Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Ritual Sex di Gunung Kemukus

Bab 10 : Malam Jum'at Pon

Lilis menyisir rambutnya yang panjang bergelombang, berusaha mengeringkan rambutnya yang basah dengan kipas angin kecil setelah keramas, tadi. Tubuhnya masih telanjang.

Aku memandangnya dari samping sambil berbaring. Cantik sekali istri Pak Budi, ini. Tubuhnya proporsional, payudaranya tidak kecil dan juga tidak terlalu besar. Pinggangnya ramping dan pantatnya bulat sekal. Kulitnya kuning langsat tanpa cacat, halus dan mulus.

"Kenapa liat Lilis terus, Jang ? Hati hati nanti kamu jatuh cinta sama Lilis." kata Lilis, tersenyum kepadaku.

"Lilis, cantik. Pak Budi beruntung." kataku.

"Lilis yang tidak beruntung, Jang. Nikah dijodohin orang tua demi harta. Kadang Lilis benci sama diri Lilis, sendiri. Apa bedanya Lilis dengan pelacur, menikah karena uang. Makanya waktu kita ngentot di tepi waduk, Lilis puas, bisa balas dendam. Ngentot di depan suami, Lilis. Tau gak, Jang ? Lilis benar benar bahagia, bisa berdekatan dengan, Ujang. Lilis sudah lama jatuh cinta sama, Ujang. Sayangnya Lilis sudah punya, suami." Lilis, menatapku sayu.

"Lis,..." aku bangkit, kupeluk Lilis, kukecup pipinya yang halus. Kami diam sambil berpelukan.

Lilis bangkit, memakai celana dalam berwarna krem, Bhnya juga berwarna krem. Sedang untuk baju gamis, Lilis memilih warna hijau pastel, jilbabnya sewarna dengan baju gamisnya.

"Jang, selama di sini, kamu adalah suami Lilis. Lilis benar benar bahagia." kebahagiannya terlihat dari wajahnya yang cantik, pipinya yang merona.

Lilis duduk di pangkuanku, tangannya melingkar di leherku. Kembali kami berciuman dengan penuh perasaan, bukan sekedar, nafsu, tapi aku merasakan ada cinta di dalamnya.

Kemesraan kami terusik, saat dari kamar sebelah terdengar erangan dan rintihan orang yang sedang bersetubuh. Lilis tersenyum geli. Dia berbisik pelan.

"Ada yang lagi ngentot, Jang. Kirain, Lilis aja yang kalo ngentot, berisik. Tapi, Lilis ngentot berisik, cuma sama Ujang. Abis enak, banget."

"Emang kalo ngentot sama suami Lilis, gak berisik?" tanyaku menggoda, Lilis.

"Sumpah, Jang. Lilis, gak bisa menikmati ngentot dengan, A Budi. Sudah, gak usah dibahas, kita jalan jalan ke makam Pangeran Samudra." ajak Lilis.

Kami beranjak ke luar kamar, jam dinding menunjukkan angka 18:30. Ternyata sudah gelap di luar. Lilis mencari suaminya di kamar, ternyata tidak, ada.di depan pun tidak ada. Entah ke mana mereka.

Suasana di jalan sudah ramai, banyak orang yang berlalu lalang, baik yang sendiri, maupun dengan pasangan. Sepanjang jalan, warung warung penuh dengan orang yang menginap. Benar kata ibu warung, malam jum'at pon, Gunung Kemukus dipenuhi ribuan orang peziarah yang datang dari berbagai tempat.

Di area makam Pangeran Samudra, banyak pedagang musiman yang menjajakan jualannya, bahkan tukang pijit pun ada. Gunung Kemukus berubah menjadi seperti pasar malam.

Lilis tidak pernah melepaskan tanganku, apalagi, Lilis seperti jadi pusat perhatian mereka pasti bertanya tanya dalam hati, kenapa wanita secantik itu mau melakukan ritual mesum di Gunung Kemukus ? Akupun semakin bangga menggandeng tangan Lilis.

Kami berjalan berkeliling melihat keramaian, sambil mencari Pak Budi dan Mbak Wati. Ternyata hanya Mbak Wati yang kami temukan sedang duduk makan di warung, sendirian, entah ke mana Pak Budi.

"Mbak, A Budi, ke mana,? Kok gak ada? " tanya Lilis.

"Och, tadi sore kami ke Gemolong, Pak Budi bertemu dengan teman bisnisnya. Mbak Wati disuruh balik ke sini sendirian. Katanya Pak Budi mau nginap di rumah temannya. Besok baru balik ke sini, pagi pagi." kata Mbak Wati menjelaskan.

"Kok, Mbak Wati disuruh balik sendiri?" kata Lilis jengkel dengan kelakuan suaminya.

"Pak, Budi gak mau temannya tahu, kalo lagi ritual di Gunung Kemukus." kata Wati, menjelaskan.

"Terus Mbak ,nanti ritual sama siapa?" tanya Lilis,. Kejengkelannya belum hilang.

"Nanti, Mbak nyari pasangan, lain. Kan banyak yang lagi nyari, pasangan. " kata Wati.

"Jangan, Mbak, kan Mbak. ke sini sama, Ujang. Bagaimana kalo kita ritual, bertiga, aja ? Harusnya, Mbak Wati yang ritual sama, Ujang. Bukan, Lilis." kata, Lilis." gak tega harus membiarkan Mba Wati jatuh ke pelukan pria mesum.

"Iyakan, Jang ?" Lilis menatap Ujang, sebenarnya hatinya tidak rela harus berbagi.

Aku hanya mengangguk, setuju. Kembali aku akan menjadi pejantan untuk 2 wanita, melayani mereka berdua sekaligus. Aku seperti raja yang akan dilayani 2 wanita, Lilis yang cantik dan sexy, Mbak Wati yang manis, montok dan bohay, keduanya wanita idaman cowok hidung belang.

" Lilis, kalian kucari cari dari, tadi. Akhirnya ketemu, juga.!" suara teguran yang suaranya kami, kenal. Ternyata benar, Pak Budi.

"Dari mana, sih A ?" tanya Lilis, ketus. Menutupi perasaannya yang lega, karena dia tidak harus berbagi dengan, Wati.

"Tadi ketemu teman, bisnis. Untung Aa bisa balik ke sini, alasannya mau ke Solo. "Kata Pak Budi.

Pak Budi segera membayar makanan. Kami Pun duduk duduk di samping makam, sambil ngobrol ngobrol. Kami duduk agak berjauhan. Aku dengan Lilis, Pak Budi dengan Mbak Wati.

"Untung suami Lilis gak jadi nginep di rumah temannya ya, Jang.!" kata Lilis, berbisik.

"Emang, kalo jadi nginep, kenapa?" tanyaku.

Enak Ujang, bisa ngentotin Mbak Wati. Lilis, liat Ujang ngentot sama Mbak Wati, di waduk, cemburu banget. Cuma, Lilis sengaja, mau manasin suami, Lilis. " kata Lilis,

Kulihat Pak Budi dan Mbak Wati bangkit menghampiri kami, mengajak kembali ke penginapan. Kami berjalan, di belakang Pak Budi dan Mbak Wati.

"Jang, pantat Mbak Wati, gede amat, ya ? " kata Lilis, perlahan agar tidak ada yang mendengarnya.

"Bagusan pantat, Lilis. Bulat, sekel." Kataku.

"Beneran?"

Benar, masa aku, bohong."

Begitu sampai warung tempat menginap, ternyata sudah banyak orang, semua kamar terisi, penuh. Melihat kedatangan kami, semua mata tertuju ke arah, Lilis. L
Para pria itu pasti terpesona oleh kecantikan, Lilis.

Kami segera masuk kamar, dari sebelah, kami dengar suara rintihan dan erangan. Ternyata, kamar sebelah sudah mulai, ritual. Kulihat Lilis menutup mulutnya, menahan tawa.

"Jang, di sebelah lagi ngentot, tuh. Kita ngintip, yuk?" bisiknya.

"Gak mau, Ujang maunya ngintip lobang memek, Lilis aja." bisikku.

Aku langsung melumat bibirnya yang tipis dengan lembut. Kamipun berciuman dengan penuh perasaan. Bibir Lilis, terbuka saat lidahku menerobos masuk mulutnya. Menjilati lidahnya yang terasa manis, karena dari tadi, Lilis selalu mengulum, permen. Hingga ciuman kami berhenti, kami saling bertatapan.

"Jang, terima kasih, ya !" kata, Lilis. Matanya berkaca kaca.

"Terima kasih untuk apa, Lis?"

"Terima kasih sudah mau jadi pasangan ritual, terima kasih udah mau nyium, Lilis. Biasanya Lilis duluan yang nyium, kamu. Lilis sekarang Benar benar bahagia, kita bisa bersatu, walau hanya beberapa hari saja. Selama ini, Lilis cuma bisa memandang kamu dari jauh atau melirik kamu, saat Lilis beli mie ayam, kamu. Sekarang, Lilis bisa memandang kamu sesuka, Lilis. Bisa memeluk kamu, kapanpun Lilis, mau. Bisa nyium kamu dan bisa dicium kamu." Lilis, tersenyum, menatapku.

Suara dari samping kamar semakin hot saja. Lilis kembali tertawa dengan mulut tertutup. Telunjuknya menunjuk ke arah suara erangan dan rintihan berasal.

"Ujang, gak kepengen, ngentot ? Kalo pengen, buruan, telanjangin, Lilis. Jangan Lilis terus yang mulau duluan. " Lilis tersenyum, menggodaku.

Tanpa disuruh 2x, aku langsung memeluk, Lilis. Kucium bibir indahnya, tanganku meremas toketnya yang tertutup baju dan bh.

Tidak puas hanya meremas toket Lilis yang masih tertutup baju, aku berusaha membuka baju gamis Lilis. Tak ada penolakan, Lilis mengangkat tangannya ke atas membiarkan bajunya terlepas. Roknyapun kutarik lepas. Aku kesulitan saat berusaha melepas pengait bh Lilis, agak lama, akhirnya aku berhasil membuka Jilbabnya kulepas.

Kucium bibirnya dengan lembut, lalu leher jenjangnya kuciumi dan kujilat jilat, agak asin, keringatnya mungkin. Ciumanku merembet ke arah dadanya, kujilat jilat kulit toketnya yang halus dan lembut. Puting toketnya semakin mengeras. Dengan gemas aku menghisapnya diselingi gigitan kecil.

"Jang, kamu makin pintar." bisik, Lilis.

Cukup lama aku bermain di toket, Lilis yang indah dan kenyal. Ada kesenangan tersendiri, saat kudengar rintihan nikmat, Lilis.

Kudorong tubuhnya agar rebah, terlentang. Tanganku menarik celana dalamnya, penutup terakhir tubuhnya. Dan, aku melihat keindahan memeknya yang berwarna, pink. Indah tanpa bulu yang habis kucukur, tadi.

Kuhirup aroma memeknya yang khas, entah kenapa aku begitu suka dengan aroma memek wanita. Aku ketagihan, atau mungkin kecanduan. Kujilat perlahan memek, Lilis. Aku Senggol senggol itilnya yang menyembul, indah.

"Jang...." panggil Lilis, . Suaranya dibuat sepelan mungkin agar tidak terdengar orang yang berada di kamar, sebelah.

Lidahku masuk ke lobang memek yang sudah mulai basah oleh cairan birahi. Kubuka belahan memeknya, agar lidahku bisa masuk dengan bebas. Jarikupun ikut masuk lobang memek, lidahku menjilat jilat itilnya dengan rakus.

"Jang, ampuuuun, ennnak."

Aku semakin bersemangat, jariku mengocok ngocok memek, Lilis dengan lembut. Itilnya aku hisap hisap membuat Lilis, mengejang nikmat. Tangannya memegang kepalaku.

"Jang, Lilis keluarrrrrrrrrr, aaaaaaah!" begitu dahsyat kenikmatan yang dirasakan Lilis, sehingga dia tidak mampu menahan suaranya agar tidak menjerit. Reflek tangannya menutup mulut.

Setelah kulihat Lilis mulai tenang, aku merangkak diatas tubuhnya, kuposisikan kontolku di lobang memek, Lilis. Namun saat aku mau memasukkan, kontolku. Lilis mendorong dadaku.

"Sayang, jangan dimasukin, dulu. Lilis belum nyepong kontol, kamu. Sekarang Ujang terlentang, aja." kata, Lilis.

Lilis merangkak di atas, tubuhku. Bibirnya melumat bibirku dengan penuh perasaan. Lalu ciumannya merayap ke belakang kupingku. Dijilatinya belakang kuping tanpa rasa jijik. Jilatan dan ciumannya merayap ke arah leherku, membuat sekujur tubuhku merinding nikmat. Tidak berhenti menjilati leherku, lidah Lilis menjilati setiap inci leherku, lalu merayap turun ke dadaku. Dicium dan dijilatinya semua bagian dadaku, sebelum akhirnya berhenti di puting dadaku.

"Ochhhh, Lilis, " bulu kuduk di sekujur tubuhku benar benar berdiri dan merinding oleh rasa nikmat.

Lidah Lilis kembali bergerak ke arah samping dadaku, merayap ke ketiakku. Lilis, mengangkat tanganku agar sejajar dengan kepalaku. Ketiakku terbuka, dan aku kaget saat Lilis menjilati ketiakku yang berbulu jarang, tanpa rasa jijik. Geli geli nikmat. Bukan hanya ketiak kiriku saja yang dijilatinya, ketiak kananku, juga.

"Jang, ini namanya mandi, kucing." kata Lilis, menerangkan apa yang sedang dilakukannya.

Jilatanya merambat ke perutku, turun semakin mendekati kepala kontolku, agak lama Lilis menjilat samping kiri dan kanan pangkal kontolku tanpa menyentuh kontolku. Lalu jilatannya kembali bergerak ke bawah, menuju paha bagian dalamku, tepat di bawah pelerku.


Rasa geli dan nikmat, membuatku merinding. Setiap bagian pahaku benar benar dijilatinya seperti kucing yang sedang menjilati anaknya. Dari atas ke bawah, lalu kembali naik menuju pelerku.

"Lilis, aduhhhhh enak, banget." saat lidah Lilis menjilati peler bagian bawahku. Berulang ulang semakin naik ke atas. Ke pangkal kontolku. Geli geli enak. Hanya yang.pernah merasakannya yang tau nikmatnya.

Akhirnya Lilis mengulum kepala kontol, menghisapnya dengan lembut. Kepalanya bergerak naik turun memompa kontolku dengan cepat. Sekali kali kintolku dikocok kocoknya dengan cepat sambil kepala kontolku dijilatinya. Lalu kembali disepong nya dengan bernafsu.

"Udah, Lis, aku gak tahan." aku bangkit menahan pundak Lilis agar menjauh dari kontolku. Lilis langsung memelukku, bibirnya mencium bibirku dengan bernafsu, membuatku kembali jatuh, terlentang.

Lilis kembali menindihku sambil menciumi bibirku, tangannya meraih kontolku, diarahkan ke lobang memeknya. Setelah pas, Lilis menekan pinggulnya.

"Aaaaaaw, Jang. Kontol kamu, masuk memek, Lilis." Lilis menatapku, sayu. Bibir tipisnya terbuka menikmati saat kontolku menerobos, memeknya.

Basah sekali memek, Lilis. Basah, tapi tidak mengurangi cengkramnya yang hangat dan lembut. Basah karena birahinya. Sehingga saat kontolku keluar masuk memek, terdengar suara yang merdu, menambah sensasinya.

"Jang, ennnnnnak..." Lilis mengerang, nikmat.

Pinggulnya bergerak lembut, seakan ingin menikmati setiap inci gesekan kontolku dan memeknya. Bibirnya terus menjilati leherku, hingga tubuhnya tiba tiba mengejang, menyambut orgasmenya.

"Jang, Lilis keluaaaaaar, nikmaaaaaat. " nafasnya tersengal sengal. Otot otot memeknya berkontraksi, berkedut kedut meremas kontolku.

"Jang, gantian Lilis di bawah ya, sayang !" Lilis bangkit, merebahkan tubuhnya di sampingku. Pahanya mengangkang lebar.

Aku merangkak di atas tubuhnya yang sexy. Lilis meraih kontolku, menuntunnya ke lobang memeknya yang menganga siap menerima hujaman kontolku.

Awwww, Jang....!" Lilis mengerang saat kontolku menerobos masuk perlahan ke dalam memeknya yang sempit.

Perlahan aku mempercepat kocokanku, memek Lilis memang nikmat. Walaupun becek, tapi cengkeramannya begitu terasa. Hangat dan lembut. Ditambah suara yang keluar akibat kocokan kontolku di memeknya, menjadi irama musik yang sangat merdu.

"Lis, ennnnak banget. Akkkku mauuu kellluarrr, " erangku menahan, nikmat.

"Iyyyyya, Jang. Lilissssssssss, keluarrrr lagiiiii. " kembali Lilis meraih orgasme keduanya.

Akupun semakin cepat mengocok memek, Lilis. berusaha secepat mungkin meraih orgasme. Hingga akhirnya, puncak kenikmatan menghampiriku. Kontolku berkedut kedut menembakkan pejuh ku ke dasar memek, Lilis.

"Aduh, Lis, akku kelllluarrr." nafasku tersengal sengal.

Belom lagi orgasmeku reda, Lilis menggoyang pinggulnya naik turun. Tangannya memelukku, erat. Sangat erat.

"Jang, Lilis, kellluar lagiiiiii. Aduhhhhhh ennnnnak, banget." kembali Lilis mengejang, dilanda orgasme yang sangat dahsyat. Memeknya kembali berkintraksi menghisap kontolku sekaakan ingin menguras pejuhku.

Hening, hanya dengus nafas kami yang terdengar, sisa sisa orgasme semakin mereda. Cukup lama, Lilis tidak mau melepaskan tubuhku dari atas tubuhnya, akhirnya Lilis melepaskan pelukannya. Sejenak kami berciuman. Akupu bangkit dari tubuhnya, kontolku yang mulai n
Mengecil, keluar dari memeknya.
********
 
Terakhir diubah:
Semalam bisa langsung dapet 3 memek jang...
Bagi" atuh ujang...
 
Kerrenn euyy ceritanya mengalir dan bergelora, semoga si Ujang tambah pengalaman selain lilis dan wati....
 
Mantap jang ditunggu lanjutan nya masih ada typo tp udah nga terlalu banyak
 
Bimabet
Ayo jang jdlah pejantan...
bisa hamil nih teh lilis....teh wati jang kalah.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd