.

"Iya Beb..." ucap Umam telepati.

Wulan nampak keletihan gara - gara berlari di tempat,lalu berhenti berlari dan terduduk di tanah.

Umam dan Sri menghilang .

Cempaka terduduk sambil menahan Udin. Lututnya terasa lemas.

Sebab ia baru kali ini melihat Orang muncul secara tiba - tiba ,dan hilang begitu saja.

"Siapa wanita itu tadi? Apakah penunggu hutan yang tadi malam..?..

"Tapi...Kenapa dia kenal dengan Jaka?

"Apakah tadi malam Jaka bertemu dengan penghuni hutan untuk melaporkan kejadian tadi malam?"ucap cempaka dalam hati heran dan penasaran.

Selang 2 dupa kemudian. Wati dan Sari sudah siuman.

"Ayoo Kita harus cepat meninggalkan tempat ini" ucap Cempaka.

"Baik guru..." ucap Ke tiga murid Cempaka secara serempak.

Mereka kemudian melanjutkan lagi perjalanannya. Mereka hanya istirahat sebentar lalu melanjutkan kembali. Mereka takut di datangin oleh Penunggu hutan tersebut.

----***---

Pedepokan Bintang Laut.

Sore hari.

Udin yang tertidur di kasur lalu membuka matanya Kemudian meraba - raba.

"EH.....!!!??Aku ada di mana?" ucap Udin terkejut dan penasaran.Lalu mengingat - ingat sebelum ia tak sadar.

"Aku ada di hutan,Terus jagain Sari dan Wati ,lalu aku gak sadar.." gumam Udin.

Udin kemudian bangun lalu mencari tongkatnya.

"Di mana Tongkatku.." ucap Udin sambil meraba - raba tak menemukan tongkatnya.

Udin mendengar suara aktifitas di pedepokan Bintang Laut.

"Kok banyak suara Wanita di luaran ,apakah aku sudah sampai?" ucap Udin dalam hati.

---***---

Di halaman pedepokan.

Nampak seorang gadis sedang memegang tongkat,tongkat itu milik Udin. Ia menggunakannya untuk memukul kasur yang di jemur.

---***---

"Diampuutt....Kemana tongkatku....." ucap Udin gelisah tak menemukan tongkatnya.

Udin kemudian berdiri lalu berjalan pelan sambil kedua tangannya meraba kedepan.

Duuukk.... Kaki Udin menyandung kursi.

"Waasssuuuuu...." umpat Udin.

"Tongkat Bos di pakai buat memukul kasur,Mau saya ambilkan Bos?"ucap Luciefer telepati.

"Ooo... Di pakai buat mukul kasur. Paman jangan keluar dan jangan diambil tongkatku. Nanti mereka curiga" ucap Udin telepati.

"Yo Wes....Kalau begitu" ucap Luciefer telepati

Udin berjalan secara pelan untuk mencari pintu keluar.

" Sebelah Kiri Bos... Kalau Bos mau cari pintu keluar " ucap Luciefer telepati memberi tahu letak pintu keluar.

Udin mengikuti arahan dari Luciefer.

Tak lama kemudian Udin berada di depan pintu. Udin memegang pintu tersebut,Namun di luar ada yang mendorong pintu itu.

Duuuk...Bruuukk.....Muka Udin terkena pintu lalu terjatuh kebelakang.

"Jakaaa...Ma...Ma...Maaf Jaka... Bibi Gak tahu.." ucap Cempaka.

Rupanya yang membuka pintu adalah Cempaka.

"Auuuu....Sssh.... Sakit Bii..." ucap Udin.

"Maaaaaf...Bibi gak sengaja.. Bibi pikir Jaka masih tidur..." ucap Cempaka.

Cempaka menggendong Udin,Lalu meletakkan Udin di kasur.

"Mana yang sakit Jak..." ucap Cempaka.

"Geger , bookong, dan Muka Bi... Yang sakit" ucap Udin.( Punggung,pantat,).

Cempaka memeriksa tubuh Udin.

"Bi.....Tongkatku mana?" ucap Udin.

"Bibi taruh di si...

"Loh mana...Tadi Bibi taruh sini Jaka..." ucap Cempaka celingukan mencari tongkat Udin.

Tak Lama kemudian datanglah dua orang masuk dalam kamar yang Udin tempati.

"Kalian siapa?" ucap Udin Waspada.

"Tenang Jaka...Kita bukan penjahat"ucap Pria tua.

"Kalau bukan penjahat,mengapa kalian mengambil tongkatku ?" ucap Udin

"Cempaka... Kemana Tongkatnya Jaka.." ucap Pria tua.

"Tadi saya taruh di sampingnya ketua... Setelah saya meletakkan Jaka di kasur." ucap Cempaka.

"Apakah dia Syaifudin Cucuku Cempaka?"ucap Seorang wanita Tua.

"Cucu....Apakah mereka Kakek dan nenekku?" ucap Udin dalam hati.

"Menurut dari ciri - ciri yang ketua sebutkan,Jaka ini adalah Cucu ketua..." ucap Cempaka.

Wanita Tua yang berada di samping Pria tua mendekati Udin.Setelah dekat,Wanita tua itu mengusap rambut Udin. Ia melihat ke leher Udin.

"Kok dia tidak pakai kalung yang aku berikan pada putriku. Tapi ciri - cirinya sama dengan cucuku yang hilang itu." ucap Wanita tua itu dalam hati.

"Di mana Tongkatku..." ucap Udin.

"Cempaka...Carilah tongkatnya Jaka..." ucap Pria tua.

"Siap Ketua..." ucap Cempaka.

Cempaka kemudian mencari tongkat Udin.

"Jaka....." ucap Wanita tua.

"Tongkatku mana...." ucap Udin.

"Sabaaaar ya Jaka...Cempaka sedang mencari tongkatmu.." ucap Wanita tua itu berkata lembut.

"Baiklah...Jaka akan menunggu 1 dupa.Jika tidak segera mengembalikan tongkatnya,Jaka akan memghilang." ucap Udin.

Pria tua dan wanita tua itu ikut membantu Cempaka mencari tongkat Udin.

Tiba - tiba ia teringat dengan alat musik yang sering ia dengar.

"Alat musikku ada di mana?" ucap Udin.

"Alat musik...?" ucap Mereka bertiga.

"Iya alat musik... Betuknya kotak,lalu ada dua tali..." ucap Udin sambil memperagakannya.

Cempaka lalu teringat benda yang di bawa oleh Wulan.

"Di bawa sama oleh Wulan Jak,soalnya alat musikmu terjatuh saat Bibi gendong dirimu" ucap Cempaka.

"Bibi...Tolong ambilkan alat musik Jakaa.." ucap Udin.

"Cempaka...Ambil cepat barang milik Jaka.." ucap Pria tua.

"Siap Ketua..." ucap Cempaka.

Cempaka lantas berjalan ke arah pintu,Tiba - tiba ada seseorang hendak masuk dalam kamar sambil membawa tongkat.

Bruuk..... Keduanya bertabrakan.

Tongkat yang di pegang oleh wanita itu terlepas.

"Aaauww....".Kedua - duanya mengaduh.

Cempaka lantas melihat siapa yang ia tabrak.

"Sintaa......" ucap Cempaka.

"Guruu..." ucap Sinta.

"Mau apa kamu kemari..." ucap Cempaka.

"Maaf Guru... Tadi aku pinjam kayu buat mukul kasur yang aku jemur.." ucap Sinta.

"Kayu...Kayu apaaa...?" ucap Cempaka.

Sinta lantas mencari tongkat yang tadi ia pegang,Sinta melihat tongkat itu berada 2 meter darinya,lalu Sinta berjalan untuk mengambil tongkat tersebut.

"Ini kayunya guru..." ucap Sinta sambil menunjukkan tongkat ke cempaka.

"EH....!!!?? Cempaka terkejut. Lalu ia mengambil tongkat itu dari tangan Sinta.

"Ini tongkatnya Jaka... Kenapa kamu ambil..." ucap Cempaka.

"Tadi aku cari kayu yang biasa buat pukul kasur guru,lalu aku masuk dalam kamar ini,terus aku lihat ada tongkat di samping anak kecil itu. Lalu aku ambil" ucap Sinta.

"Jaka marah tuh tongkatnya kamu ambil.." ucap Cempaka.

"Sudah.....Sudah....Berikan tongkat itu pada Jaka..

"Dan kamu Sinta...Minta maaf pada Jaka..." ucap Pria tua.

"Baik ketua.." ucap mereka berdua.

Kedua wanita itu berjalan ke arah Udin.

"Ini Jak tongkatmu..." ucap Cempaka.

"Terima kasih Bi... Jaka tinggal menunggu alat musikku kembali.." ucap Udin.

"Iya...Ini Bibi ambilkan..." ucap Cempaka.

"Jaka....Aku minta maaf ya..." ucap Sinta.

"Jangan langsung di maafkan Boss...Minta ganti rugi... " ucap Luciefer telepati.

"Ganti rugi?" ucap Udin telepati.

"Iya...Suruh dia pijatin Bos...Kan Bos lagi sakit terkena pintu tadi.." ucap Luciefer telepati.

"Jaka mau maafin mbak,bila Mbak pijatin Jaka..." ucap Udin.

"Sialan ne bocah....Aku hanya pinjam kayu jeleknya saja aku di suruh pijatin dia" ucap Sinta dalam hati.

"Sinta... Lakukan apa yang di minta oleh Jaka.." ucap Pria tua.

"Baik ketua..." ucap Sinta.

"Awas ya kau bocah sialan...." ucap Sinta dalam hati.

Sinta kemudian memijati tangan Udin.

"Pundakku yang sakit Mbak.." ucap Udin.

Sinta kemudian merubah posisinya.

Kini Sinta memijati Udin dengan kasar.

"Aauuu.... Pelan - pelan Mbak...." ucap Udin merasa kesakitan.

"Sintaaa.... Jangan kasar - kasar mijatinnya." ucap wanita tua.

"Iya nyonya ketua.." ucap Sinta.

"Awas saja...Besok aku akan balas perbuatanmu..." ucap Sinta dalam hati.
 
Bab 19



Wanita tua duduk di samping Udin.

"Sinta... Keluarlah sebentar... Kita ada perlu dengan Jaka..." ucap Wanita tua.

"Baik Nyonya ketua.." ucap Sinta.

Sinta kemudian turun dari tempat tidur lalu berjalan keluar.

"Sekalian tutup pintunya.." ucap Pria tua.

Kriiiieeet....Bruuuk...Suara pintu tertutup

"Jaka... Apakah kamu punya kalung..." ucap Wanita tua.

"Nyuwun sewu... Panjenengan niki sinten... ?" ucap Udin. (Mohon maaf.. Anda ini siapa?)

"Namaku Puspita Diningrum. Lalu yang berdiri di dekatmu adalah suamiku yang bernama Arya Sentanu."ucap Wanita tua.

"Teruss..." ucap Udin.

"Kami dengar dari cempaka,bahwa cempaka pernah melihat kalung yang jaka pakai mirip dengan almarhum putriku yang bernama Sekar Ayu Diningrum.

"Kami Sempat kesana untuk melihatmu,Hanya 3 hari saja kami disana.Kemudian kami mendengar berita penyerangan kerajaan Awan dari Gusti Prabu Bayu Lesmana,kami pikir masih lama 4 bulan lagi akan ada perang,ternyata mereka mempercepat penyerangannya. Lalu Kami mengutus Cempaka untuk melihat kesana.Apakah keluarga Aji Awalludin ada yang selamat atau tidak. Begitu Cempaka sampai di sana,kerajaan Padjajaran telah runtuh,tak ada yang selamat,Semuanya telah tewas,Begitu Cempaka lewat jalan yang lain,Cempaka melihat banyak mayat prajurit di dekat kereta kuda,kudanya sudah hilang.. Begitu Cempaka mengecek isi kereta,Terdapat 2 mayat orang dewasa,1 mayat bayi perempuan,salah satu wanita dewasa itu adalah Ibu sepersusuan cucuku,sebab putriku telah meninggal setelah selesai melahirkan anaknya." ucap Puspita Diningrum.

Puspita Diningrum lantas mengeluarkan kotak kecil di balik baju,lalu kotak itu dibuka,Nampak dalam kotak kecil itu terdapat sebuah kalung .

"Kalungnya sama persis seperti yang aku pakai ini Jaka..." ucap Puspita diningrum sambil menyerahkan kalungnya ke Udin.

Udin menerima lalu meraba - raba kalung tersebut.

"Sama...!!!

"Jadi..... Mereka benar - benar keluargaku." ucap Udin dalam hati.

"Kalau Jaka bukanlah Cucu kalian,apakah kalian akan mengusir Jaka...?" ucap Udin.

"Kami tidak akan mengusirmu Jaka...Kami telah menganggap Jaka sebagai Cucu kami" ucap Puspita Diningrum berkata lembut sambil mengusap rambut Udin.

"Selama ini,Jaka tinggal bersama Ayah dan ibuku,Kami tinggal di dekat pantai..***mah kami sangat jauh dari desa terdekat..." ucap Udin.

"Mereka merawatku penuh kasih sayang. Setiap malam... Ibuku selalu bercerita ketika Jaka mau tidur." ucap Udin.

Puspita Diningrum dan Arya Sentanu menyimak Udin bercerita.

Udin menjeda ceritanya. Lalu Udin menarik nafas panjang - panjang.

"Ibuku meninggal ketika Jaka masih berumur 6 tahun. Tak sampai setahun kemudian,ayahku pergi menyusul ibuku." ucap Udin sambil meneteskan air matanya.

"Jaka kesepian... Tak ada teman yang menemaniku..Kemudian Jaka berpetualang.." ucap Udin.

Udin tak menceritakan tentang Luciefer dan Umam.

"Jaka teringat pesan almarhum ibuku. Jika berpetualang,jangan pakai nama asli,agar tidak ada yang memburuku. Jadi Jaka pakai nama orang lain" ucap Udin.

"EH.....!!!??? Puspita Diningrum dan Arya Sentanu terkejut.

"Ibuku selalu bercerita tentang Hewan,Masa muda Ibu dan ayah serta kerajaan Padjajaran.."ucap Udin.

"Deg...." Puspita dan Arya tersentak kaget mendengar kata kerajaan Padjajaran keluar dari mulut Udin.

"Sebelum ayahku tiada.... Ayah memberiku benda yang terbungkus kain,Salah satu benda itu adalah kalung. Lalu kalung itu Jaka pakai..Ketika di Danau,Jaka bertemu dengan Bibi cempaka bersama Wulan,Sari,dan Wati,Wulan sempat cerita jika Bibi Cempaka mengenal Kanjeng Ratu Sekar Ayu Diningrum,Wulan hendak memberi tahu keluarga Kanjeng Ratu,Tapi Bibi memanggil Mbak Wulan. Kemudian Bibi Cempaka menanyakan Kalung yang Jaka Pakai, Katanya sama persis seperti kepunyaan Temannya,yaitu Sekar Ayu ,Jaka takut kalau Jaka kenapa - kenapa jika memakai kalung itu,jadi Jaka sembunyikan"ucap Udin.

"Syaifudin....." Seruu Puspita lalu memeluk Udin sambil menangis bahagia,Sebab selama ini mereka mencari keberadaan cucunya yang hilang itu.Mereka tak patah arang,mereka menugaskan Cempaka untuk mencari keberadaan Cucunya hidup ataupun mati.

"Dalem....." ucap Udin.(Dalem = Iya)

Arya Sentanu memeluk Udin.

"Ternyata dugaanku benar...Kamu adalah cucuku..." ucap Arya Sentanu sambil menangis.

"Injih Mbah putri... Jaka adalah Syaifudin putra Gusti Prabu Aji Awalludin." ucap Udin.

"Panggil saja Eyang Putri dan Eyang Kakung cucuku" ucap Puspita diningrum.

"Udin nyuwun tulung kaleh Eyang Putri lan Eyang kakung... Panggil saja Udin ini dengan sebutan Jaka saja..." ucap Udin.(Udin minta kepada Nenek dan Kakek)

"Mengapa begitu cucuku..." ucap Arya Sentanu heran dan penasaran.

" Jaka tidak mau di buru oleh kerajaan Awan atau pun orang lain Eyang...Makanya Jaka pakai nama samaran" ucap Udin.

"Baiklah... Eyang putri tidak akan memanggil nama aslimu.." ucap Puspita Diningrum.

Mereka melepaskan pelukannya sambil mengusap air matanya,karena mereka mendengar suara langkah kaki yang agak nyaring. Sebab suasana sudah malam hari,sehingga suara langkah kaki terdengar oleh mereka.

Krriiieet....Suara pintu terbuka... Nampak Cempaka masuk ke dalam kamar Udin.

"Jaka...." ucap Cempaka sambil berjalan ke arah Udin.

"Iya Bi...." ucap Udin.

"Ini alat musikmu..." ucap Cempaka sambil memberikan Walkman pada Udin.

"Terima kasih Bibi..." ucap Udin.

"Dapat dari mana benda itu Jak..." ucap Cempaka..

"Ini kenang - kenangan dari almarhum Ayahku Bi...

"Bibi mau dengar..." ucap Udin.

"Mau...Mau..Mau Jak..." ucap Cempaka penasaran.

"Taruh ini di telinga Bibi..." ucap Udin sambil memegang Headset.

Cempaka mengambil Headset di tangan Udin lalu menaruhnya di telinganya.

Udin menyalakan Walkman tersebut.

Sewo kuto uwis tak liwati🎶🎶
Sewu ati tak takoni🎶🎶
Nanging kabeh podo rangerteni..🎶🎶

"Eeeh....!!!!??? Cempaka terkejut tiba - tiba di telinga mendengar musik lalu muncul suara orang bernyanyi.

"Jak.... Kok di kupingku ada orang bernyanyi?" ucap Cempaka.

"Masa seh benda itu ada orang bernyanyi" ucap Arya Sentanu dalam hati penasaran

Arya Sentanu yang penasaran kemudian mendekatkan telinganya ke telinga cempaka.

Pirang tahun anggonku nggoleki🎶🎶
Seprene durung biso nemoni 🎶🎶

Arya Sentanu terlompat dari tempatnya karena terkejut.

"Apakah di dalam kotak ini ada hantunya Jak?" ucap Cempaka.

"Gak Ada Bi..." ucap Udin.

"Jaka...." ucap Umam telepati.

"Dalem Paman...." ucap Udin telepati.

Umam muncul di dekat Udin,Umam lupa menggunakan jurus Menghilangnya.

"EH ....!!!??? Udin,Puspita Diningrum,Arya Sentanu dan Cempaka Terkejut.

Arya Sentanu menjauh sambil waspada.Sedangkan Puspita Diningrum Mengambil Jaka untuk menjauhi orang yang tiba - tiba muncul di dekat cucunya.

"Maaf aku salah tempat " ucap Umam.

Lalu Umam menggunakan jurus menghilangnya dan menghilangkan aura keberadaaannya.

Cempaka terduduk di lantai.Mukanya pucat.
Cempaka tak menceritakan perihal Penunggu hutan yang mereka temui saat di perjalanan.

"Kemana dia pergi..." ucap Arya Sentanu celingukan.

"Ooo... Kirain siapa yang muncul tadi,gak tahunya Paman Umam to" ucap Udin dalam hati.

"Paman Umam.." ucap Udin telepati.

"Kenapa paman tiba - tiba muncul ,kan mereka terkejut.." ucap Udin telepati.

"Maaf Jaka...Aku lupa menggunakan jurus menghilangku.." ucap Umam telepati.

"Cempaka...Siapa yang muncul tadi? apakah kamu kenal?" ucap Arya Sentanu

"Pe...Pe..Penungu Hutan ketua.."ucap Cempaka ketakutan.

"Jaka....Kasih tahu ke mereka. Kalau aku bukanlah Hantu,Tapi Raja Jin sealam semesta..." ucap Umam telepati.

"Penunggu Hutan?? Maksudmu apa Cempaka?" ucap Puspita Diningrum.

"Ka...Ka..Kami sempat bertemu dengan istri penunggu hutan itu dalam perjalanan kesini.." ucap Cempaka.

"Jaka gak bisa paman...Nanti mereka curiga padaku" ucap Udin telepati.

"Iya juga seh...Nanti mereka curiga." ucap Umam dalam hati.

"Ja...Jaka...." ucap Cempaka.

"Iya Bi..Ada apa?" ucap Udin.

"To...Tolong usir penunggu hutan itu.." ucap Cempaka.

"Enak aja maen usir - usir, aku kan belum lihat yang segar - segar di sini.." ucap Umam dalam hati

"Cempaka....Kenapa harus Jaka yang mengusirnya?" ucap Arya Sentanu heran.

"Sebab Jaka bisa mengusir penunggu hutan itu Ketua..." ucap Cempaka masih ketakutan.

"Tenang Bi... Dia sudah pergi kok..." ucap Udin.

"Jaka...." ucap Puspita Diningrum.

"Dalem eyang putri" ucap Udin.

"Apakah Jaka bisa berkomunikasi dengan penunggu hutan itu..?" ucap Puspita Diningrum.

"Bisaa Eyang ...Apakah eyang putri mau bicara sama penunggu hutan itu?" ucap Udin.

"Tidak..... Eyang putri hanya minta tolong,kasih tahu pada dia,jangan ganggu kami.." ucap Puspita berkata lembut.

"Baik Eyang putri...Jaka akan memberi tahu dia kalau dia muncul lagi.." ucap Udin.

Udin kemudian berjalan sambil menghentakkan tongkatnya,Udin ingin masuk ke dunia cincin karena Udin merasa perutnya lapar minta di isi.

"Jaka mau kemana...?" ucap Arya Sentanu.

"Mau ke sungai eyang kakung..." ucap Udin alasan.

"Ooo... Kesungai. di luar sudah gelap Jaka....,lebih baik besok saja..." ucap Arya Sentanu.

Kruucuk...Kruucukk... Suara perut Udin.

"Asem....Kenapa pakai bunyi segala seh..."ucap Udin dalam hati.

"Apakah Jaka kesungai untuk mencari ikan?" ucap Puspita Diningrum.

"Injih Eyang Putri,Jaka ke sungai dulu ya..." ucap Udin.

"Eyang putri gak ngijinin Jaka pergi malam - malam begini.Sebab di sungai itu berbahaya jika sudah malam hari...Ayo ikut Eyang putri...," ucap Puspita Diningrum.

"Ikut kemana Eyang putri..." ucap Udin.

"Makan...." ucap Puspita Diningrum.

"Tapii...." ucap Udin.

"Gak pakai Tapi - tapian Jaka...Kamu di sini sudah kita anggap cucuku. Jadi Kamu gak boleh cari makan sendiri,biar Eyang yang mencarikan untukmu." ucap Arya Sentanu

Arya Sentanu sengaja berkata seperti itu agar cempaka tak mengetahui bahwa Jaka itu adalah cucu kandungnya.

Arya Sentanu,Puspita Diningrum dan Udin berjalan meninggalkan Kamar yang Udin tempati.

Udin mendengar suasana aktifitas di pedepokan Bintang Laut.Suara itu nampak jelas sekali jika sudah malam hari,berberda dengan siang hari,Udin harus mengerahkan pendengaran berkali - kali lipat jika sudah siang hari.

Ada satu sosok berpakaian hitam,menggunakan penutup wajah,Sosok itu mengamati pedepokan Bintang Laut secara sembunyi - sembunyi.

Umam mengetahui sosok berbaju hitam tersebut,namun dirinya tak menanggapinya.

***

Di atas pohon

"Siapa bocah yang bersama Arya Sentanu itu.Apakah bocah itu cucunya?...Kalau iya...Aku akan melaporkan pada gusti prabu" gumam Sosok berpakaian hitam.

***

Namun ada satu suara yang membuat Udin penasaran. Suara itu berasal dari atas pepohonan.

Udin menghentikan langkahnya.

Arya Sentanu yang melihat Udin berhenti menjadi heran.

"Ada apa Jaka...Mengapa kamu berhenti..?" ucap Arya Sentanu heran.

Udin memberi kode agar Arya Sentanu mendekat ke Udin.

Arya Sentanu lalu mendekat ke Udin.

"Apakah Eyang kakung menaruh murid atau guru di pohon untuk berjaga?" ucap Udin lirih.

"Tidak ada Jaka.." ucap Arya Sentanu berkata pelan,Lalu mencari orang yang di maksud Udin.

"Jaraknya kira - kira 21 tombak dari sini Eyang.." ucap Udin.( 1 tombak = 2 meter) .

Arya Sentanu kemudian melihat sebuah pohon yang jaraknya 21 tombak darinya,lalu melesat ke arah pohon tersebut.

Udin meningkatkan pendengarannya sambil mengambil batu di sekitarnya.

Sosok berbaju hitam terkejut,posisinya di ketahui oleh Arya Sentanu,Lalu ia kabur dari pohon tersebut.

Udin mendengar sosok itu akan kabur,Lalu Udin melempar batu ke arah sosok tersebut sambil menggunakan tenaga dalamnya.

Wuuuuutt...Batu itu melesat ke arah sosok baju hitam. Batu itu tak mengenai batang pohon ketika melesat.

Buuuggh....Sosok baju hitam terkena batu yang di lempar oleh Udin.Lalu sosok baju hitam terjatuh ke tanah.

Arya Sentanu sampai ke sosok baju hitam,dengan sigap ia menotok sosok baju hitam tersebut agar tak dapat bergerak. Setelah itu ia membuka penutup wajah sosok baju hitam.

Nampak terlihat wajah sosok baju hitam itu melalui cahaya obor yang tak jauh darinya,dan ada ikat kepala,ikat kepala tersebut ada sebuah lambang kerajaan.

"EH.....!!!?? Arya Sentanu terkejut saat melihat lambang kerajaan tersebut.

"Kerajaan Awan....!!" ucap Arya Sentanu.

Udin berjalan mendekat ke Arya Sentanu.

"Eyang....Siapa dia....?" ucap Udin.

"Anak buah Raja Kerajaan Awan..." ucap Arya Sentanu.

"Kenapa dia gak bergerak - gerak Eyang..." ucap Udin heran,Sebab ia mendengar sosok itu masih bernafas tapi tak bergerak.

"Eyang menotok dia Jaka....." ucap Arya Lesmana.

"Ooo...Menotok...

"Menotok itu apa Eyang....?" ucap Udin penasaran.

Udin belum mempelajari ilmu tersebut karena Badrun lupa memberikan ilmu itu pada Udin.

"Totok itu menekan saraf di titik tertentu sambil menggunakan tenaga dalam,agar orang yang terkena totok tak bisa bergerak,Nanti eyang akan mengajarimu." ucap Arya Lesmana.

Tak lama kemudian datanglah para Guru dan murid - murid pedepokan.Semuanya Wanita.

"Ikat dan kurung dia..." ucap Arya Lesmana.

"Baik ketua...." ucap Para guru dan murid.

"Wuuiihhh.... Yang bisa lihat saja gak tahu ada penyusup. Cocoknya Jaka jadi pemeran si buta dari goa hantu.Pasti banyak yang nonton." ucap Umam dalam hati.

Udin beserta nenek dan kakeknya melanjutkan kembali jalannya ke arah ruang makan.

"Jaka..." ucap Umam telepati.

"Dalem paman Umam..." ucap Udin telepati.

"Ikut aku yuk..." ucap Umam telepati.

"Ikut kemana Paman?" ucap Udin telepati.

"Main Film...." ucap Umam telepati.

"Main Film itu apa Paman.?" ucap Udin telepati.

"Main Film itu kita bermain sandiwara lalu nanti di rekam menggunakan alat. Lalu rekaman itu akan di munculkan di telivisi.." ucap Umam telepati.

"Sandiwara?Televisi? alat perekam.?? Apa itu Paman...Jaka gak paham.." ucap Udin telepati.

Umam mendekat ke Udin lalu menaruh jari telunjuknya di kening Udin lalu Umam memberi pengetahuan dunia akting serta peralatan syuting dan Film pada Udin .

"EH.....!!!??? Udin terkejut saat menerima pengetahuan itu,sebab ia dapat melihat benda - benda yang di kirim oleh Umam melalui pikirannya serta Film.

"Ada apa Jaka.." ucap Arya Lesmana heran.

"Gak ada apa - apa eyang..." ucap Udin.

"Kalau Jaka main Film,lalu film apa yang Jaka mainkan Paman.." ucap Udin telepati.

"Si Jaka dari goa hantu ...Gimana...Mau Gak... Nanti kamu dapat banyak duit..." ucap Umam telepati.

"Hem....Boleh... Asal Paman juga ikut main ya.?" ucap Udin telepati.

Udin sudah berada di ruang makan lalu duduk.

"Kalau aku ikut main denganmu,terus aku dapat pemeran apa Jak...?" ucap Umam telepati.

" Paman jadi Kliwon...." ucap Udin telepati.

"Diaampuuuutt...Aku ini Raja Jin,bukan Raja Monyet." ucap Umam telepati menggerutu

"Ha....Ha....Ha....Ha....Ha....Ha...." udin tertawa.

Puspita Diningrum dan Arya Lesmana terkejut mendengar Udin tiba - tiba tertawa sendiri.

"Jaka....." ucap Puspita Diningrum.

Udin menghentikan tawanya.

"Iya eyang Putri.." ucap Udin.

"Kenapa kamu tertawa...?"ucap Puspita diningrum.

"Ada semut di pinggangku Eyang..." ucap Udin alasan.

Udin berpura - pura mengambil semut di balik bajunya lalu membuangnya.

"Ooo...Semut..." ucap Arya Lesmana dan Puspita Diningrum.

Puspita Diningrum mengambilkan Nasi serta lauk pauknya.

"Jaka....Buka mulutmu ..Eyang putri mau suapin..." ucap PuspitaDiningrum.

"Jaka bisa makan sendiri Eyang putri..." ucap Udin.

"Jaka... Kami belum pernah menyuapimu saat masih kecil,jadi Eyang Putri ingin menyuapimu..." ucap Arya Sentanu.

"Baiklah Eyang...." ucap Udin.

"Ooo...Jadi seperti itu pengelihatan orang - orang selama ini,Sungguh indah sekali. Tapi sayang... Aku gak bisa melihat secara langsung.." ucap Udin dalam hati mengingat Film yang di berikan oleh Umam.

"Di kunyah dong cah Baguss... Apakah makanan ini gak enak?" ucap Puspita Diningrum melihat Udin diam tak mengunyah makanannya.

"Jakaa....."ucap Umam telepati.

"EH....!!!?? Ya Paman...Ada apa?" ucap Udin telepati terkejut.

"Kunyah makanan di mulutmu,jangan diem saja.." ucap Umam telepati.

"Hehehhehe... Jaka terpesona dengan Film yang paman kirimkan pada Jaka.." ucap Udin telepati.

Udin mengunyah makanan yang ada di mulutnya.

"Cah Baguuss... Apakah makananya tidak enak?" ucap Arya Sentanu.

"Enak kok Eyang kakung." ucap Udin.

"Syukurlah...Eyang pikir gak enak makanannya." ucap Arya Sentanu.

"Eyang Kakung..." ucap Udin.

"Ya... Jaka.... Ada apa?" ucap Arya Sentanu.

"Warna Daun itu warnanya apa?" ucap Udin.

"Rata - rata Hijau jika masih di pohon jaka,Jika sudah tua bewarna Kuning,lalu coklat jika sudah kering,Tapi ada juga yang tidak hijau meskipun masih muda" ucap Arya Sentanu.

Udin kemudian menanyakan warna - warna yang ia lihat di pikirannya itu. Ada beberapa Warna dan benda yang tak dapat di jawab oleh Arya Sentanu,kemudian Udin menanyakan pada Umam. Umam malas menjawab,lalu Umam memberi pengetahuan tentang warna - warna yang ada di alam semesta dan juga nama - nama benda,hewan,dan kehidupan masyarakat, baik itu di kehidupan Udin yang jauh dari alat modern maupun kehidupan yang sudah modern di galaksi lainnya.

Tak terasa Udin meneteskan air matanya karena terharu dan bahagia,begitu mengetahui semua pengetahuan yang di berikan oleh Umam. Sebab selama ini,hanya warna hitam saja yang Udin lihat.
 
Bab 20



"Jaka...." ucap Puspita Diningrum melihat Udin menangis.

Dalem... Eyang Putri." ucap Udin.

"Mengapa Jaka menangis..." ucap Puspita Diningrum.

"Jaka teringat dengan almarhum Ibu,dulu Jaka juga di suapin oleh Ibu.." ucap Udin alasan.

"Ooo... Begitu....

"Kalau Eyang putri boleh tahu...Siapa nama Ibu yang merawat Jaka..." ucap Puspita Diningrum.

Cempaka tak memberi tahu nama orang tua Jaka pada Puspita Diningrum dan Arya Sentanu. Ia hanya melaporkan telah menemukan anak kecil dengan ciri - ciri yang sama ketika Syaifudin masih bayi.

"Rukmana Eyang putri..." ucap Udin.

"Eh....!!!?? Puspita Diningrum terkejut mendengar nama itu di sebut oleh cucunya.

"Apakah Ayah yang merawat Jaka itu bernama Badrun..." ucap Puspita Diningrum memastikan.

"Dari mana Eyang putri tahu....!!!?" ucap Udin terkejut

"Deggh.... Puspita Diningrum tersentak kaget..

"Rukmana adalah teman Eyang putri waktu muda dulu. Kami sempat berpetualang bersama - sama. Kemudian kita bertemu dengan Badrun. Badrun jatuh cinta dengan Rukmana lalu mereka menikah. Setelah itu Eyang putri berpisah.Sampai sekarang tidak ada kabar darinya." ucap Puspita Diningrum.

"Ooo... Jadi Eyang putri teman Ibunya Jaka.." ucap Udin.

"Di mana kuburan Rukmana sayang..." ucap Puspita Diningrum.

"Pantas saja Udin bisa mengetahui penyusup itu,Rupanya Udin telah di latih oleh mereka." ucap Arya Sentanu dalam hati.

"Di samping Rumah Eyang,kuburan Ayah juga di samping rumah,dekat pantai..." ucap Udin.

"Desa apa yang terdekat dengan Rumahmu Jaka...?" ucap Puspita Diningrum.

"Kalau gak salah Desa Jati Luhur Eyang..." ucap Udin.

"Jadi selama ini dia tinggal di sana... Pantas saja aku tak pernah mendengar kabar darinya..

"Terima kasih... Kalian telah menjaga dan merawat cucuku,kamu adalah sahabat terbaikku Rukmana,meskipun sering membuat aku jengkel dan dongkol" ucap Puspita Diningrum dalam hati. Tak terasa air matanya keluar,ketika teringat masa - masa ia bersama Rukmana berkelana kesana kemari.

"Ternyata duniamu sempit ya Jaka.." ucap Umam telepati.

"Sempit?? Kok bisa sempit Paman..." ucap Udin telepati.

"Lah itu... Ibumu berteman dengan Eyangmu,lalu kamu ada di sini.. Kalau gak sempit apa dong?" ucap Umam telepati.

"Iya juga seh...

"Paman Umam..." ucap Udin telepati.

"Hemmm..." ucap Umam.

"Terima kasih ya paman....Paman memberikan pengetahuan kepada Jaka...Jadi Jaka bisa tahu tentang dunia ini "ucap Udin telepati.

Tak terasa piring yang di pegang oleh Puspita Diningrum telah kosong. Isinya telah di makan oleh Udin.

"Sama - sama..." ucap Umam telepati.

"Ya sudah kalau Begitu, Cah Baguss segera tidur,karena Ini sudah tengah malam.." ucap Puspita Diningrum.

"Iya Eyang putri..." ucap Udin.

Udin kemudian turun dari kursi,lalu berjalan sambil menghentakkan tongkatnya.

"Sini Eyang Gendong..." ucap Arya Sentanu.

Udin kemudian di gendong oleh Arya Sentanu.

"Besok pagi... Eyang kakung akan mengajarkanmu jurus menotok," ucap Arya Sentanu.

"Serius Eyang kakung...??? " ucap Udin.

"Iya... Serius Jaka...Tak hanya jurus menotok saja.. Nanti Eyang akan mengajarkanmu jurus - jurus lainnya." ucap Arya Sentanu.

Tiba - tiba Umam memiliki ide untuk menukarkan permintaan Jaka.

"Jaka...." ucap Umam telepati.

"Iya paman...Ada Apa?" ucap Udin telepati.

"Aku akan mengajarkanmu ilmu menghilang,Tapi sebagai gantinya permintaanmu itu akan hilang...Gimana ?" ucap Umam telepati.

"Hemmm..." nampak Udin berpikir.

"Terima aja Boss...Jadi aku bisa keluar dari tubuh Bos..." ucap Luciefer telepati

"Jaka gak mau Paman...Paman harus nemanin Udin hingga jantung Udin berhenti...

"Tadi katanya paman mau ikut Film Si Jaka dari goa hantu....." ucap Udin telepati.

"Diampuuuuttt...." ucap Umam dalam hati.

"Gagal aku membujuk Bocah koplaak ini... Jadi teringat Bos Udin aku...

"Booss..... Aku kangeen pengen ketemu..." ucap Umam dalam hati.

Tak Lama kemudian Udin sudah sampai di tempat tidur.Udin sendirian di kamar tersebut,karena Puspita Diningrum dan Arya Sentanu sudah berada di kamarnya.

"Paman Umam..." ucap Udin telepati.

"Hemm...." ucap Umam.

"Berapa saudara Paman..." ucap Udin telepati.

"Gak ada...Dah sana tidur... Besok pagi kamu latihan Jak.."ucap Umam telepati.

"Jaka belum ngantuk Paman...." ucap Udin telepati.

"Ne anak kok di suruh tidur susah minta ampun..." ucap Umam dalam hati.

"Paman... Kenapa Paman hanya punya 1 istri saja..." ucap Udin telepati

Umam tak menjawab, Umam menidurkan Udin dengan kekuatannya.

Nampak matanya Udin tertutup.

"Nah...Gini kan Enak.... Gak Baik bocah begadang sampai pagi... Aku gak mau nikah lagi....Dah cukup punya istri 1. Istri satu saja bikin aku repot mengurusnya,Istriku gak mau punya pembantu,apalagi istriku ada dua." ucap Umam dalam hati.

Umam memperhatikan Udin yang tertidur.

"Setelah ku perhatikan...Kok seperti Bos Udin ya..... Bos Udin dulu rambutnya juga putih...Jaka juga putih,tapi bedanya hanya di mata saja." gumam Umam

--***---

Esook pagiinya di Pedepokan Bintang Laut.

Nampak Aktifitas Pedepokan mulai terlihat,Ada membersihkan kamar tidur,halaman,ada pula yang mengambil air di sumur.
Burung - burung mulai berkicau.

Udin membuka matanya.

Hooooaammmm.... Udin duduk lalu merenggangkan tangannya.

Udin meraba - raba di sekitar untuk mencari tongkatnya. Setelah ketemu. Udin masuk ke dunia cincin,Karena Udin mau BAB dan mandi.

Umam tak ada di samping Udin,ia pergi ke kamar mandi untuk melihat para murid pedepokan yang sedang mandi.

Baru saja Udin menghilang,Ada seorang Gadis masuk dalam kamar Udin. Ia celingukan mencari keberadaan Udin,Gadis itu adalah Sinta.

"Siaall.... Dia sudah bangun....Jadi telat deh mengambil tongkatnya dia..."ucap Sinta dalam hati.

Sinta kemudian keluar dari kamar tidur Udin.

***

Nampak Umam sedang di kamar mandi tanpa terlihat.

"Wooww.... Sungguh indah pemandangan ini..." ucap Umam dalam hati sedang melihat seseorang sedang mandi.

Ingin rasanya Umam menyentuh,tapi ia takut ketahuan.

"Seandainya ini di luar pedepokan,Dah aku garap dia...." ucap Umam dalam hati.

---***---

Dunia Cincin.

Udin muncul di dalam kamar mandi istana.

Udin baru pertama kali masuk dalam istana,Sebelumnya Udin hanya muncul di gazebo dan kebun buah saja.

"Aku ada di mana ini."ucap Udin penasaran.

Udin meraba - raba yang ada di sekitarnya.

Lalu Udin teringat pengetahuan yang di berikan oleh Umam.

"Ooo...Aku berada di kamar mandi ta....Kebetulan sekali...

Udin mencari tempat gantungan pakaian,setelah dapat,Udin melepaskan pakaiannya,lalu mencari kloset.

Di kamar mandi itu ada kloset duduk.

Ufin telah menemukan kloset dan juga selang tersebut.

Selang 1 dupa,Udin selesai BAB tak lupa menekan tombol di belakangnya.

Udin berdiri,lalu meraba - raba tembok untuk mencari keran yang ada showernya.

Udin menemukan sabun dan sampo lebih dahulu.

"Ooo...Ini namanya sabun..Dan yang ini shampo....

Udin mencium Sabun dan shampo tersebut.

"Hemm....Wangiii.....

Lalu Udin menemukan keran Shower. Udin memutar keran Shower tersebut.

"Waaah.... Seperti mandi hujan saja....

Udin kemudian mandi,tak lupa memakai sabun mandi.

Selang 1 dupa,Udin selesai mandi,tak lupa menaruh kembali sabun dan Shampo di tempat semula. Lalu meraba - raba tembok untuk mencari pakaiannya.

Udin menemukan pakaiannya,lalu mencium pakaiannya.

"Waktunya ku cuci ini bajuku....

"Tapi kalau ku cuci,aku harus ambil bajuku di dekat danau....

"Coba Bos keluar dari kamar mandi,siapa tahu di dibalik kamar mandi ini ada lemari baju.Aku akan mengarahkan Bos." ucap Luciefer telepati.

"Iya Paman..." ucap Udin Telepati.

Luciefer mengarahkan Udin keluar dari kamar mandi.

Kini Udin berada di dalam kamar tidur.

"di sebelah kanan kira - kira 5 tombak Bos...Ada lemari pakaian." ucap Luciefer telepati.

Udin kemudian berjalan ke arah kanan sambil menghentakkan tongkatnya.

Begitu sampai...Udin membuka lemari pakaian tersebut.

Kriiieeet....Suara pintu lemari terbuka.

Nampak tumpukan pakaian dan ada juga yang di gantung. Ukurannya sesuai dengan Udin.

Udin memegang tumpukan pakaian tersebut.

"Yang bos pegang itu Kaos,di samping kotak kaos itu celana panjang, disamping kotak celana panjang itu celana CD." ucap Luciefer telepati.

Udin mengambil Kaos,celana panjang dan celana CD. Lalu Udin memakainya.

"Terbalik Bos kaosnya...." ucap Luciefer telepati ketika melihat Udin memakai kaos terbalik.

Udin melepas lagi kaosnya,lalu membetulkannya,kemudian memakainya.

"Sudah benar apa belum Paman..." ucap Udin telepati

"Sudah Bos...." ucap Luciefer telepati.

Udin kembali ke kamar mandi. Setelah itu mencuci pakaian yang ia taruh di dalam kamar mandi menggunakan Sabun mandi.
Luciefer memberi tahu letak keran air,agar Udin tidak memakai shower buat mencuci pakaiannya.

Selang Satu dupa Udin selesai mencuci pakaiannya.

"Paman..." ucap Udin telepati.

"Ya Bos..." ucap Luciefer telepati.

"Udin mau jemur pakaian di dekat Danau.. Tolong tunjukin jalannya ya... Soalnya Udin baru pertama kali masuk dalam sini..." ucap Udin telepati.

"Siap Boss...." ucap Luciefer telepati.

Udin pun Berjalan menuju arah Gazebo di bantu oleh Luciefer.

"Boss...." ucap Luciefer telepati.

"Iya Paman..." ucap Udin telepati sambil berjalan ke arah Danau.

"Di sini banyak energi Qi... Mengapa Bos tidak menyerapnya.." ucap Luciefer telepati.

"Energi Qi...? Menyerapnya...Maksudnya apa Paman...Udin gak mudeng" ucap Udin telepati.

"Energi itu hampir sama seperti tenaga dalam yang Bos punya... Dengan energi Qi,Bos bisa menjadi pendekar yang tak terkalahkan."ucap Luciefer telepati.

Udin berhenti melangkahkan kakinya.

"Serius Paman.....Lalu caranya gimana?" ucap Udin telepati.

Luciefer mengedarkan kesadarannya untuk memastikan Umam tak ada di dekat Udin.

"Si kutu kupret gak ada di sini.." ucap Luciefer dalam hati.

Luciefer kemudian keluar dari tubuh Udin.

"Mari Bos...Aku gendong bos ke danau...Biar cepat sampai.." ucap Luciefer.

Udin lalu menaiki Luciefer. Luciefer melesat ke arah danau sambil terbang.

"Paman hebat...Larinya kencang sekali...." ucap Udin merasakan terpaan angin di mukanya .

"Aku lagi terbang boss...Bukan lari.." ucap Luciefer.

"Heeee....!!!?? Terbang?... Paman bisa terbang...?" ucap Udin terkejut.

"Bisa Bos..... Nanti Bos juga bisa terbang jika sudah mempunyai energi Qi." ucap Luciefer.

----***----

Dunia nyata

Dalam kamar Udin.

Cempaka masuk dalam kamar Udin untuk membangunkan Udin.

"Loh...Kemana Jaka? Apakah dia sudah bangun.." ucap Cempaka tak melihat Udin di tempat tidur.

Cempaka kemudian keluar dari kamar Udin untuk mencari keberadaan Udin.

----***---

Udin sudah Sampai di dekat Gazebo,Lalu Udin menaruh cuciannya.

Kruucuk...Kruucukk..Kruucuuk... Suara perut Udin.

"Tunggu di sini Bos...Aku akan memgambil buah" ucap Luciefer.

Udin hendak bicara,namun Luciefer sudah tidak ada di tempat.

"Waaauu.... Ternyata Paman Luciefer sama seperti Paman Umam. Kereeennn...." ucap Udin dalam hati.
 
Bab 21



Di kebun Buah.

Luciefer melihat banyak sekali buah - buah langka.

Lalu ia melihat Istana yang tak jauh dari kebun tersebut.

Luciefer tiba - tiba teringat dimana ia pertama muncul di tempat asing lalu kekuatannya hilang begitu saja.

"Ini sama persis tempat di mana aku muncul,lalu kekuatanku hilang. Bos dapat dari mana ya tempat ini...

"Nanti sajalah aku tanya...Sekarang waktunya mencari buah buat Bos..." ucap Luciefer.

Luciefer mengambil buah yang sangat langka dan buah mangga kesukaan Udin.

Tak lama kemudian Luciefer selesai memetik buah ,Lalu muncul di samping Udin sambil membawa buah - buahan.

"Ini Bos buahnya..." ucap Luciefer memberikan buah pada Udin yang sedang duduk di rumput.

Udin telah memakai kalung itu kembali,lalu di sembunyikan di balik kaos yang pakai.

Udin menerimanya.Udin meraba - raba,ia mengambil buah mangga karena sudah hapal bentuknya. Sedangkan buah yang bentuknya berbeda,Udin tak mengambilnya.

Udin memakan buah mangga dengan lahap.

Tak terasa Udin menghabiskan 6 buah mangga.

Heeeeek..... Udin bersendawa.

"Bos...." ucap Luciefer.

"Iya Paman...." ucap Udin.

"Bos dapat dari mana alam di mensi ini?" ucap Luciefer.

"Udin gak tahu Paman...Tiba - tiba sudah ada sejak Udin lahir.." ucap Udin.

"Oooo...Begitu... Oh iya Bos....

"Bos mau aku ajarin menjadi kultifator apa enggak?" ucap Luciefer.

"Kultifator...Apa itu Paman..?" ucap Udin.

"Kultifator itu pendekar yang memakai energi Qi.." ucap Luciefer.

"Mau...Mau..Mau Paman...." ucap Udin.

"Duduklah seperti Bos bersemedi" ucap Luciefer.

Udin kemudian duduk seperti orang bersemedi.

"Tutup mata Bos...

Udin menutup matanya.

"Fokus dan Rasakan energi yang ada di sekitar Bos...Apakah bos merasakan energi itu..." ucap Luciefer.

"Hem...... Ada Paman..." ucap Udin.

"Hisaplah energi itu Bos..."ucap Luciefer.

Udin kemudian menghisap energi Qi yang sangat padat itu.

Tak lama kemudian.

Baammmmm....Baammmm.... Terdengar ledakan energi Qi didalam tubuh Udin.

Udin berada di ranah pendekar pembentukan Qi tingkat 1.

"EH....!!!??? Udin terkejut saat dantiannya terbentuk.

"Itu tadi apa Paman...." ucap Udin penasaran.

"Itu adalah suara dari dantianya Bos...Bos bisa melihatnya sendiri,orang lain tak bisa melihat dantian Bos..." ucap Luciefer.

"Cara lihatnya bagaimana paman? Kan Udin gak bisa lihat.." ucap Udin.

Luciefer lantas memberikan ilmunya pada Udin untuk mengetahui energi Qi tersebut.

Mata Udin sedikit menghitam,karena menerima ilmu dari Luciefer. Setelah itu kembali memutih.

"Sekarang tutup mata Bos,Fokuslah pada tubuh Bos sendiri.." ucap Luciefer.

Udin menutup matanya,lalu fokus yang ada di dalam tubuhnya.

Udin dapat melihat sebuah genangan air di dalam tubuhnya.

"Paman...Itu air apa yang di dalam tubuhku." ucap Udin.

"Itu adalah energi Qi yang Bos miliki..Jika Bos menghisap energi Qi.. Maka air itu akan bertambah sedikit demi sedikit." ucap Luciefer.

"Oooo...Begitu ya.." ucap Udin.

"Nah...Sekarang Bos makan buah ini..." ucap Luciefer sambil memberikan buah bentuknya seperti lambang PLN warna emas.

Udin menerima dan meraba - raba buah yang ada di tangannya.

"Buah apa ini Paman..." ucap Udin heran dan penasaran,karena ia baru pertama kali memegang buah itu.

"Itu buah Petir Boss..." ucap Luciefer.

"Petir....Enggak ah Paman...Nanti Udin di sambar petir lagi." ucap Udin.

"Bos gak bakalan di sambar petir..." ucap Luciefer

"Oo...Begitu...

Udin kemudian memakan buah tersebut.

"Rasanya Aneh Paman... Manis pahit lalu mulut ini seperti kesemutan" ucap Udin sambil memakan buah tersebut.

"Iya...Nanti Bos akan merasa di sambar petir.." ucap Luciefer.

"Hem....Udin gak merasakan petir tuh Paman.." ucap Udin.

Udin menghabiskan buah tersebut.

Tak lama kemudian,Udin merasakan perutnya seperti melilit. Tubuhnya seperti tersengat. Makin lama makin sakit.

"AAAAAAAAAA......SAKIIIITTTT.........

"PAAAMAAAAAAAAAAN.....

"TOLOOOOOOONGGGG......." Teriak Udin mengerang kesakitan.

"Tahan Boss....Energi petir masuk dalam tubuh Boss..." ucap Luciefer.

----****---

Di tempat yang sangat jauh sekali.

Nampak seorang wanita muda sedang duduk di sebuah restoran. Wanita muda itu mengelilingi alam semesta untuk mencari kekasih hatinya.

"Kang mas... Kamu ada di mana...

"Sudah ratusan planet aku kunjungi,namun aku belum juga menemukanmu" ucap Wanita muda itu.

Ketika dia hendak mengambil gelas berisi air teh,tiba - tiba gelasnya terbelah.

"EH.....!!!?? Wanita muda itu terkejut.

"Mengapa gelas ini tiba - tiba terbelah ya..."gumam wanita itu.

Wanita itu adalah Clarissa Yue Yan.

----***---

Dunia tempat tinggal Udin.

Cempaka mencari keberadaan Udin. Namun tak kunjung menemukan Udin berada.

"Gawaat... Apakah Jaka di culik oleh kawanan penyusup kerajaan Awan.Jika di culik maka akan terjadi peperangan" ucap Cempaka dalam hati.

Sedangkan Umam nampak menikmati pemandangan murid pedepokan yang mandi di sungai.

"Tiap hari begini mah mataku jadi sehat....Dari pada di rumah,mataku sakiiiit.......yang kulihat tumpukan baju kotor teruss......" ucap Umam dalam hati.

Tiba - tiba ia di telepati oleh istrinya.

"Akang..."ucap Sri telepati.

"Iya Beb..." ucap Umam telepati

"Apakah Jaka sedang tidur?"ucap Sri telepati.

"Waduh...Aku jawab apa ini,kalau bangun pasti langsung ke sini lalu minta ijin ke Jaka" ucap Umam dalam hati.

"Jaka lagi tidur Beb.." ucap Umam telepati.

"Temenin Zahra bermain. Sebab aku lagi sibuk.." ucap Sri telepati.

"Baik ayank Beb..." ucap Umam telepati.

"Apes daah.... Belum sehari aku lihat,dah di panggil.." ucap Umam dalam hati.

Umam lalu menghilang.

---***---

Dunia Cincin.

Nampak Udin pingsan karena tak kuat menahan sakit yang ia rasakan.

Selang 16 dupa,Udin tersadar.Udin bangun lalu memeriksa tubuhnya.

"Boss...." ucap Luciefer.

"Iya Paman...Mengapa Paman gak memberitahu jika setelah Udin makan akan merasakan sakit.." ucap Udin.

"Kan sudah aku bilang tadi setelah Bos makan." ucap Luciefer.

"Iya juga seh....

"EH....!!!!??? Berapa lama Udin tidur tadi Paman..." ucap Udin.

"4 jam saja Boss..." ucap Luciefer.

"4 jam.... 4 dupa kah paman?" ucap Udin.

"16 dupa Bos... " ucap Luciefer.

"Paman...Udin mau keluar.. Ikut apa enggak.." ucap Udin.

"Ikut Bos...." ucap Luciefer.

Luciefer berubah menjadi kabut lalu masuk kedalam tubuh Udin.

Udin kemudian menghilang di dunia Cincin.

----***----

Dunia Nyata.

Siang hari.

Nampak seluruh penghuni Pedepokan mencari keberadaan Udin. Karena Cempaka tak menemukan Udin,lalu melaporkan pada Arya Sentanu. Arya Sentanu memerintahkan seluruh guru dan murid mencari Udin di sekitar pedepokan.

Nampak di sebuah kamar ketua pedepokan Bulan Laut ada seorang wanita tua terbaring lemah,karena terkejut mendengar cucunya menghilang.Wanita itu adalah Puspita Diningrum.

"Di mana kamu cucuku...Baru sehari aku bertemu denganmu. Mengapa kamu menghilang.." ucap Puspita diningrum.

Di kamar yang di tempati Udin.

Udin muncul di tempat tidur.

Udin mendengar suara menyebut - nyebut nama samarannya.

"Jakaaaa.....

"Jaakaaaaa.....

"Nah kan...Mereka mencariku..." ucap Udin.

Udin meraba - raba mencari Walkmannya yang ia simpan di balik bantal.Setelah dapat Udin menaruh walkmannya di kantong celana, Udin kemudian berjalan keluar kamar.

Di depan pintu kamar Udin,ada seorang wanita hendak melewati kamar yang Udin tempati.

Wanita itu melihat pintu kamar terbuka sendiri.

"EH....!!!??? Wanita itu terkejut lalu menghampiri pintu kamar tersebut.

Nampak Udin berjalan sambil memghentakkan tongkatnya.

"Jakaaaaa...!!!." seru Wanita itu.

"Iya Mbaak...." ucap Udin.

"JAKAAAAA SUDAH KETEMUU....JAKA SUDAH KETEMU...." teriak wanita itu.

Orang - orang yang mendengar teriakan wanita itu lantas berlari ke arah sumber suara tersebut.

***

Puspita Diningrum juga mendengar suara teriakan tersebut.

"Cucuku...." ucap Puspita Diningrum.

Entah mengapa tiba - tiba Puspita diningrum mendapat sebuah energi,Lalu ia bangun dari tempat tidurnya,lalu berjalan cepat ke arah sumber suara tersebut.

***

Satu persatu orang - orang berdatangan ke arah Udin.

"Mbak....Ada apa ini.?" ucap Udin.

"Kami mencarimu Jaka....Sebab Guru cempaka mencarimu tak kunjung menemukan dirimu." ucap Wanita yang berteriak tadi.

Sinta datang ke tempat Udin.

"Dasar bocah sialan...Baru kemarin datang sudah membuat gempar di pedepokan ini.." ucap Sinta dalam hati.

"Ooo...Begitu...Jaka gak kemana - mana kok,Tadi Jaka di atas genteng untuk menjemur baju,biar cepat kering.." ucap Udin alasan.

Para murid dan guru melihat pakaian yang di pakai oleh Udin. Mereka heran dan penasaran,sebab baru pertama kali melihat pakaian tersebut.

"Itu yang di pakai oleh jaka pakaiannya aneh...Tapi lucuu...

"Iyaaa.... Ada gambar kereta kuda...

"Beli di mana ya baju itu...Aku ingin beli...

Arya Sentanu datang menghampiri Udin,lalu memeluk Udin.

"Jangan menghilang lagi ya cucuku...Kami di sini khawatir..." ucap Arya Sentanu.

"Maaf Eyang kakung...Tadi Jaka ketiduran di atas genteng setelah mencuci pakaian Jaka.." ucap Udin alasan.

"Oooo....Pantas saja kami cari tak ada..***panya Jaka tidur di atas genteng to.." ucap Arya Sentanu.

Tak lama kemudian Puspita Diningrum datang menghampiri Udin. Para penghuni pedepokan memberi jalan.

Puspita Diningrum memeluk Udin ketika ia sudah sampai di tempat Udin berada.
Setelah itu melepaskan pelukannya.

"Kamu dari mana cah baguss.....Eyang Putri mengkhawatirkanmu" ucap Puspita Dinigrum.

"Maaf Eyang putri...Tadi Jaka ketiduran di atas genteng setelah selesai menjemur pakaian." ucap Udin.

"Oalah.... Nanti biar Bibimu yang mencucikan pakaianmu..." ucap Puspita Diningrum.

"Injih Eyang putri..." ucap Udin.

Puspita Diningrum hendak menggendong Udin di depan.Lalu di tahan oleh Arya Sentanu.

"Cempaka...Bawa Jaka keruang makan." ucap Arya Sentanu.

"Baik Ketua..." ucap Cempaka.

Cempaka lantas mengendong Udin di depan.

Cempaka menghirup aroma wangi di tubuh Udin.

Kemudian Arya Sentanu,Puspita Diningrum dan Cempaka berjalan ke arah ruang makan.

"Jak.... Tadi kamu mandi pakai apa?"kok wangi banget." ucap Cempaka.

"Mandi pakai sabun dan sampo Bi..." ucap Udin.

"Terus bajumu beli di mana?" ucap Cempaka.

"Waduuuh... Aku harus jawab apa ini... " ucap Udin kebingungan.

"Ini kenang - kenangan dari almarhum Ibuku Bi..." ucap Udin.

"Apakah Sabun dan Shampo juga kenang - kenangan dari ibumu Jak..." ucap Cempaka.

"Iya Bi..." ucap Udin.

"Almarhum Ibu Jaka belinya di mana?" ucap Cempaka penasaran.

"Jaka gak tahu Bii...Jaka tahunya tinggal pakai saja.." ucap Udin.

"Siall... Mengapa aku selalu berbohong ketika berpetualang seh,tapi kalau gak berbohong nanti mereka curiga padaku..." ucap Udin dalam hati.

Udin sudah sampai di ruang makan,Lalu Puspita Diningrum mengambil makanan untuk Udin. Setelah ia menyuapi Udin.

Arya sentanu mengamati kaos yang di pakai oleh Udin.

"Beli di mana ya mereka,apik tenan e...." ucap Arya sentanu dalam hati.

Arya Sentanu melihat benda yang menojol di balik kaos Jaka.

"Jaka...." ucap Arya Sentanu.

Tak.....Kepala Arya Sentanu di pukul memakai sendok oleh Puspita Diningrum.

"Jaka lagi makan,Ojo dijak ngobrol to.." ucap Puspita Diningrum.(Jangan di ajak ngobrol)

Udin mendengar kepala Eyang kakung di pukul oleh eyang putri lantas tertawa.

"Ha...Ha....Ha...Ha..."Udin tertawa sambil mengeluarkan isi dalam mulutnya.

Uhuuk...Uhhuuuk...Uhuuk...Udin kesedakan.

"Tenan To.... Lagek wae di omongi..." ucap Puspita Diningrum sambil menyodorkan gelas berisi air minum.(Benar kan...Baru saja bicara)

Arya Sentanu diem saja tak bicara,sebab jika jawab,yang ada kena omelan lagi dari istrinya.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd