SembilanBenua
Semprot Lover
- Daftar
- 18 Oct 2020
- Post
- 244
- Like diterima
- 11.008
Suryo Adipati menindih Roro Inten dengan gairah meluap-luap.
Bibir dan mulutnya yang tebal hitam dan kasar berbau rokok berusaha mengecupi seluruh kulit muka Roro yang putih mulus lembut mewangi.
Roro Inten berteriak-teriak sambil memaki-maki Suryo Adipati. Sumpah serapah mengalir tak tertahankan dari mulutnya. Ingin sekali dia mencakar muka bajingan satu ini tapi apa daya tubuhnya terasa lemah lunglai. Sepertinya Roro Inten hanya mampu pasrah menerima nasib atau berharap datangnya sebuah keajaiban.
"Keparat Suryo Adipati….akkkhh…!
"Singkirkan mulut busukmu itu…! Aku tak sudi kau perlakukan bak pelacur...aku tak mau…!!!
"Lepaskan aku bajingan…!!!
"Mulutmu bau lencung....aakhh..! Lepaskaannn..!
Pekik Roro sambil menggelengkan kepala ke sana kemari berupaya menghindari sergapan mulut si lelaki yang makin kurang ajar menyosor membabi-buta.
(Tahi.red)
Seiring teriakan dan makian dari bibir wanita pujaan nafsunya itu mendadak Suryo Adipati menghentikan aksinya.
Roro yang masih ditindihnya hanya mampu memejamkan mata dengan kepala menoleh ke kiri.
Nafasnya nampak memburu cepat. Dadanya yang indah membusung ikut turun naik begitu menggoda.
Sungguhkah pria yang juga keturunan Pangeran Ajibarang itu benar-benar melewatkan kesempatan emas ini ataukah ada hal lain yang dipikirkannya.
Beberapa menit tak ada aktifitas lanjutan membuat Roro Inten penasaran. Diberanikannya untuk membuka matanya pelan-pelan.
Ternyata benar dugaannya sosok lelaki itu kini sudah beringsut dan sedikit menggeser tubuhnya dari dirinya.
Wajahnya sedikit menunduk seperti ada hal yang ia pikirkan.
{"Ada beberapa hal yang harus kau perhatikan Dimas Adipati saat kau hendak bersenggama dengan titisan Dewi itu. Diantaranya….kau tidak boleh asal ngentot begitu saja seperti kau mengawini para betina yang menjadi lontemu ataupun bertingkah bak Koboi Amerika dengan memperkosanya seenak silitmu.
"Intinya kau tidak boleh bersetubuh dengan paksaan apalagi sampai menyakiti. Jika kau tetap melakukannya maka semua akan menjadi sia-sia. Tidak ada gunanya.
"Kau harus bisa membuatnya merasa rela untuk kau setubuhi.
Bahkan lebih baik lagi jika kau mampu membuatnya merengek-rengek minta kau kenthu.
"...piye Dimas…? Tambah mumet tho ndasmu..?...hehehehe…"
Kening Adipati mengernyit mendengar ucapan itu keluar dari mulut Kakak Angkatnya alias Ki Ageng Benowo kala itu.
Mau kawin saja kok repot...banyak syarat, begitu pikirnya.
Lagipula dia yang tipikal pria brangasan merasa tak yakin bisa melakukannya apalagi kepada wanita yang bukan siapa-siapa. Kepada istrinya saja ia langsung main terobos.
Hah entahlah...lihat bagaimana nanti. Begitu akhirnya yang terlintas di otaknya}.
Untuk sejenak Roro Inten merasa bisa bernafas lega melihat Suryo Adipati seperti diam terpaku.
Tapi baru sebentar kemudian perlahan Suryo Adipati mengangkat wajahnya. Seutas senyuman licik terlihat di bibir tebal dan gelap itu.
"Ah, benar omonganmu Kakang Benowo. Ngapain aku kudu kesusu menikmatinya. Masih banyak waktu hingga pagi menjelang. Akan kuresapi betul-betul dirimu Roro Inten.. "ucap Suryo Adipati sambil kembali kedua tangannya mengarah ke tubuh molek Roro.
Roro yang melihatnya sontak menjerit kaget.
"Tidaak…!
"Apa yang kau lakukan Suryo Adipati…! Lepaskan…!
"Aaahhh...jangaannn…!" Pekik Roro Inten.
Apa yang sebenarnya tengah terjadi ?
Terlihat di depan ternyata Suryo Adipati dengan santuy tengah meloloskan kain jarik yang membelit tubuh indah Roro Inten satu demi satu dengan perlahan-lahan. Ia melakukannya dengan lembut jauh berbeda dari sebelumnya yang terkesan brutal.
Kedua tangannya terampil melepaskan kain jarik Roro mulai dari bagian atas.
Satu demi satu ia lepaskan dengan sorot mata yang lepas memandang keindahan luar biasa di hadapannya.
"Luar biasa, begitu putih begitu montok menggunung bak gunung kembar Sindoro sumbing. Ckckckck...
"..ooohhh, indah nian dikau Rengganis dewiku sayang..hehehehe...
"..nikmatilah kebebasanmu sayangku…."ucap Suryo Adipati sambil terkekeh santai.
Roro yang tengah ditelanjangi pun dibuat mati kutu.
Bagaimana tidak…?
Kalu tadi Roro berontak karena diperlakukan brutal oleh Suryo. Kali ini pria tersebut melakukannya dengan lembut lembut "tanpa menyakiti" menelanjanginya dengan "mesra".
Sungguh janggal rasanya jika dia berontak seperti tadi.
Akhirnya yang bisa dilakukan Roro Inten hanyalah memaki-maki Suryo Adipati saja tapi tidak lagi bertingkah seperti semula.
"Kurang ajar kau Adipati...!
Jangan…! Jangan lakukan lagi...
"..hentikan tanganmu yang kurang ajar…! Kauuu…!
Ucap Roro yang hanya mampu melepaskan kata-kata tanpa lebih dari itu.
Sampai akhirnya…
"Ahhhh...selesai juga bagian atasnya. Ckckck….waooow.
"Sungguh indah bak bidadari kahyangan kau Roro Inten...hehehehe…" ucap Adipati melihat Roro Inten tergolek dihadapannya dengan kondisi telanjang dari pinggang ke atas.
Tampaklah tubuh indah Roro terpampang begitu vulgar.
Susunya yang sebesar pepaya begitu kencang, montok dengan puting susu besar mengacung begitu merangsang.
Bergerak turun naik seiring nafas memburu sang Prameswari.
Roro sungguh bingung tak tahu harus berbuat apa. Menjerit tak mungkin, berontak apalagi. Yang bisa dilakukan mungkin cuma memohon sambil memaki Suryo Adipati yang hanya berjarak sejengkal.
Ia berusaha memalingkan muka berusaha menghindar tatapan mata sang Adipati yang asyik menikmati keindahan ragawinya.
"Sekarang bagian bawahnya….
"...kita mulai ya sayangku...hehehehe…"ucap Adipati langsung mempreteli kain bawahan mulai pinggang sampai kaki Roro Inten.
Roro Inten hanya mampu mendelik dan menjerit setengah memaki si pria yang masih asyik melepaskan kainnya. Kurang ajarnya lagi Suryo Adipati melakukannya sambil bersiul tanpa dosa ketika menjalankan aksinya itu.
"Tidaaakk….tidaaakkk…!!!" pekik Roro Inten takkala tangan besar berbulu itu melepaskan kain penutup bagian tubuhnya yang paling intim satu persatu
Dan….
"Selesai juga akhirnya hehehehe...fffuuhh...
"..melepaskan kain bertele-tele seperti ini ternyata menguras tenagaku...hehehehe...tapi hasilnya luar biasa…
"Kau begitu molek begitu seksi dan sungguh tanpa cela Dewi Sekar Mirah.
"...begitu menggairahkan Rengganis...hahahahaha...
"...tinggal sesaat lagi semuanya akan berakhir dengan begitu nikmatnya…"kata Adipati sambil memandang takjub ke arah wanita yang terbaring di hadapannya ini.
Suryo dalam posisi berdiri masih setengah telanjang dengan hanya mengenakan celana dalam.
Tubuhnya yang tinggi, besar dan kekar berbulu tampak jantan dengan bonggol batang kejantanannya tegak ngaceng dibalik cawetnya.
Lalu bagaimana dengan Roro Inten ?
Roro Inten kini terbaring tanpa busana tanpa sehelai benangpun menutupi tubuh telanjangnya yang begitu indah sempurna.
Kontras dengan Adipati, Roro Inten begitu putih mulus padat berisi.
Tonjolan tubuhnya tampak terlihat jelas begitu merangsang di sana-sini.
Dada, pinggul, bokong, paha dan terakhir...bukit kemaluannya yang berjembut lebat.
Sama halnya Adipati, Roro ternyata membiarkan jembutnya tumbuh membelukar.
Dua titik penting memperlihatkan rambutnya yang begitu indah, subur dan eksotis milik Roro.
Pertama, mahkota di kepalanya yang panjang, hitam legam, lebat dan indah terawat. Kedua, jembutnya yang lebat tertata.
Sungguh pemandangan yang mampu menghentikan nafas semua pria di dunia. Adipati tertawa melihatnya.
"Kau bukan hanya memiliki rambut kepala nan indah rengganis. Tapi jembutmu juga sangat indah menawan hati....hehehe...pas sekali dengan diriku…"ucap Adipati.
Roro Inten hanya terdiam lalu mendengus keras.
"Keparat kau Suryo Adipati !
"Jika kau berani menyentuhku kau akan kualat. Kau akan mati dengan tubuh tidak utuh…! "Teriak Roro Inten terlihat mulai putus asa.
Sepasang matanya yang bening indah nampak mencorong antara marah dan ketakutan. Sepertinya dia mulai bisa menduga apa yang hendak dilakukan begundal satu ini terhadap dirinya .
Suryo Adipati kini berdiri begitu dekat dengan Roro Inten yang tergolek di lantai telanjang bulat.
Jarak keduanya hanya selangkah saja !
Pelan namun pasti tiba-tiba Suryo Adipati menarik lepas celana dalamnya sendiri.
"Aahhh..." Terdengar suara Adipati begitu lega dengan senyum licik menyeringai merasakan kemaluannya bebas dari ikatan.
Sementara Roro yang sempat melihatnya hanya memekik kecil berusaha mengalihkan pandangannya.
Namun cepat Adipati menahan kepalanya dan memaksa Roro untuk "menikmati" kegagahan batang kejantanannya.
Kontol Adipati sudah mengacung tegak kaku. Ngaceng maksimal yang seolah memancarkan aura magis yang membuat Roro Inten seolah dipaksa memandangi dengan gairah yang pelan-pelan muncul tanpa ia sadari.
Melihat mangsanya seolah terpukau dengan kegagahannya membuat Suryo Adipati tersenyum penuh arti.
"Kini saatnya kita akan memulai perkawinan ini sayangku…."ucap Adipati disusul teriakan histeris Roro Inten.
"Tidaaakk...tiddaaakk...tidddd….uuuhmmmn….gggokkkhhhhh….uuuhhmm...ggoggghh….!!
Suara pekik Roro tertahan dengan mulutnya seperti tersumpal.
Apa yang terjadi…?
Sebuah pemandangan menggetarkan terpampang di muka.
Suryo Adipati meremas kuat kepala Roro Inten sambil mendesakan pantatnya yang kekar.
Kontol Adipati ternyata disodokkan ke dalam mulut indah Roro Inten dengan keras. Masuk hingga seleher penis.
Ukurannya yang besar membuat Roro gelagapan menerima sodokan tiba-tiba itu.
"Aaahh…!!!
Nikmaaat ya Rengganis...oooougghh...
"enaknya mulutmu sayang...rasakan kontolkuu inii..yahhh…!!
Sleep...sleeep...sleeep...
ggoggghh...goooghhh….aaahh..suryoooo…. gaaaagghh….
Adipati menggenjot selangkangannya penuh tenaga sambil kedua tangannya menahan kepala Roro Inten yang berusaha melepaskan diri dari hunjaman kasarnya.
Kedua mata Roro Inten membelalak dengan mulutnya yang indah dipaksa meregang maksimal menelan kepala penis Adipati yang merojok tanpa henti.
"Ggooogggh...goooggghhhh...goooghhhh...
sleeep... SLEEEEP...sleeep….
Dari bibir indah Roro Inten hanya mampu mengeluarkan suara ngorok takkala Adipati begitu buas mengentot mulutnya dengan batang kontolnya yang raksasa.
"Enaaakk...ooohhh...enaaakkk...ngenthu lambemu sayang…."
"ooohhh...enaaakkk...tak kenthuu cangkemuuu sayanggg…
Ggooogggh….goooghhhh...goooggghhhh…. Oooohhh…
Tak sekalipun Suryo Adipati berhenti. Ia trus membombardir mulut Roro dengan sodokannya yang begitu keras dengan pantat kekarnya mengayun-ayun begitu berirama.
Kepala Roro terdorong lalu tertahan di dinding gua masih dengan mulut yang terkocok penis kekar Adipati.
Ada 15 menit berlalu Adipati masih merasakan nikmat surga dunia di dalam mulut Roro Inten.
Matanya merem melek merasakan hangatnya mulut titisan Dewi Sekar Mirah itu.
Hingga akhirnya…
"Aaakhhh Rengganiss !….akuuuu Mettuuuu…!
Pekik Adipati sambil kedua tangannya menahan bagian belakang kepala Roro. Lalu menariknya keras ke arah selangkangannya disusul ia ayunkan dan dorong bokongnya kuat-kuat berlawanan ke kepala Roro Inten.
CROOT....
Lalu meletuslah magma air maninya yang tersimpan lama di dalam kawah telurnya. Meletup begitu dahsyat keluar melalui kontolnya yang besar, begitu keras, kekar berurat berwarna gelap kecoklatan yang tengah menyumpal mulut indah Roro Inten.
Muncrat begitu kuat dari lubang kencingnya yang lebar sambil ia sodokan kuat-kuat kontolnya di mulut sang bidadari dalam hingga mengenai ujung tekaknya.
"Ooohhh... ENNNAAAAKKKK….!!!
Seru Adipati dengan mata mendelik ke atas sambil pantatnya menggeletar dahsyat lalu mengejat berkali-kali saat lubang kencing di ujung kontolnya yang masih tertelan hingga separuhnya di dalam rongga mulut Roro Inten tengah berejakulasi dengan begitu nikmatnya.
JROOOT....CROOOTT...CROOT..!!!
Aaakkhhh....!!!!!
Akhirnya Adipati berhasil melepaskan derita nikmat yang sedari tadi ia tahan-tahan dengan menyemprotkan spermanya yang meletus dahsyat di dalam mulut indah Roro yang dipaksa menelan separuh lebih batang kontolnya yang kekar.
"Uuhhuk...uhuukkk...wookkkk….!
Roro Inten tersedak keras lalu memuntahkan sebagian cairan mani Adipati yang luar biasa tak tertampung di mulutnya setelah hampir seperempat liter masuk ke dalam kerongkongannya.
Paras mukanya yang cantik jelita tampak memucat. Sebagian cairan putih kental sperma Adipati belepotan mengotori bibir, pipi dan leher Roro yang putih mulus.
Sementara Suryo Adipati hanya tertawa melihatnya.
Tak butuh lama kontolnya yang baru saja memuncratkan sperma langsung tegak ngaceng mengacung kembali dengan gagahnya.
Roro bersimpuh kelelahan dengan rambut mulai kusut meski masih memakai kain penutup kepalanya.
Perlahan-lahan Suryo mendekati Roro. Diangkatnya dagu lancip itu dengan pelan lalu ditatapnya sepasang mata bening Roro yang memandangnya nanar.
"Kau nikmat sekali saat ku BJ bibirmu sayang. Aku yakin pasti suamimu minta kau melakukannya setiap malam. Hehehe…"ucap Adipati dengan lagak merendahkan Roro.
Roro hanya terdiam lalu tiba-tiba…
"Cuhh…!
Roro meludahi muka Adipati dengan keras yang sempat membuat kaget Adipati.
Muka Adipati sempat memerah saat Roro Inten meludahinya.
"Aku tidak keberatan jika kau meludahiku manis. Karena sekarang giliranku menikmati tubuh indahmu Rengganis …!!!
"Aaauughhhh tidddaaaaakkk…!!!!
jerit Roro Inten spontan manakala si lelaki langsung menubruk dirinya.
Suryo Adipati langsung mencengkram kepala Roro Inten sambil jemari kekarnya meremas pipi ranumnya.
"Hekhh...hekhhh...!
Suara Roro terdengar seperti tercekik karena tersedak tangan sang bupati tersebut. Apa sebenarnya yang hendak dilakukan Adipati ?
"Hahh...BUKA !! buka mulutmu wong ayuuuu....!!!" Ucap Adipati dengan keras.
Kedua matanya melotot dengan bibir gemeretak menatap Roro Inten yang terengah-engah dipaksa membuka mulut.
Di ujung jari Suryo Adipati nampak sebuah benda menyerupai pil warna hitam legam sebesar tahi kambing berusaha ia cocorkan ke bibir istri Nyoto itu.
"Hahh...hmmm....ehmmm...tiidd...daakkk....hhmmmm....!!!!!
Sementara Roro berusaha keras menolak dengan sekuat dayanya. Dikatupkannya bibirnya sedemikian rupa hingga Suryo Adipati kesulitan untuk memasukkan benda hitam itu ke dalam mulutnya.
Roro berusaha menahan lengan serta tubuh Adipati dengan menggunakan kedua tangan dan kakinya semampunya meski dirasakannya terasa lemah nyaris tak bertenaga.
Akan tetapi bukan Adipati namanya kalu menyerah begitu saja.
Roro yang terus berusaha menolak membuat Adipati mendengus kesal lalu segera jarinya yang berisi tenaga dalam segera beraksi.
Dengan jitu Adipati menekan syaraf motorik di leher mulus Roro Inten yang sontak membuat wanita jelita ini tak kuasa untuk tidak membuka mulutnya.
"Heghhhh.....akkhhh...!
Seketika terdengar pekik tertahan dari kerongkongan Roro Inten saat Adipati berhasil memasukkan pil hitam misterius itu lalu masuk melalui tenggorokannya.
Adipati lalu berdiri melepaskan tubuh telanjang Roro Inten yang semua ia dekap erat. Seutas seringai licik terkembang di bibir gelapnya saat melihat Roro Inten sang dewi jelita dengan segala keindahan tubuh polosnya tergolek lemah.
Tubuh polos Roro setengah tertelungkup dengan tubuh menggeliat. Suara lirih setengah mengerang terdengar keluar dari sosok indah telanjang itu.
Rambut Roro yang memang begitu panjang dan lebat nampak terurai menutupi tubuh telanjangnya hingga menjela pinggulnya yang besar berikut pantat indahnya.
Suryo Adipati memandangnya dengan nafas memburu. Matanya memerah setengah melotot menyimpan birahi yang semakin membesar dan kian besar !
Kemaluannya telah mengacung kaku tegak ngaceng maksimal. Berwarna merah gelap penuh urat jantan mengelilingi daging kontol yang telah membesar utuh itu. Begitu gagah....
Sekian saat menunggu Suryo Adipati melangkahkan kaki mendekati perempuan itu.
Setengah bersimpuh diraihnya dagu Roro sampai mukanya menghadap ke arahnya. Kedua pasang mata itu akhirnya saling bertemu.
"Kau begitu cantik malam ini Nimas Roro Inten....istriku tersayang...."ucap Adipati perlahan sambil tersenyum lebar.
Dipandanginya seraut wajah cantik jelita itu yang nampak memancarkan rona kemerahan di kedua pipinya menambah ayu paras keibuannya yang tanpa cela.
Kedua mata Roro yang di awal mula mencorong penuh kebencian dan kemarahan tiba-tiba berubah 180°.
Mata itu nampak sayu sendu seolah menyimpan birahi yang begitu dalam begitu besar.
Bibir merah alami dan indah bentuknya nampak bergetar saat sebuah kalimat mengejutkan keluar perlahan begitu merdu mendayu.
"KANGMASSS...KANGMASS PUJO...."
"....akuuu...akuuu kangeenn sekalii padamu Kangmasss..."
"Akuu...akuu cinta dirimuu kangmass..."
Ucapan itu keluar spontan terdengar begitu tulus dari bibir Roro Inten yang sontak membuat Suryo Adipati tersenyum lebar.
Senyum itu akhirnya berubah menjadi suara tertawanya yang terdengar membahana.
Ternyata usahanya berhasil dan tinggal selangkah lagi prosesinya akan ia tuntaskan untuk mengakhiri kutukan terkutuk itu.
Roro Inten memandang nanar "suaminya" dengan senyum malu-malu. Wajahnya bersemu merah hingga nampak begitu ayu begitu cantik tak terperi di kulit putihnya yang sehalus pualam itu.
Suryo Adipati menatap wajah ayu yang hanya sejengkal dari mukanya sambil membelai lembut kulit sang bidadari.
"Kau...kau begitu sempurna Rengganis...
"Kau begitu indah...Dewi Sekar Mirah.."
"...percayalah aku akan menyayangimu melebihi siapapun..."
"Setelah aku memilikimu maka aku akan menjadi lelananging jagat yang seutuhnya..."
"..........
"...hahaha...hahahaha...."ucap Adipati begitu lepas begitu percaya diri.
Segera setelah itu Suryo Adipati langsung menidurkan Roro Inten dan cepat membentangkan kedua paha indah Roro.
Disusul kemudian wajah Adipati menyerbu bukit kemaluan Roro yang sangat menawan dengan sebaris liang sempit kemerahan di dalamnya.
Srruuuppp….srruuuppp...srruuuppp...
"nyammmm...nyammmm….hehehehe... nikmaaat tempikmuu sayanggg….
"ooohhh... merah basssah hangaat berdenyuut-denyuut…."
"...hmmmm... wanginyaaaa....aahhhh.."
srrrupppp…Bibir dan mulutnya yang tebal hitam dan kasar berbau rokok berusaha mengecupi seluruh kulit muka Roro yang putih mulus lembut mewangi.
Roro Inten berteriak-teriak sambil memaki-maki Suryo Adipati. Sumpah serapah mengalir tak tertahankan dari mulutnya. Ingin sekali dia mencakar muka bajingan satu ini tapi apa daya tubuhnya terasa lemah lunglai. Sepertinya Roro Inten hanya mampu pasrah menerima nasib atau berharap datangnya sebuah keajaiban.
"Keparat Suryo Adipati….akkkhh…!
"Singkirkan mulut busukmu itu…! Aku tak sudi kau perlakukan bak pelacur...aku tak mau…!!!
"Lepaskan aku bajingan…!!!
"Mulutmu bau lencung....aakhh..! Lepaskaannn..!
Pekik Roro sambil menggelengkan kepala ke sana kemari berupaya menghindari sergapan mulut si lelaki yang makin kurang ajar menyosor membabi-buta.
(Tahi.red)
Seiring teriakan dan makian dari bibir wanita pujaan nafsunya itu mendadak Suryo Adipati menghentikan aksinya.
Roro yang masih ditindihnya hanya mampu memejamkan mata dengan kepala menoleh ke kiri.
Nafasnya nampak memburu cepat. Dadanya yang indah membusung ikut turun naik begitu menggoda.
Sungguhkah pria yang juga keturunan Pangeran Ajibarang itu benar-benar melewatkan kesempatan emas ini ataukah ada hal lain yang dipikirkannya.
Beberapa menit tak ada aktifitas lanjutan membuat Roro Inten penasaran. Diberanikannya untuk membuka matanya pelan-pelan.
Ternyata benar dugaannya sosok lelaki itu kini sudah beringsut dan sedikit menggeser tubuhnya dari dirinya.
Wajahnya sedikit menunduk seperti ada hal yang ia pikirkan.
{"Ada beberapa hal yang harus kau perhatikan Dimas Adipati saat kau hendak bersenggama dengan titisan Dewi itu. Diantaranya….kau tidak boleh asal ngentot begitu saja seperti kau mengawini para betina yang menjadi lontemu ataupun bertingkah bak Koboi Amerika dengan memperkosanya seenak silitmu.
"Intinya kau tidak boleh bersetubuh dengan paksaan apalagi sampai menyakiti. Jika kau tetap melakukannya maka semua akan menjadi sia-sia. Tidak ada gunanya.
"Kau harus bisa membuatnya merasa rela untuk kau setubuhi.
Bahkan lebih baik lagi jika kau mampu membuatnya merengek-rengek minta kau kenthu.
"...piye Dimas…? Tambah mumet tho ndasmu..?...hehehehe…"
Kening Adipati mengernyit mendengar ucapan itu keluar dari mulut Kakak Angkatnya alias Ki Ageng Benowo kala itu.
Mau kawin saja kok repot...banyak syarat, begitu pikirnya.
Lagipula dia yang tipikal pria brangasan merasa tak yakin bisa melakukannya apalagi kepada wanita yang bukan siapa-siapa. Kepada istrinya saja ia langsung main terobos.
Hah entahlah...lihat bagaimana nanti. Begitu akhirnya yang terlintas di otaknya}.
Untuk sejenak Roro Inten merasa bisa bernafas lega melihat Suryo Adipati seperti diam terpaku.
Tapi baru sebentar kemudian perlahan Suryo Adipati mengangkat wajahnya. Seutas senyuman licik terlihat di bibir tebal dan gelap itu.
"Ah, benar omonganmu Kakang Benowo. Ngapain aku kudu kesusu menikmatinya. Masih banyak waktu hingga pagi menjelang. Akan kuresapi betul-betul dirimu Roro Inten.. "ucap Suryo Adipati sambil kembali kedua tangannya mengarah ke tubuh molek Roro.
Roro yang melihatnya sontak menjerit kaget.
"Tidaak…!
"Apa yang kau lakukan Suryo Adipati…! Lepaskan…!
"Aaahhh...jangaannn…!" Pekik Roro Inten.
Apa yang sebenarnya tengah terjadi ?
Terlihat di depan ternyata Suryo Adipati dengan santuy tengah meloloskan kain jarik yang membelit tubuh indah Roro Inten satu demi satu dengan perlahan-lahan. Ia melakukannya dengan lembut jauh berbeda dari sebelumnya yang terkesan brutal.
Kedua tangannya terampil melepaskan kain jarik Roro mulai dari bagian atas.
Satu demi satu ia lepaskan dengan sorot mata yang lepas memandang keindahan luar biasa di hadapannya.
"Luar biasa, begitu putih begitu montok menggunung bak gunung kembar Sindoro sumbing. Ckckckck...
"..ooohhh, indah nian dikau Rengganis dewiku sayang..hehehehe...
"..nikmatilah kebebasanmu sayangku…."ucap Suryo Adipati sambil terkekeh santai.
Roro yang tengah ditelanjangi pun dibuat mati kutu.
Bagaimana tidak…?
Kalu tadi Roro berontak karena diperlakukan brutal oleh Suryo. Kali ini pria tersebut melakukannya dengan lembut lembut "tanpa menyakiti" menelanjanginya dengan "mesra".
Sungguh janggal rasanya jika dia berontak seperti tadi.
Akhirnya yang bisa dilakukan Roro Inten hanyalah memaki-maki Suryo Adipati saja tapi tidak lagi bertingkah seperti semula.
"Kurang ajar kau Adipati...!
Jangan…! Jangan lakukan lagi...
"..hentikan tanganmu yang kurang ajar…! Kauuu…!
Ucap Roro yang hanya mampu melepaskan kata-kata tanpa lebih dari itu.
Sampai akhirnya…
"Ahhhh...selesai juga bagian atasnya. Ckckck….waooow.
"Sungguh indah bak bidadari kahyangan kau Roro Inten...hehehehe…" ucap Adipati melihat Roro Inten tergolek dihadapannya dengan kondisi telanjang dari pinggang ke atas.
Tampaklah tubuh indah Roro terpampang begitu vulgar.
Susunya yang sebesar pepaya begitu kencang, montok dengan puting susu besar mengacung begitu merangsang.
Bergerak turun naik seiring nafas memburu sang Prameswari.
Roro sungguh bingung tak tahu harus berbuat apa. Menjerit tak mungkin, berontak apalagi. Yang bisa dilakukan mungkin cuma memohon sambil memaki Suryo Adipati yang hanya berjarak sejengkal.
Ia berusaha memalingkan muka berusaha menghindar tatapan mata sang Adipati yang asyik menikmati keindahan ragawinya.
"Sekarang bagian bawahnya….
"...kita mulai ya sayangku...hehehehe…"ucap Adipati langsung mempreteli kain bawahan mulai pinggang sampai kaki Roro Inten.
Roro Inten hanya mampu mendelik dan menjerit setengah memaki si pria yang masih asyik melepaskan kainnya. Kurang ajarnya lagi Suryo Adipati melakukannya sambil bersiul tanpa dosa ketika menjalankan aksinya itu.
"Tidaaakk….tidaaakkk…!!!" pekik Roro Inten takkala tangan besar berbulu itu melepaskan kain penutup bagian tubuhnya yang paling intim satu persatu
Dan….
"Selesai juga akhirnya hehehehe...fffuuhh...
"..melepaskan kain bertele-tele seperti ini ternyata menguras tenagaku...hehehehe...tapi hasilnya luar biasa…
"Kau begitu molek begitu seksi dan sungguh tanpa cela Dewi Sekar Mirah.
"...begitu menggairahkan Rengganis...hahahahaha...
"...tinggal sesaat lagi semuanya akan berakhir dengan begitu nikmatnya…"kata Adipati sambil memandang takjub ke arah wanita yang terbaring di hadapannya ini.
Suryo dalam posisi berdiri masih setengah telanjang dengan hanya mengenakan celana dalam.
Tubuhnya yang tinggi, besar dan kekar berbulu tampak jantan dengan bonggol batang kejantanannya tegak ngaceng dibalik cawetnya.
Lalu bagaimana dengan Roro Inten ?
Roro Inten kini terbaring tanpa busana tanpa sehelai benangpun menutupi tubuh telanjangnya yang begitu indah sempurna.
Kontras dengan Adipati, Roro Inten begitu putih mulus padat berisi.
Tonjolan tubuhnya tampak terlihat jelas begitu merangsang di sana-sini.
Dada, pinggul, bokong, paha dan terakhir...bukit kemaluannya yang berjembut lebat.
Sama halnya Adipati, Roro ternyata membiarkan jembutnya tumbuh membelukar.
Dua titik penting memperlihatkan rambutnya yang begitu indah, subur dan eksotis milik Roro.
Pertama, mahkota di kepalanya yang panjang, hitam legam, lebat dan indah terawat. Kedua, jembutnya yang lebat tertata.
Sungguh pemandangan yang mampu menghentikan nafas semua pria di dunia. Adipati tertawa melihatnya.
"Kau bukan hanya memiliki rambut kepala nan indah rengganis. Tapi jembutmu juga sangat indah menawan hati....hehehe...pas sekali dengan diriku…"ucap Adipati.
Roro Inten hanya terdiam lalu mendengus keras.
"Keparat kau Suryo Adipati !
"Jika kau berani menyentuhku kau akan kualat. Kau akan mati dengan tubuh tidak utuh…! "Teriak Roro Inten terlihat mulai putus asa.
Sepasang matanya yang bening indah nampak mencorong antara marah dan ketakutan. Sepertinya dia mulai bisa menduga apa yang hendak dilakukan begundal satu ini terhadap dirinya .
Suryo Adipati kini berdiri begitu dekat dengan Roro Inten yang tergolek di lantai telanjang bulat.
Jarak keduanya hanya selangkah saja !
Pelan namun pasti tiba-tiba Suryo Adipati menarik lepas celana dalamnya sendiri.
"Aahhh..." Terdengar suara Adipati begitu lega dengan senyum licik menyeringai merasakan kemaluannya bebas dari ikatan.
Sementara Roro yang sempat melihatnya hanya memekik kecil berusaha mengalihkan pandangannya.
Namun cepat Adipati menahan kepalanya dan memaksa Roro untuk "menikmati" kegagahan batang kejantanannya.
Kontol Adipati sudah mengacung tegak kaku. Ngaceng maksimal yang seolah memancarkan aura magis yang membuat Roro Inten seolah dipaksa memandangi dengan gairah yang pelan-pelan muncul tanpa ia sadari.
Melihat mangsanya seolah terpukau dengan kegagahannya membuat Suryo Adipati tersenyum penuh arti.
"Kini saatnya kita akan memulai perkawinan ini sayangku…."ucap Adipati disusul teriakan histeris Roro Inten.
"Tidaaakk...tiddaaakk...tidddd….uuuhmmmn….gggokkkhhhhh….uuuhhmm...ggoggghh….!!
Suara pekik Roro tertahan dengan mulutnya seperti tersumpal.
Apa yang terjadi…?
Sebuah pemandangan menggetarkan terpampang di muka.
Suryo Adipati meremas kuat kepala Roro Inten sambil mendesakan pantatnya yang kekar.
Kontol Adipati ternyata disodokkan ke dalam mulut indah Roro Inten dengan keras. Masuk hingga seleher penis.
Ukurannya yang besar membuat Roro gelagapan menerima sodokan tiba-tiba itu.
"Aaahh…!!!
Nikmaaat ya Rengganis...oooougghh...
"enaknya mulutmu sayang...rasakan kontolkuu inii..yahhh…!!
Sleep...sleeep...sleeep...
ggoggghh...goooghhh….aaahh..suryoooo…. gaaaagghh….
Adipati menggenjot selangkangannya penuh tenaga sambil kedua tangannya menahan kepala Roro Inten yang berusaha melepaskan diri dari hunjaman kasarnya.
Kedua mata Roro Inten membelalak dengan mulutnya yang indah dipaksa meregang maksimal menelan kepala penis Adipati yang merojok tanpa henti.
"Ggooogggh...goooggghhhh...goooghhhh...
sleeep... SLEEEEP...sleeep….
Dari bibir indah Roro Inten hanya mampu mengeluarkan suara ngorok takkala Adipati begitu buas mengentot mulutnya dengan batang kontolnya yang raksasa.
"Enaaakk...ooohhh...enaaakkk...ngenthu lambemu sayang…."
"ooohhh...enaaakkk...tak kenthuu cangkemuuu sayanggg…
Ggooogggh….goooghhhh...goooggghhhh…. Oooohhh…
Tak sekalipun Suryo Adipati berhenti. Ia trus membombardir mulut Roro dengan sodokannya yang begitu keras dengan pantat kekarnya mengayun-ayun begitu berirama.
Kepala Roro terdorong lalu tertahan di dinding gua masih dengan mulut yang terkocok penis kekar Adipati.
Ada 15 menit berlalu Adipati masih merasakan nikmat surga dunia di dalam mulut Roro Inten.
Matanya merem melek merasakan hangatnya mulut titisan Dewi Sekar Mirah itu.
Hingga akhirnya…
"Aaakhhh Rengganiss !….akuuuu Mettuuuu…!
Pekik Adipati sambil kedua tangannya menahan bagian belakang kepala Roro. Lalu menariknya keras ke arah selangkangannya disusul ia ayunkan dan dorong bokongnya kuat-kuat berlawanan ke kepala Roro Inten.
CROOT....
Lalu meletuslah magma air maninya yang tersimpan lama di dalam kawah telurnya. Meletup begitu dahsyat keluar melalui kontolnya yang besar, begitu keras, kekar berurat berwarna gelap kecoklatan yang tengah menyumpal mulut indah Roro Inten.
Muncrat begitu kuat dari lubang kencingnya yang lebar sambil ia sodokan kuat-kuat kontolnya di mulut sang bidadari dalam hingga mengenai ujung tekaknya.
"Ooohhh... ENNNAAAAKKKK….!!!
Seru Adipati dengan mata mendelik ke atas sambil pantatnya menggeletar dahsyat lalu mengejat berkali-kali saat lubang kencing di ujung kontolnya yang masih tertelan hingga separuhnya di dalam rongga mulut Roro Inten tengah berejakulasi dengan begitu nikmatnya.
JROOOT....CROOOTT...CROOT..!!!
Aaakkhhh....!!!!!
Akhirnya Adipati berhasil melepaskan derita nikmat yang sedari tadi ia tahan-tahan dengan menyemprotkan spermanya yang meletus dahsyat di dalam mulut indah Roro yang dipaksa menelan separuh lebih batang kontolnya yang kekar.
"Uuhhuk...uhuukkk...wookkkk….!
Roro Inten tersedak keras lalu memuntahkan sebagian cairan mani Adipati yang luar biasa tak tertampung di mulutnya setelah hampir seperempat liter masuk ke dalam kerongkongannya.
Paras mukanya yang cantik jelita tampak memucat. Sebagian cairan putih kental sperma Adipati belepotan mengotori bibir, pipi dan leher Roro yang putih mulus.
Sementara Suryo Adipati hanya tertawa melihatnya.
Tak butuh lama kontolnya yang baru saja memuncratkan sperma langsung tegak ngaceng mengacung kembali dengan gagahnya.
Roro bersimpuh kelelahan dengan rambut mulai kusut meski masih memakai kain penutup kepalanya.
Perlahan-lahan Suryo mendekati Roro. Diangkatnya dagu lancip itu dengan pelan lalu ditatapnya sepasang mata bening Roro yang memandangnya nanar.
"Kau nikmat sekali saat ku BJ bibirmu sayang. Aku yakin pasti suamimu minta kau melakukannya setiap malam. Hehehe…"ucap Adipati dengan lagak merendahkan Roro.
Roro hanya terdiam lalu tiba-tiba…
"Cuhh…!
Roro meludahi muka Adipati dengan keras yang sempat membuat kaget Adipati.
Muka Adipati sempat memerah saat Roro Inten meludahinya.
"Aku tidak keberatan jika kau meludahiku manis. Karena sekarang giliranku menikmati tubuh indahmu Rengganis …!!!
"Aaauughhhh tidddaaaaakkk…!!!!
jerit Roro Inten spontan manakala si lelaki langsung menubruk dirinya.
Suryo Adipati langsung mencengkram kepala Roro Inten sambil jemari kekarnya meremas pipi ranumnya.
"Hekhh...hekhhh...!
Suara Roro terdengar seperti tercekik karena tersedak tangan sang bupati tersebut. Apa sebenarnya yang hendak dilakukan Adipati ?
"Hahh...BUKA !! buka mulutmu wong ayuuuu....!!!" Ucap Adipati dengan keras.
Kedua matanya melotot dengan bibir gemeretak menatap Roro Inten yang terengah-engah dipaksa membuka mulut.
Di ujung jari Suryo Adipati nampak sebuah benda menyerupai pil warna hitam legam sebesar tahi kambing berusaha ia cocorkan ke bibir istri Nyoto itu.
"Hahh...hmmm....ehmmm...tiidd...daakkk....hhmmmm....!!!!!
Sementara Roro berusaha keras menolak dengan sekuat dayanya. Dikatupkannya bibirnya sedemikian rupa hingga Suryo Adipati kesulitan untuk memasukkan benda hitam itu ke dalam mulutnya.
Roro berusaha menahan lengan serta tubuh Adipati dengan menggunakan kedua tangan dan kakinya semampunya meski dirasakannya terasa lemah nyaris tak bertenaga.
Akan tetapi bukan Adipati namanya kalu menyerah begitu saja.
Roro yang terus berusaha menolak membuat Adipati mendengus kesal lalu segera jarinya yang berisi tenaga dalam segera beraksi.
Dengan jitu Adipati menekan syaraf motorik di leher mulus Roro Inten yang sontak membuat wanita jelita ini tak kuasa untuk tidak membuka mulutnya.
"Heghhhh.....akkhhh...!
Seketika terdengar pekik tertahan dari kerongkongan Roro Inten saat Adipati berhasil memasukkan pil hitam misterius itu lalu masuk melalui tenggorokannya.
Adipati lalu berdiri melepaskan tubuh telanjang Roro Inten yang semua ia dekap erat. Seutas seringai licik terkembang di bibir gelapnya saat melihat Roro Inten sang dewi jelita dengan segala keindahan tubuh polosnya tergolek lemah.
Tubuh polos Roro setengah tertelungkup dengan tubuh menggeliat. Suara lirih setengah mengerang terdengar keluar dari sosok indah telanjang itu.
Rambut Roro yang memang begitu panjang dan lebat nampak terurai menutupi tubuh telanjangnya hingga menjela pinggulnya yang besar berikut pantat indahnya.
Suryo Adipati memandangnya dengan nafas memburu. Matanya memerah setengah melotot menyimpan birahi yang semakin membesar dan kian besar !
Kemaluannya telah mengacung kaku tegak ngaceng maksimal. Berwarna merah gelap penuh urat jantan mengelilingi daging kontol yang telah membesar utuh itu. Begitu gagah....
Sekian saat menunggu Suryo Adipati melangkahkan kaki mendekati perempuan itu.
Setengah bersimpuh diraihnya dagu Roro sampai mukanya menghadap ke arahnya. Kedua pasang mata itu akhirnya saling bertemu.
"Kau begitu cantik malam ini Nimas Roro Inten....istriku tersayang...."ucap Adipati perlahan sambil tersenyum lebar.
Dipandanginya seraut wajah cantik jelita itu yang nampak memancarkan rona kemerahan di kedua pipinya menambah ayu paras keibuannya yang tanpa cela.
Kedua mata Roro yang di awal mula mencorong penuh kebencian dan kemarahan tiba-tiba berubah 180°.
Mata itu nampak sayu sendu seolah menyimpan birahi yang begitu dalam begitu besar.
Bibir merah alami dan indah bentuknya nampak bergetar saat sebuah kalimat mengejutkan keluar perlahan begitu merdu mendayu.
"KANGMASSS...KANGMASS PUJO...."
"....akuuu...akuuu kangeenn sekalii padamu Kangmasss..."
"Akuu...akuu cinta dirimuu kangmass..."
Ucapan itu keluar spontan terdengar begitu tulus dari bibir Roro Inten yang sontak membuat Suryo Adipati tersenyum lebar.
Senyum itu akhirnya berubah menjadi suara tertawanya yang terdengar membahana.
Ternyata usahanya berhasil dan tinggal selangkah lagi prosesinya akan ia tuntaskan untuk mengakhiri kutukan terkutuk itu.
Roro Inten memandang nanar "suaminya" dengan senyum malu-malu. Wajahnya bersemu merah hingga nampak begitu ayu begitu cantik tak terperi di kulit putihnya yang sehalus pualam itu.
Suryo Adipati menatap wajah ayu yang hanya sejengkal dari mukanya sambil membelai lembut kulit sang bidadari.
"Kau...kau begitu sempurna Rengganis...
"Kau begitu indah...Dewi Sekar Mirah.."
"...percayalah aku akan menyayangimu melebihi siapapun..."
"Setelah aku memilikimu maka aku akan menjadi lelananging jagat yang seutuhnya..."
"..........
"...hahaha...hahahaha...."ucap Adipati begitu lepas begitu percaya diri.
Segera setelah itu Suryo Adipati langsung menidurkan Roro Inten dan cepat membentangkan kedua paha indah Roro.
Disusul kemudian wajah Adipati menyerbu bukit kemaluan Roro yang sangat menawan dengan sebaris liang sempit kemerahan di dalamnya.
Srruuuppp….srruuuppp...srruuuppp...
"nyammmm...nyammmm….hehehehe... nikmaaat tempikmuu sayanggg….
"ooohhh... merah basssah hangaat berdenyuut-denyuut…."
"...hmmmm... wanginyaaaa....aahhhh.."
Suryo Adipati dengan buas menjilati tempik Roro Inten yang penuh dengan belukar jembutnya. Disibak rerimbunan jembut itu dengan lidah, bibir serta hidungnya yang besar.
Roro Inten pun tak mampu menahan diri. Erangan, rintihan dan sesekali pekik kenikmatan terdengar begitu merdu membuai sukma siapapun pria yang mendengarnya.
"Ooohh….kangmass....kangmasss Pujooo....!!!
'...
"ooohhhh tiddaaak...….!!!
"Aaaaaaahhhhhh…nikmatnyaaa kangmasss....!!
Erang dan pekik nikmat tak tertahankan keluar dari bibir Roro Inten.
Mendengar suara bak rintihan bidadari surga itu kontan membuat Suryo Adipati kian terpacu nafsunya hingga tembus ke ubun-ubun.
Dia yang memang piawai dalam merangsang wanita sejak lama segera saja melancarkan serangan bertubi-tubi.
"Aaaakkkhhh…!!
Roro Inten terus mengerang tak terkontrol manakala lidah panjang dan kasar Adipati terus menusuk liang cintanya yang berusaha bersembunyi di balik jembutnya yang indah membelukar.
"Hehehehe...lubangmu sudah begitu basah berlendir sayangku...
"...akan kusibak itilmu akan kubongkar rahasia di balik lubang surgamu nan sempit ini….
"aku sungguh penasaran..hahahahaha…
Nyam….nyamm...
sruuupp...srrupppp...hhhemmmmm….nyammm….sruuuupppp…
Suryo Adipati begitu buas menjilati dan menyiksa alat vital Roro.
Roro dipaksa mengerang dan merintih serta sesekali menjerit histeris karena rasa nikmatnya yang begitu luar biasa dari lidah dan bibir jagoan penakluk para wanita ini.
"Aaaugghhh….tolonggg...hentikann.…hentikannn Kangmasss...!
"Ooohhhh….Kangmasss... !!!
"...ooohhhh....aaakuuuu...takkk kuaaaattt….
"...akuuu...takkk tahaaannn lagggii…!"
"....henn..hentikanlaahh...!!
"..aakkuhhh....!!
CREET...CREET... CREET…!!!!
"Roroo Kelluuarr.....Aaakhhhhhhh...!!!!!"
CREET…CRECEET...!!!!
Roro Inten melolong sambil kedua mata indahnya membelalak-belalak memandang ke arah selangkangannya dimana Suryo Adipati tengah dalam kesibukannya melahap organ vital kewanitaannya.
Ditatapnya wajah "suaminya" yang amat ia cintai ini dengan pandangan nanar penuh gairah dan penuh cinta tak terukur.
Kedua pahanya menjepit keras kepala Suryo Adipati sambil kedua tangannya meremas keras kepala "Nyoto".
Pinggul serta bokongnya yang besar putih mulus dan montok itu sontak mengejat2 dan terangkat berkali-kali seiring muncratnya air ejakulasi keluar begitu deras begitu nikmat dari lubang kencingnya.
CREET... CREET... CRECEET…!!!
"Oooougghh….aaakhhhh...kangmass Pujo...sayanggkuu..!!!!!…oooohhhh…!!!!"
CREET... CREET... CRECEET…!!!
Roro terus saja mengalami multi orgasme yang luar biasa. Air maninya bermuncratan bak air mancur akibat rangsangan pria pujaannya, Sunyoto Pujo Satmoko.
Tubuhnya yang putih seksi dan padat berisi terus menggelinjang didera nikmat klimaks yang luar biasa.
"Hehehehe….nikmat sekali airmu sayang...begitu lezat…!! Hahahaha…
"Sungguh berbeda dari semua wanita yang pernah kucicipi... hehehe"
"Rasanya begitu gurih dan….seperti ada manis-manisnya…." Kata Adipati menirukan slogan salah satu produk air mineral itu
sruuppp...Sruuuppp...sruuuupppp….
Suryo Adipati terlihat begitu rakus menelan hampir semua air mani Roro Inten yang keluar akibat ejakulasi nikmatnya.
Setelah sekian menit Roro Inten tuntas memancut.
Nafasnya memburu dengan dada montoknya yang sebesar pepaya bergetar begitu mempesona.
Puting susunya telah mengacung keras maksimal pertanda nafsu seksualnya mencapai puncak hanya tinggal pelampiasan akhirnya saja.
Kedua pahanya terkangkang lebar-lebar seolah menunjukkan kepasrahan total dirinya akan gelombang nafsu birahi yang mengungkungnya erat.
Kelopak lubang alat kawinnya yang telah merekah maksimal nampak bergerinjal dan begitu indah memerah basah berdenyut denyut menandaskan keinginan si vagina untuk segera dimasuki serta dijejali oleh sebuah batang penis pria.
Dan satu-satunya penis yang ada bukan lain adalah penis Suryo Adipati yang sebesar ketimun Mawi asal Sulawesi.
Kontol Adipati memang istimewa. Hanya berjarak sejengkal saja dari pangkal paha Roro Inten kontol itu tegak ngaceng begitu besar kokoh penuh urat-urat jantan yang mengelilinginya.
Berwarna merah gelap kontol itu terus mengangguk-angguk dengan ukuran panjang mencapai lebih dari 20 cm.
Lendir rangsang tampak menetes-netes dari lubang kencing di kepala kontolnya yang mekrok bak jamur merang.
Sementara rimbun jembutnya yang begitu lebat mengelilinginya sehingga kian menampakkan pemandangan yang begitu jantan dan macho.
Kantong telurnya menggantung begitu besar menandakan gairah seksualnya yang tanpa batas dengan persediaan air mani luar biasa banyak siap disemprotkan ke dalam rahim Roro Inten.
"....ssshhh...aaahhhhh...kangmasss..."erang Roro Inten terdengar begitu manja begitu menggairahkan.
"Ada apa sayangku...? balas Adipati masih dengan seringai penuh kemenangan.
"Itu...besaar sekaliiih kangmass...."
"Apanya yang besar Nimas...? Pancing Suryo Adipati.
"Kon...kontol kamu...ahhhh..."
"...manukmu begitu gagah kangmass.."
"Roro penginnnn...."rintih Roro manja dengan mata nanar berbinar.
"Pengin apa sayang...? Katakanlah dengan jelas....hhmmm..."ucap Adipati masih dengan senyumnya. Adipati yang telah "berubah" menjadi sosok Nyoto di mata Roro Inten itu.
Dibelainya lembut wajah ayu Roro disusul erangannya tak tertahankan manakala jari jemari Roro Inten yang putih mulus begitu lembut dan lentik mengusap lonjoran batang kemaluan kerasnya.
"Roro pengin ngenthu...ngenthu kangmass..."
"Roro pengin dikenthu kontolmuu kangmasss...ssshhh aakhhh..."ucap Roro lirih dengan senyum tersipu begitu menggemaskan.
Tubuh telanjang Roro yang begitu molek menggeliat pelan begitu menggoda Suryo Adipati.
"Kau sungguh begitu jelita bila tanpa busana Rengganis.
"Susumu...pentilmuu...
"..pinggangmu...pinggulmu...
"...pantatmu….paha dan kaki indahmu….Oooohhh...sungguh anugrah Hyang Widhi yang begitu agung…" desah Adipati sambil memandang takjub ke arah tubuh bugil Roro Inten.
"Apalagi…...itu ooohhh tempikmu...alat vital kewanitaanmu yang siap untuk dikenthu dan dimasuki oleh kontolku nanti….
"Aakkhhh...begitu cantik tiada duanya...
"akkuuhhh...ooohhh Rengganiisss…!!!!
Croot..!! Crooot... CROOT…! Aaakhhh…!!
Tiba-tiba kontol kaku dan kekar Adipati yang sebesar penis kuda memancut air mani spermanya begitu kuat tak tertahankan.
Tubuh Suryo Adipati menggigil di saat proses pemompaan spermanya begitu nikmat.
Luar biasa …!
Apa yang sebenarnya terjadi..?
Ternyata keindahan tubuh dan kecantikan alat vital Roro Inten mampu membuat Suryo Adipati muncrat seketika tanpa harus dimasukkan.
Sungguh aura istimewa Roro Inten tergambar jelas di sini.
Masalahnya kalu pria lain pasti langsung lemas alias leroy. Tapi lain dengan Suryo Adipati yang bukan pria kaleng-kaleng.
Suryo Adipati terbiasa lelaku bertirakat untuk memperkuat kekuatan seksnya.
Tak heran ia mampu bersenggama dengan wanita hingga semalaman tanpa henti dan kelelahan.
Ditambah lagi air maninya seolah terus menerus ada dan seakan tak pernah habis. Luar biasa.
Dulu sewaktu muda ia terbiasa meniduri beberapa wanita sekaligus dalam semalam dan semuanya ia buat KO telak-telak.
Namun apakah hal itu akan ia lakukan kepada wanita jelita istri kesayangan Pujo ini...?
"Akhhhh...sshhh...luar biasa kau Dewi Sekar Mirah…
"Auramu mampu membuatku muncrat lebih dulu tanpa bersentuhan denganmu…
"Kupikir ini salah satu caramu membuat lelaki lain tak bisa sembarangan mengentotmu...hahhhh…
"Tapi aku...Suryo Adipati.. keturunan Pangeran Ajibarang yang gagah perkasa.
"Konon beliau memiliki istri dan selir hingga 30 orang dan mampu menyenggamai mereka semua sekaligus dalam sehari semalam…
"Akupun tak berbeda jauh dengan dia…
"Aku...aku...akan menikmati keindahan dan nikmatnya dirimu dewiku….heheheheh…"ucap Adipati dengan terkekeh sementara kontolnya yang baru saja mengeluarkan pejuh seketika kembali mengeras ngaceng maksimal tanpa cela sedikitpun.
Roro Inten yang memandang nanar masih dengan senyuman malu penuh birahi saat melihat pria ini perlahan mendekat dengan batang kontolnya mengacung begitu besar begitu keras dan tampak gagah.
"A..aapaaa...yang aaakaann kauu lakukannn.. Kangmass…!?
Kata Roro Inten manja sambil berusaha beringsut mendekati Suryo Adipati.
Suryo Adipati tersenyum seraya menyentuh lembut dagu lancip Roro dengan jari telunjuk dan jempolnya yang besar dan kasar itu.
"Hehehehe...kau lihat itu sayangku. Kontolku sudah mengangguk-angguk sepertinya dia begitu gembira telah bertemu kekasihnya yang telah ada di depan mata...hahahaha...
"kau siap dewiku ?
"Kita akan memulai prosesi kenthuu nikmat kita ini hehehehehe…."ucap Suryo Adipati dengan penuh kemenangan.
Sementara Roro Inten balas menatap lalu jemari halusnya kembali meraba mengusap sedikit meremas batang kontol kekar Adipati.
Adipati sontak menengadah memejamkan matanya sambil mengerang merasakan nikmatnya kocokan jemari lembut Roro Inten di batang penisnya.
Hemmm...sruuupp…. srruuuppp….hmmmm...hemmmm...aaaassshhh…..!!!
Suryo Adipati langsung memeluk tubuh molek dan telanjang yang ada didepannya lalu didekapnya erat ke pelukannya.
Bibir kasarnya melumat habis bibir indah Roro Inten lalu dengan jitu berhasil menarik lidah Roro Inten keluar yang langsung ia telan dan dihisapnya lidah Roro dengan kuatnya.
"Ehhmmm….kang...masss….ooohhhh... Pujoooo….aakhh….ehmmmm….ehmmmm….
Desah mulut Roro terdengar samar manakala Suryo dengan buas melumat bibir itu dengan begitu menikmati.
Roro Inten yang tak kuasa menolak segera saja merelakan bibir dan area dalam mulutnya diobrak-abrik oleh lidah dan bibir kasar Suryo Adipati.
Sementara di Bagian sisi bawah tepatnya di pangkal paha Suryo Adipati mulai menyentuh-nyentuhkan kepala kontol besarnya yang telah tegak ngaceng ke bibir vagina Roro Inten dengan terlebih dahulu menyibak bukit jembut Roro yang indah membelukar itu.
Roro yang tahu perilaku Suryo Adipati seketika menjerit keras.
"Aaakhhhh...kangmass..kontolmuu..!!!
"...ooohhh...masukkannn...masukkkannn...manukmu Kangmass....aakhhh...!"
"Hehehehe...aku tidak dengar omonganmu sayangku...katakan yang jelasss cantik..!!!
seru Suryo Adipati sambil kali ini malah mulai menggesek-gesekkan kepala kontolnya ke bibir basah liang kawin Roro yang indah menggelambir itu. Ke atas ke bawah...begitu terus berulang-ulang
"NGENTOOOT....oohhh ngenttottttt....!!!
"....tempikkuuu penginnnn dienttottt kontol...!!
"....entttoot akuu kangmasss...entottt Rorooo pake kontooool....!"
Pekik Roro Inten setengah memelas ke arah Adipati
"Dasar betina...hehehehe..."
"...semakin kau bergerak dan merengek makin besar nafsuku untuk segera mengentotmu sayangku...hahahaha….
"Sekarang saatnya kutukan kamandanu lenyap untuk selamanya….!!!
Ucap lirih Suryo Adipati dengan penuh percaya diri. Senyumnya terkembang penuh sampai memperlihatkan giginya yang besar-besar.
"RASAKAN MANUKKUU….Dewi Sekar Mirah…!!!!..
"JEBOOOL TEMPIKMUUU...AMBLASSS KONTOLKUU...MUNCRAT PEJUKU…HAMILAAH DARI BENIHKUU DAN JADILAH IBU DARI ANAK-ANAKKUUU NANTI RENGGANIISSS….!!!!! Suara Suryo Adipati terdengar begitu keras membahana saat ia spontan meremas kuat sepasang bongkah pantat montok Roro Inten dengan kesepuluh jarinya yang kekar.
"Aaaakkkhhh !! Kangmasss.... !!
"......!!!!!!!
Jerit Roro bersamaan tarikan kuat telapak tangan Suryo Adipati di kedua bongkah pantatnya.
Kreepp,..nyuuuttt…
Diremasnya kuat lalu ditariknya bokong besar Roro ke arah selangkangannya sembari diayunkannya batang kaku kejantanannya keras-keras ke dalam kuntum rongga nikmat kewanitaan Roro Inten.
"TEMBUUUSSS….!!!!!!
Teriak Suryo Adipati begitu keras disusul sepersekian detik kemudian jerit Roro Inten
"AAAKKHHHH…!!! pekik Roro Inten nyaris berbarengan.
Sleep...kreeekk...kreeekk..sleeepp...BLESSSEEEK…!!!!
Aaarrgggh...!!! ...kangmasss...!!!
Ahaagghhhh...!!!! Pekik Roro saat merasakan sebuah benda pejal, besar dan kaku menusuk keras lubang kemaluannya.
Mendesak liang kewanitaannya yang dipaksa meregang maksimal menyambut benda tak lain adalah kontol besar Adipati.
"Ahaagh... Kangmasss Pujooo….!!! man..manukmuu..manukmuu...ter..lalu besssaar...ahaaghhhh….tidddaakk mu...aatt !!!
"...aaarrgggh…!! Pekik Roro sambil kedua mata indahnya mendelik memandang bilamana kontol kekar Suryo Adipati menghunjam lubang vaginanya.
Kedua tangannya yang lembut mulus berusaha menahan dada kekar Suryo yang terus berusaha mendesakkan penisnya dan kini sudah tertelan masuk di lubang vagina Roro hingga leher penis.
"AAAGGHHHHH…tempikkkk...tempikkkk....!!!!!"
Pekik nikmat Suryo Adipati membelalak-belalak dengan mulutnya menganga lebar merasakan kontol kaku dan kekarnya dijepit oleh dinding hangat nan sempit liang cinta Roro Inten yang memberinya rasa nikmat tiada terkira.
Tempik wanita jelita ini ternyata begitu peret begitu legit luar biasa...teramat nikmatnya.
Terasa begitu kuat menjepit serta meremas-remas batang penisnya.
Sungguh pengalaman bercinta dengan ratusan wanita di sepanjang hidupnya belum sekalipun ia merasakan vagina seenak ini.
"Aaarrgggh...Rengganiss...ennnnakkkk tenannn TEMPIKMUUU...begitu ciut... legiiiit !
"...Pereeet..! Rapeeeet….nikmaaat..!!!!
Aaarrgggh...terima kontolku lagiiii...dewikuuu…!!!
SLEEEEP... BLESSSEEEK…!!!
"AARRGHHH...!!!!
Kembali Suryo mendesakan kontol kekarnya lebih dalam.
"...aaauuughhh...Kon..kontolmuuhh...ahagghh..."
erang Roro saat merasakan batang kejantanan pria ini kian menembus di kedalaman alat vitalnya.
Sementara kedua tangan Adipati masih mencengkram menahan bokong padat dan indah Roro Inten lalu menarik ke arahnya keras-keras ke selangkangannya.
"Aarghhh...kangmass..manukmuuu....!!
"....ahaaghhh...!!
Roro Inten melolong merasakan liang cintanya dipaksa meregang ke tahap yang belum pernah ia alami sebelumnya.
Rasa linu yang semula sempat menyengat alat vitalnya pelan tapi pasti berubah menjadi rasa geli-geli nikmat yang makin menggila seiring daging kejantanan Suryo Adipati kian dalam menghujam keluar masuk liang cintanya..
"Hoohhh....hhhaaaahhhhhh....hahhhh..."Adipati mengerang penuh nikmat tak tertahankan saat pinggulnya mulai memompa liang seks Roro.
Kedua matanya mendelik dengan bibir menganga seiring pantatnya menggenjot selangkangan sang dewi bersamaan kontol kekarnya menembusi lubang tempik Roro tanpa henti.
"Ahaaghhhh...Kang...masss...!!!
"KON..TOOLLMUUU...…!!! "Ahaaghhh...bezzzaaarrrr sekaliiiihhh... ...!!
"aaarrghhhhhh…. penuuuhh...sesaakkk..!!
"Oooohhh... kangmasss….KON...KONTOLMUU...ahaaghh.." erang Roro Inten sembari mengangkangkan kedua paha mulusnya selebar-lebarnya sedemikian rupa.
Sungguh besar derita nikmat akibat sumbatan kontol Adipati di liang nikmatnya.
Tanpa sadar Roro Inten menjerit di tengah jeratan seksual yang mencengkeram nalarnya dimana ia berkubang di dalam telaga birahi semu yang luar biasa nikmatnya.
Kedua tangan lentiknya hanya mampu meremasi dada si pria yang tengah menindih tubuhnya dan menggenjotkan kontolnya ke dalam tubuhnya merasakan surga dunia yang amit-amit nikmatnya.
Roro mengerang merintih merasakan nikmat hebat akibat gesekan daging kontol Suryo Adipati di liang cintanya.
Ia tak berusaha mengacuhkan rasa nikmat yang mengungkung dirinya karena pria yang menyetubuhinya saat ini adalah suaminya sendiri, Pujo yang sangat dicintainya. Bukankah demikian....
Sodokan daging kaku Suryo Adipati masih terus memberikan rangsangan luar biasa di sepanjang syaraf kenikmatan dalam lorong vaginanya.
Kian merasuk...kian keras...kian cepat batang kemaluannya menggenjot liang kewanitaannya membuat dinding vaginanya reflek melakukan reaksi yang wajar..
Semakin cepat penis besar itu menggesek dan menggilas semakin aktif pula liang cintanya meremas dan menjepit batang itu seakan tak ingin dilepaskan.
"Aaakhhh....aaaakhhh...aaakhhh..."
Tanpa disadari bokong bahenol Roro pun mulai terlihat mengegos naik turun seakan menimpali genjotan pantat kekar Adipati yang tengah memompakan kemaluannya keluar masuk di pangkal paha sang Dewi kahyangan.
Gerakan tubuh telanjang Roro yang spontan nan begitu seksi menggairahkan ini sontak membuat Adipati bagai melayang di awang-awang.
Adegan ini sontak membuat rambut panjang Roro Inten terurai begitu indahnya menambah gairahnya yang kian mendekati titik puncak.
Rasa geli nikmat akibat remasan dan jepitan liang cinta sang Dewi jelita ini betul-betul melenakannya.
"Hoohhh.....hahhhhh...hahhhh..!!!"
Mata Adipati mendelik-delik separuh memutih dengan air liur tampak menetes di sudut bibirnya merasakan jepitan daging kelamin si wanita begitu erat meremas kontolnya. Begitu kuat mengenyot batang pelinya.
"Ooooohhhh...Cantikkkk….!!!!!!
"Ooohhhh….Cantikkkk sekallliiii kauuu...Rengganisss....!!!
"Ooohh....TEMPIKMUUU...Sekar Mirahh…
"TEMPIKMUUU...ennnaaakkk..!!!!….
"....TEMPIKMUUU nikmaaattt…!! ".....TEMPIKMUUU...Rorooo…Intennn....."
Erang nikmat Suryo Adipati sembari tangannya masih meremasi bokong bulat Roro Inten.
Ia tarik...tarik bokong indah itu berkali-kali terus tanpa henti sambil ia sodokkan selangkangannya sendiri ke pangkal paha Roro Inten.
Ia genjot-genjotkan batang kontolnya ke atas ke bawah yang kini telah tertelan separuhnya di dalam tempik Roro Inten.
Sedangkan Roro terlihat masih terus "meladeni" genjotan pria gagah ini dengan tanpa sadar menaik turunkan bokong indahnya menyambut hunjamkan kontol Adipati.
"Aaahhhhh...kenthu....!!!
"....kenthuhhh aku kangmasss....!!
"...terusss...aaakhhh....aakhhh...."
Lendir dan busa putih nampak keluar berlelehan melumuri daging kontol berotot Suryo yang bak piston mobil keluar masuk membelah ke lubang kawin Roro Inten.
Kontol kekar berotot itu menyibak rimbun jembut sang dewi dan terus menerus bergerak amblas keluar masuk tanpa henti menembus legitnya tempik Roro Inten hingga separuh dengan ritme 3 kali sodok per detik.
Luar biasa….!!
SREEET...blesssss...SREEET... blesssss... SREEET…. blesssss
Bunyi kecipak kontol berurat kaku Suryo Adipati menghunjam dan menggenjot keluar masuk begitu gagah tanpa perlawanan ke dalam tempik Roro Inten menciptakan harmoni suara merdu mendayu bak orkestra surgawi. Dan itu sudah berlangsung setengah jam lebih non stop.
Sungguh luar biasa kekuatan Adipati.
Padahal dengan elastisitas vagina Roro yang senikmat bak Dewi kahyangan itu para pria normal paling hanya mampu bertahan sekejapan mata.
"Aahaaghhh...kangmasss.….!!!
"...ooohhh...kangmass...akuu..akuuhh tak kuaaat lagiii...."
"Ooohh.....kangmass..ooohhh....!!"
Rintih Roro tanpa henti seiring genjotan Adipati yang makin kuat bertenaga.
Perlahan tapi pasti rasa nikmat makin menggila di alat kelaminnya menuju proses pelepasan birahi mendekati pemuncak.
Sungguh pilu apa yang dialami Roro Inten.
Sebuah derita birahi yang teramat berat harus ditanggungnya sebagai wanita terhormat untuk menjaga kesucian dirinya dari siksaan keji berbalut birahi.
Kedua insan berlainan jenis yang sama-sama telanjang bulat ini masih terus saling berkawin saling bersenggama meski si wanita tak menyadarinya.
Roro Inten terlihat kali ini mengangkangkan paha montoknya lebar-lebar di tengah sodokan kontol gagah Suryo Adipati yang terus mengawininya tanpa jeda.
Sleep...sleep...sleeep....
Sedetik kemudian seiring hunjaman kontol Suryo Adipati yang ke sekian kalinya Roro Inten meraung keras menjerit-jerit histeris dengan badannya melengkung bak busur.
Pantatnya mengejat2 kuat lalu menghentak-hentak ke atas dalam tindihan tubuh kekar lawan mainnya itu.
Mata indahnya membelalak dengan mulut menganga takkala puncak persenggamaannya dengan Suryo Adipati berhasil ia capai.
Kedua tangannya memeluk erat punggung tegap si pejantan disusul bokongnya mengejat2 kuat serta tubuh moleknya mengejang-ngejang bak terkena ayan.
Pekik dan erangannya terdengar menyayat pilu tak mampu menahan rasa nikmat yang menyengat dahsyat di kedalaman liang kewanitaannya yang tengah tersumbat batang kontol gagah Adipati menggenjot tempiknya dalam-dalam begitu keras tanpa henti.
........
"Aaakhhhhhhh...!!!"
Suara lolongan histeris keluar bersamaan remasan kuat liang vaginanya menjepit keras melumat habis batang penis Adipati.
"Aaaooowwwwoooo…!!!!
Pekik nikmat Suryo Adipati berganti keluar seiring jepitan liang cinta Roro Inten seakan meluluhlantakkan daging penisnya bersamaan klimaks Roro yang kesekian kalinya itu.
Nikmatnya sungguh tak terkira. Sepasang pria wanita yang tengah berkawin itu hanya mampu saling memekik sambil meremas bokong lawan.
Roro Inten meremas bokong kekar Suryo Adipati sedangkan Suryo sebaliknya meremas kuat pantat bahenol Roro Inten.
"Aaaahhhhh….kangmasss....." Pekik Roro saat puncak klimaksnya kali ini diikuti muncratnya cairan squirt memancur keras
CREET....CRETTTT..."...Akhhh....KELLUAAARR....!!
"...laggiii….aaahhh... lagggiiihh...!
".....ooohhhh.….!!!
Kenikmatan yang bersumber di dalam liang kewanitaannya membuatnya tak mampu menahan diri.
Saking hebatnya Roro Inten tak kuasa untuk tidak memeluk tubuh kekar Adipati yang menindihnya kuat.
Roro pun mengangkat pantatnya kuat-kuat menekan habis kemaluannya seakan berusaha melumat kejantanan pemerkosanya.
"Gaaaggghhhh....!!!!"
Hal demikian sontak membuat Adipati mengerang keras merasakan nikmat luar biasa di sekujur alat vitalnya.
Tubuh kekarnya menggigil seiring erangannya keluar begitu memilukan.
Suryo yang tahu Roro Inten tengah klimaks tak ingin menyia-nyiakan waktu.
Ia tindih tubuh indah itu dengan segenap badannya lalu ia hunjamkan seluruh kontolnya sampai tak tersisa ke dalam liang surgawi Roro Inten.
"Aaakhhh....TEMPIKKKKKKK…!!!
"Aaakhhhh Rengganiisss...!!!!!
Suryo Adipati berteriak histeris sambil menekan batang kontolnya dalam-dalam sambil diremasnya kuat-kuat bokong bahenol Roro.
Suara Adipati terdengar bergetar bak tercekik di kerongkongannya akibat nafsu seksnya telah mencapai titik tertinggi sebagai pejantan kepada betina yang tengah dikawininya ini.
"Sshh...Hahhh...shhh...hahhh..."
......
"CIN..CINTAKUUHHH...."
........
"Ter..terrimalaahhh KON...TOLKUUU...Roroooo Intennnn....Sayangggkuu..
!!!!
Kreeekk... BLESSSEEEK…!
"Aauughh...!!!"
Suara erangan merdu Roro Inten terdengar bak tertikam sembilu manakala Suryo Adipati menghunjamkan seluruh batang kontolnya ke dalam tempiknya sampai kantong telur Adipati menempel ketat celah silitnya Roro Inten yang ikut basah berlumur lendir kawin keduanya.
Mata Adipati mendelik bak lepas dari rongganya. Wajahnya yang gagah dan angkuh menjadi sepucat mayat. Mulut ngiler ternganga lebar tapi tanpa suara terdengar sedikitpun.
Dia seolah lupa akan dIrinya saat merasakan nikmat surgawi tak tertahankan akibat pijatan dan remasan luar biasa liang vagina perempuan ini.
Dinding liat lubang tempik Roro Inten meremas-remas dan menghisap-hisap daging batang kontolnya dengan begitu kuat seakan-akan hendak meremukkannya sampai luluh.
Sungguh sebuah derita teramat nikmat tak terlukiskan yang baru ia aIami seumur hidupnya.
Istimewanya semuanya berlalu secara otomatis tanpa kendali Roro Inten karena Roro sendiri masih dalam kondisi setengah sadar.
Roro hanya mampu menganga lalu merintih keras dengan mata setengah memutih serta wajah memucat. Tubuhnya kembali mengejang kuat takkala puncak orgasme kembali ia dapatkan.
Di saat yang bersamaan pula, Suryo Adipati merasakan sukmanya lepas melayang terbang dan kini berada di Swargaloka nan permai.
Seumur hidup tak ada satupun wanita yang mampu menampung seluruh kontolnya dan memberinya rasa nikmat seperti ini
Sungguh teramat istimewa sosok wanita yang tengah disetubuhinya saat ini.
Selangkangan keduanya telah menyatu tanpa celah. Dinding perut Roro yang begitu rata, kencang dan putih mulus menempel ketat perut Adipati yang kasar dan kekar berisi.
Hanya nampak tersisa bulu jembut keduanya yang lebat membelukar menyatu dalam kesempurnaan seks.
Bibir Adipati yang tebal dan kasar kini nampak memagut kuat melumat bibir indah Roro Inten.
Roro yang didera klimaks hebat tak mampu bertahan dari serbuan ciuman liar sang bupati.
Keduanya saling memagut liar penuh birahi menggelegak dengan mata mereka terpejam erat seolah begitu meresapi lautan kenikmatan seks ini.
Jari jemari Suryo Adipati yang kekar meremasi rambut kepala Roro Inten yang telah terurai begitu lebat mempesona menyentuh hingga sebokong indahnya.
Sementara lidah kasarnya yang basah menjilati leher Roro yang putih mulus.
Jemarinya lantas turun ke balik punggung indah Roro. Lanjut meremas kuat pinggul besarnya hingga akhirnya bermuara di bongkahan pantat Roro yang bulat bahenol berikut sepasang paha indahnya yang padat berisi.
"Aaakhhh...akkhhh...akhhhh.."
Pantat bugil keduanya masih terus saling memompa satu sama lain. Saling menggenjotkan selangkangan masing-masing berusaha mengakhiri derita birahi yang begitu menyiksa.
Kantong telur besar Adipati bergetar keras tanpa henti seiring liang cinta peranakan Roro Inten terus menerus meremas, menjepit dan menyedot kuat batang kontol kekar dan kaku Sang Adipati.
Mulai ujung hingga dasar kontolnya yang telah tertelan sepenuhnya di dalam lubang seks Roro Inten yang memang berdaya hancur yang tada duanya.
"Ooohhhh....ooooooohhhhhh.....!!!!"
Erangan Adipati terdengar pasrah tiada putusnya tak kuasa menahan nikmatnya liang cinta Roro Inten yang tengah memberinya hidangan kenikmatan seksual yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.
Pantat besar nan indah Roro nampak mengejat halus beberapa kali diiringi cengkraman liang kemaluannya bergerak dengan sendirinya begitu dinamis begitu masiv meremasi kuat batang kejantanan sang Adipati.
Tak mau kalah Suryo Adipati terus menekan pinggulnya menggenjot kemaluan sang Dewi yang memberinya kenikmatan bak tiada akhir.
Itulah keistimewaan seorang Roro Inten yang tidak dimiliki perempuan lain di pelosok mayapada ini.
Telah berlalu satu jam keduanya mereguk prosesi persetubuhan yang teramat nikmat ini.
Suryo berharap ia segera muncrat seiring kantong telurnya yang besar menggantung bergetar keras. Sepertinya sebentar lagi air maninya yang menggunung siap meledak dalam letusan hebat melebihi klimaksnya dengan beratus wanita sebelumnya.
Sebuah klimaks yang akan menandai akhir derita kutukan yang telah menghantui dirinya selama ini. Akan tetapi…
Hanya tinggal sedikit lagi air maninya yang hendak ia letupkan ke dalam rahim Roro Inten mendadak seperti tertahan. Mampet tak bisa muncrat. Aneh sekali.
Suryo Adipati mengerang keras sambil menyodokkan kuat-kuat kontolnya ke dalam liang nikmat Roro Inten berharap maninya muncrat. Tapi sekali lagi tak ada yang keluar dari ujung penisnya.
Rasanya sungguh tak nyaman. Rasa nikmat geli luar biasa di kepala kontolnya tak mampu ia salurkan melalui ejakulasi.
Ia mengalami kegagalan ejakulasi. Kenapa bisa begitu…?!!!
"Akhhhh...tidaaakkk..!!!!
"Kenapa…!!! Kenapa tidak bisa muncrat…!!!???
Teriak Suryo begitu panik, marah sekaligus dongkol luar biasa.
Roro Inten yang telah pasrah terbaring dalam tubuh kemolekannya dengan nafas satu-satu terlihat begitu menggairahkannya namun sayangnya tak bisa ia pejuhi.
Padahal itu salah satu syarat utama sekaligus syarat akhir agar kutukan Kamandanu bisa tertolak.
Suryo Adipati yang mangkel setengah mati seketika mencabut kontolnya yang sedari tadi menyumbat liang kawin Roro Inten yang telah klimaks berkali-kali karenanya.
Ia mengocok keras kontolnya sendiri tepat di muka jelita Roro Inten dan….
Aarghhh…. crooot…. CROOT... Croot…!!!
Akhirnya meletuslah mani spermanya yang begitu banyak dan putih kental tepat menyirami sekujur muka ayu jelita hingga buah dada montok Roro Inten.
"Aaarghhh... Rengganiisss…. Sekar Mirah…!!!"
"Kamandanu keparat..!!!!"
"Akan kulumat istrimuuuu…!!!"
Tuntas berkata demikian Suryo Adipati langsung kembali menindih hendak menyenggamai Roro kembali tapi kali ini akibatnya justru lebih parah dan membuatnya kaget setengah mati.
Kontolnya mendadak lemas dan letoy terkulai tanpa tenaga.
Lemah lunglai bak pria impoten tak punya daya.
Wajah Suryo Adipati mendadak pucat bagai tak berdarah.
Perasaannya bercampur aduk. Marah, dongkol, takut dan panik menjadi satu.
Kontan ia beringsut mundur lalu terduduk tak jauh dari Roro Inten yang terkulai lemas dengan paha indahnya terbuka begitu merangsang birahi.
Tapi itu semua tak mampu membangkitkan nafsu Suryo Adipati.
Sungguh jauh berbeda dengan di awal mula.
Suryo Adipati duduk bersimpuh dalam hening lalu tiba-tiba ia mendatangi Roro Inten lalu menjambak rambut panjang indahnya sampai tergerai lepas dengan beringas serta wajah semerah saga.
"Keparat kau Sekar Mirah…!
"Kau hendak mempermainkan aku... Suryo Adipati..!
"Kali ini kau berhasil...tapi aku takkan menyerah…
"Pasti ada jalan aku akhirnya bisa memutus kutukan kamandanu…!
"....kakang Benowo….yah kakang Benowo…
"Hanya dia satu satunya yang bisa membantuku…..
"Cuiihhh…!
Suryo Adipati meludahi tubuh telanjang Roro Inten sambil berdiri.
Diambilnya pakaiannya kembali lalu diraihnya sebuah benda berbentuk keris dan dihunusnya.
Wuuuttt...slaappppp….
Sebuah sinar merah angker seketika menyeruak di dalam gua itu hingga menerangi hampir semua bagian dalam goa.
"SETAN ALASSS...!!!!"
Wuuut…
Di ayunkan keris pusakanya dari atas hingga ke bawah disusul selarik cahaya api bak kilat menyambar menebarkan hawa panas membakar.
Blaaarrr…!!!
Dinding gua bergoncang keras saat disambar sinar geledek dari keris pusaka Pulung Geni milik Pangeran Ajibarang itu.
Selang sekian menit kemudian tampak pemandangan nggegirisi terhampar jelas di muka.
Dinding dan lantai gua yang terbuat dari batu cadas sangat keras terlihat bagai terbelah dua sepanjang lorong gua hingga ke ujung kira-kira 10 meter.
Dari celah batu yang menganga tersambar api geledek keris itu masih mengeluarkan asap putih dengan bebatuan di dalamnya terlihat merah membara bak bara dalam tungku.
Sungguh mengerikan….!
Nafas Suryo Adipati nampak memburu seiring ia sarungkan kembali keris pusakanya itu.
Tak lama seseorang emban berusia lanjut yang tadi mendandani Roro Inten muncul dengan raut muka tegang.
"Mbok...kau bersihkan perempuan itu...cepat !
Si emban sepuh itu hendak bertanya tapi tatapan tajam dan angker Suryo Adipati menghilangkan nyalinya.
Mata cekungnya yang berkeriput memandang ke arah Roro Inten yang nampak terkulai lemah antara sadar dan tidak.
"Aku tidak boleh membuang-buang waktu. Besok aku harus berhasil menuntaskannya. Menumpahkan spermaku ke dalam rahimnya.
"Kalu tidak..!
"Semua akan sia-sia dan Freddy serta anak cucuku yang akan menanggung akibatnya..
"Jan Sontoloyoooo !!!!!
Maki Suryo Adipati sambil menengadah. Suaranya menggema keras di seluruh ruangan gua.
Sementara semburat sinaran Surya mulai menyibak ujung lazuardi di langit timur menandaskan perjuangan Suryo Adipati baru akan dimulai.
Akankah Suryo Adipati mampu memenuhi hajatnya dan memutus kutukan itu tepat pada waktunya…?
Lalu bagaimana dengan Nyoto…?
Terakhir diubah: