Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Ritual Sex di Gunung Kemukus

Chapter 23

"Sadar Jang, pikirkan anak istrimu kalau ritual ini sampai gagal..!" kata Bu Tris membuatku tersadar. Ada Lilis dan Ningsih yang berharap aku bisa meraih kesempurnaan ilmu sehingga mereka berkorban banyak untukku, membiarkanku menikmati tubuh wanita lain. Aku yakin hati mereka sangat sakit membayangkanku sedang berdua dengan pasangan ritualku.

Perlahan aku mundur menjauhi Bu Tris. Penderitaanku tidak sebanding dengan penderitaan Lilis dan Ningsih, aku harus bisa melewati semuanya demi mereka. Dengan langkah lunglai aku kembali ke kamar mandi, mungkin air bisa menenangkanku. Tapi setelah air dalam bak tersisa setengah, tidak mampu menenangkan pikiranku sedikitpun. Air yang membasahi tubuhku seperti api yang semakin membakar gairahku.Apa yang sedang terjadi denganku?

Gila, apa yang sebenarnya terjadi padaku? Kenapa ritual ini sangat berat melebihi saat aku melakukan pati geni tiga hari tiga malam atau saat aku melakukan tapa gantung di dalam sumur dengan kaki terikat. Tapa yang kuanggap paling berat saat Abah mengikat kakiku dan perlahan lahan menurunkannya ke dalam sumur, kepalaku hanya sejengkal dari permukaan air sumur. Kenapa justru ritual nikmat ini ternyata melebihi semua ritualku. Ritual ini belum seberapa, gumamku sambil mengepalkan tangan, aku keluar dari kamar mandi.

Selesai mandi, aku melihat Limah dan Yoyoh sudah menyambutku dengan tubuh bugil. Heran, mereka tidak trauma dengan pengalaman saat kuperkosa hingga pingsan. Aku menatap mereka takjub, ketabahan mereka menjalankan ritual benar benar mengagumkan melebihiku. Aku berusaha mengendalikan gairah yang nyaris membuatku lepas kendali atas tubuhku. Aku tidak boleh menyerah seperti yang diperlihatkan oleh kedua gadis ini.

"Kenapa kalian sudah telanjang?" tanyaku. Kontolku seperti bersorak kegirangan dan sepertinya aku akan bisa menumpahkan pejuhku hingga terkuras habis. Ada harapan untuk membuat kontolku tertidur setelah satu hari satu malam tegang. Harapan yang membuat hatiku bergejolak.

"Kontol Kang Ujang kan belom ngecrot." jawab Limah menarik handuk yang membelit pinggangku sehingga kontolku terbebas dari sangkarnya, menunjukkan kegarangannya di hadapan dua gadis yang masih hijau, terlalu hijau untuk mengenal sex.

"Ritual harus bisa diselesaikan agar kami terbebas dari keburukan yang menimpa hidup kami." jawab Limah tenang, dia berjongkok di hadapan kontolku, ketabahannya membuatku kagum. Aku tidak tahu keburukan apa yang mereka alami sehingga membuat mereka nekat melakukan ritual, menyerahkan keperawanan mereka ke orang asing yang belum dikenal.

Limah mengulum kontolku dengan kaku, terlihat dia memaksakan diri mengocok kontolku dengan mulutnya yang mungil. Tidak ada rasa nikmat yang bisa kurasakan karena gigi Limah terlalu mengganggu tapi aku diam membiarkannya. Karena yang kupikirkan saat ini adalah secepatnya meraih orgasme untuk membuat kontolku beristirahat. Pikiran tolol, bagaimana aku bisa orgasme sedangkan aku tidak merasa nyaman dengan blowjob Limah.

"Limah, gantian Yoyoh juga pengan nyobain kontol Kang Ujang..!" kata Yoyoh mendorong Limah agar menjauhi kontolku. Terlihat jelas, Yoyoh lebih bernafsu dan lebih menikmati perannya sebagai pasangan ritual. Dia melakukannya dengan sepenuh hati walau pada awalnya dia melakukannya karena terpaksa, terpaksa melakukan ritual agar terbebas dari keburukan yang selalu menimpanya.

"Yoyoh, Limah baru sebentar ngemutnya." jawab Limah merasa keberatan, keasyikannya terganggu, dia bergeser memberikan kesempatan Yoyoh untuk menikmati kontolku. Wajahnya terlihat lega karena terbebas dari kontolku yang terlalu besar untuk mulutnya yang mungil.

"Nanti Limah, lagi." jawab Yoyoh tidak mau mengalah, dia langsung melahap kontolku. Terlihat kaku, tapi Yoyoh lebih telaten menghisap kontolku sehingga giginya tidak menggangguku. Aku lebih menikmati sepongan Yoyoh.

Melihat kelakuan dua gadis yang baru merasakan nikmatnya kontol membuatku tertawa geli, jadi aku tidak perlu memaksa mereka lagi justru mereka yang akan memaksaku, mereka yang akan bekerja keras menguras pejuhku dan menidurkan kontolku yang berdiri sejak kemarin.

"Ya udah kamu duluan, jangan lama lama." jawab Limah mengalah. Harusnya kedua gadis ini bekerja sama bukan saling rebutan seperti sekarang. Dengan bekerja sama, mereka bisa menaklukkanku dan menguras pejuhku hingga tidak tersisa. Benar, mungkin dengan mereka bekerja sama penderitaanku akan berakhir. Itu sebabnya aku harus melakukan ritual dengan kedua gadis ini. Aku mulai menemukan titik terang dan mulai mengerti kenapa aku harus melakukan ritual dengan kedua gadis ini. Ya, ayah dan Ki Ja'i sudah memperhitungkan semuanya dengan sangat teliti.

"Yoh, nanti dulu. Aku sambil rebahan biar biar kamu ngemut kontolnya enak, aku bisa sambil ngejilatin memek, Limah." kataku menahan kepala Yoyoh. Aku menawari mereka agar semuanya menjadi adil. Mereka bisa bergantian menghisap kontolku dan aku menghisap memek mereka bergantian sehingga mereka tidak langsung orgasme yang akan menguras stamina mereka.

"Setuju..!" jawab Limah antusias mendengar ideku, setidaknya dia tidak akan tersiksa saat mengemut kontolku.

Aku segera merebahkan tubuhku di ranjang yang sudah dirapikan saat aku mandi. Aku mencari posisi yang akan membuatku merasa sangat nyaman agar semua strategi bisa aku lakukan secara maksimal. Aku berharap kedua gadis ini tidak kehabisan stamina sebelum aku mendapatkan orgasme. Strategi ini harus berhasil, tidak boleh gagal.

Limah merangkak di atas wajahku, memeknya tepat berada di atas wajahku. Aku menarik nafas lega, memek Limah ternyata tidak berbau busuk seperti tadi. Bahkan sekarang aku mencium aroma harum dari memek Limah yang berwarna merah. Bau harum yang terasa aneh dan tidak wajar. Kenapa sangat bertolak belakang dengan bau busuk yang nyaris membuatku muntah.

"Ehe, ennnak banget." kata Limah dengan suara lirih, dia begitu menikmati sapuan lidahku di memeknya yang harum dan indah. Bukan lagi memek Wewe Gombel yang berbau busuk dan menyeramkan seperti tadi.

Sementara Yoyoh tidak mau kalah, dia melahap kontolku yang mengacung gagah,. Hebat, kenapa yoyoh begitu mahir menghisap dan mengocok kontolku seperti keahlian yang dimiliki bintang film porno. Bahkan kemampuannya jauh melebihi kemampuan Mbak Wati saat menghisap kontolku. Semua yang kualami berubah 180 derajat dibandingkan tadi. Tidak ada lagi sakit, panas seperti terbakar bahkan bau busuk yang menyengat, semuanya hilang tidak berbekas. Semuanya terasa indah dan nikmat, bahkan melebihi kenikmatan saat Lilis dan Ningsih melayaniku bersama sama.

Lidahku semakin liar menjilati dan menghisap memek Limah, menelan cairan birahi yang keluar tanpa henti. Aku heran, kenapa cairan birahi yang keluar dari memek Limah begitu banyak, seperti tidak akan pernah habis dan aku ternyata sangat menikmatinya.

"Emak, heunceut Limah diemut, enak banget..!" rintih Limah, tangannya menjambak rambutku sehingga wajahku semakin terbenam di memeknya, aku tidak merasa keberatan dengan apa yang dilakukannya. Bau memeknya harum dan sangat menyegarkan penciumanku seperti aroma terapi yang membuatku merasa nyaman.

Sementara Yoyoh berusaha mengeluarkan kemampuan terbaiknya untuk bisa menguras pejuhku. Mulutnya terus menghisap diselingi dengan mengocok kontolku menggunakan tangannya. Benar benar nikmat sangat nikmat, bahkan belum pernah ada wanita yang bisa memberikan blow job seenak Yoyoh, bahkan Dheapun tidak mampu menandingi keahlian Yoyoh. Aneh, padahal aku yakin, Yoyoh belum pernah melakukannya. Ini adalah pengalaman pertamanya.

"Ampun Kang, ennak banget...!" Limah semakin blingsatan oleh rasa nikmat saat lidahku menggelitik itilnya yang mungil. Ada yang aneh, memek Limah berkedut kedut seperti akan meraih orgasmenya. Reflek aku menghentikan kegiatanku. Belum waktunya gadis cantik ini meraih orgasme.

"Limah, gantian Yoyoh pengen ngerasain diemut..!" seru Yoyoh menghentikan aksinya, dia menatap ke arah Limah berharap menggantikan posisi nya.

"Nanti dulu, Limah belum keluar.." kata Limah tidak rela kenikmatannya diambil Yoyoh.

"Gantian Lim, sekarang Yoyoh..!" kataku berusaha menyingkirkan pantat Limah dari wajahku. Limah tidak boleh orgasme sebelum aku merasakan tanda tanda orgasme.

"Tapi, Kang...!" aku tidak peduli dengan penolakan Limah, gadis ini harus menggantikan tugas Yoyoh menghisap kontolku.

"Yoh, sini..!" panggilku, Yoyoh tidak menjawab. Dia langsung mengangkangi wajahku sehingga aku bisa melihat memeknya yang terlihat kecil karena lemak di tubuhnya. Memek yang menurutku lucu tapi tidak mengurangi keindahannya terlebih aku tahu, kenikmatan jepitan memek Yoyoh tidak kalah oleh Limah. Dan aku kembali mencium bau harum dari memek Yoyoh seperti memek Limah, entah apa yang menyebabkan memek kedua gadis ini menjadi harum, sungguh aneh.

Limah mengomel saat mengambil alih tugas Yoyoh menghisap kontolku. Dengan kasar Limah mengocok kontolku yang basah oleh ludah Yoyoh. Tapi aku tidak merasa terganggu oleh tingkah Limah yang kekanak kanakan, aku fokus ke memek Yoyoh yang berada di hadapanku.

Aku semakin bersemangat menjilati memek Yoyoh, tanganku membuka belahan memeknya sehingga aku bisa melihat lorong gelap yang menyimpan sejuta kenikmatan. Terlihat merah dan basah oleh cairan birahi yang lengket. Tanpa membuang waktu, aku menjilatinya dengan rakus, agak asin tapi menurutku sangat nikmat. Aku menghisapnya dengan rakus.

"Ennnak banget, Kang..!" rintihan Yoyoh membuat bulu kuduk berdiri. Untuk pertama kali buluk kudukku merinding mendengar rintihan seorang wanita yang sedang menikmati lidahku yang bergerak liar di lobang memeknya. Rintihan yang menggambarkan kenikmatan yang sedang dirasakan oleh Yoyoh.

Limah semakin liar menghisap kontolku, berusaha menumpahkan kejengkelannya karena gagal mendapatkan orgasme dan sekarang justru Yoyoh yang menggantikan posisinya. Tentu hal itu sangat menyakitkan, tapi ini adalah strategiku agar mereka tidak terlalu cepat meraih orgasme yang akan menguras stamina mereka sehingga akan menyebabkan penderitaan ku semakin panjang.

"Sudah ya...!" kataku mendorong pantat Yoyoh agar menjauh dari wajahku, sebelum Yoyoh meraih orgasmenya.

Tiba tiba aku merasakan kontolku masuk ke dalam lobang sempit yang lunak dan hangat, ternyata Limah yang sudah tidak tahan memasukkan kontolku ke dalam memeknya.

"Och, Limah lagi ngentot..!" seru Limah merasakan kenikmatan memeknya diterobos kontol jumbo.

"Kang emut memek Yoyoh..!" kata Yoyoh tanpa menunggu persetujuan kembali mengangkangi wajahku, sehingga mau tidak mau aku kembali menghisap itilnya, strategiku gagal total.

Sementara Limah semakin liar memacu kontolku, dia begitu menikmati kontolku yang bergerak cepat di lobang memeknya yang sempit dan nikmat. Gial, aku kembali hanyut dalam sebuah sensasi yang tidak berkesudahan. Aku terjebak dalam kenikmatan semu, kenikmatan tanpa orgasme.

"Ngentot ennnak banget, Kang. Akkku ga tahan...!" aku kaget karena Limah begitu cepat meraih orgasmenya. Strategiku hancur. Semoga Limah mempunyai stamina yang cukup untuk membuatku orgasme. Aku ingin bergerak melepaskan kontolku dari memeknya mencegah Limah meraih orgasme, sebelum semuanya terlambat.

"Kang, akkku kelllluar...!"Limah menjerit, menghancurkan strategi yang disusun. Ternyata aku tidak secerdas Lilis, strateginya jarang gagal.

Limah terdiam setelah badai orgasmenya reda, kontolku masih terbenam di dalam memeknya yang terus berkedut meremas kontolku.

"Lim, gantian aku pengen ngentot.!" kata Yoyoh beranjak dari wajahku, dia menarik Limah, sudah saatnya dia merasakan hujaman kontolku dalam lembah sempit kenikmatannya.

"Och, ennnnak...!" Limah merintih saat dia mengangkat pinggulnya sehingga kontolku terlepas dari memeknya.

Yoyoh segera menggantikan posisi Limah, tangannya meraih kontolku, bles kontolku masuk ke dalam memeknya. Gila, kenapa senikmat ini. Bahkan lebih nikmat dibandingkan jepitan memek Limah. Ada sesuatu yang berbeda, memek Yoyoh seperti menghisap kontolku.

"Ennak, Kang..!" rintihan Yoyoh seperti menarik jiwaku ke sebuah dimensi lain, dimensi yang membuatku bahagia dan seperti melupakan semuanya. Aku seperti memasuki sebuah ruangan yang luas melebihi kamar peninggalan ayahku.

Di mana aku, kenapa di sekelilingku banyak wanita yang hanya memakai kain jarik yang dililitkan di dada, mereka semua membawa sebilah tombak. Aku terbaring di sebuah ranjang yang sangat mirip dengan ranjang di kamar ayahku, tapi kenapa ranjang ini terletak di tengah tengah sebuah ruangan besar dan dikelilingi para wanita yang hanya memakai kain jarik.

“Ennnak, Kang…!” Yoyoh menjerit lirih, dia sepertinya tidak menyadari perubahan di sekeliling kami. Dia begitu asik menikmati kontolku.

Seorang wanita paling cantik menghampiriku dengan membawa sebilah tombak trisula, matanya menatapku tajam seperti ada api yang keluar dari matanya. Bibirnya menyeringai memamerkan sepasang taring yang berkilat saking tajamnya seperti terbuat dari besi pilihan. Di belakang wanita itu aku melihat Limah, kedua tangannya dipegang oleh wanita yang berdiri di samping kiri dan kanannya.

Kenapa aku kembali berhalusinasi, aku sangat yakin sedang mengalami halusinasi, seperti yang kualami saat melakukan pati geni dan tapa gantung. Tapi ini ritual nikmat, tidak seharusnya aku berhalusinasi. Ini hanyalah ritual ngentot, bukan ritual yang mempertaruhkan nyawaku, jadi kenapa aku kembali aku berhalusinasi.

“Kamu pikir ritual ini semudah yang kamu bayangkan? Tahukah kamu, belum pernah ada yang berhasil dengan ritual ini, bahkan Raja Singasari terakhir pun gagal sehingga Singasari yang megah hancur dalam sekejap. Tidak ada yang pernah berhasil, ayahmu pun mati mengenaskan.” kata wanita itu menyeringai memamerkan taringnya yang tajam. Taring yang siap mencabik cabik tubuhku.

“Kang Ujang, ngentot enak…!” suara Yoyoh kembali terdengar menyadarkanku dari rasa takut. Ya, Yoyoh masih terus bersemangat memacu kontolku tanpa terpengaruh dengan penglihatanku.

Aku pasti berhasil, pasti. Gumamku tidak memperdulikan Yoyoh yang semakin brutal memacu kontolku. Mataku menatap wanita yang berbicara denganku. Ini hanyalah halusinasi, jadi kenapa aku harus takut. Rasa takut hanya akan membuatku gagal. Aku akan membuktikan, kalau aku akan berhasil melewati semuanya, menjadi orang pertama yang berhasil menyempurnakan ilmu ini.

“Mimpi, kamu tidak akan pernah berhasil.” kata wanita itu menatapku tajam. Perlahan wanita itu membelakangiku, seolah aku hanyalah sampah yang tidak berguna.

“Dengar, perkataanmu salah, aku akan berhasil dengan ritual ini. Aku akan berhasil.!” teriakku sambil menghantam ranjang yang sedang kutiduri sehingga terdengar kayu yang patah.

“Kang Ujang, tolooooong…!” Yoyoh menjerit keras, tubuhku seperti terjatuh ke sebuah lubang. Yoyoh pun ikut terjatuh.

Bersambung

Santai aja, gan. Sambil merevisi semua chapter dari awal.
 
Jadi genre misteri nih gan, sehat selalu biar bisa nulis sampe tamat gan..
 
He he he bang @satria73 ritual yang mengasikan sekaligus taruhan nyawa. Enak sih ngentot tapi dalam ritual ini malah menyiksa kontol Jalu aka Ujang ngak bisa tidur lagi. Kalahkan nafsu pribadi untuk mencapai kesempurnaan karena Ujang takut kalau kontolnya ngak bida tidur sehinggs emosi nya tambah meluap dan itu yang menggagalksn ritual kendakikan emosi untuk meraih sukses. Thank suhu update nya apik banget dan mengesankan. Semoga Jalu aka Ujang dapat menahan emosinya sehingga ritualnya berhasil seperti raden arjuna satria penengah pandawa dapat mengendalikan emosi nya.
 
Terakhir diubah:
Gedubrak....yoyoh terlalu berat kali ya...:D

Nuhun updatena suhu agan @satria73 ...
Semoga sehat dan lancar urusannya di RL agar lancar jg Updatenya disini...Aamiin...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd