Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Ritual Sex di Gunung Kemukus

Chapter 19

Wajah yang cantik dan tubunya yang indah berubah menjadi sangat mengerikan. Mengingatkanku dengan cerita tentang wewe gombel, cerita yang sering aku dengar untuk menakut nakutiku saat aku masih tetap ingin bermain waktu Maghrib. Dan sosok mengerikan itu benar benar muncul menindihku. Apakah ini halusinasiku atau bau busuk yang tercium dari memek Limah adalah ciri dari mahluk jadi jadian yang menyerupai Limah? Sepertinya begitu, menurut ibuku, Wewe Gombel akan menyaru menjadi manusia untuk menculik anak anak yang berkeliaran saat Maghrib. Tapi, aku bukan anak kecil lagi.

Wajah buruk itu memegang kontolku dan mengarahkan ke lobang memeknya yang sebesar memek kerbau mengingatkanku dengan memek kerbau di kampungku. Benar benar sangat mirip memek kerbau. Sering kali aku dan teman teman saat menggiring kerbau pulang, kami melihat memek kerbau bahkan mempermainkannya dengan memasukkan jari jari kami karena menurut temanku bentuknya sangat mirip dengan memek perempuan. Dan kini memek kerbau itu menempel pada kepala kontolku.


Aku panik dan berusaha mendorong tubuhnya yang besar, tetapi saat tanganku menyentuh tubuhnya, tanganku terkulai kehilangan tenaga. Tanganku seperti lumpuh, benar benar tidak mampu kugerakkan. Ini tidak nyata, ini hanyalah halusinasiku saja. Jeritku dalam hati sehingga tanganku kembali bisa kugerakkan untuk mendorong mahluk yang sangat mengerikkan yang ada di atas tubuhku. Tubuh mahluk mengerikan itu sangat berat, seberat batu yang ada di pekarangan belakang rumahku. Mahluk itu tidak bergeming sedikitpun, tanganku seperti menyentuh gundukan lemak.

Mataku melotot melihat payudaranya yang sangat besar tiba tiba menutupi wajahku sehingga sulit bernafas. Aku panik berusaha menyingkirkan payudara yang menutupi wajahku, namun usahaku sia sia. Satu satunya yang bisa aku lakulan adalah meindung wajahku agar payudaranya tidak menutupi hidungku, setidaknya aku masih bisa bernafas. Rasa takut yang kualami benar benar dahsyat. Awalnya aku beranggapan ritual yang kulakukan sama seperti ritual ritual sebelumnya, apa lagi saat melihat kencantikan Limah, aku pria yang sangat beruntung.

Ternyata apa yang kubayangkan tidak sesuai dengan kenyataannya, bukan Limah yang menduduki kontolku, melainkan sosok yang selalu digunakan menakut nakutiku. Sosok yang membuatku memeluk Ibu tanpa berani melepaskannya. Sosok yang selalu menjadi momok yang sangat menakutkan dalam hidupku, bahkan hingga kini bulu kudukku akan berdiri begitu namanya disebut.

"Aduhhhhh sakitttt...!" aku mendengar suara Limah menjerit kesakitan. Apa dia menjadi korban keganasan Wewe Gombel yang sedang berusaha memasukkan kontolku ke dalam memeknya yang lebar? Tapi aku tidak bisa berpikir bagaimana keadaan Limah, bahkan kondisiku mungkin lebih mengerikan dari pada Limah.

Kontolku semakin tenggelam di lobang memek Wewe Gombel membuatku sangat panik, berusaha bangun dari tindihan Wewe Gombel. Tapi kekuatanku tidak sebanding dengan kekuatan yang dimiliki Wewe Gombel, janganku bisa menyingkirkannya dari atas tubuhku. Menyingkirkan payudaranya dari wajahkupun aku tidak mampu. Aku pasrah saat kontolku semakin dalam masuk memeknya hingga ahirnya kontolku tenggelam seutuhnya.

"Yoyoh, memekku robek...!" jerit Limah menghiba, suara Limah mampu menlbangunkan kesadaranku untuk menolongnya. Aku harus menolongnya karena keselamatannya berada di tanganku, tanggung jawabku. Tidak bisa kubayangkan murkanya Ki Ja'i kalau cucunya celaka. Terlebih celaka karena diperkosa gondoruwo yang menyamar menjadi diriku.

Apa yang harus aku lakukan? Segala cara sudah kucoba untuk menyingkirkan tubuh mahluk yang sangat menjijikkan ini, namun selalu gagal.

"Aduhhhhh memek Limah, sakittt..!" suara tangisan Limah terdengar jauh, siapa yang sudah memperkosanya sehingga gadis cantik itu menangis pilu? Bukankah dia datang untuk melakukan ritual denganku? Keperawanannya seharusnya aku merobeknya, bukankah itu artinya ritualku gagal. Gondoruwo yang menjadi diriku, pasti dia.







Aku kembali berusaha meronta dari tindihan Wewe Gombel yang sedang memacu kontolku, bau busuk yang sempat hilang membuatku nyaris muntah. Tuhan, apa salahku sehingga harus menanggung semua penderitaan ini. Dosa apa yang dilakukan ayahku sehingga aku mendapatkan karmanya yang seperti ini.

"Gak apa apa, aku juga tadi begitu, lama lama enak." terdengar suara Yoyoh seperti memberi semangat kepada Limah yang sedang menangis kesakitan. Kenapa Yoyoh ? Seharusnya dia berusaha menolong Limah agar ritualku berhasil. Sekarang harapanku untuk menyempurnakan ritual kandas.

Tiba tiba suara tangisan Limah hilang, suara Yoyohpun tidak lagi terdengar. Yang terdengar adalah erangan dan rintihan mahluk mengerikan yang sedang menindihku. Di mana Limah, di mana Yoyoh kenapa aku tidak melihat kehadiran mereka di sini? Apa yang sebenarnya sedang terjadi? Pandanganku terhalang oleh payudara Wewe Gombel yang sedang memacu kontolku. Herannya aku tidak merasakan apa apa, kontolku seperti memasuki lobang besar yang lembab.

Rasa takut semakin menguasaiku, semakin aku berusaha melepaskan diri dari tindihan mahluk yang menjijikkan itu, semakin tenagaku hilang sehingga kedua tanganku terkulai lemas tidak mampu aku gerakkan. Aku mulai putus asa, pasrah dengan keadaan yang berada di luar kendaliku.

"Masih sakit gak, Lim?" tanya Yoyoh terdengar dari jauh. Apa yang sedang terjadi dengan ke dua gadis yang seharusnya menjadi pasangan ritualku? Keyakinanku bahwa Limah mengalami nasib yang sama sepertiku, diperkosa oleh mahluk menyeramkan seperti Wewe Gombel ? Tapi bukan Wewe Gombel yang memperkosa Limah, aku sangat yakin mahluk itu gondoruwo.

Aku harus melawan agar bisa menyelamatkan Limah, kembali aku berusaha menyingkirkan payudara Wewe Gombel yang menutupi wajahku agar aku bisa melihat apa yang sedang dialami oleh Limah, tapi aku gagal menyingkirkan payudara Wewe Gombel yang sangat besar. Semakin aku berusaha, payudara Wewe Gombel seperti membesar dan semakin membesar membuatku menyerah. Usahaku sia sia, hanya berharap Wewe Gombel segera terpuaskan sehingga aku bisa menolong Limah.


"Aduhhhh ampunnnn, kok memekku jadi ennnak..!" seru Limah takjub. Gila, kenapa sekarang Limah justru menikmati perkosaan genduruwo yang menyamar menjadi diriku. Apa dia benar benar sudah takluk oleh kepiawaian gondoruwo dalam memuaskan seorang gadis perawan seperti Limah.

"Kamu kenapa, Jang?" tanya Mang Karta melihatku meringkuk di depan pintu kamar ibu. Aku bersorak girang melihat kedatangan Mang Karta yang entah dari mana sehingga pulang malam.

Aku tidak berani masuk kamarnya karena Ibu tidak pernah mengijinkanku tidur dengannya. Masa anak laki laki tidur dengan, Ibu..! Begitu yang selalu dikatakan ibu setiap kali aku merengek ketakutan karena mendengar suara burung hantu, aku sangat berharap ibu mengijinkanku tidur dengannya. Terpaksa aku keluar dari kamarnya dan meringkuk di depan pintu kamar ibu, berharap ibu menyuruhku masuk. Harapan yang sebenarnya tidak pernah terjadi, ibu tidak pernah mau membukakan pintu kamarnya untukku.

Suara burung hantu kembali terdengar. Aku meloncat memeluk Mang Karta m, menyembunyikan wajahku di dadanya yang kekar. Mang Karta mendekapku seolah ingin mengatakan, tidak ada yang perlu ditakuti selama dirinya ada di sampingku.

"Masa sama suara burung hantu saja, takut.!" kata Mang Karta mengangkatku dalam dekapannya. Mang Karta mengajakku keluar mencari sumber suara burung hantu yang kudengar membuatku semakin erat memeluk Mang Karta.

Hingga ahirnya Mang Karta menemukan sumber suara burung Hantu yang sedang bertengger di dahan pohon, suaranya benar benar sangat menakutkan. Aku tidak berani menoleh ke arah burung hantu yang menurutku sangat menakutkan. Suaranya pasti memanggil semua jenis hatu untuk berkumpul menakuti manusia. Tapi Mang Karta sama sekali tidak takut, dia justru menghampirinya. Aku semakin kagum dengan keberanian dan kehebatan Mang Karta yang menurutku tidak ada tandingannya.

"Lihat, itu cuma burung hantu yang lagi nyari makan buat anaknya, kenapa kamu harus takut?" tanya Mang Karta membangkitkan keberanianku melihat ke arah burung hantu yang terkena sorot lampu senter yang dibawa Mang Karta.

"Itu burung, bukan hantu..!" seruku girang karena berani melihat burung hantu dengan kedua matanya yang besar seperti menatap ke arah kami

"Hebat, Ujang lebih berani dari Mang Karta..!" pujian Mang Karta membuatku semakin berani. Aku turun dari gendongan Mang Karta, bertolak pinggang ke arah burung hantu yang kembali bersuara.

"Hei burung hantu, aku tidak takut oleh suara kamu..!" kataku dengan suara lantang.


Keberanianku timbul, rasa takut hanya akan membuatku semakin terpuruk. Perlahan aku meremas payudara yang menutupi wajahku, payudara yang bergoyang keras saat mahluk mengerikan itu terus memacu tubuhku. Mahluk ini tidak mengerikan dia hanya butuh kepuasan dariku seperti wanita lainnya. Dan dia akan mendapatkannya dariku.

Tanganku semakin lincah meremas dan mempermainkan puting payudaranya, memelintirnya seperti biasa aku memperlakukan puting payudara wanita yang membutuhkan kehangatanku. Berhasil, mahluk mengerikan itu merintih niat, pinggulnya semakin cepat memacu kontolku.

"Uhhhhh...ahhhhh..." erangan mahluk yang mengerikan membuat sekujur tubuhku merinding, tanpa menimbulkan rasa takuh seperti tadi. Sepertinya aku sudah mulai menaklukkan Wewe Gombel yang haus sex ini. Yerbukti dia terus mengeram dan mendesah seperti yang biasa saat aku berhubungan sex dengan para wanita yang berhasil aku taklukkan. Satu satunya yang maaih menggangguku adalah bau busuk yang semakin menyengat bersamaan dengan keringat yang membasahi tubuh mahluk itu.

Aku harus memberikan pelajaran kepada mahluk yang sedang memperkosaku ini, sekarang saatnya aku harus mengambil alih kendali permainan ini. Entah tenaga dari mana, tiba tiba aku mampu membalikkan tubuh Wewe Gombel yang berada di atasku sehingga dia yerguling ke sampingku, terlentang dengan wajah yang mengerikannya terlihat kaget.

Hai, mana Limah dan Yoyoh? Kenapa mereka tidak ada di kamar ini? Kecurigaanku terbukti, mereka diculik oleh gondoruwo dan mungkin akan dijadikan budak sex mahluk yang licik itu. Ya, gondoruwo mahluk paling licik yang sering diceritakan Mang Karta, karena Gindoruwo selalu meniru wajah orang lain untuk memperdaya mangsanya.

Aku harus menyelamatkan ke dua gadia itu bagaimanapun caranya dan satu satunya cara yang paling masuk akal untuk menyelamatkan ke dua gadis itu adalah menjadikan Wewe Gombel sebagai sekutu. Hanya mahluk mengerikan yang terlentang pasrah menanti kehadiran kontolku yang bisa membantuku, membawa kembali ke dua gadis yang seharusnya menjadi pasangan ritualku.

Ya, aku harus menaklukan mahluk ini menggunakan kontolku, kontol yang akan mengaduk aduk memeknya. Tanpa memperdulikan bau.busuk yang bisa membuatku muntah setiap saat, aku menindih tubuh mahluk mengerikan ini, kontolku tepat mengarah ke memeknya dan tanpa pemberitahuan kontolku menerobos memeknya hingga seluruh batang kontolku terbenam di celah sempit yang sama sekali tidak menimbulkan rasa nikmat.

"Och....arghhhhh..!" mahluk ini ternyata mengakui kehebatan kontolku, dia mengerang nikmat walau aku tidak melihat ekspresi wajahnya yang sangat mengerikan. Wajah yang sangat menjijikan.

Tanpa memandang wajahnya aku memacu kontolku mengocoknya dengan bertenaga dan kecepatan penuh, aku harus bisa menaklukkannya secepat mungkin sebelum semuanya terlambat dan aku tidak bisa menolong Limah dan Yoyoh. Aku harus berpacu dengan waktu.

Mahluk itu semakin belingsatan menerima sodokan kontolku, pinggulnya ikut bergerak menyambut hujaman kontolku sehingga ranjang yang terbuat dari kayu jati bergerak seperti mau rubuh. Tapi pikiranku lebih tertuju untuk secepatnya menaklukan mahluk ini. Aku harus fokus agar kontolku tetap tegang dengan tidak memandang wajhnya yang sangat buruk. Bisa kacau kalau kontolku tiba tiba menjadi lembek gara gara melihat wajahnya yang sangat buruk, wajah terburuk yang pernah aku lihat. Walau sebenarnya kehawatirannku tidaklah beralasan, sejak tadi kontolku tetap keras dan sedikitpun tidak menunjukkan tanda melembek.

"Argggggg.....!" mahluk mengerikkan itu menjerit, jeritan yang menusuk telingaku, jeritan yang membangkitkan bulu romaku. Tiba tiba kukunya yang tajam mencekik leherku dengan kencang, menembus kulitku........

Bersambung
 
Kawin sama wewe gombel emg di percaya bisa nambah kesaktian, tp benar/tidak ane jg gga tau krn blm ngalamin
Klo bisa sih jangan :ugh:
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd