Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Runner (Chapter 45: Happy Ending, featuring Chelsea Islan (The Final Chapter))

Status
Please reply by conversation.
Side Story XII: Rio's Next Adventure with Maya Septha.

Note: Biasanya side story saya tulis berdasarkan artis yang sudah pernah saya tulis, tapi kali ini justru saya menggunakan tokoh fiksi yang sebelumnya sudah muncul di Side Story XI, yaitu kawan Fahmi yang bernama Rio.



Target terbaru Rio adalah aktris cantik dan presenter Maya Septha. Ibu 3 orang anak itu meski terlihat sangat bijaksana di sosial media dan sering membagikan kata-kata positif di account Instagramnya, tapi sebenarnya sifat aslinya sangat menyebalkan. Dulu, Rio sering disuruh-suruh oleh Maya, bahkan ketika sebenarnya itu bukan bagian pekerjaan Rio. Rio berhasil membius Maya Septha dan membawanya ke sebuah tenda di dalam hutan. Berkat bantuan Fahmi, Rio jadi tau tempat yang aman untuk menggarap Maya, karena tempat itu biasa digunakan Fahmi untuk membawa perempuan-perempuan sewaannya.

Maya saat itu sedang pulang shooting dan diantar oleh supir Kantor. Tanpa sepengetahuan kru shooting dan Maya, Rio membius si supir Kantor lalu Rio menyamar menjadi supir Kantor untuk bisa menculik Maya. Maya terbangun dan mendapati dirinya sudah berada di dalam sebuah tenda dan terikat tanpa busana.

"Tolooong!!!! Tolooong!!!!" Maya Septha berteriak meminta tolong.

Tiba-tiba Maya dikejutkan oleh suara laki-laki yang ada disebelahnya.

"Terus aja teriak, May. Ga bakalan ada yang denger teriakan kamu. Kita ini di tengah hutan." Ujar Rio sambil merokok santai.

Betapa terkejutnya Maya ketika melihat Rio yang ternyata menculiknya.

"Rioooo?!!!" Rupanya Maya masih mengenali Rio.
"Apa-apaan ini??? Lepasin saya!!!" Maya terlihat marah pada Rio dan berusaha memberontak.

Rio mematikan rokoknya dan berjalan mendekati Maya dengan wajah yang penuh amarah.

"Lo udah bikin hidup gue menderita selama gue kerja di Ini Talkshow. Ini saatnya gue balas dendam!" Rio mengancam Maya.

Maya mulai ketakutan dan mengeluarkan air mata, tubuhnya pun bergetar merinding. Melihat reaksi Maya seperti itu, Rio tentu saja sangat senang.

"Rio, dengerin saya ya. Itukan di masa lalu. Saya akuin saya salah. Saya bener-bener minta maaf." Ucap Maya.

Rio tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Maya yang meminta ampun. Tentu saja Rio tidak akan memaafkan Maya begitu saja, Rio ingin mempermalukan dan merendahkan harga diri Maya.

"Maaf kata lo??? Lo udah bikin harga diri gue jatoh di depan orang-orang!" Rio membentak Maya sehingga Maya Septha semakin ketakutan.

Maya Septha sekali lagi berusaha bernegosiasi dengan Rio agar mau melepaskannya.

"Gini aja deh, mau kamu sekarang apa? Mending kamu lakuin apa yang jadi keinginan kamu lalu lepasin saya." Ucap Maya berusaha meyakinkan Rio.

Rio mulai berfikir, ternyata ucapan Maya ada benarnya juga. Toh, Rio jauh-jauh membawa Maya kesini untuk mencicipi tubuhnya, akhirnya Rio mulai melepaskan pakaiannya. Sepertinya Maya sudah paham apa yang diinginkan oleh Rio.

"Oke kalau itu mau lo, ini lo sendiri yang nawarin ke gue ya?" Ujar Rio pada Maya.
"Udah cepetan!" Jawab Maya.

Rio pun menghampiri wajah Maya Septha dan mulai mencium mulutnya. Setelah menikah, memang tubuh Maya belum pernah disentuh lelaki manapun selain suaminya. Kini Maya diam saja dan pasrah menerima serangan lidah Rio di mulutnya. Awalnya Maya berusaha menolak permainan Rio, tapi karena kelihaian lidah Rio, Maya mulai membalas ciuman Rio. Tangan Rio mulai bergerilya memainkan kedua payudara besarnya dan memainkan putting merah mudanya.

ā€œMmmmhhhā€¦. Mmmhhhhā€¦ā€ Desah Maya tertahan ketika Rio mulai menekan-nekan dan memelintir serta memilin-milin puttingnya.

Setelah 3 menit menikmati mulutnya, Rio langsung mengemut payudaranya dan menggigit kecil putingnya. Sementara tanga Rio memainkan payudara sebelahnya dan mulai meraba bibir vaginanya. Rio dengan telaten mempermainkan vagina Maya, bahkan clitorisnya tidak luput dari permainan Rio.

"Hhhhsssshhhh...." Maya hanya bisa berdesis.

Maya Septha, yang tidak kuat menahan serangan dari Rio, akhirnya mencapai orgasme pertama sepanjang hidupnya yang dia dapat dari pria selain suaminya.

ā€œAahhhā€¦. Aku mau keluaaarrrā€¦. Aaaaahhhhhā€¦ Aku pipiiiisss...ā€ Semburan cairan vagina Maya menyembur dan membasahi bagian bawah tenda.
"Cuih... Sok banget bijak soal pernikahan di Instagram, digarap laki-laki lain aja sampe ngecrot banyak gini lo!" Rio meledek Maya yang baru mendapat orgasmenya.

Rio mulai menggesekkan penisnya ke bibir vaginanya. Maya, yang menyadari dia akan dieksekusi, langsung menggeliat sambil memohon-mohon kepada Rio.

ā€Jangan dimasukkinā€¦. Aku gamauā€¦. Janganā€¦ Ini cuma buat suamiku.... jangmmmhhhā€¦.ā€ Maya tiba-tiba berubah pikiran setelah melihat ukuran penis Rio yang besar.

Ukuran penis Rio memang besar, mungkin 3 kali lebih besar dari ukuran penis suami Maya, tapi Rio tidak peduli. Rio pun menciumi Maya dan memasukkan penisnya ke dalam vagina Maya Septha yang ternyata masih sempit.

"Ah berisik, nih rasain kontol gue!" Ujar Rio yang lelah mendengar rengekan Maya.

Setelah berkali-kali ditekan akhirnya penis Rio berhasil merangsek masuk hingga mentok ke rahim pemain sitkom Kejar Tayang itu.

ā€œHmmmmmhhhhhhā€¦ā€¦ Mmmhhhhhā€¦.ā€ Ibu 3 anak itu yang berteriak kesakitan karena ukuran penis Rio yang besar, tapi teriakan Maya tertahan oleh ciuman Rio.

Lidah Rio menari-nari dengan panasnya di dalam mulut seorang Maya Septha. Setelah penis Rio berhasil masuk, Rio diamkan di dalam selama beberapa menit dan Rio lepaskan ciumannya ke Maya.

ā€œCcpphhh... Ccpphhhh..ā€ Rio melumat bibir Maya Septha dengan sangat bernafsu.

Maya kembali menangis dan melihat ekspresi tangisannya membuat Rio semakin bernafsu dan langsung menggenjot tubuhnya dengan kasar. Yang tidak Rio ketahui adalah Maya menangis sebenarnya karena merasa bersalah menikmati semua ini.

ā€œAAahhhhā€¦.. Sakiittttā€¦ aaaahhhhhā€¦.. kyaahhhhā€¦. Ampuunnnā€¦ aaahhhhā€ Genjotan Rio membuat Maya berteriak kesakitan namun justru membuat Rio makin semangat.
"Berisik lo! Rasain kontol gue nih!" Rio semakin menggenjot tubuh Maya dengan kasar.

Payudaranya pun tidak luput dari permainan tangan Rio. Rio memilin-milin payudara Maya dan sesekali menciumi putingnya. Tiba-tiba Maya Septha berteriak lagi.

ā€œAaaahhhā€¦.. Aku mau pipis lagiā€¦ Aaaahhhh.... Aku dapeeeetttt...ā€ Maya sepertinya mencapai orgasme keduanya dan terkulai lemas.

Rio pun kembali menggenjot tubuhnya bertahap dari lambat menuju cepat selama 15 menit dan Maya hanya mendesah kecil karena energinya sudah terkuras. Lalu, Rio merasakan akan mendapatkan orgasme.

ā€œMay, gue mau keluarrā€¦. Aahhh..." Ucap Rio sambil mendesah.
ā€œJangan di dalamā€¦ Maya gak mau hamil lagiā€¦. Hhhhā€¦ Aaahhhh...ā€ Maya yang sudah lemas tidak mampu memberi perlawanan dan Rio langsung menyemburkan sperma yang banyak dan vaginanya kini terasa hangat.
"Biarin aja, nanti anak keempat lo dari gue!" Ucap Rio sambil melepaskan penisnya dari vagina Maya.

Sementara Maya menangis hingga tidak sadarkan diri, Rio keluar tenda untuk merokok dan membiarkan Maya beristirahat sebelum nanti Rio menggarap tubuh mungilnya itu. Usia Maya Septha memang sudah 34 tahun, tapi tubuhnya masih terlihat dan terasa seperti tubuh wanita berusia 24 tahun. Rio masuk lagi ke dalam tenda, pemandangan tubuh mulus Maya sekali lagi membangkitkan gairah Rio.

Rio membalik tubuh Maya, Ia mulai
menggarap Maya dari belakang dengan
setengah berdiri dan kedua tangan Maya
bertumpu di pinggiran tanah. Tangan Rio meremas-remas payudara
Maya. Penisnya maju mundur secara teratur.

"Rioooo... Udaaaah... Saya capek!!!" Maya Septha berteriak lagi.

Rio tidak peduli, malah penis besar semakin Rio mengobrak-abrik kemaluan Maya Septha yang tentu saja terlalu kecil untuk ukuran penis Rio. Maya sudah tiga kali melahirkan, namun karena Maya melakukan perawatan yang tepat makanya vagina Maya bisa tetap terjaga rapat.

Tubuh Maya, yang sudah hangat, kini makin hangat karena menahan sakit bercampur nikmat, keringatnya bercucuran. Maya tidak mau mengakui ini, tapi dia sendiri perlahan mulai menikmati permainan Rio. Rio yang sudah berkeringat basah itu terus menggenjot Maya, hingga akhirnya meledaklah air maninya di dalam vagina Maya Septha.

"Aaaah..." Terdengar erangan mereka secara bersamaan.

Maya benar-benar diperlakukan Rio seperti Boneka sex yang tidak ada artinya. Harga diri Maya direndahkan serendah-rendahnya oleh Rio yang memang bertujuan untuk mempermalukan Maya. Tiba-tiba Rio dikejutkan oleh suara lelaki muda.

"Mas, kapan giliran gue?" Tanya pemuda bertubuh besar itu.

Ternyata pemuda itu adalah Ferry, sepupu Rio yang masih berusia 19 tahun. Rio sengaja mengajak Ferry kesini untuk menggarap tubuh Maya.

"Ah lo ngagetin aja sih. Yaudah, sini masuk!" Rio mengajak sepupunya itu masuk ke dalam tenda.

Maya Septha memang sudah menjadi fantasi Ferry sejak lama. Ferry sering beronani sambil menyaksikan penampilannya sebagai Neng Maya di acara Ini Talkshow, entah mengapa penampilan Maya Septha yang mengenakan kebaya di acara itu membuat Ferry bernafsu.

"Wah, ternyata beneran Neng Maya. Berkah ini!" Ferry kegirangan melihat tubuh mulus Maya Septha yang kini ada di hadapannya.

Ferry langsung melepaskan pakaiannya dan berlutut di sebelah tubuh Maya yang sudah tidak berdaya. Wanita berusia 34 tahun itu terbangun dan kaget melihat penis Ferry tepat di hadapannya. Ferry mendekatkan penisnya itu ke dekat mulut Maya.

"Jilat, isap, kemudian Neng Maya emut-emut seperti es krim. Tapi jangan digigit!" Ujar Ferry dengan nada memerintah.

Maya masih menutup mulutnya dan menggelengkan kepalanya, ini membuat Rio naik pitam.

"Lo nurut apa kata Ferry atau gue gorok leher lo!" Ancam Rio sambil memegang sebuah pisau dapur berukuran besar, mirip seperti pisau yang digunakan Rambo.

Maya hanya mengangguk pelan sambil menangis. Awalnya Maya menolak. Tetapi setelah diancam oleh Rio, terpaksa artis cantik itu menuruti permintaan Ferry. Rio mengambil handphonenya dan merekam kegiatan oral sex Maya Septha dan sepupunya.

"Oooohhh... Enaknyaaaaa...." Ferry merasa keenakan menerima permainan mulut dan dari Maya Septha.

Lidah dan mulut Maya memijat-mijat penis Ferry dengan sempurna. Tentu saja ini blowjob terbaik yang Ferry pernah rasakan, apalagi kalau dibandingkan dengan blowjob dari pacar-pacarnya yang masih duduk di bangku SMA.

"Saatnya gue ngerasain memek lo, Neng Maya!" Ujar Ferry.

Setelah beberapa saat, kemudian Ferry melepaskan penisnya dari mulut Maya lalu mengarahkan penisnya lalu digesek-gesek ke bibir vagina Maya. Maya yang mengetahui apa yang akan terjadi padanya berusaha meronta. Ferry yang melihat Maya meronta langsung menyodok paksa penisnya hingga ambles masuk seluruhnya kedalam vagina Maya. Impian dan fantasi Ferry selama ini akhirnya tercapai.

"Yeah, who's the boss now???" Tanya Ferry pada Maya.

Maya kembali teriak tertahan dan tidak bisa menahan tangisnya.

"RASAIN LO!!!" teriak Rio dengan puas tapi masih merekam kejadian itu dengan handphonenya.

Dengan kasar, Ferry meremas kedua payudara Maya sambil memaju mundurkan penisnya di vagina Maya yang sangat sempit seperti vagina perawan, padahal Maya adalah seorang Ibu muda dengan tiga orang anak.

"Neng Maya, memek lo enak banget sih!!!" Ferry memberi pujian pada Maya yang masih terus menutup matanya.

Maya yang tubuhnya terikat hanya pasrah menerima serangan Ferry dan tubuhnya kembali mengejang sambil kedua kakinya melingkari pinggul Maya.

ā€œEh ngecrot lagi lo. Karena lo udah beberapa kali sama Mas Rio, sekarang giliran gue yang ngecrot.ā€ ujar Ferry sambil kembali menggenjot penisnya.
ā€œMmmmhhhā€¦. Mmmmhhhhā€¦ā€ tangis co-host acara Ini Talkshow itu semakin deras menahan sakit di vaginanya yang dibobol dan digenjot paksa oleh Ferry.

Setelah beberapa saat menggarap Maya, Ferry merasa orgasmenya akan segera datang.

"Ah..... damn.... Neng Maya.... Here I cum!!!" Teriak Ferry.

Sperma Ferry menyembur deras hingga sebagian meleleh keluar dari celah persetubuhan mereka.

"Rasain peju gue Neng Maya sayang!" ucap Ferry.
ā€œMmmmmmā€¦.ā€ Gumam Maya sambil sesegukan.
"Ternyata memek Artis emang beneran enak ya..." Lanjut Ferry berujar sambil merasa keenakan.
"Yoi, apa gue bilang??? Enak, kan???" Ujar Rio pada Ferry.

Ferry mencium bibir Maya dengan paksa dan lidahnya menerobos masuk mulut Maya. Awalnya Maya menolak tapi akhirnya Maya mulai membalas ciuman Ferry dengan sama ganasnya, sepertinya Maya mulai terbawa suasana dan sedikit menikmati ciuman Ferry. Melihat adegan panas itu, Rio kembali bergairah dan penisnya kembali berdiri.

"Nih, sekarang giliran lo yang rekam!" Perintah Rio pada Ferry.
"Siap Boss!" Ferry dengan senang hati menuruti permintaan Rio.

Rio membalik tubuh Maya, Maya Septha sudah tau apa yang diinginkan oleh Rio dan berusaha memberontak dan menghentikan Rio.

"Jangan.... Jangan di situ!!!" Maya memohon-mohon pada Rio.

Rio sudah lelah dengan rengekan Maya dan menampar pipi Maya Septha dengan kencang.

"Diem atau gue bunuh lo!" Ancam Rio.

Maya menangis sambil mengangguk pelan. Penis Rio yang sudah mengeras lagi malah dimasukan dengan paksa ke lubang pantat Maya, bukan ke vaginanya. Maya sama sekali tidak bisa melawan. Maya mendesah, tapi terlihat dari ekspresi wajahnya bisa dilihat kalau Maya sangat kesakitan.

"Ampun!!! Rio, maafin sayaaa...." Maya berteriak kesakitan sambil memohon maaf pada Rio.
"Engga, lonte kayak lo harus dikasih pelajaran dulu baru gue maafin!!!" Ujar Rio sambil mulai menganal Maya Septha.
"Berhentiiiii... Pleaseeee...." Maya yang kesakitan masih berusaha memohon pada Rio.

Tapi sepertinya Rio sudah merasa keenakan dan gelap mata sehingga Rio meneruskan perbuatan bejatnya itu. Ini pertama kalinya Maya dianal, semua mantan pacarnya atau bahkan suaminya, tidak pernah sama sekali menganal Maya. Maya menaruh kedua tangannya di mulut agar desahannya tidak terdengar oleh Rio dan Ferry, Maya takut ketahuan Rio dan Ferry tau kalau Maya mulai menikmati perkosaan ini. Rio terus memaju mundurkan penisnya di lubang pantat Maya Septha.

"Ini hukuman buat lo!" ucap Rio sambil mengambil ikat pinggang.
"Udaaaah... Stooop... Saya udah engga kuat lagiiii!!!!" jawab Maya sambil berteriak.
"Goddamn rich cunt!!! I hate rich cunt!!!" ucap Rio sambil menggeram dengan penuh dendam.

Rio mengambil ikat pinggangnya lalu menyabet-nyabet pantat Maya dengan ikat pinggang itu sehingga terlihat bekas sabetan di pantatnya, mirip seperti adegan dari film porno.

"Sakiiiiittt... Stooop!!!" Teriak Maya memohon-mohon pada Rio.

Melihat ekspresi wajah Maya yang lemas membuat gairah Ferry kembali bangkit. Ferry memegang kepala co-host acara Ini Talkshow itu lalu memukul penisnya ke pipi kiri dan kanan Maya.

ā€œUdahā€¦ jangan lagiā€¦ā€ isak Maya sambil menatap Ferry dengan sayu.
"Ayo Neng Maya, telen kontol gue hehehe." Ferry menggoda Maya sambil memaksa penisnya masuk ke mulut Maya.

Ferry dengan nafsu langsung menyodok penisnya ke mulut Maya hingga membuatnya terbatuk. Kedua tangan Ferry kemudian memegang kepala Maya lalu dimaju mundurkan dengan cepat.

ā€œMmmhhhā€¦ mmmā€¦ hoeekkā€¦ mm..ā€ Suara itu dikeluarkan oleh Maya yang mulutnya dijadikan alat pemuas merasa mual dan pasrah.

Air liur Maya menetes keluar karena dipaksa untuk melayani penis Ferry yang tidak masuk seluruhnya di mulut Maya.

"Neng Maya, sepongan lo oke banget!!! Gue suka!" Ferry memuji oral sex dari Maya.

Setelah 15 menit, Ferry memendam penisnya dalam-dalam hingga membuat Maya semakin mual. Ferry tentu saja masih terus merekam kegiatan ini. Akhirnya Ferry mendapat orgasmenya akibat oral sex dari Maya.

ā€œTelen peju gw. Awas kalo dimuntahin.ā€¦ā€ perintah Ferry dengan nada mengancam.
"Gimana, rasa pejunya Ferry lebih enak dari peju suami lo kan? Hahahahaha" Tanya Rio dengan nada meledek.
"Lepasin, saya ga akan lapor Polisi kok" ucap Maya dengan nada melemah.

Sementara itu Rio yang masih menganal Maya Septha merasa orgasmenya akan segera datang.

"Stooop... Stooooop... Udaaaah..." Maya memohon-mohon pada Rio untuk menghentikan permainan analnya.
"Gue keluar nih... Rasain peju gueeee!!!" Teriak Rio keenakan.

Rio menembakkan seluruh isi spermanya ke dalam lubang pantat Maya Septha sementara Ferry terus merekam kegiatan persetubuhan Rio dan Maya. Maya sendiri tiba-tiba melenguh keras.

"Aaaaahhh...." Maya mendapat orgasme akibat permainan anal Rio.

Tubuh mungil Maya Septha akhirnya melemas dan tidak berdaya, akhirnya Maya tidak sadarkan diri. Ferry yang bernafsu mengocok-ngocok penisnya di atas wajah Maya dan mengeluarkan spermanya tepat di wajah Maya yang sedang tidak sadarkan diri sehingga wajah Maya kini dipenuhi keringat yang tercampur dengan sperma Ferry.

Remaja 19 tahun itu sudah memenuhi fantasinya untuk bisa mencicipi tubuh Maya Septha, namun Ferry agak kecewa karena Maya tidak mengenakan kebaya Neng Maya seperti yang dia saksikan di TV.

Keesokan Harinya...



Maya Septha terbangun dan mendapati dirinya sudah berada di Rumah Sakit. Suaminya dan beberapa anggota Polisi sudah berada disana untuk bertanya pada Maya. Tapi Maya masih terlalu lemas untuk berbicara sehingga mereka memutuskan untuk menunda penyelidikkan hingga besok agar Maya bisa beristirahat terlebih dahulu.

Maya membuka handphonenya untuk memeriksa beberapa pekerjaan dan mendapat chat dari nomor tidak dikenal. Saat Maya membukanya dia dikejutkan dengan kiriman beberapa foto telenjang dan video perkosaannya.

Lalu Maya membaca pesan dari nomor itu: "Lo sampe ngadu ke Suami lo atau ke Polisi tentang Kita, video ini gue sebarin!"

Artis yang dikenal lewat kata-kata bijaknya di postingan Instagram itu kembali menangis, dirinya masih tidak percaya kalau nasib buruk akan menimpanya seperti ini. Tidak mungkin Maya bercerita pada suaminya, pasti suaminya akan meninggalkan dirinya. Maya juga menyesal karena dirinya diam-diam menikmati diperkosa Rio dan Ferry.

"Ya Tuhan, kenapa ini bisa terjadi sama Aku??? Kenapa Aku jadi begini?!!!" Maya terus menangis dan meratapi nasibnya.

Maya menikah dengan suami yang kaya raya dan memiliki 3 orang anak yang sangat mereka sayangi, kini dunia Maya yang sempurna runtuh dalam sekejap akibat perbuatan Rio dan sepupunya. Maya terus berfikir entah bagaimana nasib Maya kedepannya, apakah benih-benih yang ditanam Rio dan Ferry di dalam tubuhnya akan menjadi janin?


 
Mantab suhu..tumben lg doyan yg perkosaan..šŸ˜

Teaser lg dong hu buat next chapter
Soalnya kalau bikin Artisnya binal mulu saya nanti dibilang monoton lah, inilah, itulah hahaha sampe saya dimessage segala. Jujur, ga nyaman sih sebenernya nulisnya karena emang kayak saya pernah bilang, kurang suka cerita pemaksaan.
 
Soalnya kalau bikin Artisnya binal mulu saya nanti dibilang monoton lah, inilah, itulah hahaha sampe saya dimessage segala. Jujur, ga nyaman sih sebenernya nulisnya karena emang kayak saya pernah bilang, kurang suka cerita pemaksaan.
Anjaying...ampe d message...šŸ˜„
 
Sejujurnya cukup antusias sih nunggu side story ini, soalnya Maya Septha... Cuman ceritanya agak "terlalu kasar" buat saya... Bukannya jelek loh suhu, cuma emang bukan selera ane aja... šŸ™
 
Side Story XIII: Vanesha Prescilla, The Road to Fame & Fortune.

Note: Biasanya side story saya tulis berdasarkan artis yang sudah pernah saya tulis, tapi kali ini justru saya menggunakan tokoh fiksi yang sebelumnya sudah muncul di Chapter 37, yaitu karakter dukun Mbah Yanto. Side Story ini saya siapkan bersamaan dengan Side Story Maya Septha (sudah rilis kemarin) dan Chapter 38 (coming soon), makanya bisa update agak cepat.



Sejak bermain sebagai Milea dalam film Dilan, nama Vanesha Prescilla semakin dikenal masyarakat. Adik dari aktris Sissy Prescilla itu jadi sering mendapat tawaran bermain film dan iklan. Namun belakangan ini karirnya menurun karena gossip yang menerpa dirinya, tepatnya gossip mengenai sifatnya memperlakukan wartawan dan fansnya. Tawaran bermain film, web series, maupun iklan, semua berkurang drastis. Vanesha, yang kini kebingungan, akhirnya mendapat saran dari seorang temannya untuk mendatangi seorang dukun yang bisa menaikkan karirnya lagi.

Vanesha mendapat alamat dan nomor telepon Mbah Yanto dari salah satu teman Artis yang karirnya menanjak berkat bantuan Mbah Yanto. Karena rasa putus asa, akhirnya Vanesha mendatangi Mbah Yanto.

Rumah Mbah Yanto.



Vanesha tiba di rumah Mbah Yanto. Rumah Mbah Yanto tidak terlihat seperti rumah seorang dukun, malah terlihat seperti rumah seorang pengusaha muda. Saat ingin mengetuk pintu, tiba-tiba Mbah Yanto membuka pintu rumahnya dan mengejutkan Vanesha.

"Siang mbah." Vanesha memberi salam pada si dukun tua itu.
"Nak Vanesha ya? Ayo sini masuk, saya sudah dengar semuanya dari temennya" Ucap Mbah Yanto.

Vanesha masuk ke dalam rumah Mbah Yanto dan Vanessa sangat mengagumi interior design dari rumah Mbah Yanto.

"Ayo Nak, silahkan duduk." Tawar Mbah Yanto.

Tanpa basa basi, Vanesha langsung bertanya straight to the business.

"Jadi bener nih si Mbah bisa bantu saya?" Vanesha bertanya.

Mbah Yanto pun tertawa kencang sehingga sedikit membuat Vanesha agak ketakutan.

"Kalau cuma bikin karir kamu naik sih gampang banget itu!" Mbah Yanto berujar dengan penuh percaya diri.

Vanesha mengambil sebuah amplop berisi uang yang jumlahnya sangat banyak lalu diberikannya amplop itu pada Mbah Yanto. Mbah Yanto langsung menghitung uang pemberian Vanesha itu.

"Okay ini, sebenernya udah cukup." Ucap Mbah Yanto.

Vanesha kemudian bertanya lagi pada Mbah Yanto.

"Sekarang apa lagi syaratnya, Mbah?" Vanesha penasaran dengan tahapan berikutnya.

Mbah Yanto tidak menjawab, dia kemudian menyalakan kemenyan dan bersemedi dan diikuti dengan membacakan beberapa mantra dalam Bahasa Jawa yang tidak dimengerti oleh Vanesha. Secara tiba-tiba Vanesha tidak sadarkan diri.

"Bangun!!!" Perintah Mbah Yanto pada Vanesha.

Vanesha tiba-tiba terbangun tapi tatapannya kosong.

"Bangun dan sekarang panggil saya Tuan!" Perintah Mbah Yanto.
"Saya sudah bangun Tuan." Ucap Vanesha.

Vanesha Prescilla kini berada dibawah pengaruh ilmu hitam Mbah Yanto.

"Lepaskan seluruh pakaian kamu sekarang juga! Lalu setelah itu lepaskan seluruh pakaian saya!" Perintah Mbah Yanto lagi dengan nada tegas.
"Siap Tuan." Jawab Vanesha masih dengan tatapan kosongnya.

Vanesha melepaskan seluruh pakaiannya lalu lanjut melepaskan pakaian Mbah Yanto.

"Sekarang saya harus apa, Tuan?" Tanya Vanesha.

Mbah Yanto tersenyum licik.

"Hisap nih! Tapi hisap yang benar!" Ucap Mbah Yanto sambil memegang penisnya.

Vanesha dengan segera langsung melahap penis Mbah Yanto. Vanesha keluarkan kemampuan terbaiknya, seperti yang selama ini dia berikan kepada pacar-pacarnya. Hal itu membuat Mbah Yanto merem melek keenakan.

"Wah nggak nyangka saya, Neng. Kamu pinter banget nyepongnya. Enak banget sepongan kamu." Puji Mbah Yanto.
"Mmmphh... mmphh..." Entah apa yang dikatakan Vanesha tidak terdengar jelas karena bibirnya masih penuh oleh penis Mbah Yanto yang besar itu.

Vanesha memang sudah sangat berpengalaman soal seks, sejak SMA Vanesha memang sudah tidak perawan, biasanya lawan-lawan Vanesha akan takluk dengan permainan Vanesha. Vanesha semakin ganas mengulum penis Mbah Yanto karena saat itu tangan Mbah Yanto mulai mengocok-ngocok vagina Vanesha, hingga membuatnya vagina itu akhirnya basah. Mbah Yanto yang sudah tak tahan kemudian menarik penisnya dari mulut Vanesha, sudah saatnya untuk menu utama.

"Berhenti! Udah saatnya saya ngerasain memek kamu!" Ujar Mbah Yanto.

Vanesha melepaskan penis Mbah Yanto dari mulutnya dan langsung merebahkan dirinya di meja Mbah Yanto yang dipenuhi dengan pernak pernik mistis.

"Ayo, Tuan. Saya sudah siap untuk disetubuhi oleh Tuan!" Vanesha mempersiapkan dirinya untuk digarap oleh Mbah Yanto.

Mbah Yanto dengan penuh semangat mengarahkan penisnya ke arah vagina Vanesha.

"Hmmmmmp... Aahh... Pelanan sedikit, Tuan, kontol Tuan gedeee.... Aahh...." Ucap Vanesha sambil keenakan
"Tahan dikit sayaaang.... Ooohh... Neng, memek kamu sempit banget, enak banget....." Mbah Yanto memuji vagina Vanesha.
"Aahh.... kontol Tuan juga aaah... Enak.... Aaahhh..." Balas Vanesha lagi.

Mereka berdua pun berciuman dengan ganasnya. Perlahan lahan Mbah Yanto menggerakkan pinggulnya. Penisnya yang berukuran besar terlihat keluar masuk di vagina Vanesha. Desahan mereka berdua tertahan karena masih berciuman. Hanya suara tumbukan antar kelamin itu saja yang terdengar. Mbah Yanto merasakan betapa nikmatnya vagina clientnya itu, begitupun Vanesha merasakan penis milik dukun cabul itu benar-benar nikmat.

Kocokan penis Mbah Yanto semakin kencang, tubuh mereka semakin bergoyang liar. Mbah Yanto tak lagi menindih tubuh Vanesha, dia bangun meraih kaki Vanesha dan diangkatnya keatas hingga dibahunya. Tangan Mbah Yanto lalu meraih kedua tangan Vanesha dan menariknya, lalu dia menggoyangkan kembali penisnya. Dia melihat kedua payudara Vanesha bergoyang goyang seirama dengan goyangannya, dan dia suka sekali melihat itu.

Vagina Vanesha terasa penuh oleh penis Mbah Yanto yang besar. Mbah Yanto dengan nafsu memburu langsung memompa penisnya dengan cepat dan kasar. Hal itu membuat Vanesha berteriak sambil menahan sensasi keluar masuk penis Mbah Yanto.

ā€œAaahhhhā€¦ Iyaaaahhhā€¦ Pelan-pelaann Tuaaanā€¦ Ooohhhhā€¦. Yeeessā€¦ā€ racau Vanesha sambil menggelengkan kepalanya.
ā€œSedikit lagi nihā€¦Oooohhhā€¦ Saya keluarā€¦. Aaahhhā€¦. Vanesshhaaaaā€¦ā€ Mbah Yanto memeluk Vanesha dengan erat dan Vanesha melingkari kakinya di pinggul Mbah Yanto.

Mbah Yanto menekan penisnya dalam-dalam sambil menyemburkan spermanya mengisi rahim Vanesha.

ā€œOoohhhā€¦ Banyak bangetā€¦ Rasanya hangat, Tuanā€¦.ā€ Lenguh Vanesha sambil mencium Mbah Yanto.

Setelah beberapa menit berciuman, Mbah Yanto melepas ciuman dan mencabut penisnya. Sisa sperma yang tidak tertampung di rahim Vanesha meleleh keluar.

ā€œTuaaaanā€¦ banyak banget keluarnyaahhā€¦ā€ ujar Vanesha.

Mbah Yanto menarik pinggang Vanesha keatas hingga kini dia terlihat sedang menungging. Dia kemudian menggesek-gesekan penisnya di bibir vagina Vanesha. Vagina Vanesha yang masih basah oleh cairan orgasmenya sendiri itupun merespon. Dia menggoyangkan sedikit pinggulnya. Sesaat kemudian kepala penis Mbah Yanto mulai mendesak masuk vagina Vanesha, membuatnya sedikit mengerenyit. Dengan tiba-tiba Mbah Yanto menyentakkan seluruh penisnya hingga masuk semua ke vagina Vanesha, membuat Vanesha terkejut sampai badannya terangkat. Kini posisi Vanesha seperti sedang merangkak.

"Aaaarrhh... Tuaaaan... Pelanan... sakitt..." Vanesha mulai merasa kesakitan.
"Tahan bentar sayang, nanti juga enak kok." Jawab Mbah Yanto.

Mbah Yanto tak mau menuruti Vanesha, dia menggenjot penisnya di vagina Vanesha dengan cepat. Tangannya bahkan dengan kasar meremas dan menampar pantat Vanesha yang putih dan padat itu, membuatnya meninggalkan bekas kemerah-merahan. Vanesha beberapa kali berteriak saat ditampar pantatnya. Dia juga berteriak saat kedua payudaranya diraih dan ditarik oleh Mbah Yanto dengan kasar.

ā€œUdaahhh Tuaaaanā€¦ Sakiiitttā€¦ Huhuhuā€¦. Oohhhhā€¦ā€ Teriakan Vanesha menghiasi ruang praktek Mbah Yanto itu.

Mbah Yanto yang sudah kepalang tanggung justru mempercepat genjotannya.

ā€œAaahhhā€¦ Aaaaakkkhhhā€¦ Tuaaaannnā€¦. Udaaahhhā€¦ Aaaahhhhā€¦ā€ teriak Vanesha.

Mbah Yanto kemudian mencoba mengurangi rasa sakit Vanesha dengan memainkan payudaranya. Selanjutnya yang terdengar hanyalah desahan mereka berdua yang semakin kencang. Vanesha tak malu-malu lagi untuk mengeluarkan kata-kata yang selama ini tak pernah diucapkanya saat bercinta dengan kekasihnya. Mbah Yanto telah berhasil merubahnya.

"Aahh.... aahh.... Aanjiiing... Memekmu enak banget Neng, ahh... ahh...." Puji Mbah Yanto.
"Aaahh... aahh... aahh.. kontolmu juga Tuan! Enak banget di memekku. Terus Tuan, entotin Nesha terus kayak gini Tuan! Enak Tuan..... aahh... aahh...." Balas Vanesha.
"Kamu emang lonte Neng, dientot sama dukun tua kayak saya malah suka. Iya kan kamu lonte kan Neng?" Tanya Mbah Yanto dengan nada menggoda.
"Aahh.... Iyaa.... Aaaahhh.... Tuaaaan!!! Nesha sekarang lontenya Tuan Yanto, Nesha suka dientotin Tuan Yanto... Kontol Tuan enak banget!!!" Balas Vanesha.
"Enakan mana sama kontol pacarmu, lonte?" Tanya Mbah Yanto lagi.
"Enakan kontol Tuaaaan.... aahh... aahh.... sekarang Nesha lontemu Tuaaaan... aahh... terus entotin Aku Tuaaaan...." Jawab Vanesha lagi.

Mbah Yanto kemudian membalikkan badan Vanesha hingga dia terlentang. Tak menunggu lama kembali Mbah Yanto memasukkan batang penisnya ke vagina pemain film Dilan itu dan langsung menggenjotnya dengan kencang. Kedua buah dada Vanesha kembali jadi sasaran tangan Mbah Yanto. Dia meremasnya dengan kasar. Hal itu justru membuat Vanesha semakin blingsatan. Kocokan penis Mbah Yanto di vaginanya benar-benar nikmat, hingga membuat desahannya semakin keras terdengar.

"Tuan Yanto, terus dong entotin Nesha! Ayo, terus Tuan! Aahh... aahh... Vanesha mau keluar lagi Tuaaan." Pinta Vanesha dengan nada binal.

Tubuh tua dukun cabul itu terlihat lihai dalam menggarap tubuh muda seorang Vanesha Prescilla. Mbah Yanto secara tiba-tiba berteriak dengan kencang.

ā€œOohhhā€¦ Saya keluarrā€¦ Vanesshhaaaaā€¦ Ooohhhā€¦ā€ Mbah Yanto menekan penisnya dalam-dalam sambil mendongakkan kepalanya.
ā€œAaahhā€¦ Ayo di daleeemm ajaaaā€¦ ooohhā€¦ Aku juga keluaarrrā€¦. Aaaaahhhhhā€¦. Haaaaaā€¦ā€ Pemeran film Teman Tapi Menikah itu mengeluarkan sisa suaranya hingga serak sambil memejamkan mata.

Sebelum mengeluarkan spermanya, terdengar Mbah Yanto melafalkan sebuah mantra dalam bahasa yang tidak dimengerti oleh Vanesha.

Cairan mereka berdua akhirnya saling semprot di rahim dan liang vagina Vanesha. Saking rapatnya, sepertinya akan ada banjir besar jika Mbah Yanto mencabut penisnya.

"Plop!" Terdengar suara penis Mbah Yanto keluar dari vagina Vanesha.

Benar saja, setelah melepaskan semua spermanya, Mbah Yanto mencabut penisnya lalu sisa sperma bercampur cairan vagina muncrat dari vagina Vanesha yang jadi melebar karena penis Mbah Yanto.

"Sekarang, kamu pakai baju lagi!" Perintah Mbah Yanto pada Vanesha.
"Siap Tuan!" Jawab Vanesha yang masih dalam pengaruh mantra Mbah Yanto.

Sementara Vanesha berpakaian, Mbah Yanto juga kembali berpakaian dan kini Mbah Yanto mulai membaca mantra lagi sambil membakar dupa. Tiba-tiba Vanesha tersadar dari hipnotis Mbah Yanto.

"Loh, dimana saya? Kenapa ini?" Vanesha bertanya-tanya.

Vanesha tidak ingat apa yang baru saja dia perbuat dengan Mbah Yanto, tapi perlahan dia mulai mengingat alasan dirinya berada di rumah Mbah Yanto. Mbah Yanto hanya menyengir dengan licik.

"Neng, ini mantranya sudah ya. Kita tunggu saja nanti hasilnya." Ucap Mbah Yanto.

Vanesha kemudian tersenyum mendengar ucapan Mbah Yanto itu.

"Yang bener nih Mbah? Wah, mudah-mudahan besok mantranya sudah mulai bekerja ya." Ujar Vanesha dengan girang.
"Mudah-mudahan ya, Neng." Jawab Mbah Yanto sambil tersenyum.

Vanesha kemudian pamit pada Mbah Yanto dan memutuskan untuk pulang, tapi Vanesha merasakan sensai aneh di area vaginanya.

"Duh... kok gini ya rasanya..." Dirinya merasa seperti habis bercinta tapi Vanesha sama sekali tidak ingat apa yang baru saja terjadi.

Beberapa Hari Kemudian....



Tawaran demi tawaran berdatangan pada Vanesha, Vanesha hingga kebingungan harus memilih job yang mana untuk diterima terlebih dahulu.

"Mantra Mbah Yanto ternyata beneran manjur nih." Ucap Vanesha dalam hati.

Vanesha tiba-tiba merasa mendapat panggilan jiwa untuk mendatangi Mbah Yanto. Perasaan dan pikiran Vanesha terus memerintahkannya untuk mendatangi Mbah Yanto tanpa alasan yang jelas. Tanpa sepengetahuan Vanesha, Mbah Yanto diam-diam juga memelet Vanessa agar mau terus bercinta dengannya.

Dengan melawan segala akal sehatnya, akhirnya Vanesha tiba di rumah Mbah Yanto. Saat ingin mengetuk pintu, tiba-tiba Mbah Yanto membuka pintu rumahnya dan mengejutkan Vanesha. Tentu saja Mbah Yanto sudah menantikan Vanesha.

"Siang mbah." Vanesha memberi salam pada si dukun tua itu.
"Neng Vanesha ya? Ayo sini masuk." Ucap Mbah Yanto.

Baru saja Vanesha masuk ke rumah Mbah Yanto, Mbah Yanto langsung melafalkan mantranya sehingga Vanesha kembali berada dibawah pengaruh ilmu hitam Mbah Yanto.

"Sekarang, lepaskan seluruh pakaian kamu!" Mbah Yanto memberikan perintah pada Vanesha.
"Siap, Tuan!" Vanesha menjawab dengan sigap dan langsung melepaskan seluruh pakaiannya.

Mbah Yanto juga ikut melepaskan pakaiannya sehingga kini mereka berdua akhirnya telajang.

"Sekarang kamu tidur di atas meja itu!" Mbah Yanto memberikan perintah pada Vanesha agar tidur di atas meja Mbah Yanto yang mirip dengan altar pemujaan Setan.
"Baik Tuan!" Vanesha mengikuti perintah Mbah Yanto dan merebahkan dirinya di meja Mbah Yanto.

Mbah Yanto langsung menjulurkan lidahnya, menyentuh bibir kemaluan Vanesha.

ā€œAaahhmmmmā€¦ā€ Tubuh Vanesha bergetar.

Tenaga Vanesha mengendur setelah Vanessa mulai ā€˜terbuaiā€™ belaian lidah Mbah Yanto pada vaginanya.

ā€œOoohhhhh... emmm.... enaakkā€¦.ā€ Desah Mbah Yanto terus menjilati vagina Vanesha.
ā€œMmhhh... Uummm... Tuaaaannnnā€¦.ā€ Vanesha tak bisa menahan sensasi nikmat pada selangkangannya.
"Memek daun muda emang selalu lebih mantap!" ucap Mbah Yanto.

Terang saja Mbah Yanto memuji Vanesha seperti itu, selama ini dia hanya bisa merasakan vagina istrinya yang sudah tua. Entah mengapa dipuji begitu malah membuat nafsu Vanesha semakin naik. Sekarang kedua kaki wanita berusia 20 tahun itu secara alami melebar, sehingga Mbah Yanto pun semakin leluasa menggerogoti vagina Vanesha.

ā€œAaahh.... ahhh..... aaahhh..... EEMMMHHHHH!!!!!ā€ Artis muda cantik itu mengerang kencang keenakan.

Vanesha akhirnya mendapat orgasmenya. Mbah Yanto dengan liar menjilati cairan orgasme Vanesha. Tanpa babibu, Mbah Yanto menidih tubuh Vanesha dan menciumnya dengan ganas, sehingga Vanesha mau tidak mau merasakan cairan orgasmenya sendiri. Mbah Yanto langsung meremas payudaranya.

ā€œTuaaaan.ā€¦ Teeeruuuusssā€¦ geliā€¦ aahh...ā€ Vanesha mengerang ketika Mbah Yanto mulai menjilat dan gigit putingnya.

Mbah Yanto langsung arahkan penisnya ke arah vagina Vanesha lalu disodok sedalam-dalamnya.

ā€œAahh teruuusssā€¦ teruuusssā€¦ enaaakkkkā€¦. Aaaahhhh." Racau Vanesha yang mulai keenakan.

Setelah didiamkan beberapa saat, Mbah Yanto kemudian langsung menggenjot tubuh Vanesha dengan kasar sambil menciumi payudaranya.

ā€œAaahhhā€¦. Enak Tuaaaanā€¦ Fasterā€¦. Aahhhhā€¦.Tuaaan.ā€ Hanya teriakan Vanesha yang terdengar di ruangan yang hanya dihuni oleh mereka berdua.

Mbah Yanto semakin bernafsu untuk menggenjot tubuh Vanesha.

ā€œAnjiiiiingā€¦ Memek kamu sempit banget Nesā€¦ yeahh..ā€ Ucap Mbah Yanto sambil mempercepat genjotannya pada tubuh Vanesha.

Tubuh mungil Vanesha terguncang-guncang karena perbuatan Mbah Yanto. Vanesha terus mendesah dan berteriak keenakan hingga akhirnya Vanesha merasa akan tiba orgasmenya.

ā€Aaaaahhhh.... Tuaaanā€¦. Aku mau pipisā€¦ aaahhhā€¦ā€ Ujar Vanesha.

Mereka berdua mencapai orgasme bersama. Mbah Yanto semburkan semua spermanya didalam liang vagina Vanesha sambil menciumnya. Lalu Mbah Yanto mencabut penisnya dan sperma bercampur cairan orgasme Vanesha keluar dari vaginanya. Aktris sekaligus penyanyi itu pun langsung terbaring lemas di atas meja Mbah Yanto. Mbah Yanto mencabut penisnya lalu sisa sperma bercampur cairan vagina muncrat dari vagina Vanesha yang jadi melebar karena penis Mbah Yanto.

"Sekarang kamu bersihin ini!" Perintah Mbah Yanto sambil mengarahkan penisnya ke hadapan Vanesha.

Tanpa disuruh dua kali, Vanesha langsung melahap penis Mbah Yanto. Lidahnya dengan telaten membersihkan sperma dan cairan vagina Vanesha yang masih menempel di penis Mbah Yanto itu. Tidak disangka-sangka, aksi ini justru membuat penis Mbah Yanto kembali bangkit.

"Terus Neng... Sepongan Neng Nesha emang enak!" Mbah Yanto memuji Vanesha.

Dipuji begitu, Vanesha malah semakin memperdalam sedotannya sehingga akhirnya Mbah Yanto langsung mendapat orgasmenya di dalam mulut Vanesha. Vanesha melepas penis Mbah Yanto, dan sperma Mbah Yanto sudah ditelannya semua. Tidak lupa Vanesha juga menjilati penis Mbah Yanto untuk membersihkan penis Mbah Yanto dari sisa-sisa sperma. Sebagai hadiah penutup, Vanesha mengecup kepala penis Mbah Yanto.

"Sekarang, kamu pakai baju!" Perintah Mbah Yanto pada Vanesha.
"Siap Tuan!" Jawab Vanesha yang masih dalam pengaruh mantra Mbah Yanto.

Sementara Vanesha berpakaian dan membersihkan wajahnya, Mbah Yanto juga kembali berpakaian dan kini Mbah Yanto mulai membaca mantra lagi sambil membakar dupa. Tiba-tiba keringat Vanesha menghilang dari sekujur tubuhnya lalu Vanesha tersadar dari hipnotis Mbah Yanto.

"Mbah, mantranya yang kemarin manjur loh, saya jadi banyak banget dapat tawaran kerja. Ini Mbah barusan pakai mantra itu lagi ya?" Tanya Vanesha.

Mbah Yanto lagi-lagi tersenyum dengan licik.

"Iya, Neng. Saya barusan pakai mantra yang sama lagi." Jawab Mbah Yanto.

Vanesha kemudian memberikan amplop dengan sejumlah uang pada Mbah Yanto. Tentu saja Mbah Yanto merasa bahagia karena berhasil mencicipi tubuh seorang Vanesha Prescilla dan kini malah mendapat sejumlah uang dari Vanesha.

"Mbah ini saya kasih ga bisa banyak-banyak ya, anggap saja ini sebagai ungkapan terima kasih atas bantuannya kembali menaikkan karir saya." Ucap Vanesha sambil memberikan sebuah amplop
"Terima kasih kembali ya, Neng." Jawab Mbah Yanto sambil menerima amplop dari Vanesha.

Vanesha kemudian beranjak dari kursinya.

"Saya pamit dulu ya Mbah." Ucap Vanesha.
"Siap, Neng. Hati-hati di jalan ya." Mbah Yanto kemudian mengantarkan Vanesha ke mobilnya.

Nampaknya Vanesha sama sekali tidak ingat kalau dirinya baru saja digarap oleh Mbah Yanto, ya tentu saja ini berkat ilmu hitam Mbah Yanto. Selanjutnya, tentu saja dengan ilmu hitamnya, Mbah Yanto akan memancing banyak Artis agar datang ke tempat prakteknya dengan Vanesha sebagai perantaranya.

 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd