Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Ritual Sex di Gunung Kemukus

Kopi dah tinggal setengah, udud garpit tinggal 2 batang. Belom apdet juga Pa De
 
Bab 38 : Saatnya Balas Dendam


"Apa artinya ini?" tanya Mang Karta dengan bibir bergetar menahan marah

"Desy, kamu pulang, jangan bilang masalah ini pada adikmu. " kata Bi Narsih setelah menguasai diri.

Setelah Desy pergi, Bi Narsih memakai pakaiannya kembali dan juga menyuruhku berpakaian. Mang Karta diam memperhatikan Bi Narsih dengan kemarahan yang berusaha ditekannya.

"Kenapa kamu menjerumuskan Desy juga, Sih?" tanya Mang Karta tidak mampu berdiam diri lebih lama lagi.

"Maafin Narsih A, belom cerita ke Aa tentang Desy. Narsih baca Diary Desy, Desy mergokin Narsih dan Ujang sedang berhubungan badan di kamar atas setelah Aa minta tolong ke Ujang untuk memberikan nafkah batin ke Narsih. Di Diary itu juga Desy nulis bahwa dia sudah kehilangan keperawananya di pesta ULTAH temannya. Sejak itu Desy jadi ketagihan sex.

Kita tidak bisa menjaga Desy 24 jam dalam sehari, A. Melarangnya? Mungkin Desy akan terlihat menurut di depan kita, tetapi begitu berada di luar apa yang akan terjadi? Aa pasti bisa menebaknya. Cepat atau lambat dia akan hamil di luar nikaj seperti juga dulu Narsih ham...." Mang Karta menutup mulut Bi Narsih dengan telapak tangannya agar Bi Narsih tidak meneruskan ucapannya.

"Sih, Aa mohon jangan direruskan. Aa mengerti maksud Narsih. Bukankah Narsih menelpon Aa supaya datang ke sini untuk membahas orang yang sudah meracun Gobang?" Mang Karta berusaha mengingatkan tujuannya ke sini.

"Aa kenal Codet?" Narsih bertanya.

"Tentu saja, Gobang mengalahkannya waktu merebut daerah kekuasaanya. Dia tidak terima, sejak itu dia beberapa kali berusaha mencelakakan Gobang, tapi selalu gagal. Bahkan Aa beberapa kali bentrok dengannya hanya karna persoalan sepele." kata Mang Karta mdnjelaskan.

"Aa kenal dengan Anti primadona Kramat Tunggak?" kembali bi Narsih bertanya membuat Mang Karta heran. Dia melihat ke arahku, enggan menjawab pertanyaan Bi Narsih yang satu ini.

"Ujang sudah bertemu dengan Anti di Gunung Kemukus. Narsih cuma ingin dengar dari, Aa. " kata Bi Narsih yang memahami arti lirikan Mang Karta ke arahku.

"Anti pelacur kesayangan Gobang, bisa juga dibilang Gobang tergila gila sama Anti." kata Mang Karta menjelaskan.

"Menurut.." Bi Narsih tidak sempat meneruskan ucapannya karna dipotong oleh Mang Karta.

"Nanti dulu, Sih. Dari mana kamu tahu Anti dan Codet?" tanya Mang Karta heran.

"Narsih sudah lama menyelidiki kematian Kang Gobang. Aa ingat gak, waktu kita pulang dari Jakarta, Kang Gobang sudah seminggu sakit, tiap hari dia muntah darah. Sakitnya gak wajar. Tadinya kita nganggap Kang Gobang kena teluh, ta0i kita semua tahu, Kang Gobang ilmunya sangat tinggi, teluh gak akan mempan. Kang Gobang waktu itu mau ke Sungai buang air besar. Tadinya Teh Kokom ( ibuku) mau nyuruh Aa nganter Kang Gobang, tapi Aa lagi ke rumah temen Aa yang sakit. Kang Gobang maksa pergi sendiri. Ahirnya kita semua tahu Kang Gobang hanyut dan mayatnya ditemukan di sungai. " kata Bi Narsih.

Apa benar cerita Bi Narsih? Tapi cerita tentang ayahku yang diracun juga aku dengar dari Mang Udin, orang sekampung istriku. Apakah mimpiku bahwa Mang Karta yang membunuhku, cuma sekedar bunga tidur yang tidak ada artinya.

"Mang Karta kenal Mang Udin Tompel?" tanyaku.

"Tentu saja kenal, dia salah satu anak buah kesayangan ayahmu. Kok kamu juga tau Udin Tompel?" tanya Mang Karta heran.

"Mang Udin orang Garut, rumahnya deket rumah mertua Ujang. Ujang ketemu Mang Udin di sana, dia kaget lihat Ujang katanya mirip Ayah,." kataku menjelaskan. Aku juga menceritakan cerita Mang Udin tentang ayahku yang diracun.

"Menurut Anti yang mencampurkan racun ke makanan Kang Gobang adalah Anis yang disuruh Si Codet." Bi Narsih meneruskan omonganku.

"Rasanya mustahil Anis mencampurkan racun ke makanan Gobang. Tapi apapum bisa terjadi." Mang Karta menunduk. Tangannya terkepal menahan marah

"Tapi untuk balas dendam kematian Gobang bukan hal, mudah. Codet sekarang bukanlah Codet yang dulu. Dia sekarang adalah Big Bos yang mengelola banyak tempat hiburan malam di Jakarta. Dia dilindungi orang orang penting." kata Mang Karta dengan suara geram.

"Aku juga sudah lama menyelidiki kematian Gobang, rasanya tidak mungkin dia jatuh akibat pukulanku apa lagi sampai mati." aku dan Bi Narsih kaget dengan perkataan terahir Mang Karta.

"Ma...mak...sud Mang Karta?" tanyaku gagap. Apakah benar mimpiku tentang perkelahian Mang Karta dan Ayahku ? Lalu Mang Karta membuang mayat ayahku ke sungai? Tubuhku tiba tiba menjadi lemas kehilangan tenaga.

Mang Karta menarik nafs panjang berusaha mengumpulkan keberaniannya menceritakan kejadian sebenarnya. Kejadian 14 tahun silam saat aku berusia 8 tahun.

"Kamu berhak tahu kejadian yang sebenarnya, Jang. Waktu itu Mang Karta sesampainya di kampung tidak langsung pulang, Bi Narsih yang Mamang suruh pulang dulu untuk menyampaikan pesan Mang Karta ke ayahmu, bahwa Mang Karta nunggu ayahmu di xxxxx untuk membicarakan sesuatu. Mang Karta tidak tahu waktu itu ayahmu sedang sakit.

Waktu Ayahmu datang menemui Mamang, Mamang tidak memperhatikan kalau ayahmu sakit. Jalannya masih gagah tidak menunjukan dia sedang.sakit, hanya wajahnya yang terlihat pucat. Dan ayahmu terlalu sombong untuk menunjukkan dia sedang sakit.." Mang Karta terdiam seperti berat untuk meneruskan ceritanya.

"Waktu itu Mamangmu mau membicarakan kehamilan Bibi." kata Bi Narsih menjelaskan aib yang selama ini tersimpan rapat.

"Ya, dan ayahmu menolak untuk bertanggung jawab menikahi bibimu dengan alasan Bibimu adalah adik Ibumu, padahal Ayahmu tahu bahwa Bibimu adalah anak saudara sepupu Kakek kamu yang dirawat Kakekmu sejak bayi." penjelasan Mang Karta kembali membuatku kaget. Ternyaya Bi Narsih bukanlah adik kandung Ibuku.

"Ahirnya Mamang dan Ayahmu bertarung dan anehnya Ayahmu tidak sehebat biasanya, mamang bisa memukul ayahmu beberapa kali hingga pukulan Mamang membuat ayahmu terjatuh. Setelah mamang tunggu tunggu Ayahmu tidak bangun, Mamang pikir ayahmu mati. Mamang ketakutan, takut dipenjara karna membunuh, apa lagi wajtu itu sedang terjadi isu Petrus, para penjahat kelas kakap ditembak mati ditempat. Mamang benar benar ketakutan. Ahirnya Mamang mengangkat tubuh ayahmu dan berniat melemparkannya ke sungai. Ternyata ayahmu masih hidup. Saat mamang memanggul tubuhnya, ayahmu menikam perut Mamang dengan kayu runcing yang mungkin diambilnya saat terjatuh dan mamang tidak menyadarinya. Perut Mamang tertikam dan untungnya tidak mengenai bagian pital. Kami sama sama terjatuh ke sungai yanv saat itu sedang banjir. Mamang bisa menyelamatkan diri tapi ayahmu tidak." kata Mang Karta sambil berdiri dan mengangkat bajunya memperlihatkan bekas luka di samping. perut bagian belakang.

"Mamanglah yang membunuh ayahmu...! Kalau Mamang tidak berniat melemparkan tubuh ayahmu ke sungai, mungkin ayahmu masih hidup dan sembuh dari racun yang dia makan." kata Mang Karta menunduk.

Kamar menjadi hening dan terasa sangat mencekam. Kami sibuk dengan pikiran masing masing. Aku sudah tahu semuanya dan jujur aku tidak bisa mebyalahkan Mang Karta karna aku lebih mengenal Mang Karta dari pada ayahku. Bahkan sejak ayahku masih hidup, aku tidak mempunyai kenangan indah dengan ayahku. Setiap kali ayahku pulang, aku melihatnya sebagai sosok orang asing. Berbeda dengan saat Mang Karta yang datang, aku akan berlari dan berteriak menyambut kedatanganny dengan senang.

"Mang Karta tidak salah, kalau saja waktu itu ayah tidak diracun, mungkin Mang Karta yang akan dibunuh ayahku. " kataku dengan suara bergetar. Kalau saja Mang Karta yang terbunuh, mungkin aku akan sangat membenci ayahku.

Perlahan aku menghampiri Mang Karta dan bersimpih di pangkuannya. Pria yang sudah menggantikan posisi ayahku. Pria yang menjadi kenangan terindahku di masa kecil. Kucium tangan Mang Karta sebagai jawaban dari perasaan yang terpendam jauh di lubuk hatiku. Mang Karta membelai ranjang dengan lembut.

"Mamang sudah mengumpulkan orang orang yang pernah ayahmu tolong dan juga pernah Mamang tolong. Orang orang yang disingkirkan oleh Codet. Mereka sudah Mamang sebar untuk mencari kelemahan codet. Tugas kamu sekarang adalah mendekati Anis untuk mencari informasi yang kita butuhkan. Besok temui Anis, Mamang yakin ada informasi yang kita butuhkan." kata Mang Karta. Setelah membeberkan rencananya, Mang Karta lalu pamit pulang.

Aku agak kecewa waktu Bi Narsih juga pamitan mau pulang bareng dengan Mang Karta. Bi Narsih menyuruhku nenginap di hotel melam ini agar pagi pagi bisa lang sung ke Karawang menemui Anis. Karna rencana balas dendam harus direncanakan dengan matang. Sebenarnya aku agak jengkel ditinggal sendiri di kamar hotel. Ahirnya aku tidur.

*******

Aku terbangun saat mendengar suara memanggil dan ketukan pintu kamar. Kembali suara orang yang memanggil namaku. Yernyata suara Desy yang memanggilku. Dengan malsa aku membuka pintu kamar. Ternyata Desy tidak sendiri, di sampingnya berdiri Wina. Jujur, aku agak bingung kenapa Desy mengajak Wina menemuiku.

Desy dan Wina mencium tanganku lalu duduk di atas ranjang spring bed yang empuk. Desy membuka bungkusan yang dibawanya ternyata nasi padang. Aku yang sudah lapar langsung melahap makanan yang mereka bawa.

"Wina kok bisa ikut ke sini? " tanyaku penasaran.

"Tadi Wina nelpon ke rumah nanyain kenapa Desy gak sekolah. Ya udah Desy ajakin nginep di sini nemenin A Ujang." kata Desy menerangkan.

"Och, gitu. wina kangen kontol A Ujang, ya?" godaku tanpa basa basi membuat Wina menunduk malu.

"Bukannya Wina kali yang kangen kontol A Ujang. Tapi A Ujang kangen memeknya Wina ," kata Desy membalas ledekanku sambil menumpahkan kopi dalam plastik ke gelas air mineral.

Setelah aku menghabiskan nasi padang, aku langsung meminum kopi hitam sambil merokok. Desy ke kamar mandi, keluar kamar mandi Desy sudah bugil.

"Desy, malu maluin udah telanjang gitu." protes Wina .melihat Desy yang sudah bugil.

"Gak apa apa lagi, kan niatnya ke sini mau ngentot. Loe juga buka baju, biar gak kusut." kata Desy dengan cueknya bersila menghadapku yang sedang asik merokok. Melihat pose menantang Desy membuat kontolku ngaceng.

Aku melihat Wina yang dengan malu malu membuka pakaiannya hingga bugil. Tubuhnya terlihat lebih langsing dari pada waktu terahir bertemu. Memek gundulnya terlihat tembem. Berbeda dengan memek Desy yang berjwmbut, loch kok memek Desy jadi gundul. Aku baru menyadari jembut Desy rupanya sudah dicukur. Padahal seingatku tadi jembutnya masih lebat.

"Des, jembut kamu dicukur ?" tanyaku heran.

"Iya, A. Biar enak dijilatinnya." kata Desy genit sambil membuka belahan memeknya yang ternyata sudah basah.

Aku mematikan rokok yang tinggal setengah. Lalu aku menarik kaki Desy, membuatnya terlentang. Kakinya aku buka agar mengangkang lebar. Mulutku langsung mendarar di memeknya yang menyimpan sejuta kenikmatan.

"A Ujang, masa Desy mau diperkosa,! Hihihj." Desy tertawa geli melihatku yang sangat bernafsu melihat memeknya yang sudah sangat basah.

Kugigit itilnya pelan sambil kuhisap sementara jari telunjukku masuk lobanhnya yang sudah sangat basah dan lengket.

"Aduh, Aa jahat banget. Memek Desy jadi enak." kata Desy sambil menjambak rambutku saking nikmatnya.

Lidahku semakin lincah menggelitik itilnya, kadang lidahku masuk lobang memeknya yang lengket oleh lendir birahinya. Nikmat sekali rasanya cairan memek Desy.

"Ampun, A. Des gak tahan pengen dientot, pengen diatas." kata Desy berusaha bangun dan menjauhkan memeknya dari lidahku.

Aku segera terlentang, Desy langsung menarik celana training dan celana dalamku sehingga kontolku terbebas dari sarangnya. Desy langsung membungkuk melahap kontolku yang besar, walau sebenarnya aku tidak begitu suka disepong Desy yang masih amatiran. Kontolku sering kena giginya.

Setelah puas menyepong kontolku, Desy merangkak diatas kontolku, setelah tepat, Desy menurunkan pinggulnya hingga memeknya sukses menelan kontolku.

Aku menoleh ke Wina yang sedang melihat wajahku. Bibirnya tersenyum ke arahku.

"Wina, sini kamu jongkok di muka A Ujang, biar A Ujang jilatin memek kamu." kataku.

Wina mengangguk, lalu berjongkok membelakangi Desy, memeknya tepat diatas wajahku. Dengan rakus aku menjilati itilnya sambil kuhisap hisap memeknya. Jari telunjukku menerobos masuk memeknya yang sudah sangat basah. Ternyata Wina sangat mudah terangsang.

Sementara Desy memompa kontolku dengan cepat sehingga menimbulkan bunyi karna memeknya yang sudah sangat basah, sedangkan aku asik menjilati memek Wina yang mengangkang di wajahku.

"Aa, ennnak memek Wina dijilatin... " kata Wina sambil menggerakan pinggulnya saking enaknya.

"Aa, Dessss kelllluarrrrr, ennnak...!" kata Desy sambil menekan pinggulnya sekencang mungkin menyambut orgasmenya. Memeknya berkontraksi meremas kontolku dengan lembut. Rupanya memek Desy mulai bisa berkontraksi seperti memek Bi Narsih. Setelah badai orgasme reda, Desy bangkit lalu rebah di sampingku.

"Wina, gantian elu yang ngentot." kata Desy ke Wina yang berjongkok di mukaku.

Wina meranhkak mundur ke arah kontolku. Diraihnya kontolku agar tepat di memeknya, setelah pas, Wina menurunkan pinggulnya. Aneh, memek Wina terasa lebih sempit dari pada biasanya.

"Ennnak A, kontol Aa." kat Wina sambil memejamkan mata mrrasakan kontolku yang menusuk memeknya.

Melihat Wina sudah berjongkok mengocok kontolku, Desy bangun dan berjongkok di wajahku menghadap ke arah Wina yang sedang memompa kontolku dengan pelan dan berirama.

Aku segera menjilati memek Desy , baubya lebih menyengat dari biasanya. Mungkin karna baru saja orgasme. Yapi hal itu tidak menggangguku. Aku semakin bernafsu menjilati memeknya. Agak lama juga Wina me memompa kontolku dan aku menjilati memek Desy, hingga ahirnya aku merasakan memek Wina berkontraksi meremas kontolku dengan lembut disertai hujaman pinggul Wina yang menekan keras.

"A, wina kelllluarrrrr, nikmat." Wina menjerit lirih merasakan orgasmenya yang dahsyat.

Dan pada saat yang sama Desy menekan .memeknya ke mulutku dengan keras membuatku kesulitan bernafas.

"Aa, Desy kelllluarrrrr juga...!" Desy merteriak sambil meremas tetek Wina membuat Wina menjerit kesakitan. Setelah badai orgasmenya reda, Desy mengangkat pinggulnya neninggalkan wajahku. Hamprir saja aku kehabisan nafsa kalau Desy tidak bangun dan terlentang disampingku.

Sementara Wina kembali menggerakkan pinggulnya mengocok kontolku dengan berirama. Rupanya dia masih belum puas.

"Wina, gabtian kamu di bawah." kataku. Wina segera bangkit dari selangkannganku, rebah di samping Desy yang kelelahan.

Aku merangkak di atas tubuh Wina yang mengangkang, perlahan aku memasukkan kontolku menerobos masuk memeknya yang sudah sangat basah. Aku nulai memompa memek Wina dengan cepat sambil mulutku menghisap pentil susunya yang sudah semakin mengeras.

"Ennnak banget kontol, Aa. " kata Wina sambil menekan kepalaku di teteknya yang kenyal dan masih keras.

Aku semakin mempercepat kocokan kontolku dengan cepat, nikmat sekali memek gadi abg satu ini.

"Wina, memek kamu ennnak banget." kataku langsung mencium bibirnya yang mungil denhan bernafsu sambik terus mengocok memek Wina yang terasa semakin becek. Hingga ahirnya aku tidak mampu bertahan lebih lama lagi, kontolku menyemburkan pejuh ke memeknya.

"Win, Aa kelllluarrrrr, ennnnk banget..." kataku sambil menekan kontolku semakin dalam menusuk memek Wina.

"Win, jugaaaaaaa kelllluarrrrr, Aa...." teriak Wina memelukju dengan keras. Memeknya berkontraksi meremas kontolku.

******

Jam.8 aku sudah ada di terminal bis antar kota, aku naek bis jurusan Karawang, sampai Karawang Jam 11. Aku langsung naek mobil jurusan rumah Anis. Dari Karawang ke tempat Anis aku harus naik dua kali angkutan umum

Baru saja aku mau naik mobil ke dua yang menuju rumah Anis, aku melihat Ratna anaknya Anis menghampiriku. Ya, itu pasti Ratna, aku masih ingat wajahnya.

"A Ujang," panggilnya. Matanya terlihat seperti habis menangis.

"Ratna, kok ada di sini?" tanyaku heran, terlebih melihat wajahnya yang seperti habis menangis.

"Mamah, A. !" Ratna tidak meneruskan ucapannya, dia menangis tersedu sedu.

*******
 
Ga perlu rayuan buat ujang...mangsa dtng sendiri ya jang...hahaha...
Eh kenapa ratna nangis...jangan2 anis dicelakain..
 
Ujang trisam lagi sama abegeh semalaman .. ..

Jangan-jangan si codet mulai bersihkan jejak nih .. Dan Anis diamankan duluan ..

Amankan Ratna Jang .... Eehhh .. hahaha
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd