Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Petualangan Windy

cheeeerrrrsss.....surprisee...update nongol di mari yaa..
semoga tidak membuat para suhu besar kecewa dan marahh.... mohon dimaklumi lagi banyak gawe.
selamat menikmati


...............................................................................................................................................................................................................................................

Sprei Yang Ternoda


Drrrrttttttttttt………..drrrrrrrrrrrrtttttttttttttt…………suara getaran handphone itu terus berbunyi. Windy tergeragap dan bingung harus berbuat apa. Tangan kanannnya hanya memegang hp tersebut sambil menatap Roy yang sedang menindihinya. Sejenak, rasa perih di memeknya hilang tergantikan rasa takut melihat nama Ibu terpampang di layar telepon. Roy mengangguk, memberi kode agar Windy mengangkat telepon tersebut agar ibunya tidak khawatir.
Setelah mengatur nafas yang tadi memburu, Windy memencet tombol bergambar telepon dan mulai menyapa
“Asssalamualaikum, bu…” ucap Windy sehalus mungkin agar ibunya tidak curiga
“waalaikumsalam. Udah sampai kos belum nduk?” Tanya Ibuya dari balik telepon
“Udah, bu…ini baru nyampai kos” ucap Windy sambil menahan desahannya, karena pada saat itu Roy pelan pelan menarik batang kontolnya dari vagina Windy, membuat Windy merasakan gesekan nikmat di klitorisnya.
“Ohh..ya sudah kalau udah sampai kos, ibu khawatir kalau kehujanan”
“eehhmmmm….iiii….iyaa bu….Cuma ke…hujaanan dikit kok” Ucap Windy tertahan karena Roy mulai menusukkan batang kontolnya kembali ke dalam vagina Windy. Windy hampir tidak bisa menahan desahannya, saat mulut Roy mengenyot payudaranya dan menjilati putting susunya dengan lidah.
“Kamu kenapa nduk?” Tanya ibunya
“nggg nggg aakk apa apaa buuk… eehhmm inni…saambil beberrres buukk eehhhmm….” Sahut Windy sementara giginya menggigit kedua bibirnya agar tiddak mengeluarkan desahan. Karena Roy sekali lagi menarik batang kontolnya dari liang vagina Windy.
“Oh ya sudah istirahat ya udah malam. Udah dulu ya nduk, wassalamualaikum” tutup ibunya
“hhee…iiya bbuuu……wa..waalaikumsalam” usai mengucap salam, Windy langsung menutup telepon dan mencubit pinggang Roy.
“Kamu nakal banget sih yank..kalau ibu curiga gimana?” protes Windy.
Roy tidak menjawab protes Windy, hanya saja tanpa aba-aba, Roy langsung menghujamkan batang kontolnya ke dalam liang vagina Windy. Membuat Windy sontak berteriak “Aaawwwwwwwwwwwwww yaannnnkkkkkkk pelan-pelan!”
Tapi Roy tidak mengindahkan protes Windy. Manakala ujung kontolnya menyentuh dasar vagina Windy, dengan cepat ditariknya ke atas kontol tersebut secara cepat, dan lagi-lagi, begitu sudah di mulut vagina, Roy menghujamkan kontolnya. Gerakan it uterus menerus dilakukannya membuat Windy hanya bisa berteriak.
“aaaaaaaaaaahhhhhhhhhhh aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhh yaaaaaaaaaaaaankkkkkkkkkkkkk……..oooouughhhh yyaaankkkkkkkkkkkk eeeeeeemphhhhhhhh……”
Liang vagina Windy yang sempat mongering saat menerima telepon dari ibunya, kembali basah oleh gerakan kontol Roy yang mengaduk aduk liang vaginanya yang masih sangat sempit. Apalagi, lidah Roy semakin liar menjelajah bukan hanya di payudara Windy saja, namun dengan ganas menjilati leher hingga meninggalkan cupangan merah di beberapa bagian leher itu.
Windy yang kembali terbakar birahinya, berusaha mengimbangi Roy. Kedua kakinya melingkar di pinggul Roy. Sementara tangan kirinya memeluk leher kekasihnya dan tangan kanannya sibuk menelusuri setiap bagian punggung pria yang baru saja merobek selaput daranya itu.

Tidak ada lagi suara protes dari mulut Windy. Yang ada hanyalah desahan kenikmatan manakala batang kontol Roy menusuk vaginanya yang baru pertama kali dimasuki kontol tersebut.
“eehhmmpppp ……….aaawwwwwwwwwww……… yaaaaaaaaaaaannkkkkkkkkkkk eeeeeeeeeeennnnnnnnnaaaaaaaaaakkkkkk yaaankkkk….. aarggghhhhhh……………..”
Suara Windy menceracau menandakan dirinya mulai merasakan kenikmatan yang luar biasa. Sesekali, kedua bibir mereka saling berpagut dan bertaut lidah. Rambut Windy mulai tak beraturan dan tubuh keduanya kini mulai dibanjiri keringat menandakan betapa kerasnya kedua insan ini berpacu menuju puncak gairah mereka.
Pinggul Windy kini mulai bergoyang berlawanan arah dengan gerakan pinggul Roy, membuat kedua alat kelamin mereka saling bertabrakan dan menimbulkan suara kecipak yang berasal dari cairan kewanitaan Windy yang deras mengalir. Tangan Roy pun dengan liar meremas payudara Windy dan sesekali memainkan putingnya yang Nampak membesar. Panasnya nafsu kedua manusia ini dalam kamar, berbanding terbalik dengan cuaca di luar kamar yang semakin dingin akibat hujan yang masih terus mengguyur.
“oooughhhh yaaaaaaaaankkkk…….aaaaaarrgghhhhh……tteeeeeeeerruuuussssss aarrrrgghhhh……”
Windy terus mendesah, tubuhnya bergoyang ke kiri dan ke kanan namun tubuh Roy yang menindihnya membuat Windy hanya mampu mendongakkan kepala saat menikmati serbuah gairah yang datang melalui vaginanya. Saat letupan letupan kenikmatan itu menyengatnya, Windy hanya mampu mendongakkan kepala dan mengangkat dadanya, membuat kedua payudaranya semakin lekat menempel di dada telanjang Roy. Hal ini menimbulkan kenikmatan yang berlipat datangnya dari vagina dan juga payudaranya yang polos dengan putting yang membesar.
Deraan kenikmatan yang semakin membuncah membuat Windy semakin liar meronta dalam tindihan Roy. Pinggulnya kini semakin cepat melayani tusukan batang kontol Roy di vaginanya. Kedua kakinya mengangkang dan tertekuk membantu Windy semakin kuat mengangkat pinggulnya, saat Roy menusukkan kontolnya. Akibatnya, ujung kontol Roy pun dengan mudah menghujam dasar vagina Windy yang menimbulkan getaran hingga ke ubun-ubun kepala Windy.
“yaaankkk aaaaaaarrggghhhh ….leebbiiihh cceeeeeeeeeeeepatt aawwww….yaaankkk massuukiinnnyaaaaaaaaa.. yaaankkkk aaaaacchhhhhhhhhhhhh…….”
Windy semakin tak kuat menahan gempuran kontol Roy. Hingga dirinya merasa hampir tiba di tujuan gairahnya.. Roy yang menyadari kekasihnya hendak menikmati puncak orgasme, mulai membakar gairah Windy..
“apanya yaankk yang dimasukin?” bisik Roy di telinga Windy
“Kkkoooonntttooollllllmmuuuuu yaaaaaaaankkkk” jawab Windy lirih sambil mendesah
“Apa yank? Aku gak dengar?” Tanya Roy
“Koonnttttoolll…….arghhhh yaaaaaaaaaaaankkkkk kooonnnttttttttttoooooooolllll…..”Windy melenguh, menahan siksaan nikmat di tubuhnya
“Apa yank? Kurang jelas?” Tanya Roy membakar gairah Windy
“Aaarggg yaaannnkkk…..Kontoooooooooooolllllllllllllll aaaaaaaaaaarrrhhhhhhhhhh kooonnnnnnttttooollll…..yaaaaaaaaaaaaaankkkkkk” kali ini Windy menjawab setengah berteriak. Windy tidak peduli apakah suaranya didengar orang dari luar kamar.
Roy tersenyum melihat pacarnya yang semakin binal dan tak mampu mengendalikan birahinya. Windy sudah melupakan jati dirinya, sebagai perempuan yang selalu berhijab dalam penampilannya. Kini Windy sudah menjadikan dirinya pelacur dan budak sex untuk menikmati kenikmatan.
“masukin kemana sayank?” bisik Roy lagi
“Meee…………..meeeeeeeeeeeeeekkkkkk ooouhhhh….meeeeeee ……………meeeeeeeeekkkkkkkkkkkkuuu” kali ini Windy menjawab hampir berteriak. Kedua matanya terpejam, sementara kepalanya hanya mampu bergeleng ke kiri dan ke kanan. Kedua tangannya memeluk tubuh Roy erat-erat dan menindihkannya untuk menumpu pada kedua payudaranya yang semakin terhimpit namun justru menimbulkan kenikmatan luar biasa.
“apa sayank?” Tanya Roy
“ Memmm………meeeeeeeekkkkkkkkkkkk…!!! Oooougghhhh yannnnnnnnnkk……oooohhhhh kontolllllllll yaaaaaaaaaaankkkkk………………kooooooooooooonnnnnnnnnnnn…………….tooooooooooooolll………yaaankkkkk eeennaakkkkkk kooooonnnn……..aaaahhhh …tooooollllll yaaaaaaaaaaaaaaaaankkkkkkkkk…….”
Tubuh Windy meronta hebat. Kedua kakinya membelit pinggul Roy bersamaaan dengan sengatan orgasme yang dirasakan di vaginanya. Mulut Windy menceracau binal, hingga terdengar ke luar kamar. Untungnya, deras hujan menutupi teriakan nakal Windy yang malam itu tak ubahnya seperti seorang pelacur. Windy benar-benar melupakan statusnya sebagai seorang yang relijius, dan membiarkan birahi menuntunnya menjadi seorang liar dan binal.
Pinggul Roy pun menindih pinggul Windy dan membenamkan batang kontolnya sedalam dalamnya di liang vagina Windy. Terasa sekali, vagina Windy begitu kuat menjepit kontolnya, karena vagina itu baru pertama kali dimasuki oleh kontol seorang pria.
Bibir Windy dengan cepat memagut bibir Roy dan melumatnya dengan buas, dan kedua tangan Windy menarik tubuh Roy agar semakin menghimpit payudaranya. Peluh yang menetes di tubuh keduanya, membasahi sprei Kasur Roy. Dua menit Windy bertempur dengan kenikmatan birahinya yang untuk pertama kali dirasakannya. Dijepitnya batang kontol Roy dalam lubang vagina sempitnya, sampai kemudian Windy yang mulai pulih kesadarannya pun terkulai lemas. Diluruhkannya kedua kaki dari pinggul Roy dan berdiam diri di bawah tindihan kekasihnya sambil mengatur nafasnya yang serasa memburu. Payudara Windy naik turun dengan cepat, berbenturan dengan dada Roy yang masih basah oleh keringat. Mata gadis berambut lurus itu, terpejam, membayangkan kenikmatan yang sangat dahsyat yang baru saja dirasakannya. Hatinya bergejolak, karena kini dirinya sudah tidak perawan lagi. Di satu sisi, kenikmatan yang baru saja dirasakannya, seolah menindih penyesalannya karena melepas mahkota yang paling berharga miliknya itu.
Roy membiarkan Windy menikmati segala pikirannya dan sejenak mengembalikan tenaganya yang baru saja digunakan untuk menggempur tubuh Windy. Hati Roy bersorak, karena berhasil menembus vagina Windy dan menikmati sempitnya vagina perawan kekasihnya tersebut. KOntolnya yang masih mengeras, dibiarkan bersemayam di lubang vagina Windy yang mulai mongering dan menyempit lagi. Dadanya menikmati payudara Windy yang naik turun dengan cepat.
Sejenak kemudian, Windy membuka mata dan melihat Roy sedang menatapnya lembut. Roy segera mengecup bibir kekasihnya dan melumatnya sebelum Windy memintanya untuk turun dari tubuhnya.
“aku ke kamar mandi dulu yank…” pinnta Windy
Roy mengangguk dan perlahan-lahan mengangkat pinggulnya untuk menarik batang kontolnya dari lubang vagina Windy.
“aaaaww…..pelan-pelan yank….” Kata Windy sambil sedikit meringis. Sebab, vaginanya kini mulai mongering sehingga saat Roy mencabut batang kontolnya terasa cukup perih karena vagina itu masih sangat sempit. Terdengar bunyi kecipak, saat Roy selesai mengeluarkan batang kontolnya dari vagina yang dipenuhi bulu jembut lebat itu.
Roy pun turun dari atas tubuh telanjang Windy, yang segera bangkit berdiri dan menuju ke kamar mandi. Di kamar mandi, Windy buang air kecil dan sekaligus membersihkan vaginanya. Disekanya tubuh penuh keringat itu dengan handuk dan mencuci wajahnya dengan air sehingga Nampak segar. Setelah usai, Windy pun kembali ke dalam kamar sambil tetap telanjang bulat. Dilihatnya Roy sedang duduk sambil melihat handphonnya, dengan batang kontol yang mengacung tegak.
Windy pun segera duduk di samping Roy, dan tangannya langsung meremas batang kontol tersebut. Dikocoknya kontol yang baru saja merobek selaput daranya itu dengan lembut. Sementara, tangan Roy tak mau kalah, langsung meremas payudara kanan Windy yang Nampak bebas tergantung tanpa ada yang menutupi. Dipelintirnya putting payudara itu sesekali dan mendaratkan bibirnya di leher Windy yang jenjang.
“Mau diterusin gak?” Tanya Windy manja sambil mengerlingkan matanya ke arah Roy
“Ayok kalau udah siap” Jawab Roy cepat.
Windy segera melepaskan tangannya dari kontol Roy, dan langsung bergerak membalikkan badan memunggungi pacarnya. Roy tercekat, saat melihat pacar yang baru saja diperawaninya itu, langsung mengambil posisi menungging, memamerkan bongkahan pantatnya yang bulat, dan juga terlihat gundukan vaginanya di bagian bawah.
Tanpa menunggu lama, Roy segera bangkit dan mengambil posisi di belakang tubuh Windy,serta mengarahkan batang kontolnya ke lubang vagina yang Nampak merekah merah tersebut. Dilihatnya, lubang anus Windy terlihat cukup sexy, namun Roy belum ingin menggunakan lubang itu, karena lubbang kenikmatan Windy masih cukup sempit karena baru saja dibuka segelnya.
Begitu ujung kontol Roy menyentuh bibir vagina Windy, dengan cepat Roy menusukkan batang kontol yang keras itu ke dalam vagina Windy membuat Windy terlonjak dan berteriak…
“Aaaaaaaaaaaaaawwwwwwwwwww……….. yaaaaaaaaaankkkkkk……….oooooogghhhhhh… yaankkk pelaaaaaaaaaaaaaannnnnnnnn-pelaaaaaaaaaaannnn……..aaaaaaaaaaarrrrgggg…..eeeeeeeeempppphhh….sssssssshiiiiiiiiiiittttttttttt…..”
Windy terus berteriak, karena Roy tidak mengindahkan permintaannya untuk mengurangi kecepatannya menusukkan batang kontol ke dalam lubang vagina Windy. Tangan Windy menahan tubuhnya yang tergoncang hebat karena Roy mennggunakan kekuatannya mendorong batang kontol hingga melesak sampai dasar vagina Windy.
“plaaak…..plaaaaaaaaaakkk…………oooughhhhh….ssssssssssssssssshhhhhhhhhh aaahhhh….aaaahhh………….”
Suara Windy berbaur dengan suara kecipak dari vagina yang sudah dibanjiri cairan kewanitaan tersebut. Sesekali, tangan Roy menjamah payudara Windy yang terayun-ayun di bawah tubuhnya. Diremasnya payudara tersebut menjadikan api dalam tubuh Windy semakin membara.
Roy terus mendorong pinggul Windy dengan cepat, membuat Windy kepayahan. Kini Windy tidak mampu lagi menggunakan tangannya untuk menopang tubuhnya, dan meletakkan kepalanya di atas Kasur Roy.
“oooogghhhh yaaannkkkkk teeeeeeeeerrrrrussssssssssss ooohhhhhhh kooooonnn…..toooollllll………..yaaaaaankkk sssshshhh kooonnn….ttttttttooooooolllllll…………….oooughhhh aaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhh yyyyyyaaankkkkk…….”
Mulut Windy mendesah menceracau memanggil kontol Roy. Hal ini membuat Roy semakin beringas menusuk lubang vagina Windy. Mata Windy hanya terpejam, merasakan kenikmatan luar biasa yang terjadi di vaginanya. Kini tangan Windy sesekali meremas payudaranya sendiri, saat Roy tidak meremas payudara tersebut. Hal ini menjadikan semburan birahi dalam tubuhnya semakin deras mengarah menuju liang vagina yang sedang dihajar oleh kontol milik sang kekasih.
Tubuh Windy pun semakin menegang, seiring dengan sodokan Roy yang masih saja menghajar lubang vaginanya dengan liar. Tangan kanan Windy pun masih sibuk memainkan payudara kirinya, dan memelintir putting merah tersebut.
“oooughhh…yaaaaaankkkkkkkkkkkk terrrr……aahhhhhhhhh….uuuuuuuuuuussssssss…..aakkk…uuuuu… mmmmm……mmmmmaaaaauuuu kkkelll……oughhh oughhhh keluuuuuuu…..arrrrrrrrrrrgggggggggg.hh….. ooougghhhh yaaaaaaaaaankkkkk masssssukkk …….aaaaaaaaan koooonntttttt…………….ttooollllll aaaaaaaaaawwwwwwwhhhh…………”
Windy semakin tidak bisa mengendalikan diri. Kepalanya dikibaskan ke kiri dan kanan dengan cepat. Pinggulnya pun bergerak berlawanan dengan arah pinggul Roy. Kedua tangan Roy, memegang pinggul Windy agar tidak luruh ke bawah. Roy tahu, sebentar lagi Windy akan mencapai orgasme yang kedua kalinya. Itulah mengapa, Roy semakin mempercepat tusukan kontol ke vagina Windy membuat keringatnya mengalir deras membasahi tubuh dan menetes ke pantat Windy menjadikan bongkahan pantat itu mengkiilat dan Nampak sexy.
“yyyyyyaaaaaayyyyaaaaaaaaaankk…….ougghh eenn……nnaaakkkkkkkk yaaaaaaaankkkkk….oooohhhh…..kooonn….toollllmmmmmmmmmuuuu…sshshhh ooughhhh…koooonn…..tttttttttttooooooooooooollllllllllll….. yaaaaaaaankkkkk….aaahhhhh….aaakkkuuuu kkeeeeeeee….luaaaaaar yaaaaaankkkkkkkk oooooghhh kooontooooollll kooooooooooooontttttttttttooollllllllllllllllllllllllllll…….”
Windy berteriak menyebut kontol, saat badai kenikmatan itu menghampiri vaginanya. Terlebih, Roy yang tanggap langsung menghajar lebih cepat lubang vagina itu menjadikan Windy semakin tak kuasa mengendalikan pikirannya. Dalam otaknya, hanya ada batang kontol milik kekasihnya, sehingga saat orgasme hebat mendatanginya, mulutnya pun dengan fasih menyebutkan kontol tersebut.
Windy mengejan dengan hebat, namun tangan Roy yang memegang pinggulnya membuat Windy tidak bisa bergerak leluasa. Kepalanya pun terangkat dan mulutnya membuka sambil terus berteriak mengekpresikan kenikmatan yang lebih hebat dibandingkan orgasme pertamanya tadi. Baru kali ini, Windy menikmati orgasme lebih dari sekali.
Ketika badai kenikmatan itu berlalu, tubuh Windy pun terjerembab ke Kasur. Tubuhnya terkulai lemas dan hanya menyisakan pinggulnya yang masih tertahan tangan dan kontol Roy yang menyelip di dalam vaginanya. Roy yang juga merasa hendak mencapai puncak orgasme, seperti tidak ingin kehilangan momentum.
Dibaliknya tubuh Windy hingga telentang, menjadikan payudara Windy yang naik turun dengan cepat terlihat jelas. Diangkatnya kedua kaki Windy dan ditekuk ke atas sampai menempel ke pundak Windy. LUbang Vagina Windy kini menghadap ke atas dan Nampak mengkilap setelah dibanjiri cairan kewanitaannya. Dengan sigap, Roy mengarahkan batang kontolnya dan didorongnya cepat hingga seluruh batang kontol itu, terhisap lubang vagina rapat Windy.
Tubuh Windy yang setengah terlipat, kini ditindih Roy yang dengan bernafsu, mencumbu leher Windy dan kembali membuat cupang merah di leher yang jenjang tersebut. Windy yang lemas, hanya bisa menahan berat badan Roy dan pasrah saat vaginanya yang belum sepenuhnya selesai berdenyut karena orgasme, kembali ditusuk batang kontol Roy. Menjadikan cairan kewanitaannya kembali terpacu membasahi lereng vagina merahnya.
Windy tidak bisa berbuat apa-apa, karena kedua tangannya dipegang oleh tangan Roy yang berada di balik lututnya dan menekuk lutut itu hingga menempel ke pundak Windy. Bibir keduanya kini saling berpagut dan menjadikan Windy tidak bisa mendesah dengan jelas. Hanya suara nafas keduanya yang saling berpacu melawan dinginnnya malam dari hujan yang mulai mereda.
Roy tak mengurangi tusukannya pada vagina Windy, sehingga membuatnya merasa tak lama lagi akan mencapai orgasme seperti pacarnya itu. Windy pun sepertinya mengalami hal yang sama, orgasme yang belum lama dirasakannya, kini serasa hendak menghampirinya lagi. Sehingga Windy pun dengan sisa tenaga yang ada mencoba mengimbangi gerakan pinggul Roy yang terasa sampai ke dasar vaginanya.
“mmpphhh…..pppffttt…ssluurrppphh…uuuufffttttttttttttttttt…..”
Demikian suara bibir keduanya beradu dan seling menaut lidah.
Sesekali Windy merapatkan kedua pahanya namun sulit karena terhalang tubuh Roy yang menindihnya. Namun hal itu sudah cukup mampu memaksa Roy merasakan jepitan vagina Windy yang sempit semakin hebat. Nafas Roy semakin memburu, karena terus melesakkan pinggulnya untuk mendorong kontolnya ke dalam vagina Windy. Untunglah, Roy sudah terbiasa berolahraga menjadikannya memiliki stamina yang cukup bagus. Meski keringat yang mengucur dari badannya, kini semakin deras menetes membasahi payudara dan perut Windy.
Saat merasakan aliran darah yang menuju ke batang kontolnya semakin cepat, Roy tahu bahwa tak lama lagi dia akan menyemprotkan cairan kenikmatannya. Maka Roy pun semakin mempercepat genjotannya ke lubang vagina Windy hingga menimbulkan suara kecipak yang semakin jelas. Di satu sisi, Windy yang sudah mulai mendaki kenikmatannya, tak tahan dengan sodokan kontol Roy di lubang vaginanya. Sehingga, Windy pun menjerit ketika serbuan kenikmatan itu menusuk lubang vaginanya.
“yyyyyaaaaaaaaaaankkkkkkk……..aaaughhhh aaakkkkkkkkkkuuuuuuuuuuuuu kkkkkeeeelll..luuuuuuuuuuuu……aaaaaaaaaarrrrrrr lllllllaaaaaaaaaagiiiiiiiiiiiii……oooooooohhhh……aarrrhhhhhhhh…….”
Vagina Windy pun berdenyut menjepit batang kontol Roy yang sebenarnya juga mulai merasa hendak memuncratkan cairan kenikmatannya. Namun Roy tetap mampu mengontrol dirinya. Sodokannya ke liang vagina Windy pun dipelankannya, dan diangkatnya kepala Windy yang mulai terkulai ke atas.
“sayank…kapan kamu mens terakhir?” Tanya Roy
“oooghhh….du…..dduuuuaa…….hhaarrii laa..sssssssshhhhh….ahhhh…laaalluuuu……….”Jawab Windy sambil terengah engah di sisa menikmati gelombang kebahagiaan di vaginanya.
Mendengar jawaban Windy, Roy pun langsung menggempur vagina Windy. Hal ini membuat Windy tergeragap dan kali ini bukan hanya mendesah, namun Windy tak mampu mengontrol emosinya membuat Windy menjerit setiap kali ujung kontol Roy membentur dasar vaginanya.
“Ssssssssssssshhhhhhhhhhhiiiiiiiiiiitttttttt aaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhh…………………yaaaaaaaaaaaaankkkkk…ooouuughhhh…aaahhhhh…..teeeeee………………rrrrrrruuuuuuuuuuuussssssssssss koooonnnnnnnnnnn……………..toooooooooooolllllllllllll……..”
Windy menceracau hebat, karena sengatan kenikmatan kedua itu belum berakhir, namun vaginanya sudah kembali digempur dengan hebat oleh kontol Roy. Membuat Windy tak mampu lagi bertahan dan semakin keras menjerit menggambarkan kenikmatan yang akan kembali menghampirinya.
“YYyyyyaaaankkkk…….oooughhh…eeeeeeeeeehhhhhhhhhhhhyaaaaaaaa oouggh….aaaaaaaaaakkuuuu keeeee..luuuu…………….aaaaaaaaaaaaarrrrrrrrrrrrghhhhhhhhhhhhhhhhh yaaaaaaaaaannnnnnnnnk lagiii…….oooooohhhhh…….ssssssssssahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh”
Windy pun mengejan untuk ketiga kalinya, ketika kontol Roy yang sedang berusaha mencari kenikmatan dengan ganas menghujam dan menggesek dinding vaginanya. Roy pun kembali merasakan jepitan vagina Windy yang ketiga kalinya, dan kali ini Roy pun menyerah.
“aaahh…akkuuuu jugaaaa keluaaaa………….arrrrrrrrrrrr yyyyyyyyaaaaaaaankkkkkkk….ooohhhhhh…….terrrrrrrrrrriiiiiiiimaaaaaaaaaaaa pejuhhhhhhhkuuuuuuuuuuuuuu”
Roy pun menarik pinggul Windy yang hampir terkulai lemas ke arahnya. Seluruh batang kontol Roy pun dihujamkan dengan kuat membuat Windy mendongakkk merasakan tusukan kontol yang begitu keras dan sekaligus semburan sperma Roy yang menghangatkan liang vaginanya.
“Ploook…..ploookk….ploook…..”
Suara kecipak demikian jelas terdengar saat Roy menghujamkan batang kontolnya dan memuntahkan spermanya ke dalam vagina Windy. Lebih dari delapan kali semburan sperma Roy menyemprot dalam vagina Windy yang masih perawan. Windy tidak bisa menahan saat sperma itu membasahi rongga vaginanya untuk pertama kali, sebab tubuhnya sudah teramat lemas akibat merasakan tiga kali orgasme yang sangat dahsyat.
Saat seluruh persediaan sperma dalam kontolnya sudah usai disemprotkan ke liang vagina Windy, Roy pun terdiam. Tangannya masih memegang pinggul Windy yang menungging dengan kepala terkulai di atas Kasur. Rambut Windy terlihat acak-acakan dan matanya pun terpejam, dadanya pun terlihat naik turun dengan cepat seiring dengan nafas yang masih terdengar memburu.
Roy menenangkan diri dan mulai menarik batangg kontolnya yang mulai mengecil dari dalam liang vagina Windy. Terlihat beberapa tetes cairan sperma keluar dari vagina Windy bercampur dengan sedikit sisa darah perawan Windy. Direbahkan tubuh Windy ke Kasur dan Roy pun turut meletakkan diri di samping tubuh telanjang Windy. Dipeluknya kekasihnya yang masih bersimpah peluh di tubuhnya yang putih tersebut, lalu mengecup keningnya dengan lembut.
Pelan-pelan, Windy membuka matanya. Tangannya langsung memeluk pria yang baru saja memberikan kenikmatan terhebat padanya.
“Yank…jangan tinggalin aku ya” pinta Windy dengan lirih
Roy tersenyum dan sudah menerka apa yang akan dikatakan perempuan yang telah memberikan keperawanan padanya. “ucapan klasik” batin Roy. Namun, mulutnya berkata lain.
“Iya sayang. Aku akan menyayangimu dan menjagamu selalu. Percayalah”
“makasih ya sayang, aku milikmu sepenuhnya” Ucap Windy sambil bibirnya memagut bibir pacarnya tersebut.
Roy pun dengan sigap menerima serbuan bibir Windy dan langsung meladeni bibir yang merah merona tersebut. digulingkannya tubuh Windy hingga kini keduanya kembali saling menindih, dengan tubuh Windy berada di atas tubuh Roy.
“Masih mau lagi?” goda Roy pada Windy
“haaaghh….lemes yank..istirahat dulu. Enggak kuat aku.” Jawab Windy sambil menekankan kedua payudaranya pada dada bidang Roy yang membuat ada kenikmatan yang begitu menghanyutkan. Ingin rasanya Windy meneruskan pergumulan itu. Namun, tenaganya sudah terkuras saat mendaki kenikmatan sebanyak tiga kali membuatnya hanya bisa memeluk tubuh kekasihinya itu saja.
“Yaankk…..”
“Apa?”
“Anterin pulang yuk. Hujannya udah reda” pinnta Windy
“Kamu nggak tidur sini aja, pulang besok pagi?” Bujuk Roy
“Nggak ah..ntar malah ngentot mulu semalaman. Hihihihi…..nggak kok yank. Aku ada tugas buat besok pagi, belum selesai. Gak papa kan aku pulang?” tawar Windy lagi
“Ya udah. Terus kamu mau pulang pake apa? Kan pakaian kamu basah semua?”
“Pinjem kaosmu aja ya? Kalau malam kan gak keliatan ini hehe” Ucap Windy serasa turun dari tubuh Roy dan duduk sambil merapikan rambutnya yang acak-acakan.
Saat merapikan rambutnya itu, secara otomatis membuat dada Windy membusung sehingga kedua payudaranya pun terlihat lebih menantang. Roy yang melihat hal ini merasaa gemas dan dengan cepat, tangannya meremas payudara kanan Windy.
“Iicchh….apaaan sih yank…masih kurang ya?” protes Windy sambil menyingkirkan tangan Roy dengan sikutnya.
“Emang kurang hehe” sahut Roy sambil memajukan bibirnya dan tersenyum menggoda.
Melihat itu, Windy pun bereaksi.
“nich kalau kurang” ucapnya sambil menyorongkan payudara kanannya ke bibir Roy yang sontak langgsung disambut sedotan bibir Roy.tangan Roy pun menarirk tubuh Windy sehingga keduanya kembali saling bertindihan.
Roy mengulum payudara Windy dan memainkan putingnya dengan menggunakan lidah. Hal ini membuat Windy kembali bernafsu dan semakin mendorong payudaranya untuk masuk ke dalam mulut Roy. Tangan kiri Windy dengan cepat mengarah ke selangkangan Roy dan memegang batang kontol Roy yang masih mengecil dan segera mengocoknya.
Tangan Roy memeluk tubuh Windy dan meraba seluruh tubuhnya hingga sampai ke payudara Windy yang kemudian segera meremas payudara kiri Windy. Hanya butuh dua menit, kocokan tangan Windy di kontol Roy berhasil membuat batang kontol itu kembali mengeras dan teracung tegak. Windy yang merasakan kontol Roy sudah kembali keras, segera menarik payudaranya dari mulut Roy dan mulai mengangkangi tubuh Roy.
Digenggamnya kontol Roy dan mulai diarahkan ke arah vaginanya yang sudah sangat basah. Perlahan-lahan, Windy memasukkan batang kontol itu ke dalam liang vaginanya yang masih sempit. Saat batang kontol itu masuk ke dalam lubang vaginanya, Windy pun memejamkan mata dan mulai mendesah.
“Ppfftthh….aaaahh……………aaarhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh………………oooooooooouggghhhhhhhh……”
tubuhh Windy bergetar saat seluruh batang kontol itu melesak ke dalam lubang vaginanya. Pinggul Windy pun segera bergerak naik turun di atas pinggul Roy sehingga menimbulkn suara kecipak saat batang kontol itu tertusuk ke dalam lubang vaginanya.
Kedua tangan Windy menopang tubuhnya di atas paha Roy menjadikan tubuh Windy membusung dan membuat tangan Roy dengan gemas mengarah ke dua payudara Windy yang Nampak terayun-ayun akibat goyangan Windy. Roy meremas dan memainkan putting merah tersebut dengan cepat membuat Windy lupa pada rasa lelah yang sebelumnya dirasakannya.
Dengan posisi di atas seperti ini, Windy merasakan kenikmatan yang luar biasa. Sensasi yang dirasakan dari liang vaginanya, terasa menembus hingga ke ubun-ubunnya. Windy pun semakin liar menggoyangkan pinggulnya dan membuat tubuhnya semakin berkeringat. Di satu sisi, Roy pun menikmati gaya yang dimainkan oleh Windy sehingga bisa meliahat dengan jelas ekpresi kenikmatan yang terpancar di wajah cantik kekasihnya itu.
Kini, tangan Roy hanya menjaga keseimbangan tubuh Windy yang Nampak semakin binal menjadikan kedua payudaranya terayun-ayun dengan bebas. Roy pun menikmati pemandangan sensual tersebut dan membiarkan Windy mendaki kenikmatan dengan caranya sendiri.
Tak lama kemudian, Windy semakin merasa hendak mencapai puncak kenikmatannya lagi. Mulutnya pun mulai mendesah dan semakin cepat pinggulnya bergoyang
“aaaarrhhhh…..ooougghh…..hhhhhheeeeeeeeeeeekkkkkkkssssss……..aaaaaaaaaakkkhhhh…………..”
Tangan Windy menarik kedua tangan Roy dan diletakkan di payudaranya, meminta Roy untuk kembali meremas payudara bulat miliknya. Roy pun menuruti Windy dan mulai meremas kedua payudara dengan putting yang berwarna merah dan sudah mengeras. Hal ini membuat Windy semakin tidak kuat untuk melepaskan birahinya.
“oooouggghhhhhhhhhhhhhhh……………aaaaaaaaaaaachhhhhhhhhhh…..ssssssssssshhhhhhhhhhhh….aaaaaaaaa…..yaaaaaaankkkkkkkkkkkkkkk…………..aaaaaaaaaakuuuuuuuuuuuu kkeeeeeeeeelll……………uuuuuuuuuuuaaaaaaaaaarrrrrrr…………………..”
Tubuh Windy pun seperti terguncang tanpa kendali. Tubuhnya melonjak-lonjak laksana sedang naik kuda. Mulutnya terganga menikmati ledakan dahsyat di vaginanya. Roy pun merasakan jepitan luar biasa pada batang kontolnya, saat Windy mendapatkan orgasme yang keempat kalinya. Dibiarkan tubuh Windy bergetar di atas pinggulnya, dan dipelintirnya putting payudara Windy membuatnya terhenyak.
Lebih dari satu menit, tubuh Windy Nampak kaku di atas pinggul Roy, hingga kemudian tubuh putih mulus berbasuh keringat itu roboh di atas tubuh Roy. Nafasnya tersengal terdengar jelas oleh telinga Roy. Payudaranya terasa menekan dada Roy seiring dengan nafasnya yang masih memburu.
Batang kontol Roy, masih menancap di lubang vagina Windy. Tanpa menunggu lama tangan Roy mendekap punggung Windy dan mulai menusukkan batang kontol itu kembali ke dalam vagina Windy yang masih basah oleh cairan kenikmatan Windy. Windy hanya pasrah, saat kontol Roy menusuk vaginanya dari arah bawah.
“eeehhh….hhhhhheeeeeeeggh………eeeeeeeeeehhhhhhhhhhhh……” hanya suara itu yayng bisa terucap dari bibir Windy sementara kedua matanya masih terkatup. Tubuhnya terasa tak lagi memiliki tulang dan lemas akibat orgasme beruntun yang dirasakannya.
Kini Roy menarik kontolnya dari lubang vagina Windy. Tubuh Windy sedikit diangkat dan diputar arahnya dengan tubuh Windy tetap berada di atas Roy. Sekarang, batang kontol Roy tepat berada di depan wajah Windy, sebaliknya, gundukan vagina Windy dengan jelas ada di hadapan Roy. Roy menjulurkan lidahnya, menjilati bulu jembut Windy dan mulai membuka bibir vagina itu dengan jemarainya. Terlihat jelas, dinding vagina Windy yang merah, terlihat basah tertutup oleh rimbunnya bulu jembut Windy.
Sementara Windy yang mengetahui apa yang harus dilakukkannya, pun segera menjilati batang kontol Roy yang tadi mengaduk-aduk lubbang vaginanya dan memberikan kenikmatan sebanyak empat kali. Dengan sisa tenaganya Windy menjilati seluruh bagian kontol tersebut dan kemudian mulai memasukkan ujung kontol itu ke dalam mulutnya. Windy mulai menghisap batangg kontol itu dan meremas buah zakar yang menggantung di pangkal kontol.
Lidah Roy pun tak kalah menjilati klitoris Windy, menjadikan vagina Windy kembali basah. Sesekali mulut Roy menghisap klitoris Windy yang Nampak menyempil di antara lubang vaginanya, membuat Windy kelojotan dan meggoyangkan pinggulnya ke bawah dan menjadikan Roy sedikit sulit bernafas. Tangan Roy pun sibuk berbagi tugas, tangan kirinya meremas pantat Windy yang bulat dan kenyal sementara tangan kanannya meraih payudara Windy yang ada di perut Roy.
Windy pun tak mampu menahan lama permainan yang diberikan Roy. Tubuh Windy mulai merasaakan aliran darahnya kembali bergerak cepat ke arah pinggul. Windy pun semakin cepat melumat batang kontol Roy yang masih tegak teracung dengan urat-urat yang Nampak kekar. Dihisapnya dengan kuat batang kontol itu dari bawah hingga kepala kontol berulang kali.
Roy pun merasa, kontolnya akan kembali menyemprotkan sperma. Tangan kirinya pun semakin erat mendorong pantat Windy hingga kini lubang vagina Windy sepenuhnya berada di dalam mulutnya. Lidah Roy semakin cepat memainkan klitoris Windy, sehingga Roy merasakan vagina Windy semakin banjir oleh cairan kenikmatan Windy. Tangan kanan Roy pun semakin nakal memainkan putting payudara dan meremasnya. Windy pun tak tahan lagi dengan sentuhan liar itu.
Vaginanya semakin basah, karena cairan kenikmatannya semakin deras mengalir seiring dengan makin liarnya lidah Roy menjelajahi klitorisnya. Meski sudah sering menjilati klitoris itu, Roy merasa klitoris Windy semakin seksi dan merangsang untuk dijilatinya. Hawa panas mulai menggelinjang di skitar pinggul Windy membuat Windy merasa semakin dekat dengan puncak kenikmatannya.
“Sluurppp….sslluuurrppp….” suara sedotan terdengar kencang dari selangkangan Roy saat Windy semakin kuat menyedot batang kontol yang masih mengeras hingga memamerkan urat-urat halus di sepnjang kontol tersebut. Sementara mulut Roy semakin dibekap oleh gundukan vagina Windy dengan vagina yang basah. Kaki Windy mulai menekuk seperti seekor katak. Sehingga tubuh bagian bawahnya hanya bertumpu pada vagina yang menempel di mulut Roy menjadikan semakin keras tekanan pada bagian tersebut. Mulut Roy terngaga menahan beban tubuh bawah Windy dan lidahnya pun hanya memainkan klitoris Windy yang membuat gairah Windy hampir mencapai puncaknya.
Kepala Windy semakin cepat bergerak naik turun mengulum batang kontol Roy yang juga sepertinya tak lama lagi akan memuntahkan cairan putihnya. Tangan kanan Roy pun semakin kuat meremas pantat Windy sementara tangan kirinya kembali memuntir putting payudara Windy. Windy pun tidak bisa menahan lebih lama lagi untuk melampiaskan kenikmatannya.
Windy pun semakin kuat menekan pinggulnya ke mulut Roy dan membuat mulut Roy dibanjiri cairan asin yang berasal dari lubang vagina Windy sebagai tanda kekasihnya itu sudah mendekap kebahagiaan seksual. Pinggul Windy melonjak beberapa kali di mulut Roy, dan tubuhnya sedikit terangkat menjadikannya agak mengangkangi kepala Roy.
Hampir saja, Windy melepaskan kulumannya dari mulut Roy, andai kaki Roy tidak dengan cepat menahan kepala Windy. Kedua kaki Roy bersilang menahan kepala Windy agar tidak melepaskan kontolnya dari kuluman mulut Windy. Rupanya, Roy pun sudah bersiap menjemput kenikmatannya dan menekan kepala Windy semakin dalam sehingga ujung kontol Roy pun melesak ke dalam mulut Windy hingga menyentuh kerongkongannya.
Windy pun tak bisa berbuat apa-apa. Di bagian bawah, ledakan hebat sedang menghajar lubang vaginanya. Memberikan kenikmatan yang paling dahsyat dibandingkan semua kenikmatan sebelumnya. Windy ingin meluapkan kenikmatan tersebut sepenuhnya, namun mulutnya dijejali batang kontol Windy yang dilesakkan hingga pangkal mulutnya hampir mencapai ternggorokannya. Namun Windy segera menyadari tugasnya dan langsung memainkan lidahnya menjilat batang kontol Roy yang memang tadi diraskannya sudah berdenyut tanda hendak menyemburkan persediaan spermanya. Dan benar saja, beberapa detik berikutnya, batang kontol Roy pun memuntahkan lahar panas berupa sperma putih kental yang langsung menghajar rongga mulut Windy dan kerongkongannya.
Windy tidak bisa menggerakkan kepalanya karena dijepit oleh kedua kaki Roy yang menyilang di kepalanya. Windy pun pasrah saat berjuta milliliter sperma Roy membanjiri mulutnya dan sebagian masuk ke saluran pencernaannya. Sementara, vaginanya kini terasa sedang disedot dengan sekuat tenaga oleh Roy yang Nampak sedang menikmati ejakulasinnya tersebut.
Selama satu menit, Windy hampir tidak bisa bernafas karena mulutnya dijejali kontol Roy dan juga sperma yang membanjiri mulut mungilnya itu. Ketika semprotan sperma itu usai, Roy segera menurunkan kakinya dari kepala Windy membuat Windy bisa kembali bernafas bebas. Dikeluarkannya kontol tersebut dari mulutnya, namun Windy kemudian menjilati batang kontol yang terdapat sperma milik Roy. Tanpa rasa jijik, Windy membersihkan kontol Roy dari cairan sperma miliknya hingga kontol itu benar-benar bersih.
Kini, tubuh Windy benar-benar tidak lagi memiliki tenaga. Direbahkan kepalanya di atas pinggul Roy, dengan tangan kirinya memegang kontol yang mulai melemas. Kemudian, Windy meletakkan batang kontol tersebut ke bibirnya dan kemudian dikecupnya kontol tersebut dengan lembut. Dan Windy pun terkulai lemas, dan terlelap di atas tubuh Roy yang juga mulai meredup matanya. Kini, kedua anak manusia itu terlelap setelah bertarung hebat mengarungi samudera kenikmatan. Sprei tempat mereka tidur sudah tak karuan lagi posisinya, basah oleh keringat yang menetes dari tubuh keduanya. Di salah satu bagian sprei itu, tergambar noda merah yang masih segar, yang berasal dari darah keperawanan Windy. Udara dingin dari hujan di luar pun, tak mampu membuat suasana kamar menjadi sejuk setelah terbakar api gairah asmara yang berkobar. Satu perempuan, kehilangan keperawanannya lagi.



==================================================================================


next update? nggak lama lagi deh pasti update.
di halaman ganjil lagikah? tidak harus bisa juga di page 32 atau 34. atau page genap lain
kapan update? kalau masih diminati para suhu besar di sini...

mohon maaf kadang tidak bisa balas komen satu persatu, tapi pasti semua komen akan TS baca dan perhatikan...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd