Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT Reborn to Fuck

Jika mendapatkan kesempatan kedua mengulang kehidupan kembali kemasa lalu apa yg akan anda lakukaan?

  • Belajar Lebih Giat

    Votes: 192 38,9%
  • Berusaha mengungkapkan perasaan yang belum sempat diungkapkan kepada orang yang pernah anda sukai

    Votes: 88 17,8%
  • Olahraga lebih giat

    Votes: 90 18,2%
  • Lebih menghormati kedua orang tua

    Votes: 94 19,0%
  • Tidak melakukan apa2, menjalankan kehidupan seperti sebelumnya

    Votes: 30 6,1%

  • Total voters
    494
  • This poll will close: .
Suruh @Kakekeot mengumpulkan barisan Chihah suhu .... buat surak2
Barisan pertama : @Yhonoz , @umam ,@Chunam @Byey @ThunderBlade3
(Sorak2 smbl bawa dildo bergerigi sepanjang 50 cm)
Barisan ke 2 : @sigitnoi @reg2 @Bankonk @vaporking @Eunsung @Garonk84
(surak2 smbl bawa vibrator sebesar telur ayam dikalung dileher)
Kl suhu @Asamketek mau ikut bisa dibarisan ke 2 ... Sdh punya vibrator tho???
Jurinya : @kentirkatrok & @fq_lex
Sementara Saya sama Aji duduk di tribun VIP menonton sambil senyum2
Oh ya .... Pelatihnya suhu @dd_imut biar harmonis 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
IYo sampeyan mending nonton wae cuk..... la sampeyan ra enek nge grip grip ne... wisss dooool poooh kabeh
 
moal kang ah, geus di wakilan ku para member CIHAH diluhur, kami mh mantau we 🤣🤣🤣
Sungkem Karuhun CIHAH
Bae ku urang diwakilan 😎
Halah adat nyunda kabayan hayang na hahahheheh hungkul hahahaha
Bae weh atuh Kang..
Da eta mah Karuhun CIHAH
Teu wanieun uing erek ngabullyna ge 🤣
pokoke bamm bamm bammm suhu

dah kabor lagi, takut di bamm bamm ama sesepuh CIHAH
Wohhhh...
Kangen Njaluk di ciak wingking karo Kakek tua ikih. 🤣🤣🤣
Waninan BAM BAM BAM
 
Sungkem Karuhun CIHAH
Bae ku urang diwakilan 😎

Bae weh atuh Kang..
Da eta mah Karuhun CIHAH
Teu wanieun uing erek ngabullyna ge 🤣

Wohhhh...
Kangen Njaluk di ciak wingking karo Kakek tua ikih. 🤣🤣🤣
Waninan BAM BAM BAM
cie cie yg pernah di bam bam bam sama kake @Kakekeot, mumpung kake lg semedi di gunung tuk memperdalam ilmu CIHAH...
monggo neng @Yhonoz sementara di pandu sama @ARJUNA_JGJ2009
 
Melalui Yayasan Mimpi dibawah Grup Mimpi, dan Yayasan Perkasa dibawah Grup Perkasa, Fransiska dan Siti memberikan beasiswa terhadap ribuan anak2 berprestasi hingga ke jenjang kuliah. Pabrik2 bahan obat2an dan pabrik2 kimia pun mulai dibangun dibawah Grup Mimpi, dengan mengalokasikan dana dari Grup Perkasa. Pabrik Handpone merek dagang Nonokdia dengan lambang kupu2 dibangun, pabrik elektronik dengan merak dagang Itilayu dengan lambang biji kedelai dibangun, hingga pabrik Alutsista pun dibangun dibawah Grup Mimpi, berkat alokasi dana dari Grup Perkasa. Bekerja sama dengan Tony Stark, Pabrik Alutsista menghasilkan banyak teknologi persenjataan mutakhir.

Pertengahan tahun 2011 Kekayaan perusahaan Dream Investment Inc. telah mencapai 942 Milyar Dolar Amerika. Grub Perkasa sudah memiliki 62 cabang perusahaan, dengan kekayaan 7.971 Triliun Rupiah. 10.000 Triliun Rupiah telah dialokasikan ke Grup Mimpi.

D’Dream Otomotif tetap menguasai 45% pasar otomotif dunia. Dengan pendapatan 1.641 Triliun Dolar Amerika, dengan laba bersih 156 miliyar dolar Amerika untuk penjualan semester 1 tahun 2011. Dan merupakan perusahaan pemberi masukan terbesar di Grup Perkasa.

Aku juga sudah berhasil menguasai 28% saham Grup Sanjaya, grup Mimpi dengan 234 pabriknya dan 32 perusahaan yang terkait dengannya kini memiliki kekayaan 10.237 Triliun Rupiah. Grup Yume di Jepang telah memiliki 18 anak perusahaan, dengan kekayaan 452 Milyar Yen. Grup Kkum di Korea, telah memiliki 12 anak perusahaan, dengan kekayaan 3,6 Milyar Dolar Amerika. Grup World Dream di Singapure, dengan 3 rumah sakit, dan 17 anak perusahaan dengan kekayaan 6,1 Milyar Dolar Amerika.



Pov @kenthirkatrok

Terlihat Arkadewi sedang membaca buku tentang filosofi disalah satu meja yang tersedia di perpustakaan kota.

Terlihat seorang pemuda sederhana merapihkan rambutnya duduk didepan Arkadewi. Hari ini perpustakkaan kota sedikit lebih sepi dari biasanya. Mereka tampak sibuk membaca buku yang mereka bawa.

“serius amat non…… sedang baca buku apa…?” ucap sang pemuda.

“baca buku filosofi Yunani bang…….” Ucap Arkadewi.

“wew…. Bacaan berat tuh…….” Ucap sang pemuda kembali.

“ah tidak juga bang……. Menurut buku ini…… kontol orang batak panjang2…. kontol orang jawa besar2…… kontol orang sunda tahan lama……. nama saya Arkadewi…. nama abang siapa?” ucap Akadewi sambil mengulurkan tangan lentiknya.

“perkenalkan nama saya…….. Asep Suryono Siregar…….. “ ucap pemuda itu.

“wew nama yang unik……..” ucap Arkadewi.

Akhirnya mereka mulai terlihat akrab, dan membuat janji untuk kembali lagi untuk membaca bersama di perpustakaan kota itu.

Satu minggu pertama akhirnya Arkadewi memberikan nomer handponenya ke Asep, mereka jadi lebih mudah melakukan janji bertemu bersama di perpustakaan. Dari membahas buku sejarah, filosofi, bisnis, art, hingga ke buku2 berat lainnya.

Minggu kedua mereka jadi sering telpon2an setiap malam sepulang dari perpustakaan.

Minggu ketiga dihari rabu, mereka tampak asik membaca buku tentang bisnis dan managemen hingga sore hari. Asep mengantarkan Arkadewi menuju mobilnya di parkiran baseman perpustakaan kota.

Saat mereka berjalan bersama mendekati mobil Arkadewi, tiba2 sebuah mobil minibus berhenti tepat disamping mereka.

“tolommmpppp…………..” triak Arkadewi keburu disekap oleh lelaki berbadan tegap.

Asep dan Arkadewi dibius hingga tidak sadarkan diri.

Saat sadarkan diri mereka berdua sudah berada didalam sebuah gudang pabrik tua. Dalam keadaan terikat saling berhadapan dengan lakban melilit pinggang mereka menjadi satu, dalam keadaan tiduran saling berhadapan diatas sebuah matras tebal berdebu, kedua tangan merekapun diikat dengan lakban, mulut mereka disumpal dengan lakban. Mereka berdua terikat dalam keadaan setengah telanjang, hanya pakaian dalam yang tersisa menutupi tubuh mereka. Asep yang tadinya memakai kaos dan celana traning, sekarang hanya memakai celana dalam putihnya, Arkadewi yang tadinya memakai kaos dan celana jeans, sekarang hanya tersisa BH dan celana gstring nya. Arkadewi yang pertama sadar dari pingsannya.

Pov Arkadewi

Aku merasa kepalaku pusing sekali, pandanganku masih terasa buram, aku tidak dapat menggerakan tubuhku, tubuhku merasa dingin sekaligus hangat.

Perlahan pandanganku mulai jelas, aku terkejut melihat wajah tampan Asep didepanku dengan mulut tertutup lakban. Aku berusaha menggerakan badanku, disitu aku baru menyadari ternyata tubuh kami berdua terikat menjadi satu. Tanganku juga terikat lakban, mulutku juga tertutup lakban. Yang membuatku panik ternyata aku terikat dalam keadaan setengah telanjang, begitupun Asep. Terasa sekali kehangatan tubuh Asep menempel pada tubuhku.

“eeemmmmppppppp………….” Aku menggerakan tubuhku meronta2 bagai cacing, tidak dapat bergerak banyak karena tertahan tubuh Asep yang berat menyatu dengan tubuhku.

Saat meronta itulah perlahan Asep mulai sadarkan diri dari pingsannya. Ia pun terlihat terkejut menatapku dan menyadari ketelanjangan kami.

Pandangannya menyapu seluruh ruangan itu. aku pun akhirnya ikut2an memandang sekeliling tempat itu. Terlihat seperti sebuah gudang tua, tampak meja, kursi tergeletak tidak karuan di ruangan itu, ada satu meja yang tampaknya masih baik, dengan sebuah kursi disampingnya. Tampak olehku pakaian kami ditumpuk diatas meja itu, ada sebuah pintu besi tidak jauh dari meja itu, dinding ruangan terlihat sudah mulai mengelupas, langit2 ruangan terbuat dari seng dan baja yang juga merupakan atap gudang itu. aku dapat mendengar samar suara orang berbincang dari balik pintu besi itu. tampak ada banyak jendela kecil diatas tembok dekat langit2 gudang.

Asep berusaha melepaskan ikatan lakban pada mulutnya, dengan susah payah. Setelah berusaha sekian lama, akhirnya Asep berhasil melepaskan bibir atasnya dari jeratan lakban yang menyumpal mulutnya.

“ssstttttt…. Jangan berisik, kita harus segera melepaskan diri dari sini…..” ucap Asep pelan dengan suara terdengar aneh karena lakban yang masih menutup bibir bawahnya.

Aku hanya dapat mengangguk mengerti maksudnya.

“saya akan usahakan membuka lakban yang menutupi mulut Dewi, agak sakit saat ditarik nanti, jadi tahan agar tidak berisik…..” bisik Asep pelan kepada ku. Aku pun hanya mengangguk tanda paham.

Pelan2 Asep mendekatkan dagunya kearah pipiku aku pun menyodorkan pipiku agar bisa lebih mudah dijangkau oleh Asep. Dengan sedikit tekanan, Asep menggesekan dagunya pada tepi lakban yang menempel dipipiku. Gesekan itu terasa sedikit menyakitkan pipiku, aku harus bertahan demi keselamatan kami. Akhirnya Asep berhasil membuat tepian lakban terbuka cukup lebar, dengan bantuan giginya, Asep menjepit tepian lakban itu, lalu menariknya. Hampir saja aku berteriak kesakitan saat Asep menarik lakban itu, namun aku berusaha mengatupkan mulutku sekencang mungkin menahan sakit.

Aku tersenyum senang saat Asep akhirnya berhasil melepas lakban dari mulutku. Aku pun segera membantu melepas lakban yang tersisa dimulut Asep, tiba2 ada desiran aneh saat aku merasa seperti sedang berciuman dengan seorang lelaki saat menempelkan mulutku pada celah lakban yang terbuka dibagian bibir atas Asep. Ditambah lagi keadaan setengah telanjang kami, tidak dapat ku pungkiri menghadirkan sensasi hangat pada tubuhku. Inilah ciuman pertamaku pada seorang lelaki dewasa, disaat melepaskan ikatan sebuah lakban.

“sekarang kita tinggal melepaskan ikatan tangan dan pinggang kita, sebentar Wi, saya coba lepaskan ikatan tangan saya….” ucap Asep sambil menggerakan tangannya yang kekar.

Aku pun mencoba melakukan hal yang sama, namun ternyata ikatan lakban pada tanganku cukup ketat dan tebal untuk ku lepaskan.

“tidak bisa Wi….. ternyata ikatannya cukup tebal untuk saya tarik…” ucap Asep yang sudah mulai keringatan, aku pun juga sudah merasa kepanasan akibat berusaha melepakan ikatan lakban itu.

“sebenaranya siapa mereka, apa yang mereka mau dari kita….” Ucapku bertanya2.

“gak tahu Wi, saya orang susah, tidak mungkin mereka menangkap saya karena minta tebusan…” ucap Asep yang segera menyadarkan aku.

“jangan2 target mereka sebenarnya saya, Sep…… maaf sudah melibatkan kamu juga…..” ucapku menyesal telah melibatkan Asep.

“jangan pikirkan soal itu Wi, sekarang yang penting kita harus bisa kabur dari sini…..” ucap Asep.

“sekarang gimana Sep…..?” ucapku pelan menunggu intruksi darinya.

“sekarang gini aja Wi, diluarkan masih ada mereka, jika terdengar suara mencurigakan, kita pura2 masih tidak sadarkan diri, kembali ke posisi awal kita tadi, kita rapatkan kepala kita agak menunduk kematras, agar mereka tidak melihat lakban dimulut kita sudah terbuka..” ucap Asep.

Aku pun menganggukan kepala tanda mengerti.

“tampaknya lakban yang melilit tubuh kita tidak terlalu tebal Wi, jadi jika kita bekerjasama, kita dapat memutuskan lakban ini, atau paling tidak membuatnya menjadi kendur, sehingga kita bisa memutar badan untuk saling membelakangi, otomatis tangan kita bisa saling membantu membuka lilitan lakban ditangan…” ucap Asep.

“caranya…….?” tanyaku.

“sifat lakban itu elastis, jika kita saling bergerak berlawanan otomatis akan membuat lakban menjadi kendur…” ucap Asep memberikan penjelasan.

Aku pun paham maksudnya.

“hitungan ketiga aku bergerak keatas, kamu usahakan bergerak kebawah Wi…” lanjutnya.

“baik Sep……” jawabku.

“1, 2, 3 hupppp………. 1, 2, 3 hupppp……. 1, 2, 3 hupppp……. 1, 2,”

“cukup Sep, susah kalau posisi saling menyamping begini……..” ucapku yang merasa usaha kami sia2 karena posisinya sangat sulit untuk bergerak.

“terus gimana dong Wi……” tanya Asep.

“aku diatas tubuh kamu, dengan bantuan kedua kakiku, aku bisa menyentakan tubuhku keatas, posisi itu lebih bagus menurut saya…..” ucapku.

“pinter kamu Wi……… ya sudah aku bantu dengan memutar tubuhku…… 1, 2, 3 huppp…..”

Akhirnya aku bisa berada di atas tubuh kekar Asep, kepalaku berada agak di atas pundaknya, kepala Asep agak sedikit dibawah pundakku hampir menyentuh payudaraku, karena tinggi kami yang berbeda. Aku sedikit risih karenanya, namun dengan tangan diikat kebelakang, hanya kedua payudaraku yang bisa kujadikan tumpuan berat badanku didada Asep.

“maaf Wi………” bisik Asep tiba2.

Aku langsung sadar, kontol Asep ternyata ereksi akibat tindihan pinggulku, aku dapat merasakan kedutan kontol Asep, saat perlahan mulai membesar dibawah tindihan pinggulku. Aku hanya bisa diam, seolah2 menunggu kontol itu selesai mengambangnya. Aku merasakan desiran hangat pada memekku, tersadar kontol Asep belum berhenti mengembang, hingga akhirnya perlahan keluar dari karet celana delamnya, aku dapat merasakan kepala kontol Asep, memanjang diatas perutku yang rapat dengan perutnya.

“gila Sep….. panjang amat….” Ucapku tanpa sadar.

“eehhh……. maksudku tahan dikit Sep nafsunya…….” Ucapku meralat omonganku sebelumnya, walau aku yakin tidak mungkin Asep dapat menahan nafsunya saat ditindih wanita secantik aku. Karena tanpa bisa aku pungkiri, aku juga merasakan hal yang sama, yang Asep rasakan

“iya Wi, saya usahakan……” jawab Asep.

Aku mulai kembali fokus kerencana semula, walau kontol Asep yang mengganjal diperutku membuat konsentrasiku terganggu.

“saya mulai ya Sep….. huppp…..” sentakan pertama membuat tubuhku sedikit terangkat naik, dagu Asep tepat dibelahan dadaku. Kontol Asep yang keras menggesek celah memekku karena aku menekuk kakiku saat mendorong tubuhku. Aku makin terganggu dengan keadaan ini, terasa sekali memek aku mengeluarkan banyak cairanya karena desiran nafsu yang bangkit didiriku. Membasahi celana gstringku, aku hanya bisa berharap Asep tidak menyadari hal itu.

Aku beristirahat sebentar, mencoba mengembalikan fokusku.

“huppp…….” Sentakan keduaku membuat bibir Asep tepat diantara kedua payudaraku, gesekan kontol besar Asep pun terasa kembali dimemekku.

“huppp…….” sentakan ketiga membuat hidung Asep tepat diantara payudaraku, sensasi nikmat makin kurasakan pada memek basahku.

“saya rasa sudah cukup kendur lakbannya, turun kebawah lagi Wi, kita coba putar tubuh kita saling membelakangi…..” bisik Asep ditelingaku dengan nada bergetar.

“iya……” ucapku dengan nada bergetar juga.

Clekk……

Kreakkk………

Tiba2 masuk 4 orang lelaki bertopeng.

“Wah…. Wah…. Wah….. tampaknya ada yang berusaha kabur nih……” ucap salah satu dari mereka, saat melihat posisi kami yang masih saling bertindihan, dengan lakban yang sudah ketarik keatas.

“siapa kalian….. buat apa kalian menculik kami…..” ucap Asep berani sambil memiringkan kepalanya yang ada diantara payudaraku. Aku masih tetap berada diatas tubuh Asep, karena untuk turun, ternyata tidak bisa dilakukan dengan cepat.

“tontonan menarik nih bang…… bagaimana kalau kita bikin lebih menarik lagi….” Ucap mereka sambil mendekat, salah satu dari mereka mengambil lakban kembali dari atas meja.

“mau ngapain kalian…..” ucapku khawatir.

Keempat lelaki itu mendekati kami, satu orang langsung menarik lepas simpul tali gstringku.

“tidak…. jangan…….” Ucapku makin panik.

Dengan sekali sentakan celana dalam gstringku terlepas, hingga kehangatan kontol Asep terasa langsung dicelah memekku. Aku merasa laki2 lain melepas ikatan simpul BH ku juga.

“jangan……..” triak ku.

Sekarang payudaraku menggantung di samping wajah Asep yang kebetulan kepala Asep masih dalam keadaan miring, sehingga putting payudaraku tepat berada didepan bibirnya.

Kurasakan celana dalam Asep juga mulai ditarik kebawah oleh mereka, sehingga kini kami berdua sudah benar2 telanjang bulat, aku masih berada diatas Asep, dengan kaki mengangkangi tubuhnya.

Mereka menambahkan ikatan lakban baru dituhbuh kami, simpul ikatanya dibuat agak miring kebawah, tampaknya mereka hendak mengunci tubuh kami dalam posisi ini.

“hahahahahahaha……… kalian sabar ya……. nikmati saja sebelum kematian kalian tiba…… jika keluarga kalian sudah memberikan uang tebusan, kalian akan segera mati…….” Ucap salah satu lelaki itu, membuatku makin ketakutan.

Mereka langsung meninggalkan kami, aku hanya bisa menangis.

“sabar Wi…. Kita harus kuat jika ingin bertahan hidup…..” ucap Asep mencoba menenangkan aku.

Terdengar suara mobil menjauh.

“ini kesempatan kita buat kabur Wi…… tampaknya mereka pergi…..” ucap Asep, membuat aku kembali sedikit bersemangat.

“terus gimana Sep…. aku tidak bisa menggerakan tubuhku, keatas kekunci, kebawah kekunci…” ucapku putus asa.

“sebenarnya Dewi bisa mengerakan pelan2, keatas dan kebawah, lama2 lakbannya akan kendur” ucap Asep.

“tapi Sep……” ucapku ragu2, jika aku menggerakan tubuhku keatas kebawah, sama saja aku menggesekan memekku pada kontol besarnya.

“ya sudah kalau tidak bisa, saya akan coba lagi lepaskan ikatan ditangan saya….” ucap Asep, sembail mengangkat pinggulnya.

“sssstttthhhhh…… Sep….” desis ku saat pinggul Asep terangkat, otomatis kontolnya menggesek celah memekku.

“sebentar Wi….. tahan……”

“sssttthhhhh……. sssttthhhhhh…… Sep……. sssttthhhhh……. sssttthhhhhh…… Sep…………” desisiku.

Asep langsung menghentikan gerakannya.

“kenapa Wi…….” Ucap Asep seolah tidak merasa bersalah.

“sudah biar Dewi aja yang bergerak……” ucapku dengan nafas ngos2an menahan nikmat.

“ok lah Wi… pelan2 aja….. ingat hidup kita bergantung dari usaha kita…..” ucap Asep yang membuat aku kembali teringat ancaman kematian yang akan menimpa kami jika kami ragu2.

“iya Sep…… “ jawabku sambil mulai menggerakan badanku naik turun diatas Asep, dengan bantuan kakiku.

“ssttthhh….. ssttthhh….. ssttthhh….. ssttthhh….. ssttthhh….. ssttthhh….. ssttthhh….. ssttthhh…..” desisiku diantara rasa nikmat dan ketakutan akan kematian. Memek gundulku terasa semakin banjir membasahi kontol keras Asep. Keringat makin membanjiri tubuhku.

Disaaat memek basahku bergesekan dengan kontol besar Asep, Payudaraku juga bergesekan dengan wajah Asep, bahkan putting payudaraku mengeras terbentur2 bibir Asep yang masih menengok kesamping, sebab jika tidak dia tengokan, mungkin Asep akan mati kehabisan nafas karena jepitan payudaraku yang lumayan besar.

“ssttthhh….. ssttthhh….. ssttthhh….. ssttthhh….. ssttthhh….. ssttthhh….. aaakkkkkhhhhh……………” tiba2 pinggulku bergetar hebat, rasa yang baru pertama kurasakan meledak didalam tubuhku. Aku hanya bisa diam meresapi kenikmatan ini.

“kamu tidak apa2 Wi……….” Ucap Asep. Aku tidak bisa berkata2…. Aku hanya diam ingin meresapi sisa2 getaran nikmat ditubuhku.

Melihat aku diam, membuat Asep melakukan pergerakan, ia kembali mencoba melepaskan ikatan tangannya, membuat pinggulnya kembali terangkat2 saat memberikan ruang buat tangannya bergerak dibelakang punggungnya.

“ssttthhh….. Sep….. ssttthhh….. Sep…… ssttthhh….. berhenti….. ssttthhh….. Dewi…… ssttthhh….. sudah….. ssttthhh….. tidak…… ssttthhh….. kuat….. ssttthhh….. aaaakkkhhhhhhhh…………..” kembali tubuhku bergetar hebat, saat kenikmatan aneh kembali meledak dalam tubuhku.

Asep tidak menghentikan gerakannya, tubuhnya juga makin berkeringat karena usaha yang dia lakukan membutuhkan banyak tenaga, apalagi dengan posisi aku diatasnya.

“ssttthhh….. ssttthhh….. ssttthhh….. ssttthhh….. ssttthhh….. ssttthhh….. aaakkkhhhhhhh ……...” entah sudah berapa kali pinggulku bergetar, akibat gesekan kontol besar Asep dicelah memekku, menggesek2 itil dan bibir memekku yang gundul.

“berhasil Wi……..” ucap Asep, akhirnya ia berhasil melepaskan ikatan pada tangannya. Aku tidak punya kekuatan lagi untuk menjawab.

Asep langsung melepaskan ikatan pada pinggang kami, ia langsung melepaskan ikatan tanganku juga. Saat itulah akhirnya aku bisa melihat kontol Asep yang besar dan panjang, mempesona mataku, menggantung keras diantara pangkal pahanya.

“Besar dan panjang sekali….” bathinku.

Asep langsung buru2 mengambil pakaian kami yang ada diatas meja. Lalu memberikannya kepadaku. Namun aku sudah terlalu lemah untuk bergerak. Akhirnya dengan sudah payah Asep membantuku mengenakan seluruh pakaianku kembali, namun tidak ada pakaian dalam dibaliknya, sebab pakaian dalam kami tidak ditemukan disekitar kami.

Dengan di bantu Asep, kami berjalan keluar dari gudang itu.

“dimana ini…….” ucap Asep terkejut melihat hamparan hutan dan bukit didepan mata.

Aku pun juga terkejut melihatnya.

Akhirnya Asep memutuskan untuk berjalan masuk kehutan, menghindari jalan raya dan jalan setapak. Tubuhku yang lemas makin terasa lemah karena harus berjalan naik turun bukit.

“kita istirahat disini dulu….” Ucap Asep saat kami tiba disebuah aliran sungai.

Asep memberikan aku minum dari aliran sungai yang jernih itu. setelah beristirahat cukup, Asep memutuskan untuk menyebrangi sungai jernih yang dangkal itu.

Betapa terkejutnya kami saat ada disebrang sungai, tampak hamparan kebun kecil yang tidak terawat lagi. Asep langsung berlari kearah sebuah pohon pisang yang terlihat sudah sangat matang. Ia langsung memetik banyak buah pisang itu, dan berlari kearahku, memberikannya sebagian kepadaku. Aku pun dengan sangat lahap memakannya.

“Dewi tunggu disini, biar Asep periksa sekitar sini, barangkali ada rumah pemilik kebun ini yang bisa kita maintain tolong” ucap Asep kepadaku.

Aku hanya mengangguk, tidak berani menatap matanya. Aku masih malu teringat kejadian di gudang tadi.

Cukup lama Asep pergi, hingga membuat aku mulai khawatir.

Srekkk……. Srekkkk…… Srekkkk……..

Aku terlonjak kaget dari dudukku………………….









Bersambung…………………………….
 
Sungkem Karuhun CIHAH
Bae ku urang diwakilan 😎

Bae weh atuh Kang..
Da eta mah Karuhun CIHAH
Teu wanieun uing erek ngabullyna ge 🤣

Wohhhh...
Kangen Njaluk di ciak wingking karo Kakek tua ikih. 🤣🤣🤣
Waninan BAM BAM BAM
Hahahaha cocok ath jadi si kabayan mah kang @Garonk84 uy.. Kan karuhun sarua jeung s kabayan hahaha hampura kang hereuy hahaha
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd