Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Ranjang

cerita yang menarik.. lanjutin bro..
lg ane coba ngotak-ngatik utk ngelanjut nih...walaupun agak maksain sebetulnya...
Satu kata.... Suppeerrr gan :jempol:
thanks bro....
mantab ceritanya suhu.. alur yang halus dan bikin ngastenk
thanks ats apresiasinya bro....
Lanjutkan ceritanya bang black.. :D
Atau kalo ga bisa di lanjut, buat cerita yang lain lagi aja yang masih se alur dengan cerita nanda dan papa nya ini.. :D

Ane kasih empat jempol dah buat bang black :D

thanks bro... kl cerita yg melibatkan nanda dan papanya sepertinya porsi dan ruangnya jg hrs lbh khusus, yaitu di sub incest.. iya deh akn ane pertimbangkan utk bikinnya lain waktu, kl sempet...
 
Kamar Hotel Kelas Melati

Genap satu tahun sudah aku menghuni ruangan super mewah nan eksklusif ini. Dan berdasarkan perbincangan yang aku dengar pagi tadi antara superviser hotel dan beberapa pelayan hotel, bahwa diriku akan diremajakan. Itu artinya aku akan diganti dengan ranjang yang baru. Sebagai standarisasi yang harus dipenuhi oleh hotel bertaraf bintang lima, yang harus mengganti spring bad yang telah memasuki usia satu tahun. Walaupun sesungguhnya diriku ini masih sangatlah layak untuk digunakan. Tubuhku masih padat dan tebal, serta belum terjadi perubahan bentuk yang berarti. Begitu pula dengan tampilanku yang masih bersih, belum ternodai oleh bercak-bercak menyerupai pulau pada peta, karna sprei yang membungkusku cukup tebal, ditambah lagi sebelum sprei membungkus tubuhku mereka melapisi terlebih dulu dengan sejenis kain yang berfungsi untuk menahan cairan agar tidak langsung dapat meresap kedalam tubuhku. Sehingga prakstis tampilanku masih belum jauh berbeda seperti saat aku pertama kali memasuki ruangan ini.

*****

Dan saat ini beberapa orang pekerja mengangkat tubuhku… Entah akan dibawa kemana diriku ini. Oh, ternyata aku dinaikan kedalam bak mobil pick-up. Dan rupanya bukan cuma diriku yang berada disini sekitar lima buah ranjang termasuk diriku kini telah ditumpuk dan diikat menjadi satu.

Mobil pick-up yang membawaku melaju melintasi jalan yang riuh dan ramai, serta polusi asap kendaraan bermotor yang mencemari udara, ditambah lagi terik matahari menjilati tubuhku yang selama ini terbiasa dimanjakan dengan pendingin ruangan didalam kamar hotel bintang lima. Apakah diriku akan dibawa ketempat lain?, tempat lain yang bukan hotel..? yah, semoga saja diriku ditempatkan didalam sebuah kamar keluarga.. tentunya sebuah keluarga yang harmonis, dan pastinya masih memiliki moral. Sehingga aku tak akan lagi melihat hal-hal menjijikan dari para mahluk-mahluk munafik yang kerap singgah dikamar hotel bintang lima itu. atau tepatnya kamar eksklusif yang letaknya dilantai paling atas.


Oh, ternyata dugaanku salah.. sepertinya aku sedang memasuki pelataran sebuah hotel.. Hotel yang tidak sebesar hotel tempatku sebelumnya. Sepertinya ini sebuah hotel melati atau lebih sedikit diatasnya.

Dua orang yang sepertinya petugas hotel menuju kearahku. Seragam yang mereka kenakan tidaklah serapi dan seformal pekerja dihotel tempatku sebelumnya. Disini mereka hanya mengenakan kemeja putih lengan pendek, beserta celana panjang berwarna hitam, dan tanpa sepatu, kecuali sandal jepit yang menghiasi kakinya.

Diriku diangkat oleh dua orang pekerja menuju kelantai dua, yang merupakan sebuah lorong selebar tak lebih dari dua meter diantara barisan kamar yang saling berjajar berhadapan.. Mereka berhenti didepan pintu sebuah kamar paling tepi. Salah seorang memutar anak kunci pada pintunya seraya membawa diriku masuk kedalam. Uhh..betapa pengapnya ruangan ini, sepertinya karena pendingin ruangan itu yang masih belum dijalankan, sehingga ruangan yang memang tidak memiliki ventilasi udara yang memadai ini begitu pengap karenanya.

Akhirnya diriku mereka letakan dibagian tengah ruangan ini. Ruangan berukuran tak lebih dari 16 meter persegi, tepatnya 4x4meter. Seperti halnya ruanganku dihotel bintang lima sebelumnya, didepan ku ini pun terdapat sebuah televisi, namun tentunya tidak sebesar disana. Tv disini hanyalah sebuah tv tabung berukuran 21inch yang diletakan diatas buffet. Sedang pada bagian samping kiriku terdapat sofa panjang berbahan busa yang dilapisi kulit sintetis. Sedang pada bagian kananku terdapat kamar mandi sederhana dengan bak mandi keramik dan toilet jongkok.


Beberapa saat setelah itu, datang dua orang lain kedalam ruanganku yang baru ini. Yang sepertinya sekedar untuk melihat-lihat penampilanku.

“ Gimana pak.. Lumayan kan? Dengan harga segitu kita bisa dapetin ranjang dengan kualitas bintang lima seperti ini..ketimbang kita beli baru, dengan harga yang sama paling-paling dapat ranjang abal-abal yang gak sampai setahun busanya sudah penyok sana-sini… ini walaupun second tapi masih bagus.. untuk lima tahun lagi sih saya jamin masih tokcer nih barang….” Ujar seorang pria bertubuh tambun yang duduk diatas tubuhku sambil sesekali menepuk-nepuk diriku dan menggoyang-goyangkan tubuhnya beberapa saat sekedar untuk merasakan fleksibelitas pada tubuhku.


*******

Hampir enam bulan setelah aku terdegradasi dari ranjang penghuni hotel bintang lima menjadi ranjang penghuni hotel melati ini. Dalam enam bulan itu pula telah berbagai mahluk yang singgah diatas tubuhku ini. Yang sebenarnya tak jauh beda dengan mahluk-mahluk yang aku jumpai di hotel bintang lima dulu. Hampir sebagian besar dari mereka memanfaatkan tubuhku ini hanya untuk urusan kelamin. Namun bila harus dibedakan dari mereka yang ada di hotel bintang lima dulu, mahluk-mahluk yang singgah di hotel melati ini, mereka melakukan hubungan kelamin masih dalam batas kewajaran, artinya sekedar hubungan seks yang konfensional antara dua insan. Tidak lagi aku temui pesta seks beramai-ramai plus pesta narkoba dengan iringan suara musik yang memekakan telinga. Atau pekikan wanita yang merintih kesakitan karna siksaan pria psikopat yang memiliki kelainan seksual, atau tangisan bocah yang digagahi oleh seorang pria pedofil.

Namun tetap saja mahluk-mahluk yang singgah diatas tubuhku diruangan hotel melati inipun sebagian besar adalah bukanlah pasangan resmi. Kebanyakan adalah seorang pria hidung belang dengan seorang PSK,kadang pasangan yang berselingkuh, atau pasangan muda mudi yang belum memiliki ikatan pernikahan. Dan yang lumayan sering adalah pasangan selingkuh dua insan dalam satu instansi atau satu tempat kerja. Yang lebih dikenal dengan istilah Sex after Lunch. Biasanya mereka chek-in sekitar pukul 12 siang, lalu chek-out sekitar pukul 1 siang, untuk kemudian kembali lagi ketempat kerjanya setelah tuntas dengan satu pergulatan singkat antar kelamin. yang kemudian pada sore harinya mereka kembali kepelukan istri atau suami mereka dengan segala kemunafikikannya.

*******

Siang ini dari pintu ruanganku masuk dua orang yang berbeda kelamin. yang satu adalah seorang pria setengah baya yang usianya sekitar 50 tahun. Walau sudah tak termasuk muda lagi, penampilan pria ini masih dapat dibilang cukup gagah dengan postur yang atletis dan tidak tambun. Wajahnya dihiasi oleh kumis yang lumayan lebat namun tertata rapi. Serta janggut sepanjang 5 cm yang menumbuhi dagunya.

Sedang yang satunya lagi adalah seorang wanita berkisaran 40 tahun. Wanita cantik berkulit kuning langsat dengan hidung bangir. Bibirnya yang tipis dilapisi gincu yang tak terlalu tebal. Lekukan indah tubuhnya masih dapat terbaca walau dirinya dibalut dengan busana muslimah yang rapat. sementara kepalanya dibalut oleh jilbab berwarna coklat muda, warna yang sama dengan seragam dinas yang dikenakan oleh kedua orang itu, lengkap dengan logo instansi pemerintah yang terpasang dilengan dan dadanya.

“ Idiiihhh…enggak sabaran banget sih pak.. tunggu sebentar dong, biar aku yang lepas.. nanti kalo copot gimana..” ujar si wanita dengan gayanya yang menggoda, saat dengan tak sabarnya si pria mencoba melepasi kancing baju si wanita.

“ Abis kamu gemesin banget sih… apalagi pantat yang bahenol ini nih, iihh…” balas si pria seraya meremas bokong si wanita yang masih terbungkus rok panjang.

“ Auuuwww…. Sakit dong pak..” pekik si wanita yang masih sibuk melepasi kancing bajunya.

“ Eiiitttt….kalau disini jangan panggil pak ya…”

“ Abis, panggil apa dong? “

“ Panggil saja Mas… biar lebih mesra…” jawab sang pria yang juga mulai melucuti pakaiannya sendiri.

“ Kalo begitu Mas juga harus panggil aku dengan sebutan…. Mmm..apa ya? … oh iya.. Sayang ..panggil aku sayang .. biar lebih romantis…”

“ Iya deh sayang…bibirmu ini gemesin banget sih…” seraya dikecupnya bibir si wanita, setelah terlebih dulu melepaskan jilbab yang membungkus rambutnya, yang kemudian dicampakan begitu saja dilantai.

“Mmmmmmm…” gumam tertahan si wanita saat bibir mereka saling berpagutan. dirinya yang hanya berhasil melucuti bajunya saja terpaksa melayani pagutan si pria yang juga telah bertelanjang dada.

Hanya beberapa saat setelah itu, dengan seketika si wanita mendorong tubuh si pria hingga terjerembab telentang diatas tubuhku.

Bak seekor singa betina yang menerkam mangsanya, siwanita melompat keatas tubuh si pria. Dengan menahan kedua belah tangan sipria, si wanita menjulurkan lidahnya, seraya lidah itu memoles-moles pada wajah, telinga, bibir hingga leher si pria… Semakin lidah itu terus merayap ke dada si pria yang ditumbuhi bulu yang cukup lebat.

Hingga pada daerah sekitar pusar si pria, wanita itu terdiam. Pandangannya tertumpu pada ikat pinggang si pria, seraya dilepas besi pengaitnya, dan langsung dilucuti celana panjang yang masih membungkus bagian bawahnya. Sisa pakaian yang masih menutupi tubuh si pria hanyalah celana dalam putih yang bagian tengahnya tampak tonjolan batang penis.

Seperti hendak mempermainkan syahwat si pria, wanita itu tidak langsung memusatkan perhatiannya pada tonjolan benda dibalik celana dalam, justru jilatannya terus semakin kebawah hingga kearah paha, lutut…dan, astaga… telapak kakinyapun tak lepas dari jilatan wanita itu. bahkan kini justru jari kakinya yang kulumnya satu persatu dengan tanpa jijik.

“ Zzzzzzzzzzzzz……aaaaaaaaaahhhhhhhh….geli yaaang…..tapi enak…aaaahhhhh….” Desis si pria sambil kedua tangannya meremasi sprei yang membalut tubuhku.

Dengan begitu menggoda sesekali mata si wanita melirik kewajah si pria, seolah ingin mengetahui efek dan reaksi dari apa yang tengah diperbuatnya.

Siwanita mulai mengalihkan perhatiannya dari jemari kaki sang pria, wajahnya merayap keatas, hingga tertahan pada tonjolan benda yg berada dibalik celana dalam si pria. Digenggamnya benda yang masih terbalut celana dalam putih itu.

“ Tititnya gede juga dih mas….” Goda si wanita sambil tangannya meremas-remas batang yang semakin membesar ukurannya.

“ Masa’ cuma dipegang-pegang aja sih sayang….” Pancing sang pria yang sepertinya sudah tak sabar untuk mendapatkan perlakuan lebih dari si wanita terhadap batang yang penisnya itu.

“ Emangnya mau diapain lagi? “ tanya siwanita, sebuah pertanyaan yang bernada menggoda. Yang justru membuat syahwat si pria semakin naik. Seraya si pria mengedipkan sebelah matanya yang diikuti dengan menjulur-julurkan lidahnya seperti seekor kadal. Yang direspon dengan senyuman manis si wanita, yang mulai membukakan celana dalam putih milik si pria.

" Si Mas tititnya gede ih, jadi takut daku...." ujar si wanita dengan manja sambil membelai batang penis yang berdiri tegak dengan topi bajanya memancarkan kilatan, bak batu akik yang menghiasi jari manis si pria.

" Emang sukanya yang kecil? "

" Yang gede doooong..."

" Gede mana sama punya suami kamu? "

" Wah, jauh mas.... punya suami saya sih kecil, gak ada separuhnya dari ini..."

" Ah, masa' "

Yang dijawab oleh si wanita dengan menundukan kepalanya kearah batang penis, seraya lidahnya bergerak-gerak disekujur batang hingga buah jakar. diliriknya sesaat wajah si pria untuk kemudian dilumatnya batang penis yang berdiri tegak itu dengan mulutnya, yang membuat si pria semakin menggelinjang menikmati kuluman mulut si wanita yang mulai bergerak naik turun.

" Sllrrryyuufff....sllrrryyuuff...sllrryyuuff....mmmmhhh...aaaahhhh... Bisa dower nih mulut saya mas..." Emutannya yang lembut dan sesekali lidahnya bergerak-gerak menggelitik membuat si pria semakin tak terkendali, bokongnya diangkat sedikit keatas sehingga batang penisnya semakin dalam menerobos kedalam mulut si wanita, sedang kedua tangannya menekan kepala siwanita, yang mebuat siwanita tersedak namun tetap melanjutkan aksinya.

" Terus sayaaaang...emut kontolku sayang.....aaaaahhhh..." gerakannya si pria semakin gencar dan tak terkendali. Erangan dan bunyi kecipakan dari mulut si wanita menambah riuh ruangan ini.

" Ghlogghh...ghlogghh..ghlogghh...mmmmmmhhhh.... " air liur kental mulai menetes dari sela-sela bibir si wanita,beberapa mengenai sprei yang membalut tubuhku. Hingga akhirnya terdengar erangan keras dari si pria.

" Aaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhh.....aku keluar duluan yang...aaaaaahhhhh.." pekik si pria diikuti dengan gerakan bokongnya yang mulai bergerak menyentak-nyentak satu dua, sepertinya dirinya tengah menumpahkan cairan kental didalam mulut si wanita, itu dapat kulihat dari gerakan menelan pada leher si wanita, yang sepertinya memang tengah menelan sesuatu yang dikeluarkan dari penis si pria.

Beberapa saat kemudian, gerakan si pria terhenti, bokongnya tidak lagi terangkat melainkan hanya direbahkan diatas tubuhku.

" Sorri ya...aku sampai duluan...tapi kamu enggak usah kawatir, aku sudah minum Viagra....jadi sebentar lagi si otong akan kembali siap membobol barangmu itu..." janji si pria dengan nafasnya yang masih agak tersengal.

" Awas ya...kalau sampai lima menit, masih belum siap... Aku gigit sekalian nih si otong..." ancam si wanita yang kini merebahkan tubuhnya disamping si pria sambil mengelus-elus batang penis yang masih berdiri tegak walaupun telah mengalami klimaks. Sepertinya itu efek dari Viagra yang tadi dikatakannya.

" Aduh..tega bener. Eh, ngomong-ngomong itunya dikemanain? " Ujar si pria seraya merangkul siwanita yang merebahkan kepalanya didadanya.

" Apanya? " jawab si wanita berpura-pura tak mengerti.

" itu... Bubur sumsum..." ujar si pria yang hanya dijawab dengan senyuman si wanita.

" Ditelen ya? " tanya lagi si pria penasaran.

" Itung-itung ekstra puding..biar awet muda dan tambah cantik...hi..hi..hi.." canda si wanita.

" Ih, dasar anak nakal kamu..." ujar si pria seraya mengecup bibir si wanita

" Mmmmm.. Mulutnya masih bau peju tuh...." goda si pria yang dibalas dengan remasan pada penisnya, diikuti pekikan manja si pria.

********

Benar seperti yang dikatakannya, tak sampai lima menit syahwat pria itu kembali menagih untuk dilampiaskan. Sepertinya tangan siwanita yang sedari tadi kerap meremasi batang jakarnyalah yang menjadi pemicu utamanya, atau barangkali juga karna efek dari obat Viagra yang dikatakannya tadi.

" Ini nih..yang selama ini selalu bikin aku gemes...mmmmuuaahhh...mmmmm..." gemas si pria yang melumat rakus payudara si wanita setelah terlebih dulu merengut kutangnya dengan sedikit memaksa. Pekik manja wanita kembali berkumandang diruangan ini, bersamaan dengan buah dadanya yang bulat dan montok disusu oleh bayi besar berkumis itu sambil masih bergumul diatas tubuhku ini.

“ Zzzzzzzzzz….uuuuhhhhhh… iya maaasss.. di emutin terus mas….aaaaaaahhhhh…” Erang si wanita dengan mata yang setengah terpejam sambil kedua tangannya mendekap kepala si pria yang mulai menggigit-gigit kecil puting susu berwarna coklat kehitaman.

“ Aaauuuu…kamu nakal deh mas…aauuwww… geli dong…aauuww…” pekikan manja yang justru membuat si pria semakin bernafsu. Hingga perhatiannya beralih pada rok berwarna coklat muda yang masih membalut tubuh bagian bawahnya. Si pria bangkit dari posisi berbaringnya, seraya disibaknya keatas rok si wanita yang panjangnya sebatas mata kaki itu hingga sejajar pinggangnya. Praktis kini celana dalam berwarna merah hati yang membungkus selangkangan si wanita berada dihadapan pria itu.

Tatapannya nanar kearah celana dalam yang membungkus selangkangan si wanita. Tangannya mulai mengelus-elus paha si wanita seolah begitu mengagumi tampilannya yang putih, mulus dan padat berisi itu, bahkan hidungnya kini mulai mendekat, yang bagaikan seekor anjing pelacak mengendusi setiap jengkal bagian paha si wanita, hingga kumisnya tampak bergerak-gerak seiring hidungnya yang berkembang kempis.

Saat hidungnya tepat berada pada gundukan daging dibalik celana dalam merah hati itu tampak nafasnya semakin memburu. kedua tangannya sepertinya hendak melepas celana dalam itu.. Oh, ternyata tidak, niatnya itu sepertinya diurungkan, tangan itu kini dialihkan pada bagian tepi bawah celana dalam, dimana beberapa helai bulu kemaluan si wanita tampak mengintip dari sela-selanya.

Disingkapnya kesebelah kiri bagian tepinya.. matanya semakin nanar menatap pada keratan daging yang kini terpampang didepan matanya itu. Keratan daging berwarna coklat kemerahan dengan belahannya yang masih merapat. Disibaknya dengan ibu jari dan telunjuk, sehingga belahan itu kini tampak mengangan memperlihatkan daging yang merah berkilat karna cairan kewanitaannya.

" Yang selama ini aku impi-impikan...akhirnya ada dihadapanku juga...mmmuuaaahhhh..." masih dengan tangan kanannya menyingkap pinggiran celana dalam, diciuminya dengan gemas liang vagina si wanita, yang kini mengangkangkan kedua pahanya sehingga mempermudah akses pagi si pria yang melanjutkan aksinya dengan gelitikan lidahnya.

" Zzzzzzzzzz......Aaaaaaahhhhhh..... " Erang si wanita dengan memejamkan matanya sambil mengemuti salah satu jari telunjuknya sendiri.

Hanya beberapa saat kemudian si pria bangkit dari posisi menunduknya, seraya mengarahkan batang bazokanya pada liang vagina si wanita. Jleeppp... hanya satu kali dorongan, amblas seluruhnya tertanam didalam liang yang telah sedari tadi mengharap untuk dirojok.

" Genjot yang kuat mas... Dari tadi aku penasaran banget sama barang kamu yang gede ini...Aaaahhhh.." racau si wanita, yang segera ditindak lanjuti oleh si pria yang mulai memompakan bokongnya maju mundur sambil kedua tangannya merentangkan paha si wanita. Celana dalam yang belum sempat dilepas membuat posisinya kembali menutup saat si pria tak lagi menyingkapnya, namun kali ini pinggiran celana dalam itu tertahan oleh batang penis si pria yang berpenetrasi sehingga hanya tergesek-gesek seiring gerakan penisnya.

" Aaaaaaahhhhhh....sedaaaaaaappppp..." racau si wanita, ekspresinya benar-benar begitu menikmati dengan apa yang dilakukan si pria kepadanya.

" Enak mana sama punya suamimu hah..? ..huh..huh..huh... Pancing si pria sambil terus dengan aksinya yang semakin bertenaga.

" Jauh mas...jauh... Punya suamiku gak enak.***k terasa..terlalu kecil..cuma bikin kotor memekku aja...aaahhh..."

" Memekmu juga enak...legit... dan yang aku gak tahan, empotanmu ini...luar biasa... "

" Kalau dibandingin dengan punya istrimu gimana mas? "

" Jelas jauh dong sayaaang.... Bagai bumi dan langit..memek istriku udah kendor.. Mana kalau lagi dientot cuma diam saja kayak gedebong pisang... Dan yang paling aku gak suka, bau badannya itu.. ih, bau tengik...mana kulitnya udah mulai keriput... Beda sekali sama kamu yang masih sekal ini... Yang selama ini bikin anuku cenut-cenut... dan akhirnya kesampaian juga aku menikmatin kamu...huh..huh..huhh.."

Dari ekspresinya sepertinya si wanita begitu tersanjung dengan apa yang diungkapkan si pria, hingga diraihnya kepala si pria untuk saling mendekatkan wajahnya, dan langsung dikecupnya bibir si pria yang juga dibalas dengan tak kalah bernafsunya. kini sambil kelamin mereka saling bersilaturahmi, mulut merekapun saling berpagutan, sehingga hanya suara gumam tertahanlah yang keluar dari mulut mereka, disertai dengan suara kecipakan ludah yang teraduk oleh lidah-lidah mereka.

Hanya dalam beberapa menit, suara gumam yang tertahan itu berganti dengan pekikan panjang dari mulut si wanita. Pekikan yang mengantarkan dirinya menuju puncak birahinya, atas pergumulan dua insan yang telah memasuki masa puber kedua itu.

“ Aaaaaaaaahhhhhhhhh…. Aku klimaks maaaasss…aaaahhhh…” tubuh wanita itu seperti mengejang beberapa saat dengan mata yang sedikit mendelik,dan nafas yang tersengal-sengal, hingga akhirnya diam, dan hanya pasrah tanpa perlawanan atas hantaman penis yang masih menghujami liang kewanitaanya yang banjir oleh cairan birahi yang sebagiannya meleleh keluar dari sela-sela bibir vaginanya dan membasahi diriku yang terbungkus sprei hingga meninggalkan bercak-bercak basah berbau anyir.

******

Kali ini si pria mengehentikan gerakannya, seraya mencabut penis yang masih tertancap didalam liang vagina si wanita yang hanya terdiam itu. dilucutinya celana dalam dan rok si wanita yang sedari tadi masih belum juga sempat dilepas, sehingga praktis si wanitapun bugil seperti halnya si pria.

“ Nungging yang…” perintahnya, yang walau sedikit malas si wanita tetap menuruti apa yang diminta si pria. Posisi wanita itu kini menungging, memperlihatkan bokongnya yang menyembul menantang, sedangkan kepalanya bertumpu malas pada tubuhku.

“ Mmmmuuaaahhhh… ini nih pantat yang selama ini melenggak-lenggok menggodaku…. kesampaian juga akhirnya…mmmuuahhhh..” oceh sipria bagai berbicara pada dirinya sendiri, yang dibarengi dengan meremas-remas bokong yang mencuat menantang syahwat itu, dan akhirnya diciuminya dengan gemas sekujur buah pantat dan pahaya.


Kini wajahnya didekatkan kearah vagina yang mengintip disela-sela pahanya, lidahnya mulai menjilat-jilat keratan daging lembut itu dari belakang, atau sesekali dilumat dan dihisap-hisapnya dengan gemas.

“ Srryyyuuuffff… Srryyyuuuffff… Srrroootttttt… nyemm…nyemm…sedaaapppp…” gumamnya dengan bernafsu. Perasaan nafsu yang menggunung bercampur rasa gemas terhadap bokong dihadapannya, memancingnya untuk melakukan apapun yang ada didalam obsesinya pada bongkahan benda yang ada dihadapannya itu. hingga akhirnya dibenamkannya seluruh wajahnya pada vaginanya. Ditahannya beberapa saat seolah begitu menikmati sensasinya sambil kepalanya tampak bergoyang-goyang.

Setelah bosan dengan apa yang dilakukannya, pandangannya beralih pada liang kecil yang mengerucut, yang letaknya sedikit diatas vagina. Ya, Liang anus itulah yang kini menjadi sasaran selanjutnya. Pertama-tama hanya disibak dengan kedua ibu jarinya sambil cuping hidungnya kembang kempis mengendusi aromanya. Hingga akhirnya lidahnyalah yang memainkan peran dengan mengelitik lincah pada pusat kerucut itu. dan secara spontan liang yang mengerucut itu sedikit mengembang, atau sesekali bergerak mengempot-ngempot sebagai reaksi atas benda lembut yang memberikan rangsangan. Lidah itu semakin merangsak kedalam, seolah ingin dibenamkannya kedalam, yang membuat siwanita sedikit meringis entah itu menahan sakit atau nikmat.

Hingga beberapa saat kemudian si pria bangkit dengan berdiri menggunakan lututnya yang ditumpukan pada tubuhku. Batang penis yang mengacung tegak bersiap ditancapkan kembali kearah liang vaginanya.. Oh, ternyata bukan.. bukan diarahkan pada liang vaginanya.. tetapi pada lubang lainnya.. Ya, liang anus lah yang kini akan menjadi sasarannya.. Namun sepertinya pria itu terdiam sejenak, diamatinya wajah si wanita, entah apa yang ada didalam benaknya sehingga dirinya seolah menunda apa yang baru saja diniatkannya tadi.. Bibir pria itu tampak tersenyum, seraya dirinya melompat turun dari tubuhku dan mengambil kain berwarna coklat muda yang sebelumnya dicampakan diatas lantai.. Ya, pria itu memungut jilbab milik si wanita.

" Dipakai dong jilbabnya manis... Dipakai ya..." pintanya, sambil meletakan kain coklat itu disamping kepala si wanita.

" Apa-apaan sih mas...aneh-aneh aja deh...." ujar si wanita, yang memang sepertinya telah kehilangan gairah setelah dirinya tadi mencapai klimaks.

" Tolong dong sayaaaang... Aku ingin ngentotin kamu dalam keadaan dimana aku biasa melihat kamu.. Dirimu yang selalu mengenakan jilbab dimanapun kamu berada...tolong ya manis..." permintaan si pria yang sedikit memelas akhirnya dituruti oleh si wanita, yang akhirnya kini mengenakan jilbab berwarna coklat muda itu.

" Tuh, sekarang udah dipake... Memeknya mau dijilbapin juga enggak?" goda si wanita

" Jangan dong...biar begitu aja... Wooowww...kamu sekarang lebih seksi, manis.." puji si pria sambil memandangi si wanita dalam keadaan seperti itu untuk beberapa saat, seolah begitu mengagumi dengan apa yang ada dihadapannya itu.


Si pria kembali melanjutkan aksinya yang sempat tertunda tadi. Batang penis kembali diposisikan tepat didepan liang anus siwanita... Dan, blesss...

“ Aaaaaaahhhhhhh… jangan mas.. jangan mas…aku belum pernah…..Aaaaaaaaaaaaaaaaaahhhh…” permohonannya terlambat, karna separuh penis pria itu telah terlanjur menembus masuk kedalam liang duburnya.

“ Zzzzzzz….aaaahhhhh….enggak apa-apa maniiisssss…. Makanya kalo enggak pernah dicoba…” ujar si pria seraya memompakan bokongnya maju mundur dengan tempo perlahan.

“ Zzzzzz…aduuuuhhhh…sakit mass….aaahhh..” rintih si wanita sambil meremasi kain sprei yang membalut tubuhku.

“ Tenang saja sayaaaang…nanti lama-lama kamu pasti ketagihan…percaya deh….”

Apa yang dikatakan si pria ternyata ada benarnya, setelah beberapa saat, sepertinya rintih kesakitan dari si wanita tak lagi terdengar, kecuali hanya desahan lembut yang tak terlalu jelas maknanya.

Hingga akhirnya.. “ Aaaahhhhhhhhhhhhhhh…aku keluaaaaaaarrrrr….” Pekikan keras dari si pria mengiringi puncak kenikmatan yang dialaminya.. kayuhan bokongnya tampak tersendat-sendat, sepertinya dirinya sedang menumpahkan cairan spermanya kedalam lubang pelepasan si wanita. Hingga akhirnya gerakannya terhenti, menyisakan nafas yang tersengal-sengal dan senyum kepuasan. Hingga akhirnya tubuh itu ambruk tepat disamping si wanita yang kini dalam posisi tertelungkup.

“ Jahat… Masa’ lubang WC aku digasak juga…” protes si wanita sambil mencubit hidung teman tidurnya itu.

“ Tapi suka kaaaannn…” balasnya cengengesan.

“ Kapan-kapan boleh juga sih kita coba lagi..hi..hi..hi…” sambung si wanita dengan genit


********

Dengan masih telanjang bulat, pria yang baru saja merampungkan bergelutan birahi itu duduk dipinggir tubuhku dengan membelakangi si wanita yang berbaring sambil memejamkan matanya, entah itu tertidur sungguhan atau sekedar tidur-tidur ayam.

Ditangan si pria kini tergenggam sebuah telpon seluler, dikutak- katiknya beberapa saat, lalu kemudian didekatkan pada telinganya.

“ Pak Iwan… Tadi bapak miss-call saya ya? “ tanya si pria pada ponselnya

“ Oh, Selamat siang pak Tohir… betul pak “ jawab suara dari ponsel

“ Ada apa lagi? “

“ Begini pak.. Saya cuma mau memberitahukan kepada bapak.. Bahwa tadi pagi telah datang beberapa orang dari LSM yang menyatakan bahwa mereka menentang keras kebijakan sekolah kita yang akan memberlakukan Tes Keperawanan bagi siswi di SMU kita ini.. Menurut mereka, itu termasuk bentuk pelanggaran HAM… Jadi saya tidak bisa berbuat apa-apa pak selain.….” Terang suara dari ponsel yang langsung dipotong oleh si pria.

“ Hei… Pak Iwan.. Bapak kan sebagai guru BP.. Seharusnya sebagai tenaga pendidik yang berkompeten, anda harus menentang mereka dong… Yang ingin kita terapkan inikan demi kebaikan masa depan pemuda-pemuda kita.. anak-anak kita.. generasi penerus kita… Saya selaku kepala sekolah tetap bersikukuh bahwa tes keperawanan sebagai syarat masuk siswi baru, dan juga syarat kelulusan siswi adalah harga mati…Dan harus diterapkan disekolah kita sebagai syarat mutlak.. Camkan itu. Persetan dengan lsm-lsm itu… Saya ingin mencetak siswa-siswi yang bermoral dan berahlak, bukan siswa-siswi yang kerjanya hanya melakukan seks bebas… Heh..pak Iwan, bilang ya sama lsm-lsm itu… Apa mereka ingin anak-anak mereka tumbuh sebagai orang-orang yang bejat dan tak bermoral… Sedikit-sedikit HAM…apa-apa HAM… tai kucing..”

“ Iya pak…saya hanya sekedar mengInformasikan kepada bapak, selaku kepala sekolah kami disini..”

“ Ya, sudah…pokoknya kalau mereka nanti datang lagi..biar saya yang akan hadapi…”

“ Terima kasih kalau begitu pak, cuma segitu saja yang saya ingin sampaikan.. Oh iya pak, ngomong-ngomong rapatnya dikantor depdikbud sudah selesai pak? “

“ Ya, sebentar lagi kami sudah tiba disekolah.. kenapa? ”

“ Anu pak… itu kelas 2A, siang ini kan ada mata pelajaran agama yang harus diisi.. Sedangkan Ibu Astuti, guru agama kita itukan juga ikut rapat bersama bapak…jadi bagaimana ini pak? “

“ Iya.. Kan sudah saya bilang.. Sebentar lagi kami sudah akan tiba disekolah…dan Ibu Astuti sebagai guru agama yang berdedikasi tinggi, tentu telah memahami itu… Sudah ya.. Selamat siang…”



Si pria menarik nafas panjang, seraya meletakan kembali ponselnya diatas meja. Perhatiannya kembali tertuju pada sosok wanita disampingnya, yang saat itu masih tertidur dengan tanpa busana, kecuali sehelai jilbab yang masih membungkus kepalanya.

“ Bu..Bu Astuti…Bangun bu.. kita harus segera kembali ke sekolah sekarang juga…”
 
Terakhir diubah:
keren ceritanya bang... :beer:
 
wahahaha, keren.

mengambil sudut pandang sebagai ranjang. Keren. Jempol sepuluh deh.
 
pertamax mungkin.....keren ceritanya...dah itu aja
thanks bro...

keren ceritanya bang... :beer:
thanks bro..

wahahaha, keren.
thanks bro..
mengambil sudut pandang sebagai ranjang. Keren. Jempol sepuluh deh.
mau coba2 yg belum ada di forum ini aj bro... thanks dah mampir bro...

kreatip nehhh
thanks bro..

Keren.... Twist plotnya gak keduga
thanks bro...
 
Lumayan bro idenya.

Ane pernah baca ada yg nulis dari pov uang seribu.

Nah, cerita ente ini, dg metode yg sama, tapi nurut ane ada satu kekurangan.

Satu pertanyaan, kenapa memakai pov sebuah ranjang?
Ada beberapa kali ente sebutkan, soal kemunafikan manusia. Incest, lalu guru, perek dll. Bagus, tapi coba diperdalam maksudnya bro, biar pesannya nyampe.

Satu saran, Pov ranjangnya mengharuskan ente untuk berpikir seperti ranjang. Ane bacanya masih seperti pov 1 manusia yg berpura pura jadi ranjang. Jadi kalau kata ranjang itu ane ganti lampu hias, atau pintu panel kayu, atau bahkan kursi duduk, cerita ente tak ada perbedaan.

Coba di eksplor lagi bro.


:jempol: :jempol:
 
Mantap bang black...
Di tunggu cerita2 lainnya.. :D
thanks bro...iya deh kl ada kesempatan dan wktu...

Lumayan bro idenya.

Ane pernah baca ada yg nulis dari pov uang seribu.

Nah, cerita ente ini, dg metode yg sama, tapi nurut ane ada satu kekurangan.

Satu pertanyaan, kenapa memakai pov sebuah ranjang?
Ada beberapa kali ente sebutkan, soal kemunafikan manusia. Incest, lalu guru, perek dll. Bagus, tapi coba diperdalam maksudnya bro, biar pesannya nyampe.

Satu saran, Pov ranjangnya mengharuskan ente untuk berpikir seperti ranjang. Ane bacanya masih seperti pov 1 manusia yg berpura pura jadi ranjang. Jadi kalau kata ranjang itu ane ganti lampu hias, atau pintu panel kayu, atau bahkan kursi duduk, cerita ente tak ada perbedaan.

Coba di eksplor lagi bro.


:jempol: :jempol:

Kenapa ane menggunakan pov ranjang,tepatnya ranjang disebuah hotel, karna ane pikir benda itu telah melihat secara langsung segala kegiatan orang2 yg berada didlmnya, dan tau sendirilah..sebagian besar apa sih yg kira2 dilakukan org dihotel, pasti hubungan badan.. dan kl hubungan badan dgn pasangan resmi, istri atau suami.. ngapain jg hrs di hotel, mending dirumah..
Bahkan kadang kt prnh berpikir dlm hati "ini ranjang hotel kalau bisa cerita...waduh, udh brp ratus pasangan ML aj yg udh dia saksikan.." dan tentunya lengkap dgn segala tingkah laku org2 itu selama ML... kl manusia, gak mungkin mereka punya kesempatan seperti itu, plg2 hanya skedar ngintip atau nguping.. Jd ane pikir, ranjanglah yg plg tepat utk dpt menceritakan itu semua

Kenapa hrs ranjang? knp gak benda lain sperti lampu hias atau panel kayu? Sebtulnya bs sj, sepanjang benda itu berada didlm ruangan yg sama.. tp berbeda dgn ranjang, yg secara langsung pelaku MLnya merebahkan tubuh mereka disana, yg bs merasakan aroma, getaran, dan dengus nafas orang2 yg ada diatasnya.. dan kebetulan ranjang jg identik dgn kegiatan persetubuhan.

lalu soal kemunafikan.incest,guru..
apa yg mrk lakukan dgn berselingkuh sj sdh mrupakan jenis kemunafikan, ditambah lg dgn dialog melalui telp oleh tokoh yg ada dicerita itu.. rasanya ane gak perlu menerangkan lbh ditail lg pd pembaca.. dialog2 itu sdh sngat dpt mewakili betapa munafiknya mereka.
kl incest? ah rasanya itu hanya skedar agar cerita ini memiliki twist-plot aj koq..utk memberikan efek kejut pd pembaca, entah itu brhasil atau tdk, gak tau jg deh..
Guru? Pd tulisan itu ada beberapa kali disinggung soal moral.. nah yg berhubungan dgn moral didunia ini kan plg tpt guru…makanya ane libatkan guru, namun dgn gambaran negatifnya tentu… sm skali bkn maksud ane utk melecehkan guru.. anggap sj ini oknum.

Dr dua sesi cerita diatas sebetulnya adalh gambaran dari dua oknum yg memiliki tingkatan dan status sosial yg berbeda, Yg sesi satu ane gambarkan sbgai pejabat tinggi, entah itu menteri pendidikan atau apalah..sedang yg sesi kedua adlh guru dan kepseknya.. yg sejatinya keduanya adlh pihak yg sharusnya bertanggung jwb ats urusan moral, tp justru melakukan tindakan yg jauh dikatagorikan sbgai org yg bermoral…

Pov ranjangnya sepertinya msh blm dapet ya…? itu jg ane rasakan sih..terutama saat SSnya..emang rada susah sih… utk sesi ketiga akan ane cb lbh mendalami sudut pandang sbgai ranjang itu deh…
Thanks bro Banana, atas masukannya…sangat membantu sekali..
 
thanks bro...iya deh kl ada kesempatan dan wktu...



Kenapa ane menggunakan pov ranjang,tepatnya ranjang disebuah hotel, karna ane pikir benda itu telah melihat secara langsung segala kegiatan orang2 yg berada didlmnya, dan tau sendirilah..sebagian besar apa sih yg kira2 dilakukan org dihotel, pasti hubungan badan.. dan kl hubungan badan dgn pasangan resmi, istri atau suami.. ngapain jg hrs di hotel, mending dirumah..
Bahkan kadang kt prnh berpikir dlm hati "ini ranjang hotel kalau bisa cerita...waduh, udh brp ratus pasangan ML aj yg udh dia saksikan.." dan tentunya lengkap dgn segala tingkah laku org2 itu selama ML... kl manusia, gak mungkin mereka punya kesempatan seperti itu, plg2 hanya skedar ngintip atau nguping.. Jd ane pikir, ranjanglah yg plg tepat utk dpt menceritakan itu semua

Kenapa hrs ranjang? knp gak benda lain sperti lampu hias atau panel kayu? Sebtulnya bs sj, sepanjang benda itu berada didlm ruangan yg sama.. tp berbeda dgn ranjang, yg secara langsung pelaku MLnya merebahkan tubuh mereka disana, yg bs merasakan aroma, getaran, dan dengus nafas orang2 yg ada diatasnya.. dan kebetulan ranjang jg identik dgn kegiatan persetubuhan.

lalu soal kemunafikan.incest,guru..
apa yg mrk lakukan dgn berselingkuh sj sdh mrupakan jenis kemunafikan, ditambah lg dgn dialog melalui telp oleh tokoh yg ada dicerita itu.. rasanya ane gak perlu menerangkan lbh ditail lg pd pembaca.. dialog2 itu sdh sngat dpt mewakili betapa munafiknya mereka.
kl incest? ah rasanya itu hanya skedar agar cerita ini memiliki twist-plot aj koq..utk memberikan efek kejut pd pembaca, entah itu brhasil atau tdk, gak tau jg deh..
Guru? Pd tulisan itu ada beberapa kali disinggung soal moral.. nah yg berhubungan dgn moral didunia ini kan plg tpt guru...makanya ane libatkan guru, namun dgn gambaran negatifnya tentu... sm skali bkn maksud ane utk melecehkan guru.. anggap sj ini oknum.

Dr dua sesi cerita diatas sebetulnya adalh gambaran dari dua oknum yg memiliki tingkatan dan status sosial yg berbeda, Yg sesi satu ane gambarkan sbgai pejabat tinggi, entah itu menteri pendidikan atau apalah..sedang yg sesi kedua adlh guru dan kepseknya.. yg sejatinya keduanya adlh pihak yg sharusnya bertanggung jwb ats urusan moral, tp justru melakukan tindakan yg jauh dikatagorikan sbgai org yg bermoral...

Pov ranjangnya sepertinya msh blm dapet ya...? itu jg ane rasakan sih..terutama saat SSnya..emang rada susah sih... utk sesi ketiga akan ane cb lbh mendalami sudut pandang sbgai ranjang itu deh...
Thanks bro Banana, atas masukannya...sangat membantu sekali..

sip bro. :jempol:

pesannya sebenernya udah lumayan terbaca kok.

soal kenapa ranjang, ane paham maksud ente. mungkin karena pov ranjangnya belum terasa, jadi ane tadi bilang, jika diganti objek lain kayaknya ga ada bedanya.

nah, ane mau kasih saran ini...
coba eksplor, hal hal yg tak bisa dilakukan ranjang.
misal, ss di bathroom, ente cerita (meski cuma sepenggal aja), percakapan apa lenguhan manusia dari ruang tertutup tersebut.
kan ranjang ga bisa lihat (karena beda ruangan), tapi bisa dengerin yg mereka lakukan.


juga detailnya, eksplor keterbatasan pov ranjang, jadi kesan seperti pov 3 bisa berangsur hilang.

anyway... terusin pokoknya. ide keren ini. :jempol:
 
Bimabet
sip bro. :jempol:

pesannya sebenernya udah lumayan terbaca kok.

soal kenapa ranjang, ane paham maksud ente. mungkin karena pov ranjangnya belum terasa, jadi ane tadi bilang, jika diganti objek lain kayaknya ga ada bedanya.

nah, ane mau kasih saran ini...
coba eksplor, hal hal yg tak bisa dilakukan ranjang.
misal, ss di bathroom, ente cerita (meski cuma sepenggal aja), percakapan apa lenguhan manusia dari ruang tertutup tersebut.
kan ranjang ga bisa lihat (karena beda ruangan), tapi bisa dengerin yg mereka lakukan.


juga detailnya, eksplor keterbatasan pov ranjang, jadi kesan seperti pov 3 bisa berangsur hilang.

anyway... terusin pokoknya. ide keren ini. :jempol:
Iya nih, rada susah jg dgn pov yg terbatas sprti itu utk dpt menyampaikan apa yg ingin kt ceritakan kpd pembaca...

Ingin konsisten dgn keterbatasan pandangan dari ranjang itu.. rasanya takut nanti pesan yg akan kt sampaikan mlh gak keterima ke pembaca...

Saat ingin agar pembaca bs menerima pesan yg kt sampaikan secara penuh, justru terbentur oleh pov ranjang itu sendiri yg memang terbatas.

Sempat jg sih terpikir sperti yg ente sarankan itu, utk melibatkan sj benda2 lain sbg povnya, seperti bathtube, kursi,meja dll.. agar apa yg tdk bs dirasakan ranjang bs terwakili jg dlm tulisan ini..

Tp malah ane pikir lg.. "Ah, gak usah lah..inikan judulnya ranjang, jd harusnya biar ranjang sj lah yg bercerita..."
Akhirnya jdnya mlh begini... dibeberapa bagian terkesan seperti pov org ketiga.


Weh, ternyata ada sesi kedua, bahkan mau ada sesi ketiga juga.
Lanjut deh blek
Iya nih bram.. sebetulnya sih gak ada niat sm sekali utk bikin kelanjutannya.. bahkan sblmnya saat ada pembaca yg komen utk minta dilanjut, dgn tegas ane bilang gak ada... Abis, cerita beginian bgaimana ngelanjutinnya...? eh, entah kenapa ktika ane baca-baca lg, timbul ide diotak utk ngelanjutin.. terpaksa deh ngejilat ludah sendiri... jdnya ya, bgni ini...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd