Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Ranjang Yang Ternoda (Reborn)

Status
Please reply by conversation.

Panjoel_hoki

Semprot Kecil
Daftar
11 Sep 2016
Post
80
Like diterima
390
Bimabet

Ranjang Yang Ternoda


Cerita yang dituliskan ini dulunya melegenda. Satu episode terakhir yang dinanti tak kunjung muncul. Begitu juga beberapa remake yang ternyata gagal untuk dipublikasikan. Berkenaan dengan itu, untuk penulisnya di sana, izinkan gue melanjutkan dan sedikit mengubah cerita suhu. Hanya saja, gue lebih tertarik mengorek-ngorek tentang Alya. Semoga saja pembaca tertarik membaca.


Pak Bejo


Alya Harumsari

“Dasar tua bangka bejat!” maki Lidya Safitri saat Pak Bejo pergi meninggalkan rumah.

Alya Arumsari terkejut dan melotot ke arah adiknya dengan pandangan marah. “Heh! Ngawur! Jangan keras-keras! Mengatai-ngatai orang kok seenaknya sendiri! Kalau dia denger gimana coba?”

Pak Bejo Suharso adalah seorang tetangga yang baik, gemar membantu orang lain dan sangat ramah walaupun hidup mereka sedikit kekurangan. Ia dan istrinya, Bu Bejo, adalah tetangga dekat keluarga Alya. Sejak kepindahan mereka ke kawasan pemukiman ini Pak Bejo dan istrinya amatlah sering memberikan bantuan. Bahkan ketika Alya atau suaminya sibuk, Pak Bejo dan istrinya sering menjaga Opi, putri mungil mereka. Lidya adalah adik Alya yang semalam kebetulan menginap di rumah Alya. Lidya sudah mulai tidak suka dengan Pak Bejo sejak pertama kali bertemu dengannya.

“Habis dia nggak tau diri sih, Mbak,” jawab Lidya. “Waktu Mbak Alya membungkuk mau mengambil mainannya Opi yang jatuh, matanya jelalatan, ngeliatin ke belahan dada Mbak Alya, lalu menjilat bibirnya dengan mesum. Itu kan nggak sopan namanya!” Lidya berhenti sebentar, lalu melanjutkan sambil menatap kakaknya yang molek dengan pandangan serius. “Jangan-jangan Pak Bejo pengen tidur sama Mbak Alya?”

Seketika Alyapun tertawa, Lidya ikut-ikutan tertawa. Alya tidak membela Pak Bejo, tapi berjanji dalam hati di lain kesempatan akan lebih hati-hati saat tetangganya itu datang berkunjung. Lidya juga tidak bisa menyalahkan Pak Bejo, jangankan dia, semua orang yang normal pasti mau tidur dengan Alya. Kakak Lidya itu memiliki tubuh yang seksi seperti bidadari dan memiliki kecantikan luar dalam. Ditambah perilaku yang sangat lembut dan ramah, makin lengkaplah kesempurnaan Alya. Rambut panjang indah sebahu, tubuh ramping yang jauh lebih indah lekukannya daripada sirkuit sentul, kulit putih mulus dan buah dada yang luar biasa ranum menggiurkan meskipun sudah beranak satu. Ya, semua orang pasti punya pandangan mesum pada kakaknya itu.

Tapi Lidya sendiri juga sangat cantik. Tubuhnya juga tidak kalah indah, walaupun kalau dibanding Alya yang memiliki ukuran BH 36, Lidya hanya 34C. Kecantikan keluarga mereka memang sudah terkenal. Kadang banyak laki-laki kampung sekitar berkumpul di depan rumah keluarga Alya kalau Dina, Alya dan Lidya sudah berkumpul.

###

Pak Bejo Suharso yang pensiunan PNS bertubuh gemuk, dengan kulit hitam kecoklatan terbakar matahari dan berusia enam puluh dua tahun. Wajahnya sudah dipenuhi keriput, matanya kemerahan dan rambutnya yang ikal mulai membotak. Wajahnya bukan wajah seorang pria tua yang simpatik, bahkan cenderung buruk rupa. Walaupun bukan orang berada dan hidup serba kekurangan, Pak Bejo dikenal lumayan akrab dengan penghuni sekitar sehingga sering dimintai bantuan dan punya banyak kawan di kampungnya.

Tapi di balik penampilannya pada Alya sekeluarga, Pak Bejo sebetulnya adalah seorang preman yang sering judi, jajan PSK, mabuk-mabukan dengan anak-anak muda dan berkelahi dengan orang yang tidak disukainya. Satu lagi kejelekan Pak Bejo, orang ini sangat mesum.

Pak Bejo dan istrinya hampir tiap hari berkunjung ke rumah keluarga Hendra dan Alya. Biasanya Bu Bejo akan merawat Opi yang masih kecil setiap kali Hendra dan istrinya pergi bekerja. Pak Bejo dan istrinya memang suka dengan anak kecil apalagi yang selucu dan secantik Opi, tapi Pak Bejo lebih suka dengan ibunya yang luar biasa manis dan seksi.

Alya yang masih muda dan jelita adalah wanita impian Pak Bejo. Sejak pindah ke kampung ini, Pak Bejo tak pernah melewatkan mengamati ibu muda yang segar itu. Wajahnya yang cantik, tubuhnya yang seksi, baunya yang harum, kakinya yang jenjang, kulitnya yang putih mulus, rambutnya hitamnya yang panjang sebahu, buah dadanya yang montok dan membusung, pantatnya yang bulat, semuanya Pak Bejo suka. Sejak Bu Bejo dipercaya dan sering dipanggil sebagai babysitter keluarga Hendra, Pak Bejo bisa memuaskan dahaga nafsunya dengan mencuri-curi pandang ke arah semua titik lekuk keindahan tubuh Alya.

‘Si Alya memang benar-benar dahsyat.’ Kata Pak Bejo dalam hati, “Coba lihat aja bibirnya. Uahahhh, pokoke maknyuuuss. Kalo dipake buat nyepong, baru nempel aja paling aku udah keluar.”

"Andai aku bisa menyetubuhi si alya itu, mungkin bakal jadi persetubuhan yang dahsyat di ranjang."

Hari ini dia lebih beruntung lagi, karena tadi pagi sempat mencuri celana dalam Alya yang belum dicuci. Dia sempat mencium bau harum belahan selangkangan Alya dari celana dalam bekas pakainya itu. Setelah istrinya tidur, malam ini Pak Bejo beringsut ke kamar mandi dengan sembunyi-sembunyi sambil membawa celana dalam Alya. Buat apa lagi kalau bukan buat coli? Ia segera bermasturbasi dengan membayangkan wajah Alya dan mimpi bercinta dengan istri Hendra itu dari segala macam posisi. Pak Bejo merem melek dan mendengus-dengus penuh nafsu.

"Alya, memek harum milikmu musti merasakan penis pak bejo sayang"

‘Wah,’ pikirnya. ‘Kalau cuma begini terus, bisa rusak kontol ini aku betot. Gimana yah caranya bisa ngentotin si Alya yang semlohay itu? Aku musti cari cara buat bisa masukin kontol ini ke memeknya!’

Setelah orgasme dan melepaskan air mani ke lantai kamar mandi, Pak Bejo kembali ke teras dan kongkow-kongkow. Dia masih mengatur strategi untuk melaksanakan pikiran kotornya. Suatu saat, teringatlah Pak Bejo pada adik Alya yang juga sangat cantik dan seksi yang bernama Lidya.

‘Si molek itu kayaknya curiga sama aku. Suatu saat nanti aku harus memberi dia pelajaran di tempat tidur!’ kata Pak Bejo dalam hati. ‘Yang mana yah enaknya? Alya atau Lidya yang sebaiknya aku entotin duluan? Wah wah, satu keluarga kok semlohay semua. Belum lagi kakaknya yang paling gede, siapa itu namanya… Dina Febrianti? Wah… teteknya oke banget… ah ah… Dina, Alya atau Lidya?’

Pak Bejo lantas membuka folder-folder gambar di dalam HPnya. Di dalamnya terdapat tiga foto yang sangat dia sukai. Semuanya seronok dan diambil tanpa sepengetahuan sang target. Gambar Dina saat mengenakan kaos ketat yang memperlihatkan kemolekan buah dadanya, gambar belahan dada Alya saat pujaan Pak Bejo itu membungkuk dan gambar paha mulus Lidya. Dina sudah menikah dan tinggal tidak jauh dari rumah Alya, berbeda gang tapi masih dalam satu komplek. Bersama suaminya, Anton, Dina memiliki dua orang anak yang sekarang sudah bersekolah di SD terdekat. Sedangkan Lidya adalah penganten baru yang tinggal di sebuah rumah agak jauh di pinggiran kota. Karena sering tugas keluar kota, maka Andi suami Lidya sering menitipkan istrinya ke rumah Alya.

"Bagaimanapun, si alya tetep paling merangsang buatku. Aku harus rebut dia dari si hendra tengik itu."

Kedua orang tua kakak beradik Dina, Alya dan Lidya sudah meninggal dunia karena kecelakaan beberapa tahun yang lalu.

Sambil menikmati gambar ketiga kakak beradik yang seksi itu, Pak Bejo Suharso terus melamun hingga larut malam sambil menggaruk-garuk selangkangannya yang makin gatal. "Alya, kamu tega sayang nyiksa kontol pak bejo. Kontol bapak harus segera masuk ke sarangmu biar tidak gampang berdiri terus ngelihatin kamu."

###

Alya sudah bekerja keras sepanjang hari Minggu ini dan dia kelelahan. Ibu rumah tangga muda yang cantik itu sudah mencuci baju, memasak, membersihkan rumah, memandikan Opi dan menidurkannya. Apalagi hari ini Alya harus melayani kunjungan ibu mertuanya yang baru pulang sore hari sementara Bu Bejo sedang mengunjungi relasi sehingga tidak bisa datang. Akhirnya Alya bisa beristirahat dengan tenang malam itu.

Setelah mandi dengan shower, keramas dan mengenakan piyama, Alya merebahkan diri di tempat tidur. Sayangnya, Hendra punya pikiran lain dan mulai bergerak mendekati istrinya yang tidur membelakanginya. Hendra memeluk Alya dari belakang, menepikan rambut dan menciumi lehernya yang putih.

“Jangan sekarang ah, Mas Hendra,” kata Alya manja. “Aku capek banget.”

Hendra tidak menjawab. Suami Alya itu terus menciumi lehernya dan meletakkan tangannya di payudara kiri Alya. Hendra meremas susu Alya perlahan dan menjilati daun telinganya, sementara tubuhnya kian mendekat dan akhirnya Hendra menempelkan alat vitalnya di belahan pantat Alya yang montok.

“Mas…” Alya menggeliat dan mencoba mendorong suaminya menjauh. Tidak enak juga rasanya menolak melayani suami seperti ini, karena biar bagaimanapun Alya sangat mencintai Hendra dan ingin melayaninya sampai puas. Sayangnya, Hendra sering memilih waktu yang tidak tepat saat meminta jatah.

“Ayolah, sayang,” kata Hendra sambil mencopoti kancing baju piyama yag dikenakan Alya. “Aku pengen.”

“Aku capek, Mas,” jawab Alya lembut. Tapi karena Hendra terus merangsang payudaranya, Alya akhirnya mengalah. Akan lebih baik kalau dia menyerah dan pasrah pada kemauan sang suami.

Alya berhenti menolak dan mulai rileks saat Hendra selesai melepaskan semua kancing baju piyama yang dikenakannya. Telanjang dari perut ke atas, Hendra segera menyerang kedua payudara Alya yang ranum dan indah. Hendra memijat buah dada Alya dengan kedua belah telapak tangannya. Suami Alya itu lalu mengelus-elus susu Alya dan menciumi sisi-sisinya. Hendra hanya sekilas mencium puting susu Alya (tidak cukup lama untuk membuatnya mengeras), lalu bangkit dan berlutut. Ia meraih bagian atas celana piyama yang dipakai Alya dan mencoba menariknya. Alya dengan desahan panjang mengangkat pantatnya ke atas supaya celananya mudah ditarik.

Hendra melucuti celana panjang piyama Alya dan melakukan hal serupa dengan celana dalam istrinya. Kini Alya sudah telanjang bulat di depan suaminya.

“Seksi banget, sayang. Sudah lebih dari lima tahun kita menikah, tapi bentuk tubuhmu masih jauh lebih indah dari gadis manapun. Masih seksi, masih mulus dan hmm… tidak, aku salah. Tubuhmu jauh lebih seksi, lebih mulus dan lebih aduhai dari siapapun.” Kata Hendra memuji keindahan tubuh istrinya. Alya tersenyum, paling tidak dia masih mendapatkan pujian dari suaminya.

“Ini semua untuk kamu, Mas.” Kata Alya mesra.

Hendra ambruk di atas tubuh Alya dan istrinya itu otomatis merenggangkan kakinya yang jenjang. Alya mengaitkan kakinya diantara pinggang Hendra dan menjepitnya lembut. Beberapa saat kemudian, Alya merasakan ujung kemaluan Hendra mulai menyentuh ujung vagina Alya. Wanita cantik itu menarik nafas panjang. Hendra mungkin bukan orang paling romantis di dunia, tapi penisnya lumayan besar, dan itu biasanya mampu mengagetkan dan memuaskan Alya.

Alya menahan nafas sementara Hendra melesakkan penisnya ke dalam vagina istrinya dengan sangat perlahan. Setelah seluruh batang kemaluan Hendra masuk ke dalam mulut rahimnya, Alya melepas nafas. Hendra mulai menyetubuhi Alya dengan gerakan pelan dan lembut. Gerakan Hendra yang ajeg dibarengi dengan erangan dan lenguhan kenikmatan. Alya merintih pelan dan manja, untuk memberikan kesan dia menikmati permainan cinta yang diberikan suaminya. Padahal dalam hati Alya sama sekali tidak puas.

"Orhh, terus alya...mas suka sekali permainanmu...", lenguh hendra.

Sebenarnya permainan Hendra tidaklah terlampau buruk, tidak pula singkat, kadang Alya juga terpuaskan perlahan-lahan, tapi permainan Hendra tidak mampu melejitkan Alya ke puncak kepuasan yang optimal. Alya mencoba mengimbangi gerakan memilin suaminya dengan gerakan pinggulnya, mencoba menyamakan ritme dengan gerakan mendorong yang dilakukan Hendra, tapi lagi-lagi Alya harus berpura-pura karena tak berapa lama kemudian Hendra sudah orgasme. Alya tersenyum dan mencium suaminya lembut. Hendra menyentakkan penisnya dalam vagina Alya untuk kali terakhir sementara air maninya membanjiri liang kemaluan sang istri.

"Hhmmm mas hendra....selalu begini. Kamu kenapa sih mas cepet banget klimaksnya. Alya kan belum orgasme, alya belum puas mas...."

Setelah semuanya usai, Hendra bergulir dari atas tubuh Alya dan memejamkan matanya penuh kepuasan. Alya bangkit dari ranjang, membersihkan diri sebentar dan kembali ke tempat tidur sambil memeluk suaminya yang sudah tertidur lelap penuh rasa cinta.

Sementara itu, di luar sepengetahuan Alya dan Hendra, sesosok tubuh gemuk berhenti merekam adegan persetubuhan mereka. Sosok itu sedari tadi bersembunyi di luar jendela kamar Alya. Entah bagaimana, sosok itu bisa menemukan celah di antara tirai, mengintip ke dalam kamar lalu merekam adegan seks mereka dengan kamera HP.

Sosok itu melangkah puas sambil terkekeh-kekeh pulang ke rumah. Sosok Pak Bejo Suharso!

"Hehehe....Kamu gak puas ya alya sayang dengan mas hendra-mu itu. Tenang, ada pak bejo yang bakal bikin kamu sangat puas nanti. Emang Kamu musti rasakan sodokan penis besar ini, pasti kamu mabuk kepayang..."

###

“Alya.”
“Iya Mas?”
“Dasiku yang biru kamu simpan dimana? Aku kok tidak bisa menemukannya dimana-mana?”
“Ada kok, di dalam lemari.”

Hendra selalu berharap Alya akan menyiapkan segala kebutuhannya sebelum berangkat ke kantor. Ketika mereka menikah beberapa tahun yang lalu, Alya sanggup melayani Hendra. Tapi kini, sebagai seorang wanita yang juga bekerja dengan seorang anak yang masih kecil, kesibukan pagi Alya sangatlah padat. Bangun pagi, menyiapkan makan, membangunkan Opi, menghidangkan sarapan… terus berlanjut sampai Hendra berangkat kerja, Opi diasuh Bu Bejo dan Alya sendiri berangkat bekerja.

Saat Bu Bejo tidak datang, kehidupan Alya jauh lebih hiruk pikuk. Untungnya suami istri Pak dan Bu Bejo gemar menolong dan mereka selalu datang untuk membantu. Bu Bejo tidak pernah menolak membantu dalam hal apapun juga, hubungan kedua tetangga inipun terjalin erat. Hendra dan Alya sering memberi uang lebih pada Pak Bejo dan istrinya sebagai balas jasa.

Sayangnya Alya kemudian mengetahui kehidupan gelap Pak Bejo Suharso. Pak Bejo adalah seorang suami yang pemabuk dan sering memukuli Bu Bejo dengan kasar. Tanpa alasan yang jelas (kemungkinan besar karena kalah judi), Pak Bejo bisa menghajar Bu Bejo sampai bengkak dan biru. Biasanya kalau sudah begitu, hanya Pak Bejolah yang datang ke rumah Hendra selama beberapa hari. Alya mengasihani Bu Bejo, kenapa dia masih tetap bertahan sebagai istri Pak Bejo? Mungkin kondisi ekonomi membuat kehidupan Pak Bejo menjadi keras, tapi itu bukan alasan untuk menganiaya istrinya sendiri.

Seandainya Hendra yang berlaku demikian, maka Alya akan minta cerai dan pergi sejauh mungkin dari rumah ini. Bukanlah penganiayaan fisik yang membuat Alya marah, tapi penghinaan berlebih terhadap kaum wanita yang membuatnya tersinggung. Alya hanya tertawa saat membayangkan Hendra menjadi seorang penganiaya istri, tidak mungkin terjadi. Mereka sudah pacaran sejak SMU dan Hendra adalah orang terbaik yang pernah ia kenal.

Suatu ketika Alya pernah menanyakan perihal alasan Bu Bejo bertahan, Bu RT itu hanya tertawa penuh kesabaran. “Kamu belum tahu apa-apa, nDuk. Mbak Alya belum mengerti apa-apa.”

Tapi, Bu Bejo berjanji, setiap kali Pak Bejo berlaku kasar, dia akan lari minta perlindungan pada Alya sekeluarga dan berusaha menyadarkan suaminya dari tindakan yang semena-mena itu. Hari ini Bu Bejo belum menampakkan batang hidungnya, dan Alyapun bertanya-tanya apa yang sedang terjadi.

“Opi, ayo habiskan makannya.” Kata Alya memperingatkan putrinya.

Putri kecil Alya punya kebiasaan buruk menghambur-hamburkan sarapan. Toh walaupun sudah masuk kelas 0 kecil, Opi masih seorang anak kecil. Alya melirik ke arah jam di dinding. Jam tujuh tiga puluh.

“Sayang, aku pergi dulu. Mungkin pulang agak telat hari ini. Ada meeting nanti sore dengan pemegang saham.” Kata Hendra sambil mencium pipi sang istri.

Melangkah keluar dari dapur, Alya dan Hendra mengangkat Opi dari meja makan. Kalau Bu Bejo tidak datang, Hendralah yang mengantarnya ke TK. Kalau sudah begitu, biasanya Opi dititipkan pada neneknya yang kebetulan tinggal di dekat TK dan juga bersedia menampung Opi. Hendra atau Alya akan menjemput Opi nanti sore sepulang kerja.

Alya merasa pusing hari ini, sehingga dia memutuskan untuk absen kerja. Setelah menelpon kantor untuk minta ijin, Alya juga menelpon mertuanya untuk menitipkan Opi. Saat melintas di depan kaca, tidak sengaja Alya memperhatikan tubuhnya sendiri. Sangat susah mempertahankan badan agar tetap langsing bagi sebagian orang. Tapi bagi Alya, dia bagai dikaruniai sebuah tubuh indah yang sangat sempurna. Alya merapikan rambut sebahunya yang agak kusut.

“Kamu memang seksi banget, sayang. Kalau jalan-jalan di mall, pasti banyak cowok pengen menggodamu.” Kata Hendra. Dia selalu memuji istrinya. Memang bukan hal aneh kalau Alya sering digoda cowok dimanapun dia berada karena sangat cantik dan seksi. Tapi Alya adalah seorang istri yang setia dan punya martabat yang ia junjung tinggi.

“Mama, Opi pegi dulu.” Kata si kecil sambil mencium pipi sang bunda.
“Iya. Ati-ati ya sayang.” Alya mengecup dahi Opi.
“Aku pergi dulu, say.” Hendra pamit sambil menggandeng Opi. Tetapi, ia sempat menyelipkan sebuah kalimat, "aku kepikiran buat bikin adik lelaki untuk si opi...". Setelah itu, baru hendra pergi.

Alya tersenyum dan melambaikan tangan pada mereka berdua. Ia cuma menggeleng-geleng apa yang hendra katakan. "Bagaimana mau bikin anak laki-laki mas, kamu aja begitu terus tiap malam..."

Alya ambruk ke atas ranjang setelah Hendra dan Opi pergi. Pengaruh obat yang dia minum setelah sarapan tadi membuatnya sangat mengantuk. Ibu rumah tangga yang jelita itu tertidur selama hampir dua jam sebelum terbangun dan memutuskan untuk bersantai-santai sambil membaca tabloid. Alya bertanya-tanya kemanakah Bu Bejo hari ini. Padahal, ia ingin berbagi cerita dengan wanita itu.

###

Hari mulai siang dan Alya masih terus membolak-balik halaman tabloid Ibu & Anak. Dia masih menunda pekerjaan rumah seperti mencuci piring atau memasak. Setelah merasa sedikit sembuh dari pusing, barulah Alya bangkit dari bermalas-malasan dan melangkah menuju dapur.

Saat itulah terdengar pintu pagar dibuka.

Siapa yah? Apa mungkin tukang pos yang mengantarkan surat atau paket? Pikir Alya dalam hati. Saat membuka pintu, Alya menemui Pak Bejo sedang membawa tas kresek hitam besar.

“Oh, saya kira siapa. Gimana Pak Bejo?” tanya Alya.
“Mbak Alya kok di rumah? Tidak kerja hari ini?”
“Oh, nggak, Pak. Soalnya hari ini badan agak kurang sehat, kepala juga pusing.”
“Oh begitu. Ini saya mau ngambil sampah. Biasanya Bu Bejo yang ngambil sampah di keranjang belakang. Tapi tadi tiba-tiba saja Bu Bejo juga tidak enak badan.”

Meskipun sedang malas berbasa-basi, Alya tidak mau tidak sopan terhadap tetangganya ini. “Oh begitu. Sampahnya ditaruh depan rumah saja, Pak. Nanti diambil sama tukang sampah yang keliling kan?”

“Iya, Mbak,” jawab Pak Bejo. “Kalau diletakkan di keranjang depan, pasti diambil tukang sampah komplek.”

Alya mengangguk dan mempersilahkan Pak Bejo masuk.

“Em, maaf Mbak. Tapi boleh saya minta segelas air putih? Saya haus sekali.” tanya Pak Bejo.

“Tentu saja boleh, Pak. Kan sudah biasa? Anggap saja rumah sendiri. Sini, biar saya saja yang mengambilkan. Bapak duduk dulu.” Kata Alya sopan.

Ketika kembali dengan segelas air putih, Pak Bejo sudah duduk di ruang tengah. Dengan cepat Pak Bejo meneguk air putih dan mengembalikan gelasnya pada Alya. Ibu muda yang cantik itu mencoba mengambil gelas, tapi sebelum sempat menarik gelas, tangan Alya sudah ditarik oleh Pak Bejo. Tubuh Alya tertarik ke depan ke arah pelukan Pak Bejo. Dengan sigap Alya memutar tubuh sehingga Pak Bejo kini berada di belakangnya dan mencoba lari, tapi Pak Bejo terus memegang tangan Alya dan memeluk tubuhnya. Saat mereka bergumul gelas yang dipegang Alya terlempar hingga pecah berkeping-keping. Tangan Pak Bejo mulai nakal meraba-raba dada kenyal Alya dan meremasnya dengan sangat keras hingga terasa sakit. Alya membungkukkan badan ke depan mencoba melepaskan diri dari pelukan erat Pak Bejo.

Semua usaha Alya sia-sia. Untuk bisa mempertahankan keseimbangan diri, Alya harus mundur ke belakang. Tanpa dikomando, Pak Bejo segera beraksi. Pria tua itu menyelipkan selangkangannya yang sudah membusung besar ke lipatan pantat Alya. Tangannya juga meremas buah dada Alya dengan sangat kasar. Alya mengernyit kesakitan.

“He-Hentikan, Pak!! A-Atau saya akan teriak minta tolong!” kata Alya terbata-bata. Dia sangat ketakutan.

“Aku tahu Mbak Alya tidak akan melakukan itu. Apa yang dibutuhkan Mbak Alya adalah tidur dengan laki-laki sejati. Setelah kita bersetubuh nanti, Mbak Alya akan menjadi seorang wanita yang mendambakan kontol besar setiap hari.” Kata Pak Bejo sambil terengah-engah penuh nafsu.

Setelah berusaha mengatasi kepanikan, Alya mencoba melawan. Tangan Alya meraih rambut Pak Bejo, memaksa pria tua itu menunduk dan dengan sekuat tenaga Alya menyepak kemaluan Pak Bejo.

“Aduh! Lonthe!!”

Pria tua yang mesum itu pantas menerimanya. Dengan nekat Alya mencoba kabur ke pintu depan sambil melewati Pak Bejo yang sedang kesakitan. Salah besar. Tangan Pak Bejo menarik rambut Alya dan membanting tubuh si cantik itu ke lantai. Alya yang jauh lebih ringan terbanting dengan keras.

Pak Bejo melepaskan rambut Alya.

Alya mencoba berdiri dengan sempoyongan, ia berusaha mempertahankan kesadarannya. Dengan satu tamparan keras di pipi, tubuh Alya terlempar lagi ke lantai. Air mata mulai menetes di pipi mulus Alya. Tamparan kedua menyusul tak lama kemudian, membanting tubuh Alya ke arah yang berlawanan. Akhirnya pukulan dan tendangan Pak Bejo seakan tak berhenti menghajar tubuh Alya. Pak Bejo mengunci tubuh Alya, sehingga walaupun Alya berusaha melawan, semua tidak ada gunanya. Tak perlu waktu lama sebelum akhirnya perlawanan Alya mengendur dan tubuhnya mulai lemas. Tamparan demi tamparan Pak Bejo menjadi hajaran yang tak tertahankan.

“Pak!! Saya mohon!! Hentikan! Hentikan!!” ratap Alya sambil menangis.

Akhirnya Pak Bejo berhenti menghajar Alya. Alya mulai meraung-raung dan menangis sejadi-jadinya. Darah menetes dari hidungnya yang sembab.

“Nggak apa-apa. Sebentar lagi juga sembuh.” Pak Bejo menyeringai.

Tangan Pak Bejo mulai bekerja dengan cepat melucuti pakaian yang dikenakan Alya. Pak Bejo melepas rok dan rok dalam yang dipakai Alya. Akhirnya Alya bisa merasakan tangan kuat pria tua itu merobek celana dalamnya.

Alya tidak percaya ini semua terjadi padanya. “Ini pasti mimpi buruk.”

Pak Bejo juga tidak percaya melihat kemolekan tubuh Alya. Kaki yang jenjang, paha yang mulus dan rambut tipis tercukur rapi menutup gundukan memek yang bersih. Keindahan yang tidak ada duanya. Keindahan tubuh Alya persis seperti apa yang selalu diidam-idamkan oleh Pak Bejo ketika masturbasi sendirian di kamar mandi. Tubuh yang indah itu kini tergolek pasrah di atas lantai.

Pak Bejo tak perlu waktu lama untuk menyerang tubuh Alya. Dia membenamkan kepala di antara paha Alya dan mulai menghirup aroma wangi liang kewanitaannya. Pak Bejo mulai menjilati bibir kemaluan Alya.

“Ya Tuhan!” Alya menggigil tak berdaya sambil mencengkeram kepala Pak Bejo dengan kedua tangannya dan mencoba mendorongnya menjauh. Bahkan Hendra tak berani melakukan itu padanya. Lidah Pak Bejo makin lama makin meningkat intensitas iramanya dan Alya mulai kehilangan kendali pada tubuhnya. Dengan malu Alya mulai menyadari kalau tubuhnya perlahan menikmati apa yang dilakukan oleh Pak Bejo sementara batinnya mencoba mengingkari.

“Aaah!!” lenguh Alya keras sambil terus mencoba mendorong kepala Pak Bejo.

Lenguhan Alya makin lama makin keras dan tubuhnya menggigil penuh nafsu birahi di bawah rangsangan luar biasa dari Pak Bejo. Alya sudah tidak ingat lagi akan semua hal yang ia junjung tinggi, pekerjaan, pendidikan, latar belakang, keluarga, suami, anak… semua hilang ditelan nafsu. Tidak ada jalan keluar. Dia akan ditiduri oleh laki-laki ini, seorang pria tua yang ternyata memiliki hati busuk.

Dengan kecepatan tinggi, Pak Bejo mulai meloloskan baju dan celana yang ia kenakan. Saking nafsunya, ia bahkan merobek kaos oblongnya. Berbaring di lantai, Alya sekilas melihat batang zakar Pak Bejo sebelum dia akhirnya memeluk Alya. Kontol Pak Bejo sangat besar, bahkan lebih besar dari milik Hendra, batin Alya dalam hati. Kaki Alya yang jenjang diangkat ke atas oleh pria tua yang sudah nafsu itu, keduanya ditautkan di pundak Pak Bejo dan dengan secepat kilat, Pak Bejo sudah sampai di selangkangan Alya. Tanpa tunggu waktu terlalu lama, langsung dilesakkan kontolnya ke dalam memek Alya.

“Ya Tuhan!” lenguh Alya ketika penis Pak Bejo masuk ke dalam liang kemaluannya. Si cantik itu bahkan harus menutup mulutnya dengan tangan agar tidak berteriak kesakitan saat kontol Pak Bejo dipompa dalam rahimnya berulang-ulang kali.

Tapi Pak Bejo tetaplah seorang pria tua. Tidak sampai lima menit, Pak Bejo sudah melepaskan cairan pejuhnya di dalam rahim Alya. Alya menatap wajah Pak Bejo dengan perasaan campur aduk.

“Sudah kubilang kalau kau akan menikmati semua ini, Mbak Alya. Lenguhanmu terdengar sangat keras dan merangsang.” Kata Pak Bejo sambil meringis penuh kemenangan.

Alya yang malu memalingkan wajah.

Saat Alya berusaha bangun, Pak Bejo menarik tubuh Alya dan memeluknya.

“Mau kemana, sayang? Kita kan belum selesai. Kamu nggak pengen dikenthu lagi?”
“Mau ke kamar mandi.” Kata Alya berusaha melepaskan diri dari pelukan Pak Bejo.
“Tapi kamu kan nggak bisa pergi seperti ini.”

Pak Bejo berdiri dan membantu Alya ikut berdiri. Satu persatu dilepaskannya semua pakaian yang melilit tubuh indah Alya. Mulai dari baju, BH sampai rok dalam yang masih tersangkut di kaki Alya. Setelah selesai, dibaliknya tubuh Alya.

“Sekarang baru boleh pergi.” Kata Pak Bejo terkekeh sambil menampar kecil pantat Alya yang bulat dan mulus. Sambil menahan air mata, Alya pun pergi ke kamar kecil.

Saat kembali ke kamar tengah, Pak Bejo sedang menonton acara TV.

“Duduk di pangkuanku!” Perintah Pak Bejo sambil menepuk kakinya. Alya sempat ragu-ragu untuk sesaat, dia sangat sadar bahwa dirinya saat ini sedang telanjang tanpa sehelai benangpun di depan seorang pria yang bukan suaminya sendiri. Orang itu kini menghendaki tubuh indah Alya duduk di pangkuannya. Alya hanya bisa mendesah penuh kepasrahan. Air matanya kembali menetes.

Tak berapa lama setelah duduk di pangkuan Pak Bejo, tangan jahil pria tua itu mulai meraba-raba tubuh indahnya. Lama kelamaan, api yang tadinya padam mulai menyala lagi. Kali ini Pak Bejo ingin mengeluarkan pejuh di mulut Alya. Istri Hendra itu memang sangat jarang melakukan oral seks atau fellatio pada suaminya sendiri karena terlalu alim. Sekali dua kali dilakukannya dengan terpaksa. Alya selalu menganggap hal itu kotor dan menjijikkan. Hanya pemain film porno yang pernah melakukannya.

“Aku tidak mau melakukannya.” Kata Alya bersikukuh.

Tanpa banyak bicara Pak Bejo meraih kepala Alya dan akhirnya istri Hendra itu hanya bisa pasrah. Alya mulai mengoral kontol Pak Bejo.

Remasan tangan Pak Bejo di kepala Alya mengeras. Si cantik itu bisa merasakan denyutan di kontol yang diemutnya kalau Pak Bejo hampir mencapai orgasme. Kontolnya sangat besar dan keras di dalam mulut Alya sehingga dia mulai batuk-batuk dan kehabisan nafas tapi Pak Bejo tidak peduli. Alya berusaha mundur untuk menarik nafas, tapi tangan Pak Bejo meraih rambut belakang Alya dan mendorongnya maju sampai tertelan seluruh batang kemaluan sang pria tua. Karena kuatnya dorongan Pak Bejo, tubuh Alya menggelepar karena tercekik kehabisan nafas.

Alya berontak dan berusaha melepaskan diri, tapi Pak Bejo terlalu kuat untuknya. Lalu perlahan pria tua itu berhenti sesaat, memberikan kesempatan bagi Alya untuk bernafas sejenak. Sayang hanya sebentar, karena kemudian tiba-tiba saja kepala Alya didorong maju dan dipaksa menelan seluruh batang kontolnya. Tepat ketika ujung kepala kontol Pak Bejo menyentuh tenggorokan Alya, air mani pun meledak di dalam mulutnya.

Tidak ada jalan lain kecuali menelan seluruh pejuh yang dikeluarkan oleh Pak Bejo untuk menahan diri agar tidak tercekik. Saat dilepas oleh Pak Bejo, Alya rubuh ke belakang dan menarik nafas lega. Seluruh pipi dan dagunya belepotan air mani Pak Bejo yang keluar dari bibirnya yang merah.

Sadar apa yang baru saja diminumnya, langsung saja Alya merasa mual. Istri Hendra itu segera lari ke kamar mandi dan muntah-muntah di sana. Setelah muntah, Alya merasa lebih baik dan tidak lagi merasa mual. Sesaat setelah muntah, barulah Alya sadar kalau Pak Bejo sudah berdiri di sampingnya. Alya tidak melakukan perlawanan apapun saat pria yang lebih pantas menjadi ayahnya itu memeluk tubuh indahnya yang telanjang dan mengelus rambutnya yang indah untuk menenangkan si cantik itu.

“Apa Mbak Alya sudah enakan sekarang?” bisik Pak Bejo. Mau tak mau Alya mengangguk pasrah.

Pak Bejo membantu Alya bersih-bersih sebelum membawa ibu rumah tangga yang cantik itu kembali ke ruang keluarga. Pak Bejo menyuruh Alya duduk di salah satu sofa sementara dia sendiri duduk tepat di hadapan Alya.

“Santai saja. Jangan dianggap masalah berat.” Kata Pak Bejo sambil mengeluarkan sebungkus rokok dan mulai menghisapnya. “Pindah channel TVnya.”

Dengan menurut, Alya meraih remote TV dan memencet tombol. Entah acara apa yang ingin ditonton Pak Bejo, Alya tidak peduli.

###

Setelah hampir setengah jam menonton TV dan menghabiskan rokok, Pak Bejo kembali mengajak Alya. “Sudah waktunya. Ayo.”

“Ayo kemana?” tanya Alya.
“Sini. Berlutut di depanku.” Perintah Pak Bejo sambil membuka kakinya.
“Pak Bejo! Saya mohon, jangan suruh saya melakukan hal itu lagi! Saya tidak pernah menyukai melakukan hal itu sebelumnya!”
“Oke. Oke.” kata Pak Bejo. Pria tua itu sepertinya memahami dan melangkah ke arah Alya.

Alya bahkan tidak punya kesempatan mengelak saat kemudian Pak Bejo menampar pipinya dengan keras. Alya pun menangis tersedu-sedu. Belum pernah seumur-umur dia diperlakukan dengan kasar oleh seorang pria. Airmatanya meleleh dan isak tangisnya terdengar hingga beberapa saat.

Pak Bejo kembali duduk di hadapan Alya.

“Berapa kali aku harus ngomong sama Mbak Alya kalau Mbak Alya sudah tidak punya pilihan lain lagi? Mbak Alya harus menuruti semua perintahku. Jadi ada baiknya kalau Mbak Alya juga mulai menikmati apa yang aku perintahkan. Jadi merangkaklah kemari dan jangan pernah membantah apa yang aku perintahkan lagi!” ancam Pak Bejo.

Kali ini tidak ada ulangan perintah. Dengan penuh kepasrahan, Alya menyepong tetangganya yang mesum dan berusaha menahan diri agar kali ini dia tidak mual lagi. Pak Hasan melenguh keenakan dan sesekali tertawa terbahak-bahak menikmati enaknya disepong wanita secantik Alya. Setelah usai menyepong, Alya duduk di lantai. Ia masih berada di daerah selangkangan Pak Bejo. Wajahnya yang jelita hanya beberapa centimeter saja dari kontol besar Pak Bejo. Si cantik itu bahkan sudah terlalu takut dan malu untuk mengamati bentuk kontol kebanggaan tetangganya itu. Pak Bejo tahu dia sudah menaklukan wanita cantik bertubuh indah ini.

Alya melihat ke arah jam dinding dan langsung kaget. Opi sebentar lagi pulang! Dengan buru-buru Alya melepaskan diri dari pelukan mesra Pak Bejo dan berdiri.

“Pak Bejo, anda harus pergi sekarang. Opi sebentar lagi pulang dan…”

“Ijinkan aku menciummu sekali lagi.” Kata Pak Bejo sembari melihat ke selangkangan Alya dengan pandangan nafsu.

Alya mendekatkan tubuhnya ke Pak Bejo dan merenggangkan kakinya, memberikan akses penuh pada pria tua itu untuk bisa mencium bibir kemaluannya. Pak Bejo segera mengulum-ngulum bibir vagina Alya dengan buas. Alya merem melek dan melenguh tak henti-henti. Kenikmatan bercampur rasa bersalah menguasai istri Hendra itu.

Setelah beberapa saat menjilati, Pak Bejo bangkit.

Pak Bejo mulai berpakaian. Alya merasa aneh karena kini dirinya mulai terbiasa dan tidak merasa malu lagi telanjang bulat dihadapan pria tua ini.

“Aku akan kembali lagi. Mungkin besok, waktu yang sama. Saat membuka pintu, aku harap Mbak Alya tidak mengenakan sehelai benang pun. Besok aku akan memberikanmu kenikmatan yang terhebat dan aku akan mengambil lubang keperawananmu yang tersisa.”

Alya mengangguk karena berharap pria tua brengsek ini segera meninggalkan rumahnya. Setelah berpamitan dan meremas-remas dada Alya, Pak Bejo pun pergi. Alya menutup pintu rumah sambil menangis tersedu-sedu. Dia ambruk ke kasur dan bertanya-tanya dalam hati. Apa yang dimaksud begundal tua itu dengan ‘lubang perawan yang tersisa?’.

Tapi karena Opi hampir pulang, Alya memaksakan diri untuk bangun. Dia mandi dan menggosok seluruh tubuhnya yang kotor. Dia telah dijilati oleh lidah seorang pria yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya akan menggaulinya. Alya membersihkan tubuhnya dan mandi lebih lama dari biasanya.

Saat itulah dia sadar.

“Aku memang bodoh.” Renung ibu rumahtangga yang jelita itu dalam hati. Jangan-jangan yang dimaksud Pak Bejo adalah lubang anusnya? Pasti akan sangat menyakitkan. Jari jemarinya yang lembut menelusuri bagian belakang tubuhnya, mengitari pantatnya yang bulat. Dia meremas pantatnya sendiri dan menangis sejadi-jadinya.

Pasti akan sangat menyakitkan.

###

Malam itu, rasa bersalah yang amat besar membuat Alya tidak bisa tidur. Dia tidak pernah bisa memaafkan dirinya karena memiliki nafsu birahi liar yang tersembunyi di balik kesetiaannya. Dia tidak pernah memaafkan dirinya sendiri yang menjadi hamba nafsu dan terlena oleh perkosaan yang dilakukan Pak Bejo. Awalnya dia mengira itu semua terjadi karena rasa takut, tapi perasaan nikmat itu tidak bisa ia bohongi. Seluruh kejadian bersama Pak Bejo terulang bagaikan film di benak Alya.

Apakah dia seorang korban yang pasrah? Saat itu dia teringat kalimat yang pernah diucapkan oleh Bu Bejo. “Mbak Alya belum mengerti apa-apa.”. Saat ini Alya baru sadar kenapa Bu Bejo bertahan walaupun didera semua penyiksaan fisik yang dilakukan oleh Pak Bejo. Pak Bejo memberikan kenikmatan seksual yang tidak ada bandingannya. Itu sebabnya Bu Bejo pasrah oleh perlakuan kasar sang suami. “Bahkan terhadapku pun dia kasar.” Pikir Alya. Dan seperti Bu Bejo pula, Alya harus melalui siksaan fisik luar biasa sebelum akhirnya menikmati puncak nafsu liarnya yang terpendam.

Dinginnya malam tak tertahankan. Alya melangkah keluar dari kamar dan duduk termenung sendirian di ruang depan. Berusaha menenangkan pikirannya yang kalut.

Bagaimana mungkin Alya mengkhianati Hendra demi nafsu birahi sesaat? Ibu rumah tangga yang cantik itu tidak bisa membayangkan hidupnya tanpa Hendra. Mereka saling mencintai satu sama lain. Hendra sangat mencintai Alya. Tapi apa yang bisa diharapkan Hendra dari istrinya? Alya telah ditiduri oleh tetangga mereka yang bejat dan berhati busuk. Dia pasti akan sangat shock jika tahu apa yang telah terjadi. Alya berusaha keras agar tidak menangis. Dia tidak akan mengijinkan Pak Bejo melakukan apapun pada tubuhnya lagi. Alya adalah milik Hendra. Istri sah Hendra. Alya tidak mau dirinya berakhir sebagai istri simpanan atau bahkan budak seks laki-laki busuk seperti Pak Bejo.

“Maafkan aku, Mas Hendra. Aku berharap Mas mau memaafkan aku. Aku berjanji tidak akan mengkhianati kepercayaan Mas Hendra lagi.” Gumam Alya pada dirinya sendiri. Dia berharap bisa menyelesaikan urusan dengan Pak Bejo besok. Dia akan menutup pintu rumahnya kuat-kuat supaya lelaki busuk itu tidak akan bisa masuk dan menodainya lagi. Dia ingin Pak Bejo tahu apa yang mereka lakukan kemarin tidak ada artinya bagi Alya. Istri Hendra itu merasakan beban yang ia pikul perlahan-lahan terangkat.

To be continued
 
Terakhir diubah:
pertamax...cerita abru ya?...ayoo teruskan.............................
 
cerita legendaris...alya idola ane juga tuh...lanjutkan suhu
moga ampe tamat...
 
Versi remake, fokus ke alya kah..

Lanjoet joel.. Tp jln cerita nya dh ketebak, ujung" nya alya jd budak nafsu pak bejo.

Berharap ide dr saudara ts dpt lebih mengembangkan dan menyempurnakan cerita ini.
 
Terakhir diubah:
wah cerita lama nih muncul lagi
semoga g macet kaya yang udah2
semangat terus hu sampai tamat
 
ya ya,, masih teringat cerita aslinya, mudahan yg ini terus berlanjut dan tetap fokus
 
Beuhh cerita legend nih, ane jg lebih suka cerita alya drpd 2 kakak adiknya...
Terakhir kisah alya brtemu paidi, smoga jln ceritanya trs brlanjut dan sdikit brbeda tp ga melenceng jauh dr cerita asli...
Tips banyakin dialog lgsg hu utk para pemerannya, dialog lgsg bikin pmbaca meresapi jln cerita..
 
Berharap ada penulis yang tertarik sama si perawan Annisa, kalau bisa dikasih bumbu prekuel waktu si tunangan Annisa mau coba ekse si Annisa tapi gak pernah berhasil, eh malah direbut pak Bejo

Pasti seru tu

Bagaimanapun si Annisa gak sepopuler Alya ataupun Lidya karna build karakternya di awal gak begitu diexplore
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd