Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Ritual Sex di Gunung Kemukus

Bimabet
Sekarang lagi musim hujan jadi abdetnya mundur sampe musim kemarau
 
ceritanya begitu relistik ... penulis pernah nglakuin pasti ... cuma crita ngentotnya terasa berlebiahn :pantat:
 
Lanjut juragan, itu yg saya maksudkan cerita diluar gunung Kemukus.
Masih berlanjut ya
 
Bab 16 : Child Jaman Now


Ahirnya selesai juga aku merapikan kamar yang akan ditempati ibu dan adik adiku. Kasur sudah aku gelar di atas lantai. Spre sudah aku pasang rapi, menurutku. Karna biasanya ibu akan bilang, spreinya belum rapi. Cuma perbedaan sudut pandang, biasalah. Besok ibu dan adik adikku sudah pindah ke sini.

Gerobak sudah selesai aku perbaiki dan cat ulang. Peralatan jualan juga sudah komplit. Sekarang hari sabtu, hari senen aku sudah mulai, jualan. Aku sudah tidak sabar menuggu, hari Senen. Berjualan dengan modal sendiri, tidak memikirkan setoran tiap harinya. Semoga ini menjadi awal yang baik, pikirku.

Aku merebahkan tubuhku di atas kasur yang baru selesai aku tata. Nyaman sekali rasanya menempati kontrakan yang besar, tanpa perlu berdesak desakan dengan yang lain. Saat aku hampir tertidur, suara ketukan yang cukup keras, terdengar dari pintu.

"Iya, sebentar..!" teriakku agak, jengkel. Dengan perasaan malas, aku membuka pintu. Ternyata yang datang tidak punya sopan santun adalah, Desy.

"Desy, ada apa ? Bibi manggil, Aa ? " tanyaku, heran.

"Enggak, Desy mau minta dianter ke Ultahnya remen, A." kata abg cantik, itu.

Kuperhatikan penampilan Desy yang memakai kaos warna pink ketat dan rok jeas mini yang mempertontonkan pahanya yang mulus. Rambutnya yang pendek sebahu membuatnya semakin manis, saja. Wajahnya benar benar mirip Bi Narsih, cuma hidungnya mancung, nurun dari Mang Karta.

"Aa, bukannya nyuruh Desy masuk, malah ngeliatin kaya gitu. Naksir, ya ?" protes Desy, tangannya mendorongku masuk.

Aku hanya tertawa kecil, membiarkan Desy nyelonong masu, lalu duduk di lantai dengan kaki tertekuk ke samping, membuat rok mininya semakin terangkat. Tak urung, pikiran ngeresku muncul.

"Emangnya Ultah temen kamu jam berapa? Kan bisa berangkat sama temen, kamu " tanyaku.

"Jam 8, di Cihiideung, A. Sama mama gak boleh kalau gak dianter, Aa." kata Desy.

"Jauh amat, des. Mobil ke Cihideung cuma sampe setengah delapan. Pulangnya gimana?" tanyaku agak keberatan.

"Kita nginep, pulang pagi. Makanya Desy gak boleh berangkat kalau tidak dianter Aa. Mau ya, A? Kalau Aa beruntung, Aa dapet door prize." Desy membujuku untuk mengantarnya.

"Door priza, apa ?" tanyaku penasaran.

"Rahasia, donk. Pokoknya kalau Aa beruntung, Aa gak akan nyesel."

"Kalau gak beruntung, aku rugi donk. Ya udah, Aa mau nelpon mamahmu." kataku. Lalu pergi ke telpon umum yang berada di depan rumah, Lilis.

"Punten, Teh.." aku mengucapkan salam ke Lilis yang sedang menyiram tanaman di halaman, rumah.

"Mangga, mau ke mana, Jang?" tanya Lilis. Di rumah kami harus bertindak biasa. Aku memanggil Lilis dengan sebutan, Teh Lilis.

"Mau nelpon, Bibi." kataku sambil menganggukan kepala.

Aku menelpon Bi Narsih, ternyata benar. Desy diijinkan nginep di rumah temannya yang ULTAH, asal ditemani aku. Bahkan Bi Narsih menitipkan Desy kepadaku. Kalau sudah Bi Narsih yang minta, aku tidak bisa menolak.

Selesai nelpon, ternyata Lilis masih menyiram tanaman. Dia tersenyum manis, aku membalas senyumnya sambil berjalan kembali ke rumah.

"Desy gak bohong, kan? Mamah ngijinin Desy nginep kalau ditemenin, A Ujang. " kata Desy begitu aku masuk.

Aku segera mandi, bersiap siap pergi nganter Desy. Dari Tajur ke Cihideung naek angkot 3x. Lumayan jauh. Jam 5 sore, kami berangkat.

"Nanti ke teman teman Desy, Aa ngakunya pacar Desy. " kata Desy.

"Ko, ngaku pacar?" tanyaku heran.

"Soalnya yang lain pada bawa pacar, cuma Desy yang belum punya pacar." kata Desy. Aku hanya mengangguk, setuju. Apa susahnya pura pura jadi pacar, Desy.

Sampai rumah teman Desy jam setengah 7. Jarak antar rumah, agak jauh. Ada juga beberapa rumah yang berdempetan, selebihnya berjauhan. Maklum, daerah pedesaan, jadi sepi. Apa lagi, tempatnya berdekatan dengan kuburan cina. Lumayan serem.

Agak aneh, yang dibilang pesta Ultah oleh Desy. Tidak ada dekorasi pesta Ultah sama sekali. Hanya ada 2 orang pemuda seusia Desy dan 3 gadis temannya Desy. Berarti dengan kami, hanya ada 7 orang.

Teman Desy yang berulang tahun namanya Wina, orangnya gemuk, wajahnya manis, bibirnya tipis dan bibir bawahnya belah, ada lesung pipit di kedua pipinya. Kulitnya putih bersih.

2 gadis lagi bernama Dita dan Dewi. Wajahnya biasa saja. Tapi si Dita ini badannya sexy banget. Terutama dadanya yang membusung besar, bikin ngiler setiap cowok yang melihatnya. Sedangkan cowoknya adalah pacar Dita dan Dewi.

Ke 4 cewek itu pamitan ke dapur, mau bikin minuman, katanya. Tidak lama mereka muncul masing masing membawa air Teh Manis, kecuali Desy yang membawa kopi. Untung Desy tahu, aku gak suka Teh manis

Benar benar aneh dan janggal, pesta Ultah cuma ada aer manis dan air putih. Pesta macam apa, ini. Pikirku, semakin bingung. Keherananku semakin bertambah, ketika Dita dan Dewi pamit pulang. Jadi tinggal kami bertiga di rumah ini. Sedangkan orang tua Wina dab adik adiknya lagi nginep di rumah saudaranya.

"Des, ajak A Ujang makan.!" kata Wina. Suaranya terdengar bergetar dan seperti salah tingkah. Wajahnya juga terlihat tegang.

"Yuk A, kita makan. Desy lapar." kata Desy menarik tanganku.

"Loh, tadi yang lain gak disuruh makan ?" tanyaku heran.

"Mereka tadi sudah makan duluan," kata Wina. Wajahnya menunduk, tidak berani menatapku.

Kata orang tua, kalo lagi makan tidak boleh ngomong. Pamali. Tapi selama nakan Desy terus bicara.

"Aa yang daper door prizenya. " kata Desy membuatku bingung.

"Door prize apa?" tanyaku, penasaran.

"Gini A, kan kami ini 4 sekawan. Di antara kami yang belom pernah pacaran dan masih perawan cuma Wina...."

"Kamu udah gak, perawan?" tanyaku kaget mendengar pengakuan, Desy.

"Enak aja, Desy masih perawan. Cuma Desy ngakunya ke temen temen, Desy udah punya pacar dan gak perawan. Di antara 4 sekawan kan Desy yang paling cantik. Masa kalah sama Dita dan Dewi yang udah punya pacar dan udah gak, perawan. Desy kan malu, kalo mereka tahu Desy belum punya, pacar." Desy menjelaskan panjang lebar.

"Trus, maksud kamu bagaimana?" tanyaku semakin penasaran.

"Maksudnya, Wina pengen ngelepas perawannya pas Ultah Ke 19nya. Wina pengen salah satu dari pacar Dita, Dewi dan Desy yang akan dipilih buat merawanin dia. Ternyara, Wina milih Aa." kata Desi menerangkan

"Kalau Aa gak nau, bagaimana? Tanyaku.

"Desy laporin ke Ayah, Aa sama Mamah ngentot di kamar atas." Aku kaget mendengar perkataan, Desy.

"Kamu liat?" tanyaku setelah bisa menenangkan diri.

"Waktu itu Desy mau nemuin A Ujang. Mau minta dianter ke sini. Eh gak taunya Aa sama Mamah lagi, ngentot." kata Desy, cuek.

"Kalau Aa mau nurutin kemauan kamu buat merawanin, Wina. Apa hadiahnya?" tanyaku.

"Kan Aa dapet perawannya Wina, masa masih minta hadiah." kata Desy protes. "Emangnya A Ujang mau minta hadiah, apa?" tanya Desi ngalah.

" Aa pengen ngentotin kamu..." kataku berbisik.

"Jangan kurang ajar, A. Nanti Desy bilangin ke Mamah, baru tahu rasa..." kata Desy terkejut mendengar saratku. "Udah dikasih hati, minta jantung." Desy kalo sudah marah akan nyerovos panjang lebar. Bisa budek kupingku.

"Iya, iya, Aa becanda." kataku sambil mencium pipinya yang halus dan harum.

"Yuk A, kasian Wina nungguin lama." kata Desy menarik tanganku.

"Win, kamu di mana?" Desy memanggil Wina yang tidak ada di ruang tamu.

"Di kamar, Des. Masuk aja." Wina menjawab dari kamarnya.

Desy nenarikku ke kamar Wina, pintunya sedikit terbuka. Kulihat gadis gemuk itu tidur memakai selimut. Walau gemuk, wajahnya manis, tidak membosankan untuk dipandang.

Desy meninggalkanku di kamar dengan, Wina. Aku duduk di tepi ranjang, mamandang wajah gadis manis itu yang terlihat tegang. Wajahnya berpaling, tidak berni menatapku.

"Beneran, kamu mau ngelepas perawan?" tanyaku, berusaha meyakinkan.

"Iyyyaa, " Wina menjawab dengan suara pelan, hampir tidak terdengar.

Aku menarik selimut yang menutupi tubuh, Wina. Surprise, ternya di baliknya terdapat tubuh bugil gadis berusia 19 tahun. Gemuk, memang. Tapi, namanya nafsu, tidak pernah berpikir gemuk, kurus atau sexy. Karna kenikmatan adanya di Memek dan Kontol yang bersatu.

Wina memejamkan matanya, malu dengan ketelanjangannya. Kucium bibirnya dengan lembut, agar menjadi lebih, rileks. Kulumat bibir mungilnya yang tertutup rapat. Tanganku meremas remas teteknya dengan lembut. Besar sekali, tanganku tidak mampu memegang seluruhnya. Kenyal dan masih keras.

Kulumat putingnya, kujilat jilat dengan gemas. Tubuh Wina menggeliat, nafasnya seperti tersedak, kaget. Kuhisap putingya yang semakin menonjol dan mengeras, seperti bayi yang menyusu ke ibunya.

"Aa, gelii" Wina menggelinjang kegelian. Tanganya memegang kepalaku.

Aku terus neremas teteknya sambil menghisapnya dengan bernafsu. Berpindah pindah dari tetek kiri dan kanan. Puas mempermainkan teteknya, aku merangkak mundur ke pahanya yang gempal berlemak. Kubuka pahanya agar mengangkang. Tak ada penolakan dari Wina, sepertinya tekadnya sudah bulat untuk menyerahkan keperawanannya kepadaku di hari Ultahnya yang ke 19 tahun. Benar benar Child jaman Now

Memek Wina mulus tanpa bulu, terselip di antar pahanya yang gempal. Bentuknya seperti garis tipis, diapit lemakn perlahan kucium aroma memeknya, agak bau pesing.. Entah kenapa, bau pesing tidak menggangguku sama sekali. Kujulurkan lidahku menyapu belahan memeknya, agak asin, mungkin tercampur pesing.

Kubuka belahan memeknya, bagian dalamnya berwarna pink, terlihat kering. Mungkin karna Wina masih tegang, sehingga memeknya tetap kering. Lobangnya sangat kecil, sekecil kelingking bayi.

Aku mulai menjilati belahan memek Wina, menstimulasinya agar rileks dan terangsang, sehingga memeknya akan menjadi basah.

"Aduh, A..... Geli geli enak...." tangan Wina menahan kepalaku.

Aku menoleh ke arah pintu yang agak terbuka, Desy melihat ke arah kamu sambil memegang gagang pintu. Aku menjurkan lidah, membua gerakan seperti menjilat. Tanganku mengacungkan jempolku ke arah, Desy.

Kembali aku menjilati lobang memek Wina, sambil tanganku menggosok gosok itilnya dengan lembut. Aku bisa merasakan ketegangan Wina mulai berkurang. Memeknya mulai mengeluarkan cairan yang bercampur dengan air liur. Kuhisap itilnya dengan gemas sambil kugigit gigit kecil. Membuat tubuh gemuk Wina menggeliat keenakan. Cukup lama aq menjilati memek Wina hingga benar benar basah.

Aku merangkak di atas tubuh Wina, kuarahkan kontolku ke lobang memeknya, kugesek gesek belahan memeknya hingga cairan birahinya rata membasahi kepala kontolku.

"A, ennnak amat...." Wina mulai berani menatapku. Sepertinya Wina sudah benar benar rileks dibakar api birahi. Itu artinya, memeknya sudah siap menerima kontolku.

Perlahan kontolku menusuk memeknya, lalu kutarik lagi, berulang ulang. Sehingga memeknya akan menjadi semakin rileks dan otot ototnya nengendur.

"Enak, gak ?" tanyaku sambil kontolku menusuk nusuk pelan.

"Enak, A. " katanya. Bibirnya mulai tersenyum,.

Kontolku menusuk semakin dalam, melewati selaput daranya yang tipis, tanpa sempat disadari Wina, kontolku menerobos masuk hingga dasar memeknya. Merobek selaput daranya yang tipis.

"Aduhhhh Aaa, sakit..! Wina menjerit kecil, saat benda asing merobek selaput daranya. Amblas tertelan memeknya.

"Aduh, kontolnya masuk." Wina menatapku bingung. "Aneh, A. Rasanya aneh." katanya lagi.

"Aneh kenapa?" tanyaku. Kubiarkan kontolku terbenam di memeknya yang tembem. Hangat dan sempit.

"Aneh aja, ada kontol dalem memek, Wina. Tadi agak sakit waktu masuk, sekarang rasanya aneh, kaya ngeganjel."

Perlaha lahan kutari kontolku, lalu kumasukkan lagi. Wajah Wina agak melotot merasakan kontolku yang bergerak naik turun dengan.pelan penuh perasaan. Agar tidak menyakiti memek Wina.

"A, kontolnya diapain? Memek Wina jadi sakit sakit enak." Wina agak nyegir merasakan kintolku memopa memeknya yang tembem dan hangat.

Aku terus memompa memek Wina, kata orang memek perawan, rasanya lebih enak. Peret, sempit dan ngejepit. Bohong itu. Biasa saja, cuma sensasinya yang beda karna jadi orang pertama yang masukin kontol ke dalamnya. Ada kebanggan tersendiri dan sensasi sebagai pria yang beruntung.

Memek Bi Narsih, Mbak Wati dan Lilis rasanya lebih enak. Memek mereka bisa berkedut meremas kontolku dan.pinggul mereka ikut bergoyang, otomatis otot memek mereka akan mengeras membuat memeknya menjadi lebih menjepit.

"Aaa, enak dientot..." Wina merintih menerima sodokanku. Memeknya sudah benar benar banjir, hingga kontolku bisa bergerak bebas tanpa takut menyakitinya.

Aku semakin mempercepat kocokan kontolku, berusaha memberinya kenikmatan yang sesungguhnya. Sebagai rasa terimakasihku yang mendapatkan perawannya.

"Aaaa, Wina mauuuu pipis..." jerit Wina meraih orgasme pertamanya. Memeknya berkontraksi meremas kontolku. Walau remasannya tidak seenak memek Bi Narsih yang sudah terlatih.

Ada perasaan bangga bisa memberikan kenikmatan pertama ke Wina, kubenamkan kontolku di memeknya agar kontraksinya mereda, lalu kembali kukompa kontolku dengan cepat. Berusaha meraih orgasmeku, sendiri.

"Ternyata ngentot ennnak, A.." kata Wina yang tiba tiba memelukku dan mencium bibirku. Kaku memang caranya menciumku. Tapi dia sudah mulai agresif.

Setelah orgasme pertamanya, Wina mulai agresif, mestimulasi memeknya untuk mendapatkan kenikmatan pinggul ikut bergerak naik turun menyambut hujaman kontolku di memeknya. Gadis yang pintar, cepat belajar.

Aku melirik ke arah pintu, ternyata Desy masih di situ. Aku semakin bergairah, memompa memek Wina, otot memeknyapun semakin menjepit kontolku, dibandingkan tadi.

"Wina kelllluar lagiii8...." aku kaget waktu Wina tiba tiba memelukku dan mecakar punggungku saat orgasme ke 2 nya.

Aku percepat kocokan kontolku agar rasa perihku teralihkan oleh kenikmatan saat kontolku bergesekan dengan memeknya.

"Memek kamuuuu ennnak banget, Winnn" kataku.

"Ennnnnak mana samaaaa memek Desy, masssss?" tanya Wina.

"Enak memek, Wina. Masih rapet. Memek Desy udah longgar." kataku dengan suara keras sambil melihat Desy yang berdiri di depan pintu melihat kami.

Desy mencibirkan biburnya, matanya melotot, tanganya terkepal diacungka ke arahku, aku tersenyum geli sambil terus memompa memek Wina, karna kurasakan irgasmeku semakin dekat.

"Aa, mauuu kelllkuarrr. Kelllkuarin di manaaaa, Wun ?" tanyaku sambil mempercepat kocokanku.

"Di dalemmmm A. Wina udah minum obat KB, mamah." kata Wina sambil memeluk dan menciumi wajahku.

"Aduhhhhh akuu kellluarrr, " aku menghujamkan kontolku ke dasar memek Wina, menyemprotkan pejuh yang cukup banyak. Maklum sudah 3 hari gak dikeluarin.

"Aaaaaaa, Wina kelllluar lagiiiii, ngentot ennnnak......" lagi memek Wina berkontraksi akibat orgasmenya, denyutan memeknya semakin keras saja meremas kontolku.

Kami saling berpelukan dengan nafas tersengal sengal. Rasanya lelah sekali.

"Trimakasih ya, A. Udah mau ngajarin Wina ngentot. Enak." aku hanya tersenyum.

Aku nenggulingkan tubuhku ke samping Wina. Entah kenapa, ngentot dengan Wina begitu menguras tenagaku. Mataku terpejam, kesadaranku mulai hilang.
*********

Aku terbangun di suatu tempat yang asing. Sunyi, tak ada suara apapun. Ada tangga dari akar akar kayu di depanku. Aku berjalan menaiki tangga itu. Di puncak tangga ada tanah datar cukup luas. Di sebuah pohon besar yang akarnya menjulur keluar dari tanah, ada seorang pemuda tampan dan seorang wanita yang cantik sedang duduk bercengkrama. Mereka terlihat mesra seperti sepasang kekasih.

Ada yang aneh dengan pakaian keduanya. Si pemuda memakai celana pangsi sebatas lutut, ada kain pendek yang melilit pinggangnya seperti. Dia tidak memakai baju. Rambutnya yang panjang digelung ke atas. Persis seperti di film film.

Sedang yang wanita hanya mengenaka kain batik yang melilit hinnga menutupi dadabya yang besar. Sehingga belahan dada bagian atasnya masuh terlihat jelas. Rambutnya du sanggul ke belakang.

Pemuda itu tersenyum kepadaku. Tangannya melambai memanggiljku.

"Kamu tentu heran, siapa kami? Aku adalah Pangeran Samudro putra dari Prabu Brawijaya 5 dari Majapahit. Aku diusir dari kerajaan karna jatuh cinta pada Selir ayahku yang bernama Dewi Ontrowulan yang duduk di sampingku, ini. Bukankah kamu sudah datang ke tempatku? Maka datanglah hingga 7 x agar semua keinginanmu terwujud. Setiap kali kamu bersetubuh, maka panggilah kami. Agar kami bisa bersatu dalam jalinan kasih kami yang belum terlaksana.

Kami sudah tidak mempunyai badan kasar. Maka, jadilah badan kami setiap x kamu bersetubuh. Akan aku kabulkan semua keinginanmu.

Tentu kamu bertanya, kenapa aku datang kepadanu ? Karna kamu mempunyai tanda di Penismu, sama seperti tandaku. "

Ke mana ke dua orang, itu? Tiba tiba mereka hilang begitu saja.
*********

Aku terbangun, kaget. Ah ternyata ganya mimpi. Aku masih di kamar Wina. Kulihat Wina yang tertidur du sampingku.

Tapi aku merasa ada sesuatu y
ang aneh. Kontolku seperti disepong. Aku melihat ke arah bawah. Gila, Desy sedang asik menjilati dan menghisap kontolku dengan rakus.
************

Bersambung
 
Terakhir diubah:
Mohon perhatian.....bioskop akan segera di buka...diharap tertip di antrian
 
Makasih apdetannya suhu....:ampun:

Dapet memek perawan

Desy kayaknya mau juga tuh diperawanin ujang :mantap::tegang:
 
double post ya suhu?

tapi mimpi nya mistis banget hehe
 
Dobel post suhu
Saran aj nuh hu kl bisa jangan pakai warna merah buat fontnya jd kurang sreg bacanya
 
Thanks updatenya om @satria73 :ampun:

Semakin menarik....semakin menang banyak niih si ujang.....:D...
Wooow...sepertinya ujang titisan dr pangeran Samudro....eeeh...kontolnya aja ya om yg nitis...:pandaketawa:.....

Di tunggu kelanjutan ya sama desy om...:pandapeace:.....
 
Bimabet
Double post tak masalah...
karna dapat doorprize yg ciamik ...

Double doorprize malah sepertinya....:jempol:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd