Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Runner (Chapter 45: Happy Ending, featuring Chelsea Islan (The Final Chapter))

Status
Please reply by conversation.
para youtuber2 dong huu, mau rikues aja si kek si nessie judge atau fathia izzati :D :D
 
Terakhir diubah:
Side Story XIX: Dian Sastrowardoyo with Special Guest Star: Titi Kamal.

Note: Side Story ini menggunakan karakter Pandu, si produser mesum dari Side Story V: Tatjana Saphira's First Sexual Encounter feat. Angel Pieters. Cerita ini juga merupakan sequel dari Side Story XVIII: Arafah Rianti. Side Story ini adalah bagian terakhir dari trilogy Pandu.



Setelah Arafah meninggalkan ruangan Pandu, tiba-tiba seorang wanita menerobos masuk ke dalam ruangan Pandu dan langsung mengomeli Pandu.

"Anjir lo ya, Ndu??? Maksud lo kirim video Kita ke HP gue apa??? Kalau sampai suami atau anak gue liat HP gue gimana???" Ujar wanita itu dengan histeris.
"Tenang, maksud gue ini cuma buat kenang-kenangan lo aja!" Pandu berusaha membela diri.
"Tenang gimana??? Lo mau ngerusak rumah tangga gue???" Wanita itu masih berteriak dengan histeris.

Perempuan itu menampar pipi Pandu dengan keras.

"Itu pelajaran buat cowo bejat kayak lo!" Ucap Wanita itu lagi setelah menampar pipi Pandu.

Ya, wanita itu adalah artis cantik Dian Sastrowardoyo. Setelah puas menghardik Pandu, Dian meninggalkan Pandu sendirian di ruangannya. Pandu mulai mengingat-ngingat kejadian saat dirinya dan Dian akhirnya bertemu dan bercinta.

Beberapa Bulan Lalu...



"Ah... Ah... Ah... Enaaakkkk..." terdengar desahan dari dalam sebuah kamar di sebuah hotel mewah.

Ya, suara itu adalah suara dari seorang Titi Kamal yang sedang bercinta dengan Pandu. Selepas melakukan proses shooting beberapa hari lalu, Pandu jadi sering bercinta dengan Titi Kamal, meski Pandu tahu persis kalau Titi sudah memiliki seorang suami. Titi juga tau persis kalau perbuatannya ini salah, tapi Titi sudah terlanjur ketagihan kontol Pandu.

"Terus Ti, enak banget memek lo! Gila!" Teriak Pandu keenakan karena menerima 'serangan' dari Titi.
"Anjiiiing... Enaaakkkk!!!" Titi membalas teriakan Pandu.

Mereka bercinta dengan posisi favorit Titi, yaitu cowgirl. Dengan posisi ini, Titi merasa lebih superior dari lawan mainnya, suami dan selingkuhan-selingkuhan Titi biasanya langsung kalah setelah menerima jurus andalan Titi ini. Titi terus menggoyangkan pinggul dan pantatnya di atas tubuh Pandu. Pandu hanya bisa menggerayangi tubuh Titi sambil sesekali menciumi dada dan puting Titi dan menampari pantat Titi.

"Gue mau keluar!" Teriak Titi keenakan.
"Sama, gue juga! Kita keluar bareng ya!" Sahut Pandu yang sama-sama merasa keenakan.

Akhirnya mereka berdua berteriak dan mengalami orgasme secara bersamaan. Pandu, yang tidak mengenakan kondom, menembakkan seluruh spermanya ke dalam rahim Titi.

"Oh, gilaaaaa! Peju lo anget banget... Enaaakkkk.... Gilaaaaa...." Teriak Titi saat merasakan sperma Pandu menyembur keluar di dalam vaginanya.

Pandu dan Titi merasa kelelahan dan mereka berdua bernafas dengan keras seperti orang yang habis lari marathon. Titi menaruh kepalanya di atas dada Pandu dan memeluk Pandu. Pandu menyambutnya dengan mencium kening Titi yang basah dengan keringat dan mengelus-elus rambut Titi. Keduanya memutuskan untuk bersih-bersih dan meninggalkan hotel itu.

Selesai mandi dan berpakaian, Pandu dan Titi memutuskan untuk makan siang bersama di sebuah restaurant. Mereka menghabiskan waktu bersama dengan makan dan berbincang-bincang seputar teman-teman artis.

"Ndu, gue bisa minta tolong sama lo?" Titi bertanya pada Pandu.
"Bisa aja sih, emang mau minta tolong apa?" Tanya Pandu balik.
"Temen gue, Dian. Itu Dian Sastro. Dia ada proyek film tapi mandeg ditengah jalan." Ucap Titi.
"Lalu?" Pandu bertanya, memotong ucapan Titi.
"Dia perlu dana lagi dan tim produksi baru. Lo bisa bantu?" Tanya Titi lagi.

Pandu terlihat senang sekali, seakan Tuhan memberikan kesempatan untuk dirinya agar bisa mencicipi tubuh seorang Dian Sastrowardoyo.

"Tentu bisa dong! Tapi lo jelasin ke dia ya syaratnya apa aja, tentu lo tau dong? Hehehe." Pandu berkata dengan nada mesum.

Titi tertawa geli melihat ekspresi wajah Pandu.

"Iya, tenang aja. Nanti pasti gue jelasin ke dia kok. Gue yakin dia mau." Titi berujar lalu lanjut meminum kopinya.
"Yakin? Bukannya Dia kan udah berkeluarga?" Pandu kembali bertanya pada Titi.

Titi menaruh cangkir kopinya lalu melanjutkan ucapannya.

"Percaya deh, dia itu orang yang ambisius banget untuk mendapatkan apa yang dia mau. Kalau syaratnya cuma ngewe sama lo, dia mah pasti mau aja. Syarat gampang itu!" Titi Kamal berusaha meyakinkan Pandu.
"Serius?" Pandu kembali bertanya pada Titi.
"Lo pikir gimana caranya Dian dulu bisa terkenal banget? Baru abis kawin sama punya anak aja makanya dia rada tobat." Jawab Titi rada asal.

Pandu mengangguk saja mendengar perkataan Titi. Setelah itu keduanya kembali menyantap makan siang mereka.

Beberapa Saat Setelah Itu...



Pandu duduk santai di ruang tamunya, meminum secangkir teh manis sambil menunggu kedatangan Dian. Jelas Pandu sudah tidak sabar, sejak pertama kali menyaksikan film Ada Apa Dengan Cinta, Dian Sastro sudah menjadi bahan fantasinya. Wajah manisnya serta warna kulitnya yang eksotis membangkitkan gairah birahi Pandu. Bahkan bertahun-tahun kemudian, setelah Dian menikah dan memiliki anak, pesona itu tidak pudar.

Setelah menunggu beberapa jam, akhirnya Pandu mendengar suara mobil parkir dan seseorang yang keluar dari mobil itu.

Tok Tok Tok.

Pandu mendengar suara ketukan di pintu rumahnya. Untuk menyembunyikan rasa antusiasmenya, Pandu berjalan perlahan dan membuka pintu itu. Saat membuka pintu rumahnya, Pandu disambut oleh wajah cantik seorang Dian Sastrowardoyo.

"Lo Pandu ya?" Dian bertanya tanpa basa-basi.
"Iya, gue Pandu." Pandu menjawab sambil mengulurkan tangannya tapi ditepis oleh Dian.
"Ga usah pake basa-basi segala, langsung aja ngomongin bisnis." Dian berujar dengan nada ketus.
"Okay, baiklah kalau itu mau lo." Pandu menjawab ucapan Dian.

Pandu mempersilahkan Dian untuk duduk di ruang tamunya dan Pandu langsung memberikan kontrak resmi pada Dian.

"Ini kontraknya. Abis lo tanda tangan ini, besok lo akan mendapat uang dan orang tambahan buat project shootingan lo." Pandu berujar sambil menyerahkan secarik kertas kepada Dian.

Dian mengambil kertas itu dan membaca kontrak itu dengan seksama. Jumlah uang dan orang tambahan untuk Dian yang disebutkan dalam kontrak ternyata melebihi ekspetasi Dian.

"Okay, Deal!" Ucap Dian yang kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan kontrak.

Pandu tersenyum puas melihat hal ini.

"Okay, gue udah teken kontraknya, Titi juga udah bilang syarat dari lo. Lo mau ngelakuin ini dimana?" Dian bertanya pada Pandu.
"Ikut gue sekarang." Pandu mengajak Dian ke kamarnya.

Tanpa banyak tanya, Dian mengikuti Pandu ke kamarnya.

"Sekarang gue harus apa?" Dian bertanya pada Pandu lagi.

Pandu mengambil dua pasang borgol dari dalam lacinya.

"Lepas seluruh pakaian lo!" Pandu memberikan perintah pada Dian.

Dian, yang tidak bisa menolak karena dia sudah menandatangani kontrak itu, akhirnya menuruti perintah Pandu dan segera melepaskan seluruh pakaiannya.

"Sekarang lo tidur di atas kasur itu!" Pandu memberikan perintah lagi.

Dian akhirnya merebahkan tubuhnya di atas kasur Pandu. Pandu mendekati Dian lalu memborgol kedua tangannya pada masing-masing ujung tempat tidur.

"Anjir, ini produser mesum pasti fetishnya aneh-aneh, yaudah lah yang penting project gue bisa jalan lagi..." Dian berujar dalam hati.

Pandu kemudian ikut melepaskan seluruh pakaiannya juga dan mendekati Dian.

"Langsung aja ya." Pandu berujar pada Dian.

Dian langsung melotot melihat ukuran penis Pandu.

"Eh tunggu, memek gue belom basah!" Dian memprotes tindakan Pandu.

Pandu tertawa mendengar ucapan Dian.

"Nanti pas gue tancepin kontol gue, lo harus teriak sekencang-kencangnya ya. Gue mau lo teriak seakan-akan lo diperkosa!" Perintah Pandu.

Dian hanya mengangguk pelan sebagai tanda setuju.

"Nah benerkan, ini cowo punya fantasi yang aneh." Dian lagi-lagi berujar dalam hati.
"Tenang, gue ga akan bikin lo kesakitan kok. Memek lo gue basahin dulu ya." Ujar Pandu.

Pandu mulai mengarahkan jarinya ke vagina Dian. Jari-jari Pandu mulai bergerilya di dalam vagina Dian. Vagina Dian terasa sangat sempit dan becek sekali meski sudah beberapa kali melahirkan. Kemudian Pandu mendekatkan wajahnya ke arah vagina Dian dan mulai menjilat dan menyedot vagina Dian.

"Ooohhhh...." Dian hanya pasrah diperlakukan seperti itu oleh Pandu.

Dian bisa merasakan betapa hangatnya lidah Pandu di dalam vaginanya dan mempermainkan vaginanya dengan baik dan benar. Lidah Pandu menyeruak masuk ke dalam vagina Dian yang sempit itu dan tak henti-hentinya menyerang vagina Dian hingga akhirnya Dian mengeluarkan cairan orgasmenya.

"Aaaahhh..... Aaahhhh..." Dian berteriak keenakan saat merasakan orgasmenya.

Pandu mulai memposisikan ulang dirinya dan mulai menempelkan penisnya di vagina Dian.

"Kontol gue, gue masukin ya. Inget request gue tadi." Ujar Pandu saat mulai memasukan penisnya ke dalam lubang vagina Dian.

Dian hanya bisa mengangguk mendengar perintah Pandu.

”Jangan dimasukkin…. Gue gamau…. Jangan… Ini cuma buat suami gue.... jangmmmhhh….” Dian Sastrowardoyo mulai berakting menolak sesuai dengan permintaan Pandu.

Penis Pandu mulai memasuki vagina Dian. Dian merasa vaginanya sudah penuh sekali sedangkan Pandu merasa keenakan karena kehangatan vagina Dian dan pijatan vaginanya pada penis Pandu. Perlahan Pandu mulai menggerakan pinggulnya sehingga penisnya keluar masuk lubang vagina Dian. Gesekan penis Pandu pun semakin intense dan perlahan juga membangkitkan gairah seorang Dian Sastrowardoyo.

“Hmmmmmhhhhhh…… Mmmhhhhh….” Ibu 4 orang anak itu yang berteriak keenakan karena ukuran penis Pandu yang besar, tapi teriakan Dian tertahan oleh ciuman Pandu.

Lidah Pandu menari-nari dengan panasnya di dalam mulut Dian Sastro.

“Ccpphhh... Ccpphhhh..” Pandu melumat bibir Dian dengan sangat bernafsu.

Pandu tiba-tiba menaikkan tempo gerakan penisnya di dalam vagina Dian.

“AAahhhh….. Sakiitttt… aaaahhhhh….. kyaahhhh…. Ampuunnn… aaahhhh” Genjotan Pandu sebenarnya justru membuat Dian keenakan, namun Dian berakting pura-pura kesakitan sesuai request Pandu dan membuat Pandu makin semangat.
"Berisik lo! Rasain kontol gue nih!" Pandu semakin menggenjot tubuh Dian dengan kasar.

Payudara Dian pun tidak luput dari permainan tangan Pandu. Pandu memilin-milin payudara Dian dan sesekali menciumi putingnya.

"Jangan... Gue engga mau diperkosa.. Tolong!!!" Dian meneruskan aktingnya sebagai seorang wanita yang sedang diperkosa.

Akting Dian yang berpura-pura sedang diperkosa itu semakin membangkitkan nafsu Pandu sehingga Pandu semakin liar dalam menggarap tubuh Dian. Tiba-tiba Dian Sastro berteriak lagi.

“Aaaahhh….. Gue mau pipis lagi… Aaaahhhh.... Gue dapeeeetttt...” Dian sepertinya mencapai orgasme keduanya dan terkulai lemas.

Pandu pun kembali menggenjot tubuhnya bertahap dari lambat menuju cepat selama 15 menit dan Dian hanya mendesah kecil karena energinya sudah terkuras. Lalu, Pandu merasakan akan mendapatkan orgasme.

“Dian, gue mau keluarr…. Aahhh..." Ucap Pandu sambil mendesah.
“Jangan di dalam… gue gak mau hamil lagi…. Hhhh… Aaahhhh...” Dian yang sudah lemas tidak mampu memberi perlawanan dan Pandu langsung menyemburkan sperma yang banyak dan vaginanya kini terasa hangat.

Pandu melepaskan penisnya dari vagina Dian.

"Akting lo oke juga, engga salah lo dapat banyak penghargaan ya." Pandu memuji performa Dian.
"Eh, lo kok keluarnya di dalam memek gue sih? Kan ga ada diperjanjian itu!" Ujar Dian pada Pandu.
"Basi, pejunya udah keluar!" Pandu malah meledek Dian.

Dian memasang tampang bete mendengar ucapan Pandu itu.

"Sekarang gue harus ngapain lagi nih?" Dian kembali bertanya pada Pandu.

Pandu melepaskan kedua borgol yang masih terpasang di kedua tangan Dian, lalu Pandu mengarahkan penisnya ke wajah Dian.

"Hisap nih, gue mau tau seberapa jago sepongan lo!" Ucap Pandu sambil memegang penisnya dan mengarahkannya ke mulut Dian.

Dian dengan segera langsung melahap penis Pandu dan Dian segera keluarkan kemampuan terbaiknya, lidahnya memijat-mijat batang penis dan kepala penis Pandu. Dian semakin ganas mengulum penis Pandu. Tidak lupa tangan Dian juga ikut mengurut penis Pandu serta memijat buah zakar Pandu. Pandu, yang sudah tak tahan lagi, kemudian menembakkan seluruh isi spermanya ke dalam mulut Dian.

"Aaaahhhh!!! Legaaa!!!" Teriak Pandu saat menikmati orgasmenya.

Dian menghisap habis cairan sperma Pandu tanpa sisa hingga penis Pandu kembali bersih. Setelah itu Pandu beranjak dari kasurnya lalu kembali berpakaian.

"Coba, sekarang lo nungging" perintah Pandu ke Dian.

Dian tersenyum nakal sebagai mengerti maksud Pandu. Dian akhirnya menungging sambil bertumpu ke tempat tidur dan mengarahkan pantatnya ke atas. Tanpa permisi, Pandu memasukan penisnya kembali ke dalam vagina Dian. Dian hanya bisa menggeram dan mendesah menerima perlakuan dari Pandu yang sembarangan itu. Pandu memainkan penisnya dengan kasar sehingga Dian berteriak sejadi-jadinya dengan puas.

"Bangsat, kasar banget sih lo!" Aktris cantik itu memprotes tindakan Pandu yang sembarangan.
"Udah Diem aja, besok lo gue kasih duit!" Pandu berujar sambil terus menggenjot Dian Sastrowardoyo dari belakang.

Seperti yang dia lakukan pada Shaloom, Pandu menjambak rambut Dian yang panjang dan lurus itu dan menariknya kebelakang. Pandu meraih wajah Dian dan menciumnya dengan liar dari belakang.

"Aaaahhhh.... Aaaahhhh..." Dian terus mendesah dan berteriak karena permainan Pandu.

Pandu juga sesekali menampari pantat Dian sehingga ada bekas telapak tangan di pantat Dian Sastrowardoyo. Tidak hanya itu, Pandu juga menyabet pantat Dian dengan celana dalamnya dengan kencang. Tak diduga, rasa sakit yang Dian alami malah membuat Dian semakin bernafsu.

"Teee... Russss..." ucap Dian sambil keenakan.

Pandu tersenyum melihat lawan mainnya itu.

"Ah... Ah... Ah... Ayo, perkosa gue terus!" Pinta Dian sambil mendesah.

Pandu semakin bergerak dengan liar, bahkan terkesan seperti Dian dipakai asal-asalan.

"Anjir... Gue... Mau... Keluar... Lagi!!!" Teriak aktris pemain film Aruna Dan Lidahnya itu sambil terbata-bata

Benar saja, Dian mengalami orgasme lagi. Pandu melepaskan penisnya dari vagina Dian.

"Udahan nih?" Tanya Dian.
"Emang mau ngentot sampe kapan? Atau lo mau lagi?" Pandu bertanya balik pada Dian.

Dian tidak menjawab pertanyaan Pandu dan langsung beranjak dari kasur Pandu. Dian juga kembali berpakaian.

"Besok lo ke Kantor gue untuk urus semuanya ya." Ucap Pandu kembali memulai percakapan.
"Oke, besok jam 9 gue udah di Kantor lo." Ujar Dian.

Pandu mengantarkan Dian kembali ke mobilnya.

"Jangan cerita-cerita ya, Ndu. Tadi itu antara kita berdua aja." Ucap Dian lagi.
"Tenang aja!" Jawab Pandu berusaha meyakinkan Dian.

Dian menyalakan mobilnya lalu pergi dari rumah Pandu. Pandu kembali ke kamarnya dan membuka lemarinya. Ternyata ada sebuah lubang di lemari itu lalu ada kamera kecil yang merekam perbuatannya dengan Dian barusan.

"Ini bakal jadi kenang-kenangan buat gue. Akhirnya gue bisa ngerasain tubuh Dian Sastro!" Ujar Pandu dalam hati.



Present Day...

"Gue gila juga sih ya, ngapain juga gue kirim video itu ke Dian. Hadeh!" Pandu menyesali perbuatannya.

Pandu akhirnya memutuskan untuk menghapus rekamannya bersama Dian. Baru saja Pandu bersantai duduk, tiba-tiba seorang pria menerobos masuk ruangannya dan langsung menonjok wajah Pandu.

"Heh, siapa lo masuk-masuk langsung nonjok gue???" Pandu bertanya dengan nada panik.

Pria itu nampak penuh amarah dan siap menonjok Pandu lagi tapi ditahan oleh sesosok wanita dibelakangnya.

"Udah, Pah. Jangan!" Ujar Wanita itu.

Wanita itu ternyata adalah Angel Pieters, penyanyi rohani yang selama ini secara rutin ditiduri oleh Pandu. Mereka bertemu saat membuat sebuah serial musikal bersama Tatjana Saphira beberapa tahun lalu. Sejak itu keduanya sangat rajin bertemu untuk bercinta.

"Kamu harus tanggung jawab, kamu sudah hamilin anak saya!" Ayah Angel berucap dengan nada tinggi dan penuh emosi.



Ucapan dari pria itu sontak membuat Pandu kaget.

"Ha.. Hamil???" Pandu bertanya pada Angel.
"Iya, Aku Hamil anak kamu..." Angel berkata pada Pandu sambil menitihkan air mata.
"Kamu yakin itu anak hasil hubungan Kita?" Pandu bertanya pada Angel.
"Aku ga pernah berhubungan seks selain sama kamu!" Angel menjawab dengan nada tinggi.

Pandu terduduk lemas di lantai sebagai tanda tidak percaya.

"Tidaaaaaaaak!!!!" Pandu berteriak dengan keras karena masa depannya sudah hancur begitu saja akibat keteledorannya.

The End of Pandu Trilogy.
 
Terakhir diubah:
Teaser untuk Side Story berikutnya yang mana Side Story tersebut akan menjadi Side Story terakhir. Setelah itu cerita akan fokus kembali ke chapter utama dengan tokoh utamanya, Fahmi, yang mana sebentar lagi akan saya tamatkan juga.

 
Terakhir diubah:
Bimabet
Ap
Teaser untuk Side Story berikutnya. Side Story ini akan menjadi Side Story terakhir. Setelah ini cerita akan fokus kembali ke chapter utama dengan tokoh utamanya, Fahmi, yang mana sebentar lagi akan saya tamatkan juga.

Apa ini juga akan cerita terakhir suhu? Atau masi ada cerita lain
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd