Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY RONDO: The Druglord Rising

Thanks untuk updatenya
:mantap:
:tepuktangan::tepuktangan::tepuktangan:
Ditunggu update berikutnya, kapan pun itu,
tetap semnagat
:semangat::beer::semangat:

Rondo kamu kemana 😭

izin masukin bacol ane boleh hu biar jadi korban di cerita

cerita bagus di tunggu kelanjutan semoga makin lancar suhu...

Naik naik kepuncak gunung

gak update lgi ya suhu ?

rondo udah teler duluan kek nya :Peace::Peace:

gak lanjut lagi nie?

wah sayang klo cerita bagus kyak gni g dlanjutin

lanjut dong

Mantap hu ceritanya,semoga sampai tamat

OKEE AKHIRNYA BISA LANJUT LAGI MAAFKEUN ATAS KETELATAN SELAMA INI SUHUU:((


Dirge's Bistro - 8 a.m

Pagi itu di bistro mewah kepunyaan keluarga Dirgantara terlihat seorang bapak kekar berambut klimis dengan kumis dan berjanggut lebat namun rapih berstelan kemeja berdasi dengan vest layaknya seorang Eksekutif terpandang sedang asyik menghisap cerutu sambil menunggu sajian omelettenya selesai dimasak.
mukanya tidak terlalu terlihat tua hanya ditandai oleh uban yang tersembunyi dibalik rambut gondrongnya yang di ikat kebelakang.

tidak lama dua orang pemuda dan seorang wanita masuk kedalam dan membungkuk di depannya memberi salam hormat. Salah satunya adalah Sambiroto.



"Selamat pagi ayah." kata sepasang pemuda dan pemudi yang terlihat lebih dewasa dari Sam.

"Selamat pagi bapak." Sam baru memberi salam setelahnya.

"Pagi anak-anak. kalian sudah saya pesankan fetuccine ya, belum sarapan kan kalian semua?" sambil mengangkat tangannya memberi gestur mempersilahkan duduk. Anak - anak itu kemudian duduk di meja Paul.

"Jonathan, apa kamu sudah pastikan 'produk' yang akan dikirim hari minggu nanti sudah selesai di produksi?" tanpa basa - basi Paul langsung bertanya pada putra sulungnya.

"Semua sudah siap ayah. Hanya saja demand dari Macau sekarang mulai berangsur - angsur berkurang. Sepertinya mulai muncul pesaing baru dari afiliasi Thailand dan Filipina. Dari kualitas mereka bisa menyaingi kita dengan SDM yang lebih efisien dari pabrikan kita. Saya meminta arahan ayah perihal ini." jelas Jonathan sambil memperlihatkan rincian data dalam layar tabnya.

"hmm..bisa dibilang SDM kita sudah mulai ketinggalan jaman dalam membuat 'produk' sekarang.. mungkin sudah saatnya kita mencari bibit ilmuwan baru yang lebih revolusioner untuk mengganti para profesor kita yang sudah usang dan botak. Mungkin dari kampus - kampus bisa mulai di sweeping Sam." Paul langsung memberi mandat kepada Sam yang paling muda di meja itu.

"Baik pak, akan saya mulai kondisikan."

"oh ya, mana Wira? pesta miras lagi ya semalam?dasar anak singkong.." Paul menggelengkan kepala sambil menghela asap cerutunya.

"Wira semalam pergi liburan ke pulau seribu pak. semalam dia pergi membawa Yacht bersama gadis - gadis dari Marina Ancol." lapor Sam.

"Wira ini terlalu ayah manjakan sih! jadinya ya gitu dia seenakanya kalau berbuat." kata Evelyn kesal.

"Biar saja Evelyn, nanti biar alam akan menyeleksi siapa yang kompeten dan tidak diantara kita semua." timpal Jonathan menenangkan adiknya.

"Sudahlah nak, kamu juga ada andil kan selalu membelanya dari kecil. Ini hasil bentukan kita semua. Nanti juga dia akan sadar sendiri. Semua darah daging Dirgantara pasti akan begitu. lihat saja Jonathan, kamu nggak ingat kamu perlu berapa kali terlibat perkelahian karena masalah sepele hingga ayah harus bereskan semuanya hanya karena kamu menembak tempurung lutut seorang anak mentri sampai harus ditahan setahun? dan akhirnya dia sadar dan menjadi calon penerus pertama yang berkepala dingin setelah sekolah di balik jeruji besi." tampik Paul sampai mematikan cerutunya di asbak karena mulai rusak moodnya.

Waiter pun datang dan menaruh hidangan di meja kemudian menuangkan Red Wine di setiap gelas kosong di meja sebelum kembali ke dapur.

"Let's brighten our mood today fellas." kata paul sambil mengacungkan gelasnya mengajak semuanya bersulang.

CLINK!

Semua nya pun ikut bersulang walaupun Evelyn masih muram.

"Intinya kita harus cepat menemukan anak emas yang baru paling lambat akhir bulan ini. Siapa yang menemukannya diantara kalian akan kuberikan privilege khusus." Paul mencoba menyemangati anak - anaknya.

semuanya hanya bisa mengangguk dan mulai memakan fetucinne alfredo yang telah tersaji— Jonathan terlihat mulai berpikir keras,Evelyn asik sendiri dengan layar ponselnya, dan cuma Sam yang terlihat tetap menyimak saja tanpa beban. Di benaknya ia membenarkan semua tebakan Rondo dan Angela kemarin yang tidak meleset.

-:-:-

AIRIN'S PENTHOUSE 8.20 am

"Eh Rondo udah bangun kamu?" kata Airin kaget melihatku sudah siap berangkat sepagi ini.
"haha..nggak apa - apa Ai aku cuma lagi pingin masak mi instan aja, biar nikmat makannya nggak terburu - buru." balas gue sambil nuang bumbu ke piring.

"Jen lebih rajin tuh, dari pagi udah pergi duluan.*** tau deh tuh mau kemana dia." timpal gue karena lumayan kaget melihat Jen sudah pergi duluan pas gue baru buka pintu kamar tadi.

"Oh iya, ada Brand beras mau bikin event off-air mau ngundang aku. Makanya si Jen langsung diajak meeting sama EOnya.." Airin menjelaskan.

"Jadi setiap ada orang yang mau ngundang kamu mereka pasti diurus ya sama Jen?" gue mulai mencoba mencerna flow kerja Airin.

"Yup. semua yang berhubungan sama nego-nego pasti urusannya sama si Jen. Aku cuma tinggal dateng dan masak aja deh pokoknya. Kurang pinter ngitung kan aku tuh..nggak kaya bapakmu yang apa - apa pakai kalkulasi." ledek Airin di balik kaos ketat plus tanktop yang bikin gue dapat inspirasi.

"Ai, mau kopi nggak?" gue nawarin sambil masukin kapsul kopi kedalam cofee maker. Dan gue pun langsung sigap meneteskan elokwarna kedalam cangkir kopinya ketika Airin lagi asyik liatin smartphonenya.

"Tuh you tau langsung racikin Americano.." candanya lagi padahal ini gue juga masih bikin yang buat gue dulu.

"Iya, abis ini ya Ai..budayain antri lah yang mulia." balas gue sambil mengambil cangkir kopi gue yang sudah terisi penuh lalu menukarnya dengan cangkir Airin.

Setelah selesai gue pun menaruh kedua cangkir itu di meja makan. Airin pun mulai meminum kopinya sambil balesin Whatsappnya sementara gue menyantap mie goreng yang masih hangat ini.

setelah habis gue pun menikmati kopi pagi gue sambil menunggu reaksi dari Airin yang sudah meminum setengah cangkir kopinya.

"Ini serius kopi americano yang kapsulan biasa? kok rasanya soothing banget ya Ron?" tanya Airin sambil menaruh smartphonenya di meja. keliatan mukanya mulai merona.

"Iya ini yang biasa kok. Yang dari situ tuh." tangan gue menunjuk kearah toples berisi kopi kapsul disamping coffee maker di meja pantry.

"hmmhh..asli deh ini so soothing and relaxing banget sumpah.."Airin mulai rileks dan menyilangkan kedua kakinya dan mulai menggigit bibir bawahnya.

Gue pun langsung mengetes reaksinya. Agak beresiko sih ini— gue berdiri dari kursi dan berjalan kearah Airin lalu merangkulnya lehernya dari dari belakang lalu mengecup pipinya bak sepasang suami istri .

"Oke deh Ai aku berangkat ya. Nanti sore jadi kan kita belanja bareng Margie?" tanya gue sambil berlagak polos.

"haah..haah..iya doongh...pastinyaah.."

Airin sudah mulai mabuk akalnya. nafasnya mulai terengah dan suaranya mulai mendesah hebat.

Logikanya orang biasa pasti sudah menampar keponakan yang melakukan adegan yang barusan gue lakuin barusan. Tapi anehnya Airin hanya biasa saja kan? inilah keistimewaan serum Elokwarna temuan gue. serum ini akan menaikkan libido sex manusia dan akan membuatnya tetap stabil dan merangsang otak agar terbiasa menerima bahwa libido yang meninggi ini adalah jumlah yang wajar dimiliki tubuhnya.

Kasarnya kalau overdosis, seorang zombie sex bisa terlahir akibat Elokwarna. kalau gue tambahin sedikit lagi dosis di vial yang gue injek ke Wira bisa hilang seluruh akal sehatnya.

Lalu gue berangkat ngampus sendirian hari ini. di perjalanan gue cuman ngelamun mikirin perubahan apa yang akan terjadi pada Maudy. yang pasti gue nggak akan mengeksekusi Mikha dalam waktu dekat. bisa tercium orang - orang kampus dan ajudan Mikha nantinya.

Mungkin Yuki juga bisa jadi peliharaan gue yang patuh buat meracik Elokwarna di lab Margie— huuft terlalu banyak ide gila di otak gue hari ini.

CAMPUS - SCIENCE FACULTY BUILDING

Ternyata hari ini semuanya berlawanan dengan rencana gue. Angela nggak nampak sejak pagi sampai Whatsappnya pun cuma centang 1, Maudy juga nggak menemani "bos" Mikha pas makan siang di kantin pas makan siang. Alhasil cuma Yuki aja nih yang nemenin gue hari ini.

Sebenernya gue tau banget ini anak naksir berat sama gue—cuma gue bukan bucin yang perlu cinta-cintaan gitu sih. Gue belum perlu cari itu sampai misi gue selesai. Sayang juga kan gue ijab kabul tapi Orang tua asli gue nggak dateng. yaudah deh gue modusin aja si Yuki biar lebih open ke gue.

Sore itu gue udah minjem kunci ke Margie dan bilang ke Airin kalau gue bakal nyusulin mereka ke supermarket habis nyelesain percobaan yang harus gue selesain hari ini di lab. Yuki pun ikhlas membantu gue jadi asisten di lab dan akhirnya kita berdua mulai sibuk mempersiapkan perkakas peralatan di lab.

"Yu, coba panasin alkoholnya sedikit buat gue campur ke carrier oilnya." perintah gue ke Yuki sambil goyangin botol berisi extract Elokwarna yang sudah gue modif dengan senyawa yang bisa membuat reaksinya lebih tahan lama jika terbawa angin ataupun udara. secara kalkulasi daya tahannya saat ini mungkin akan sepadan dengan parfum untuk saat ini.

"Oke cukup sekarang biarkan dingin dulu aja dan ambilin 2 iced latte yang ada di kulkas.terus kita cheers deh..hehehe." canda garing gue.

"halah..jadi lo modus minta ditemenin aja nih sebenernya?" ledek Yuki sambil ambil latte di kulkas.

"Nggak juga sih. gue emang lagi eksperimen kok.. mana sepi juga hari ini banyak yang absen temen - temen gue ..tau sendiri anak - anak di kelas kita cuma pada ngobrol sama buku dan game di hapenya." balas gue sambil mencampur seluruh ramuan gue di pyrex dan mengaduknya pakai stik stainless steel.

"Iya juga sih. gue nggak kebayang deh kalo lo nggak masuk Ron..mati gaya juga pasti gue." kata Yuki sambil jalan kearah gue nenteng dua botol latte—sebelum dia sampai gue langsung menuang cairan di pyrex kedalam botol parfum bekas yang gue bawa dari rumah.

"Sama lah..cuman kita berdua kan yang bisa disebut 'ilmuwan gaul' di kelas kita ini. sisanya diajak ngobrol balesnya gemeteran kaya orang diospek." canda gue sambil mengambil latte dari tangan Yuki.

"Cheers dulu lah sesama ilmuwan gaul Jakarta.." ajak gue sambil tebar senyum andalan.

CLINK!

Yuki cuma balas pakai senyum. Cuma bisa gue liat kalau senyumnya penuh arti dan pandangannya saat itu kaya udah terkunci buat liatin gue. Kaya nggak mau lepas gitu. Yaudah berarti gue harus bertindak nih.

Tangan gue langsung sigap menyemprotkan parfum Elokwarna secara mendadak ke muka Yuki. Ia pun agak terkejut tapi hanya terdiam

"Tenang aja ini reaksinya nggak bikin kulit rusak atau pedih di mata kok.." ucap gue menenangkan.

Mulai lunglai dan mulai ada reaksi dalam tubuhnya, Yuki hanya bisa menyandarkan badannya yang terhuyung ke pelukan gue sampai - sampai kacamatanya terjatuh ke lantai.

"Asli lo cantik banget deh sumpah..mendingan gausah pake kacamata lagi deh lo." puji gue jujur soalnya emang baru sadar gue dia bening juga aslinya. Ketutup aja sama kacamata sama rambut kuncir kudanya.

gue melepas kuncirnya biar rambut panjangnya terurai dan semakin terpancar deh pesona sensualnya yang bikin gue semakin terangsang hebat — tangan gue pun langsung bergerak cepat melucuti BH dan celana dalamnya dan langsung menjilati payudara mungilnya yang ranum dan lembut.

"mmmh..ahh..geli..hhh" Yuki pun menggelinjang menikmati jilatan dan hisapan gue dan tangannnya semakin mendekap kepala gue dan mencengkeram rambut gue saking enaknya.

Elokwarna ini memang mebuat rangsang sentuh di kulit menjadi berkali lipat rasanya. Sentuhan atau elusan lembut sedikit saja akan bisa membuat geli yang berujung gairah membara.

Tangan gue langsung menyusup masuk kedalam celana dalam Yuki dan jari gue mulai mengobel di dalamnya— bikin Yuki makin bernafsu dan meciumi bibir gue dengan liarnya.

ketika vagina Yuki mulai basah gue langsung membuka resleting celana gue dan mengeluarlan kontol gue yang sudah tegang maksimal.


Tanpa banyak cincong badan yuki gue dorong keatas meja dan langsung gue tancap vaginanya.

"Aaah!sakit Ron! sa..kit.." Rintihan lirih Yuki yang berujung keenakan terlihat dari goyangan pinggulnya yang akhirnya mulai seirama dengan ritme sodokan gue.

"Mmmmh..oh...my....god.." Yuki sudah nggak tahu lagi mau ngomong apa saking hornynya.

Kita lalu berganti posisi menjadi doggy-style dan yuki kembali menggumam layaknya seorang bintang porno.

"Oh fuck! yes! moore please..mmnhh!!"

makin gue naikin lah tempo gue nyodok dia jangan salahin kalau pulang ngangkang nanti.

Akhirnya si adek kecil sudah siap menembakkan peluru spermanya dan dengan sigap dan cepat gue tarik keluar dan gue tembakin ke punggung Yuki yang halus.

Siapa sangka seorang Yuki tiba-tiba berbalik badan dan tangannya langsung meraih kontol gue dan memasukkannya kedalam mulutnya dan melahap semua sperma yang tersisa. Boleh juga nih improvisasinya.

"Damn..ini enak banget sumpah..padahal ini baru quickie aja loh..gila ini substance apa sih yang tadi kita buat?" tanya Yuki penasaran.

Gue akhirnya buka sedikit dapur gue walaupun nggak semuanya sih.

"Yup. gue pengen bikin ecstasy yang lebih potent dalam berbagai bentuk. Soal gue bakal jual atau nggak sih belum kepikiran.. yang penting ini salah satu tantangan pribadi gue aja sih Yu.."

Yuki mulai memasang dan merapikan pakaiannya kembali.

"emang ilmuwan gila lo Ron..tapi tenang aja kalo lo jual gue minat beli sih..hehe.." gue nggak tahu dia nyindir atau memang minat beli.

"tapi lo harus temenin gue abis beli." lanjutnya lagi.

Haha. Modus toh ternyata.

Kitapun berbenah dan merapikan ruang lab sebelum akhirnya beranjak pulang. Gue langsung pulang naik taksi online biar bisa power nap.

-:-:-
 
OKEE AKHIRNYA BISA LANJUT LAGI MAAFKEUN ATAS KETELATAN SELAMA INI SUHUU:((

Dirge's Bistro - 8 a.m

Pagi itu di bistro mewah kepunyaan keluarga Dirgantara terlihat seorang bapak kekar berambut klimis dengan kumis dan berjanggut lebat namun rapih berstelan kemeja berdasi dengan vest layaknya seorang Eksekutif terpandang sedang asyik menghisap cerutu sambil menunggu sajian omelettenya selesai dimasak.
mukanya tidak terlalu terlihat tua hanya ditandai oleh uban yang tersembunyi dibalik rambut gondrongnya yang di ikat kebelakang.

tidak lama dua orang pemuda dan seorang wanita masuk kedalam dan membungkuk di depannya memberi salam hormat. Salah satunya adalah Sambiroto.



"Selamat pagi ayah." kata sepasang pemuda dan pemudi yang terlihat lebih dewasa dari Sam.

"Selamat pagi bapak." Sam baru memberi salam setelahnya.

"Pagi anak-anak. kalian sudah saya pesankan fetuccine ya, belum sarapan kan kalian semua?" sambil mengangkat tangannya memberi gestur mempersilahkan duduk. Anak - anak itu kemudian duduk di meja Paul.

"Jonathan, apa kamu sudah pastikan 'produk' yang akan dikirim hari minggu nanti sudah selesai di produksi?" tanpa basa - basi Paul langsung bertanya pada putra sulungnya.

"Semua sudah siap ayah. Hanya saja demand dari Macau sekarang mulai berangsur - angsur berkurang. Sepertinya mulai muncul pesaing baru dari afiliasi Thailand dan Filipina. Dari kualitas mereka bisa menyaingi kita dengan SDM yang lebih efisien dari pabrikan kita. Saya meminta arahan ayah perihal ini." jelas Jonathan sambil memperlihatkan rincian data dalam layar tabnya.

"hmm..bisa dibilang SDM kita sudah mulai ketinggalan jaman dalam membuat 'produk' sekarang.. mungkin sudah saatnya kita mencari bibit ilmuwan baru yang lebih revolusioner untuk mengganti para profesor kita yang sudah usang dan botak. Mungkin dari kampus - kampus bisa mulai di sweeping Sam." Paul langsung memberi mandat kepada Sam yang paling muda di meja itu.

"Baik pak, akan saya mulai kondisikan."

"oh ya, mana Wira? pesta miras lagi ya semalam?dasar anak singkong.." Paul menggelengkan kepala sambil menghela asap cerutunya.

"Wira semalam pergi liburan ke pulau seribu pak. semalam dia pergi membawa Yacht bersama gadis - gadis dari Marina Ancol." lapor Sam.

"Wira ini terlalu ayah manjakan sih! jadinya ya gitu dia seenakanya kalau berbuat." kata Evelyn kesal.

"Biar saja Evelyn, nanti biar alam akan menyeleksi siapa yang kompeten dan tidak diantara kita semua." timpal Jonathan menenangkan adiknya.

"Sudahlah nak, kamu juga ada andil kan selalu membelanya dari kecil. Ini hasil bentukan kita semua. Nanti juga dia akan sadar sendiri. Semua darah daging Dirgantara pasti akan begitu. lihat saja Jonathan, kamu nggak ingat kamu perlu berapa kali terlibat perkelahian karena masalah sepele hingga ayah harus bereskan semuanya hanya karena kamu menembak tempurung lutut seorang anak mentri sampai harus ditahan setahun? dan akhirnya dia sadar dan menjadi calon penerus pertama yang berkepala dingin setelah sekolah di balik jeruji besi." tampik Paul sampai mematikan cerutunya di asbak karena mulai rusak moodnya.

Waiter pun datang dan menaruh hidangan di meja kemudian menuangkan Red Wine di setiap gelas kosong di meja sebelum kembali ke dapur.

"Let's brighten our mood today fellas." kata paul sambil mengacungkan gelasnya mengajak semuanya bersulang.

CLINK!

Semua nya pun ikut bersulang walaupun Evelyn masih muram.

"Intinya kita harus cepat menemukan anak emas yang baru paling lambat akhir bulan ini. Siapa yang menemukannya diantara kalian akan kuberikan privilege khusus." Paul mencoba menyemangati anak - anaknya.

semuanya hanya bisa mengangguk dan mulai memakan fetucinne alfredo yang telah tersaji— Jonathan terlihat mulai berpikir keras,Evelyn asik sendiri dengan layar ponselnya, dan cuma Sam yang terlihat tetap menyimak saja tanpa beban. Di benaknya ia membenarkan semua tebakan Rondo dan Angela kemarin yang tidak meleset.

-:-:-

AIRIN'S PENTHOUSE 8.20 am

"Eh Rondo udah bangun kamu?" kata Airin kaget melihatku sudah siap berangkat sepagi ini.
"haha..nggak apa - apa Ai aku cuma lagi pingin masak mi instan aja, biar nikmat makannya nggak terburu - buru." balas gue sambil nuang bumbu ke piring.

"Jen lebih rajin tuh, dari pagi udah pergi duluan.*** tau deh tuh mau kemana dia." timpal gue karena lumayan kaget melihat Jen sudah pergi duluan pas gue baru buka pintu kamar tadi.

"Oh iya, ada Brand beras mau bikin event off-air mau ngundang aku. Makanya si Jen langsung diajak meeting sama EOnya.." Airin menjelaskan.

"Jadi setiap ada orang yang mau ngundang kamu mereka pasti diurus ya sama Jen?" gue mulai mencoba mencerna flow kerja Airin.

"Yup. semua yang berhubungan sama nego-nego pasti urusannya sama si Jen. Aku cuma tinggal dateng dan masak aja deh pokoknya. Kurang pinter ngitung kan aku tuh..nggak kaya bapakmu yang apa - apa pakai kalkulasi." ledek Airin di balik kaos ketat plus tanktop yang bikin gue dapat inspirasi.

"Ai, mau kopi nggak?" gue nawarin sambil masukin kapsul kopi kedalam cofee maker. Dan gue pun langsung sigap meneteskan elokwarna kedalam cangkir kopinya ketika Airin lagi asyik liatin smartphonenya.

"Tuh you tau langsung racikin Americano.." candanya lagi padahal ini gue juga masih bikin yang buat gue dulu.

"Iya, abis ini ya Ai..budayain antri lah yang mulia." balas gue sambil mengambil cangkir kopi gue yang sudah terisi penuh lalu menukarnya dengan cangkir Airin.

Setelah selesai gue pun menaruh kedua cangkir itu di meja makan. Airin pun mulai meminum kopinya sambil balesin Whatsappnya sementara gue menyantap mie goreng yang masih hangat ini.

setelah habis gue pun menikmati kopi pagi gue sambil menunggu reaksi dari Airin yang sudah meminum setengah cangkir kopinya.

"Ini serius kopi americano yang kapsulan biasa? kok rasanya soothing banget ya Ron?" tanya Airin sambil menaruh smartphonenya di meja. keliatan mukanya mulai merona.

"Iya ini yang biasa kok. Yang dari situ tuh." tangan gue menunjuk kearah toples berisi kopi kapsul disamping coffee maker di meja pantry.

"hmmhh..asli deh ini so soothing and relaxing banget sumpah.."Airin mulai rileks dan menyilangkan kedua kakinya dan mulai menggigit bibir bawahnya.

Gue pun langsung mengetes reaksinya. Agak beresiko sih ini— gue berdiri dari kursi dan berjalan kearah Airin lalu merangkulnya lehernya dari dari belakang lalu mengecup pipinya bak sepasang suami istri .

"Oke deh Ai aku berangkat ya. Nanti sore jadi kan kita belanja bareng Margie?" tanya gue sambil berlagak polos.

"haah..haah..iya doongh...pastinyaah.."

Airin sudah mulai mabuk akalnya. nafasnya mulai terengah dan suaranya mulai mendesah hebat.

Logikanya orang biasa pasti sudah menampar keponakan yang melakukan adegan yang barusan gue lakuin barusan. Tapi anehnya Airin hanya biasa saja kan? inilah keistimewaan serum Elokwarna temuan gue. serum ini akan menaikkan libido sex manusia dan akan membuatnya tetap stabil dan merangsang otak agar terbiasa menerima bahwa libido yang meninggi ini adalah jumlah yang wajar dimiliki tubuhnya.

Kasarnya kalau overdosis, seorang zombie sex bisa terlahir akibat Elokwarna. kalau gue tambahin sedikit lagi dosis di vial yang gue injek ke Wira bisa hilang seluruh akal sehatnya.

Lalu gue berangkat ngampus sendirian hari ini. di perjalanan gue cuman ngelamun mikirin perubahan apa yang akan terjadi pada Maudy. yang pasti gue nggak akan mengeksekusi Mikha dalam waktu dekat. bisa tercium orang - orang kampus dan ajudan Mikha nantinya.

Mungkin Yuki juga bisa jadi peliharaan gue yang patuh buat meracik Elokwarna di lab Margie— huuft terlalu banyak ide gila di otak gue hari ini.

CAMPUS - SCIENCE FACULTY BUILDING

Ternyata hari ini semuanya berlawanan dengan rencana gue. Angela nggak nampak sejak pagi sampai Whatsappnya pun cuma centang 1, Maudy juga nggak menemani "bos" Mikha pas makan siang di kantin pas makan siang. Alhasil cuma Yuki aja nih yang nemenin gue hari ini.

Sebenernya gue tau banget ini anak naksir berat sama gue—cuma gue bukan bucin yang perlu cinta-cintaan gitu sih. Gue belum perlu cari itu sampai misi gue selesai. Sayang juga kan gue ijab kabul tapi Orang tua asli gue nggak dateng. yaudah deh gue modusin aja si Yuki biar lebih open ke gue.

Sore itu gue udah minjem kunci ke Margie dan bilang ke Airin kalau gue bakal nyusulin mereka ke supermarket habis nyelesain percobaan yang harus gue selesain hari ini di lab. Yuki pun ikhlas membantu gue jadi asisten di lab dan akhirnya kita berdua mulai sibuk mempersiapkan perkakas peralatan di lab.

"Yu, coba panasin alkoholnya sedikit buat gue campur ke carrier oilnya." perintah gue ke Yuki sambil goyangin botol berisi extract Elokwarna yang sudah gue modif dengan senyawa yang bisa membuat reaksinya lebih tahan lama jika terbawa angin ataupun udara. secara kalkulasi daya tahannya saat ini mungkin akan sepadan dengan parfum untuk saat ini.

"Oke cukup sekarang biarkan dingin dulu aja dan ambilin 2 iced latte yang ada di kulkas.terus kita cheers deh..hehehe." canda garing gue.

"halah..jadi lo modus minta ditemenin aja nih sebenernya?" ledek Yuki sambil ambil latte di kulkas.

"Nggak juga sih. gue emang lagi eksperimen kok.. mana sepi juga hari ini banyak yang absen temen - temen gue ..tau sendiri anak - anak di kelas kita cuma pada ngobrol sama buku dan game di hapenya." balas gue sambil mencampur seluruh ramuan gue di pyrex dan mengaduknya pakai stik stainless steel.

"Iya juga sih. gue nggak kebayang deh kalo lo nggak masuk Ron..mati gaya juga pasti gue." kata Yuki sambil jalan kearah gue nenteng dua botol latte—sebelum dia sampai gue langsung menuang cairan di pyrex kedalam botol parfum bekas yang gue bawa dari rumah.

"Sama lah..cuman kita berdua kan yang bisa disebut 'ilmuwan gaul' di kelas kita ini. sisanya diajak ngobrol balesnya gemeteran kaya orang diospek." canda gue sambil mengambil latte dari tangan Yuki.

"Cheers dulu lah sesama ilmuwan gaul Jakarta.." ajak gue sambil tebar senyum andalan.

CLINK!

Yuki cuma balas pakai senyum. Cuma bisa gue liat kalau senyumnya penuh arti dan pandangannya saat itu kaya udah terkunci buat liatin gue. Kaya nggak mau lepas gitu. Yaudah berarti gue harus bertindak nih.

Tangan gue langsung sigap menyemprotkan parfum Elokwarna secara mendadak ke muka Yuki. Ia pun agak terkejut tapi hanya terdiam

"Tenang aja ini reaksinya nggak bikin kulit rusak atau pedih di mata kok.." ucap gue menenangkan.

Mulai lunglai dan mulai ada reaksi dalam tubuhnya, Yuki hanya bisa menyandarkan badannya yang terhuyung ke pelukan gue sampai - sampai kacamatanya terjatuh ke lantai.

"Asli lo cantik banget deh sumpah..mendingan gausah pake kacamata lagi deh lo." puji gue jujur soalnya emang baru sadar gue dia bening juga aslinya. Ketutup aja sama kacamata sama rambut kuncir kudanya.

gue melepas kuncirnya biar rambut panjangnya terurai dan semakin terpancar deh pesona sensualnya yang bikin gue semakin terangsang hebat — tangan gue pun langsung bergerak cepat melucuti BH dan celana dalamnya dan langsung menjilati payudara mungilnya yang ranum dan lembut.

"mmmh..ahh..geli..hhh" Yuki pun menggelinjang menikmati jilatan dan hisapan gue dan tangannnya semakin mendekap kepala gue dan mencengkeram rambut gue saking enaknya.

Elokwarna ini memang mebuat rangsang sentuh di kulit menjadi berkali lipat rasanya. Sentuhan atau elusan lembut sedikit saja akan bisa membuat geli yang berujung gairah membara.

Tangan gue langsung menyusup masuk kedalam celana dalam Yuki dan jari gue mulai mengobel di dalamnya— bikin Yuki makin bernafsu dan meciumi bibir gue dengan liarnya.

ketika vagina Yuki mulai basah gue langsung membuka resleting celana gue dan mengeluarlan kontol gue yang sudah tegang maksimal.


Tanpa banyak cincong badan yuki gue dorong keatas meja dan langsung gue tancap vaginanya.

"Aaah!sakit Ron! sa..kit.." Rintihan lirih Yuki yang berujung keenakan terlihat dari goyangan pinggulnya yang akhirnya mulai seirama dengan ritme sodokan gue.

"Mmmmh..oh...my....god.." Yuki sudah nggak tahu lagi mau ngomong apa saking hornynya.

Kita lalu berganti posisi menjadi doggy-style dan yuki kembali menggumam layaknya seorang bintang porno.

"Oh fuck! yes! moore please..mmnhh!!"

makin gue naikin lah tempo gue nyodok dia jangan salahin kalau pulang ngangkang nanti.

Akhirnya si adek kecil sudah siap menembakkan peluru spermanya dan dengan sigap dan cepat gue tarik keluar dan gue tembakin ke punggung Yuki yang halus.

Siapa sangka seorang Yuki tiba-tiba berbalik badan dan tangannya langsung meraih kontol gue dan memasukkannya kedalam mulutnya dan melahap semua sperma yang tersisa. Boleh juga nih improvisasinya.

"Damn..ini enak banget sumpah..padahal ini baru quickie aja loh..gila ini substance apa sih yang tadi kita buat?" tanya Yuki penasaran.

Gue akhirnya buka sedikit dapur gue walaupun nggak semuanya sih.

"Yup. gue pengen bikin ecstasy yang lebih potent dalam berbagai bentuk. Soal gue bakal jual atau nggak sih belum kepikiran.. yang penting ini salah satu tantangan pribadi gue aja sih Yu.."

Yuki mulai memasang dan merapikan pakaiannya kembali.

"emang ilmuwan gila lo Ron..tapi tenang aja kalo lo jual gue minat beli sih..hehe.." gue nggak tahu dia nyindir atau memang minat beli.

"tapi lo harus temenin gue abis beli." lanjutnya lagi.

Haha. Modus toh ternyata.

Kitapun berbenah dan merapikan ruang lab sebelum akhirnya beranjak pulang. Gue langsung pulang naik taksi online biar bisa power nap.

-:-:-
Evelyn exe dong hu
 
Selamat kembali suhu. Ijin menikmati karyanya lgi

Update lgnsung dobel plis wkwkwkwk, welcome back suhu rondo

Masang lapak ya ceritanya seruu

Finally double updates 👍😎👍....Thæñkÿøû ⏰ 🎈📶💡🙏🏻🙏🏻

gasss lageeeeeee....!!! terimakasiiih..sehat selaluuuu....

TERIMA KASIH BANYAAK SEMUA ATAS DUKUNGAN DAN NYEMPATKAN MAMPIR DISINI...

Evelyn exe dong hu
Kasian hu baru keluar kamar kanjeng Evelynnya.. kasi napas sikit laah..
 
welcome back suhuu
mantap huu
lanjutkan lagi
Di tamatkan suhu wehehehe
LET'S GOOOOOOOOOOOOO !!! 👍
Trimikicii semoga lancar teruus sampai ketemu ya ron.. support terus yaa suhuu sekalian
Absen malam jelang subuh ....
Asli bikin penasaran
dendam baru dimulai....
Dendam siapa nih hu?:D

CAMPUS LOBBY 17:30 PM

Yuki yang masih merona atas pengalaman barunya ini masih duduk bersandar di kursi lobi kampus. Sambil meneguk softdrink ia browsing smartphonenya sejenak sebelum pesan ojek online dan pulang.

Sebuah panggilan dari nomor asing muncul di layar smartphone Yuki.

"males ah gue angkat. paling ini pinjol nggak jelas atau promo asuransi."
sesaat kemudian, nomor itu mengirim pesan whatsapp.

"Ini aku Jonathan. tolong angkat Yu."
Yuki langsung mengontak nomor itu. Ia tahu ini pasti perihal penting

"Jo..ada apa?kalau kamu nelpon gini pasti berkaitan sama fisika kimia nih."
ledek Yuki ke Jonathan yang serba formal.

"Duh..terbaca ya.. maaf tapi ini berkaitan sama usaha keluargaku..kita kalah saing dengan farmasi dari Thailand dan Vietnam.."

"Terus apa yang bisa aku bantu? Ilmuwan papamu kan udah senior semua mana perlu saran dari anak bau kencur macam aku ini Jo."

"Aku menemukan sesuatu yang sepertinya cuma kamu yang bisa aku mintai tolong untuk membaca sebuah rumus yang aku temukan. Sebuah sobekan rumusan aneh dalam secarik kertas."

"Sebentar lagi aku sampai kampus."

Yuki menghela nafas menahan kesalnya dengan kelakuan Jonathan ini.

"Dih. Mulai deh pakai - pakai tracker lagi.."

"Ini kan urgent. Aku traktir fine dining Kobe beef kesukaanmu. Nanti saja kamu cek rumusnya disana."

Tiba - tiba sepasukan mobil sport dua pintu berpengawal datang berhenti di lobi. Jonathan Dirgantara keluar dari pintu mobil sportnya yang mentereng.

Untung saat itu kampus sudah sepi jadi cuma Yuki yang menyaksikam pemandangan kemegahan bak drama korea ini.

Yuki langsung menghampiri Jo dan mendorong kembali masuk ke mobilnya dengan kasar karena malu namun Jo menuruti dan kembali masuk dalam mobil

"Oke setengah jam kita pacar-pacaran lagi ya kaya dulu..back to memory lane with this playlist." Jonathan mencoba mencairkan suasana sambil memutar playlist lagu yang lumayan bikin ekspresi Yuki menjadi teduh selama perjalanan.

Keadaan didalam mobil selama perjalanan berlangsung hening dan khidmat. Tanpa kontak mata atau sepatah katapun terlontar. Keduanya hanya menikmati alunan lagu sambil memandangi keadaan sekitar jalan sore itu. Jonathan tampaknya cuma punya stok basa - basi yang sempit di dalam benaknya dan stok terakhirnya hari ini telah digunakan ke kalimat sok keren sebelum menyalakan playlist. Yuki pun nampaknya sudah biasa dengan kelakuan mantan pacarnya ini. Dibenaknya saat itu ia hanya memikirkan seorang Rondo Wijaya yang ajaib.

MIBURO JAPANESE FINE DINING 7:00 PM

Setibanya di resto mereka berdua masuk kedalam sebuah ruangan tertutup untuk menjaga privacy. Semua pengawal Jonathan langsung berpencar mensterilkan keamanan restoran.

sembari menunggu hidangan Jo mengeluarkan secarik kertas sobek yang berisi sebuah rumus kimia dan memberikan kepada Yuki.

"Ini yang kamu minta aku cari tau?"

"gambar diatasnya ini adalah sebuah formula dari Aphrodisiac tapi bagian yang sobek ini aku nggak bisa menerka angka 56 x 4 ini apa.." Yuki pun terheran karena perkalian itu bukan istilah kimia. dalam benaknya ia yakin itu sebuah sandi.

"Ternyata ini rumus obat perangsang..aneh juga bapak menyimpan rumus itu.." gumam Jonathan dalam hati.

"Tapi bisa jadi bukan Jo.. karena rumus ini belum utuh.. aku yakin ini pasti lebih dari ini.." Yuki menyimpulkan. Tidak lama makanan pun tersaji dan mereka berdua makan dengan hening karena keduanya keasikan berpikir. Dan selesai makan Yuki mencoba membantu Jonathan yang berusaha mencari bahan obrolan.

“Jo..Bagaimana Wira? Adik kamu itu akhirnya kena batunya tuh..”

Jonathan akhirnya bergeming dan ekspresinya menjadi serius.

“Kamu lihat Yu kejadiannya? Benar Wira sebejat itu?”

“Ya. Untung saja ada saksi mata yang berani melaporkan sebelum kejadian makin runyam. Adik kamu mau memperkosa seorang dosen muda Jo..”

“Siapa yang laporkan dia Yu? Aku tahu ini bukan cuma Sambiroto seorang…dia menyembunyikan sesuatu.. Sampai Wira pun juga begitu..”

“Seorang jiwa pemberani dibalik fisik yang lemah membuat Sam terenyuh Jo.. Kalau menurutku lambat laun kamu juga akan bertemu dengan orang itu.. Dan bisa jadi ia akan bisa membantumu..”

Yuki yang langsung menyadari kalau Sam tidak cerita sepenuhnya dan menyembunyikan keberadaan Rondo langsung mengalihkan pembicaraan
Dan hanya memberikan petunjuk yang tipis tentang keberadaan Rondo.

Jonathan terdiam dan menyeruput secangkir Ocha. Seorang yang bisa membuat adiknya yang angkuh hingga menjadi ketakutan seperti seekor harimau yang trauma dicabut taringnya dengan paksa. Ia sangat penasaran apa yang dilakukan orang ini terhadap adiknya.

Lagi - lagi larut dalam lamunan dan lupa berbincang dengan Yuki Jonathan akhirnya tersadar dari notif whatsapp yang berbunyi.

EVELYN
Eh Jemput Driving range yes. Gue abis nemenin papa mukul barusan.​

“Evelyn minta jemput. Maaf ya kita harus bergegas nih.”
Yuki hanya tersenyum mengangguk dan beranjak keluar restoran.

Jo lalu mengantar Yuki pulang ke depan rumah kosnya.

"Nggak usah dibawa pusing ya Yu.. take your time..anyway, sekali lagi thanks ya.."

"haha ini udah jadi obat melek malam ini Jo..Happy to help.." Yuki pun masuk ke kamar dan merebahkan diri. didalam benaknya lagi - lagi figur Rondo langsung menghiasi isi otaknya.

"Apa dia bisa ya memecahkan ini?" Gumam Yuki penasaran.

——————————————————————————————————————————————————

FRESHMART SUPERMARKET 7:30 PM

Gue telat satu setengah jam nyusulin Airin dan Margie ke supermarket. Gila Kemacetan ibukota bener - bener nguras tenaga dan pikiran gue. Baru pertama kali gue melihat lautan roda dua yang beringas dengan badai kenalpot dipadu dengan suara klakson dari segala penjuru.

Akhirnya gue menemukan Margie dan Airin sedang mengobrol didepan freezer Frozen food.

“Ooh Bratwurst brand ini enak ya mbak ternyata..”
Margie baru mendapat pencerahan dari sang ratu masak televisi.

“Walaupun aku jadi ambassador brand seberangnya harus aku akui kalau rasa lebih enak yang itu.. Sizingnya juga nggak bohong.. Ini kamu genggam aja nggak muat Mar ditanganmu..” Airin berapi - api menjelaskan. Gue heran bukannya dia belain brand yang dia tampil jadi sampulnya..tapi dia sepertinya baru jujur begini kalau didepan orang yang sudah bisa ia percaya. Dia juga ngasih tahu Margie juga bisik - bisik sih.

“Wah size Bratwurst sampai nggak bisa dipegang? Punyaku kalah dong nih.” Gue nimbrung sambil ngetes perkembangan potensial kedua MILF ini pakai jokes om - om.

“Hmm..bit too much sih kalau sebesar ini..eh…” Airin menggumam tanpa sadar lalu baru ingat gue sudah didepannya.
“Udah pada beli sayuran belum nih? Apa keasikan penjajakan nih? Hati - hati lo Mar, Airin ini jago rekrut orang— nanti kamu banting setir lagi jadi juru masak masuk acara Chef Master.” Gue coba mengalihkan sedikit biar Airin legaan sedikit habis kepergok gue.

“Tapi Season yang sekarang bisa jadi season terakhir nih aku ngehost di acara itu. Cukup juga sih aku 7 Season disitu— ditambah lagi ada tawaran yang lebih menarik perhatianku dari TV Kabel luar negeri— katanya mau buat acara semi-documenter travelling chef gitu.”

“Wah mau dong aku jadi asisten 2 kalau jalan - jalan gitu Ai! Seru pasti nih!” Gue berapi - api sih sama konsep ini.

“Iya nanti aku bilang ke Jen. Sayuran dan saus bbq botol juga udah diurus sama dia tadi.”

Smartphone Margie berdering dan ketika ia melihat siapa penelponnya raut wajahnya menjadi muram dan langsung mencari jarak dari kami. Sepertinya penelpon ini bermasalah terhadapnya. Dan Alibiku untuk mendekat dan menguping lebih jauh sedang berjalan kearah kami— Jeanice dan seabreg barang belanjaan pesanan Airin yang walau terlihat mampu tapi gue tahu dia masih perlu uluran tangan seorang pria sejati.

Gue langsung berbagi beban muatan dengannya dan memilah yang lebih berat dan besar untuk gue pikul. Gini - gini manner terhadap wanita sudah dipecut mati oleh ayah, ibu, dan oma Ratmi didalam benakku. Nggak pernah tega gue melihat wanita yang banting tulang hingga kelelahan gitu.

“Gimana Jen tadi aman negosiasinya?” tanya gue memulai obrolan dengan Jen.

“Sejauh ini sih aman. Cuma pihak TV sebetulnya pengen nego kontrak Airin untuk balik ke Chef Master tahun depan. Yah tapi gimana lagi Ai kurang sreg sama Chef baru itu. Lo ngikutin nggak Chef Master Ron? Cari tahu dulu deh biar nggak bertele - tele lagi gue jelasin situasinya— lumayan complex nih.”

Jen memang selalu tegas kalau bahas sesuatu yang serius. Gue jadi makin penasaran sama cerita tentang dirinya— gimana dia bisa ketemu Airin, masuk ke dunia showbiz jadi manajer Airin— sampai bisa skill negosiasi yang tajam pastinya. Lawan dia kan pasti para petinggi dan orang berkedudukan penting sebuah institusi atau perusahaan besar yang perlu exposure dari seorang Airin.
Mungkin kalau ada waktu senggang boleh lah gue siapin waktu jalan bareng dia. Masa kita udah serumah tapi nggak deket— sementara yang cuma ketemu di kampus aja sudah makin intim semua.

“Gue cuman liat higlights-nya aja di Youtube Jen. Kontestannya kurang menarik dan isinya cuma para kontestan yang disuruh masak sambil digojlok juri yang akhirnya disemangatin Airin. Skemanya sih nggak pernah jauh dari ini kalau gue perhatiin beberapa episode.” Komen gue polos.

“Yup. Acara ini kan semi-scripted Ron. Udah diarahin untuk kemana cuma eksekusinya dibebasin— ya gitu deh jadinya. Yang paling penting gue kawal sih HRD-nya bayar fee harus tepat waktu dan semua riders Airin terpenuhi.” Tutup Jeanice sebelum ia merogoh waist bag miliknya untuk mengeluarkan dompet.

Saat itulah sambil mulai menaruh belanjaan ke atas meja kasir gue mulai menguping Margie.

“Pak, tolong jangan gegabah dulu pak..” Margie mencoba menenangkan namun panik.
“Saya aman pak Baja..”

Braja? Ini berarti si bapak berdayang daun muda kemarin itu— anggota dewan Praba Baja Gani.


“Jangan pak..nanti bapak yang kena masalah..ini sudah selesai kok pak masalahnya..oknumnya juga sudah diamankan polisi..”

“Murid saya ada yang berani melaporkan pak..”

“Bapak mau bertemu? Baik nanti saya akan atur waktu pak.. terima kasih.”

Margie menutup teleponnya dan langsung membantu gue mindahin belanjaan.

“Pak Baja mau ketemu kamu Ron, katanya dia mau berterima kasih sudah menjagaku.”

“Ooh begitu ya..sebetulnya ini lumayan mengganjal dan pengen banget kutanyain cuma takut nggak sopan Mar.. Pak Praba Baja ini sebetulnya siapanya kamu sih? Kok beliau segitu perhatiannya sama kamu?”
Akhirnya gue bisa memuntahkan rasa penasaran ini..

Anehnya Margie cuma tersenyum dan nggak merasa tersinggung dengan pertanyaan gue ini seakan dia memang menunggu gue tanya tentang ini.

“Haha.. Karena kamu lihat kemarin penampilan dan tingkah laku si bapak pasti kamu berasumsi aku ini simpenan dia ya? Itu nggak mungkin terjadi Ron. Pak Praba Baja Gani punya hutang budi yang tak akan pernah bisa dia balas kepada almarhum ayahku. Jadinya beliau menjaga keluargaku sejak itu. Soal apa bentuk hutang budinya beliau nggak pernah berhasil aku pancing untuk buka mulut.”

“Memangnya almarhum ayah bekerja sebagai apa Mar?” Gue lanjut menggali info.

“Direktur bea cukai kabinet orde lama.” Margie langsung berpindah posisi langsung membantu Airin dan Jen memindahkan plastik belanjaan kita ke dalam trolley. Gue langsung paham kalau dia meminta gue untuk menyimpan rasa ingin tahu gue di lain waktu.

Setelah memasukkan semua belanjaan ke mobil Airin, kita bertiga langsung berpisah dengan Margie dan meluncur pulang. Hari ini cukup lelah dan gue cuma kuat untuk cuci muka setelah bawain belanjaan dan mindahin semuanya kedalam kulkas dan lemari stok.

GUE MAU TIDUR.
——————————————————————————————————————————————————
PRABA BAJA GANI’S PENTHOUSE 00:00 AM

“Mas Gan.. Hari ini nggak usah divorsir yaah.. Reni loyo nih mas habis nge-gym kan tadi soree..” Keluh manja salah satu stok dayang pak Praba yang ternyata sambil handjob memanaskan persneling tuannya. Praba hanya senyum sumringah sambil menggaruk kepala plontosnyanya yang licin sebelum mennyalakan cerutunya yang masih tersisa setengah batang menganggur diatas asbak meja kasur.


“Haah..yasudahlah kalau begitu.. Langsung sajalah kau mainkaan ini laaee..” Tantang pak Praba yang sudah siap satu lap penuh.

Baru saja Reni mau pindah posisi tiba - tiba tangan Mas Gan langsung menjambak paksa rambut Reni lalu mengangkat badannya hingga mengambang tepat diatas penisnya yang sudah keras lalu ditancaplah Klitoris Reni dengan paksa.

“AAAH!AAH sakiit maaas..Ooowh!!” Reni cuma bisa merintih kesakitan— eyeshadow di matanya juga sudah mulai luntur nggak karuan karena beceknya air mata yang keluar saking sakitnya.

“Kan Reni mau kilaat! Ya aku juga mau tetap puaas laah laaee!! HANTAM TERUS SEDIKIT LAGI KOK INI!! Kau tahan - lah ya sayang!!” Praba lalu berdiri dari duduknya lalu memutar posisinya agar Reni bisa bertumpu di kursi yang ia duduki tadi untuk siap di doggy style.

“Huuhuuhuu..hiks..hikss..sakiit maas..” Reni merintih semakin lirih.
Ternyata Praba sama sekali tidak kasih ampun atau keringanan. Dia makin menghujam dengan kencang hingga paha Reni gemetar hebat namun malah membuat genjotan Praba semakin kuat.

“SAKIIT TAPI APAA RENIII SAYAANG!?”

“Sakit..ta..pi..” Reni berusaha menjawab.

PLOK! PLOK! Genjotan semakin kencang.

“TAPI APAAA!AYOO JAWAAAAB KALAU MAU SELESAAI!!” Bentak Praba terbawa suasana.


“ENAAaaK!! Ena..k..Mas..” Reni akhirnya menjawab sambil menerima tembakan sperma deras Praba yang terasa sampai didalam rahimnya.

“MAANTAAAP..EFEKTIF JUGA LATIHAN GYM KAMU REN..” Puji Praba puas sebelum menghisap Cerutunya sambil membuka flip smartphone miliknya mengecek informasi.
Sebuah pesan Whatsapp singkat membuat dirinya menyeringai lebar kesenangan sampai menimang Reni lalu melemparnya ke kasur.

Pesan itu terdengar seperti kata isyarat dengan pengirim yang namanya sudah disamarkan oleh Praba

MALAIKAT
Lapor. Merlin telah muncul. Raja Arthur sudah terbujuk mencabut pedangnya dan mulai kumpulkan sekutu. Merlin sudah menumpas setan kecil

“Akhirnyaaa kartu Joker kita muncul..Paul Dirgantara..Akhirnya kita bisa berebut secara adil sekarang…HAHAHAHAHAHA!” Praba lalu membuka lagi satu botol wine untuk merayakan kemunculan sang “Joker” ini sementara Reni sudah terlelap kelelahan.
——————————————————————————————————————————————————
SATURDAY - DIRGA MEDICA EXCECUTIVE LAB ROOM 09:00 AM

Yuki dan Jonathan masih menganalisa Resep yang robek di dalam Lab. Sudah semalam suntuk Yuki dibuat penasaran oleh resep ini. Setiap improvisasi yang ia lakukan tidak ada yang cocok dan malah semakin menghantuinya. Dari kemarin ia ingin bertanya kepada Rondo namun masih gengsi untuk mencoba ia pecahkan sendiri—
Sampai akhirnya alisnya dibuat mengernyit seharian.

Jonathan yang tahu kalau mantannya sudah buntu menepuk bahunya dengan lembut lalu memijatnya.

"Sudah..istirahat saja dulu. Aku nggak minta ini jadi sehari semalam kok Yu. Kertas ini memang bikin aku penasaran soalnya ini nggak sengaja kutemukan di ruang kerja Bapak."

Yuki langsung menengok menatap Jonathan heran.

"Pak Dirga menyimpan rumus kimia di ruang kerjanya sih aneh menurutku Jo."

"Yang lebih anehnya lagi resep ini sampai dilaminating dan dimasukkan kedalam kotak pengaman. Makanya aku kopi resep ini. Sudah dipastikan rumus kimia ini adalah rumus yang bernilai tinggi.”

Yuki akhirnya menyerah dan membuka pamungkasnya.

“Aku rasa aku harus panggil dia. Aku yakin dia mampu.”

“Siapa yu?”

“The you know who. Yang dari kemarin aku ceritakan. Orang yang mengalahkanku dengan remehnya di olimpiade science zaman SMU— Yang juga menarik simpati Sambiroto dan Angela— dan yang berhasil mematahkan taring kesombongan adikmu.”

Yuki melihat layar phonebook di Smartphonenya mencari nomor Rondo

“Aura kalian serupa. Penuh cinta dan hangat namun ada sisi gelap dan misterius yang kalian pendam apapun itu bentuknya.”

“Percayalah dia bisa dipercaya menjaga rahasia. Aku sendiri yang jadi jaminannya” Yuki mencoba meyakinkan Jonathan. Sambil mengirim foto rumus itu ke nomor Rondo.

IMAGE SENT!

Mulustrasi menyusul yees..

UPDATE MINGGU INI CHECK!
DIUSAHAIN WEEKLY UPDATE NEXTNYA YA HU

Kalo RL lagi berhalangan akan dinotif disini.​
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd