Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Ritual Dewi Kesuburan (Beauty and Beast Series)

Status
Please reply by conversation.
Beauty and Beast Series

Ritual Dewi Kesuburan

Julie 16 -Perpisahan Sementara



ME6DVIY_t.jpg

Julie


-----------------------



Ketukan pintu itu jelas membangunkan Julie dari dunia mimpinya,

Julie pun segera bergegas menyelesaikan mandi nya dan tak lupa Julie memakai piyama yang ia dari rumah dulu.


Ya....

Memang selama bebrapa hari ini pak Camat selalu mencuci pakaian milik Julie termasuk pakaian dalam Julie semua yang cuci adalah pak Camat.

Setelah mandi Julie pun berjalan keluar dengan masih mengangkang karena pahanya masih keram.

Pak Camat yang melihat itupun gemas, dan segera mendatangi Julie lalu membopong tubuh Julie ke kursi, sambil membopong pak Camat pun berbisik mesra.

" Mbak Julie wangi banget... Bapak suka..." ucap pak Camat yang membuat wajah Julie yang putih jadi merah.



Pak Camat pun menyajikan makanan untuk mereka berempat dan tak lupa membuat susu untuk merrka semua.

Pak Camat pun berdoa dengan usaha terakhir nya, untuk mendoakan yang terbaik untuk Julie.

Sambil makan mereka pun bercanda, namun mereka sama sekali tak menyinggung apapun tentang kejadian bobok bareng merrka tadi.

.
.
.

Hingga tepat jam 9, setelah menyelesaikan cuci piring nya pak camat pun sudah mengepak pakaian dan perlengkapan lain yang akan ia bawa untuk dinas luar bebrapa hari mendatang.

Julie pun menghampiri pak camat yang sedang menyiapkan dokumen di ruang tengah

" Kenapa mbak...?? Ada apa...?? Ada yang ingin mbak Julie sampaikan?" tanya pak Camat dengan acuh.

" Mmm... Mmm... Anu.... Anuu pakkk... Bapak jadi mau pergi berapa hari?" tanya Julie

" Oh... Karena ini acara diklat dari pemprov biasanya lama mbak.... Mungkin minggu sore bapak baru pulang mbak... " jawab pak Camat.

Seketika suasana pun menjadi canggung.

Pak Camat akhirnya selesai beres beres, ia pun membawa tas nya keluar sambil menunggu mobil jemputan datang,

Julie yang dari tadi bingung dengan perasaan nya sendiri pun hanya bisa mengikuti langkah pak Camat dari belakang.

Di ruang makan tiba-tiba pak Camat berbalik badan dan dengan cepat tubuh hitam pak Camat pun langsung merengkuh tubuh mungil Julie.

Pak Camat pun memeluk Julie dengan erat tepat dihadapan kedua anaknya yang sedang duduk di meja makan.

Julie pun bisa merasakan sebuah kedamaian seakan datang padanya, semua beban baik di hati maupun pikiran seakan hilang dari jiwa Julie.

.
.
.



Kemudian pak Camat tiba-tiba berbisik dengan sangat mesra di telinga Julie

" Mbak Julie.... Apapun keputusan mbak bapak akan menerima dengan ikhlas... Entah itu Julie ingin tinggal disini bersama bapak... Ataupun mbak ingin kembali ke tempat mbak.... Semua terserah mbak Julie.... Bapak tak akan memaksa mbak untuk tinggal... Ikutilah kata hati mbak Julie... Dan bapak berharap semoga keputusan yang mbak pilih adalah keputusan yang terbaik buat Julie... " ucap pak Camat dengan sangat mesra tepat di telinga Julie.

.
.
.

Julie pun merasa amat sedih dengan perkataan pak Camat itu, sehingga ia kini malah semakin mempererat pelukan nya.

Tiba-tiba wajah Julie pun mengadah keatas dan mata keduanya pun bertatapan cukup dalam, lalu......

" Bapak mencintaimu mbak Julie... Cuuppphhh..... Mmhhh.... Mmpphhhmmm.... Cuupphhhh....",


keduanya pun berciuman untuk sangat romantis dan penuh dengan cinta, bukan sekadar birahi.

Bibir merrka pun terus menyatu dan lidah mereka sudah saling membelit


Cuppphhh... Mmhhh... Mmoohh.... Mmppggghhh.... Mmpphhhh......

Benar-benar sebuah ciuman yang penuh hasrat, selama hampir 10 menit bibir keduanya seakan tak mau lepas dari bibir pasangan nya.

Julie merasa amat bahagia saat berciuman dengan pria yang sudah mengambil perawan nya itu,

seakan tak malu berciuman dengan pria 60 tahun itu tepat di hadapan kedua anak pak Camat yang hanya bisa melihat ayah mereka berciuman dengan gadis yang usianya lebih muda 15 tahun dari keduanya.


Disela ciuman panas keduanya, tanpa terasa Julie kembali meneteskan air mata.

Pak Camat yang melihat Julie sedih pun ikut sedih, pria tua itu pun menghapus air mata Julie dengan jarinya, dan pak Camat pun berkata

" Mbak jangan nangis... Semua keputusan ditangan mbak... Mbak tinggal pilih mana yang mbak inginkan... Bapak ikhlas dengan semua keputusan mbak Julie.." ucap pak Camat, sambil kembali melanjutkan ciuman nya ke bibir Julie.

.
.
.
.
.

Hingga.... Tiba-tiba..

Tinn.... Tinnn.....

Terdengar suara klakson mobil di depan rumah. Pak Camat pun melepaskan pelukan dan ciuman nya pada Julie.

Seketika itu Julie merasa ada sesuatu yang hilang, sebuah kedamaian rasa nyaman yang ia rasakan tadi seakan langsung hilang begitu pria tua ini melepaskan ciuman nya.

Julie pun hanya bisa terdiam, semetara itu pak Camat pergi untuk memasukan barang bawaan ke mobil.
.
..
...

Tak lama pak Camat pun kembali ke rumah, ia pun berpamitan dengan kedua anaknya dan terkahir pak Camat menuju ke arah Julie

" Mbak... Bapak berangkat dulu ya... Sekali lagi saran bapak.... Ikuti kata hati mbak Julie.... Pasti itulah yang akan menjadi terbaik buat semua... Bapak ikhlas dan rela dengan semua keputusan mbak Julie...." ucap pak Camat,

lalu pria tua itu kembali memeluk Julie dengan sangat erat dan mesra.

Sedangkan Julie merasakan kembali perasaan nyaman yang tadi hilang kini kembali muncul saat tubuh hitam pak Camat memeluk nya.

Julie pun Juha mempererat pelukan nya, lalu.... Pak Camat pun berbisik sesuatu pada Julie

" Mbak... Izinkan mungkin untuk terakhir kalinya bapak mencium mbak Julie... Boleh kan...?" tanya pak Camat.



Julie pun hanya memandang wajah hitam pria tua itu, lalu tanpa diduga Julie pun mengangguk tanda setuju dengan perkataan pak Camat.

Dengan satu gerakan pelan pak Camat pun mengadahkan wajah Julie ke atas dan bibir tua pria itu kini sudah semakin dekat ke arah bibir Julie.



Dan....

Cuppphhhhh........ Mmmmhhh... Mmpphhh... Mmmm.... Mmmhhhh.... Sluurrpppp.... Cupphhhhhhh....

Dengan ganas nya kedua bibir itu langsung saling melahap bibir pasangan nya,

seakan kesetanan pak Camat pun melumat habis bibir Julie dengan penuh nafsu begitupun Julie yang seperti tak ingin momen seperti ini berakhir,

ia pun membalas belitan lidah pak Camat dengan tak kalah agresif


Mmmhhh... Mmppphh.... Hhmmmpphhh.... Mmhhpphhh... Aaarrggghhh.... Mmhhh.... Cupppp... Cupphhhhh....

Suara peraduan mulut keduanya tepat di ruang tamu, hingga tanpa sadar Tangan pak Camat mulai menuju ke arah dada Julie yang memang ia busungkan untuk segera dinikmati pria tua itu.


Tapi....

Tinnnn.... Tinnn.... Tinnn.....

" Ayo pak... Mau berangkat jam berapa..?" tanya pria yang tak lain adalah pak Wakil Camat itu.

Panggilan itu seketika menghentikan aksi saling sedot bibir pasangan beda usia 40 tahun itu.

Pak Camat segera melepaskan pelukan nya pada Julie,

sementara Julie seakan tak ingin Kemesraan itu hilang mencoba menahan pak camat namun gagal.

Tubuh dan pikiran nya seakan punya tujuan masing-masing.

Tubuh Julie ingin menahan pak Camat tinggal tapi jauh di sudut otak Julie,

ia qfingin segera mengakhiri semua ini dan kembali ke kota sana.

" Bapak berangkat dulu ya.... Jaga diri baik-baik mbak.... Bapak doakan yang terbaik untuk Julie... Meski Julie nanti pergi dari sini... Tapi.... BAPAK TETAP MENCINTAI Julie dengan segenap hati bapak...." ucap pak Camat yang membuat hati Julie kembali gundah.


ME6DVIZ_t.jpg



Dan...

Akhirnya pak Camat pun pergi untuk mengikuti diklat selama bebrapa hari di luar daerah.

Semetara itu Julie tinggal dirumah itu bersama Tini dan Joko.
.............
.
.
.
.
.

Sepeninggal pak Camat, rumah itu benar-benar terasa sepi.

Julie hanya melamun di ruang tengah sedangkan kedua anak pak Camat berada di kamar mereka.

Julie masih bingung dengan apa yang terjadi dengannya.

Ia merasa bingung dengan dirinya sendiri, Julie yang harusnya merasa senang karena pria yang memperkosa nya itu sudah pergi dan ia akan segera pulang dan bebas dari semua yang terjadi di desa aneh ini.

Tapi perasaan Julie justru berbeda 180 derajat dari kenyataan, Julie merasa hatinya benar-benar galau dan bimbang saat ini.

.
.
.

Baru bebrapa jam ditinggal oleh pak Camat, tapi Julie sudah merasa amat kangen dengan pria tua itu.

Julie justru merasa amat nyaman dan tenang tinggal disini dan tentunya karena adanya pak Camat.



Ya....

Malam itu Julie yang sedang berbaring dengan piyama tidurnya tak bisa tidur justru karena ia MERASAKAN KANGEN LUAR BIASA DENGAN PAK CAMAT.

Julie hanya bisa meringkuk di kamar pak Camat sendirian sambil melamun karena hatinya galau.

Seharian itu Julie justru merasa galau dan hanya bisa diam mematung.

Untungnya semua keperluan rumah sudah dilakukan oleh Bu Sri yang dititipi oleh pak Camat.

.
.
.

Hingga bebrapa waktu berjalan Julie pun sakit karena terlalu stress memikirkan apa yang harus ia lakukan.

Jumat malam bu Sri datang untuk membuatkan makan malam dan bersih bersih seperti biasanya.


Tokkk... Tokkk.... Tokkk....

" Mbak Julie... Makan malam udah siap...!!" ucap bu sri dari luar pintu.

Julie yang hari ini benar-benar tak enak badan pun keluar dengan langkah gontai menuju ke ruang makan.

Merrka berlima pun duduk di méja untuk makan.

Memang bu Sri selalu membawa cucu kesayangan nya tiap kemari.

Bu Sri pun melihat ke arah Julie yang terlihat sedang tidak sehat

" Mbak... Mbak Julie.... Ada apa mbak...? Mbak lagi ngga sehat ya..?" tanya bu sri.

" Mmm... Ngga... Kok bu... Julie ngga kenapa kenapa..." jawab Julie meski ia tau jika wajahnya tak bisa berbohong jika ia sedang sakit.

" kok Pucet banget sih mbak... Apa mau ibu buatin minuman buat angetin badan mbak...? " tanya bu sri.

" mmm... Ngga usah repot repot bu... Julie ngga kenapa kenapa kok... Uhhuukk..... Uhuukk.... Ohookk.... Ohokkk.... Hoeekkkk...." ucap Julie sambil terbatuk.

.
.
.

Bu Sri yang melihat Julie semakin pucat dan mengkhawatirkan pun tau jika Julie sedang sakit,

apalagi makanan Julie hanya dimakan sepertiga nya saja.

" Cuma pusing aja bu... Sama mual... Hehe " ucap Julie, Bu Sri pun tersenyum penuh makna

" Yaudah mbak... Mbak kayaknya ngga sehat... Nanti ibu pijitin ya... Sekalian minum minuman ini buat Julie...." Ucap bu Sri,

lalu wanita itu mengajak Julie untuk kembali ke kamar yang tak lain adalah kamar pak Camat.

Bu Sri pun tersenyum tipis saat tau jika kamar Julie juga lah kamar pak Camat.

Bu Sri pun yakin jika hubungan Julie dan Pak Camat bukan hanya seorang gadis persembahan dengan si pria yang terpilih,

tapi hubungan merrka jauh lebih dalam terlihat dari ekspresi Julie yang berubah saat tadi ia membuka pembicaraan dengan topik pak camat.


Itulah juga mengapa pak camat "menitipkan" Julie padanya.

.
.
.

Setelah membaringkan Julie, bu Sri pun kembali ke dapur untuk membuat rebusan minuman rempah yang akan ia berikan pada Julie,

setelah sebelumnya dulu ia pernah memberikan bahan nya pada pak camat.

Sedangkan cucu bu sri sedang bermain saja dengan Tini dan Joko yang usianya hampir sama dengan anak bu Sri.

Setelah rebusan rempah rempah itu jadi tak lupa bu sri memasukan sebuah air dari botol kecil yang ia dapatkan tadi pagi dari mbak dukun yang merupakan titipan dari pak camat.

Bu Sri pun memasukan semuanya kedalam minuman Julie dan membawa nya ke kamar.

" Ini mbak diminum..... Lumayan buat angetin badan..." ucap Bu Sri.

Lalu ia mengecek suhu tubuh Julie yang ternyata memang sangat panas.

Bu sri pun hanya tersenyum melihat Julie Julie mulai minum rebusan nya tadi.

Sedikit demi sedikit Julie mulai meminum minuman itu, semakin banyak ia minum semakin ia mulai merasakan efek nya.

Tubuh Julie yang sedari tadi kedinginan mulai terasa hangat,

kini pikiran Julie yang sedari tadi menjadi masalah utama sakit nya ini, kini mulai terbuka dan seakan beban pikirannya hilang begitu saja.

Bu Sri pun tersenyum sendiri melihat kecantikan Julie, sambil mengelus kepala Julie ia berkata dalam hati

" Sungguh cantik sekali dirimu mbak... Beruntung banget pak Tono... Dan untungnya Ritual kemarin berhasil.... Jadi mulai sekarang mbak akan jadi....." ucap bu Sri dalam hati.
.
.
.
.


ME6DVJ1_t.jpg

Julie​


Tak lama minuman itu sudah habis, entah bagaimana meski minuman tadi sangat panas tapi dengan cepat Julie bisa menghabiskan minuman tadi dengan cepat.

" Ayok mbak... Ibu pijit dulu... Biar pusing nya agak hilang... " ucap bu sri

" Baju nya lepas aja mbak..." perintah bu sri.

Julie pun membuka kancing piyama nya dan melepaskan pakaian atas piyama nya itu.

Seketika Bu Sri pun terdiam mengagumi keindahan tubuh Julie yang begitu putih, mulus dan seksi.

" Pantes aja pak Tono seneng banget sama mbak.... Cantik, putih, mulus, susu nya kenceng begini... Aku aja sebagai perempuan menganggap mbak Julie sempurna banget... Gimana pak Camat bisa tahan kalau lihat Mbak Julie ini... Heheh.." ucap bu sri dalam hati..

" sini mbak.... Ibuk pijat... " ucap bu sri memanggil Julie.

Julie pun segera rebahan dan bu sri mengambil minyak khusus yang juga ia dapatkan dari Mbah dukun.

.
.
.

Bu Sri pun mulai mengoles minyak pijat yang terasa amat hangat di tubuh Julie itu, lalu ia mulai memijat tubuh mulus Julie.

Bu sri pun merasakan bagaimana hangat dan halus nya tubuh Putih mulus Julie.

Ia pun mulai memijat tubuh Julie mulai dari punggung kemudian ke tangan, kaki, pundak, lalu leher.

Julie pun merasakan Pijatan bu sri amat enak, tubuhnya yang dari tadi tegang dan sakit kini mulai rileks.

Pijatan bu Sri jauh lebih enak dari jika ia pijat di tempat spa di Jakarta dulu.

" gimana mbak... Enak...?? Apa kekencengan...?" tanya bu sri membuka pembicaraan.

" nngg... Nggaa kok bu... Udah pas..." jawab Julie.

" Oh... Iya mbak...."

" Mbak Julie badan nya bagus banget ya...??!! Putih banget... Mulus....dan Halus banget mbak... Hehe " ucap bu sri memuji Julie.

" Hehe... Ngga kok bu...." jawab Julie malu malu. Bu Sri pun memuji kecantikan Julie yang memang sangat luar biasa.
.....
.
.
.
.
.


" Tapi beruntung banget ya mbak bisa sama pak Tono... " ucap bu sri yang membuat Julie bingung

" Maksudnya bu....?" tanya Julie penasaran dengan perkataan bu sri itu

" Ibu tau semua kok mbak.... Semuanya.... Pak Tono udah cerita sama ibu.... Kalau menurut ibu... Mbak sama pak Camat itu cocok mbak.... " ucap bu sri.

Bu Sri pun menjelaskan jika bukan hanya pak Camat yang beruntung bisa mendapatkan perawan Julie,

tapi Julie pun harusnya juga bersyukur bisa bersama dengan pak Camat

" Ibu tau kok mbak... Kalau Pak Camat sebenarnya Udah lama jatuh cinta sama mbak Julie... Dari sejak dulu mbak sama pak Camat ke rumah ibu, ibu tau kalau pak camat punya perasaan sama mbak," ucap bu sri. Julie pun hanya terdiam

" Mbak sakit juga karena kangen sama pak Tono kan mbak...? Ibu tau kok mbak... " ucap Bu sri, yang entah mengapa membuat hati Julie kembali galau



" Ngga kok bu... Siapa bilang...??!! " jawab Julie dengan ketus.

" Hehe... Mbak boleh bilang begitu... Tapi ibu yakin... Hati mbak bilang sebaliknya... Mbak ingin bersama pak Tono kan mbak... Hehe... Ibu tau kok baik mbak Julie ataupun pak Tono.. Sama sama saling cinta kan...??!! Mbak sebenarnya juga cinta sama bapak kan..? " ucap Nu sri sambil memijat kepala Julie dengan minyak tadi, yang jelas memancing emosi Julie.

.
.
.

Bu Sri pun terlihat seperti sedang membaca mantra sambil meniup kepala Julie yang sudah ia pijat dengan minyak tadi.

" NGGGA.... NGGAK KOK.... SIAPA BILANG.... PAK CAMAT JAHAT... DIA UDAH PERKOSA JULIE... JULIE PENGEN PULANG... " Ucap Julie sambil menangis.

Bu Sri pun hanya tersenyum sambil menyelesaikan pijat nya

" Udah selesai mbak.... Silahkan dipakai istirahat..." Ucap Bu Sri sambil menutup kembali minyak pijat nya.

Julie pun memakai kembali piyama nya. Sebelum bu Sri pergi ia sempat berkata

" Mbak Julie boleh bohong sama ibu... Tapi mbak ngga akan bisa membohongi diri mbak sendiri... Mbak lebih baik turutin kemauan hati mbak aja... Jangan coba memungkiri diri mbak sendiri.."

" Kalau gitu ibu pulang dulu ya mbak.." ucap bu sri yang membuat Julie terdiam karena perkataan bu Sri tadi.

Julie pun hanya bisa terdiam di kamar memikirkan semua yang sudah terjadi.

Sementara itu bu sri setelah menidurkan Tini dan Joko, akhirnya ia pun pulang bersama cucunya.

Dikamar malam itu Julie tak bisa tidur, ia terus saja teringat perkataan bu Sri.

Julie pun merasa kembali emosi mengingat perkataan bu Sri yang menuduh nya sudah jatuh cinta pada pak Tono.

Entah mengapa Julie merasa sangat marah dengan perkataan bu Sri tadi Julie sendiri tak paham mengapa dirinya amat emosi...




Apakah ia emosi karena menyanggah perkataan itu...?!!

Atau Julie marah karena perkataan Bu Sri tadi benar dan ia takut ketahuan...??!!





Julie pun benar-benar bingung pada dirinya sendiri.

Semakin malam suhu udara di desa itu semakin dingin,

ditambah guyuran hujan besar yang terjadi membuat hati Julie semakin gamang.

Untuk mengisi waktu Julie pun coba menghubungi ketiga sahabat nya namun tak ada jawaban meski sudah ia telpon dan chatting.

Tapi sama sekali tak ada jawaban baik dari Jihan, Sarah, maupun Irina.

Julie pun akhirnya hanya bisa termenung sendirian sambil memandangi foto keluarga pak Camat yang ada di kamar.

Melihat foto Pak Camat dan istrinya entah mengapa membuat hati Julie panas,


Ya....

Julie merasa cemburu melihat foto pak camat dan almarhum istrinya itu.

Entah mengapa melihat wajah pak Camat di foto membuat Julie senyum senyum sendiri, ia merasa kangen dengan pria yang sudah merenggut keperawanan nya itu.

Seketika Julie teringat akan sentuhan dan Kemesraan yang biasa dilakukan pria yang bahkan lebih tua dari ayahnya itu di tempat ini,

kasur kamar pak Camat yang sudah berkali-kali menjadi saksi bisu pertempuran kelamin Julie dan pak Camat.

Entah mengapa malam itu Julie benar-benar merasakan rasa kangen saat bibir tua pak Camat melumat bibir nya yang selalu ia pakaikan lip balm itu,

Julie kangen bagaimana pak camat mengelus tubuhnya,

Julie kangen dekapan hangat pak Camat di tubuhnya yang membuat nya merasa nyaman, Julie kangen bagaimana pak camat mencumbui kedua buah dadanya.

Dan yang Julie tak habis pikir adalah Julie kangen bagaimana batang kemaluan pertama yang ia lihat itu masuk dan mengaduk aduk Liang kewanitaan yang selalu ia jaga itu.
.
.
.

Hingga......

" Aahhh... Aaakkhhh.... Pakkkhhh.... Aahhh.... Julieeee... Kangennnhh.... Samaaa... Bapakkkhhh... Aahhhh.." desahan Julie saat tangan nya mulai meremasi kedua buah dadanya sendiri.

Julie pun terus meremasi kedua payudara sendiri sambil MEMBAYANGKAN bagaimana KEMESRAAN yang selalu diberikan pak Camat padanya,

bagaimana pak Camat mampu membuatnya menjadi seorang wanita seutuhnya.
.
.
.
.
.

Hingga 15 menit kemudian Julie mulai merasakan dirinya akan segera orgasme,

tapi bukannya berhenti ia malah mempererat remasan nya di payudara nya sendiri dan......

" Aahhhh.... Pakkkhhh...... Pakkhhh... Tonoohhhh.... Aahhh... Julieeee.... Keluuaaarrhhh Pakkkhhh... Aahhhh.." desah Julie

dan gadis cantik itupun akhirnya melepaskan orgasme nya yang langsung membanjiri celana dalam dan celana training yang dipakai Julie.

Julie pun terdiam sejenak..

" Bagaimana mungkin.... Apa yang sudah terjadi padaku....??!!" ucap Julie dalam hati seakan tak paham apa yang baru saja ia lakukan itu.


Setelah kesadaran pulih sepenuhnya Julie pun bangkit dan melepaskan celana beserta celana dalam nya yang sudah sangat basah dipenuhi cairan lengket yang keluar dari vagina nya itu.

Julie pun juga baru sadar jika pakaian bagian atas yang ia pakai juga sudah basah semua karena ASI yang keluar dari puting payudara nya,

Julie sebenarnya masih tak paham bagaimana ia yang belum pernah punya anak bisa mengeluarkan ASI terus menerus,

tapi Julie tak ambil pusing dengan hal itu karena ada jal yang lebih penting yang harus Julie pikirkan, yaitu adalah perasaan nya sendiri

Akhirnya malam itu karena pakaian nya sudah basah semua Julie pun memutuskan untuk mandi,

ditengah dinginnya malam Julie pun mandi dan kemudian berganti pakaian dengan daster yang dibelikan oleh pak Camat.

Entah mengapa Julie merasa amat bahagia memakai pakaian itu.

.
.
.

Hingga akhirnya Julie pun bisa tertidur setelah Tengah malam,

dan kembali dalam mimpi Julie sosok yang muncul tak lain adalah sosok yang amat rindukan meski baru ditinggal beberapa hari, yaitu sosok pak Camat.

Julie pun bermimpi malam itu ia kembali merengguk kenikmatan seksual yang sangat panas dengan pria 60 tahun itu.

Julie pun bermimpi dirinya menjadi istri pak Camat dengan seorang bayi dalam perut Julie yang membesar,

dalam mimpi Julie terlihat pak Camat amat bahagia dan menciumi perut Julie
Ya.. Bersamaan dengan mimpi itu Julie pun...


===============
END EPISODE 16
===============

Keputusan apa yang akan diambil Julie???



-----------------------

Untuk episode 20 sudah ada di premium aku

Bagi yang pengen update premium bisa langsung Chat aku

Terimakasih
 
Beauty and Beast Series

Ritual Dewi Kesuburan

Julie 16 -Perpisahan Sementara



ME6DVIY_t.jpg

Julie


-----------------------



Ketukan pintu itu jelas membangunkan Julie dari dunia mimpinya,

Julie pun segera bergegas menyelesaikan mandi nya dan tak lupa Julie memakai piyama yang ia dari rumah dulu.


Ya....

Memang selama bebrapa hari ini pak Camat selalu mencuci pakaian milik Julie termasuk pakaian dalam Julie semua yang cuci adalah pak Camat.

Setelah mandi Julie pun berjalan keluar dengan masih mengangkang karena pahanya masih keram.

Pak Camat yang melihat itupun gemas, dan segera mendatangi Julie lalu membopong tubuh Julie ke kursi, sambil membopong pak Camat pun berbisik mesra.

" Mbak Julie wangi banget... Bapak suka..." ucap pak Camat yang membuat wajah Julie yang putih jadi merah.



Pak Camat pun menyajikan makanan untuk mereka berempat dan tak lupa membuat susu untuk merrka semua.

Pak Camat pun berdoa dengan usaha terakhir nya, untuk mendoakan yang terbaik untuk Julie.

Sambil makan mereka pun bercanda, namun mereka sama sekali tak menyinggung apapun tentang kejadian bobok bareng merrka tadi.

.
.
.

Hingga tepat jam 9, setelah menyelesaikan cuci piring nya pak camat pun sudah mengepak pakaian dan perlengkapan lain yang akan ia bawa untuk dinas luar bebrapa hari mendatang.

Julie pun menghampiri pak camat yang sedang menyiapkan dokumen di ruang tengah

" Kenapa mbak...?? Ada apa...?? Ada yang ingin mbak Julie sampaikan?" tanya pak Camat dengan acuh.

" Mmm... Mmm... Anu.... Anuu pakkk... Bapak jadi mau pergi berapa hari?" tanya Julie

" Oh... Karena ini acara diklat dari pemprov biasanya lama mbak.... Mungkin minggu sore bapak baru pulang mbak... " jawab pak Camat.

Seketika suasana pun menjadi canggung.

Pak Camat akhirnya selesai beres beres, ia pun membawa tas nya keluar sambil menunggu mobil jemputan datang,

Julie yang dari tadi bingung dengan perasaan nya sendiri pun hanya bisa mengikuti langkah pak Camat dari belakang.

Di ruang makan tiba-tiba pak Camat berbalik badan dan dengan cepat tubuh hitam pak Camat pun langsung merengkuh tubuh mungil Julie.

Pak Camat pun memeluk Julie dengan erat tepat dihadapan kedua anaknya yang sedang duduk di meja makan.

Julie pun bisa merasakan sebuah kedamaian seakan datang padanya, semua beban baik di hati maupun pikiran seakan hilang dari jiwa Julie.

.
.
.



Kemudian pak Camat tiba-tiba berbisik dengan sangat mesra di telinga Julie

" Mbak Julie.... Apapun keputusan mbak bapak akan menerima dengan ikhlas... Entah itu Julie ingin tinggal disini bersama bapak... Ataupun mbak ingin kembali ke tempat mbak.... Semua terserah mbak Julie.... Bapak tak akan memaksa mbak untuk tinggal... Ikutilah kata hati mbak Julie... Dan bapak berharap semoga keputusan yang mbak pilih adalah keputusan yang terbaik buat Julie... " ucap pak Camat dengan sangat mesra tepat di telinga Julie.

.
.
.

Julie pun merasa amat sedih dengan perkataan pak Camat itu, sehingga ia kini malah semakin mempererat pelukan nya.

Tiba-tiba wajah Julie pun mengadah keatas dan mata keduanya pun bertatapan cukup dalam, lalu......

" Bapak mencintaimu mbak Julie... Cuuppphhh..... Mmhhh.... Mmpphhhmmm.... Cuupphhhh....",


keduanya pun berciuman untuk sangat romantis dan penuh dengan cinta, bukan sekadar birahi.

Bibir merrka pun terus menyatu dan lidah mereka sudah saling membelit


Cuppphhh... Mmhhh... Mmoohh.... Mmppggghhh.... Mmpphhhh......

Benar-benar sebuah ciuman yang penuh hasrat, selama hampir 10 menit bibir keduanya seakan tak mau lepas dari bibir pasangan nya.

Julie merasa amat bahagia saat berciuman dengan pria yang sudah mengambil perawan nya itu,

seakan tak malu berciuman dengan pria 60 tahun itu tepat di hadapan kedua anak pak Camat yang hanya bisa melihat ayah mereka berciuman dengan gadis yang usianya lebih muda 15 tahun dari keduanya.


Disela ciuman panas keduanya, tanpa terasa Julie kembali meneteskan air mata.

Pak Camat yang melihat Julie sedih pun ikut sedih, pria tua itu pun menghapus air mata Julie dengan jarinya, dan pak Camat pun berkata

" Mbak jangan nangis... Semua keputusan ditangan mbak... Mbak tinggal pilih mana yang mbak inginkan... Bapak ikhlas dengan semua keputusan mbak Julie.." ucap pak Camat, sambil kembali melanjutkan ciuman nya ke bibir Julie.

.
.
.
.
.

Hingga.... Tiba-tiba..

Tinn.... Tinnn.....

Terdengar suara klakson mobil di depan rumah. Pak Camat pun melepaskan pelukan dan ciuman nya pada Julie.

Seketika itu Julie merasa ada sesuatu yang hilang, sebuah kedamaian rasa nyaman yang ia rasakan tadi seakan langsung hilang begitu pria tua ini melepaskan ciuman nya.

Julie pun hanya bisa terdiam, semetara itu pak Camat pergi untuk memasukan barang bawaan ke mobil.
.
..
...

Tak lama pak Camat pun kembali ke rumah, ia pun berpamitan dengan kedua anaknya dan terkahir pak Camat menuju ke arah Julie

" Mbak... Bapak berangkat dulu ya... Sekali lagi saran bapak.... Ikuti kata hati mbak Julie.... Pasti itulah yang akan menjadi terbaik buat semua... Bapak ikhlas dan rela dengan semua keputusan mbak Julie...." ucap pak Camat,

lalu pria tua itu kembali memeluk Julie dengan sangat erat dan mesra.

Sedangkan Julie merasakan kembali perasaan nyaman yang tadi hilang kini kembali muncul saat tubuh hitam pak Camat memeluk nya.

Julie pun Juha mempererat pelukan nya, lalu.... Pak Camat pun berbisik sesuatu pada Julie

" Mbak... Izinkan mungkin untuk terakhir kalinya bapak mencium mbak Julie... Boleh kan...?" tanya pak Camat.


Julie pun hanya memandang wajah hitam pria tua itu, lalu tanpa diduga Julie pun mengangguk tanda setuju dengan perkataan pak Camat.

Dengan satu gerakan pelan pak Camat pun mengadahkan wajah Julie ke atas dan bibir tua pria itu kini sudah semakin dekat ke arah bibir Julie.



Dan....

Cuppphhhhh........ Mmmmhhh... Mmpphhh... Mmmm.... Mmmhhhh.... Sluurrpppp.... Cupphhhhhhh....

Dengan ganas nya kedua bibir itu langsung saling melahap bibir pasangan nya,

seakan kesetanan pak Camat pun melumat habis bibir Julie dengan penuh nafsu begitupun Julie yang seperti tak ingin momen seperti ini berakhir,

ia pun membalas belitan lidah pak Camat dengan tak kalah agresif


Mmmhhh... Mmppphh.... Hhmmmpphhh.... Mmhhpphhh... Aaarrggghhh.... Mmhhh.... Cupppp... Cupphhhhh....

Suara peraduan mulut keduanya tepat di ruang tamu, hingga tanpa sadar Tangan pak Camat mulai menuju ke arah dada Julie yang memang ia busungkan untuk segera dinikmati pria tua itu.


Tapi....

Tinnnn.... Tinnn.... Tinnn.....

" Ayo pak... Mau berangkat jam berapa..?" tanya pria yang tak lain adalah pak Wakil Camat itu.

Panggilan itu seketika menghentikan aksi saling sedot bibir pasangan beda usia 40 tahun itu.

Pak Camat segera melepaskan pelukan nya pada Julie,

sementara Julie seakan tak ingin Kemesraan itu hilang mencoba menahan pak camat namun gagal.

Tubuh dan pikiran nya seakan punya tujuan masing-masing.

Tubuh Julie ingin menahan pak Camat tinggal tapi jauh di sudut otak Julie,

ia qfingin segera mengakhiri semua ini dan kembali ke kota sana.

" Bapak berangkat dulu ya.... Jaga diri baik-baik mbak.... Bapak doakan yang terbaik untuk Julie... Meski Julie nanti pergi dari sini... Tapi.... BAPAK TETAP MENCINTAI Julie dengan segenap hati bapak...." ucap pak Camat yang membuat hati Julie kembali gundah.


ME6DVIZ_t.jpg



Dan...

Akhirnya pak Camat pun pergi untuk mengikuti diklat selama bebrapa hari di luar daerah.

Semetara itu Julie tinggal dirumah itu bersama Tini dan Joko.
.............
.
.
.
.
.

Sepeninggal pak Camat, rumah itu benar-benar terasa sepi.

Julie hanya melamun di ruang tengah sedangkan kedua anak pak Camat berada di kamar mereka.

Julie masih bingung dengan apa yang terjadi dengannya.

Ia merasa bingung dengan dirinya sendiri, Julie yang harusnya merasa senang karena pria yang memperkosa nya itu sudah pergi dan ia akan segera pulang dan bebas dari semua yang terjadi di desa aneh ini.

Tapi perasaan Julie justru berbeda 180 derajat dari kenyataan, Julie merasa hatinya benar-benar galau dan bimbang saat ini.

.
.
.

Baru bebrapa jam ditinggal oleh pak Camat, tapi Julie sudah merasa amat kangen dengan pria tua itu.

Julie justru merasa amat nyaman dan tenang tinggal disini dan tentunya karena adanya pak Camat.



Ya....

Malam itu Julie yang sedang berbaring dengan piyama tidurnya tak bisa tidur justru karena ia MERASAKAN KANGEN LUAR BIASA DENGAN PAK CAMAT.

Julie hanya bisa meringkuk di kamar pak Camat sendirian sambil melamun karena hatinya galau.

Seharian itu Julie justru merasa galau dan hanya bisa diam mematung.

Untungnya semua keperluan rumah sudah dilakukan oleh Bu Sri yang dititipi oleh pak Camat.

.
.
.

Hingga bebrapa waktu berjalan Julie pun sakit karena terlalu stress memikirkan apa yang harus ia lakukan.

Jumat malam bu Sri datang untuk membuatkan makan malam dan bersih bersih seperti biasanya.


Tokkk... Tokkk.... Tokkk....

" Mbak Julie... Makan malam udah siap...!!" ucap bu sri dari luar pintu.

Julie yang hari ini benar-benar tak enak badan pun keluar dengan langkah gontai menuju ke ruang makan.

Merrka berlima pun duduk di méja untuk makan.

Memang bu Sri selalu membawa cucu kesayangan nya tiap kemari.

Bu Sri pun melihat ke arah Julie yang terlihat sedang tidak sehat

" Mbak... Mbak Julie.... Ada apa mbak...? Mbak lagi ngga sehat ya..?" tanya bu sri.

" Mmm... Ngga... Kok bu... Julie ngga kenapa kenapa..." jawab Julie meski ia tau jika wajahnya tak bisa berbohong jika ia sedang sakit.

" kok Pucet banget sih mbak... Apa mau ibu buatin minuman buat angetin badan mbak...? " tanya bu sri.

" mmm... Ngga usah repot repot bu... Julie ngga kenapa kenapa kok... Uhhuukk..... Uhuukk.... Ohookk.... Ohokkk.... Hoeekkkk...." ucap Julie sambil terbatuk.

.
.
.

Bu Sri yang melihat Julie semakin pucat dan mengkhawatirkan pun tau jika Julie sedang sakit,

apalagi makanan Julie hanya dimakan sepertiga nya saja.

" Cuma pusing aja bu... Sama mual... Hehe " ucap Julie, Bu Sri pun tersenyum penuh makna

" Yaudah mbak... Mbak kayaknya ngga sehat... Nanti ibu pijitin ya... Sekalian minum minuman ini buat Julie...." Ucap bu Sri,

lalu wanita itu mengajak Julie untuk kembali ke kamar yang tak lain adalah kamar pak Camat.

Bu Sri pun tersenyum tipis saat tau jika kamar Julie juga lah kamar pak Camat.

Bu Sri pun yakin jika hubungan Julie dan Pak Camat bukan hanya seorang gadis persembahan dengan si pria yang terpilih,

tapi hubungan merrka jauh lebih dalam terlihat dari ekspresi Julie yang berubah saat tadi ia membuka pembicaraan dengan topik pak camat.


Itulah juga mengapa pak camat "menitipkan" Julie padanya.

.
.
.

Setelah membaringkan Julie, bu Sri pun kembali ke dapur untuk membuat rebusan minuman rempah yang akan ia berikan pada Julie,

setelah sebelumnya dulu ia pernah memberikan bahan nya pada pak camat.

Sedangkan cucu bu sri sedang bermain saja dengan Tini dan Joko yang usianya hampir sama dengan anak bu Sri.

Setelah rebusan rempah rempah itu jadi tak lupa bu sri memasukan sebuah air dari botol kecil yang ia dapatkan tadi pagi dari mbak dukun yang merupakan titipan dari pak camat.

Bu Sri pun memasukan semuanya kedalam minuman Julie dan membawa nya ke kamar.

" Ini mbak diminum..... Lumayan buat angetin badan..." ucap Bu Sri.

Lalu ia mengecek suhu tubuh Julie yang ternyata memang sangat panas.

Bu sri pun hanya tersenyum melihat Julie Julie mulai minum rebusan nya tadi.

Sedikit demi sedikit Julie mulai meminum minuman itu, semakin banyak ia minum semakin ia mulai merasakan efek nya.

Tubuh Julie yang sedari tadi kedinginan mulai terasa hangat,

kini pikiran Julie yang sedari tadi menjadi masalah utama sakit nya ini, kini mulai terbuka dan seakan beban pikirannya hilang begitu saja.

Bu Sri pun tersenyum sendiri melihat kecantikan Julie, sambil mengelus kepala Julie ia berkata dalam hati

" Sungguh cantik sekali dirimu mbak... Beruntung banget pak Tono... Dan untungnya Ritual kemarin berhasil.... Jadi mulai sekarang mbak akan jadi....." ucap bu Sri dalam hati.
.
.
.
.


ME6DVJ1_t.jpg

Julie​


Tak lama minuman itu sudah habis, entah bagaimana meski minuman tadi sangat panas tapi dengan cepat Julie bisa menghabiskan minuman tadi dengan cepat.

" Ayok mbak... Ibu pijit dulu... Biar pusing nya agak hilang... " ucap bu sri

" Baju nya lepas aja mbak..." perintah bu sri.

Julie pun membuka kancing piyama nya dan melepaskan pakaian atas piyama nya itu.

Seketika Bu Sri pun terdiam mengagumi keindahan tubuh Julie yang begitu putih, mulus dan seksi.

" Pantes aja pak Tono seneng banget sama mbak.... Cantik, putih, mulus, susu nya kenceng begini... Aku aja sebagai perempuan menganggap mbak Julie sempurna banget... Gimana pak Camat bisa tahan kalau lihat Mbak Julie ini... Heheh.." ucap bu sri dalam hati..

" sini mbak.... Ibuk pijat... " ucap bu sri memanggil Julie.

Julie pun segera rebahan dan bu sri mengambil minyak khusus yang juga ia dapatkan dari Mbah dukun.

.
.
.

Bu Sri pun mulai mengoles minyak pijat yang terasa amat hangat di tubuh Julie itu, lalu ia mulai memijat tubuh mulus Julie.

Bu sri pun merasakan bagaimana hangat dan halus nya tubuh Putih mulus Julie.

Ia pun mulai memijat tubuh Julie mulai dari punggung kemudian ke tangan, kaki, pundak, lalu leher.

Julie pun merasakan Pijatan bu sri amat enak, tubuhnya yang dari tadi tegang dan sakit kini mulai rileks.

Pijatan bu Sri jauh lebih enak dari jika ia pijat di tempat spa di Jakarta dulu.

" gimana mbak... Enak...?? Apa kekencengan...?" tanya bu sri membuka pembicaraan.

" nngg... Nggaa kok bu... Udah pas..." jawab Julie.

" Oh... Iya mbak...."

" Mbak Julie badan nya bagus banget ya...??!! Putih banget... Mulus....dan Halus banget mbak... Hehe " ucap bu sri memuji Julie.

" Hehe... Ngga kok bu...." jawab Julie malu malu. Bu Sri pun memuji kecantikan Julie yang memang sangat luar biasa.
.....
.
.
.
.
.


" Tapi beruntung banget ya mbak bisa sama pak Tono... " ucap bu sri yang membuat Julie bingung

" Maksudnya bu....?" tanya Julie penasaran dengan perkataan bu sri itu

" Ibu tau semua kok mbak.... Semuanya.... Pak Tono udah cerita sama ibu.... Kalau menurut ibu... Mbak sama pak Camat itu cocok mbak.... " ucap bu sri.

Bu Sri pun menjelaskan jika bukan hanya pak Camat yang beruntung bisa mendapatkan perawan Julie,

tapi Julie pun harusnya juga bersyukur bisa bersama dengan pak Camat

" Ibu tau kok mbak... Kalau Pak Camat sebenarnya Udah lama jatuh cinta sama mbak Julie... Dari sejak dulu mbak sama pak Camat ke rumah ibu, ibu tau kalau pak camat punya perasaan sama mbak," ucap bu sri. Julie pun hanya terdiam

" Mbak sakit juga karena kangen sama pak Tono kan mbak...? Ibu tau kok mbak... " ucap Bu sri, yang entah mengapa membuat hati Julie kembali galau



" Ngga kok bu... Siapa bilang...??!! " jawab Julie dengan ketus.

" Hehe... Mbak boleh bilang begitu... Tapi ibu yakin... Hati mbak bilang sebaliknya... Mbak ingin bersama pak Tono kan mbak... Hehe... Ibu tau kok baik mbak Julie ataupun pak Tono.. Sama sama saling cinta kan...??!! Mbak sebenarnya juga cinta sama bapak kan..? " ucap Nu sri sambil memijat kepala Julie dengan minyak tadi, yang jelas memancing emosi Julie.

.
.
.

Bu Sri pun terlihat seperti sedang membaca mantra sambil meniup kepala Julie yang sudah ia pijat dengan minyak tadi.

" NGGGA.... NGGAK KOK.... SIAPA BILANG.... PAK CAMAT JAHAT... DIA UDAH PERKOSA JULIE... JULIE PENGEN PULANG... " Ucap Julie sambil menangis.

Bu Sri pun hanya tersenyum sambil menyelesaikan pijat nya

" Udah selesai mbak.... Silahkan dipakai istirahat..." Ucap Bu Sri sambil menutup kembali minyak pijat nya.

Julie pun memakai kembali piyama nya. Sebelum bu Sri pergi ia sempat berkata

" Mbak Julie boleh bohong sama ibu... Tapi mbak ngga akan bisa membohongi diri mbak sendiri... Mbak lebih baik turutin kemauan hati mbak aja... Jangan coba memungkiri diri mbak sendiri.."

" Kalau gitu ibu pulang dulu ya mbak.." ucap bu sri yang membuat Julie terdiam karena perkataan bu Sri tadi.

Julie pun hanya bisa terdiam di kamar memikirkan semua yang sudah terjadi.

Sementara itu bu sri setelah menidurkan Tini dan Joko, akhirnya ia pun pulang bersama cucunya.

Dikamar malam itu Julie tak bisa tidur, ia terus saja teringat perkataan bu Sri.

Julie pun merasa kembali emosi mengingat perkataan bu Sri yang menuduh nya sudah jatuh cinta pada pak Tono.

Entah mengapa Julie merasa sangat marah dengan perkataan bu Sri tadi Julie sendiri tak paham mengapa dirinya amat emosi...




Apakah ia emosi karena menyanggah perkataan itu...?!!

Atau Julie marah karena perkataan Bu Sri tadi benar dan ia takut ketahuan...??!!





Julie pun benar-benar bingung pada dirinya sendiri.

Semakin malam suhu udara di desa itu semakin dingin,

ditambah guyuran hujan besar yang terjadi membuat hati Julie semakin gamang.

Untuk mengisi waktu Julie pun coba menghubungi ketiga sahabat nya namun tak ada jawaban meski sudah ia telpon dan chatting.

Tapi sama sekali tak ada jawaban baik dari Jihan, Sarah, maupun Irina.

Julie pun akhirnya hanya bisa termenung sendirian sambil memandangi foto keluarga pak Camat yang ada di kamar.

Melihat foto Pak Camat dan istrinya entah mengapa membuat hati Julie panas,


Ya....

Julie merasa cemburu melihat foto pak camat dan almarhum istrinya itu.

Entah mengapa melihat wajah pak Camat di foto membuat Julie senyum senyum sendiri, ia merasa kangen dengan pria yang sudah merenggut keperawanan nya itu.

Seketika Julie teringat akan sentuhan dan Kemesraan yang biasa dilakukan pria yang bahkan lebih tua dari ayahnya itu di tempat ini,

kasur kamar pak Camat yang sudah berkali-kali menjadi saksi bisu pertempuran kelamin Julie dan pak Camat.

Entah mengapa malam itu Julie benar-benar merasakan rasa kangen saat bibir tua pak Camat melumat bibir nya yang selalu ia pakaikan lip balm itu,

Julie kangen bagaimana pak camat mengelus tubuhnya,

Julie kangen dekapan hangat pak Camat di tubuhnya yang membuat nya merasa nyaman, Julie kangen bagaimana pak camat mencumbui kedua buah dadanya.

Dan yang Julie tak habis pikir adalah Julie kangen bagaimana batang kemaluan pertama yang ia lihat itu masuk dan mengaduk aduk Liang kewanitaan yang selalu ia jaga itu.
.
.
.

Hingga......

" Aahhh... Aaakkhhh.... Pakkkhhh.... Aahhh.... Julieeee... Kangennnhh.... Samaaa... Bapakkkhhh... Aahhhh.." desahan Julie saat tangan nya mulai meremasi kedua buah dadanya sendiri.

Julie pun terus meremasi kedua payudara sendiri sambil MEMBAYANGKAN bagaimana KEMESRAAN yang selalu diberikan pak Camat padanya,

bagaimana pak Camat mampu membuatnya menjadi seorang wanita seutuhnya.
.
.
.
.
.

Hingga 15 menit kemudian Julie mulai merasakan dirinya akan segera orgasme,

tapi bukannya berhenti ia malah mempererat remasan nya di payudara nya sendiri dan......

" Aahhhh.... Pakkkhhh...... Pakkhhh... Tonoohhhh.... Aahhh... Julieeee.... Keluuaaarrhhh Pakkkhhh... Aahhhh.." desah Julie

dan gadis cantik itupun akhirnya melepaskan orgasme nya yang langsung membanjiri celana dalam dan celana training yang dipakai Julie.

Julie pun terdiam sejenak..

" Bagaimana mungkin.... Apa yang sudah terjadi padaku....??!!" ucap Julie dalam hati seakan tak paham apa yang baru saja ia lakukan itu.


Setelah kesadaran pulih sepenuhnya Julie pun bangkit dan melepaskan celana beserta celana dalam nya yang sudah sangat basah dipenuhi cairan lengket yang keluar dari vagina nya itu.

Julie pun juga baru sadar jika pakaian bagian atas yang ia pakai juga sudah basah semua karena ASI yang keluar dari puting payudara nya,

Julie sebenarnya masih tak paham bagaimana ia yang belum pernah punya anak bisa mengeluarkan ASI terus menerus,

tapi Julie tak ambil pusing dengan hal itu karena ada jal yang lebih penting yang harus Julie pikirkan, yaitu adalah perasaan nya sendiri

Akhirnya malam itu karena pakaian nya sudah basah semua Julie pun memutuskan untuk mandi,

ditengah dinginnya malam Julie pun mandi dan kemudian berganti pakaian dengan daster yang dibelikan oleh pak Camat.

Entah mengapa Julie merasa amat bahagia memakai pakaian itu.

.
.
.

Hingga akhirnya Julie pun bisa tertidur setelah Tengah malam,

dan kembali dalam mimpi Julie sosok yang muncul tak lain adalah sosok yang amat rindukan meski baru ditinggal beberapa hari, yaitu sosok pak Camat.

Julie pun bermimpi malam itu ia kembali merengguk kenikmatan seksual yang sangat panas dengan pria 60 tahun itu.

Julie pun bermimpi dirinya menjadi istri pak Camat dengan seorang bayi dalam perut Julie yang membesar,

dalam mimpi Julie terlihat pak Camat amat bahagia dan menciumi perut Julie
Ya.. Bersamaan dengan mimpi itu Julie pun...


===============
END EPISODE 16
===============

Keputusan apa yang akan diambil Julie???



-----------------------

Untuk episode 20 sudah ada di premium aku

Bagi yang pengen update premium bisa langsung Chat aku

Terimakasih
mksh updatenya suhu
 
Beauty and Beast Series

Ritual Dewi Kesuburan

Julie 16 -Perpisahan Sementara



ME6DVIY_t.jpg

Julie


-----------------------



Ketukan pintu itu jelas membangunkan Julie dari dunia mimpinya,

Julie pun segera bergegas menyelesaikan mandi nya dan tak lupa Julie memakai piyama yang ia dari rumah dulu.


Ya....

Memang selama bebrapa hari ini pak Camat selalu mencuci pakaian milik Julie termasuk pakaian dalam Julie semua yang cuci adalah pak Camat.

Setelah mandi Julie pun berjalan keluar dengan masih mengangkang karena pahanya masih keram.

Pak Camat yang melihat itupun gemas, dan segera mendatangi Julie lalu membopong tubuh Julie ke kursi, sambil membopong pak Camat pun berbisik mesra.

" Mbak Julie wangi banget... Bapak suka..." ucap pak Camat yang membuat wajah Julie yang putih jadi merah.



Pak Camat pun menyajikan makanan untuk mereka berempat dan tak lupa membuat susu untuk merrka semua.

Pak Camat pun berdoa dengan usaha terakhir nya, untuk mendoakan yang terbaik untuk Julie.

Sambil makan mereka pun bercanda, namun mereka sama sekali tak menyinggung apapun tentang kejadian bobok bareng merrka tadi.

.
.
.

Hingga tepat jam 9, setelah menyelesaikan cuci piring nya pak camat pun sudah mengepak pakaian dan perlengkapan lain yang akan ia bawa untuk dinas luar bebrapa hari mendatang.

Julie pun menghampiri pak camat yang sedang menyiapkan dokumen di ruang tengah

" Kenapa mbak...?? Ada apa...?? Ada yang ingin mbak Julie sampaikan?" tanya pak Camat dengan acuh.

" Mmm... Mmm... Anu.... Anuu pakkk... Bapak jadi mau pergi berapa hari?" tanya Julie

" Oh... Karena ini acara diklat dari pemprov biasanya lama mbak.... Mungkin minggu sore bapak baru pulang mbak... " jawab pak Camat.

Seketika suasana pun menjadi canggung.

Pak Camat akhirnya selesai beres beres, ia pun membawa tas nya keluar sambil menunggu mobil jemputan datang,

Julie yang dari tadi bingung dengan perasaan nya sendiri pun hanya bisa mengikuti langkah pak Camat dari belakang.

Di ruang makan tiba-tiba pak Camat berbalik badan dan dengan cepat tubuh hitam pak Camat pun langsung merengkuh tubuh mungil Julie.

Pak Camat pun memeluk Julie dengan erat tepat dihadapan kedua anaknya yang sedang duduk di meja makan.

Julie pun bisa merasakan sebuah kedamaian seakan datang padanya, semua beban baik di hati maupun pikiran seakan hilang dari jiwa Julie.

.
.
.



Kemudian pak Camat tiba-tiba berbisik dengan sangat mesra di telinga Julie

" Mbak Julie.... Apapun keputusan mbak bapak akan menerima dengan ikhlas... Entah itu Julie ingin tinggal disini bersama bapak... Ataupun mbak ingin kembali ke tempat mbak.... Semua terserah mbak Julie.... Bapak tak akan memaksa mbak untuk tinggal... Ikutilah kata hati mbak Julie... Dan bapak berharap semoga keputusan yang mbak pilih adalah keputusan yang terbaik buat Julie... " ucap pak Camat dengan sangat mesra tepat di telinga Julie.

.
.
.

Julie pun merasa amat sedih dengan perkataan pak Camat itu, sehingga ia kini malah semakin mempererat pelukan nya.

Tiba-tiba wajah Julie pun mengadah keatas dan mata keduanya pun bertatapan cukup dalam, lalu......

" Bapak mencintaimu mbak Julie... Cuuppphhh..... Mmhhh.... Mmpphhhmmm.... Cuupphhhh....",


keduanya pun berciuman untuk sangat romantis dan penuh dengan cinta, bukan sekadar birahi.

Bibir merrka pun terus menyatu dan lidah mereka sudah saling membelit


Cuppphhh... Mmhhh... Mmoohh.... Mmppggghhh.... Mmpphhhh......

Benar-benar sebuah ciuman yang penuh hasrat, selama hampir 10 menit bibir keduanya seakan tak mau lepas dari bibir pasangan nya.

Julie merasa amat bahagia saat berciuman dengan pria yang sudah mengambil perawan nya itu,

seakan tak malu berciuman dengan pria 60 tahun itu tepat di hadapan kedua anak pak Camat yang hanya bisa melihat ayah mereka berciuman dengan gadis yang usianya lebih muda 15 tahun dari keduanya.


Disela ciuman panas keduanya, tanpa terasa Julie kembali meneteskan air mata.

Pak Camat yang melihat Julie sedih pun ikut sedih, pria tua itu pun menghapus air mata Julie dengan jarinya, dan pak Camat pun berkata

" Mbak jangan nangis... Semua keputusan ditangan mbak... Mbak tinggal pilih mana yang mbak inginkan... Bapak ikhlas dengan semua keputusan mbak Julie.." ucap pak Camat, sambil kembali melanjutkan ciuman nya ke bibir Julie.

.
.
.
.
.

Hingga.... Tiba-tiba..

Tinn.... Tinnn.....

Terdengar suara klakson mobil di depan rumah. Pak Camat pun melepaskan pelukan dan ciuman nya pada Julie.

Seketika itu Julie merasa ada sesuatu yang hilang, sebuah kedamaian rasa nyaman yang ia rasakan tadi seakan langsung hilang begitu pria tua ini melepaskan ciuman nya.

Julie pun hanya bisa terdiam, semetara itu pak Camat pergi untuk memasukan barang bawaan ke mobil.
.
..
...

Tak lama pak Camat pun kembali ke rumah, ia pun berpamitan dengan kedua anaknya dan terkahir pak Camat menuju ke arah Julie

" Mbak... Bapak berangkat dulu ya... Sekali lagi saran bapak.... Ikuti kata hati mbak Julie.... Pasti itulah yang akan menjadi terbaik buat semua... Bapak ikhlas dan rela dengan semua keputusan mbak Julie...." ucap pak Camat,

lalu pria tua itu kembali memeluk Julie dengan sangat erat dan mesra.

Sedangkan Julie merasakan kembali perasaan nyaman yang tadi hilang kini kembali muncul saat tubuh hitam pak Camat memeluk nya.

Julie pun Juha mempererat pelukan nya, lalu.... Pak Camat pun berbisik sesuatu pada Julie

" Mbak... Izinkan mungkin untuk terakhir kalinya bapak mencium mbak Julie... Boleh kan...?" tanya pak Camat.


Julie pun hanya memandang wajah hitam pria tua itu, lalu tanpa diduga Julie pun mengangguk tanda setuju dengan perkataan pak Camat.

Dengan satu gerakan pelan pak Camat pun mengadahkan wajah Julie ke atas dan bibir tua pria itu kini sudah semakin dekat ke arah bibir Julie.



Dan....

Cuppphhhhh........ Mmmmhhh... Mmpphhh... Mmmm.... Mmmhhhh.... Sluurrpppp.... Cupphhhhhhh....

Dengan ganas nya kedua bibir itu langsung saling melahap bibir pasangan nya,

seakan kesetanan pak Camat pun melumat habis bibir Julie dengan penuh nafsu begitupun Julie yang seperti tak ingin momen seperti ini berakhir,

ia pun membalas belitan lidah pak Camat dengan tak kalah agresif


Mmmhhh... Mmppphh.... Hhmmmpphhh.... Mmhhpphhh... Aaarrggghhh.... Mmhhh.... Cupppp... Cupphhhhh....

Suara peraduan mulut keduanya tepat di ruang tamu, hingga tanpa sadar Tangan pak Camat mulai menuju ke arah dada Julie yang memang ia busungkan untuk segera dinikmati pria tua itu.


Tapi....

Tinnnn.... Tinnn.... Tinnn.....

" Ayo pak... Mau berangkat jam berapa..?" tanya pria yang tak lain adalah pak Wakil Camat itu.

Panggilan itu seketika menghentikan aksi saling sedot bibir pasangan beda usia 40 tahun itu.

Pak Camat segera melepaskan pelukan nya pada Julie,

sementara Julie seakan tak ingin Kemesraan itu hilang mencoba menahan pak camat namun gagal.

Tubuh dan pikiran nya seakan punya tujuan masing-masing.

Tubuh Julie ingin menahan pak Camat tinggal tapi jauh di sudut otak Julie,

ia qfingin segera mengakhiri semua ini dan kembali ke kota sana.

" Bapak berangkat dulu ya.... Jaga diri baik-baik mbak.... Bapak doakan yang terbaik untuk Julie... Meski Julie nanti pergi dari sini... Tapi.... BAPAK TETAP MENCINTAI Julie dengan segenap hati bapak...." ucap pak Camat yang membuat hati Julie kembali gundah.


ME6DVIZ_t.jpg



Dan...

Akhirnya pak Camat pun pergi untuk mengikuti diklat selama bebrapa hari di luar daerah.

Semetara itu Julie tinggal dirumah itu bersama Tini dan Joko.
.............
.
.
.
.
.

Sepeninggal pak Camat, rumah itu benar-benar terasa sepi.

Julie hanya melamun di ruang tengah sedangkan kedua anak pak Camat berada di kamar mereka.

Julie masih bingung dengan apa yang terjadi dengannya.

Ia merasa bingung dengan dirinya sendiri, Julie yang harusnya merasa senang karena pria yang memperkosa nya itu sudah pergi dan ia akan segera pulang dan bebas dari semua yang terjadi di desa aneh ini.

Tapi perasaan Julie justru berbeda 180 derajat dari kenyataan, Julie merasa hatinya benar-benar galau dan bimbang saat ini.

.
.
.

Baru bebrapa jam ditinggal oleh pak Camat, tapi Julie sudah merasa amat kangen dengan pria tua itu.

Julie justru merasa amat nyaman dan tenang tinggal disini dan tentunya karena adanya pak Camat.



Ya....

Malam itu Julie yang sedang berbaring dengan piyama tidurnya tak bisa tidur justru karena ia MERASAKAN KANGEN LUAR BIASA DENGAN PAK CAMAT.

Julie hanya bisa meringkuk di kamar pak Camat sendirian sambil melamun karena hatinya galau.

Seharian itu Julie justru merasa galau dan hanya bisa diam mematung.

Untungnya semua keperluan rumah sudah dilakukan oleh Bu Sri yang dititipi oleh pak Camat.

.
.
.

Hingga bebrapa waktu berjalan Julie pun sakit karena terlalu stress memikirkan apa yang harus ia lakukan.

Jumat malam bu Sri datang untuk membuatkan makan malam dan bersih bersih seperti biasanya.


Tokkk... Tokkk.... Tokkk....

" Mbak Julie... Makan malam udah siap...!!" ucap bu sri dari luar pintu.

Julie yang hari ini benar-benar tak enak badan pun keluar dengan langkah gontai menuju ke ruang makan.

Merrka berlima pun duduk di méja untuk makan.

Memang bu Sri selalu membawa cucu kesayangan nya tiap kemari.

Bu Sri pun melihat ke arah Julie yang terlihat sedang tidak sehat

" Mbak... Mbak Julie.... Ada apa mbak...? Mbak lagi ngga sehat ya..?" tanya bu sri.

" Mmm... Ngga... Kok bu... Julie ngga kenapa kenapa..." jawab Julie meski ia tau jika wajahnya tak bisa berbohong jika ia sedang sakit.

" kok Pucet banget sih mbak... Apa mau ibu buatin minuman buat angetin badan mbak...? " tanya bu sri.

" mmm... Ngga usah repot repot bu... Julie ngga kenapa kenapa kok... Uhhuukk..... Uhuukk.... Ohookk.... Ohokkk.... Hoeekkkk...." ucap Julie sambil terbatuk.

.
.
.

Bu Sri yang melihat Julie semakin pucat dan mengkhawatirkan pun tau jika Julie sedang sakit,

apalagi makanan Julie hanya dimakan sepertiga nya saja.

" Cuma pusing aja bu... Sama mual... Hehe " ucap Julie, Bu Sri pun tersenyum penuh makna

" Yaudah mbak... Mbak kayaknya ngga sehat... Nanti ibu pijitin ya... Sekalian minum minuman ini buat Julie...." Ucap bu Sri,

lalu wanita itu mengajak Julie untuk kembali ke kamar yang tak lain adalah kamar pak Camat.

Bu Sri pun tersenyum tipis saat tau jika kamar Julie juga lah kamar pak Camat.

Bu Sri pun yakin jika hubungan Julie dan Pak Camat bukan hanya seorang gadis persembahan dengan si pria yang terpilih,

tapi hubungan merrka jauh lebih dalam terlihat dari ekspresi Julie yang berubah saat tadi ia membuka pembicaraan dengan topik pak camat.


Itulah juga mengapa pak camat "menitipkan" Julie padanya.

.
.
.

Setelah membaringkan Julie, bu Sri pun kembali ke dapur untuk membuat rebusan minuman rempah yang akan ia berikan pada Julie,

setelah sebelumnya dulu ia pernah memberikan bahan nya pada pak camat.

Sedangkan cucu bu sri sedang bermain saja dengan Tini dan Joko yang usianya hampir sama dengan anak bu Sri.

Setelah rebusan rempah rempah itu jadi tak lupa bu sri memasukan sebuah air dari botol kecil yang ia dapatkan tadi pagi dari mbak dukun yang merupakan titipan dari pak camat.

Bu Sri pun memasukan semuanya kedalam minuman Julie dan membawa nya ke kamar.

" Ini mbak diminum..... Lumayan buat angetin badan..." ucap Bu Sri.

Lalu ia mengecek suhu tubuh Julie yang ternyata memang sangat panas.

Bu sri pun hanya tersenyum melihat Julie Julie mulai minum rebusan nya tadi.

Sedikit demi sedikit Julie mulai meminum minuman itu, semakin banyak ia minum semakin ia mulai merasakan efek nya.

Tubuh Julie yang sedari tadi kedinginan mulai terasa hangat,

kini pikiran Julie yang sedari tadi menjadi masalah utama sakit nya ini, kini mulai terbuka dan seakan beban pikirannya hilang begitu saja.

Bu Sri pun tersenyum sendiri melihat kecantikan Julie, sambil mengelus kepala Julie ia berkata dalam hati

" Sungguh cantik sekali dirimu mbak... Beruntung banget pak Tono... Dan untungnya Ritual kemarin berhasil.... Jadi mulai sekarang mbak akan jadi....." ucap bu Sri dalam hati.
.
.
.
.


ME6DVJ1_t.jpg

Julie​


Tak lama minuman itu sudah habis, entah bagaimana meski minuman tadi sangat panas tapi dengan cepat Julie bisa menghabiskan minuman tadi dengan cepat.

" Ayok mbak... Ibu pijit dulu... Biar pusing nya agak hilang... " ucap bu sri

" Baju nya lepas aja mbak..." perintah bu sri.

Julie pun membuka kancing piyama nya dan melepaskan pakaian atas piyama nya itu.

Seketika Bu Sri pun terdiam mengagumi keindahan tubuh Julie yang begitu putih, mulus dan seksi.

" Pantes aja pak Tono seneng banget sama mbak.... Cantik, putih, mulus, susu nya kenceng begini... Aku aja sebagai perempuan menganggap mbak Julie sempurna banget... Gimana pak Camat bisa tahan kalau lihat Mbak Julie ini... Heheh.." ucap bu sri dalam hati..

" sini mbak.... Ibuk pijat... " ucap bu sri memanggil Julie.

Julie pun segera rebahan dan bu sri mengambil minyak khusus yang juga ia dapatkan dari Mbah dukun.

.
.
.

Bu Sri pun mulai mengoles minyak pijat yang terasa amat hangat di tubuh Julie itu, lalu ia mulai memijat tubuh mulus Julie.

Bu sri pun merasakan bagaimana hangat dan halus nya tubuh Putih mulus Julie.

Ia pun mulai memijat tubuh Julie mulai dari punggung kemudian ke tangan, kaki, pundak, lalu leher.

Julie pun merasakan Pijatan bu sri amat enak, tubuhnya yang dari tadi tegang dan sakit kini mulai rileks.

Pijatan bu Sri jauh lebih enak dari jika ia pijat di tempat spa di Jakarta dulu.

" gimana mbak... Enak...?? Apa kekencengan...?" tanya bu sri membuka pembicaraan.

" nngg... Nggaa kok bu... Udah pas..." jawab Julie.

" Oh... Iya mbak...."

" Mbak Julie badan nya bagus banget ya...??!! Putih banget... Mulus....dan Halus banget mbak... Hehe " ucap bu sri memuji Julie.

" Hehe... Ngga kok bu...." jawab Julie malu malu. Bu Sri pun memuji kecantikan Julie yang memang sangat luar biasa.
.....
.
.
.
.
.


" Tapi beruntung banget ya mbak bisa sama pak Tono... " ucap bu sri yang membuat Julie bingung

" Maksudnya bu....?" tanya Julie penasaran dengan perkataan bu sri itu

" Ibu tau semua kok mbak.... Semuanya.... Pak Tono udah cerita sama ibu.... Kalau menurut ibu... Mbak sama pak Camat itu cocok mbak.... " ucap bu sri.

Bu Sri pun menjelaskan jika bukan hanya pak Camat yang beruntung bisa mendapatkan perawan Julie,

tapi Julie pun harusnya juga bersyukur bisa bersama dengan pak Camat

" Ibu tau kok mbak... Kalau Pak Camat sebenarnya Udah lama jatuh cinta sama mbak Julie... Dari sejak dulu mbak sama pak Camat ke rumah ibu, ibu tau kalau pak camat punya perasaan sama mbak," ucap bu sri. Julie pun hanya terdiam

" Mbak sakit juga karena kangen sama pak Tono kan mbak...? Ibu tau kok mbak... " ucap Bu sri, yang entah mengapa membuat hati Julie kembali galau



" Ngga kok bu... Siapa bilang...??!! " jawab Julie dengan ketus.

" Hehe... Mbak boleh bilang begitu... Tapi ibu yakin... Hati mbak bilang sebaliknya... Mbak ingin bersama pak Tono kan mbak... Hehe... Ibu tau kok baik mbak Julie ataupun pak Tono.. Sama sama saling cinta kan...??!! Mbak sebenarnya juga cinta sama bapak kan..? " ucap Nu sri sambil memijat kepala Julie dengan minyak tadi, yang jelas memancing emosi Julie.

.
.
.

Bu Sri pun terlihat seperti sedang membaca mantra sambil meniup kepala Julie yang sudah ia pijat dengan minyak tadi.

" NGGGA.... NGGAK KOK.... SIAPA BILANG.... PAK CAMAT JAHAT... DIA UDAH PERKOSA JULIE... JULIE PENGEN PULANG... " Ucap Julie sambil menangis.

Bu Sri pun hanya tersenyum sambil menyelesaikan pijat nya

" Udah selesai mbak.... Silahkan dipakai istirahat..." Ucap Bu Sri sambil menutup kembali minyak pijat nya.

Julie pun memakai kembali piyama nya. Sebelum bu Sri pergi ia sempat berkata

" Mbak Julie boleh bohong sama ibu... Tapi mbak ngga akan bisa membohongi diri mbak sendiri... Mbak lebih baik turutin kemauan hati mbak aja... Jangan coba memungkiri diri mbak sendiri.."

" Kalau gitu ibu pulang dulu ya mbak.." ucap bu sri yang membuat Julie terdiam karena perkataan bu Sri tadi.

Julie pun hanya bisa terdiam di kamar memikirkan semua yang sudah terjadi.

Sementara itu bu sri setelah menidurkan Tini dan Joko, akhirnya ia pun pulang bersama cucunya.

Dikamar malam itu Julie tak bisa tidur, ia terus saja teringat perkataan bu Sri.

Julie pun merasa kembali emosi mengingat perkataan bu Sri yang menuduh nya sudah jatuh cinta pada pak Tono.

Entah mengapa Julie merasa sangat marah dengan perkataan bu Sri tadi Julie sendiri tak paham mengapa dirinya amat emosi...




Apakah ia emosi karena menyanggah perkataan itu...?!!

Atau Julie marah karena perkataan Bu Sri tadi benar dan ia takut ketahuan...??!!





Julie pun benar-benar bingung pada dirinya sendiri.

Semakin malam suhu udara di desa itu semakin dingin,

ditambah guyuran hujan besar yang terjadi membuat hati Julie semakin gamang.

Untuk mengisi waktu Julie pun coba menghubungi ketiga sahabat nya namun tak ada jawaban meski sudah ia telpon dan chatting.

Tapi sama sekali tak ada jawaban baik dari Jihan, Sarah, maupun Irina.

Julie pun akhirnya hanya bisa termenung sendirian sambil memandangi foto keluarga pak Camat yang ada di kamar.

Melihat foto Pak Camat dan istrinya entah mengapa membuat hati Julie panas,


Ya....

Julie merasa cemburu melihat foto pak camat dan almarhum istrinya itu.

Entah mengapa melihat wajah pak Camat di foto membuat Julie senyum senyum sendiri, ia merasa kangen dengan pria yang sudah merenggut keperawanan nya itu.

Seketika Julie teringat akan sentuhan dan Kemesraan yang biasa dilakukan pria yang bahkan lebih tua dari ayahnya itu di tempat ini,

kasur kamar pak Camat yang sudah berkali-kali menjadi saksi bisu pertempuran kelamin Julie dan pak Camat.

Entah mengapa malam itu Julie benar-benar merasakan rasa kangen saat bibir tua pak Camat melumat bibir nya yang selalu ia pakaikan lip balm itu,

Julie kangen bagaimana pak camat mengelus tubuhnya,

Julie kangen dekapan hangat pak Camat di tubuhnya yang membuat nya merasa nyaman, Julie kangen bagaimana pak camat mencumbui kedua buah dadanya.

Dan yang Julie tak habis pikir adalah Julie kangen bagaimana batang kemaluan pertama yang ia lihat itu masuk dan mengaduk aduk Liang kewanitaan yang selalu ia jaga itu.
.
.
.

Hingga......

" Aahhh... Aaakkhhh.... Pakkkhhh.... Aahhh.... Julieeee... Kangennnhh.... Samaaa... Bapakkkhhh... Aahhhh.." desahan Julie saat tangan nya mulai meremasi kedua buah dadanya sendiri.

Julie pun terus meremasi kedua payudara sendiri sambil MEMBAYANGKAN bagaimana KEMESRAAN yang selalu diberikan pak Camat padanya,

bagaimana pak Camat mampu membuatnya menjadi seorang wanita seutuhnya.
.
.
.
.
.

Hingga 15 menit kemudian Julie mulai merasakan dirinya akan segera orgasme,

tapi bukannya berhenti ia malah mempererat remasan nya di payudara nya sendiri dan......

" Aahhhh.... Pakkkhhh...... Pakkhhh... Tonoohhhh.... Aahhh... Julieeee.... Keluuaaarrhhh Pakkkhhh... Aahhhh.." desah Julie

dan gadis cantik itupun akhirnya melepaskan orgasme nya yang langsung membanjiri celana dalam dan celana training yang dipakai Julie.

Julie pun terdiam sejenak..

" Bagaimana mungkin.... Apa yang sudah terjadi padaku....??!!" ucap Julie dalam hati seakan tak paham apa yang baru saja ia lakukan itu.


Setelah kesadaran pulih sepenuhnya Julie pun bangkit dan melepaskan celana beserta celana dalam nya yang sudah sangat basah dipenuhi cairan lengket yang keluar dari vagina nya itu.

Julie pun juga baru sadar jika pakaian bagian atas yang ia pakai juga sudah basah semua karena ASI yang keluar dari puting payudara nya,

Julie sebenarnya masih tak paham bagaimana ia yang belum pernah punya anak bisa mengeluarkan ASI terus menerus,

tapi Julie tak ambil pusing dengan hal itu karena ada jal yang lebih penting yang harus Julie pikirkan, yaitu adalah perasaan nya sendiri

Akhirnya malam itu karena pakaian nya sudah basah semua Julie pun memutuskan untuk mandi,

ditengah dinginnya malam Julie pun mandi dan kemudian berganti pakaian dengan daster yang dibelikan oleh pak Camat.

Entah mengapa Julie merasa amat bahagia memakai pakaian itu.

.
.
.

Hingga akhirnya Julie pun bisa tertidur setelah Tengah malam,

dan kembali dalam mimpi Julie sosok yang muncul tak lain adalah sosok yang amat rindukan meski baru ditinggal beberapa hari, yaitu sosok pak Camat.

Julie pun bermimpi malam itu ia kembali merengguk kenikmatan seksual yang sangat panas dengan pria 60 tahun itu.

Julie pun bermimpi dirinya menjadi istri pak Camat dengan seorang bayi dalam perut Julie yang membesar,

dalam mimpi Julie terlihat pak Camat amat bahagia dan menciumi perut Julie
Ya.. Bersamaan dengan mimpi itu Julie pun...


===============
END EPISODE 16
===============

Keputusan apa yang akan diambil Julie???



-----------------------

Untuk episode 20 sudah ada di premium aku

Bagi yang pengen update premium bisa langsung Chat aku

Terimakasih
•⌣»̶·̵̭̌✽̤̈🐡 Terima Kasih 🐡✽̤̈·̵̭̌«̶⌣• updates nya ... keep up
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd