Part 2
Aku masih terbayang – bayang oleh wajah Rona, setelah ku antar dia menuju kostnya. Apakah ini yang namanya cinta???... Karena aku belom pernah yang merasakan benar yang namanya jatuh cinta.
-----XXX-----
Malam hari pukul 11.30 malam, lagu yang kuputar di laptop ku yang menggambarkan suasana hatiku sekarang.
“Oh Tuhan… kucinta dia”
“Ku sayang dia, rindu dia, inginkan dia”
“Utuhkanlah…. rasa cinta dihatiku”
“Hanya padanya….untuk dia”
Itulah sepenggal lirik lagu yang kuputar di laptopku. Apakah dia jodohku???... Apakah dia juga memikirkanku???... Aku tidak tau, tetapi karena dia yang membuat aku merasakan yang namanya jatuh cinta.
“Cantik juga Rona” kataku dalam pikiran
Aku mencoba menghubungi Rona melalui video call dan dijawabnya video call dari ku.
“Hai Rona...”
“Ehhh, Rino... Ada apa nelpon aku???”
“Cuman mau nelpon aja sih hehe”
“Kamu lagi ngapain, Ron?”
“Lagi mau tidur sih... Kamu sendiri enggak tidur???... Kata kamu, besok kan ada rapat”
“Ini kok... Aku mau tidur bentar lagi”
“Ngomong – ngomong besok nonton aku perform dong...”
“Aku enggak janji bisa ya, tapi aku usahain bisa”
“Janji???”
“Janji”
“Kalo gitu, good night ya... Sweet dream, Ron”
“Sweet dream too, Rino”
Akupun mengakhiri pembicaraan melalui video call dengan Rona dan karena esok hari ada rapat kerja, ku matikan laptopku dan aku mulai tidur.
-----XXX-----
Hari senin dipagi hari tiba. Ku lihat jam dinding kamarku sudah menunjukan pukul 7.30 dan seperti biasa aku membuat secangkir kecil yang berisi kopi hitam. Disaat aku sedang menyeruput kopi hitam yang ku buat, sebuah notifikasi berasal dari hpku dan setelah ku lihat isi pesan ternyata rapat untuk jam 12-siang, dimajukan menjadi pukul 11 dan via video call. Aku mengiyakan balasan pesan yang berasal dari atasanku.
Pukul 10.50, aku harus bersiap – siap dengan menggunakan pakaian rapi dan ku nyalakan laptopku dan juga ku siapkan desain yang akan aku presentasikan. Tidak menunggu lama, rapat melalui video call dimulai. Cukup lama aku mempresentasikan desain motor yang ku buat sendiri karena aku harus menjelaskannya secara detail.
Sekitar 1-jam lebih ku jelaskan dan 2 atau 3-hari lagi au akan dikabari lagi apakah desain yang ku buat akan di approve oleh pihak pusat atau tidak.
“Saya akan mengabari anda 2 atau 3-hari lagi...”
“Ok, pak...”
“Kalo begitu, saya akhiri video call ini” kata kepala desain kantor
Kepala desain kantor mengakhiri pembicaraan melalui video call dan waktu sudah menunjukan pukul 12-lebih. Karena aku sudah lapar, aku pun pergi menuju Kedai Kang Angga untuk makan disana dan juga minum secangkir kopi buatan Kang Angga sendiri. Setibanya aku di garasi, aku menyalakan Ducati 848 Evo punyaku dan ku keluarkan menuju luar rumah.
Suara mesin L-Twin 848cc dengan knalpot racing, begitu terdengar sekali di sekitar kompleks perumahan. Setelah menggunakan helm dan jaket, aku berangkat menuju Kedai Kang Angga. Hanya 10-menit aku menuju Kedai Kang Angga, karena Kedai Kang Angga tidak jauh dari rumahku.
Setibanya aku di Kedai Kang Angga dan ku parkir motorku, aku menyapa Kang Angga disaat dia sedang melayani pelanggan. Memang disaat aku datang, Kedai Kang Angga memang ramai karena tempatnya yang begitu enak untuk dijadikan tempat nongkrong ataupun tempat buat diskusi.
“Kang Angga!!!!!!!” kataku yang berteriak disaat berjalan menuju kedai
“Ko Rino... Teko ndi???”
“Seko omah, Kang...” kataku yang berbicara dengan bahasa jawa
“Kowe neng kono wae...” kata Kang Angga yang menunjukan meja kosong untuk ku
“Maturnuhun, Kang...”
Aku berjalan menuju meja yang disediakan oleh Kang Angga dan setelah duduk seperti biasa ku pesan 1 gelas kopi hitam dan mie instan goreng 2-porsi. Selama menunggu pesanan datang, aku memainkan hpku dan disaat ku sedang memainkan hpku teman ku yang bernama Dion menghubungiku.
-----XXX-----
Dion merupakan teman main ku dari kecil. Sudah lama sekali kami berdua bersahabat sampai sekarang.
-----XXX-----
Tidak menunggu lama, ku lihat Dion yang mencari – cari keberadaanku dan langsung ku hampiri dia.
“Ion... Kenapa lu urgentnya???”
“Gw pinjem motor lu dong...”
“Buat apa dulu nih???”
“Jemput cewek gw”
“Mobil lu kemana emangnya???”
“Mogok barusan pas mau kesini... Ini tadi gw naik ojek”
“Nih...” kataku yang langsung melemparkan kunci motorku ke Dion
Dengan sigap, Dion langsung mengambil kunci yang ku pegang.
“Hati – hati bawanya...”
“Helm ada di motor...”
“Thanks, No... Best emang lu”
“Gw langsung ya kalo gitu...”
“Hati – hati lu, Ion”
“Yooooo......”
Setelah bertemu dengan Dion, aku kembali ke mejaku dan sudah tersedia secangkir kopi hitam dan 2-porsi mie instan goreng. Saat ku lahap mie instan yang sedang ku makan, tiba – tiba ku lihat Rona menelponku melalui video call dan ku jawab video call darinya.
“Hai, Ron... Tumben nelpon”
“Penggen aja sih... Ngomong – ngomong, besok mau liat aku perform enggak???”
“Perform???”
“Iya... Kan aku...”
Aku langsung memotong pembicaraan dia.
“Tau – tau...”
“Emangnya kamu perform besok???”
“Iya”
“Janji ya kamu liat aku besok...” katanya yang menunjukan jari kelingkingnya
“Janji kok” kataku yang menunjukan jari kelingkingku
“Ngomong – ngomong... Nanti mampir ke rumah dong”
“Ngapain ya???”
“Hmm... Ngajak kamu makan di rumah sih”
“Bisa – bisa aja sih... Kalo nanti sore enggak ada latihan”
“Nanti sore aku share lokasi rumah aku”
“Ok”
Kami berdua mengakhiri video call dan aku melanjutkan makan mie instan goreng dan setelah menghabiskannya, aku menyeruput kopi yang ku pesan sambil membakar sebatang rokok cerutu.
-----XXX-----
Pukul 7-malam, ku menunggu kedatangannya yaitu Rona. Aku mempersiapkan meja makan dan segala yang diperlukan untuk makan dan minum. Tidak menunggu lama, suara bell rumah berbunyi dan aku langsung menuju gerbang rumah.
Untuk malam ini, aku sengaja berpakaian rapi walaupun berada didalam rumah. Karena aku akan melakukan kencan dengan Rona. Bukan karena aku tidak bermodal, tetapi karena aku ada hal tertentu. Karena disaat aku sedang menyeruput kopi di Kedai Kang Angga, terpintas niat untuk berhubungan badan dengannya. Sudah ku siapkan sebotol wine dan sebotol iceland yang sudah ku campur dengan jus cranberry.
Setibanya di depan gerbang rumah, ku lihat Rona yang mengenakan dress berwarna putih.
“Rapi bener” kataku yang membukakan gerbang rumah
“Kamu sendiri juga rapi... Padahal dirumah sendiri”
“May i???” kataku yang menawarkan tanganku untuk digandengnya
Setelah ku tutup kembali gerbang rumah dan masuk dengan bergandengan yang menuju meja makan yang telah ku persiapkan, aku membantu Rona untuk duduk dikursinya.
“Tunggu sebentar ya...”
Aku mengambilkan makanan yang berada di dapur dan mengambil minuman yang sudah ku persiapkan. Setelah mengambilnya, aku pun memberikan makanan untuk Rona dan ku tuangkan minuman iceland yang sudah ku campur dengan jus cranberry dan aku mengambil makanan bagianku.
Kami berdua makan cukup lahap dan setelah makan, kami berdua meminum iceland mix jus cranberry. Aku melihat Rona yang mual ketika dia meminumnya pertama kali.
“Rona, kamu enggak apa – apa???”
“Enggak apa – apa kok...”
Aku mencampur minuman punya Rona dengan 1-sendok kecil garam dan ku tambahkan jeruk nipis.
“Coba, Ron...”
Rona meminumnya dan dia pun seperti ketagihan dengan racikan minuman dariku. Beberapa kali dia menambah minuman yang ku racik dan mulai ku lihat wajahnya yang memerah akibat minuman racikanku. Disaat dia ingin berdiri, tiba – tiba dia ingin terjatuh dan langsung ku bantu dia. Sialnya, aku juga terjatuh dan bibirnya mengenai bibirku.
“Kena jebakan juga...” kataku dalam pikiran
Aku membantu Rona berdiri dan tiba – tiba wajahnya tampak mendekat kearahku setelah ku bantu dia untuk berdiri. Ku lihat matanya berbinar – binar ketika mukanya mendekat ke mukaku. Entah kenapa aku merasakan ada hal yang berbeda. Kedua bibir kami saling bersentuhan setelah muka Rona mendekat ke mukaku. Kami berdua melakukan french kiss cukup lama dan ku gendong dia disaat melakukan french kiss.
“Rinoooo.....”
Aku Tidak mempedulikan suara panggilan dari Rona dan ku rebahkan dia disofa. Ku lanjutkan ciumanku dengan Rona dan sesekali ku remas – remas payudaranya dengan menggunakan tangan kiriku.
“Hmmmm..... Ahhhhhhhhh.... Yessssssssss.........”
Suara desahan dan suara kecupan dari kedua bibir kami, cukup terdengar diruang keluarga. Ku tetap mencium bibirnya yang mungil itu dan tangan kiriku mulai mengelus – ngelus vaginanya yang tertutup oleh celana dalam yang dipakainya.
“Rinoooooo.... Ahhhhhhhh.... Disituuuuuuu....”
Aku makin bersemangat karena mendengar suara desahan yang berasal dari mulut Rona dan aku menghentikan kecupan ke bibir dia untuk membuka dress yang dipakainya.
“Ronaaa... Kubuka dressnya???”
Kedua tangan Rona mengubah posisinya menjadi diatas yang membuatku memudahkan melepas dress yang dipakainya. Kulihat bh berwarna putih dan celana dalam berwarna putih yang menutupi payudara dan vaginanya. Aku mulai melepas baju yang menutupi badanku yang melepas celana jeans dan menyisakan celana boxer.
Ku mulai melepas bh berwarna putih secara perlahan – lahan dan ku lihat payudara Rona yang tidak terlalu besar dan putingnya yang berwarna coklat muda. Ku mulai lepaskan celana dalam yang dipakainya dan ku lihat vaginanya yang sudah basah dan terdapat bulu – bulu halus. Aku pun dengan sigap langung memainkan vaginanya dengan ku jilati dan ku mainkan klitorisnya dengan menggunakan tangan kananku.
“Rinooo... Stopppppp... Geliiiiii.... Ahhhhhhhhhh......”
“Tahan aja, Ron....”
Ku terus memainkan vaginanya sehingga dia tidak dapat merasakan gatal yang berada diujung vaginanya. Rona mengalami orgasme pertamanya dan ku lihat badannya bergetar cukup hebat. Mungkin ini merupakan orgasme pertamanya. Akupun langsung mencium bibirnya dan ku peluk erat agar badannya tidak bergetar.
“Rinooooo.... Tadi itu apa?????”
“Enak enggak???”
“Enakkkk....”
Aku mulai melepaskan celana boxer yang kupakai dan Rona cukup kaget melihat penisku yang sudah tegak berdiri.
“Rona.... Mau coba yang lebih enak???”
“Mau...”
Ku elus – eluskan vaginannya dengan menggunakan penisku untuk memulai hubungan badan yang pertama kali baginya. Tidak menunggu lama, ku mulai masukan penisku kedalam vaginanya. Rona berteriak cukup kencang akibat selaput daranya yang robek akibat ku masukan penisku. Aku langsung mencium bibirnya agar dia tidak berteriak dan mulai perlahan ku gerakan pinggulku.
“Enakkkk???” tanyaku padanya
“Ahhhhhhh.... Ennaakkkkkkkk....”
Aku pun mulai mempercepat gerakan pinggulku agar Rona dapat merasakan kenikmatan yang kuberikan dari penisku. Suara decakan yang cukup terdengar mengisi ruangan keluarga. Kedua tanganku memainkan payudaranya dengan diremas dan diputar. Cukup lama aku menggerakan pinggulku sekitar 10-menit lebih dan aku mulai merasakan gatal diujung penisku yang menandakan bahwa aku akan orgasme.
“Ronaaaa..... Aku mau keluarrrrrr”
“Aku jugaaaaaaa......”
Kurasakan gatal yang makin menjadi – jadi diujung penisku dan akhirnya.....
“Ronaaaaaaaaaaaaa..............”
“Ahhhhhhhhhhh... RINOOOOOOOO!!!!!!!!!!!!!!!!!”
Kami berdua orgasme. Ku keluarkan spermaku didalam vaginanya Rona. Setelah orgasme aku mengecup bibirnya yang kecil itu.
“Gimana???”
“Enakkk..... Makasih, Rino...”
Karena esok hari Rona akan perform, maka dia harus kembali ke kostnya. Aku menawarkan diri untuk mengantarnya pulang, tetapi dia menolak.
-----XXX-----
Sore hari, smartwatchku menunjukan pukul 5-sore. Aku sudah menukar tiket yang akan dijadikan alat buat masuk ke tempat Rona perform. Aku diberitau oleh satpam yang ada diloket penukaran tiket dan aku mengaku sebagai sodara Rona disaat aku ditanya oleh satpam yang menjaga loket.
Aku berada didalam mobil Nissan 280z berwarna biru tua sembari menunggu jam 7, karena show dimulai jam segitu. Mobilku berada diparkiran p4, agar tidak ketauan oleh fans – fans Rona karena aku ingin bertemu dengannya sebelum show dimulai. Tidak menunggu lama, ku lihat Rona yang mencari – cari mobilku. Tetapi aku melihat dia bersama perempuan lain yang menurutku imut. Aku pun keluar dari mobilku dan menghampirinya.
“Rona...”
Rona dan temannya itu menghampiriku.
“Rinooo...”
“Ini temen kamu???”
“Iya... Kenalin temen aku...”
Temannya Rona yang berada disebelahnya itu memperkenalkan diri.
“Nama aku Sinka, kak...”
“Kenalin... Aku Rino...”
Bla... Bla... Bla... Tidak lama kami bertiga basa – basi untuk perkenalan dan seperti biasa kebanyakan orang yang menanyakan tentang aku.
“Kak Rino, motovlogger ya???”
Bersambung...