Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG remake Lanzuardi Muda ( Bab I )

Chapter II

Langsung maraton Up date chapter 2 nya. mumpung otak lg encer.

Arsyid dan rika bergegas menuju gedung bioskop lama di depan terminal. kerumunan orang semakin ramai, tak lama polisipun tiba di lokasi. mereka berdua berjalan seperti tidak pernah terjadi apapun. Rika berjalan menunduk sembari memegangi lengan Aray, nampak rasa takut masih terlihat.

" Kamu pakau jilbab mu untuk menutupi sebagian wajahmu, " Perintah Aray kepada Rika.

Rika segera menutupi sebagian wajah nya, hinga nampak seorang wanita menggunakan cadar, agar tak ada yang mengenali wajah Rika yang lebam akibat di perkosa oleh para preman terminal itu, pengalaman yang menyakitkan bagi Rika sepanjang hiudup nya, mungkin ada rasa trauma di dalam dirinya.
mereka berjalan tanpa berbincang. setelah menyebrang jalan raya, sampai lah mereka berdua di depan gedung bioskop itu. Aray kembali menyalakan sebatang roko sementara rika, hanya diam saja, sambil memegang erat lengan Arsyid, cengkraman yang begitu erat membuat Arsyid melirik ke arah Rika yang masih menunduk.

" Tenangkan dirimu, ber sholawat lah, agar hatimu tenang, yakinkan dirimu kalo kamu lebih kuat dari sebelum nya " Tegur Aray kepada Rika

Nampak linangan air mata rika pecah, namun lirih terdengar suara sholawat dari mulut nya. tak lama mobil BMM hitam model C30 menghampiri mereka. dari balik kemudi Tio menyapa mereka.

" Syi... buruan masuk, keburu siang entar " Perintah Tio

Arsyid dan Rika segera masuk kedalam mobil. di dalam mobil mereka nampak cangung, dan tio sedikit heran karena arsyi membawa teman wanita.

" Itu bini lu Syid, " Tanya tio kepada Arsyid,

" Bukan, ini teman saya, nanti saya ceritakan detail nya " Jawab Arsyid kepada tio.

" Okey deh, gua turut prihatin atas meningalnya Kyai Amir. " Tio membuka pembicaraan.

" Terimakasih sudah mau bantu saya cari kerja di jakarta, semenjak padepokan di ambil alih, aku dan ibu harus kerja di sawah bantu pakde Ndari, ya keseharian kami kurang cukup buat biaya sekolah Amar. " Pungkas Arsyid kepada Tio.

" Udah lu tenang, ajah gua akan bantu cari kerjaan, dan kebetulan kemarin ada kolega gw lagi butuh Ofice Boy di perusahaan nya, dan gua yakin itu cocok buat elu, karena kalo elu, gua paksa kerja ikut Mr, Jhon lu pasti gak bakalan mau, jadi yaa gua cariin kerjaan yang halal sesuai permintaan lu waktu di telepon. " Tutur Tio.

" Mbaak,,,, mbak namanya siapa " Tanya Tio kepada Rika yang membuyarkan lamunan nya.

" Maaf mas nama saya Rika " Jawab Rika singkat.

Sepanjang perjalanan, Tio dan Arsyid berbincang bincang menenai masalah padepokan terutama tentang penyerangan dukun santet pengikut dajal itu, Tio yang merasa bersalah karena pada kejadian itu dia tidak dapat membantu apapun, pedahal tio sendiri memiliki pasukan silat yang lumayan mempuni, di tambah ada Sagga yang notaben nya adalah petarung hebat, Seandai nya wakti itu Tio membantu mungkin mendiang kyai Amir masih hidup dan padepokan masih berdiri, tidak seperti sekarang ini yang sudah di ratakan dengan tanah, penyesalan Tio begitu mendalam, Rika yang sedari tadi diam mungkin tidak mengerti arah pembicaraan dua orang yang baru saja di kenal nya. dalam benak nya masih ada rasa ketakutan, namun setelah melihat Arsyid dia sedikit lega, biar bagaimanapun Rika yakin jika Arsyid bukanlah orang yang jahat, seandainya Arsyid jahat maka saat pemerkosaan di Toilet terminal jelas Arsyid akan ikut ambil bagian nya, tapi itu tidak di lakukan, hanya satu ke kawatiran nya jika dia hamil dan mengandung anak tanpa ayah, apa yang akan dia perbuat nya, siapa ayah dari anak nya sendiri Rika saja tidak tau, sunggu ketakutan yang luar biasa kini menghantui selalu hidup nya.

" Ini kita mau mampir makan dulu apa langsung ke kontrakan ? " Tanya tio kepada Arsyid

" Kayak nya langsung ke rumah kontrakan ajah, karena saya dan rika tentu nya capek " Jawab Arsyid

" Siap jendral... meluncur ke rumah kontrakan. " Jawab Tio yang membuat rika ter senyum.

Sesampai nya di rumah kontrakan.
Mereka di sambut oleh sagga, yang memang sudah menanti kedatangan mereka semua, sagga segera mengambil barang barang mereka yang ada di dalam mobil kemudian memasukan nya ke dalam rumah kontrakan, sembari menunjukan kamar dan se isi rumah, rumah kontrakan ini terbilang minimalis dan strategis juga adem di sertai halaman belakang yang cukup luas. Dapur yang lengkap dengan peralatan dan bahan makanan yang sudah tersedia di dalam kulkas dua pintu.

" Kamu bisa masak gak " tanya Arsyid kepada rika

" Iya saya bisa masak, tapi kalo kurang enak jangan di makan " jawab nya singkat.

Setelah mereka ber keliling dan rika pun sudah masuk ke kamarnya.

Arsyid mengajak, Tio dan Sagga ke halaman belakang. Untuk menceritakan apa yang terjadi hari ini kepada Tio, dan Sagga yang bukan orang asing bagi Arsyid. Setelah mendengar penjelasan dari arsyid telepon seluler jaman dulu milik saga berbunyi.

" Halo.. Baik segera lu kuburin ajah tuh kampret, bilang sama polisi lu keluaeganya sI gondrong, dan minta polisi tutup kasus nya " kemudian sagga menutup telepon nya.

" Ada ape ga... " tanya Tio

" Kaga ini masalah gondrong anak buah gua di terminal yang mati " jawab nya pada Tio

" Maaf gaa.. Saya gak tau kalo si preman terminal yang bernama gondrong itu anak buah kamu " pungkas Arsyid kepada sagga.

" Udah santai ajah, emang dari dulu gua pengin nyingkirin tuh manusia kampret kerjaan nya bikin susah, demen malak pemandu karoke kita, dan bikin ulah mulu di terminal jadi wajar lah kalo sekarang dia koit " jawab sagga singkat.

" Nah terus nasib di Rika gimana bos " Tanya sagga kepada Tio

" Udah masalah si rika gampang, kita tampung di sini sama Aryid itung2 bantu beresin rumah ini. " jawab Tio dengan enteng

" Baik tapi saya minta harus ada 1 orang lagi biar para tetangga gak curiga karena kalo saya hanya berdua dengan Rika, saya rakut jadi bahan gunjingan orang. " Balas arsyid kepada Tio dan Sagga.

" Beuh... Bilang ajah kalian pengantin baru, lagian Rt dan Rw disini orang nya santai dan cuek, rumah ini juga udah gua sewa selama 7 tahun ke depan. " Jawab Sagga.

" Okey, kalo itu mau lu Syid, nanti gw cariin pembantu lagi buat ngebantu si Rika, soal bayar pembantu itu urusan gw, lu tenang ajah sob, selama di jakarta kebutuhan harian gua yang tanggung, lu fokus ajah sama kerjaan dan nabung buat nyai di lumajang sono. " jawab Tio.

Sementara di dalam kamar rika menangis sejadi jadinya sambil membersikan tubuh nya, dia merasa menjadi manusia yang sangat terhina telah di perkosa secara bergiliran oleh preman yang ada di terminal semalam suntuk. Merasakan sakit yang luar biasa di area kewanitaan nya berikut lubang duburnya. Entah berapa kali para preman itu menumpahkan spermanya dI rahim yang sedang masuk dalam masa subur itu. Mengingat baru 3 hari dia berhenti haid. Trauma yang mendalam mungkin akan sulit ter obati. Namun masih bersyukur karena bertemu dengan orang baik. Seperti Arsyid.

" Okey deh sekarang lu istirahat, sebentar lagi gua kirim bi Inah pembantu di rumah gua buat bantu2 dan tinggal disini. Gua sama si sagga mau gurus bedebah yang lu patahin lehernya di terminal " Ujar Tio yang mulai berjalan keluar rumah kontrakan bersama Sagga.

Aryid pun mengantar mereka hingga depan gang tempat mobil bmw hitam di parkirkan.
Setelah mereka pergi, arsyid merenungi kejadian tadi pagi yang mengakibatkan seorang preman meninggal. Merasa berdosa karena sudah membunuh orang walau berniat menyelamatkan orang lain yang menjadi perbudakan manusia manusia keji.

" Mas... Mau kopi atau teh " Tanya Rika kepada Arsyid.

" Teh manis hangat aja mbak " Jawab arsyid singkat kepada rika.

Rika segera menuju dapur. Di dalam dapur rika nampak tersenyum sendiri mengingat kejadian yang menurut nya romantis karena baru kali ini dia bertemu lelaki yang tidak sama sekali mencoba berbuat kurangajar. Bahkan mengingatkan nya untuk dekat dengan tuhan yang menciptakan manusia.

Dengan penuh semangat rika membuatkan teh hangat, untuk arsyid namun setelah kembali ke ruang tamu di dapati arsyid secara tidak sengaja tertidur wajah yang tampan hanya membuat rika tersenyum. Pedahal baru beberapa jam laku di kenalnya namun terasa sudah bertahun tahun mengenal Arsyid.
 
Terakhir diubah:
Chapter III

Melihat arsyid yang tertidur pulas di sofa ruang tamu, rika bergegas menganbilkan bantal agar kepala Arsyid tidak mengantung, nampak pulas akibat perjalanan jauh dari lumajang ke jakarta mungkin masih di rasakan. Setelah memberikan bantal dan menyiapkan teh di meja ruang tamu rika, menuju dapur agar ketina Arsyid bangun nanti jika lapar bisa langsung makan. Setelah membuka isi kulkad di dapati sayuran dan daging ayam. Tanpa pikir panjang segera menyiapkan bahan masakan dan memasak sebuah sup ayam, Rika memasak dengan penuh perasaan agar tidak mengecewakan Arsyid yang sudah berani mengambil resiko tinggi untuk menolong nya. Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 11:30 Wib. Sebentar lagi akan segera memasuki waktu dzuhur. Rika berniat menghampiri Arsyid yang ada di ruang tamu, namun ketika sampai di ruang tamu Arsyid tak di dapati nya. Rika bingung namun rumpanya suara Arsyid yang sudah ada di belakang nya membuat nya terkejut dan melompat.

"Aaaaaah......... Mas iih ngangetin " Rajuk rika kepada Arsyid yang mulai akrab

" Maaaf mbak.. Habis mbak kaya orang bingung gitu " Jawab Arsyid

" itu Teh nya di minum dulu, tadi minta teh di buatin malah di tinggal tidur. " Sambil memanyunkan bibir nya.

" Maaf mbak tadi ketiduran, makasih buat bantal dan teh nya, gimana keadaan mbak sudah mendingan? Apa masih sakit apa mau kita ke dokter ajah buat cek kesehatan nya mbak Rika ? " Perkataan Arasyid yang lembut dan penuh perhatian membuat rika menjadi salah tingkah dengan pipi yang memerah.

" Eeh sudah mendingan tapi masih sedikit sakit nyeri di pelipis mas. Tapi mas Arsyid makan dulu, itu saya sudah siapkan makanan, ada sayur sop ayam, sama tempe nda sambel mas, pasti lapar " Jawaban Rika sangat ceria seakan kejadian pemerkosaan tidak lagi nampak di matanya.

" Kamu temani saya makan yah mbak, mbak Rika juga lapar pasti " Ajakan Arasyid membuatnya semakin membuat paras rika menjadi merah merona. Nampak ke dua pasang mata yang saling menatap.

Mereka berdua pun makan di meja makan, Rika dengan telaten nya mengurusi Arsyid layak nya suami isteri yang baru saja menikah. Di dalam ruang makan mereka saling bercanda dan bercerita.

" Mass.... Terimakasih sudah menyelamatkan saya dan mau menampung saya, jujur saat ini saya takut untuk pulang ke sukabumi, saya takut di usir sama kedua orang tua saya mas. Jika di izin kan saya boleh bekerja disini. Sebagai pembantu mas tanpa harus di bayar. " Perkataan Rika membuat Arsyid tertegum.

" Saya menolong kamu, karena saya memili seorang ibu, yang harus saya jaga dan lindungi, ayah saya selau mengajarkan untuk sealalu saling tolong menolong apa lagi sesama muslim. Nah mbak rika ini kan habis kena musibah yang semua wanita tidak pernah mau mengalaminya. Jadi saya ikhlas menolong mbak Rika, jadi mbak rika boleh tinggal disini selama yang mbak Rika mau, saya tidak akan melakukan hal macam macam dan sebentar lagi kita akan ke datangan tamu yaitu mbok darmi, pembantu yang di kirimkan Tio, jadi biar gak ada fitnah mbak " Mendengar jawaban Arsyid hati tika terasa sejuk. Rupanya memang benar Arsyid bukan orang jahat. Namun memiliki rasa kecewa karena jauh dalam hati nya Rika hanya ingin tinggal berdua saja dengan Arsyid.

Ketika sedang asik makan, terdengar suara seorang wanita paruh baya, mengucapkan salam dari arah pintu depan. Segera Rika menghampiri.

" Yaa bu cari siapa..." Tanya rika kepada orang tua itu.

" Saya di minta den tio untuk bantu di Rumah den Rasyid, Benar ini rumah nya non ? " Tanya perempuan itu yang tak lain adalah mbok darmi.

" Oh benar, ini pasti bu darmi ya " Tanya Rika.

" Iya betul non, saya Darmi " jawab singkat bu darmi.

" Mari masuk bu " Tika membuakan gerbang rumah kontrakan itu.

Rumah kontrakan memiliki 3 kamar, dua diantaranya sudah terpakai, kamar depan di pakai Rika, sedangkan kamar dekat halaman belakang di pilih Oleh arsyid, tersisa satu kamar di ruang tengah. Rika membatu bu darmi membawa barang bawaan milik bu darmi menuju kamar bagian tengah rumah, setelah selesai membantu merapikan kamar bu darmi.

" Aduh non... Terimakasih sudah repot repot bantuin ibu, non cantik dan baik hati lagi, pasti mas Arsyid yang jadi suami non bangga deh punya isteri secantik dan sebaik non rika ini " Perkataan dari bu darmi membuat rika menjadi salah tingkah dan hanya di balas dengan senyuman saja.

" Eeh bu darmi, terimakasih sudah mau bantu di rumah ini, " Arsyid yang tiba tiba muncul mengaget kan mereka berdua.

" Ih... Kamu mas kaya hatu, gak denger suara langkah nya tau tau muncul gitu ajah " Balas rika ketus.

" Duuh.... Duh... Pasangan pengantin baru emang selalu mesra yah, " balas bu darmi.

" Maaf bu, kalo saya membuat kaget. Ini saya mau ke musola di depan gang, sebentar lagi masuk waktu dzuhur. " Arsyid berpamitan kepada bu darmi Dan Rika.

" Duh.... Duh... Udah ganteng, baik hati soleh, dan menghormati orang tua berungtung nya non Rika ini yang jadi isterinya mas Arsyid " Perkataan bu darmi justru membuat Arsyid terkejut. Namun demi menjaga perasaan Rika dia hanya menjawab

" Aah bisa saja bu darmi ini ," balas Arsyid sebari berlalu menuju puntu depan.

Rika menjadi semakin canggung dengan keadaan, hingga akhirnya dia berbicara kepada mbok darmi, Rika menceritaka semua kejadian yang dia alamahi hingga dia bisa bertemu dengan Arsyid di terminal. Dari situ bu darmi merasa bersalah dan malu, karena mengira Rika adalah Istri dari Arsyid.

" Non Rika yang sabar, itu ujian dari Alloh, mudah2an apa yang non Rika takutkan tidak terjadi, dan ibu doakan semoga memang benar mas Arsyid adalah jodoh nya non, saya yakin mas Aryid bisa menerima non Rika, " perkataan bu darmi membuat rika menagis dan langsung di peluk oleh bu darmi.

" Saya gak pantas mbok... Buat mas Arsyid... Dia terlalu baik.. Sedangkan saya wanita kotor yang sudah tidak suci lagi.. Syaa hanya berdoa semoga mas Arsyid bertemu dengan wanita yang baik dan sholeha. " ucap rika yang terisak dalam pelukan bu darmi. Bu darmi mencoba menenangkan hati Rika yang agar dia berhenti menangis.
Hingga akirnya seseorang masuk ke dalam rumah, rika yang tak ingin wajah ayu nya di lihat oleh orang lain selain Arsyid dan bu darmi kembali memakai cadarnya dan menuju sumber suara tersebut. Setelah sampai di pintu gerbang, rupanya yang datang adalah Tio, kali ini Tio datang seornag diri tanpa di temani oleh Sagga. Tanpa menunggu lama Rika segera membuka kan pintu pagar.

" Arsyid kemana Ka, ?" Tanya tio

" Sedang di musola mas, mas mau minum apa kopi atau es ? " Jawab rika sembari menawarkan minuman.

" Es ajah deh, nya bu darmi sudah sampai? " ucap Tio

" Sudah mas.. " Jawab Rika berlalu menuju dapur..
Setlah beberapa menit bu darmi muncul membawakan segelas es sirup warna hijau.

" Den ini es sirup ke sukaan aden " Ujar bu darmi sembari menaruh minuman di atas meja.

" Terimakasih mbok, mbok sekarang tinggal disini yah, bantu bantu di rumah ini, majikan mbok darmi tetep saya, saya yang gaji mbok darmi, nah tuan rumah di sini itu namanya mas Arsyid, dan Mbak rika, " Penjelasan Tio kepada bu darmi.

" Iya den, saya sudah bertemu sama mas Arsyid dan non Rika, mereka berdua orang baik sebaik aden. " jawab bu darmi.

Tio memang kejam dalam binis hitam nya. Namun masih cukup santun terhadap orang tua.

Tak berselang lama Arsyid yang sepulang dari mushola pun tiba.

" Eeh ada kamu yoo... " sapa Arsyid kepada tio sambil tos kepal.

" Iye lu hari ini langsung interview di kantor pak darmawan. Orang nya udah minta gua buat nganterin elu ke sana." Tutur tio kepada Arsyid.

" Ya susah aku ganti baju dulu. " Jawab Arsyid singkat.

Rika yang mendengar cakapan mereka karena memang percakapan mereka cukup terdengar jelas oleh Bu darmi dan Rika yang tak jauh dari ruang tamu. Pun menghampiri Arsyid

" Baju nya mau di setrika dulu gak mas " Tawaran Rika kepada Arsyid.

" Nda usah mbak, karena baju nya gak kusut. " Balas Arsyid yang membuat Rika sedikit kecewa.
Akhirnya arsyid bergegas menuju kamar tidurnya setelah, beberapa menit muncul dengan stelan kemeja tanpa dasi dan calana bahan dan sepatu pantopel layaknya pelamar kerja pada umumnya. Rika nampak terkejut melihat penampilan Arsyid dengan ke rapian yang semakin membuat nya jatug hati. Tapi apalah daya dirinya yang merasa kotor dan hina tak sanggup mengutarakan isi hatinya. Jatuh cinta pada pandangan pertama baginya adalah hal yang baru dia rasakan sepanjang perjalanan hidupnya.

BERSAMBUNG DULU YAA.....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd