Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Ritual Sex di Gunung Kemukus

Bimabet
Apa nanti hubungan ujang dan lilis akan berlanjut setelah ritual gunung kemukus hu
 
Widih mantap dah saran aja jang, kalau udah sukses ningsih ujang jadiin istri aja pan yg ambil perawan ningsih ujang, otomatis jadi ipar lilis pan bisa terus2an tuh bantuin lilis hamil kalau gagal coba lagi ulangi sekali dayung 2 lobang tercocoki kalau lastri jadiin bini kedua aja mantap pan tukang mie ayam punya istri 2 hehehe
 
Seru kayaknya ya kalo yg hamil duluan Ningsih bAru lilis nyusul hmil...alasannnya ternyata pas ritual ternyata bukan masa subur lilis...
 
Mantap gan ceritanya beda sama cerita di gunung kemukus sebelumnya. Tetap berkaya semoga lebih mantap lagi ceritanya..haha...
 
Bab 12 : Bibi Genit

Setelah selesai Ritual Gunung Kemukus, kami mengantar Ningsih pulang ke Garut, hanya sampai terminal. Lilis takut kalau Ningsih nyasar lagi ke tempat lain. Sampai Garut jam 7 pagu, kami langsung naik bis ke bogor sampai bogor jam 14.30.

Sampe Ciawi, kami berpisah. Lilis naek angkot lebih dulu, pulang ke rumahnya. Sedangkan aku berencana mampir dulu ke rumah bibiku, adik ibuku yang tinggal di bogor, juga. Tidak jauh dari tempatku tinggal dan bekerja.

Untuk ukuran desaku, Bi Narsih sudah bisa dibilang, sukses. Suaminya punya Kios di Pasar Bogor. Usia Bi Narsih juga masih muda, 37 tahun, beda 4 tahun dengan ibuku. Bi Narsih punya 2 orang anak, wanita. Yang pertama Desy, sudah kelas 12 SMU dan yang ke 2 Dinda, kelas 9 SMP. Aku cukup akrab dengan, keluarga bi Narsih.

"Assalam mu'alaikum!" aku mengucapkan salam di depan pintu rumah yang tertutup.

"Wa " alaikum salam." terdengar jawaban dari dalam. Suara Bi Narsih, aku kenal suaranya. "Ujang, masuk. Kebetulan, Bibi ada perlu sama kamu." kata Bi Narsih.

"Kok sepi, Bi ? Pada ke mana ?" tanyaku melihat keadaan rumah yang sepi. Biasanya jam segini Desy dan Dinda sedang nonton TV.

"Si Desy lagi ke rumah temannya, pulang jam 7, kalo Dinda lagi ke rumah neneknya." jawab Bi Narsih.

Di usia 37, Bi Narsih masih terlihat menarik dan matang. Wajahnya bisa dibilang cantik. Apalagi bibirnya yang tipis sangat sensual dan matanya yang terlihat genit, walau hidupnya pesek. Tapi secara keseluruhan, Bi Narsih cantik.

Tubuhnya masih langsing, perutnya rata serasi dengan payudaranya yang bulat, berukuran sedang. Kegemaran Bi Narsih yang selalu mengenakan baju ketat, membuat mata setiap lelaki pasti akan tergiur melihatnya. Apalagi kali melihat pantatnya yang besar dan bulat.

"Jang, kamu jangan bilang bilang Mamang, kita ketemu di Gunung Kemukus !" kata bi Narsih, membuatku terkejut.

Aju bertemu dengan Bi Narsih di Gunung Kemukus ? Aku berusaha mengingatnya. Ya, memang aku melihat seorang wanita berjilbab saat di Warung tempatku menginap. Wajahbya memang mirip dengan Bi Narsih. Tapi wanita itu berjilbab dan aku belum pernah melihat Bi Narsih pakai jilbab dan baju muslim. Yang kutahu, ke manapun Bi Narsih pergi, dia selalu memakai celana panjang ketat dan kaos ketat yang mempertontonkan keindahan tubuhnya.

Kucoba coba mengingatnya kembali sementara Bi Narsih ke dapur membuatkan kopi. Ya, aku melihat wanita berjilbab itu duduk di hadapanku, menunduk, gelisah. Kami sempat bertukar senyum tanpa bicara, karna kuanggap wanita itu hanya mirip, Bi Narsih. Bahkan saat kami berpapasan di kamar mandi, wanita itu hanya tertunduk, dan sempat memegang pergelangan tanganku tanpa bicara. Aku baru sadar, ternyata wanita itu benar benar Bi Narsih, dia menginap di sampinv kamarku. Suaranya, ya itu benar benar suara Bi Narsih yang sedang merintih digenjot pria, selingkuhannya.

Saat menyadrinya, jantungku berdegub sangat kencang. Dunia ini benar benar sempit, di tempat yang jauh dari bogor, aku bertemu Bi Narsih, adik ibuku.

"Janji ya, Jang !" suara Bi Narsih mengagetkanku. Tiba tiba Bi Narsih sudah datang membawa segelas kopi, untukku

"Iiiiya, Bi, Ujang janji." kataku, setelah rasa terkejutku hilang.

"Cewek yang sama kamu, cantik, Jang. Namanya siapa ? Orang mana? " bi Narsih mulai bertanya. Atau mungkin sedang mengintrogasi, aku.

"Lilis, rumahnya deket tempat tinggalku." kataku.

"Bibi menurut kamu, masih cantik gak ?" kata Bi Narsih, tangannya meraih daguku, menggerakkan wajahku agr menatap, wajahnya.

"Bibi juga masuh, cantik kan mamah gaul, " kataku menirukan kalimat ibuku. Aku terkejut, saat Bi Narsih, tiba tiba mencium bibirku dengan rakus.

"Mulut Ujang harus disumpal buar gak cerita cerita ke orang, kita ketemu di Gunung Kemukus." kata Bi Narsih, kembalu di mencium bibirku.

Mendapat perlakuan seperti itu, menbuatku jadi kurang ajar. Tanganku meremas toket Bi Narsih, tidak ada penolakan darinya. Justru ciuman Bi Narsih semakin hot, lidahnya masuk mulutku, seperti ular yang bergerak menjipat jilat lidahku.

"Ponakan Bibi udah berani kurang ajar, ngeremes toket, Bibi." kata Bi Narsih, menggodaku. " kamu benar benar harus dikasih pelajaran, y! " bi Narsih tersenyum genit, melihatku yang terus meremas toketny.

"Pelajaran apa, Bi?" kataku yang semakin berani kurang ajar pada, Bibiku.

"Kontol kamu harus, digugit." Bi Narsih berjongkok di depanku. Dengan lincah tangannya melepaskan ikat pinggabg dan kancing celanaku. Aku mengangkat pinggulku saat Bi Narsih menarik celanaku ke bawah. Twing, kontolku terlepas dari sangkarnya. Mengacung tegak dan perkasa.

"Wow, Jang. Gede banget. Bisa dower memek bibi dientot kontol, kamu."Bi Narsih langsung melahap kontolku, diemut emutnya kepala kontolku dan batangnya dikicok kocok pelan. Bi Narsih ternyata sangat pintar memperlakukan kontol. Dia begitu memanjakan kontolku seperti pemain bokep yang sering kutonton bersama teman temanku.

" Bi, enak banget sepingannya. Uhhhhh. Gantian, Bi. Ujang pengen jilatin memek, Bi Narsih. "

"Jangan kurang ajar, Jang. Masa memek bibi sendiri mau dijilatin. Kapan kapan aja, kalo mau jilatin memek bibi, kalo sekarang takut keburu ada yang pulang." jawab Bi Narsih, sambil bangkit berdiri. Diturunkannya celana leging dan celana dalamnya sampai paha. Bi narsih menungging membelakangiku, kontolku di paskan ke lobang memeknya. Blessss kontolku masuk memek Bi Narsih.

"Aduhhhhh, Jang. Kontol kamu gede banget. Daser ponakan gak sopan, memek bibi sendiri disodok." dengan posisi memelakangiku. Pantat Bi Narsih bergerak turun naik mengocok kontolku dengan cepat.

"Memek Bi Narsih, ennnnak banget.." kataku. Tanganku melingkar di pinggangnya, jariku menggosolk gosok itilnya, membuat Bi Narsih husteris keenakan. Goyangan pinggulnya semakin cepat dan liar, mengocok ngocok kontolku.

"Gila, Jang. Kontol kamu sampe mentok memek, Bibi. "

Benar benar gila apa yang aku lakukan, ngentot dengan bibi kandung sendiri. Ternyata efek dari Ritual Gunung Kemukus, menbuatku bisa menyetubuhi bibikku sendiri, yang selama ini sudah banyak membantu kehidupan keluargaku. Ini namanya AIR SUSU DIBALAS AIR PEJUH.

"Jang........bibiiiiuu mauuu kellllluar, aduhhhhhhhh kontol ennnnnnak...." tubuh Bi Narsih mengejang, menyambut orgasmenya. Nafasnya tersengal sengal.

Setelah orgasmenya, reda. Bi Narsih bangun dan duduk di sofa. Dia membuka celananya lepas dari tubuhnya. Pahanya nengangkang, sehingga aku dapat melihat dengan jelas menek Bi Narsih yang menganga sehingga lobangnya terlihat, jembutnya lebat.

"Jang, buruan entot lagi, memek bibi;" kata Bi Narsih, tangannya menarik kontolku.

Aku segera bangkit, berdiri dengan dengkul. Bi Narsih mengarhkan kontolku ke pintu masuk memeknya yang hitam dan berjembut lebat.

Perlahan aku mendorong kontolku masuk memek Bi Narsih, hangat sekali memek Bi Narsih. Langsung aku tancap gas, memompa memek Bi Narsih dengan cepat dan bertenaga membuat bibiku itu semakin histeris, keenakan.

"Gila, jang. Bibi bisa ketagihan kontol, kamu. Gede banget, mana keras." kata Bi Narsih, merem melek keenakan.

"Memek bibi juga, enak." kataku sambil terus mengocok memek, Bi Narsih.

Setelah cukup lama memompa memek Bi Narsih, Aku merasa puncaj kenikmatan semakin dekat. Kintolku semakin sensitf.

"Bi, Ujang mauuuu kelllluar."

"Keluaaaarin, Jang. Bibi jugaaaaaaaa mauuuuu kelllluar. Aaaaaaa, gila, Jang. Bibi dientot ponakan, sendiri...."

Ahirnya pejuhkupun muncrat membanjiri memek Bi Narsih. Tubuhku mengejang dan bibirku mengeram, nikmat.

"Jang, bibiiiiii, keluarrrrrrr, ennnnnak." bi Narsih pun mengeram, tubuhnya mengejang, nikmat.

Hening, setelah kami mencapai orgasme, hanya dengus nafas kami yang terdengar. Setelah agak lama, aku mencabut kontolku dari memek Bi Narsih. Aku mengelap kontolku dengan tisu yang terletak di meja. Bi Narsih bangkit mengambil celananya dari lantai, lalu ke kamar mandi.

Aku duduk, merenungkan apa yang baru saja terjadi, benar benar diluar akal sehat. Aku meminum kopi yang mulai dingin, kunyalakan sebatang rokok. Julihat Bi Narsih keluar kamar mandi, sudah mengenakan celananya, lagi.

"Bibi, mau nyapu dulu, Jang. Bentar lagi, Pamanmu datang. Sudah jam 4. Kamu mandu sana, badan kamu bau, belim mandi." kata Bi Narsih sambil mencium, pipiku.
*****

"Kebetulan kamu datang, Jang. Tadinya bibi kamu mau Mamang suruh nemuin, kamu." kata Mang Karta yang tiba tiba sudah ada di dalam, rumah. Aku segera mencium tangannya.

"Ada apa, Mang !" tanyaku. Aku tidak berani menatap matanya, ada perasaan bersalah, baru saja aku ngentot dengan istrinya. Padahal, Mang Karta sangat baik padaku dab keluargaku.

"Mamang mandi, duli. Baru kita ngobrol." kata Mang Karta.

Selesai mandi, Mang Karta mengajakku ngobrol di teras rumah.
Bi Narsih membuatkan 2 gelas kopi dan pisang goreng untuk, kami.

"Mamang sudah pesen gerobak buat kamu jualan, mi ayam. Dari pada kamu setoran sama, orang. Kan lebih baik kamu jualan sendiri. Kamu bisa bawa Ibu kamu dan adik kamu tinggal di sini. Adik kamu si Kokom bisa bantu bantu masak di sini. Di kampung juga gak, kerja. Si Limah, tahun inikan masuk SMA, kasian kalo gak diterusin. Siapa tau, ada salah satu dari adik kamu yang sukses. Lagi pula, kasian ibumu kali tinggal di kampung, kerjaanya paling ngoret ( membersihkan rumput liar di kebon) kebon orang. Kamu cari kontrakan murah yang tahunan, mamang yang bayar, jadi kamu bisa fokus merintis usaha jualan mi ayam, kamu." kata Mang Karta, panjang lebar.

Aku terharu mendengar kebaikan Mang Karta, padahal tadi aku sudah menghianatinya.

"Iya, Jang. Siapa tau kamu bisa sukses. Bibu sama Mamang udah rundingan masalah itu." kata Bi Narsih, menyambung perkataan Mang Karta.

"Iya, Mang. Ujang mau. Besok Ujang ngomong ke bos, mau berenti. " jawabku.

"Sekalian nyari kontrakan, uangnya sudah mamang kasih ke bibi kamu." kata Mang Karta.

Melihat wajahku yang nampak keletihan dan beberapa x menguap, Mang Karta menyuruhku istirahat di kamar atas.
******
 
Pertamax...

Sudah mulai kebuka pintu rejekinya Ujang, keknya berhasil ritualnya nih
 
Terakhir diubah:
Adakah serangan fajar pada epiaode berikut nya...???
Semogaaaa....
 
msh byk typo suhu...tp msh bs nangkep maksud kalimat ny..mksh suhu update ny
 
Untung lagi ujang bisa dapat meki bibinya sendiri
di tunggu update selanjutnya hu
 
Gila..
Makin mantap aja nih cerita..
Lanjut mang.....

NB : jangan lupa kasih kbr kalo sudah update.. Thanks..
 
Nungguan si ujang buat kimpoi sama anaknya bi narsih Dan mang karta yg Masih sma .. pasti lebih Gila ketimbang maen sama Nining .. hahaha
 
wuih..***k ada kata ranjau bagi ujang...bom pun disikat habis...embat semua lubang, hehehehe...ngeri2 enyoyyy
 
Bimabet
Dengan tak sengaja ujang dah punya ilmu gerilia disetiap sudut..sepulang dari gn kemukus.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd