Chapter 18
Akhir perjalanan part 1
Pov Bunda
Aditya Darmawan.
Anak semata wayang yang kami besarkan dengan sepenuh hati .
Aku ingat saat saat sulitnya melahirkan buah hatiku ini . Waktu itu aku sempat pingsan beberapa kali karena saking lemahnya tubuhku dan juga bayi di dalam kandungan. Hingga dokter sempat mengatakan bahwa harus memilih antara aku atau bayi ku . Pilihan yang sulit bagiku dan suamiku .
Namun , setelah di coba untuk yang terakhir kali dan dengan nyawa sebagai taruhannya.
Aku siap .
Yang penting bayiku lahir dengan sehat wal afiat .
Itu adalah momen momen yang menegangkan dalam hidupku . Saat itu aku sudah berpasrah diri sama yang di atas .
Hingga akhirnya
Alhamdulillah, bayi itu berhasil keluar dari rahimku.
Walau .
Ia harus masuk ke Incubator untuk beberapa minggu.
Kembali ke masa sekarang
Aku masih tak menyangka, bahwa anakku waktu besarnya bisa punya pemikiran yang seperti itu .
Seperti.....
Ahhhh..
Adit adit...
Tapi
Aku juga tak terkejut , karena kasus seperti ini juga pernah kusaksikan dengan mata dan kepalaku sendiri.
Ya , seperti kisah yang pernah ku ceritakan ke adit , mengenai temanku Susi yang tidak sengaja di setubuhi anaknya .
Kisah itu memang benar adanya . Hanya saja yang ku ceritakan tidaklah lengkap.
Bagian yang sebenarnya tak layak untuk di ceritakan . Mengingatnya saja sudah membuatku mual .
Pada intinya, hubungan sedarah mereka ternyata tetap berlanjut hingga saat ini .
Hueekk...
Tuh kan..
Sungguh ironi memang , aku mengutuk perbuatan mereka tapi kini aku sendiri yang mengalaminya .
Adit yang sudah beranjak remaja , dengan wajah dan posturnya yang sangat mirip dengan masa mudanya suamiku .
Hingga membuatku bertanya-tanya, apakah ia memang anakku atau ia adalah reinkarnasi suamiku . Dengan kata lain , aku melahirkan suamiku ?
Atau....
Arrggghh..
Paradox yang membingungkan.
Kalau di pikir pikir , salahku juga. Karena mengizinkan dia tidur di kamarku dan aku yang tanpa sadar ingin dia berperan sebagai suamiku .
Mungkin, di situlah tumbuh perasaan yang aneh di kepalanya . Doktrin dan perlakuanku padanya ternyata disalah artikan oleh anak yang baru menginjak remaja itu .
Tapi tak hanya sampai disitu .
Aku sebagai ibunya yang sudah lama tak di sentuh pria, lama lama juga tak kuasa menahan setiap sentuhan dan rangsangan yang ia berikan .
Aku sadar itu dosa . Namun aku juga tak kuasa menahan sensasi merinding , jantungku yang berdebar kencang, juga rasa gatal yang tak tertahankan di bagian kemaluanku .
Tentu saja itu bukan gatal karena kuman atau penyakit ya .
Itu adalah kenikmatan yang sudah lama tak kurasakan. Dan rasanya semakin nikmat saat kesadaran dan tubuhku saling menyerang satu sama lain .
Ahhhh...
Begitu pula Aditya.
Dimasa ia mencari jati diri dan hormon yang lagi semangatnya berproduksi . Membuat rangsangan apapun yang di berikan , pikirannya akan fokus kesitu . Mencari dan terus mencari cara agar birahinya tersalurkan.
Sebagai ibu , aku harus secepatnya mencari solusi . Agar apa yang aku lakukan tidak terlalu fatal dan birahiku juga .......
Ah .
Maksudnya agar birahi putra ku tetap tersalurkan.
Aku tak ingin jika dia punya pikiran untuk jajan ditempat yang tidak jelas kebersihannya . Atau lebih parahnya lagi ,dia sampe nekat merusak masa depan anak orang .
Karena aku tak mau tragedi yang menimpaku terulang kembali.
Disaat yang lain sedang sibuk mendaki masa depannya . Sedang aku dan suami harus pontang panting hanya untuk membeli susu untuk buah hati kami .
Karena kami yang sebenarnya berasal dari keluarga menengah sangat paham bahwa ASI ku saja tidak cukup untuk masa pertumbuhannya .
Dan satu lagi . Pastikan jika ingin menikah itu haruslah di restui oleh kedua orang tua .
Kembali ke solusi .
Untuk sementara, ide yang ku terapkan itu aman . Namun semakin lama aku juga terbawa suasana . Rasa kemaluanku yang semakin gatal cukup sulit untuk di tahan .
Dildo ? Vibrator ?
Tetap saja rasanya berbeda saat jari nakal atau gesekan kelaminnya padaku .
Aahhhhh..
Nikmatnya selalu membuatku terbang melayang. Kalau saja aku tak mengingat bahwa ia anakku , sudah pasti langsung saja kumasukkan kelaminnya ke tempat ia dimana di lahirkan .
Titidnya yang dulu lucu dan ngegemesin , kini menjadi batang besar dan panjang yang melihatnya saja sudah cukup membuatku tak bisa bernafas . Bahkan lingkaran tanganku tak mampu untuk menggenggamnya
Kadang aku heran , apa karena kami dulu terlalu banyak memberinya nutrisi ? Haha .
Seingatku, saat di sunat . Ukurannya biasa biasa aja .
Dan yahh. Mungkin hanya itu yang membedakan fisik antara ia dan suamiku .
Satu hal yang sampai sekarang selalu terngiang-ngiang di kepalaku adalah tragedi liburan kami di bali .
Itu .. adalah pertama kalinya batang keras milik adit akhirnya masuk ke kemaluan milikku .
Walau sebelum itu aku baru saja melakukan hubungan intim dengan mas Aryo, tapi tetap saja .
Rasanya..
Ahhhhhhhhhh
Semua beban dan persendian lepas dari tubuhku .
Namun
Entah kenapa , egoku sebagai ibu bereaksi menampar pipinya .
Tubuhku sangat ingin melanjutkan. Namun karena suasana sudah tidak mendukung , kesadaranku tiba tiba lagi mengerakkan tubuhku dan pergi dari situ .
Sesampainya di kamar ,
Aku memaki diriku sendiri. Mengecam tindakan bodohku , karena hal yang terlanjur terjadi tetapi malah ku lepaskan begitu saja.
Dan di satu sisi juga merasa bersyukur . Walau sudah terlanjur , tapi aku masih punya nalar untuk menghentikan semua itu .
Dan
Mendengar mas Aryo yang tidurnya ngorok malah semakin membuatku gila .
Arrrggghhhhh..
Sejak kejadian itu , aku merasakan canggung setiap kali bertemu dengan adit .
Rasa marah , kesel , kecewa juga di barengi dengan penyesalan dan keinginan yang tak terwujud . Semuanya bercampur aduk .
Sulit untuk membedakannya .
Apalagi mengingat kini ia sudah masuk kuliah . Entah darimana datangnya pikiran liar muncul di kepalaku.
Namun , semua itu bermuara pada satu hal .
Entah karena aku masih khawatir jika ia melakukan yang tidak tidak, atau ini murni perasaan tak rela jika ia dimiliki wanita lain.
Ahhhh .
Rumit bukkk...
Hari itu , aku memutuskan untuk pulang lebih awal . Karena daripada mengganggu konsentrasiku bekerja, lebih baik aku pulang dan menenangkan pikiranku . Toh dirumah tidak ada siapa siapa .
Namun .
Muncul rencana lain saat tanganku ini tak sengaja berbelok ke arah rumah lama kami .
Rumah dimana tempat awal terjadinya semua hal yang membuat kepalaku rasanya mau pecah ini .
Hmmm .
Aku tersenyum..
Melihat kondisi rumah kami yang masih asri .
Berjalan di setiap ruangan sambil mengenang semua masa laluku .
Hingga tiba di kamarku .
Hahaha.
Aku tertawa pada cermin
Menatap tubuhku yang kini sudah telanjang bulat . Walau aku tak pernah merawatnya dengan serius , tubuhku masih terjaga secara alami .
Dan lekukannya ..
Hmmmm..
Jika aku ingin , semua lelaki akan bersujud padaku . Mereka semua akan memohon-mohon untuk bisa menikmati tubuh yang sudah menuju kepala empat ini .
Aaahhhhh
Begitu lah fantasiku .
Namun
Ada satu lelaki yang selalu muncul dikepalaku.
Bayangan adit yang mencium pundakku
Hmmmm...
Imajinasi yang paling kuat yang mengeliminasi suamiku dulu dan yang sekarang , juga pria pria lain yang pernah bersamaku .
Huffttt
Dit...
Maafin bunda nak .
Aahhhhhhhh
Kemudian aku langsung tersadar.
Berjalan kesana kemari . Mencari solusi untuk semua ini .
Hingga.
Hmmm .
" Pertama-tama aku harus mandi dulu " Begitu pikirku.
Karena rumah itu baru saja tidak di tempati , maka semua fungsinya masih bisa di gunakan .
Cukup lama
Sambil bernyanyi nyanyi.
Selesai mandi , membuka lemari.
Memilih baju baju lama yang tidak kubawa ke rumah baru
Dan
Ku pilih lah daster warna putih dan bercorak bunga . Untuk dalemannya aku tidak memakai apapun .
Duduk di meja rias .
Baiklah .
" Dit , nanti pulangnya singgah dulu ke rumah kita ya "
Pesan yang ku kirim ke anakku.
Tanpa mempedulikan semua chat yang tak pernah kubalas .
" Iya bund . "
Seketika di balas anakku .
Ku pikir, ada baiknya kami harus bertemu. Ditempat dimana semua itu di mulai dan tidak ada satu pun yang menginterupsi kami .
Maksudnya ketika di rumah baru , ada mas Aryo dan Rachel. Jadi ada rasa ga enakan dan segan kalau harus bahas beginian .
Disini kami lebih bebas untuk bertukar pikiran.
Dan
Aku telah mengambil keputusan, apapun yang terjadi nanti . Terjadi lah .
Aku ga akan mundur lagi . Juga tidak akan menjustifikasi apa yang dipilih anakku .
Perkiraanku seharusnya 10 menit lagi dia nyampe . Namun entah mengapa rasanya lama banget.
Hingga aku mendengar suara motor didepan rumah . Tak berapa lama juga terdengar orang yang masuk .
Hatiku semakin dag dig dug .
Kok ga masuk masuk ?
Apa ? ....
Hmmm..
Chat aja deh .
Setelah mengirim pesan , aku langsung kembali ke mode santai .
Cek....lekkkkk.....
Terasa lama sekali gagang pintu itu berputar
Dan
" Halo dit .... "
Dalam hati .
" Duh . Padahal kan bukan itu yang harus ku ucapkan .. "
Aku sebelumnya juga uda praktek. Kalimat apa yang harus ku ucapkan saat anakku masuk ke kamar .
Tapi
" Ehhhhh.... Bukunya ..... Kebalik..... " Dalam hati
Semakin panik .
Aku yang awalnya pura pura sambil baca buku agar terlihat santai . Tapi ternyata halamannya terbalik .
Tenang
Tenang..
Adit masih saja terpaku di depan pintu .
Lalu
" Ss.sini deket bunda . "
Aku menunjuk ke arah paha . Bermaksud agar ia berbaring disitu .
Adit berjalan perlahan.
Aku merasakan dia sedang kebingungan.
Apa geranganku yang bisa bersikap semanis ini padanya.
Dengan agak ragu dia berbaring di pahaku.
Aku tersenyum kecil .
Menghilangkan rasa panik juga membuat buah hatiku ini merasa nyaman .
Juga secepat kilat ku taruh buku di meja . Memastikan bahwa adit tak membaca perasaanku saat ini .
Karena. Jika ia tau bukunya terbalik , maka akan muncul asumsi bahwa diriku ini sebenarnya juga grogi . Begitu pikirku
.
.
.
.