Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Mengandung impregnation, daun muda, sedikit rape, dan defloration. Layak lanjut di Cerbung?

  • Lanjut aja. ga ada masalah

  • NO! terlalu kejam... T_T , dipindah di SF lain aja


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
Bimabet
Update kali ini okeee!!

Gue selalu suka cerita yang dari berbagai POV kaya gini..

gambarannya lebih luas kalo pake multi POV..

Lanjutkan suhuuuu! I'm waitinggg :beer:
 
Chapter 4

Coach

Di lorong kapal yang sempit dan penuh sesak, Slamet berjalan pelan memperhatikan langkahnya supaya tidak menginjak tubuh anak-anak didiknya yang tertidur berhimpitan di sepanjang lorong kapal. Sesampainya di geladak luar, dinyalakannya sepuntung rokok, kesempatan untuk melupakan rasa stress yang menumpuk selama 2 bulan ini.

Mimpi buruk ini bermula dari malam kelam serangan nuklir itu, saat itu Slamet sebagai guru olahraga sekaligus coach tim basket sebuah sekolah di Banyuwangi bertanggung jawab membawa tim dan chearleader mengikuti sebuah kompetisi di Surabaya. Namun baru saja sampai di Surabaya serangan itu terjadi. Beruntung mereka berhasil menemukan perlindungan dan berdiam di bunker selama beberapa minggu. Setelah keluar bergegas mereka pulang ke Banyuwangi dengan harapan bisa berkumpul kembali dengan keluarga masing-masing. Namun apa yang mereka temui disana hanyalah reruntuhan. Sekolah, rumah, keluarga, dan seluruh penghuni kota tercinta sudah lenyap. Yang menguasai kota kini para prajurit Allied Forces yang mulai mempersiapkan banyuwangi sebagai “gerbang” untuk melaksanakan pengunduran secara bertahap ke Bali.

Tanggung jawab besar kini dipikul Slamet. Meski masih sangat berduka atas kehilangan istrinya dia tetap harus bertanggung jawab atas keselamatan anak-anak didiknya yang kini bingung harus berbuata apa. Pasukan Red Forces yang terkenal bengis semakin mendekat, cepat atau lambat Banyuwangi akan jatuh juga. Dilema menyerang para pengungsi, ingin menyeberang ke Bali, tapi penjagaan kelewat ketat jumlah pengungsi dibatasi. Selain itu tidak ada jaminan Bali tidak akan jatuh ke tangan Red forces nantinya. Ditengah kebingungan dan chaos itu ada seorang abk kapal bernama gomblo yang membisikan pada Slamet untuk menawarinya tempat di sebuah kapal yang diam-diam berusaha melarikan diri ke Australia dan mencoba peruntungan disana sebagai imigran gelap, mereka akan berangkat malam ini berhubung penjagaan di banyuwangi blum begitu ketat. Gomblo bisa memasukan Slamet dan murid-muridnya ke KM Mahkota III, namun karena tempat terbatas tentu saja ada harganya. Penawaran Gomblo segera diterima Slamet walaupun dia harus merelakan cincin kawin kenangan dari istrinya.

Begitulah ceritanya bagaimana mereka bisa berada di kapal Ro-ro yang penuh sesak ini. Kapten dan para ABK kapal sudah berencana ketika terpergok patroli AL australia nanti mereka akan merusak mesin kapal sehingga mau tidak mau AL harus menarik mereka untuk merapat di australia.

Tidak terasa rokok terakhir dari kotaknya sudah habis, ingin rasanya membuka kotak baru tapi Slamet urungkan untuk berhemat, mungkin bakal susah dapat rokok kedepannya. Hawa diluar semakin dingin, sepertinya sudah saatnya masuk dan mencoba tidur. Saat itu keadaan remang-remang, agar tidak mudah ketahuan oleh militer, kapten memutuskan mematikan hampir seluruh lampu di kapal juga memerintahkan pada semua orang untuk tidak membuat kegaduhan karena katanya bisa terlacak kapal selam, beberapa orang tidak percaya dan menganggap si kapten terlalu paranoid.

Saat berjalan dengan meraba-raba di geladak kapal, slamet melihat sesuatu yang aneh. Di kegelapan slamet melihat ada cahaya putih terlihat dibalik terpal yang menutupi salah satu sekoci yang terpasang di geladak. Dari bayangan terlihat jelas ada seseorang didalam sekoci itu. Slamet segera menghampiri berniat menegur orang tersebut untuk mematikan lampu. Tiba-tiba…

“mmmhhh….duh..” suara pelan terdengar dari sana. Jelas-jelas suara seorang wanita, dan sepertinya tidak asing

Slamet mengendap-endap mendekati sekoci, dan mengintip dari sela-sela terpal, betapa terkejutnya dia mendapati ada sepasang ABG sedang bergumul di dalam sana, dan yang lebih mencengangkan Slamet mengenal keduanya. Ya, mereka adalah anak-anak didiknya sendiri Andre dan Ira. Mereka bergumul diterangi sebuah lampu emergency perlengkapan sekoci. Andre anak kelas 2 sekaligus pemain andalan di tim basket sekolah sedangkan Ira masih kelas 1 dan baru beberpa bulan di tim chearleader, Slamet sudah curiga mereka diam-diam pacaran tapi tidak menyangka mereka sudah sejauh ini. Ingin rasanya Slamet segera melabrak mereka, tetapi ketika melihat muda-mudi itu bercumbu sesuatu terbangun didalam dirinya.

Ira.jpg

“Dre… udah ya, nanti ketauan.. mmmhhhhhhh……” Ira berusaha meredam desahan dengan tangannya.

Andre terus melanjutkan cumbuaannya pada leher jenjang Ira hingga penuh cupangan. Kedua tangannya mulai merabai tocil Ira dari balik baju.

“kamu cakep banget Ra. kita ngentot yuk…” rayu Andre yang dari suaranya terdengar sudah sange berat.

Ira mengeleng-geleng tampak panik, entah kenapa. Melihat Ira masih belum menyerah juga, Andre segera menaikan baju Ira sekalian dengan BHnya. Toket Ira yang mulai mengkal langsung menyembul. Slamet menelan ludah melihat dua gundukan Ira. Ira memang belum sematang para seniornya tapi bukan berarti Ira tidak menarik. Slamet seorang lelaki biasa, dia tidak memungkiri bahwa dia takjub setiap kali para anggota chears sedang tampil, sesekali mencuri pandang ke arah toket para siswinya yang bergoyang-goyang seirama dengan tarian, mana mungkin tidak ada yang tergoda, tapi selama ini akal sehat Slamet masih bisa meredamnya.

“mmmmmmm…….” Desah Ira merasakan kedua putingnya dipelintir bersamaan, apalagi cumbuan Andre di lehernya makin menjadi. Andre benar-benar sudang mengerti kelemahan kekasihnya itu.

Tidak lama andre menurunkan celana jeansnya, kontolnya yg sudah tegang menyembul keluar. Rok Ira dinaikan sepinggang, benggolan memeknya yang sudah basah tercetak di CD. Andre segera mengusapkan kontolnya ke memek Ira yg masih dilapisi CD.

“Ra… boleh ya?..”

“mmhh…. mmhh…. mmhh…. mmhh….” Ira semakin belingsatan diperlakukan seperti itu.

Slamet ikut-ikutan sange dipertontonkan pemandangan seperti itu, kontolnya mulai tegang. Namun untungnya akal sehatnya masih bisa bangkit. Sebelum dua sejoli itu kebablasan sampai “level” selanjutnya Slamet segera membuka terpal sekoci. Andre & Ira kaget bukan kepalang melihat raut wajah murka gurunya itu.

“ngapain kalian heh?? Mau coba2 main kurang ajar disini, huh? Tau kalian bapak harus berkorban apa demi dapat tempat di kapal ini ?” Slamet marah tapi berusaha membuat suaranya serendah mungkin.

“ampum pak, maaf…” Ira Andre minta maaf sambil memperbaiki baju mereka yang berantakan.

Slamet sadar tidak baik membuat keributan sekarang karena masih ingat perintah kapten kapal.

“Sudah, kita bicarain nanti saja, besok pagi kalian menghadap saya. Ira kamu balik tidur sama teman perempuan yang lain, sedangkan kamu Dre, kamu sama bapak biar ga macam-macam lagi.”

Setelah itu mereka bubar. Malam itu Slamet merasa lelah sekali, kian hari makin bertambah saja beban pikirannya. berusaha dia redam rasa geramnya dan mulai berbaring mencoba tidur di lantai dek yang dingin.

------------

Tanpa disadari para penumpang KM Mahkota III, sebenarnya ada sesuatu yang sedang berenang-renang di kedalaman sana. Mereka tidak tahu bahwa mereka sebenarnya tidak berlayar sendirian malam itu.

Sebuah kapal selam bertenaga nuklir milik Red Forces mengendap-endap dibawah sana. Heze merupakan salah satu kapal selam yang diserahi tugas memblokade Samudera Hindia dan mengganggu jaringan logistik pasukan sekutu dalam mendukung RIS. Kapal Type 093 Shang-Class itu menaikan periskop serangnya. Dari balik periskop Kapten kapal Heze, Jiang dapat melihat sebuah kapal tua berlayar santai ke selatan seakan tidak dalam kondisi konflik.

“Kapal ini bodoh atau kelewat nekat? Kenapa mengambil rute yang melenceng cukup jauh dari rute biasanya, atau paling tidak dikawal kapal lain bukannya selonong boy sendirian begini..”

Jiang tidak sadar kapal itu cuma berisi imigran gelap dan tidak bernilai apa-apa, dimatanya kapal itu tidak ada bedanya dengan kapal suply lain. Kapten muda itu sudah tidak sabar lagi mencetak kill pertamanya. Sudah berkali-kali mereka kehilangan kesempatan menyerang selama patroli kali ini gara-gara harus bersembunyi, kucing-kucingan dengan pesawat patroli maritim P-8 Poseidon US Navy.

Kapten segera berdiskusi dengan komisaris partai, tidak ada keberatan. Tidak menunggu lama diperintahkan awaknya untuk mempersiapkan heavy torpedo Yu-6 di tabung peluncur. Perintah tembak diberikan, torpedo Yu-6 segera meluncur dari tabung nomor 1 menuju KM Mahkota yang malang. Tidak lupa sang kapten tetap memperhatikan stopwatchnya guna memperhitungkan waktu perkenaan torpedo.

“DUM” suara dentuman kecil terdengar di ruang tempur kapal

Dari periskop Jiang dapat melihat gelapnya malam berubah terang oleh kilatan cahaya, diikuti dengan pilar air yang membumbung tinggi ke udara di kejauhan sana. Tanpa menunggu konfirmasi dari Jiang para awak tahu bahwa torpedo mereka berhasil meluluh lantakan kapal malang itu. Seketika ruang tempur yang sunyi penuh ketegangan pecah oleh gemuruh tepuk tangan dan sorakan para awak.

“DIAM SEMUANYA” bentak Jiang mengingatkan mereka masih di daerah musuh.

Rungan tempur pun sunyi kembali.

---------------

Sori ya chapter barunya ga ada hubungannya sama yg sebelumnya, gw mau fresh start aja. Nanti yang cerita lalu juga dilanjut kok.

chears.jpg
 
Terakhir diubah:
Wii udh update lagi!

Aduuhh tragis amat itu kapal nasibnya.. Berhubung suhu cukup panjang lebar ngejelasin background si Slamet dan murid muridnya, ane jadi peduli sm nasib merrka dan kebayang sedihnya jadi mereka yang kapalnya ditorpedo..

Sedikit kritik soal pergantian pov ke Jiang..

Ane ngerasa pov ini sedikit terburu buru.. Coba aja suhu jelasin dulu aktivitas kru dan seisi kapal selam itu hingga akhirnya bertemu dengan kapal roro nya Slamet, pasti lebih oke lagi tuh!

Anyway, ditunggu lanjutannya! Love it!
 
Ane jadi tertarik bikin side story nya.. Boleh ga huu?

Lagi pengen nulis cerita ajaa..

Hehehe
 
Ane jadi tertarik bikin side story nya.. Boleh ga huu?

Lagi pengen nulis cerita ajaa..

Hehehe

Asal bukan lanjutan chapter atas boleh aja sebenarnya. Mau buat tentang apa?
(lanjut di pm aja)

Mungkin abis baca ada yg salah paham. Slamet and Girls blom mati, nanti ada lanjutan
 
Wii udh update lagi!

Aduuhh tragis amat itu kapal nasibnya.. Berhubung suhu cukup panjang lebar ngejelasin background si Slamet dan murid muridnya, ane jadi peduli sm nasib merrka dan kebayang sedihnya jadi mereka yang kapalnya ditorpedo..

Sedikit kritik soal pergantian pov ke Jiang..

Ane ngerasa pov ini sedikit terburu buru.. Coba aja suhu jelasin dulu aktivitas kru dan seisi kapal selam itu hingga akhirnya bertemu dengan kapal roro nya Slamet, pasti lebih oke lagi tuh!

Anyway, ditunggu lanjutannya! Love it!

belajar dari kesalahan gan, chapter 3 dulu tu gw rasa kurang memuaskan soalnya kelamaan mbulet di aspek militernya, jadi mulai kedepan porsi aspek "semprot"nya bakal lebih banyak.

Kapal heze ini kan cuma karakter sampingan, mungkin ga bakal muncul lagi.

Tapi klo agan pengen tahu kenapa Heze bisa ketemu KM Mahkota, kayanya Heze aja yg lagi hoki. Mereka sering coba nguntit kapal2 di rute utama tapi kepergok mulu sama poseidon. Waktu coba ganti strategi monitor lautan sekitar ketemulah KM Mahkota yg layar sendirian dan melenceng ini
 
Chapter 5 Part 1

Lonely Island

BBUUUUMMMMM……

Ledakan maha dashat memecah kesunyian malam. Kapal bergetar hebat kemudian disusul ledakan kedua yang disertai bola api dan kepulan asap. Para penumpang yang kebingungan dan panik tidak tahu harus berbuat apa, para abk tidak kompeten dan tidak memberi instruksi apa2. Sebagian orang yg panik melihat kobaran api semakin besar malah berusaha berlindung dengan masuk lebih dalam kedalam kapal, sebuah kesalahan fatal, tidak sadar kapal akan segera tenggelam dengan cepat.

Slamet segera bergegas mengajak andre untuk mencari teman-temannya yang lain. Setelah berlari ke lorong tempat kelompok putri tidur, mereka hanya mendapati Bu Sinta (guru wali / salah satu penanggung jawab) bersama 7 siswi berpelukan dan gemetar ketakutan. Masih kurang 8 siswi.

“Yang lain mana Bu?” tanya Andre gemetaran

Bu Sinta tidak menjawab, dia hanya menoleh ke subuah lemari besar yang sudah rubuh dan hancur, ada genangan darah disana. Jelas sudah, para siswi lain tewas remuk tertimpa lemari itu. saat itu kapal semakin miring dan sangat sulit untuk berjalan, ditambah dengan kepulan asap dan api yang semakin menyambar-nyambar di dek bawah Slamet tahu sudah terlambat untuk mencapai murid-murid putranya. Slamet memerintahkan mereka untuk ke geladak luar. Mereka merasakan kapal mulai turun ditelan samudra. Satu-satunya peluang mereka lolos dari maut adalah melompat ke laut.

“ANAK-ANAK AYO LOMPAT….” Teriak slamet

Anak-anak itu hanya terdiam, perpaduan antara panik dan putus asa mengacaukan pikiran mereka.

“TAPI PAK…… YANG LAIN?” tanya Andre

Pak Slamet hanya menggeleng.

“KALIAN TUNGGU APA LAGI? AYO LOMPAT!!!”

Mereka hanya terdiam. Slamet yang sudah tidak sabar lagi segera menarik Ira dan melemparnya ke lautan kemudian disusul oleh murid-muridnya yang lain, namun saat giliran Andre dia melawan.

“TIDAK BISA PAK SAYA MAU CARI TEMAN-TEMAN YANG LAIN….”

“BODOH KAMU HAH….. SUDAH TERLAMBAT NAK, RELAKAN SAJA…” ujar Slamet tapi Andre masih saja berusaha melepaskan diri.

“PENGECUT!!” bentak andre.

Slamet yang sudah kehilangan kesabaran menampar Andre dan mendorongnya jatuh ke laut. Kemudian diikuti dengan Gisel junior chearleader kelas 1, dia mengambil inisiatif untuk meloncat sendiri. Slamet akan mendampingi Bu santi yang sedang hamil tua. Mereka berdua tercebur ka dalam laut, Slamet menggandeng Santi berusaha berenang ke permukaan, namun alih-alih naik mereka palanh tenggelam semakin dalam, KM Mahkota III yang sedang tenggelam menciptakan pusaran air yang menghisap orang-orang di dalam air untuk ikut bersamanya. Beruntung Slamet yang dulunya anak seorang nelayan berhasil membawa bu santi kepermukaan.

“PAK…. PAK…. AYO PAK ….. SEBELAH SINI”

Rupanya seorang pria di sekoci memanggil-mangil slamet, memerintahkan untuk segera kesana. Didalam sekoci Slamet mendapati Ira dan Hana seorang anggota chears kelas 2 sudah selamat sampai sekoci, tidak lama diikuti Gisel dan Windi, anggota chears kelas 2. Slamet mulai berhitung, empat anak masih hilang

“HERA……”

“FITRI…….”

“HANI…….”

“ANDRE…….”

Mereka berteriak kesana kemari, tidak ada jawaban. Dari delapan siswa yang meloncat hanya empat yang bisa berenang ke permukaan. Ira dan yang lain hanya bisa menangis meratapi nasib mereka, setelah kehilangan keluarga kini hampir semua sahabat mereka lenyap, hanya tersisa mereka berempat saja. Perasaan bersalah mulai menyelubungi Slamet. Bagaimanapun juga menyanggupi tawaran untuk mengungsi ke Australia adalah gagasannya, tapi bukannya menyelamatkan para anak didiknya, idenya itulah yang membawa mereka pada kematian.

“Pak tolong bantu saya menaikan atap, kita harus bersiap-siap, bakal ada badai.” Ucap pria yang membantu Slamet naik ke sekoci.

Pria itu benar suhu udara mulai drop, angin semain kencang, dan ombak pulai semakin liar. Malam itu mereka hanya bisa menghangatkan diri dengan selimut dan pasrah diombang-ambing oleh ombak sambil berharap sekoci mereka tidak terbalik.

Pagi datang dan badai sudah berhenti. Slamet mulai membuka pembicaraan dengan pria asing itu.

“permisi pak, nama bapak siapa kalau boleh tahu?”

“Panggil aja saya Bowo pak”

Setelah berbincang-bincang sejenak akhirnya Slamet tahu kalau pria 40an tahun ini sebenarnya Marinir RIS yang disersi, seluruh pletonnya terbantai habis gara-gara kesalahan yg dibuat komando atas. Tidak tahan dengan berperang sia-sia dia memilih kabur dan mencoba mencari hidup baru di Australia.

“tolong jangan bilang siapa-siapa ya pak…. Hehehe…” celoteh Bowo.

Slamet mulai memperhatikan orang-orang yg ada di sekoci. Ada Sinta, 25 tahun, sesama guru dari SMA Slamet. Dia sedang hamil tua, mungkin akan melahirkan dalam beberapa minggu.

Kemudian ada Ira, 15 tahun, anak paling muda diantara mereka, siswi yang slamet pergoki sedang mesum dengan pacarnya Andre kemarin. Semalaman dia hanya menagis sesegukan. Selajutnya Gisel, 16 tahun, gadis indo teman sekelas Ira, ibunya menikah dengan peselancar prancis yang menjadi sebab kenapa dia sangat cantik, tapi gadis ini sepertinya kurang dari segi sopan santun pada guru terutama slamet yang sangat sering menegurnya. Windi, 17 tahun kelas 2, Kapten tim chears yg tomboi dan aktif, dia kapten yg sangat kompeten dan berhasil memimpin timnya meraih banyak penghargaan, bahkan sebenarnya tim chears meraih prestasi lebih banyak dari tim pemain putra. Dan yang terakhir Hana, 16 tahun kelas 2, Gadis tercantik satu sekolah dan jadi primadona di grup chearsnya. Memiliki tubuh yang paling matang diantara teman-temannya. Anaknya baik dan lembut dan terkesan innocent.

Slamet tidak berani membangunkan mereka, biarlah mereka istirahat sesukanya. Semalam merupakan hari yang sangat berat buat mereka. Tiba-tiba mata Slamet tertuju pada rok ira yang tersingkap tinggi dan dari sela-selanya mempertontokan CD pinknya, pemandangan yg sangat mengagumkan. Tiba-tiba Hana mnggeliat dan lengan bajunya yang kedodoran melorot, belahan dadanya terpampang jelas, libido slamet makin tinggi. Slamet menelan ludahnya sendiri, dia bertanya-tanya apakah dia benar-benar nafsu dengan muridnya sendiri? Walaupun terkenal sebagai guru yang berwibawa, orang-orang tidak tahu bahwa Slamet sebenarnya memiliki libido tinggi. Selam ini istrinya bertugas dengan baik untuk memuaskannya. Tapi semenjar kejadian di surabaya tidak ada pelampiasan buatnya. Slamet tiba-tiba menampar dirinya sendiri guna menyadarkan diriya bahwa dia itu guru yg harus mengayomi muridnya bukan melihat mereka sebagai objek seksual.

“Slamet…. Coba lihat itu!” Bowo menunjuk-nunjuk pada sesuatu di kejauhan

Slamet menoleh, cukup jelas itu sebuah pulau tidak jauh dari sini. Bergegas mereka nyalakan motor tempel kecil dalam sekoci dan menuju kesana dengan semangat.
------------
 
Bimabet
Wah makin asik nich
Bakal ada pesta kecil2an nich dipulau baru yg yanpa penghuni hahah
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd