Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Runner (Chapter 45: Happy Ending, featuring Chelsea Islan (The Final Chapter))

Status
Please reply by conversation.
Ya untung ga orang separah Samantha Lily
Sorry oot masbro.
Andai ada artis yang kayak doi parah sih.
Apalagi kl yang ga kebendung model almarhumah Jupe
 
Side Story XI: The Adventure of Enzy Storia and Hesti Purwadinata.

Note: Beberapa bagian dari Side Story ini terinspirasi dari cerita Duo Maia yang ada di forum ini juga.



Enzy Storia dan Hesti Purwadinata terbangun dan menemukan bahwa kini mereka sudah terduduk di lantai dalam keadaan terikat di dalam sebuah gubug reot. Bukan itu saja, mereka terikat dalam keadaan tanpa mengenakan sehelai busana. Hal yang terakhir mereka ingat adalah mereka berdua sedang berenang di sebuah lokasi air terjun di sebuah desa wisata.

"Kak, kenapa kita bisa ada di sini??? Kok kita terikat gini???" Enzy mulai panik dan meronta-ronta.
"Gue juga bingung, Nzy..." Hesti menjawab dengan nada lemah dan mulai menitihkan air mata.

Sementara Hesti sudah pasrah, Enzy masih meronta-ronta agar bisa melepaskan ikatan tali dari tubuhnya.

"Tolooong!!!! Tolooong!!!!" Enzy berteriak sejadi-jadinya untuk meminta bantuan.

Tiba-tiba sesosok pria muncul dari balik pintu dan tertawa terbahak-bahak mendengar teriakan Enzy.

"Teriak aja terus, ga akan ada yang denger kalian di hutan ini!" Ujar Pria itu.

Enzy dan Hesti mengenali siapa sosok itu. Dia adalah Rio, salah satu mantan production assistant di acara Ini Talkshow dan Tonight Show. Rio dipecat karena dituduh mencuri barang-barang pribadi milik Enzy dan Hesti. Kini Rio berniat untuk membalas dendam pada kedua wanita yang telah membuatnya kehilangan pekerjaan itu.

"Riooo???" Enzy kaget melihat sosok Rio dari balik pintu.
"Eh, mau apa lo? Lepasin kita atau lo bakal nyesel!" Hesti berusaha mengancam Rio.

Lagi-lagi Rio hanya tertawa mendengar ancaman dari Hesti itu.

"Lo udah buat gue kehilangan pekerjaan, sekarang gue akan kasih pelajaran buat kalian para artis murahan!" Ancam Rio.
"Kalian ga dalam posisi untuk ngancem gue. Nasib kalian udah di tangan gue sekarang!" Rio lanjut mengancam Enzy dan Hesti.

Enzy dan Hesti akhirnya menghentikan rontaan mereka.

"Okay, sekarang mau lo apa?" Enzy mulai berusaha bernegosiasi dengan Rio.

Rio tersenyum mendengar mereka yang sudah mulai masuk ke dalam permainan.

"Rasanya dengan keadaan kalian yang ga pake baju gini sih kalian udah tau gue mau apa." Ujar Fahmi sambil menyengir licik.

Enzy dan Hesti saling melihat satu sama lain.

"Engga akan! Enak aja, gue bukan cewe murahan yang bisa lo pake sembarangan!" Enzy membentak Rio.
"Bener, gue udah punya laki juga! Engga mungkin gue main gila sama cowo rendahan kayak lo!" Hesti menyambung omongan Enzy.

Rio dengan penuh emosi akhirnya mendorong tubuh Enzy, yang masih terikat, ke sebuah meja. Beruntung letak gubug itu agak terpencil dari lokasi desa terdekat, jadi rintihan dan teriakan Enzy dan Hesti tidak akan terdengar siapapun. Rio melepaskan seluruh pakaiannya dan tangan Rio mencengkram payudara kanan Enzy. Diremas-remas buah dada yang masih ranum itu.

“Tolong jangan… Pleaseeee.....” Pinta Enzy memelas dengan nada yang mulai melemah.

Enzy tak bisa memungkiri, remasan Rio mulai terasa enak. Tapi Enzy tidak mau terlihat kalah dengan nafsunya.

“Rioooo.. Lepasin gue!!! Bangsat lo!!! Lepasin!!!” Wanita berusia 28 tahun itu terus meronta-ronta, tapi Rio menahannya dengan kuat.

Enzy pun makin terbuai dalam kenikmatan dari rangsangan Rio. Nafsu Rio pun semakin menggelora karena menghirup aroma tubuh Enzy yang wangi. Enzy hanya bisa berbaring dengan pasrah di atas meja itu dan membiarkan kedua buah payudaranya menjadi sasaran empuk bagi tangan dan mulut Rio.

"Rioooo.... Jangan... Pleaseeee.. Bajingan loooo..." ucap Enzy dengan nada memohon.

Enzy hanya menggelengkan kepala pelan sebagai tanda menolak. Penis Rio mulai menyusup masuk ke dalam vagina Enzy. Enzy mulai meringis kesakitan karena ukuran penis Rio yang besar dan vaginanya belum cukup basah untuk menerima tusukan penis Rio.

"Rasain lu perek!" Ucap Rio lagi.
"Berhenti, please! Sakit!!!" Ucap Enzy memohon pada Rio.

Penis Rio mulai menyelusup makin dalam dan Enzy tambah meringis kesakitan. Hesti tidak tega melihat tubuh sahabatnya diperlakukan sembarangan seperti itu.

Enzy menggigit bibir bawahnya sendiri dengan kuat untuk menahan rasa ngilu dan pedih yang sedang ia rasakan di vaginanya. Vaginanya terasa seperti terbakar dan akan robek saja. Memang Enzy sudah bukan seorang perawan, tapi karena ini penis terbesar yang pernah Enzy rasakan, Enzy merasa bagian bawah tubuhnya terasa sakit serta penuh sesak. Selang waktu berlalu, ‘sodokan’ penis Rio terhadap vagina Enzy semakin cepat.

"Ampun.... Udah...." Enzy sudah tidak kuat lagi menahan rasa sakit itu.

Rio sudah tidak tahan mendengar rengekan Enzy.

"Diam lo perek, atau malah makin gue sakitin lo!" Rio dengan nada penuh amarah mengancam Enzy karena rengekannya.
"Kakaaak.... Tolongin gueee..." Enzy memohon pertolongan pada Hesti yang sebenarnya juga sama-sama tidak berdaya.

Hesti, yang semakin tidak tega melihat kondisi sahabat karibnya itu, akhirnya mulai angkat bicara.

"Okay, stop! Gue paham apa yang lo mau dari Kita. Kita bakal turutin. Kalau kita lakuin dengan suka rela, lo bakal lepasin kita berdua?" Hesti bertanya pada Rio.

Rio menghentikan perbuatannya pada tubuh Enzy dan menoleh ke arah Hesti.

"Tentu aja, gue janji kok. Gue orangnya tepat janji." Rio menjawab pertanyaan Hesti.

Melihat kedua orang itu sepertinya sudah pasrah dan tidak memiliki pilihan lain, akhirnya Rio melepaskan ikatan mereka.

"Yaudah, sekarang lo maunya kita ngapain?" Tanya Enzy pada Rio masih sambil menangis.
"Udah, lo engga usah banyak tanya!" Rio menjawab pertanyaan Enzy dengan nada tinggi.

Rio mengambil sebuah suntikan dari dalam laci.

"Tunggu dulu!" Ucap Rio dengan nada memerintah.

Rio kemudian dengan cepat menyuntikan sebuah cairan ke dalam tubuh Enzy dan Hesti sehingga Enzy dan Hesti tidak punya kesempatan untuk melawan.

"Eh, suntikan apaan nih???" Hesti memprotes tindakan Rio.
"Woy, ini apa-apaan sih???" Enzy ikut-ikutan memprotes Rio.

Rio mulai kesal dengan pertanyaan mereka berdua.

"Udah, bawel banget sih lo berdua! Ikutin aja maunya gue!" Ucap Rio.

Rio kemudian duduk di sebuah kursi reot dan menunggu obat itu untuk bereaksi. Enzy dan Hesti tiba-tiba merasakan tubuh mereka melemas. Mendadak panas dalam tubuh mereka naik. Gairah dan nafsu mulai membara dalam jiwa mereka. Enzy dan Hesti mulai berektingat dan tiba-tiba saling bergenggaman tangan. Entah siapa yang mulai duluan, tapi kini keduanya saling berciuman dengan liar. Enzy dan Hesti tidak membuang kesempatan itu. Mereka saling berciuman satu sama lain, berpagutan, dan saling membelit lidah satu sama lain.

"Mmmmhhhh… Hhhhhmmhh.." hanya itu yang keluar dari mulut mereka masing-masing.

Rio terlihat senang melihat obat suntikan pemberian sahabatnya sudah mulai bereaksi. Tangan Hesti pun naik dan meremas dada kanan Enzy. Sementara Enzy membalas dengan meremas bongkahan pantat Hesti. Hesti semakin agresif dan tangan kanannya langsung meremas dada kanan dari Enzy. Diperlakukan demikian, Enzy tidak mau kalah dari Hesti, tangan kirinya meremas payudara Hesti kiri kanan secara bergantian.

"Mmmhhh.. Mmmhhh.." Air liur mereka mulai keluar karena ciuman mereka yang sangat bernafsu.

Ciuman Enzy mulai berpindah ke leher Hesti. Dijilatinya dan dihisapnya leher ibu 2 anak tersebut, tangannya pun diturunkan dari payudara meuju selangkangan Hesti.

"Aaaahhh.." Hesti melenguh saat dirasakannya 2 jari temannya itu memasuki vaginanya.

Enzy menggerakkan jarinya mundur maju dengan cepat sambil terus menciumi leher Hesti. Pemain sinetron Ganteng-Ganteng Serigala itu bisa merasakan vagina Hesti sudah semakin becek dari tadi.

"Kakak, aku mau nyusu ya?" tanya Enzy dengan nada manja.

Hesti hanya bisa mengangguk dengan pasrah. Dirasakannya lidah Enzy bermain main di putingnya yang berwarna coklat kemerahan. Gerakan lidahnya memutar, melingkari, dan menyentil ujung putingnya sehingga membuat benda itu mengeras. Setelah puas dengan yang kanan, Enzy pun berpindah ke kiri. Hesti pun hanya bisa menahan kepala Enzy agar tidak berhenti menyusu. Jari-jari dari Enzy pun semakin cepat saja keluar masuk sehingga tubuh Hesti mulai bergoncang-goncang keenakan. Kedua sahabat yang memiliki hubungan seperti Kakak Adik itu kini terlihat lebih mirip sepasang kekasih lesbian.



"Sial, udah ga kuat lagi gue!" Ucap Rio yang semakin sange karena melihat adegan panas lesbian antara dua host Tonight Show itu di hadapannya.

Rio langsung menuju ke arah kedua wanita itu.

"Udah, stop! Sekarang giliran gue!!!" Perintah Rio.

Rio sudah terlihat sangat bernafsu tinggi dan tidak dapat membendungnya lagi. Kemudian ia pun berdiri di depan Hesti. Hesti pun mengerti keinginan dari production assistant bejat tersebut. Digenggamnya penis Rio, ukurannya lumayan panjang, setidaknya lebih besar dari milik suaminya. Dijilatnya dan kemudian dimasukkan benda tersebut ke mulutnya.

"Uhhh.. yeahh!!!" Rio merasakan kenikmatan mulut host acara Tonight Show tersebut.

Rio menggerakan pinggulnya seperti menyetubuhi mulut Hesti. Untungnya Ibu muda yang satu ini sudah berpengalaman memberikan blowjob pada banyak produser tv dan suaminya sendiri sehingga bisa mengimbangi perlakuan dari si bejat Rio.

"Mmmmhhh.. Mmhhh.. Mmhhhh.." Hesti mulai merasakan nikmat yang melanda dirinya.

Payudara kirinya sedang diserang oleh Enzy, sementara yang kanan diremas oleh Rio. Vaginanya sendiri sedang ditusuk oleh 2 jari Enzy, jari-jari itu keluar masuk semakin lama semakin cepat. Belum mencapai orgasmenya, tapi Rio mencabut penisnya dari mulut Hesti.

"Time for main course baby!!!" Teriak Rio sambil menidurkan Hesti di atas sebuah meja kayu reot.

Mendengar itu, Enzy mencabut jari-jarinya dari vagina Hesti.

"Pelan-pelan ya, kontol lo gede banget itu!" Wanita berusia 37 tahun itu meminta pada Rio.

Rio tersenyum kecil, tapi jelas Rio tidak akan menuruti permintaan Hesti. Tanpa aba-aba, Rio langsung menghujamkan penisnya ke dalam vagina Hesti Purwadinata.

"Anjiiiing... Sakit bangsat!!!!" Hesti berteriak kesakitan.

Hesti kini paham kenapa Enzy tadi menangis kesakitan saat disodok oleh Rio.

"Rasain nih kontol gue!!!" Balas Rio dengan bahasa yang tidak kalah kasarnya.

Setelah yakin Hesti sudah tidak merasa sakit, Rio mulai menggerakan pinggulnya dengan pelan.

"Gilaaaaa!!! Udah punya dua anak tapi memek lo masih sempit banget. Memek istri orang emang paling mantep!" Teriak Rio karena keenakan.

Setelah itu, Rio langsung memaju mundurkan penisnya dengan cepat dan ganas di vagina Hesti hingga menimbulkan suara becekan kecil. Rio meraih wajah Hesti dan mulai melumat bibirnya.

“Mmmhhh… Mmmmhhhhh... Rrrrhhh…” desah Ibu muda itu yang tertahan oleh sumpalan bibir Rio di mulutnya.

Sudah 10 menit Rio menggenjot tubuh Hesti dengan penuh nafsu. Tubuh bohay Hesti sudah tergeletak pasrah menerima sodokan demi sodokan penis Rio. Tiba-tiba desahan Hesti mengencang.

"Aaaaaaahhhhhhhhhhhh....." Tidak disangka-sangka Hesti mendapat orgasmenya dari sebuah perkosaan.

Lalu Rio mencabut penisnya kemudian mengubah posisi tubuh Hesti menjadi menungging. Setelah itu, Rio malah memasukkan penisnya di lubang pantat Hesti.

"Sakiiiiittt.... Riooo.... Emang bangsat loooo!!!" Teriak Hesti kesakitan menerima anal sex dari Rio.

Rio tertawa puas melihat Hesti yang kesakitan. Sambil tertawa, lubang pantat Hesti langsung digenjot dengan kasar oleh Rio hingga tubuh bohay Hesti terguncang. Desahan Hesti makin menjadi-jadi tapi suaranya tertahan oleh tangan Rio yang menutupi mulut Hesti.

Hesti hanya bisa menggeram dan mendesah menerima perlakuan dari Rio yang sembarangan itu. Rio memainkan penisnya dengan kasar sehingga Hesti berteriak sejadi-jadinya. Rio menjambak rambut Hesti, meraih wajahnya dan menciumnya dengan liar dari belakang. Entah apa yang merasuki Hesti sehingga dirinya membalas ciuman Rio.

"Gokil... Kontol lo lebih gede dari punya Edo!!!!" Hesti terus mendesah dan berteriak karena permainan Rio.

Rio juga sesekali menampari pantat Hesti sehingga ada bekas telapak tangan di pantat Hesti.

"Aahhh..... Aahhhh...." Hesti mendesah dan tubuh bohaynya terlihat semakin kepayahan menerima permainan dari Rio.

Sambil menggenjot pantat Hesti, Rio melihat kearah Enzy yang kini sudah mulai memasukan jari-jarinya ke dalam vaginanya sendiri. Rupanya Enzy mulai menerima situasi ini dengan baik dan mengalah pada nafsunya.

"Kayaknya si Enzy udah terpengaruh obatnya tuh." Ucap Rio dalam hati sambil terus menggenjot pantat Hesti.

Di tengah sodokan itu, Hesti berteriak dengan keras.

"Shiiittt.... Gue mau keluar lagiiiii..." Sepertinya Hesti akan mendapat orgasmenya karena permainan anal Rio.

Benar saja, Hesti Purwadinata mengalami squirt akibat permainan anal Rio. Tapi Rio yang dari tadi belum mendapat orgasme masih belum puas. Rio kini menghampiri Enzy yang masih asyik 'bermain' dengan dirinya sendiri.

"Ga asyik pake jari, mending pake kontol gue aja." Rio menidurkan Enzy di atas meja reot itu, tepat di samping Hesti yang masih kelelahan.

Enzy sempat memprotes Rio yang menghentikan sesi masturbasinya.

"Aku mau main, tau ga??? Aku mau main!!!" Sekilas teriakan Enzy itu mengingatkan Rio pada video lucu Enzy yang sempat viral beberapa waktu lalu.

Kini Enzy tau apa tujuan Rio dan Enzy tidak lagi melawan. Rio mengarahkan penisnya ke dalam vagina Enzy, tapi kali ini Rio lebih pelan ketimbang di awal tadi. Rio memasukan penisnya ke vagina Enzy. Karena sudah bernafsu tinggi, Enzy tidak lagi melawan perbuatan Rio.

"Eeeehhhh....." Sahabat karib Jessica Mila itu melenguh pelan saat merasakan penis Rio menyeruak masuk ke dalam vaginanya.

Untuk pertama kalinya Rio bisa memasukan penisnya ke dalam vagina Enzy tanpa perlawanan. Rio kini 'mengendarai' tubuh Enzy. Payudara Enzy yang besar itu memantul dari tubuhnya naik dan turun pada saat Enzy mulai menggerakan tubuhnya mengikuti sodokan Rio.

Rio mulai menggerakan penis dan pinggulnya. Dari gerakan yang awalnya pelan hingga akhirnya Rio menambahkan kecepatannya.

"Ooooohhhh... Yeaaaahhh..." Enzy tentu saja mendesah keenakan.

Gerakan Rio terhadap Enzy sangat liar sehingga membuat Hesti bernafsu lagi. Hesti memutuskan untuk duduk di atas wajah Enzy sehingga Enzy kini menjilati dan meghisap vagina sahabat karibnya itu sementara Rio dan Hesti berciuman liar di atasnya. Lidah Enzy menari-nari di dalam vagina Hesti, sehingga tidak butuh waktu lama untuk Enzy untuk akhirnya bisa membuat Hesti orgasme.

"Ayo, Enzy, terus jilat memek gueee!!!" Perintah Hesti.
"Mmmmm... Mmmmm...." Ucapan Enzy tertahan oleh vagina Hesti yang ada di mulutnya.

Hesti tiba-tiba melepaskan ciumannya dari Rio.

"Ah... Ah... Ah... Aaaaahhhhhh, anjing lo Enzyyyyy!!!!" teriak Hesti yang mendapat orgasmenya.
"Lidah sama mulut lo emang paling cocok buat makan memek gueee..." Lanjut Hesti sambil melenguh keenakan.
"Aaaaahhh..... Memek lu enak abiiizzz kaaak!!!" Balas Enzy dengan kata-kata yang semakin memicu nafsu Rio.

Enzy masih terus menusuk-nusuk jarinya ke dalam vagina Hesti untuk terus memancing keluar cairan orgasme Hesti. Cairan orgasme Hesti langsung mengenai wajah dan bibir Enzy, dan mau tidak mau Enzy harus meminum cairan orgasmenya. Hesti beranjak dari wajah Enzy dan terbaring lemas di meja, tepat di sebelah Enzy.

"Hsssshhhh... Hsssshhhh...." Hesti sudah tidak berdaya lagi.

Sementara itu Rio yang masih sibuk mengebor vagina Enzy meraih wajah Enzy dan mencium Enzy sehingga Rio kini merasakan cairan orgasme Hesti. Enzy merasa akan mendapat orgasmenya. Enzy menggenggam pinggiran meja reot itu dengan kencang dan berteriak.

"Aaaaahhhhhh!!!" Enzy berteriak keenakan.
"Bangsat lo Rioooo... Perkosa gue teruuusss!!!" Enzy akhirnya mendapat orgasmenya.

Enzy tidak sekedar mengalami orgasme, tapi dia juga squirt. Rio masih terus menggerakan penisnya keluar masuk vagina Enzy. Rio merasa akan mendapat orgasmenya sehingga kini dia turun dari meja dan berdiri di atas lantai. Rio mengocok penisnya di atas wajah Hesti dan Enzy.

"Nih, kalian para lonte sekarang rasain peju gueee!!!" Rio berteriak sambil terus mengocok penisnya.

Ketika akhirnya Rio menyemburkan seluruh spermanya, semburan itu tepat mengenai wajah kedua host Tonight Show itu. Hesti dan Enzy berjongkok dan menjilati sisa sperma yang masih menempel di penis Rio. Hesti menjilati penis Rio dari sebelah kiri dan Enzy dari sebelah kanan. Setelah itu Enzy dan Hesti merasa lemas lalu keduanya jatuh pingsan di atas meja itu.

Rio tersenyum puas melihat hasil obat suntikan itu. Tidak hanya merangsang nafsu Hesti dan Enzy, obat itu juga menunjukkan sifat asli Hesti dan Enzy.

Keesokan Harinya...

Jam menunjukkan pukul 05:30 pagi dan Enzy dan Hesti terbangun dari tidurnya. Enzy dan Hesti mendapati dirinya sudah berada di mobil Enzy.

"Apa kejadian semalam itu cuma mimpi buruk ya?" Hesti bertanya-tanya.
"Tapi masa kita mimpi barengan?" Enzy menjawab pertanyaan Hesti.

Baik Hesti maupun Enzy tidak menyadari apa yang terjadi pada diri mereka dan bagaimana mereka sudah ada di mobil Enzy.

"Damn, ternyata semua itu bukan cuma mimpi buruk." Ucap Enzy sambil memegang sebuah tumpukan foto.

Enzy dan Hesti melihat ada tumpukan foto polaroid di dashboard mobil. Foto-foto itu adalah foto-foto Enzy bersama Hesti yang berpose dengan tubuh telanjang Rio, bahkan ada file video seks mereka juga. Ada sebuah note di bawah foto itu bertuliskan: "Lo berdua ngadu ke Polisi, video ini gue sebarin!"

"Jadi gimana, kak? Kita ga ke Polisi?" Enzy bertanya pada Hesti.
"Ya engga lah, lo mau karir kita hancur gitu aja???" Tanya Hesti.
"Ya siapa tau dengan video itu karir kita malah melejit, kayak Kim Kardashian atau Paris Hilton gitu hehehe." Ucap Enzy sambil bercanda

Hesti hanya menggelengkan kepala sambil tertawa kecil mendengar ucapan sahabatnya yang terkesan asal ngomong itu.

"Mending sekarang kita pulang, terus kita lupain semua ini pernah terjadi." Lanjut Hesti lagi.

Enzy mengangguk setuju lalu menyalakan mobilnya, akhirnya mereka berdua segera pergi meninggalkan tempat terkutuk itu. Jelas ini adalah sebuah pelajaran bagi Hesti dan Enzy dalam bagaimana caranya memperlakukan orang lain.

Sementara Itu Di Gubug....

Rio masih bersantai-santai sambil merokok dan ngopi. Lalu Rio menelepon seseorang.

"Eh, udah bangun belom, lo?" Tanya Rio.
"Udah lah, gue abis dapat mimpi buruk, masa gue jatoh dari lift bareng Via Vallen." Jawab lelaki itu.

Rio tertawa mendengar jawaban lelaki itu yang terdengar absurd.

"Ya elah, Fahmi! Lo kayak anak kecil aja sih masih dapat mimpi buruk. By the way, makasih ya atas obat kuatnya. Berhasil banget!" Ujar Rio.
"Iyalah, pasti manjur, mahal itu harganya! Hahahaha." Jawab Fahmi sambil tertawa.

Ya, ternyata Rio dan Fahmi adalah kawan lama, sahabat dekat lebih tepatnya. Fahmi telah membantu Rio untuk membalaskan dendamnya pada Hesti Purwadinata dan Enzy Storia. Tidak hanya memberikan Rio obat perangsang andalannya, tetapi Fahmi juga memberikan info kepada Rio mengenai Enzy.

Kini, dengan senjata baru yang ia peroleh dari Fahmi, Rio berniat untuk menjalankan misinya yaitu membalas dendam pada artis-artis yang dulu sudah merendahkan dirinya saat masih bekerja. Sepertinya Rio akan mengikuti jejak nista sahabat karibnya, Fahmi.

 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd