Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA RAHASIA SEORANG ISTRI

Bimabet
Si nely yg udah “sayang binal” sama si parno malah dikecewain😂. Akankah nely bakal putus sama parno dan jadi murni binal ? Cari pelampiasan napsu sama pria2 kasar yg lain? Plus masih ada misteri apa yg sebenernya dilakuin si jessica😎. Hmmm…🤨
 
Terakhir diubah:
Part 18 positif


(Nely)

Air mataku terus mengalir, tubuhku meringkuk di atas ranjang pak parno.

Kenapa hatiku sakit, pak parno adalah lelaki tua yang aku pikir baik. Dengan kondisi ku yang sedang hancur kuharap dia mengerti isi hatiku.
Tapi kenapa pak parno malah tega menawarkan tubuhku ke orang lain.

"Apakah pak parno menganggap ku tidak ada harga diri…hiksss…" gumamku di sela tangisanku

"Semua laki-laki bajingann…"
"Maaf mami Pi…"
"Mamii… mamii gak pantas lagi disebut istri…"
Ya ampun aku sangat menyesal dengan apa yang aku lakukan selama ini, keluarga ku hancur.

Entah kemana aku akan pergi, sudah berapa hari aku tidak pulang kerumah. Pergi tanpa kabar, aku saat ini ingin sekali memeluk suamiku dan anak - anakku

"Pak… padahal Nely udah rela mempertaruhkan keluarga Nely dengan selingkuh dengan bapak, tapi kenapa bapak tega menjual Nely" kepalaku sakit, hatiku kalut, entah aku tak tau perasaan ku saat ini

"Tok..tok..tok…" terdengar suara pintu kamar di ketuk

Aku hanya diam, saat ini aku ingin menenangkan diriku. Pasti pak parno ingin masuk dan menyuruhku untuk tidur dengan kuli pasar itu.
"Tok..tok…" kembali pintu kamar di ketuk

"Nely …." Terdengar suara perempuan memanggil

"Ce jes.." gumamku

"Nelyy…. Ini ce jess… buka pintu nya" teriak ce jes dari luar

"Hah .. ce jes kesini"
"Ii..iiyaaa bentar ce" aku segera bangkit dari ranjang pak parno

"Duhhh baju ku di luar lagi" aku melihat kiri dan kanan, lalu berjalan ke arah lemari mencari baju namun tak ada kulihat satupun baju istri pak parno

"Nell….." teriak ce jes lagi

"Iyaaa bentar cee…" teriakku

"Duhhh… gak ada baju" kubongkar lemari pak parno mencari apakah ada baju istrinya disini

"Emm...Yaudah deh pakai ini aja" aku menarik selimut di ranjang dan melilitkannya di tubuhku

Kubuka pintu dan keluarkan kepalaku sedikit, terlihat ce Jesica berdiri di depan pintu dan di belakang nya ada pak parno berdiri melihatku, aku hanya melihat matanya sekilas dan langsung membuang muka ke arah ce Jesica

"Masuk ce.. di dalam aja.." aku menyuruh ce Jesica masuk ke kamar

Ce Jesica melangkahkan kakinya masuk
"Bapak tunggu diluar aja ya" ujar ce jes pada pak parno

Ce jes duduk di tepi ranjang pak parno dan langsung kututup pintu kamar.
Kususul ce Jes duduk di ranjang
"Nel…" tegur ce jes
Aku hanya tertunduk lesu di hadapan ce Jesica

"Nely kenapa ?" Tanya ce jes

"Nely mau pulang ce…" aku tertunduk lesu, mataku masih sembab akibat menangis tadi dan rambutku acak-acakan sehabis bersetubuh dengan pak parno tadi sementara tubuhku hanya di tutupi dengan selimut

"Malam itu Cece nyariin Nely…" ucap ce jes sambil menggenggam jemariku

Aku hanya diam tak menjawab kata - kata ce jesica, aku kembali teringat kejadian malam itu di mana aku di setubuhi lima orang sekaligus di terminal.

"Terus cece juga nyariin ke mobil, ternyata mobilnya gak ada" timpal ce jesica

"Mmm…maaf ce.." jawabku terbata

"Gapapa .. ce jes juga mabuk malam itu, untung ada bapak-bapak yang nganterin ce jes pulang" ujar ce jes sambil merapatkan tubuhnya ke arahku lalu ce jes menarik tubuhku ke arah pelukannya

Ce Jesica berusaha menenangkan ku, aku hanya diam dan juga mulai memeluk ce jesica erat.
"Hikss…." Tak terasa aku mulai tersedu

"Malam itu Nely di bawa preman ke terminal ce hikss…." Aku berusaha menceritakan hal yang terjadi malam itu sambil tersedu

"Namanya bang Tigor… hikss…" timpalku

"Terus di situ, Nely di pake sama lima orang…" terangku melanjutkan kejadian malam itu

"Maafin ce jes ya nel, harusnya ce jes gak ajak Nely kesitu.."
"Ce jes juga mau di bawa preman disitu, untung aja cepat di bawa sama bapak itu" ujar ce jes

"Yaudah… yuk Cece antar pulang" ce jes melepaskan pelukannya dan memegang kedua pundakku

"Tapi Nely takut sama Hendri ce" aku tertunduk lesu di hadapan ce Jesica

"Nnti Cece bantu… yuk…" ce Jesica berdiri dan menarik tanganku

Aku pun perlahan berdiri mengikuti ce Jesica
"Ehh …" seketika selimut yang melilit tubuhku terlepas dan terlihatlah tubuh telanjang ku di depan ce Jesica

"Wow…." Ucap ce Jesica kagum

"Ehh.. kenapa ce…" tanyaku

"Pantesan laki-laki banyak yg suka body Nely hihi… " tawa ce Jesica

"Mm.. maksutnya ce ?" Tanyaku

"Iyaa…. Udah punya anak dua masih kencang aja, teteknya montok lagi hihi" tawa ce jesica

"Ihh… udah ahh… malu…" ketusku

"Jadi mau pulang pakai ginian aja nih?" Tanya ce jes

"Yaaa enggak dong ce…" balasku

"Terus ??" Tanya ce Jesica

"Pinjam baju istri pak parno ce, tapi Cece yg ngomong yahh.. Nely males…" ucapku sambil merapikan kembali selimut yang menutup tubuhku

"Lohh… kenapa ? Bukannya abis ngentot dengan pak parno ?" Tanya ce jes

"Ehh… kok Cece tau ?" Tanyaku

"Yahh… itu ada daster sama bra berserakan di luar hihi" ce Jesica tertawa meledekku

"Eee…. Pinjemin ce, pokoknya Nely gak mau ngomong sama pak parno" ucapku sambil berjalan ke arah pintu dan segera membukanya

"Kenapa ? Gak dapet ya ? Pak parno udah gak kuat lagi ? Haha" tawa ce Jesica terus meledekku

"Iiihhh…bukan" aku kesal karna ce Jesica terus meledek

"Haha yaudah iyaa… yok.." ce Jesica berjalan keluar sementara aku keluar kamar dan menunggu di depan pintu

"Pak parno, pinjemin baju istri bapak buat bini muda pak parno ya..hihi" ucap ce Jesica

"Bapak mau ngomong sama Nely ce" terdengar suara pak parno

"Yaa… ngomong aja, itu orangnya" ce jesica menunjuk ke arahku

Tak lama Terlihat pak parno berjalan ke arahku
"Pake aja baju istri bapak ya ce ?" Ucap pak parno ketika sudah sampai di dekatku

"Iya" jawabku singkat

"Boleh ngomong sebentar ?" Tanya pak parno

"Ngomong aja" jawabku sambil membuang muka dari pak parno

"Di kamar itu ya ? Sekalian cariin baju buat ce nely" pak parno meraih tanganku

Aku mengikuti langkah pak parno ke dalam kamar, kulirik ke arah ce Jesica tapi tak nampak mungkin dia sedang duduk di sofa sehingga tidak terlihat dari kamar pak parno

"Gak usah ditutup " ucapku singkat ketika pak parno hendak menutup pintu kamar

"Maaf ya.." pak parno melepaskan gagang pintu dan berjalan ke arah lemari

Aku hanya berdiri di dekat pintu dan melihat pak parno mencari baju daster istrinya.
"Ini ce.." pak parno memberikan sebuah baju daster

Saat aku mau mengambil baju itu pak parno meraih tanganku
"Mmhhh….." pak parno Langsung mencium bibirku

"Mhhh… lepashh.. ada ce jeshh… mhhh…" aku berusaha mendorong tubuh pak parno

Pak parno menarik selimut yang menutupi tubuhku dan seketika tubuhku telanjang
Jilatan pak parno turun ke leher ku dan naik lagi sambil mencium bibir ku
"Lepashh.. pakhh…mhhh…." Pak parno dengan cepat menjilati leherku

Kepalaku mengadah seolah memberikan ruang pada pak parno untuk terus menjilati leherku
"Aahhh… nanti ce jeshh datanghh.. lepash pakhh…" bisikku pelan sambil menahan desahan karna geli di jilati pak parno

"Sluurpp… slurpp… " jilatan pak parno dari leher turun ke payudaraku kiri dan kanan, putingku di gigit-gigit oleh pak parno

Tanganku di angkat pak parno ke atas dan ketiakku juga di jilatinya bahkan di sedotnya.

"Ihhh… gelihh pakhh… udahhh….." tubuhku tak melawan di rangsang pak parno, seiring dengan perlakuan pak parno nafsuku langsung memuncak

"Jangann di gigithh… nelyhh gak kuathh… ahhh…" pak parno menggigit putingku dan menyedotnya bahkan payudaraku seakan mau di telan oleh pak parno

"Ehemmm…." Terdengar suara batuk dari depan

Seketika pak parno menghentikan jilatannya dan menatap wajahku
"Jangan marah sama bapak ya" bisik pak parno

"Ahhh…. Ahh…. Ahh… lepas…" aku mengatur nafas dan menyuruh pak parno melepaskan jemarinya yang berada di kedua lenganku

Aku yang tersender di tembok melirik ke arah pintu luar takut kalau ce Jesica datang dan menatap pak parno lagi
Kini tatapanku sayu karna nafsu ku sedang naik oleh perlakuan pak parno

"Cece janji ya, datang lagi ke tempat bapak atau kita ketemu di luar" ucap pak parno

Aku tak menjawab hanya menggeleng kan kepalaku
"Ahhh……" desahku saat tiba-tiba putingku di pelintir oleh jemari pak parno

"Yakin ?" Pak parno menatapku

Mataku hanya terpejam sementara jemariku menggenggam tangan pak parno namun tidak untuk menepisnya
"Ahhh… jangannhh pakh…" desahku tertahan karna takut terdengar ce Jesica

"Ahhh… iyaaa… nelyhh bakalhh.. ouhh…" suaraku terputus oleh desahanku

"Bakal apa ?" Tanya pak parno

"Kita ketemu lagi pakhh.. ahhh…." Aku merapatkan tubuhku dan melingkarkan jariku pada leher pak parno dan memeluknya

Pak parno juga memelukku, kami sama-sama terdiam. Nafasku masih sengal oleh perbuatan pak parno
"Pegang kontol bapak" bisik pak parno di telinga ku

"Mmhh… buat apa, ada ce jes pak" bisikku pula sambil memeluk pak parno

"Janji kalau kita akan ngentot lagi" bisik pak parno

Aku mengarahkan jemariku ke penis pak parno dan menggenggam nya dengan lembut
"Udahh…? Tanyaku

Pak parno menggerakkan pinggulnya sehingga penis itu maju mundur di genggaman ku
"Kocokin sayanghh…" perintah pak parno

Dengan posisi memeluk pak parno, jemariku mengocok penisnya.
"Jangann lama pak.. nanti ce jes kesini gimana" bisikku pada pak parno

"Ahhh… tangan ce Nely lembut ahh.." erang pak parno

"Plakk…" pantatku di tampar kemudian di remasnya

"Ahhh…. " Seketika aku mendesah
"Jangan pakhh…" aku menepis tangan pak parno di pantatku

"Masukin bentar ya" bisik pak parno

"Gak.." aku menggeleng kan kepalaku

Namun tubuhku di balikkan oleh pak parno menghadap ke tembok, tak ada perlawanan dariku. Kulihat ke arah depan dari celah pintu yang setengah terbuka.
"Engghh….."desahku saat pak parno mulai memasukan perlahan penisnya ke vaginaku

"Jangannhh lama yahh pakhh…." Ucapku sambil melirik pak parno, keningku mengkerut dan mataku sayu menatap pak parno

"Iyaahh sayanghh…" balas pak parno

"Mmhhh….. mmhhh….." aku menahan desahku dengan menggigit lenganku saat pak parno mulai menggenjot vaginaku

"Memek ce Nely empot bener… plak…." Ujar pak parno sambil menampar pantatku

Jemarinya terus menggerayangi punggungku, keringat pak parno menetes membasahi punggung ku
"Plakk….plak .. plakkk…." Suara benturan paha pak parno dan pantatku

"Pakhh.. pelanhhh… ouhh…" ucapku sambil terus menahan desahanku

"Enak ce ?" Tanya pak parno

"Ahhh .. ahhh…. Cepetanhh.." aku tak menggubris pertanyaan pak parno

"Mauu bapak yah…?" Tanya pak parno lagi

"Gakhhh .. ahhh….ahhh….." jawabku sambil mendesah akibat sodokan pak parno

"Akkkhhh…. Ouhhh…. Pelanhh …" aku terkejut tiba-tiba pak parno mempercepat sodokannya

"Beneran gak mauu haa ?" Tanya pak parno

"Aahhhh…. Gelihhh… Pelanhh pakhh…." Desahku sambil menggelengkan kepala

"Jawabhhh.. sayanghh…" pak parno menyodok vaginaku dengan tempo cepat membuat tubuhku lemas menerima sodokan penis pak parno

"Ahhhhhh…….." aku menarik nafas panjang dan tubuhku tersungkur saat pak parno melepaskan penisnya dari vaginaku

"Aahhh … ahhh…. Lemass pak…." Aku mengatur nafas.

namun pak parno menarik tubuhku berdiri. Seketika tubuhku tersandar di tembok dan pak parno merapatkan tubuhnya.
"Bantu bapak ya sayanghh.." bisik pak parno

"Jangann yang itu ya pak, nanti Nely bantu cari uangnya" balasku

"Bapak cuma di kasih waktu seminggu ce" ucap pak parno

"Iyaa .. Nely usahain, Nely gak mau lagi tidur sama laki-laki lain" terangku menatap wajah pak parno sayu

"Makasih yaaa ce… cuphh…." Pak parno mengecup bibirku

"Iyahh pak" aku pun membalas kecupan bibir pak parno

"Mau di lanjut ce ?" Ucap pak parno sambil menunjuk penisnya

Aku pun melirik ke luar, tak nampak ce Jesica dari tempatku. Mungkin dia sedang menunggu di sofa
"Jangan lama ya pak, ada ce Jesica" bisikku pelan

"Hehe… ngentot ce Nely mana bisa sebentar" tawa pak parno

Pak parno membalikkan tubuhku lagi dan dengan sigap dia menggesek penis nya
"Mmhh …" nafasku berat dan aku menggigit bibir bawahku

"Cepat masukinnhh pakhh" ucapku sambil melirik ke belakang

"Ouuhhhh……" suara desahku, dengan sekali hentakan penis pak parno menerobos vaginaku

Pak parno langsung menggenjot ku dengan tempo cepat, aku berusaha menahan desahanku dengan menggigit lenganku.
"Plak…plak plakk…" terdengar hentakan paha pak parno dan pantatku kembali

"Enakhh sayang ?" Tanya pak parno

"Eemmhh… enakhh pakhh… ouhhh…" rasa gatal di vaginaku semakin membuatku bergairah, nafsuku sudah kian memuncak, sodokan pak parno begitu cepat di vaginaku.

"Pakhh…pakhh… stophh… ahhh…" kulihat ce Jesica berjalan ke tempat kami

"Kenapa ce ?" tanya pak parno

"Ce jes…" bisikku

"Lepas dulu pak…" aku sedikit memajukan pinggulku yang sedang di cengkram oleh pak parno

Namun pak parno menahan pinggulku agar penisnya tidak terlepas

"Oalahh…. Pantes lama, lagi ngentot ya hihi" tawa ce jes

"Eeenngg… gak ce"
"Lepas dulu pak…" perintahku pada pak parno

"Hehe iyaa ce, perpisahan, takut kangen" ujar pak parno

"Ihhh… apaan sih pak…"
"Lepas dong" ketusku

"Gapapa nel, lanjut aja.. Cece gak ganggu kok hihi" tawa ce jes

"Ouhh….." desahku saat pak parno mulai memajukan kembali penisnya menorobos vaginaku

"Mhhh…. Cee jeshh…. Ahhh…."
"Jangannhh lihat… " aku menghalau tanganku agar ce jes pergi dari tempatnya berdiri

"Ihhh… gapapa, ngapain malu hihi" ucap ce jes sambil merogoh tasnya

Ce jes mengeluarkan handphone nya dan mengarahkan nya padaku
"Cece foto ya, buat kenangan hihi" ucap ce jes sambil mengambil foto aku sedang di sodok oleh pak parno dari belakang

"Ehh…. Ahh… jangannhh….. ahhhh…" aku berusaha berjalan ke arah ce jes sambil pak parno terus menggenjot ku dari belakang

"Woww…. Seksinya, bini orang cina lagi ngentot dengan laki-laki tua kuli haha" ce jes terus mengambil foto ku

Aku terpaksa menutup wajahku dengan tanganku namun tiba-tiba pak parno menarik tanganku ke belakang
"Hehe nanti kirim ya ce" tawa pak parno

"Ahhh….. jangannhh…" kutatap pak parno kebelakang sambil menggelengkan kepala

"Plakk… plak… plakk…." Pak parno tak menjawab dia fokus menggenjot vaginaku

"Enak ya pak ?" Tanya ce jes

"Ouhh.. enakhh ce.. sempit…" jawab pak parno

"Hahaha …. Beruntung tuh bisa ngentotin Nely, bodynya montok gitu, lihat tuh teteknya goyang goyang gara-gara bapak sodok hihi" tawa ce jes sambil terus mengarahkan handphone nya padaku

Sepertinya ce jes merekam persetubuhan aku dan pak parno
"Aahhh .. ahhh….. mhhh…." Aku hanya mendesah menerima sodokan dari pak parno

"Ahhh… bapak mau keluarhh…" pak parno semakin brutal menggenjot vaginaku

"Di dalamhh apa di luar ce… arghhh…" tanya pak parno

"Ahhh….. ahhh… tersserah…." Jawabku sambil terus mendesah, sepertinya aku juga akan segera orgasme

"Aaarghhhh……." Erang pak parno

"Ahhhh…..gelihhh…. Mau pipishh…. Pakhhh….." aku pun meracau karna sebentar lagi akan mencapai puncak

"Aarggghhh…. Bapakhhh keluarhhh…." Pak parno semakin cepat menggenjot vaginaku

"Plakk…plakk…plakk….." suara peraduan pantatku dan paha pak parno

"Aakkhhh……" erang pak parno

"Sreett….. srett…. Srett…" pak parno membenamkan dalam-dalam penisnya dan menyemprotkan spermanya ke dalam rahimku

Aku pun mencapai orgasme ku, tubuhku lemas. Aku menutup mata rapat-rapat merasakan nikmatnya orgasme yang baru kudapatkan dari pak parno
"Plop…" bunyi penis pak parno terjabut

"Wiihhh…. Nembak dalam nih…" ucap ce Jesica sambil mengarahkan handphone nya ke arah vaginaku

Terlihat lelehan sperma pak parno menetes keluar membasahi pahaku
"Aahh…. Ngapain di videoin sih ce" ketusku

"Hihi… buat kenang-kenangan" tawa ce jes
"Lagian kalian ngentot Cece lagi di depan nungguin" timpal ce Jesica

"Pak parno nih…"
"Udah ah… Nely mau mandi dulu"
"Mana bajunya pak" aku mengambil baju daster yang terjatuh di lantai dan pergi keluar dari kamar itu

Setelah aku selesai mandi aku berjalan keruang tamu rumah pak parno

"Pokoknya bapak jalankan ya sesuai rencana" terdengar samar suara ce Jesica

"Eh.. sudah seger ni bini pak parno hihi" tawa ce jes saat aku mau menguping ternyata dia sudah berdiri dan melihatku datang

"Yuk…" ce Jesica tersenyum kepadaku

"Pak… Nely Jesica bawa dulu yaaa ke tempat lakinya hihi " tawa ce Jesica pada pak parno

"Nanti selingkuhnya janjian aja beruda yahaha" timpal ce Jesica sambil tertawa

"Iihhh… apaan sih ce" ketusku

"Jangan lupa kabarin bapak ya ce Nely" ucap pak parno

"Hmmm…." Jawabku

Aku dan ce Jesica pergi meninggalkan rumah pak parno. Kira-kira apa ya yang bakal terjadi dirumah, apakah aku akan dibunuh oleh Hendri. Atau surat cerai akan di berikan di depan wajahku.

"Ce mampir bentar ke apotek ya" ucapku saat mobil mengarah kerumahku

"Mau beli apa nel ?" Tanya ce Jesica

"Tespack" jawabku singkat

"Nely hamil ?" Tanya ce Jesica penasaran

"Gak tau… ini mau di cek.." ucapku sambil memegang perut ku

"Pinjem uang ce jes ya" timpalku

"Haha kalau hamil terus itu anak siapa ?" Tawa ce Jesica

"Ihh.. kok cece senang sih…" aku kesal karna ce Jesica bukannya panik malah tertawa

"Lohhh… gapapa dong, paling anak pak parno hihi" ce Jesica terlihat senang kalau aku hamil, padahal aku tak mengharapkan kalau benar -benar hamil, bahkan aku berfikir akan menggugurkan kandungan ku jika benar itu terjadi

"Gak tau deh.. Nely pusing" ucapku singkat sambil melihat ke arah jendela luar

Mobil mengarah parkir ke sebuah apotek dan ce Jesica memberikan selembar uang seratus ribu padaku
"Nih.. cukup kan ?" Tanya ce Jesica

"Cukup ce… bentar yahh…" ucapku sambil turun dari mobil

Setelah membeli taspack di apotek aku mencari toilet umum. Aku ingin segera mengetahui apa benar aku hamil atau tidak.

"Garis dua.." ku lihat garis yang terlihat di taspack, aku seperti tidak percaya kalau aku hamil.

"Rusak gak nih ya…" aku melempar taspack itu ke lantai

"Aarggghhh…." Aku ingin rasanya berteriak dan jemariku meremas perutku

"Anak siapa…" kepalaku terasa sakit, ingin rasanya aku mati disini. Aku gak tau lagi harus gimana, rasanya ragaku sudah ingin lepas dari tubuhku saat mengetahui kalau aku sedang hamil.

Hamil anak siapa, sudah banyak laki-laki yang menumpahkan spermanya dalam rahimku.
"Hikss… pii…" aku menangis, tak terasa air mataku menetes

Lama aku berdiam di toilet dan akhirnya aku berjalan gontai ke mobil ce Jesica
"Udah di cek nel?" Tanya ce jesica

"Udah" jawabku singkat

"Hasilnya ?" Tanya ce jes penasaran

"Positif" jawabku

"Wiihhh…. Nambah anak lagi ni, selamat ya…"
"Cece yakin itu anak pak parno hihi" ce Jesica terlihat senang

Namun tidak dengan hatiku, rasanya aku ingin mati saat itu. Mengandung anak yang bukan dari suamiku, bahkan aku tidak tau itu anak siapa.
Bersambung.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd