Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

PHOTO BUGIL ISTRIKU

"gilaaa!....", pekikku dalam hati sambil menelan ludah dan berdecak kagum karena tidak disensor aku bisa memandang kecantikan wajah istri pak agung yang berkerudung dan tubuh yang mulus tersingkap dari gaun gamis panjangnya, yang dipamerkannya kepadaku terpampang dengan jelas di layar HP nya yang ku pegang dengan tanganku yang gemetar penuh napsu saat satu persatu jariku menggeser layarnya dan berganti poto istri pak agung yang semakin merangsangku. memang gila dan aneh orang seperti pak agung ini memamerkan tubuh istrinya kepadaku, tapi aku tak peduli yang penting aku bisa melihat kemulusan dan keindahan tubuh wanita telanjang secantik istri pak agung ini, pikirku.
"uuh.. napsuin banget kalo buat bacol ", gumamku sambil memandang poto istrinya yang sedang menyingsingkan gamisnya hingga terlihat keindahan bulu hitamnya yang menghias indah di atas bibir vaginanya dan tangannya yang lentik itu smenyingsingkan gamis itu lebih keatas hingga terlihat kedua buah dadanya yang tak terbungkus bra yang tak lama disingkap dan menyembulan kedua buah dada ranumnya dengan kedua puting yang terlihat kemarahan.

tanganku semakin gemetar seraya sesaat aku menoleh ke pak agung yang mengangguk seakan mempersilahkan aku untuk menikmati lebih lanjut dan kudapati beberapa file video.
"wow...", ucapku perlahan saat kusaksikan kembali rekaman video istrinya seperti yang pernah ia perlihatkan di komputer siang tadi namun dengan warna gaun yang berbeda, memamerkan tubuhnya yang mulus dengan menyingsingkan gamisnya tinggi-tinggi. aku suka potongan model bulu jembutnya yang segaris dari atas kebawah, terlihat seksi dan nakal, menggoda, pikirku.

satu persatu kunikmati rekaman videonya hingga sampai video yang kulihat istrinya yang sedang disetubuhi terlihat dari dekat vaginanya yang sedang dihujam-hujam batang penis sambil mendesah-desah dan melenguh penuh kenikmatan.
"ooh.. kontolnya..", terdengar membuatku terhenyak meledakan birahiku yang sejak tadi bergelora, sungguh seksi suara yang keluar dari mulut istrinya yang sedang disetubuhi dengan posisi menungging masih berkerudung terpejam pejam nikmat. namun tiba-tiba membuatku tersentak kaget saat dari sisi kanan tiba tiba terlihat batang penis yang disodorkan ke wajah istrinya yang menyambut dengan mulutnya yang menganga pasrah dijejal batang penis lain, yang berarti 2 penis ada disitu berbarengan, pekik hatiku.
"itu namanya 3some ren...", jelas pak agung kepadaku yang hanya tercekak diam menelan ludah dan terlihat semakin nampak pak agung yang sedang dihisap penisnya yang berarti orang lain yang sedang menyetubuhi istrinya ini, sambil kembali aku menelan ludah.
"aaah gila...!", pekik hatiku, bagiku ini adalah hal yang diluar nalarku, istri pak agung yang secantik dan seanggun ini dengan gamis dan kerudungnya sedang disetubuhi lelaki lain bersama pak agung , suaminya sendiri !, pekik hatiku.
"si... siapa ini pak ?", tanyaku dengan nada bergetar menahan napsuku yang sudah begitu membara. pak agung menjelaskan lelaki itu, lelaki pilihannya yang ia perbolehkan menyetubuhi istrinya setelah melalui seleksi.
"kok... boleh... istrinya digituin orang pak..?", ujarku sambil ternganga.
"iya itu namanya 3some...", jelasnya lagi, yang katanya itu pertama kali istrinya digituin orang lain di hadapannya.
 
poto-poto istri pak agung yang ada di HP ku.

satu tanganku memegang HPku, satu tanganku mengocok kontolku, sambil kunikmati kecantikan dan kemulusan tubuh bu dewi, istri pak agung yang menggairahkanku.


"ih.. papah.." protesku namun aku tak menolak permintaan suamiku yang duduk agak menjauh menyaksikan aku di hadapan rendi, seraya kusingsingkan gamisku perlahan di hadapan rendi yang memandangku dengan penuh napsu.
"papah yakin ?". tanyaku lagi memandang suamiku .
"iya sayang...", ujarnya yang sambil memegang HP merekamku. kupandang wajah rendi yang menurutku ganteng dan masih muda, walau memang di kantor suamiku hanya seorang office boy namun rerlihat keren seperti anak muda seusianya. umurnya 21 tahun tak berbeda jauh denganku yang tahun ini sudah 25 tahun.
"kamu udah pernah liat kan anu nya cewek ?", tanyaku secara perlahan tanganku semakin keatas menyingsingkan di hadapannya yang memandangiku dengan wajah tegang penuh napsu kepadaku.
"eeh.. u..udah...bu..". jawabnya dengan masih gugup.
"punya pacar kamu ya ?", tanyaku lagi dengan memperlihatkan kedua kakiku yang semakin terlihat bagian atasnya.
"iya...", jawab nya polos dengan matanya tertuju pada pahaku.
"kamu udah pernah ML juga ya ?", kejarku lagi.
"u.. udah bu..ya sama pacar aku itu...ta tapi u dah putus sekarang bu...", jawabnya lagi dengan mata penuh napsu memandang pahaku yang mulai tersibak terlihat selangkanganku. beruntung juga anak ini sudah ML sama pacarnya dan putus begitu saja.
"kamu yang putusin ya ?!", tanyaku
"dia yang putusin bu, karena punya pacar baru...", jelasnya yang kemudian terdiam dengan mata tertuju pada selangkanganku.
kulihat suamiku yang sibuk dengan kameranya.

sementara mata rendi seakan terbelalak takjub saat gaun gamisku sudah diatas selangkanganku yang tak terbungkus celana dalam sehingga bulu kemaluanku sudah terlihat jelas olehnya.
"sekarang di depan mata ren...he he..", ucap suamiku sambil memegang kameranya.
"ugh....", gumam rendi tercengang membuatku tersenyum melihatnya begitu terpana selangkanganku.
"coba pegang ren...", ujar suamiku mengagetkannya.
"iih papah... nyuruh2 aja, papa rekam-rekam aja...", protesku agar suamiku tak terlalu terlibat ikut campur.

"mau megang gak ?", ujarku sambil tersenyum melihat tangannya yang gemetar. sesaat ia menoleh ke suamiku dan ke arahku.
"bo.. boleh nih bu..?", ujarnya, aku tersenyum sambil mengangguk dan kubiarkan tangannya yang mulai menjamah dan membelai bulu kemaluanku.
"seksi banget bu dewi...", puji rendi wajahnya begitu dekat saat ia bersimpuh di depanku seraya aku merentangkan kedua kakiku berdiri mengangkang sambil terus menahan gaun gamisku diatas pinggangku.

"eemmhh....", lenguhku saat jemarinya menyelinap bibir vaginaku. kurentangkan kedua kakiku lebih lebar lagi agar rendi bisa leluasa menjamah sisi dalam belahan vaginaku.
"eeemhh... udah basah...", ujarku sambil merasakan jarinya yang menyibak belahan bibir vaginaku hingga jarinya berlumuran lendir vaginaku. kubiarkan ia dengan bebasnya menjelajahi vaginaku sambil terus direkam oleh suamiku.
"ii iya... udah becek...", ujar rendi seraya memperlihatkan jarinya yang berlumuran lendir vaginaku.
"kamu seksi banget sayang...", puji suamiku.
"ih papah... diem aja deh... ", ujarku sambil tersenyum.
"aaahh... ", lenguh ku saat jari rendi menusuk lubang vaginaku semakin dalam membuatku menggelinjang nikmat.

"berapa jari ren..?", tanya suamiku
"dua..pak", jawab rendi yang mulai mengocok jarinya keluar masuk perlahan.
"eemmhh...", lenguhku sambil menggeliat sambil mencoba tetap berdiri tegak dengan kedua kaki mengangkang dengan kedua tanganku yang tetap menyingsingkan gaun gamisku, namun tak lama...
"aaah... dikasur aja...", ujarku merasa kurang leluasa karena aku harus menahan tubuhku berdiri dengan kaki mengangkang menahan rasa geli nikmat ini. aku duduk di bibir ranjang dan ku buka kedua kakiku lebar-lebar membuat rendi semakin tercengang melihat vaginaku yang merekah lebar di hadapannya. rendi bergumam kagum dengan sesekali menatap wajahku dan vaginaku.
'kenapa ren ?", tanyaku tersenyum melihat wajahnya yang terlihat gugup namun penuh napsu.
"eh.. cantik banget...", ujarnya.
"cantik apanya ?", kejarku
"bu dewi cantik banget, udah berjilbab, cantik ditambah.... ini nya cantik banget...", pujinya membuat hatiku melambung tinggi.
"ininya itu apa ren..?!" celetuk suamiku menggodanya.
"anu pak, memeknya...", ujar rendi.
nah gitu disebut dong, biar jelas he he he...", ledek suamiku sambil terus merekam.

"cantik gimana ren, maksudnya...?", tanyaku sambil tersenyum membiarkan tangannya terus membelai vaginaku ia menjelaskan cantiknya memek aku karena bibir vaginaku yang katanya terlihat mulus dan rapat di tambah bulu jembutku yang tercukur rapih yang katanya terlihat jadi seksi. dan ternyata ia membandingkannya dengan vagina pacarnya dulu yang katanya bibir vaginanya berjengger dan jembut yang tidak rapih.
"iya makanya anu nya bu dewi cantik banget..", ujarnya membandangku membuatku tersenyum melihat keluguannya.
"memek gitu ren...", sahut suamiku kembali menggodanya.
"ii iya memek...", ucap rendi. kemudian ia meminta ijin kepadaku yang katanya ingin menjilati vaginaku, menjilati itilku. aku mengangguk tersenyum menyambut kepalanya yang menyelinap di selangkanganku yang semakin kulebarkan bersamaan dengan suamiku mendekat, merekam dari dekat dan tanganku membelai kepalanya.

"eeehh...", lenguhku, kepalaku mendongak mereasakan kehangatan lidah rendi yang menyapu itilku sambil tanganku mencengkeram rambutnya.
"aaaah...", lenguhku semakin lama membuatku tak karuan, aku tak mau orgasme terlebih dahulu dengan cara seperti ini. aku mendorong kepalanya menjauhkan mulutnya dari vaginaku. rendi menatapku dengan mulut berlumuran lendir vaginaku membuatku tersenyum. kudekatkan wajahku dan rendi mengerti seraya menyambut bibirnya menyosor bibirku. kujulurkan lidahku yang dilumat dan dihisapnya dengan penuh napsu. kurasakan tangannya menjamah dadaku. aku tersenyum melepaskan bibirku seraya kusingsingkan gaunku lebih ke atas lagi sehingga kedua buah dadaku yang tak terbungkus BH menyembul di hadapannya.

"oooh...", gumam rendi.
"kenapa ren..?", tanyaku tersenyum melihatnya yang sudah dikuasai napsu birahinya.
"uh.. se seksi banget bu...", pujinya.
"bu.. bu dewi cantik, berkerudung, bergamis ta.. tapi sa saya bisa liat bodi nya...", ujarnya dengan nada suara bergetar. aku hanya tersenyum membiarkan kedua tangannya yang menyentuh kedua buah dadaku.

*-*
"aaaah... gilaaaaaa... cantik banget...", pekik hatiku, dengan gugup di hadapan istri pak agung yang cantik ini menyingsingkan gaun gamisnya di hadapanku. kedua kakinya yang putih mulus mulai terlihat semakin keatas membuat dadaku deg-degan, napsuku meledak didadaku. aku memang sudah pernah melihat memek pacarku tapi ini berbeda, saat mataku mendapati pemandangan selangkangan bu dewi yang mulus putih ditambah bulu jembutnya yang tercukur rapih membuatku semakin gemetar. bibir memeknya terlihat masih mulus keemrahan indah dilihatnya, lembut saat jariku membelainya, hangat saat jariku kucelupkan masuk ke lubangnya.

aroma harum vaginanya kuhirup sambil kujilati itil kecilnya yang mengeras, kutelan lendirnya yang ku raup dengan lidahku, kubenamkan seluruh bibirku untuk melumat itilnya yang membuatnya mendesah dan melenguh. walau belum puas aku menjilatinya, istri pak agung mendorongku dan ia menyingsingkan gaun gamisnya hingga tubuh telanjang nya terlihat sempurna di balik gaun gamisnya dengan kerudung yang tetap membungkus di kepalanya semakin membuatnya terlihat seksi dan menggairahkanku.

hatiku kembali memekik takjub dan kagum saat bu dewi menyingsingkan dan memperlihatkan kedua buah dadanya yang menyembul begitu indah, masih terlihat ranum dengan puting yang kemerahan dan begitu kenyal saat aku menyentuhnya.

*-*
"eessshhh... rendiiii pelan-pelan...", ujarku saat aku mengijinkan ia untuk menjamah buah dadaku. aku memeluk kepalanya dan ia melumat putingku dengan penuh napsu sambil kedua tangannya meremas-remas dengan gemas. aku tersenyum kepada suamiku yang memandangiku dengan penuh napsu, melihat istrinya di jamahi orang lain malah membuatnya bernapsu.
"uugh...", gumam rendi setelah puas menikmati buah dadaku, ia menatapku dengan mata penuh napsu.
"ppak. agung...boleh saya cium bu dewi ?", ujarnya menoleh ke suamiku yang mengangguk dan mengijinkannya.
"ugh... bu dewi cantik banget...", pujinya dengan kedua tangan memegang pipiku, wajahnya semakin mendekat dan aku menyambut bibirnya yang mencium bibirku, namun tak hanya mencium ia melumat dengan lembut membuatku melayang dengan memejamkan mataku menikmati cumbuannya. kurasakan tanngannya meremas-remas buah dadaku sambil kujulurkan lidahku yang di hisap dan dilumatnya penuh napsu.

"coba gantian...ren...", ujar suamiku, meminta rendi untuk memperlihatkan kontinya kepadaku. rendi membuka sleting celananya dan menjulurlah batang kontinya yang keluar dari celana panjangnya dihadapanku. besar dan panjang, dalam hatiku memujinya. tanpa diminta oleh suamiku, aku berlutut meraih konti rendi dan aku mengelus dan membelainya sambil direkam suamiku dari dekat.
"kontol...", ucapku seraya sambil menatap kearah kamera suamiku aku mencium dan menjilati kepala konti rendi yang besar ini.
"kontol kamu gede juga...", pujiku sambil lidahku menjulut membelai dan membaluri kepala kontolnya yang sudah membengkak.
kurasakan tangan rendi membelai kepalaku yang masih terbungkus kerudung saat aku mulai melumat kepala kontinya. kedua tangannya memegang kepalaku dan aku mulai memasukan kontinya ke dalam mulutku. kuhisap-hisap, kulumat dengan penuh napsu.

kulihat rendi sudah menggeliat, pinggulnya maju mundur sambil memegang kepalaku membuat kerudungku bergeser tak karuan menutup kepalaku sehingga sebagian rambutku terlihat keluar di keningku.
"uuugghh..", geram rendi.
"enak ren....", ujar suamiku sambil terus merekam aku dari dekat menghisap batang konti rendi.
"udah mau keluar...", ucapnya dengan pinggul semakin cepat maju mundur. kuhisap dan ku lumat semakin kencang kontinya dimulutku hingga kurasakan semburan spermanya di kerongkanganku dan sebagian tertelan olehku.
kubersihkan spermanya dengan handuk dan kujilati yang tersisa di lubang kontinya yang masih meleleh. kulihat suamiku puas menghentikan rekamannya.

aku kekamar mandi dengan rasa gundah karena belum terpuaskan, kubersihkan vaginaku yang sudah basah berdenyut ingin rasanya di masukin kontol rendi tadi. kurapihkan kerudung dan gaun gamisku dan kembali keluar dari kamar mandi. saat kulihat hanya rendi yang sedang duduk dihadapan TV tersenyum memandangku.
"bapak kemana ran ?", tanyaku seraya aku duduk disampingnya.
"lagi kebawah beli minuman sama kueh di minimarket tadi...", ujarnya.
"ooo...", sahutku seraya aku duduk merapat di sampingnya.
"kamu gak lemes ren ?", bisiiku setelah kubuat ia orgasme tadi.
"enggak bu dewi....", ujarnya memandangku dengan matanya yang penuh napsu dan saat kuraba selangkangannya kudapati kontinya sudah atau masih keras di dalam celananya.
"kamu ngaceng lagi...?", ucapku, rendi mengangguk membiarkan aku mengelus kontolnya yang masih di balik celananya.

aku membiarkan rendi memelukku, tangannya meremas-remas dadaku dan aku menyambut bibirnya sambil ia terus saja dengan penuh napsu memelukku. dan kubiarkan tangannya menyingsingkan gaun gamisku dan ia mendapati selangkanganku yang masih tak bercelana dalam memperlihatkan bulu kemaluan dan belahan vaginaku yang masih basah sejak tadi.
"emmhh...", lenguhku aku tak tahan. kulepas bibirku dari lumatannya dan aku bersimpuh membuka celananya dengan cepat, kontinya menjulur keluar dari celananya yang langsung ku hisap dan kulumat.
"ooh....", lenguh rendi membiarkan aku menghisap kontinya yang sudah mengeras.
"kamu gak pengen dimasukin ke memek aku, ren...?", ucapku sambil ku kocok dengan lembut kontinya, memandang wajah gantengnya
"ma... mau.. bu...", jawabnya.
aku melepas kontinya dan berdiri seraya aku mengambil posisi di bibir ranjang dengan mengangkangkan kedua kakiku dengan gaun gamis kusingsingkan, memperlihatkan selangkanganku yang telanjang, terpampang bulu dan vaginaku yang merekah di hadapannya. rendi beringsut dengan wajah tepat di hadapan selangkanganku, kedua tangannya mengelus kedua pahaku sambil wajahnya merunduk dan bibirnya berciuman dengan bibir vaginaku.
"aaaah... rennndiii.... udah diciuminnya... aku pengen dimasukin kontol...", ujarku disela lenguhanku sambil menggelinjang kurasakan lidahnya yang menjulur kedalam celah vaginaku bergerak liar menyapu dan menggelitik dengan nikmatnya. kedua tangan rendi menyibak bibir vaginaku dan lidahnya dengan liatnya menyapu dan menjilati itilku.
"aaaahhhh....", lenguhku.
"aaah gak kuaat.... ren", rintihku dengan penuh pengertian rendi menyudahi jilatannya di vaginaku, sesaat ia menatapku.
"masukin ren...", pintaku dengan kedua kakiku yang merentang lebar di hadapannya dengan konti yang diarahkannya ke selangkanganku.
"gak pake kondom dulu bu dewi..?", ujarnya sambil mencari-cari di meja.
"gak usah ren...", pintaku tak sabar.

"eeehhmm.. ", lenguhku merasakan kepala kontinya mulai membelah bibir vaginaku.
"oooohhh.... raaandiiii...oooossshhh... ", lenguhku kurasakan batang konti besarnya menyeruak lubang vaginaku yang sejak tadi sudah gatal ingin disodok kontol.
"oooohh...", lenguhku dan rendi mulai menggenjot dengan nikmatnya. dengan ukuran kontinya yang besar dan panjang terasa nikmat sekali keluar masuk lubang vaginaku. tarikannya terasa panjang menjulur keluar masuk dan dengan kepala kontinya yang seperti jamur seperti menggaruk nikmat didalam vaginaku.
"ooohh... ranndiii... kontol kamu terasa banget....", bisikku.
"enak ya bu dewi...?", ujarnya sambil pinggulnya mengayun dengan nikmatnya.
"uuh...enak banget rannn... terus rann....", ujarku dan rendi menggenjotku semakin cepat dengan penuh napsu. gaun gamisku sudah terangkat di leherku sehingga rendi bisa menjamahi kedua buah dadaku, tubuhnya merengkuh diatas tubuhku. aku menyambut bibirnya saat ia menncium dan melumat bibirku. aku hanya bisa melenguh dan merintih nikmat dengan kedua kaki mengangkang lebar hingga tak lama aku menggeliat dan memekik nikmat mencapai orgasme pertamaku.

tanpa diminta rendi, aku mengganti posisiku membelakannginya dengan kusingsingkan gaun gamisku aku menungging dihadapannya dan ia kembali menyarangkan konti besarnya ke vaginaku dari belakang bokongku.
"uuughh... enak banget...", ucapnya walau baru saja aku orgasme dengan pinggangnya semakin cepat bergearak maju mundur sambil kedua tangannya mencengkeram pinggulku hingga bokongku beradu dengan pinggulnya. tubuhku terguncang-guncang maju mundur bersamaan dengan konti rendi yang keluar masuk di vaginaku.
"aah... rendi....", lenguhku, luar biasa sekali ia menyetubuhiku membuat tubuhku menggelinjang tak karuan. bahkan kedua tanganku di raihnya dan hingga tubuhku menungging tanpa kedua tanganku yang menopang tubuhku yang terus menghentak-hentak dengan posisi menungging.
"eeh... ren...", lenguhku dengan tubuh terkulai menggelinjang.

"aku pengen diatas ren....", pintaku, aku memintanya untuk berbaring dan aku mangangkanginya setelah aku melepas gaun gamisku agar tubuh telanjangku bisa dinikmati rendi dengan leluasa. aku menduduki pinggulnya dengan kontinya yang tertanam di vaginaku. tubuhku bergerak meliuk mereguk kenikmatan.
"uuh....", lenguhku, begitu terasa kontolnya yang panjang seakan mengaduk-aduk liang vaginaku. kubiarkan kedua tangannya meremas-remas kedua buah dadaku sementara aku terus mengayun pinggulku, mereguk kenikmatan kontol rendi yang nikmat ini.
"ah... gak kuat bu... mau keluar...", ucap rendi, namun aku tak mau melepas kenikmatan ini.
"aah.. bu dewi... aku mau keluar...", ujar rendi lagi.
"eeh... aku juga ren...aaahh...", balasku hingga aku tak kuasa menahan orgasme keduaku bersamaan dengan rendi yang menggeram memelukku.
"rannndiii... ", ucapku sebelum akhirnya tubuhku bergetar hebat di atas pinggulnya, sesaat kulihat tubunya bergetar bersamaan dengan aku mencapai orgasme juga.
"aaahhh... ", pekik rendi spermanya menyembur didalam vaginaku, membanjiri rahimku.

aku terkulai disamping tubuhnya dengan nafas terengah bersama. memandangku.
"keluar didalem bu saya...", ujarnya
"gak apa-apa ran... ", ujarku seraya ku beranjak dan kujilati konti basahnya yang mulai lemas, kubersihkan dengan handuk. dan aku kembali kekamar mandi membersihkan spermanya yang mulai meleleh dari vaginaku.

beberapa saat ku dengar suamiku kembali dari minimarket terdengar menyapa rendi.
"loh mana bu dewi ran...?", tanya suamiku
"di kamar mandi pak...", jawab rendi. dan suamiku tak mengetahui persetubuhan aku dan rendi tadi.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd