Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Ritual Dewi Kesuburan (Beauty and Beast Series)

Status
Please reply by conversation.
Episode 0.3

Sampai di Desa
--------------------------​



Sekitar jam 6 malam mereka sampai di peristirahatan kedua di sebuah restoran yang sudah berada di Kabupaten yang sama dengan lokasi tujuan mereka.

Mereka pun turun untuk makan, sambil makan mereka pun berbincang

" Pak... Kalau dari sini udah hampir sampai ya...?" tanya Jihan

" Waduh... Ini masih di pusat kota Non.... Kalau ke tempat tujuan masih agak jauh non..." jawab pak karto

" Masih lama ngga pak? Udah malem banget ni...?" tanya Julie

" paling masih sekitar kurang lebih 3 sampai 4 jam non... Kalau hujan bisa lebih lama lagi non.... Soalnya Medan nya susah " jawab Pak karto.

" Wah... Lama juga ya pak.... " kata jihan

" I... Iya non... " jawab pak karto, lalu mereka pun menghabiskan makan malamnya dan kembali ke mobil untuk melanjutkan perjalanan.
.
.
.

Baru stengah jam perjalanan tiba-tiba hujan pun memgguyur daerah itu, hujan yang cukup deras seperti yang ditakutkan pak karto pun benar-benar terjadi.


Semakin lama perjalanan, jalan yang dilalui pun semakin sepi, yang tadinya banyak kendaraan lalu lalang dengan ramai kini jalanan terasa benar-benar sepi dan kosong.

Pak karto pun memacu mobil nya dengan kecepatan rendah karena takut tergelincir. Para penumpang pun merasakan hawa tak enak

" Pak benar jalannya lewat sini...?" tanya Julie penasaran sekaligus gugup

" Iya non.... Bapak ngga mungkin lupa... Ini kan jalan menuju ke kampung bapak" jawab pak karto yang ber konstruksi tinggi agar mobil masih bisa melaju dengan normal.

Bukan hanya pak karto tapi para penumpang pun merasakan hal yang sama yaitu was was dengan kondisi jalan yang licin, minim penerangan dan tentunya kondisi yang hujan lebat.
.
.
.

Sekitar jam 11 malam hujan pun mulai reda dan berganti menjadi gerimis, mereka pun melewati sebuah gerbang penanda kecamatan yang artinya mereka sudah hampir dekat dengan lokasi tujuan.

" Udah deket non.... Kalau boleh tau ini mau langsung menuju ke mana non?" tanya pak karto. Mereka yang datang tanpa tujuan jelas pun bingung

" langsung ke hotel aja pak..." jawab Julie

" Waduh... Disini ngga ada hotel non... Hotel terakhir tadi di lewati dari sini kalau puter lagi sekitar 3 jam " jawab pak karto yang jelas membuat keempat nya bingung dan panik.

" Aduh gimana ya pak....? Aduh gimana gaes? " tanya Jihan yang terlihat panik

" O... Jadi ini non sekalian kesini tapi belum punya tujuan ya..? " tanya pak Karto

" i..... Iya pak... Kita kira kalau lokasi nya ngga sepelosok ini... Kita kira minimal masih ada lah hotel atau penginapan " jawab Irina dengan nada kecewa.

" Kalau Hotel atau penginapan ngga ada non... Soalnya jarang jarang ada turis... Kalau ada pun biasanya mereka atau guide nya udah kontak warga buat pinjem rumahnya...... Dan itu biasanya seminggu sebelum mereka dateng non.... Kalau mendadak begini ngga mungkin ada non... " jelas pak karto.


Mendengar penjelasan dari sopir Rina itu mereka pun langsung lemas dan seakan kehilangan semangat.

" atau begini aja non.... Gimana kalau nginep di rumah bapak aja.... Disana ada 2 kamar kosong kok non... Gimana dari pada ngga ada? " tanya pak karto

" Yaudah deh pak... Boleh pak... Tapi ngga ngerepoti kan pak?" tanya jihan

" Ngga kok non.... Tapi maaf ya non kalau rumahnya jelek.... " ucap pak karto

" Iya pak... Makasih lho... " jawab Rina. Sekitar tepat jam 12 malam mereka pun memasuki kompleks pemukiman penduduk yang terlihat cukup padat dibanding di sepanjang jalan tadi yang terlihat sepi.

Tapi ternyata rumah pak Karto letaknya agak lumayan jauh dari rumah lain, sebuah rumah dengan pekarangan yang cukup besar dibanding dengan rumah lain.

Rumah itupun terlihat paling bagus diantara rumah lain disekitarnya dengan dinding dari lantai keramik itu. Mereka pun turun dari mobil tanpa dan langsung menuju ke rumah

" Langsung aja non... Nanti barangnya bapak aja yang bawa" ucap pak karto. Kemudian....



Tok.... Tok.... Tok.......

" Mbok e buka.... Mbok.... Ini aku karto..." ucap pak karto sambil mengetuk pintu kamar dengan agak keras, para gadis pun kaget

" Eh.....maaf ya non soalnya ibunya bapak udah agak kurang dalam segi pendengaran" ucap pak karto.

" Tunggu sini ya non.... Bapak coba dari samping...." ucap pak karto, lalu pria tua gemuk itupun menghilang ditengah gerimis dan mengetuk jendela kamar ibunya.

Tak lama kemudian pintu depan pun terbuka dan keluarlah sosok wanita tua yang masih terlihat sangat sehat meski secara fisik bisa diketahui jika usianya sudah diatas 80 tahun.

" Oh.... Karto to ini?" tanya bu darmi ibunya pak karto.

" Iyo mbok...karto ini..." jawab karto dengan suara agak keras, karena memang ibunya sudah mengalami kekurangan pendengaran

" lha ini siapa le?" tanya bu darmi, namun pak karto tak menjawab nya dan ia mempersilahkan para gadis itu untuk masuk.
.
.
.
.

Kelima gadis ini pun masuk ke rumah itu

" Maaf ya non... Rumahnya jelek... Maklum orang desa..." ucap pak karto lalu ia pergi keluar untuk mengambil koper bawaan merrka dalam mobil.

Bu darmi pun masuk kedalam dan terlihat sedang memanaskan air.

Sementara keempat gadis itu melihat Lihat isi rumah yang berukuran cukup besar dan terlihat cukup bagus itu.


Ya....

Memang rumah pak karto adalah satu satunya rumah warga disekitar situ yang sudah memakai lantai keramik dan dinding kamar keramik.

Rumah itu memiliki 3 kamar tidur dengan ukuran yang sangat besar sekitar 5x4 m, ruang tengah yang juga besar, ruang tamu dan kamar mandi yang letaknya dibelakang rumah dekat dengan dapur.

Rumah ini memang sudah ada sejak istri pak karto masih hidup, lalu kemudian rumah ini pun dirombak sedemikian rupa dari uang hasil kerja pak karto di ibukota.

Keempat gadis itu terlihat memandangi isi rumah yang tergolong masih sangat kosong untuk ukuran rumah sebesar itu, Merrka pun lalu duduk di kursi panjang di ruang tengah.
.
.
.

Tak lama kemudian mbok darmi pun keluar Sambil membawa teh panas dalam gelas, lalu ia sajikan teh itu di meja

" Cantik cantik banget ya nduk......" ucap mbok darmi dalam bahasa Jawa kuno yang membuat para gadis ini tak paham apa maksud perkataan mbok darmi itu.

Lalu pak karto pun selesai menurunkan koper pakaian mereka, terlihat pak karto sedang ngobrol sebentar dengan ibunya dalam bahasa Jawa.

Pak karto pun lalu menuntun ibunya untuk masuk ke kamar dan beristirahat karena waktu juga sudah jam 1 malam.

Setelah ibu pak karto di kamar, sopir tua itupun menuju ke tempat para gadis itu

" Silahkan diminum non.... Bapak mau bersihin kamarnya dulu..." ucap pak karto

" Makasih pak...." jawab Rina. Pak karto pun terlihat membawa sapu dan masuk dalam kamar yang akan merrka pakai malam ini.

Sembari menunggu pak karto bersih bersih mereka pun ngobrol membicarakan tentang kesan merrka tadi.

Mereka pun juga membicarakan tentang rumah pak karto.



Rina​
ME61DNU_t.jpg


Karena tak tega melihat pak karto bersih bersih kamar sendirian, Irina pun masuk ke kamar dan membantu pak karto membersihkan kamar

" Sini pak.... Biar Rina bantu...." ucap Rina mengejutkan Pak karto yang sedang menyapu ruangan itu.

" Oh... Non Rina.... Ngga usah non... Biar bapak aja..... Tempat nya kotor non...." jawab pak karto yang tak tega pada Rina

" Ngga apa-apa pak.... Bapak tau sendiri kan kalau Rina jago bersih bersih begini.... Sini pak sapunya..." ucap Rina

" Makasih banyak non.... Hehe... Maaf ya non ngerepoti.... Rumahnya kotor banget non.... Soalnya cuma kamar nya ibu yang dipakai..." kata pak karto sambil membersihkan kasur busa itu

" Hehe...iya pak... Ngga apa-apa kok pak.... Kita kan juga udah ngerepoti bapak.... Udah suruh bapak anterin kita.... Tambah sekarang kita ngerepoti nginep di rumah bapak begini.... Hehe " ucap Rina sambil tersenyum manis yang jelas membuat hati pak karto pun luluh.

" Seandainya bapak punya istri kaya non Rina.... Pasti bapak bakal sangat bahagia..... Pasti bakal bapak bikinin non Rina banyak anak.... Bakal bapak genjot tiap hari.... Hahaha" ucap pak karto dalam hati sambil tersenyum melihat ke arah Rina.

Keduanya pun sambil bercanda membersihkan kamar itu, hingga tanpa di sadari sepasang mata melihat mereka dari celah dinding sambil tersenyum tipis.
.
.
.
.
.

Setelah selesai membersihkan kamar mereka pun keluar dan menghampiri ketiga gadis lainnya.

Mereka kemudian ngobrol tentang bagaimana yang akan mereka lakukan esok hari.

Pak karto pun menjelaskan jika tiap desa di sini punya luas yang amat besar dan rumah nya pun tergolong terpencar tidak mengumpul dalam satu kompleks,

sehingga cukup sulit untuk menemukan rumah mbok Sri apalagi Citra jika kurang informasi sperti sekarang ini.

ME61DNI_t.jpg

Jihan​

" gaes.... Gimana kalau besok kita berpencar aja... Dibagi jadi bebrapa aja....biar jangkauan nya lebih luas.." ujar Jihan

" Ide bagus tuh Ji..... Tapi kan kita cuma bertempat.... Lima sama pak karto.... Jadi gimana?" tanya Julie

" Hmmm..... Bentar..... Kan jumlah desa di daerah ini ada empat ya... Dan kita juga pas ber empat.... Gimana kalau besok kita pencar TIAP DESA SATU ORANG....?! " Kata Jihan sebagai ketua kelompok ini

" Gimana gaes.... Setuju ngga? Selain lebih efektif kita juga bisa lebih cepat.... " ujar Jihan

" Tapi Ji.... Kita kan ngga tau Medan disini... Apalagi kita ngga kenal sama warga disini " ujar Julie

" Kalau warga disini semuanya baik kok non.... Jadi menurut bapak bener kata non Jihan.... Lebih baik disebar aja cari nya... " ucap pak karto lalu ia masuk dan mengambil kertas serta pensil,

lalu dengan seadanya pak karto pun menggambar denah daerah X tersebut.


" Jadi begini non, Daerah ini dibagi jadi 4 desa. "

" Desa pertama adalah A yang bernama désa WonoLor. Letaknya disini yang paling utara, desa nya terkenal dengan hasil pertanian nya, di desa itu terdapat banyak sekali sawah dan ladang pertanian lain.

Di desa tersebut hampir semua warga nya bekerja sebagai petani tapi bebrapa nya ada yang menjadi pedagang.

Kelebihan dari desa itu adalah dibilang tanah nya, bukan hanya luas tapi tanah di desa itu juga sangat subur sehingga warga disana semua menjadi petani.

Desa A itu juga adalah désa dengan jumlah warga nya paling banyak dibandingkan desa lain. "

" Jadi non, intinya desa A ini yang paling luas dan penduduk nya paling banyak.... Jadi mungkin agak berat nanti yang disana..

Tapi nanti bapak coba minta bantuan ke kepala desa sana, soalnya kades nya dulu teman sekolah bapak juga non... Hehe" ucap pak karto.
.................


" Terus Desa kedua adalah désa B yang namanya desa WonoKidul, ini tempat nya yang paling Selatan non, Desa itu terkenal dengan hasil kesenian mereka dan olahan bebrapa camilan dan oleh oleh khas daerah itu.

Di desa itu juga merupakan desa yang paling maju di antara desa lain, disana juga sudah terdapat bebrapa swalayan dan pasar modern.

Meski tak sebanyak désa A tapi penduduk di desa B cukup ramai, bahkan keramaian nya juga bisa dirasakan di tempat seperti pasar dan tempat oleh oleh daerah itu.

Desa itu terkenal dengan kemajuan nya yang paling cepat. Di desa itu udah banyak yang pakai HP, bahkan bebrapa rumah udah lumayan modern non,

Tapi maaf bapak ngga ada kenalan disana.... Jadi agak susah non " ucap pak karto sambil mulai menyalakan rokok di tangan nya.

Lalu pak karto menjelaskan desa berikutnya
......................



" kalau Desa ketiga adalah désa C atau Wono wetan. Ini letaknya yang paling timur non, paling jauh kalau dari sini.

Daerah ini terkenal dengan hasil peternakan dan industri dengan bahan hewani. Sebagian besar warganya adalah seorang peternak berbagai macam hewan ternak, di desa itu juga terdapat kantor Kecamatan.

Dan pusat kesenian daerah di sana. Desa ini dikenal sebagai pusatnya makanan enak di daerah ini.

Semua restoran enak ada Di desa ini, hidangan yang disajikan desa ini diambil dari daging segar ternak para warganya.

Kalau ada yang senang kulineran cocok nih di desa ini, apalagi kaya bakso, sate di desa ini Juara nya non.... " ucap pak karto

ME61DNF_t.jpg

Julie​

" Wihh... Cocok Tuh Julie..... Jul lu mau kesitu? " tanya Jihan sambil bercanda. Julie pun terlihat ragu

" mmm.... Tapi kalau sendirian aku ngga mau... Takut.... " jawab Julie yang lalu jadi bahan bercanda teman temannya itu

" Tenang aja non, Daerah ini yang paling kecil dan penduduk nya juga ngga banyak, jadi rumah nya ngga banyak... Banyakan rumah ternak.

Disini bapak juga kenal sama pak Camat yang juga dulu pas kecil temen e bapak sekolah " jelas pak karto
.................



" Terus désa terakhir adalah désa D yang namanya désa Wonokulon. Ini desa yang paling Barat, ini desa yang paling deket kalau mau ke kota.

Desa ini terkenal dengan hasil perkebunan mereka, tak hanya kebun buah tapi juga bebrapa kebun karet dan bahkan sawit berada di sini.

Daerah ini merupakan daerah yang punya wisata alam paling banyak, namun désa ini adalah désa dengan jumlah penduduk paling sedikit diantara desa lain.

Bukan hanya wisata alam tapi kerajinan dan kesenian dari desa ini menjadi yang terbaik di wilayah X ini."

" Desa D ini juga tempat kita sekarang ini non.... Kalau mau nanti bapak anter ke tempat wisata alam nya juga" ujar pak karto
.
.
.
.

" Jadi begitu non.... Silahkan dibagi aja soalnya waktu nya non sekalian kan juga ngga banyak.... Nanti sebisa mungkin bapak cariin temen bapak tadi buat bisa bantu non sekalian..."

" mending sekarang non istirahat aja dulu.... Bapak juga capek perjalanan.... Biar besok pagi ngga cape kalau jalan jalan.... Ok non? Bapak tidur dulu ya.... " ucap pak karto lalu pria 60 tahun itupun masuk kedalam kamar ibunya untuk tidur.

Semetara itu keempat gadis itu sibuk untuk mengeluarkan pakaian dari koper mereka.

Setelah diberi tahu letak kamar mandi nya mereka pun segera mencuci muka dan gosok gigi lalu mereka berganti pakaian dikamar itu bergantian.



Tapi........

Yang tak mereka sadari adalah adanya sebuah lubang di dinding dimana sebuah bola mata mengamati para gadis itu berganti pakaian.

selesai berganti pakaian tidur mereka pun langsung menuju ke salah satu kamar untuk kembali berdiskusi menentukan pembagian daerah pencarian.

" Gimana nih jadinya....? Kita mau berpencar atau cari bersama aja...?" tanya Rina

" Kalau aku sih mending berpencar aja.... Soalnya daerah jangkauan nya bakal lebih cepet..." jawab Jihan

" Mmm.... Kalau aku mending bersamaan aja deh... Biar aman" jawab Julie

" Halah lu jul... Paling karena lu takut kan sendiri...." goda Jihan

" Siapa bilang....??!! Aku berani berani aja.... Tapi lebih aman aja kalau barengan... Apalagi kita ngga kenal siapa siapa disini.... Nanti kalau KITA DICULIK gimana?" tanya Julie


" aduuh.... Ada ada aja lu Julie.... Kebanyakan nonton series sih lu... Kaga bakal ada CULIK CULIKAN sekarang.... Apalagi tadi kata pak karto nanti bakal dibantu sama kepala desa dan sama pak Camat.... Harusnya lebih aman dan efektif ngga sih...?" tanya Rina

" Iya rin bener.... Tadi pertimbangan gw juga disitu.... Kenapa gw pilih pencar aja. Ya.... Karena itu... " jawab Jihan

" Eh... Btw... Kalau lu gimana Sar? " tanya Jihan, seketika mata ketiga gadis itu menatap sarah yang dari tadi hanya diam saja


ME61DNO_t.jpg

Sarah​

" Eh.... Mmmm..... Kalau aku..... Mmm.... Mending ide nya Rina... Karena ada bantuan nya menurut aku bakal lebih cepet sih.... Hehe" jawab Sarah.

" Tuh kan.... Sarah aja mau mencar...." ujar jihan menggoda Julie.



" Ok deh kalau begitu... Kita bagi aja siapa yang kemana siapa kemana... Ok...???!!" ujar Jihan sebagai ketua grup.

Setelah selesai berdiskusi mereka pun kembali ke kamarnya, karena memang ukuran kasur yang kecil dan cuaca yang dingin mereka pun tidur berdua per kamar. Jihan dan Sarah, Julie dan Rina.

Malam itu mereka pun tidur dengan sangat pulas mungkin karena efek kelelahan perjalanan.

Kembali malam itu mimpi yang sama dengan hari sebelumnya kembali mereka impikan dan bahkan kini mimpi itu terlihat semakin jelas.

Malam itu Bulan yang 3 hari lagi akan purnama itupun tertutup lebatnya awan hujan, para gadis pun tertidur lelap tanpa tau hal yang akan terjadi pada mereka nantinya........

Saat PURNAMA TIBA........
==========
.
.
.
.

Pagi pun datang, setelah ibadah subuh pak karto pun menyiapkan air panas untuk mandi ibunya.

" Silahkan bu mandi....." ucap pak karto dalam bahasa Jawa

" simbok tau semua leee.... Kamu ngga bakal bisa menghindari takdir... Karena takdir itu adalah misi mu..." ucap mbok darmi sambil tersenyum.

Pak karto pun kaget dan tak paham maksud perkataan ibunya itu, pak karto lalu langsung pergi meninggalkan ibunya itu dan menuju ke kamar mandi untuk mandi pagi.

Sekitar jam 6 pagi pak karto pun pamit pada ibunya dan pergi dengan mengendarai sepeda ibunya yang baru ia berikan lebaran lalu menuju ke suatu tempat.

Semetara itu mbok darmi ibunya pak karto pun sibuk memasak sarapan untuk Mereka semua,

terlihat mbok darmi menyimpan menu lokal berupa sayur bayam tempe dengan kuah santan pedas dan telur rebus yang ia ambil dari kandang ayam yang ia buat sendiri.

Meskipun usianya tergolong sudah 80 tahun tapi secara fisik mbok darmi masih seperti wanita 60 tahunan, ia masih kuat melakukan apapun sendiri tanpa kesulitan.

Hingga akhirnya sekitar jam 8 Rina menjadi gadis pertama yang bangun, ia pun keluar kamar dan menuju ke kamar mandi untuk cuci muka, karena cuaca memang masih dingin.

Setelah dari kamar mandi Rina pun membantu mbok darmi memasak dan menyiapkan makanan di meja, mbok darmi pun tersenyum sambil memuji Rina tapi dengan bahasa jawa kuno yang jelas Rina tak tau apa artinya.

Rina pun hanya menanggapi dengan senyuman manis saja perkataan mbok darmi itu, yang mungkin NANTINYA AKAN DIARTIKAN LAIN OLEH WANITA TUA itu.

Rina pun lalu menuju kamar untuk membangunkan teman temannya.
.
.
.

Tak lama kemudian pak karto pun kembali ke rumah, ia pun bertemu langsung bertemu dengan Rina

" Pak.... Jadi begini... Jadinya kita setuju buat BERPENCAR aja... Pembagian nya nanti

Jihan ke Desa A
Sarah ke Desa B
Julie ke Desa C
Aku ke Desa D ini pak....." ucap Rina yang entah mengapa membuat pak karto tersenyum tipis.

Lalu mereka pun sarapan bersama di meja makan itu, suasana canggung pun tergambar jelas.

Entah mengapa Mbok Darmi memandangi wajah para gadis cantik satu persatu dengan tatapan yang sangat dalam.

Sebuah tatapan penuh arti yang tak ada orang lain selain wanita tua itu yang tau artinya

" Semua berjalan sesuai dengan rencana awal" ucap wanita tua dalam hati sambil memandangi satu persatu gadis itu...



END
 
Terakhir diubah:
Episode 0.3

Sampai di Desa
--------------------------​



Sekitar jam 6 malam mereka sampai di peristirahatan kedua di sebuah restoran yang sudah berada di Kabupaten yang sama dengan lokasi tujuan mereka.

Mereka pun turun untuk makan, sambil makan mereka pun berbincang

" Pak... Kalau dari sini udah hampir sampai ya...?" tanya Jihan

" Waduh... Ini masih di pusat kota Non.... Kalau ke tempat tujuan masih agak jauh non..." jawab pak karto

" Masih lama ngga pak? Udah malem banget ni...?" tanya Julie

" paling masih sekitar kurang lebih 3 sampai 4 jam non... Kalau hujan bisa lebih lama lagi non.... Soalnya Medan nya susah " jawab Pak karto.

" Wah... Lama juga ya pak.... " kata jihan

" I... Iya non... " jawab pak karto, lalu mereka pun menghabiskan makan malamnya dan kembali ke mobil untuk melanjutkan perjalanan.
.
.
.

Baru stengah jam perjalanan tiba-tiba hujan pun memgguyur daerah itu, hujan yang cukup deras seperti yang ditakutkan pak karto pun benar-benar terjadi.


Semakin lama perjalanan, jalan yang dilalui pun semakin sepi, yang tadinya banyak kendaraan lalu lalang dengan ramai kini jalanan terasa benar-benar sepi dan kosong.

Pak karto pun memacu mobil nya dengan kecepatan rendah karena takut tergelincir. Para penumpang pun merasakan hawa tak enak

" Pak benar jalannya lewat sini...?" tanya Julie penasaran sekaligus gugup

" Iya non.... Bapak ngga mungkin lupa... Ini kan jalan menuju ke kampung bapak" jawab pak karto yang ber konstruksi tinggi agar mobil masih bisa melaju dengan normal.

Bukan hanya pak karto tapi para penumpang pun merasakan hal yang sama yaitu was was dengan kondisi jalan yang licin, minim penerangan dan tentunya kondisi yang hujan lebat.
.
.
.

Sekitar jam 11 malam hujan pun mulai reda dan berganti menjadi gerimis, mereka pun melewati sebuah gerbang penanda kecamatan yang artinya mereka sudah hampir dekat dengan lokasi tujuan.

" Udah deket non.... Kalau boleh tau ini mau langsung menuju ke mana non?" tanya pak karto. Mereka yang datang tanpa tujuan jelas pun bingung

" langsung ke hotel aja pak..." jawab Julie

" Waduh... Disini ngga ada hotel non... Hotel terakhir tadi di lewati dari sini kalau puter lagi sekitar 3 jam " jawab pak karto yang jelas membuat keempat nya bingung dan panik.

" Aduh gimana ya pak....? Aduh gimana gaes? " tanya Jihan yang terlihat panik

" O... Jadi ini non sekalian kesini tapi belum punya tujuan ya..? " tanya pak Karto

" i..... Iya pak... Kita kira kalau lokasi nya ngga sepelosok ini... Kita kira minimal masih ada lah hotel atau penginapan " jawab Irina dengan nada kecewa.

" Kalau Hotel atau penginapan ngga ada non... Soalnya jarang jarang ada turis... Kalau ada pun biasanya mereka atau guide nya udah kontak warga buat pinjem rumahnya...... Dan itu biasanya seminggu sebelum mereka dateng non.... Kalau mendadak begini ngga mungkin ada non... " jelas pak karto.


Mendengar penjelasan dari sopir Rina itu mereka pun langsung lemas dan seakan kehilangan semangat.

" atau begini aja non.... Gimana kalau nginep di rumah bapak aja.... Disana ada 2 kamar kosong kok non... Gimana dari pada ngga ada? " tanya pak karto

" Yaudah deh pak... Boleh pak... Tapi ngga ngerepoti kan pak?" tanya jihan

" Ngga kok non.... Tapi maaf ya non kalau rumahnya jelek.... " ucap pak karto

" Iya pak... Makasih lho... " jawab Rina. Sekitar tepat jam 12 malam mereka pun memasuki kompleks pemukiman penduduk yang terlihat cukup padat dibanding di sepanjang jalan tadi yang terlihat sepi.

Tapi ternyata rumah pak Karto letaknya agak lumayan jauh dari rumah lain, sebuah rumah dengan pekarangan yang cukup besar dibanding dengan rumah lain.

Rumah itupun terlihat paling bagus diantara rumah lain disekitarnya dengan dinding dari lantai keramik itu. Mereka pun turun dari mobil tanpa dan langsung menuju ke rumah

" Langsung aja non... Nanti barangnya bapak aja yang bawa" ucap pak karto. Kemudian....



Tok.... Tok.... Tok.......

" Mbok e buka.... Mbok.... Ini aku karto..." ucap pak karto sambil mengetuk pintu kamar dengan agak keras, para gadis pun kaget

" Eh.....maaf ya non soalnya ibunya bapak udah agak kurang dalam segi pendengaran" ucap pak karto.

" Tunggu sini ya non.... Bapak coba dari samping...." ucap pak karto, lalu pria tua gemuk itupun menghilang ditengah gerimis dan mengetuk jendela kamar ibunya.

Tak lama kemudian pintu depan pun terbuka dan keluarlah sosok wanita tua yang masih terlihat sangat sehat meski secara fisik bisa diketahui jika usianya sudah diatas 80 tahun.

" Oh.... Karto to ini?" tanya bu darmi ibunya pak karto.

" Iyo mbok...karto ini..." jawab karto dengan suara agak keras, karena memang ibunya sudah mengalami kekurangan pendengaran

" lha ini siapa le?" tanya bu darmi, namun pak karto tak menjawab nya dan ia mempersilahkan para gadis itu untuk masuk.
.
.
.
.

Kelima gadis ini pun masuk ke rumah itu

" Maaf ya non... Rumahnya jelek... Maklum orang desa..." ucap pak karto lalu ia pergi keluar untuk mengambil koper bawaan merrka dalam mobil.

Bu darmi pun masuk kedalam dan terlihat sedang memanaskan air.

Sementara keempat gadis itu melihat Lihat isi rumah yang berukuran cukup besar dan terlihat cukup bagus itu.


Ya....

Memang rumah pak karto adalah satu satunya rumah warga disekitar situ yang sudah memakai lantai keramik dan dinding kamar keramik.

Rumah itu memiliki 3 kamar tidur dengan ukuran yang sangat besar sekitar 5x4 m, ruang tengah yang juga besar, ruang tamu dan kamar mandi yang letaknya dibelakang rumah dekat dengan dapur.

Rumah ini memang sudah ada sejak istri pak karto masih hidup, lalu kemudian rumah ini pun dirombak sedemikian rupa dari uang hasil kerja pak karto di ibukota.

Keempat gadis itu terlihat memandangi isi rumah yang tergolong masih sangat kosong untuk ukuran rumah sebesar itu, Merrka pun lalu duduk di kursi panjang di ruang tengah.
.
.
.

Tak lama kemudian mbok darmi pun keluar Sambil membawa teh panas dalam gelas, lalu ia sajikan teh itu di meja

" Cantik cantik banget ya nduk......" ucap mbok darmi dalam bahasa Jawa kuno yang membuat para gadis ini tak paham apa maksud perkataan mbok darmi itu.

Lalu pak karto pun selesai menurunkan koper pakaian mereka, terlihat pak karto sedang ngobrol sebentar dengan ibunya dalam bahasa Jawa.

Pak karto pun lalu menuntun ibunya untuk masuk ke kamar dan beristirahat karena waktu juga sudah jam 1 malam.

Setelah ibu pak karto di kamar, sopir tua itupun menuju ke tempat para gadis itu

" Silahkan diminum non.... Bapak mau bersihin kamarnya dulu..." ucap pak karto

" Makasih pak...." jawab Rina. Pak karto pun terlihat membawa sapu dan masuk dalam kamar yang akan merrka pakai malam ini.

Sembari menunggu pak karto bersih bersih mereka pun ngobrol membicarakan tentang kesan merrka tadi.

Mereka pun juga membicarakan tentang rumah pak karto.



Rina​
ME61DNU_t.jpg


Karena tak tega melihat pak karto bersih bersih kamar sendirian, Irina pun masuk ke kamar dan membantu pak karto membersihkan kamar

" Sini pak.... Biar Rina bantu...." ucap Rina mengejutkan Pak karto yang sedang menyapu ruangan itu.

" Oh... Non Rina.... Ngga usah non... Biar bapak aja..... Tempat nya kotor non...." jawab pak karto yang tak tega pada Rina

" Ngga apa-apa pak.... Bapak tau sendiri kan kalau Rina jago bersih bersih begini.... Sini pak sapunya..." ucap Rina

" Makasih banyak non.... Hehe... Maaf ya non ngerepoti.... Rumahnya kotor banget non.... Soalnya cuma kamar nya ibu yang dipakai..." kata pak karto sambil membersihkan kasur busa itu

" Hehe...iya pak... Ngga apa-apa kok pak.... Kita kan juga udah ngerepoti bapak.... Udah suruh bapak anterin kita.... Tambah sekarang kita ngerepoti nginep di rumah bapak begini.... Hehe " ucap Rina sambil tersenyum manis yang jelas membuat hati pak karto pun luluh.

" Seandainya bapak punya istri kaya non Rina.... Pasti bapak bakal sangat bahagia..... Pasti bakal bapak bikinin non Rina banyak anak.... Bakal bapak genjot tiap hari.... Hahaha" ucap pak karto dalam hati sambil tersenyum melihat ke arah Rina.

Keduanya pun sambil bercanda membersihkan kamar itu, hingga tanpa di sadari sepasang mata melihat mereka dari celah dinding sambil tersenyum tipis.
.
.
.
.
.

Setelah selesai membersihkan kamar mereka pun keluar dan menghampiri ketiga gadis lainnya.

Mereka kemudian ngobrol tentang bagaimana yang akan mereka lakukan esok hari.

Pak karto pun menjelaskan jika tiap desa di sini punya luas yang amat besar dan rumah nya pun tergolong terpencar tidak mengumpul dalam satu kompleks,

sehingga cukup sulit untuk menemukan rumah mbok Sri apalagi Citra jika kurang informasi sperti sekarang ini.

ME61DNI_t.jpg

Jihan​

" gaes.... Gimana kalau besok kita berpencar aja... Dibagi jadi bebrapa aja....biar jangkauan nya lebih luas.." ujar Jihan

" Ide bagus tuh Ji..... Tapi kan kita cuma bertempat.... Lima sama pak karto.... Jadi gimana?" tanya Julie

" Hmmm..... Bentar..... Kan jumlah desa di daerah ini ada empat ya... Dan kita juga pas ber empat.... Gimana kalau besok kita pencar TIAP DESA SATU ORANG....?! " Kata Jihan sebagai ketua kelompok ini

" Gimana gaes.... Setuju ngga? Selain lebih efektif kita juga bisa lebih cepat.... " ujar Jihan

" Tapi Ji.... Kita kan ngga tau Medan disini... Apalagi kita ngga kenal sama warga disini " ujar Julie

" Kalau warga disini semuanya baik kok non.... Jadi menurut bapak bener kata non Jihan.... Lebih baik disebar aja cari nya... " ucap pak karto lalu ia masuk dan mengambil kertas serta pensil,

lalu dengan seadanya pak karto pun menggambar denah daerah X tersebut.


" Jadi begini non, Daerah ini dibagi jadi 4 desa. "

" Desa pertama adalah A yang bernama désa WonoLor. Letaknya disini yang paling utara, desa nya terkenal dengan hasil pertanian nya, di desa itu terdapat banyak sekali sawah dan ladang pertanian lain.

Di desa tersebut hampir semua warga nya bekerja sebagai petani tapi bebrapa nya ada yang menjadi pedagang.

Kelebihan dari desa itu adalah dibilang tanah nya, bukan hanya luas tapi tanah di desa itu juga sangat subur sehingga warga disana semua menjadi petani.

Desa A itu juga adalah désa dengan jumlah warga nya paling banyak dibandingkan desa lain. "

" Jadi non, intinya desa A ini yang paling luas dan penduduk nya paling banyak.... Jadi mungkin agak berat nanti yang disana..

Tapi nanti bapak coba minta bantuan ke kepala desa sana, soalnya kades nya dulu teman sekolah bapak juga non... Hehe" ucap pak karto.
.................


" Terus Desa kedua adalah désa B yang namanya desa WonoKidul, ini tempat nya yang paling Selatan non, Desa itu terkenal dengan hasil kesenian mereka dan olahan bebrapa camilan dan oleh oleh khas daerah itu.

Di desa itu juga merupakan desa yang paling maju di antara desa lain, disana juga sudah terdapat bebrapa swalayan dan pasar modern.

Meski tak sebanyak désa A tapi penduduk di desa B cukup ramai, bahkan keramaian nya juga bisa dirasakan di tempat seperti pasar dan tempat oleh oleh daerah itu.

Desa itu terkenal dengan kemajuan nya yang paling cepat. Di desa itu udah banyak yang pakai HP, bahkan bebrapa rumah udah lumayan modern non,

Tapi maaf bapak ngga ada kenalan disana.... Jadi agak susah non " ucap pak karto sambil mulai menyalakan rokok di tangan nya.

Lalu pak karto menjelaskan desa berikutnya
......................



" kalau Desa ketiga adalah désa C atau Wono wetan. Ini letaknya yang paling timur non, paling jauh kalau dari sini.

Daerah ini terkenal dengan hasil peternakan dan industri dengan bahan hewani. Sebagian besar warganya adalah seorang peternak berbagai macam hewan ternak, di desa itu juga terdapat kantor Kecamatan.

Dan pusat kesenian daerah di sana. Desa ini dikenal sebagai pusatnya makanan enak di daerah ini.

Semua restoran enak ada Di desa ini, hidangan yang disajikan desa ini diambil dari daging segar ternak para warganya.

Kalau ada yang senang kulineran cocok nih di desa ini, apalagi kaya bakso, sate di desa ini Juara nya non.... " ucap pak karto

ME61DNF_t.jpg

Julie​

" Wihh... Cocok Tuh Julie..... Jul lu mau kesitu? " tanya Jihan sambil bercanda. Julie pun terlihat ragu

" mmm.... Tapi kalau sendirian aku ngga mau... Takut.... " jawab Julie yang lalu jadi bahan bercanda teman temannya itu

" Tenang aja non, Daerah ini yang paling kecil dan penduduk nya juga ngga banyak, jadi rumah nya ngga banyak... Banyakan rumah ternak.

Disini bapak juga kenal sama pak Camat yang juga dulu pas kecil temen e bapak sekolah " jelas pak karto
.................



" Terus désa terakhir adalah désa D yang namanya désa Wonokulon. Ini desa yang paling Barat, ini desa yang paling deket kalau mau ke kota.

Desa ini terkenal dengan hasil perkebunan mereka, tak hanya kebun buah tapi juga bebrapa kebun karet dan bahkan sawit berada di sini.

Daerah ini merupakan daerah yang punya wisata alam paling banyak, namun désa ini adalah désa dengan jumlah penduduk paling sedikit diantara desa lain.

Bukan hanya wisata alam tapi kerajinan dan kesenian dari desa ini menjadi yang terbaik di wilayah X ini."

" Desa D ini juga tempat kita sekarang ini non.... Kalau mau nanti bapak anter ke tempat wisata alam nya juga" ujar pak karto
.
.
.
.

" Jadi begitu non.... Silahkan dibagi aja soalnya waktu nya non sekalian kan juga ngga banyak.... Nanti sebisa mungkin bapak cariin temen bapak tadi buat bisa bantu non sekalian..."

" mending sekarang non istirahat aja dulu.... Bapak juga capek perjalanan.... Biar besok pagi ngga cape kalau jalan jalan.... Ok non? Bapak tidur dulu ya.... " ucap pak karto lalu pria 60 tahun itupun masuk kedalam kamar ibunya untuk tidur.

Semetara itu keempat gadis itu sibuk untuk mengeluarkan pakaian dari koper mereka.

Setelah diberi tahu letak kamar mandi nya mereka pun segera mencuci muka dan gosok gigi lalu mereka berganti pakaian dikamar itu bergantian.



Tapi........

Yang tak mereka sadari adalah adanya sebuah lubang di dinding dimana sebuah bola mata mengamati para gadis itu berganti pakaian.

selesai berganti pakaian tidur mereka pun langsung menuju ke salah satu kamar untuk kembali berdiskusi menentukan pembagian daerah pencarian.

" Gimana nih jadinya....? Kita mau berpencar atau cari bersama aja...?" tanya Rina

" Kalau aku sih mending berpencar aja.... Soalnya daerah jangkauan nya bakal lebih cepet..." jawab Jihan

" Mmm.... Kalau aku mending bersamaan aja deh... Biar aman" jawab Julie

" Halah lu jul... Paling karena lu takut kan sendiri...." goda Jihan

" Siapa bilang....??!! Aku berani berani aja.... Tapi lebih aman aja kalau barengan... Apalagi kita ngga kenal siapa siapa disini.... Nanti kalau KITA DICULIK gimana?" tanya Julie


" aduuh.... Ada ada aja lu Julie.... Kebanyakan nonton series sih lu... Kaga bakal ada CULIK CULIKAN sekarang.... Apalagi tadi kata pak karto nanti bakal dibantu sama kepala desa dan sama pak Camat.... Harusnya lebih aman dan efektif ngga sih...?" tanya Rina

" Iya rin bener.... Tadi pertimbangan gw juga disitu.... Kenapa gw pilih pencar aja. Ya.... Karena itu... " jawab Jihan

" Eh... Btw... Kalau lu gimana Sar? " tanya Jihan, seketika mata ketiga gadis itu menatap sarah yang dari tadi hanya diam saja


ME61DNO_t.jpg

Sarah​

" Eh.... Mmmm..... Kalau aku..... Mmm.... Mending ide nya Rina... Karena ada bantuan nya menurut aku bakal lebih cepet sih.... Hehe" jawab Sarah.

" Tuh kan.... Sarah aja mau mencar...." ujar jihan menggoda Julie.



" Ok deh kalau begitu... Kita bagi aja siapa yang kemana siapa kemana... Ok...???!!" ujar Jihan sebagai ketua grup.

Setelah selesai berdiskusi mereka pun kembali ke kamarnya, karena memang ukuran kasur yang kecil dan cuaca yang dingin mereka pun tidur berdua per kamar. Jihan dan Sarah, Julie dan Rina.

Malam itu mereka pun tidur dengan sangat pulas mungkin karena efek kelelahan perjalanan.

Kembali malam itu mimpi yang sama dengan hari sebelumnya kembali mereka impikan dan bahkan kini mimpi itu terlihat semakin jelas.

Malam itu Bulan yang 3 hari lagi akan purnama itupun tertutup lebatnya awan hujan, para gadis pun tertidur lelap tanpa tau hal yang akan terjadi pada mereka nantinya........

Saat PURNAMA TIBA........
==========
.
.
.
.

Pagi pun datang, setelah ibadah subuh pak karto pun menyiapkan air panas untuk mandi ibunya.

" Silahkan bu mandi....." ucap pak karto dalam bahasa Jawa

" simbok tau semua leee.... Kamu ngga bakal bisa menghindari takdir... Karena takdir itu adalah misi mu..." ucap mbok darmi sambil tersenyum.

Pak karto pun kaget dan tak paham maksud perkataan ibunya itu, pak karto lalu langsung pergi meninggalkan ibunya itu dan menuju ke kamar mandi untuk mandi pagi.

Sekitar jam 6 pagi pak karto pun pamit pada ibunya dan pergi dengan mengendarai sepeda ibunya yang baru ia berikan lebaran lalu menuju ke suatu tempat.

Semetara itu mbok darmi ibunya pak karto pun sibuk memasak sarapan untuk Mereka semua,

terlihat mbok darmi menyimpan menu lokal berupa sayur bayam tempe dengan kuah santan pedas dan telur rebus yang ia ambil dari kandang ayam yang ia buat sendiri.

Meskipun usianya tergolong sudah 80 tahun tapi secara fisik mbok darmi masih seperti wanita 60 tahunan, ia masih kuat melakukan apapun sendiri tanpa kesulitan.

Hingga akhirnya sekitar jam 8 Rina menjadi gadis pertama yang bangun, ia pun keluar kamar dan menuju ke kamar mandi untuk cuci muka, karena cuaca memang masih dingin.

Setelah dari kamar mandi Rina pun membantu mbok darmi memasak dan menyiapkan makanan di meja, mbok darmi pun tersenyum sambil memuji Rina tapi dengan bahasa jawa kuno yang jelas Rina tak tau apa artinya.

Rina pun hanya menanggapi dengan senyuman manis saja perkataan mbok darmi itu, yang mungkin NANTINYA AKAN DIARTIKAN LAIN OLEH WANITA TUA itu.

Rina pun lalu menuju kamar untuk membangunkan teman temannya.
.
.
.

Tak lama kemudian pak karto pun kembali ke rumah, ia pun bertemu langsung bertemu dengan Rina

" Pak.... Jadi begini... Jadinya kita setuju buat BERPENCAR aja... Pembagian nya nanti

Jihan ke Desa A
Sarah ke Desa B
Julie ke Desa C
Aku ke Desa D ini pak....." ucap Rina yang entah mengapa membuat pak karto tersenyum tipis.

Lalu mereka pun sarapan bersama di meja makan itu, suasana canggung pun tergambar jelas.

Entah mengapa Mbok Darmi memandangi wajah para gadis cantik satu persatu dengan tatapan yang sangat dalam.

Sebuah tatapan penuh arti yang tak ada orang lain selain wanita tua itu yang tau artinya

" Semua berjalan sesuai dengan rencana awal" ucap wanita tua dalam hati sambil memandangi satu persatu gadis itu...



END
thx updatenya suhu
 
Episode 0.4

Pembagian Tugas
------------------------------​


Setelah selesai sarapan mereka pun bergantian untuk mandi, satu persatu dari mereka mandi,

namun tak ada yang sadar jika sepasang bola mata tiba-tiba mengintip aktifitas yang merrka lakukan didalam kamar mandi itu.

Sesorang pun tersenyum sambil mengintip gadis gadis cantik itu mandi disana.

Sementara menunggu mereka mandi pak karto keluar untuk memanaskan mobil, terlihat cuaca hari ini sangat cerah bahkan pelangi pun muncul karena efek hujan tadi malam.

Meski diluar mentari bersinar terang namun suhu udara di tempat ini tetaplah dingin.
.
.
.
.

Sementara itu para gadis pun sudah bersiap siap dengan pakaian merrka masing masing.

Dan tepat jam 10 pagi mereka pun siap untuk pergi.

Mereka pun pergi menuju ke desa tempat tugas mereka masing-masing kecuali Rina yang tinggal disana karena ia bertugas untuk mencari di daerah désa pak karto tinggal, Rina terlihat sedang di meja bersama mbok darmi.


Rina

Mereka bertiga plus pak karto pun berangkat, bau wangi yang tercium dari parfum mahal para gadis pun semerbak di dalam mobil yang dikemudikan pak karto itu.

" Non.... Udah siap non....??? Nanti kalau ada apa-apa atau butuh bantuan sesuatu bisa langsung kontak ke nomor bapak aja...." ucap pak karto

" Ok non sekarang kita bakal ke desa A dulu.... Tadi pagi bapak udah ngomong sama kelapa desa A.... Katanya dia siap bantu..... Ngomong ngomong Siapa disini yang mau ke desa A....? " tanya pak karto

" Aku pak..... Jihan..... " jawab Jihan

" Oh... Non Jihan ya?? Pas kalau gitu " ucap pak karto keceplosan

" Maksudnya pak.....? " tanya Jihan bingung. Pak karto pun panik namun tetap tenang

" mmm... Maksudnya pas kalau dibagi perdesa satu orang non.... Hehehe " jawab pak karto dengan nada bercanda



" Oh... Iya non.... Nama kepala desa disini Pak Waluyo.... Dia temen sekolah bapak.... Dia orangnya baek non..... Dia juga suka bantu..." ucap pak karto pada para gadis.

Tak lama kemudian mereka pun sampai di sebuah desa yang letaknya lebih dataran rendah dibanding desa tempat tinggal pak karto tadi,

mereka pun memasuki kawasan yang terlihat dengan jelas ribuan hektar sawah membentang di sepanjang jalan aspal itu.

Kemudian di tengah tengah kompleks sawah itu terlihat sebuah bale yang cukup besar yang sedang di dekorasi oleh beberapa orang dan sepertinya akan digunakan untuk SEBUAH ACARA TAK LAMA LAGI.


" Itu non semua penduduk disini ber profesi sebagai Petani... Jadi isinya sawah semua..." ucap pak karto.

Lalu mobil pun mengarah ke sebuah kompleks rumah dengan ukuran yang sangat luas namun didalam satu pagar itu terdapat banyak sekitar 6 rumah didalam nya.

" Yuk. Non.... Turun.... " ucap pak karto lalu mereka pun turun dari mobil.


Pak karto terlihat memanggil manggil sesorang

" Wal.... Wal... Pak Waluyo..... Ini Karto Pak..... Pak...." ucap pak karto memanggil kepala desa itu.
.
.
.

Tak lama kemudian muncul seorang pria bertubuh tambun dengan kulit hitam dan perut besar keluar dari dalam salah satu rumah dengan menggunakan batik.

" Ohh..... Karto to..... Cepet banget udah dateng.... " ucap kades Waluyo sambil menyalami pak karto.

Sambil ber Salaman mata pak wal pun tertuju pada para gadis itu, pandangan nya benar-benar nanar dan bagai menelanjangi mereka.

" Ini non kenalin... Pak Waluyo... Kepala desa disini.... " ucap pak karto disambut dengan uluran tangan pria tua kepala desa itu.

" Waluyo neng.... Panggil aja pak wal.... Biar akrab.... Bapak kepala desa di sini neng...." ucap pak Waluyo

" Jihan pak....."

" Julie....."

" Sarah..... Pak...." sapa mereka satu persatu sambil menyalami tangan kasar pak Waluyo itu.

" Oh... Ayo non masuk dulu... Daripada panas Panas an disini... " ucap pak wal sambil menyuruh mereka masuk ke sebuah gazebo luas di tengah kawasan rumah itu.


Sambil berjalan pak wal pun berbisik pada pak karto

" Cakep cakep semua To..... Wangi lagi tangan nya.... Hehehe" ucap pak wal sambil mencium tangan nya sendiri.

" Hush... Jangan aneh aneh wal...." ucap pak karto.

Lalu mereka pun duduk di gazebo itu sementara pak wal masuk kedalam rumah untuk mengambil minuman,

yang tanpa di ketahui para gadis, pak wal pun tiba-tiba sudah di kamar mandi dan membuka celana nya.

Lalu pria tua itu menciumi sendiri tangan nya yang barusan bersentuhan dengan gadis gadis cantik itu dan....

" Wanggiii banggettt..... Aahhh..... Oohh..... Tangaan aja wangii beginii... Apalagii...... Baadannyya.... Passtiii leggiittt.... Aahhhh..." erang pak wal dalam kamar mandi,



dan...

Croottt..... Ceootttt......... Croottt.....
Setelah menyelesaikan hajat nya pak karto kembali memakai celana nya, lalu sambil keluar ia bicara dalam hati

" Tunggu aja. Neng. Cantik.... Bentar lagi..." ucap pak wal dalam hatinya.


Sementara itu di gazebo tadi seorang wanita berhijab berusia sekitar 40an tahun masuk membawa minuman dan makanan ringan khas daerah itu.

Para gadis pun bingung karena meski secara fisik tergolong seperti warga desa biasa tapi kalung dan gelang yang digunakan terlihat sangat mewah

" Makasih ya nur....." ucap pak karto pada wanita itu.

" Ini non silahkan dinikmati.... " ucap wanita tadi dengan halus.

" Terimakasih bu...." jawab Sarah. Lalu wanita itupun pergi masuk kedalam salah satu rumah.

" Oh.... Itu namanya Bu Nur... Dia istrinya pak wal tadi... "" ucap pak karto menjelaskan.



" Pak... Kira kira Citra ada disini ngga ya.." tanya Jihan

" Bapak kurang tau non.... Coba deh nanti minta bantuan pak wal aja..." ucap pak karto.

Tak lama kemudian pak Waluyo pun kembali ke gazebo untuk menemui mereka.

" Aahh.... Maaf ya neng... Maklum lagi sibuk neng....bentar lagi juga ada festival....." ucap pak wal sambil menyeruput teh nya itu.

" Jadi.... Tujuan nya tadi Mau apa neng?" tanya pak wal.

" Mm..... Jadi Kita mau nyari temen kita pak... Namanya Citra... Kita mau cari rumah pembantu nya Citra..... Namanya Mbok Sri.... Pak... " ucap Jihan menjelaskan.

" Bapak tau rumahnya mbok sri....?" tanya Jihan

" Hmm.... Kalau yang namanya Sri disini banyak neng..... " jawab pak wal, Jihan pun bingung.

" Tapi mulai hari ini memang lagi diadakan sensus penduduk non sama pendataan juga.... Mungkin nanti neng bisa ikut.... " ucap pak wal sambil memandangi para gadis itu dengan penuh gairah.

" Gimana non mau ikut bapak nanti....?" tanya pak wal. Para gadis pun terlihat berdiskusi, sementara pak wal terlihat masih memandangi kecantikan para gadis itu.



Lalu...

" Iya pak boleh...." Jawab Jihan. Pak wal pun berdiri,

" Jadi ini mau disini semua apa salah satu aja...? " tanya pak wal. Jihan pun terlihat ragu.

" Paling aku sendiri pak...." jawab Jihan, Pak Wal pun terlihat memandangi Jihan dari ujung Kepala hingga ujung kaki.

" Ok neng.... Baguslah..." Jawa pak wal. Mereka pun mengobrol lagi sedikit lebih lama.


Sekitar jam 12 pak karto pun pamit

" Yaudah pak wal... Kita pergi dulu... Soalnya mau ke desa B sama C sekalian...." ucap pak karto

" Oh... Desa B C D juga mau ada sensus pak... Mending buruan kalau mau ketemu pak kades sama pak Camat" ucap pak wal.

Sarah, pak karto dan Julie pun kembali ke mobil.

Tapi tiba-tiba para gadis pun terkejut saat pak karto mengeluarkan koper dan bawaan Jihan dari dalam mobil.

" Lho pak... Barang aku kenapa di keluarin pak?" tanya Jihan bingung.

" Jadi gini non... Nanti sensus nya memang tiap harinya sampai malem... Terus besoknya mulai lagi pagi... Jadi lebih baik kalau non tinggal disini..." ucap pak karto.

" Iya neng.... Jihan ya...? Lebih baik neng tinggal dulu disini.... Itu udah bapak siapin rumah baru buat neng.. " ucap pak wal sambil menunjuk rumah baru yang selesai dibangun itu,


rumah itu sendiri adalah rumah keenam yang dibangun dam juga rumah yang paling bagus.

" Tapi... Pak.... " ucap Jihan...

" Yaudah non... Bapak duluan ya... Keburu pak Camat nya pergi..... Pak Wal titip non Jihan ya.... . " ucap pak karto lalu mereka pun langsung pergi ke lokasi tujuan berikutnya.

Semetara Jihan masih bingung dan kaget dengan hal yang terjadi, ia bingung apakah Rina yang menyuruh pak karto atau ini adalah ide pak wal sendiri.
.....................
.
.
.
.
.

Di mobil Julie pun bingung, ia pun bertanya pada pak karto tentang hal yang bahkan belum sempat mereka bahas itu.

" Pak kenapa Jihan harus nginep disana sendiri..?" tanya Julie

" Iya non... Tadi udah bapak jelasin.... Kalau survey penduduk nya sampai malem dan mulai lagi pagi non... Jadi lebih baik kalau non Jihan nginep disana..... Lebih efektif non dari pada harus pulang pergi ke rumah bapak " ucap pak karto terdengar meyakinkan.

Julie pun sebenarnya masih ragu dengan hal itu,


Tapi....
Sekitar 30 menit perjalanan mereka pun sampai di lokasi tujuan berikutnya.

Mereka memasuki sebuah gapura dengan patung sapi diatas nya yang tandanya mereka sudah memasuki desa C.

Terlihat di sekitar jalan banyaknya peternakan hewan, baik sekedar peternakan, kandang hewan maupun industri seperti telur, susu, dan bahan hewani lain.

Hampir semua rumah disana memiliki kandang hewan ternak didepan atau belakang rumahnya

Julie yang takut dan jijik dengan hewan pun seketika menjadi sangat tak nyaman.

Tak lama kemudian mereka sampai di sebuah rumah yang cukup besar,

rumah itu adalah rumah 2 lantai dan yang tak terduga adalah di rumah itu sudah cukup maju, dapat diketahui dengan adanya AC yang dipasang disana.


" Kita sampai non..... Ini rumahnya pak Camat... Beliau adalah orang paling kaya di daerah X ini...." ucap pak karto sambil membuka pintu mobil,

mereka pun keluar dari mobil dan berjalan masuk ke arah teras rumah tingkat itu.

Disana sudah ada seorang pria kurus, pendek dengan kulit ke coklatan namun meski terlihat kurus tapi perutnya juga besar.

" Hormat Pak Camat.... Hehehe" ucap pak karto pada pria yang ternyata adalah Camat yang dimaksud tadi.

" Siap pak..... Ayo masuk aja...." ucap pak Camat. Mereka pun masuk kedalam rumah dan duduk di ruang tamu itu.
.
.
.

" Perkenalkan mbak... Nama saya Sartono atau panggil aja pak Tono" ucap pak Camat Tono.

" saya Julie...."

" Saya Sarah....." jawab mereka berdua.

" Oh.. Iya mbak.... Mohon maaf ya mbak kalau rumahnya jelek... Beda sama di kota...." ucap pak Camat Tono.


Julie pun hanya tersenyum canggung

" Oh..... Jadi ini ya pak.... Yang bapak ceritakan tadi...? " tanya pak Tono

" Iya pak Camat..... Mereka yang mau cari temennya itu.... " ucap pak karto.

" Oh... Begitu.... Hehe... Jadi bapak tadi udah denger dari pak karto mbak... Hehe" ucap pak Tono.
.
.
.

Tak lama suara azan pun terden'gar yang tandanya sudah memasuki tengah hari.


Pak Karto pun izin untuk ke masjid

" oh... Udah waktu nya makan siang ya.... Mbak mbak mau makan apa? Sate, bakso, nasi goreng " tanya pak Tono.

" mmm.... Apa ya? Kamu mau makan apa sar...?" tanya Julie.

" Apa ya...." jawab Sarah

" sate nya disini paling enak lho neng...." jawab pak karto

" Gimana sate aja semua...? Bapak pesen in semua? " tanya pak Tono.

" Yaudah bapak pesenin makan dulu ya mbak " kata pak Tono.

" Non Sarah sama non Juli disini dulu ya..... Bapak mau ikut pak Camat sekalian ke masjid " ucap pak karto,

lalu kedua pria tua itu pun pergi dengan motor nya pak Camat, sedangkan kedua gadis itu masih berada di rumah pak Camat.


Julie pun membuka HP nya untuk sekedar browsing demi mengisi waktu, namun sayang ditempat itu tak ad a sinyal sama sekali.

" Sar... HP lu ada sinyal?" tanya Julie

" Ngga ada sih Jul...." jawab Sarah sambil membuka HP nya.

Mereka pun hanya ngobrol di ruang tengah itu, namun yang tak mereka ketahui adalah adanya dua pasang mata yang sedang mengamati mereka

" Hihihi......" terdengar suara tertawa seseorang yang jelas membuat kedua gadis itu mulai merasa takut.

" Suara apa tuh Sar...?" tanya Julie

" kaya suara ketawa ngga sih...?" jawab Sarah.
.
.
.

Sekitar setengah jam kemudian tiba-tiba seorang pria dewasa muncul dari ruang tengah sambil tertawa tawa sendiri.

Ia pun menuju ke arah kedua gadis itu, lalu tiba-tiba........

" ibuk..... Ibu.... " ucap pria yang sepertinya tak normal itu.

Seketika Mereka berdua pun merasa takut dengan kehadiran pria botak yang semakin mendekat ke arah mereka sambil memanggil nama ibu.


Lalu.....

" Joko.... Jangan... Joko.... Ayo ikut bapak.... Makan siang.... " ucap pak Tono.

Beruntung bagi mereka karena pak Tono dan pak karto sudah sampai di rumah,

" Maaf ya mbak.... Ini anak bapak...." ucap pak Tono sambil membawa putranya itu kedalam rumah

" Itu anaknya pak Tono neng.... Usianya udah 30 an tapi memang dari kecil dia kena syndrome begitu... Jadinya agak begitu... Maaf ye non..." ucap pak karto.
.
.
.

Tak lama kemudian pak Tono pun keluar sambil membawa piring dan sate sapi yang baru ia beli bersama es jeruk yang menyegarkan.

" Silahkan mbak dimakan.... Bentar lagi survey nya dimulai... Jadi makan dulu aja mbak... "ucap pak Camat Tono.

Mereka pun makan makanan yang dibelikan baru saja, dan Julie yang memang hobi kuliner pun sangat menikmati masakan itu,

Julie belum pernah merasakan sate daging sapi se enak ini sebelumnya.

" Gimana non... Enak ngga...? Maaf kalau ngga seenak makanan di kota..." tanya pak Camat.

" Enak pak.... Enak banget..." jawab Julie yang entah mengapa seakan tersihir oleh kenikmatan sate itu.

Julie dengan lahap menghabiskan satu porsi yang sebenarnya cukup besar atau bisa dibilang porsi makan siang pria dewasa.

Pak Camat pun terlihat senang melihat Julie menikmati hidangan nya itu.

" Non Julie enak banget kayaknya yang makan...." tegur pak karto yang memang tau jika Julie adalah yang paling hobi tentang kuliner.
.
.
.

Tak lama pak Camat pun sudah menghabiskan makan siang nya itu, ia pun lalu bertanya

"Jadi yang mau tinggal disini siapa pak...?" tanya pak Camat Tono kepada pak karto

" Itu pak si Julie.... Yang makan nya paling lahap..." jawab pak karto yang juga sudah selesai makan.

" Oh... Mbak ini ya...? Mbak suka makanan makanan enak?" tanya pak Camat

" I... Iya pak.... " jawab Julie dengan ragu

" Ya bagus mbak berrati.... Udah cocok kalau mbak Julie disini.... (Bapak juga cocok mbak, ucap pak Camat dalam hati).

Nanti malem bapak ajak makan bakso khas disini mbak.... Enak. Banget bakso nya..." ujar pak Camat,

" Oh iya mbak Julie.... Besok disini juga Bakal diadakan festival... Disana nanti bakal banyak kuliner enak daerah Ini yang bakal buka di festival itu.... Bapak yakin mbak Julie bakal suka.... " ucap pak Camat sambil tersenyum aneh.

Julie yang awalnya tidak suka dan ragu dengan tempat ini ternyata mulai suka, bukan hanya karena makanan nya,

Tapi rumah pak Camat ini jauh lebih baik dari rumah orang lain di daerah itu,
ditambah lagi rumah pak Camat ini adalah satu-satunya rumah yang tidak ada kandang hewan nya.

Sementara itu pak karto terlihat sibuk diluar mengeluarkan koper Julie dan Tas gendong yang ia bawa.

" Taruh mana pak ini....?" tanya pak karto sambil membawa 2 buah tas milik Julie itu kedalam rumah

" Udah pak situ aja... Nanti biar aku yang bawa" jawab pak Camat.

" Yaudah non Julie Bapak sama non Sarah pergi dulu ya...." ucap pak karto lalu keduanya pun pergi meninggalkan Julie yang akan tinggal di rumah pak Camat itu.


" Yaudah pak Camat titip Julie nya ya.... Dan semoga sukses acara nya" ucap pak karto.
.
.
.
.
.
.

Lalu ia dan Sarah pun pergi dari tempat itu.

" Ayo non kita ke desa B...." ucap pak karto

" Iya pak..." jawab Sarah, lalu merrka pun melanjutkan perjalanan ke desa B.

Sepanjang perjalanan merrka sempat berbincang cukup panjang.

Hingga akhirnya mereka sampai di kota B yang merupakan desa paling maju diantara desa lainnya.

" Disini aja ya non.... " ucap pak karto

" Iya pak..." jawab sarah

Di desa B pak karto menurunkan sarah di sebuah rumah yang terletak cukup dekat dengan pasar itu.

Rumah itu tak lain adalah rumah Kepala desa di desa B itu.

Setelah ramah tamah sejenak Sarah yang pemalu pun mau untuk masuk ke rumah pak kades sedangkan pak karto menurunkan barang bawaan sarah.

Setelah menitipkan sarah disana Pak karto pun segera bersiap untuk pergi ke suatu tempat.



Dengan kepergian pak karto dari desa B ini, maka Dimulai lah petualangan keempat Gadis cantik ini di sebuah daerah terpencil yang masih menyimpan berbagai misteri dan Ritual aneh yang akan segera merrka rasakan sendiri

Dan...... Sequel kisah GADIS PERSEMBAHAN PUN DIMULAI.......
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd