Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Ritual Sex di Gunung Kemukus

Bab 37 : Murkanya Jago Tua


Kupikir usia wanita ini berkisar 45an tahun. Ayahku benar benar bajingan sejati yang bisa memilih wanita cantik lalu menjerumuskannya dalam permainan terlarang. Harus kuakui wanita ini cantik dan anggun khas wanita jawa dengan kulit hitam manis.

"Kamu Benar benar mirip Gobang. Sangat mirip, kalian seperti pinang dibelan dua. Semoga kamu tidak mengikuti jejak ayahmu yang selalu menyebar permusuhan di manapun dia berada." kata wanita yang memperkenalkan diri sebagai Atk.

"Aku orang yang pertama kali mengenalkan Gunung Kemukus ke Ayahmu Gobang. Waktu itu dia berambisi menguasai semua wilayah Jakarta sebagai big bos yang menyatukan semua preman di jakarta. Ambisi yang terlalu besar tanpa kematangan strategi itu akan berakibat konyol. Tapi ayahmu terlalu sombang, dia begitu yakin dengan kemampuannya.

Sedangkan waktu pertama kali aku bertemu ayahmu, aku hanyalah pelacur yang mangkal di Kramat Tunggak. Ayahmu adalah pelangganku yang paling royal. Dia rela menghamburkan uang ribuan semalam hanya untuk bersenang senang denganku." Anti terdiam berusaha mengingat semua kenanganya tentang ayahku.

"Suatu hari dia bertanya tentang tempat pesugihan yang mampu memberinya kekayaan dan kekuatan untuk bisa menguasai Jakarta. Ambisi gila. Aku tidak tahu apa apa tentang tempat pesugihan, satu satunya yang aku tahu adalah tembat ini yang kebetulan tidak jauh dari Desa asalku. Sebuah tempat pesugihan dengan sarat paling unik dan paling nikmat. Cukup kamu datang dengan pasangan yang bukan.pasangan sah, lalu kalian berhubungan sex di tempat ini maka hajatmu akan terkabul. Tentu saja ayahmu langsung tertarik dan memintaku untuk mengantarnya ke sini." kembali wanita itu terdiam. Kubiarkan wanita itu bercerita tentang ayahku karna hanya dengan cara ini aku bisa lebih mengenal ayahku. Walau mungkin bagi sebagian orang cerita ini sangat membosankan.

"Hingga suatu hari aku mengenal seseorang yang berniat membunuh ayahmu. Orang yang pernah ayahmu kalahkan dalam perebutan kekuasaan. Dia bercerita dalam keadaan mabuk, bahwa dia baru saja meracun ayahmu lewat tangan seorang gadis penjaga warung nasi orang Karawang. Orang itu mengatakan Hobang akan segera mati setelah minum racun itu yang pelan pelan akan merusak lambungnya. Gobang akan mati setelah seminggu meminum racun itu. Lambungnya akan pecah setelah minum racun itu." kembali Anti terdiam.

"Siapa orang itu, Bu?" suaraku bergetar menanyakan nama orang yang telah meracun ayahku. Hal yang sama yang pernah aku tanyakan ke Mang Udin, tapi sayangnya Mang Udin tidak tahu siapa orang itu. Mang Udin hanya menduga dan yakin bahwa ayahku diracun oleh seseorang dan itu sudah menjadi rahasia umum di kalangan preman. Karna mereka beranggapan ayahku orang sakti yang tidak bisa dibunuh.

"Aku tidak tahu nama aslinya dan tidak ada yang tahu nama aslinya. Orang mengenalnya dengan nama codet. Sedangkan orang yang mencampur racun pada makanan atau mungkin juga kopi, gadis penjaga warung itu kalau tidak salah bernama......!" Bu Anti berusaha mengingat sebuah nama dan aku menebak orang itu bernama...?

"Anis." kata Bi Narsih ragu.

"Ya benar, namanya Anis." kata Bu Anti.

Aku terkejut, ternyata Anis terlibat di dalamnya. Berarti apa yang dikatanya padaku adalah sebuah kebohongan atau mungkin juga dia tidak tahu apa yang dicampurkan ke makanan atau juga minuman yang diberikan ke ayahku adalah racun mematikan. Aku harus menyelidiki semuanya.

Setelah bercerita panjang Bu Anti pamit pulang dengan naek ojek. Setelah Bu Anti pulang, bi Narsih mengajakku pulang hari ini juga. Setelah selesai berkemas jam 3 sore kami pamitan ke Pak Tris dan istrinya seta Marni yang sudah melayaniku luar dalam. Bahkan Marni berbisik kalau ke Gunung Kemukus lagi supaya mampir ke rumahnya lagi. Susunya selalu tersedia untukku.

Sesampainya di Solo kami naik bis malam jurusan Bogor. Sepanjang jalan Bi Narsih lebih banyak diam seolah ada beban pikiran yang berat. Ahirnya sepanjang perjalanan aku lebih banyak tidur.

*****

Jam 6 pagi kami sampai Bogor, kalau jaman sekarang dari Solo jam 5 sampai Bogor sekitar 9 atau lebih. Bi Narsih tidak langsung mengajakku pulang. Bi Narsih mengajakku ke hotel melati langganan kami karna ingin membicarakan sesuatu apa lagi kami rencananya pulang hari Sabtu sedangkan sekarang baru hari Selasa jadi masih ada sisa waktu 4 hari lagi.

Sampai penginapan Bi Narsih langsungsung membuka seluruh pakaiannya hingga bugil.

"Jangan ngeres, Jang. Bibi gerah mau mandi. Ayo kita mandi bareng, Jang." kata Bi Narsih yang melihatku sedang memperhatikan tubuhnya yang polos.

"Bibi dulu, aja." kataku.

"Ponakan Bibi diajak mandi bareng gak mau. Ayo buruan kita mandi biar seger. Kalo udah mandi mau langsung ngentot juga enak." kata Bi Narsih sambil mengusap memeknya yang berjembut lebat.

Bi Narsih tampak tidak sabar langsung membantuku membuka baju hingga aku bugil seperti dirinya. Bi Narsih tersenyum melihat kontolku yang sudah mulai bangun karna melihatnya yang sudah bugil.

"Kontol kamu gampang amat bangunnya. " kata Bi Narsih melihat kontolku yang sudah mulai bangkit. Tangannya membelai kontolku dengan lembut.

"Kita mandi dulu ya, say!" Bi Narsih menarik tanganku masuk kamar mandi.

Selesai mandi masih dalam keadaan bugil Bi Narsih mendorong tubuhku rebah di kasur empuk. Lalu Bi Narsih menindih tubuhku. Diciumnya bibirku dengan mesra dan penuh nafsu. Kami berciuman cukup lama.

Setelah puas berciuman, Bi Narsih menciumi dadaku dan juga menjilati puting dadaku yang sensitif membuatku merinding nikmat. Bi Narsih paling pintar merangsangku.

Lalu ciumannya berlaih ke kontolku yang sudah sangat tegang. Dengan lahap Bi Narsih melahap kontolku dengan rakus, menghisap diselingi dengan jilatan di kepala kontolku membuat tubuhku menggelinjang nikmat.

"Bi, ennnnak sepongannya." kataku sambil memegang kepalanya yang turun naik mengcok kontolku.

"Udah, Bi. Ujang nanti kelllluarrrrr. Ujang mau kelllluarrrrr di memek aja." kata mendorong kepala Bi Narsih menjauh dari kontolku. Gak tega kalo harus ngecrot di mulut Bi Narsih.

Bi Narsih berjongkok di atas kontolku, tanganny mengarahkan kontolku ke memeknya.

"Bi, Ujang belom ngejilatin memek Bi Narsih." kataku protes saat kontolku mulai tertelan memeknya yang sudah sangat basah.

"Bi Narsih sudah gak tahan pengen dientot kamu, Jang." kata Bi Narsih sambil mengangkat pinggulnya perlahan lalu menurunkannya kembali, memeknya menelan kontolku hingga sempurna.

Pinggul Bi Narsih semakin cepat memompa kontolku, dinding memeknya terasa berdenyut denyut meremas kontolku. Inilalah kehebatan memek Bi Narsih bisa berdenyut denyuy meremas kontolku.

"Gelo, kontol kamu ennnnak banget, Jang. !" kata Bi Narsih sambil terus memompa kontolku dengan cepat. Tanganya meremas dadaku dengan keras. Membuatku meringis menahan sakit.

"Aduh, Jang. Bibi mauuuu kelllluarrrrr. Gak tahannnn." kata Bi Narsih sambil mempercepat gerakan pinggulnya mengocok kontolku hingga ahirnya memeknya berkedut semakin kuat meremas kontolku.

"Bibi kelllluarrrrr, ennnnak....!" kata Bi Narsih sambil menghujamkan pinggulnya menelan semua batang kontolku.

Bi Narsih memelukku setelah badai orgasmenya reda. Bibirnya mencium bibirku dengan mesra. Kami berciuman sambil aku menggerakkan pinggulku turun naik mengocok memek Bi Narsih. Perlahan Bi Narsih ikut menggerakkan pinggulnya menyambut kocokan pinggulku.

"Mah, buka pintu....!" kami kaget mendengar suara Desy memanggil Bi Narsih disertai suara ketukan pintu. Dari mana Desy bisa tahu kami ada di sini? Aku menatap wajah Bi Narsih dengan heran. Kembali Desy memanggil Bi Narsih dengan suara dan ketukan pintu lebih keras.

"Iya, Des. Tunggu sebentar.!" kata Bi Narsih sambil bangun dari atas tubuhku. Bi Narsih menutupi tubuhnya dengan handuk lalu berjalan ke pintu, mengintip dari balik hordeng.

Setelah yakin hanya ada Desy di luar, Bi Narsih membuka pintu sambil mepet tembok agar tidak ada yang melihatnya hanya memakai handuk.

Desy langsung masuk begitu pintu terbuka. Matanya melihat ke mamanya yang hanya memakai handuk lalu beralih menatapku yang berbaring menutupi tubuhku dengan handuk.

"Bagus ya Mah, pergi seminggu gak taunya di sini lagi enak enakan ngentot." kata Desy berkacak pinggang.

"Duduk dulu, mamah ceritain semuanya." kata Bi Narsih tegas.

Desy duduk di pinggir ranjang membelakangiku. Lalu Bi Narsih bercerita tentang ritual di Gunung Kemukus, semuanya diceritakan dengan jelas tak ada yang disembunyikan sama sekali. Sehingga tak ada lagi rahasia yang disembunyikan Bi Narsih. Kecuali rahasia ayahku yang tidak diketahui Desy.

"Kamu tau mamah di sini dari mana?" tanya Bi Narsih heran.

"Tadi secara gak sengaja Desy liat Mamah dan A Ujang masuk ke hotel sini, pas Desy mau berangkat sekolah" kata Desy.

"Kok kamu bisa dikasih tau nomer kamar ini sana resepsionis?" kata Bi Narsih lagi.

"Iya, tadi Desy ngancam mau lapor polisi kalo gak dikasih tau." kata Desy lagi. Kepalanya menoleh kearahku yang hanya memakai selimut. Tiba tiba Desy menarik selimutku sehingga tubuh bugilku terbuka.

"Buka dulu baju seragam kamu, Des..!" kata Bi Narsih yang mengerti kemauan Desy.

Desy tertawa kecil, lalu membuka baju seragamnya dan menggantung di gantungan baju yang ada di kamar. Desy langsung naik ke atas ranjang, merauh kontolku dan tanpa basa basi mengulumbya debgan bernafsu.

Melihat pantat Desy menungging di pinggir ranjang memperlihatkan belahan memeknya, Bi Narsih langsung berjongkok, dijilatinya memek Desy dari belakang membuat Desy menjerit kaget.

"Mamah, ngapain?" katanya menoleh ke belakang. Bi Narsih tidak menjawab, lidahnya terus menjilati memek anaknya yang sudah basah.

Merasa pertanyaannya diabaikan, Desy kembali mengocok kontolku dengan mulut mungilnya. Gila, aku kembali melakukan 3some dengan Bi Narsih dan Desy. Cukup lama Desy nyepong kontolku, ahirnya aku menyerah.

"Udah, Des. Aa mau ngentot memek Desy sekarang." kataku sambil bangkit dan menarik Desy agar celentang di ranjang. Aku nembuka lebar kaki Desy agar mengangkang. Memeknya terlihat sudah sangat basah. Aku menunduk menjilati memeknya, kuhisap itilnya sambil kugelitik dengan lidahku membuat Desy menggelinjang nikmat.

"Ampun, A. Desy pengen dientot sekarang." kata Desy sambil menarik rambutku.

Aku merangkak di atas tubuh indah Desy, bi Narsih mengarahkan kontolku ke lobang memek anaknya. Bles, aku menekan kontolku masuk lobang memek Desy. Memek gadis abg yang nikmat. Perlahan aku memompanya dengan lembut.

"Ampun A, ennnak banget dientot." kata Desy sambil memelukku dengan erat, pinggulnya bergoyang menyambut hentakan kontolku.

Aku semakin mempercepat kocokan kontolku dengan gencar sehingga gesekan kontolku dengan memek Desy menimbulkan suara merdu. Kulumat bibir Desy dengan lembut. Kami berciuman dengan pinggul yang terus bergiyang memompa memek Desy.

"Aa, kontol A Ujang ennnak babget." kata Desy sambil memelukku dengan erar. Hingga ahirnya aku merasakan memek Desy berkontraksi meremas kontolku dengan keras disertai rasa hangat pada kontolku.

"Aa, Dessssss kelllluarrrrr....." Desy berteriak tertahan.

Aku tidak perduli dengan keadaan Desy, semakin kupercepat kocokan kontolku di lobang memeknya. Karna aku sendiri mulai merasakan detik detik puncak kenikmatan menghampiri. Hingga ahirnya aku tidak mampu bertahan lagi, kontolku menyemburkan pejuh ke memek Desy

"Des, Aa kelllluarrrrr niikkkmatnya...!" kataku sambil menekan kontolku semakin dalam.

"Desss jugaaaa kelllluarrrrr lagiiii...!" ternyata Desypun kembali mendapatkan orgasmenya dengan dahsyat.

Ahirnya aku terkapar kelelahan di samping Desy. Beberapa saat kamar menjadi hening. Ahirnya Bi Narsih memecah keheningan di abtara kami.

"Des, buruan kamu pulang, !" kata Bi Narsih ke Desy.

"Gak mau, Desy masih pengen ngentot." kata Desy sambil memelukku dengan erat.

"Nanti kapan kapan kamu boleh ngentot sepuasnya dengan, Ujang." kata Bi Narsih tegas.

Ahirnya setelah berdebat agak lama Desy bersedia pulang. Desy kembali memakai baju seragamnya lalu berjalan membuka pintu.

"Ayah....!" Desy mundur dengan wajah.pucat, di pintu berduri Mang Karta dengan mata yang melotot kaget. Kekakagetannya berganti dengan kemarahan.

"Desy, apa yang kamu lakukakan di sini?" tanya Mang Karta dengan suara bergetar menahan marah.

Mang Karta beralih menatapku, berganti menatap Bi Narsih. Kami semua menunduk ketakutan terutama aku yang paling ketakutan. Apa lagi aku masih dalam keadaan telanjang dan juga Bi Narsih yang hanya mengenakan handuk.

Bersambung.....
 
Lah .. ngapain takut sama mang karta, .. bukannya dia yg pertama Kali Minta Ujang muasin bi narsih karena setelah kecelakaan dia ngga bisa ngaceng ..
 
Naaaaa.. Mangkarta... Mangkarta... Kayaknya kamu pembunuh om gobang. .
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd